• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

Jefrianus Mau

Indri Prasasyaningsih

Putriana Kristanti

Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224

E-mail: mau.jefry@gmail.com E-mail: indriprass62@rocketmail.com E-mail: putriana_kristanti@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of profitability, age, and size of the company on the capital structure. Population in this research is the company's property and real estate listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. There are 24 companies with the data for 5 years as many as 120 data that meet the criteria of the study sample that has been set. Variables used in this study were independent variables consisting of profitability as measured by ROE, firm size, firm age and the dependent variable is capital structure. These results indicate that profitability as measured by ROE negative effect on the capital structure, age did not affect the company's capital structure and the size of the company's positive impact on the capital structure.

Keywords: profitability, firm’s age, firm’s size, capital structure

ABSTRAK

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, umur, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Ada 24 perusahaan dengan data selama 5 tahun sebanyak 120 data yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang terdiri dari profitabilitas yang diukur menggunakan ROE, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan variabel dependen yaitu struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROE berpengaruh negative terhadap struktur modal, umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Kata kunci: profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, struktur modal.

PENDAHULUAN

Perusahaan selalu berupaya mengembangkan usahanya, sehingga perusahaan akan membutuhkan dana baik dana dari pihak internal maupun dari pihak eksternal. Banyak perusahaan mengutamakan penggunaan dana internal agar dapat meminimumkan ketergantungan hubungan dengan pihak luar (eskternal). Sumber dana internal dapat

(2)

Penggunaan utang pada saat yang tepat akan sangat menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan jika perusahaan menerbitkan ekuitas. Perusahaan yang menggunakan utang dapat meminimalkan biaya melalui pengurangan pajak dan meningkatkan pengembalian bagi pemegang saham. Akan tetapi dengan berutang maka perusahaan harus mampu membayar bunga pinjaman dan melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan. Sedangkan dengan penerbitan ekuitas yang biasanya berupa saham, perusahaan memperjual-belikan bentuk kepemilikan kepada publik. Penerbitan ekuitas atau penjualan ekuitas kepada publik akan menambah dana yang berasal dari publik. Penjualan dan pembelian ekuitas, misalnya dalam bentuk saham akan menciptakan harga saham. Saham yang diminati oleh publik akan memiliki harga yang tinggi. Harga saham perusahaan yang semakin tinggi maka akan menunjukkan adanya nilai perusahaan semakin tinggi pula.

Riyanto dalam Nurrohim (2008) menjelaskan struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkanoleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri. Struktur modal akan menunjukkan proporsi atas utang yang digunakan untuk membiayai investasi, sehingga dengan begitu investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan. Baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangannya.

Perusahaan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan risiko minimal. Tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Di samping itu juga perusahaan memiliki tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan melakukan pengembangan usahanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji apakah: (a) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal; (b) umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap

struktur modal; dan (c) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian ini dibatasi oleh: (a) objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan dalam industri properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan 2014.

KAJIAN LITERATUR

Struktur Modal

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2014: 176) struktur modal adalah bauran (atau proporsi) pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan, yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas) dan biaya modalnya dengan mengubah bauran pendanaannya. Diperlukan kehati-hatian agar tidak mencampuradukkan pengaruh perubahan dalam bauran pendanaan dengan berbagai hasil keputusan atau menejemen aset yang dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu, berbagai perusahaan dalam bauran pendanaan akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham biasa dan penarikan (pelunasan) utang.

Masalah yang kemudian dihadapi oleh perusahaan didalam melaksanakan keputusan pendanaan (financial decision making) adalah menentukan sumber-sumber dana mana yang akan digunakan, yaitu utang, modal sendiri atau kedua-duanya. Perusahaan menentukan besarnya proporsi masing-masing sumber dana yang akan digunakan, sehingga diperoleh suatu perimbangan optimal antara utang dengan modal sendiri, atau dengan kata lain diperoleh struktur modal yang optimal. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Kartini dan Tulus Arianto, 2008).

(3)

penggunaan leverage keuangan secara hati-hati. Pendekatan ini menyarankan bahwa perusahaan awalnya dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai totalnya melalui kenaikan.

Leverage

Durand dalam Sumani (2013)

mengembangkan tiga pendekatan struktur modal tradisional yaitu: Pendekatan laba bersih (net income approach), Pendekatan laba operasi (net operating income approach), dan Pendekatan tradisional (traditional approach).

Pendekatan laba bersih (net income approach). Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor mengkapita-lisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang yang konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan maka semakin besar jumlah utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, nilai perusahaan akan meningkat.

Pendekatan laba operasi (net operating income approach). Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya utang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Konsekwensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

Pendekatan tradisional (traditional approach). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik tingkat bunga utang maupun tingkat kapitalisasi relatif konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio utang tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri

meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat.

Prinsip Nilai Total

Modigliani dan Miller (MM), menyebutkan bahwa dimungkinkan muncul-nya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai perusahaan) yang tidak menggunakan utang maupun yang menggunakan utang, akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan tingkat risiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, MM merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan berperilaku sebagai berikut:

Ke = Keu + ( Keu - Kd ) ( B/S )

Di mana :

Ke : biaya modal sendiri; Keu = biaya modal

sendiri pada saat perusahaan tidak menggunakan utang; Kd : biaya utang; B: nilai

pasar utang; S: nilai modal sendiri

(4)

pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih besar dari pada perusahaan yang tidak menggunakan utang. Menurut Lukas (2003), penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Sementara itu Bigham dan Weston (1990) menyatakan bahwa semua utang perusahaan tidak mengandung risiko, berapapun jumlah utang yang digunakan.

Profitabilitas

Subramanyam dan Wilnd (2010:143) mengatakan bahwa profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas investasi modal merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkasan utama dari laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan lainnya atau solvabilitas yang hanya mangandalkan pos neraca (misalnya rasio utang terhadap ekuitas). Angka ini dapat mengungkapakan pengembalian atas investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (kreditor dan pemegang saham).

Saidi (2004) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.

Rasio menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat hubungan-hubungan itu, Return On Equity tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien (Riyanto, 2000). Return on

Equity diperoleh dari Net Income After Tax

dibagi Equity. Hasil pembagian ini pada umumnya dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi rasio ini menandakan kinerja perusahaan semakin baik atau efisien, nilai equity perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio ini. Return on Equity (ROE)

yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

𝑅𝑂𝐸 = (𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥/𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦) 𝑥 100%

Umur Perusahaan

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan utang dalam struktur modal berubah dengan bertambahnya umur perusahaan. Sebagai contoh, sering ditemukan bahwa perusahaan yang baru memulai operasinya (perusahaan muda) tidak mempunyai pendanaan internal yang cukup untuk mendanai investasinya sendiri. (Beck et al.(2008), Keuschnigg dan Nielsen (2006). Perusahaan masih memiliki ketidakpastian yang tinggi akan masa depannya serta informasi yang asimetris sehingga mempunyai akses yang terbatas pada pembiayaan dengan modal saham (Diamond 1991, Berger dan Udell (1998), Fuest, Huber dan Nielsen (2002), Beck dan Demirgüç-kunt (2006). Dengan begitu perusahaan yang lebih muda akan cenderung mengandalkan lebih banyak utang daripada perusahaan yang lebih tua (Berger dan Udell 1998, Gordon dan Lee 2001 serta Hyytinen dan Pajarinen 2007).

Sebaliknya perusahaan dewasa yang sudah memiliki keuntungan cenderung memiliki lebih banyak dana internal (contoh: Saldo Laba) yang tersedia untuk mendanai operasinya. Mereka mengurangi ketergan-tungannya pada utang, walaupun biaya pendanaan menggunakan utang dari luar akan berkurang seiring berjalanya waktu (contoh: bank akan mengurangi biaya bunga untuk perusahaan-perusahaan yang sudah tua dikarenakan kemampuannya bertahan di pasar; (Fazzari dan Hubbard). Oleh karena itu usia perusahaan akan mempengaruhi rasio utang secara negatif.

(5)

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 1995). Menurut Sujianto (2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total asset jumlah penjualan, rata-rata total penjualan aset, dan rata-rata total aset. Dalam penelitian ini, dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004) maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Aset). Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim, 2007).

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Penelitian ini menguji tentang pengaruh dari karateristik perusahaan terhadap struktur modal, dimana variabel yang digunakan adalah profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Hubungan antara profitabilitas, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Struktur Modal adalah proporsi pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas) dan biaya modalnya dengan mengubah proporsi pendanaannya. Diperluhkan kehati-hatian agar tidak memcampuradukkan pengaruh perubahan dalam proporsi pendanaan dengan berbagai hasil keputusan atau menejemen asset yang dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu, berbagai perusahaan dalam proporsi pendanaan akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang

dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham biasa dan penarikan (pelunasan) utang. Ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur modal, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan tiga variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu profiyabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan.

Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas investasi modal yang merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkasan utama dari laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Angka ini dapat mengungkapakan pengembalian atas investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif contributor pendanaan yang berbeda (kreditor dan pemegang saham). Sehingga tingkat profitabilitas yang semakin tinggi maka semakin tinggi laba yang diperoleh yang dapat diartikan bahwa pendanaan yang dimiliki perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan dana dari internal (Saldo Laba) dibandingkan dari eksternal (utang). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan menggunakan pendanaan yang dihasilkan secara internal.

Umur perusahaan juga mempengaruhi struktur modal dalam sebuah peerusahaan dimana umur perusahaan yang masih muda atau baru mulai operasinya lebih cenderung pendanaan nya menggunakan utang karena belum memiliki cukup pendanaan dari internal perusahaan. Perusahaan yang masih muda cenderung mengandalkan lebih banyak utang daripada perusahaan yang lebih lama. Meskipun perusahaan yang lebih tua atau lama cenderung tidak mengandalakan utang dalam pendanaan karena akan lebih cenderung menggunakan laba ditahan sehingga ada pengaruh antara umur perusahaan terhadap struktur modal.

(6)

cukupnya modal sendiri. Adapun hipotesis dalam penelitian:

H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

struktur modal

H2: Umur perusahaan berpengaruh negatif

terhadap struktur modal

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap struktur modal

METODA PENELITIAN

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa informasi dalam laporan keuangan perusahaan dalam industry property dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan diambil dari webside www.idx.co.id, yang berupa laporan keuangan perusahaan dalam industri property dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang dimasukkan dalam kategori industri properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling

yang diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut: (a) perusahaan dalam industri properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014; (b) memiliki data yang lengkap untuk mengukur variable; dan (c) menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.

Definisi Variabel dan Pengukurannya

Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi yaitu variabel terikat atau variabel dependen dan variabel bebas atau variabel independen.

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal adalah bauran (atau proporsi) pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan, yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa (Van Horne dan Wachowicz (2014: 176). Struktur modal dalam penelitian ini diukur dari liabilitas dibagi dengan ekuitas dari perusahaan yang diteliti.

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu: profitabilitas, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas investasi modal. Merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan jangka panjang (Subramanyam dan Wilnd 2010 : 143). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui:

𝑅𝑂𝐸 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah berapa lama suatu perusahaan itu berdiri. Pada penelitian ini umur perusahaan diukur berdasarkan dari tahun pertama perusahaan itu berdiri sampai dengan tahun akhir penelitian (2014).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan (Riyanto, 1995). Dalam penelitian ini, dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004) maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Aset). Logaritma Natural atau Ln digunakan untuk menyetarakan nilai dari variabel ukuran perusahaan dengan umur dan profitabilitas.

𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛𝑜𝑓𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Model Regresi Penelitian

(7)

digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan bertujuan untuk mengukur pengaruh dari profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

𝑺𝑴 = 𝒂𝒊𝒕 + 𝒃𝟏𝑹𝑶𝑬𝒊𝒕 + 𝒃𝟐𝑨𝒈𝒆𝒊𝒕 + 𝒃𝟑𝑺𝒊𝒛𝒆𝒊𝒕 + 𝒆

Keterangan : SM: Struktur Modal a: Konstanta

b1, b2, b3: Koefisien regresi untuk

Profitabilitas, Age dan Size

ROEit: Profitabilitas pada badan usaha i pada

perode t

Ageit : Umur Perusahaan (Age) pada badan

usaha i pada perode t

Sizeit : Ukuran Perusahaan (Size) pada badan

usaha i pada perode t

e: error term

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Imam Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan, sebagai berikut: apabila probalibilitas lebih besar dari

0,05 (α), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu berpengaruh secara signifikan.

HASIL PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 120 data dari 24 perusahaan selama 5 tahun. Data ini merupakan data time series.

Data yang digunakan merupakan data teratur dan disusun berdasarkan waktu (tahun). Sampel data dari penelitian ini sebesar 120 data. Berdasarkan dari tabel statistic deskriptif diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari tiap variabel independent adalah untuk ROE sebesar 11.2424 dengan nilai standard deviation 10.29731 atau lebih kecil dari nilai

mean, sehingga kemungkinan terjadi nya penyimpangan data sangat kecil nilai prosentase dari nilai ROE yang terkecil adalah -10,01 dan yang tertinggi adalah 44,29. Untuk variabel Age nilai rata-rata sebesar 26.0833 dengan nilai standard deviation sebesar 8.39626 atau lebih kecil dari nilai mean, sehingga kemungkinan terjadi nya penyimpangan data sangat kecil, dimana umur perusahaan terendah berumur 13 tahun dan yang tertinggi berumur 45 tahun, dan nilai rata-rata dari variabel Size sebesar 15.1332 dengan nilai standard deviation sebesar 1.16112 atau lebih kecil dari nilai mean, sehingga kemungkinan terjadi nya penyimpangan data sangat kecil dengan tingkat prosentase nilai perusahaan terendah sebesar 11,85 dan yang tertinggi sebesar 17,45. Pada penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa nilai dari R2 adalah 0,570 atau 57%. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel dependent dijelaskan oleh variabel independent sebesar 57%.

Hasil dari uji t statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen yaitu variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh secara signifikan dengan arah negatif terhadap variabel dependent yaitu variabel stuktur modal (SM) dengan nilai signifikansi sebesar

0,003 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05,

dengan nilai Beta negatif. Variabel umur perusahaan (AGE) tidak berpengaruh terhadap variabel sturktur modal (SM) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,778 lebih besar dari α =

5% atau 0,05. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara siqnifikan dengan arah positif terhadap variabel struktur modal (SM) dengan nilai signifikansi nya sebesar

0,000 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05

(8)

Tabel 1 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) .850 1.106 .769 .444

ROE -.025 .008 -.189 -3.023 .003

AGE .003 .010 .017 .283 .778

SIZE .910 .074 .771 12.247 .000

Variabel Dependen: SM Sumber: data yang diolah

PEMBAHASAN

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil uji regresi, profitabilitas yang di ukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE) memiliki arah negatif dan signifikan terhadap struktur modal, mendukung hipotesis penulis yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa kecenderungan struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas yang diukur dengan ROE, semakin tinggi nilai dari ROE maka struktur modal perusahaan akan semakin rendah. Perusahaan cenderung menggunakan penda-naan internal perusahaan atau saldo laba (laba ditahan) yang merupakan bagian dari ekuitas. Hal ini sejalan dengan temuan Amelia (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara profitabilitas terhadap struktur modal, karena semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka perusahaan lebih cenderung menggunakan pendanaan yang dihasilkan secara internal atau saldo laba karena tingkat pengembalian yang tinggi dari pada menggunakan utang.

Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Hasil uji regresi menyatakan tidak adanya pengaruh umur perusahaan terhadap struktur modal, berbeda dengan hipotesis yang dibangun penulis bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti umur perusahaan yang semakin

bertambah tidak akan mempengaruhi struktur modal. Perusahaan baru maupun yang sudah lama berdiri cenderung menggunakan dana eksternal atau utang untuk kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan dana internal karena dana internal perusahaan lebih cenderung disimpan untuk hal lain yang lebih mendesak seperti pembayaran deviden atau pun kewajiban yang lain dibandingkan untuk kegiatan operasionalnya

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Stuktur Modal

Hasil uji regresi menunjukkan adanya pengaruh ukuran perusahaan dengan struktur modal dengan arah yang positif. Hasil ini mendukung hipotesis penulis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka struktur modal yang dimiliki juga akan semakin besar ataupun sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan maka struktur modal yang dimiliki juga akan semakin kecil. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurshev dan Strebulaev (2005).

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

(9)

ROE maka semakin kecil utang pada struktur modal ataupun sebaliknya jika nilai ROE semakin kecil maka semakin besar utang pada struktur modal.

Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan yang baru maupun yang lama berdiri sama kecenderungannya dalam menggunakan utang. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Bahwa semakin besar ukuran perusahaan yang diukur melalui total asset maka semakin besar utang pada struktur modal ataupun sebaliknya jika ukuran perusahaan yang diukur melalui total asset semakin kecil maka semakin kecil utang pada struktur modal.

Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada tiga variabel independen yaitu profitabilitas yang diukur dengan ROE, umur dan ukuran perusahaan. Kedua, sumber data yang digunakan adalah data sekunder, sehingga

beberapa sampel terpaksa dikeluarkan karena data yang didapat dengan cara mengunduh dari situs www.idx.co.id maupun dari ICMD

(Indonesian Capital Market Directory) yang kurang lengkap. Ketiga, pada penelitian ini tahun penelitian hanya 5 tahun serta terdapat data minus pada penelitian, sehingga data yang digunakan tidak normal juga pada variabel profitabilitas yang diukur ROE terjadi heteroskedastisitas.

Saran

Pertama, menambah varibel penelitian pada penelitian berikutnya seperti menambah variabel pertumbuhan penjualan, variabel struktur asset, variabel pertumbuhan, dan sebagainya.

Kedua, Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder sehingga ada beberapa sampel yang dikeluarkan karena data yang kurang lengkap. Oleh karena itu akan lebih baik lagi bila penelitian selanjutnya bisa menggunakan sumber data primer dengan cara terjun langsung ke perusahaan untuk mendapatkan data yang diperlukan sehingga mengurangi risiko data yang kurang lengkap.

Ketiga, Menambah tahun penelitian untuk penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR REFERENSI

Amelia. 2010. “Analisis Pengaruh Profitabi-litas, Pertumbuhan Asset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal. (Studi Kasus Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI 2005-2009)”. Jurnal FE Universitas Dipenegoro Semarang.

Ariyanto, T. 2002. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Perusahaan”. Jurnal Manajemen Indonesia, 1(1): 64-71.

Astuti, Ranti Agus, Ritonga, Kirmizi, Al Azhar A. 2014. “Pengaruh Pertum-buhan Aset, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”. JOM FEKON, 1 (2).

Azlina, Nur. 2009. “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas”. Pekbis Jurnal. 1(2): 107-114.

Berger, Allen N, and Udell, Gregory F. 1998.

“The Economics of Small Business Finance: The Roles of Private Equity and Debt Markets in the Financial Growth Cycle”. Journal of Banking and Finance, 22.

Beck, Thorsten and Demirguc-Kunt. 2006.

(10)

Dimitri, Michael, Sumani. 2013. “Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran, Usia Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal”.

Jurnal Manajemen, 1 (1): 82-105.

Diamond, Douglas W. 1991. “Disclosure, Liquidity, and The Cost of Capital”. Journal of Finance, 46 (4): 1325-1359.

Finky, Uung Victoria, Wijaya, Liliana Inggrid, Ernawati, Endang, 2013. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya, 2(2)

Fuest, C., B. Huber and S.B. Nielsen (2002), "Why is the corporate tax rate lower than the personal tax rate? The role of new firms”. Journal of Public Economics, 87, 157–174.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat.

Horne Van, James C, dan Wachowicz , John M. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta: Salemba Empat.

Kartini dan Tulus Arianto. 2008. “Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertum-buhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 12 (1): 11-21.

Kurshev, Alexander dan Ilya A Strebulaev. 2005. ”Firm Size and CapitalStructure”.

First Version. Journal of Stanford University.

Lukas Setia, Atmaja. 2003. Manajemen Keuanga.Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Nurrohim, Hasa. 2008. “Pengaruh Profitabi-litas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusa-haan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 10(1): 11-18.

Nugroho, Nur Cahyo. 2014. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusa-haan Terhadap Struktur Modal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kerajinan Kuningan Di Kabupaten Pati”. Management Analysis Journal, 3 (2).

Riyanto, Bambang. 2000, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE

Saidi. 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempe-ngaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ 1997-2002”. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 11 (1): 44-58.

Sarkar, S, Zapatero, F. 2003. The Trade-Off Model With Mean Reverting Earnings : Theory And Empirical Evidence,

Economic Journal. 113, 834-860.

Seftianne, Handayani, Ratih. 2011. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 13, No.1, April 2011, Hlm. 39-56.

Subramanyam, K.R dan Wild, J. J.. 2010.

Analisis Laporan Keuangan, Pener-jemah: Dewi Yanti, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linear dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p (0,039<α) dan nilai β = 1,336 yang artinya

reaktivitas kelima sampel tersebut masih dibawah batas yang diijinkan LAK RSG-GAS yaitu 0,5%. Integritas kelima sampel masih terjaga karena suhu sampel ketika di dalam teras masih

Setelah diperoleh data waktu baku untuk setiap elemen kerja, lalu dilakukan perhitungan Line Efficiency, Balance Delay, Efisiensi Total, dan Utilitas Kerja yang merupakan

Untuk itu, peneliti merumuskan judul “ Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan terhadap Perubahan Harga Saham setelah Ex-Dividend Date (Studi pada Perusahaan

Asuhan Kebidanan Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksan berkesinambugan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan ( Ante Natal Care ) Asuhan Kebidanan Persalinan

Pilek ringan dan berat dapat disembuhkan dengan 1 sendok makan madu suam-suam kuku dan ¼ sendok teh bubuk kayu manis setiap hari selama 3 hari.. Ramuan ini dapat menyembuhkan

metode pembelajaran dan media yang akan digunakan. 2) Waktu yang digunakan dalam penelitian. 3) Yang bertidak sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran

Dimensi yang memiliki korelasi tertinggi adalah dimensi Budaya terhadap variabel dimensi perbandingan merek memiliki nilai korelasi yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya