• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN MATERI GLOBALISASI DENGAN PENERAPAN METODE BELAJAR MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II TAHUN 20132014 SDN 1 SUKOWETAN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN MATERI GLOBALISASI DENGAN PENERAPAN METODE BELAJAR MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II TAHUN 20132014 SDN 1 SUKOWETAN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PKN MATERI GLOBALISASI DENGAN PENERAPAN METODE

BELAJAR MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II

TAHUN 2013/2014 SDN 1 SUKOWETAN KECAMATAN KARANGAN

TRENGGALEK

Oleh: Maini

SDN 1 Sukowetan, Karangan, Trenggalek

Abstrak. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa Kelas IV semester II SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Tahun 2013/2014 pada bid-ang studi PKn melalui strategi belajar kooperatif STAD. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata per siklus mengalami peningkatan, sebelum siklus 71,25, siklus I 76,25, siklus II 81,25 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan strategi kooperatif STAD dalam pembelajaran PKn pokok bahasan Globalisasi dapat meningkat-kan prestasi belajar siswa Kelas IV semester II SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupa-ten Trenggalek Tahun 2013/2014 secara meyakinkan.

Kata kunci: Strategi Belajar Kooperatif model STAD, Prestasi Belajar, PKn

Pada tahun 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar mena-namkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa

menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983:24).

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pan-casila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disam-ping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif).

Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pen-didikan Masalah Moral Dengan adanya ma-teri yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

(2)

metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelak-sanaan program pengajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ke-trampilan, terutama pcngembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai - nilai yang terkandung dalam UUD 1945.

Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas yang di-ajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”.

Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PKn, karena ber-cirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewan-toro dalam membangun Pendidikan yang ada di Indonesia. Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan ber-masyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7).

Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan menerus-kan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pe-doman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah

sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik” (GBPP, Dep-dikbud, 1984:3 ).

Dengan demikian PKn juga mem-bentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan seko-lah dan peraturan lainnya.

Metode kooperatif adalah model pem-belajaran yang mampu membatu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit tetapi juga mampu menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, mau membantu teman dan sebagainya (Widowati, Budijastuti, 2001). Metode kooperatif merupakan pem-belajaran yang berdasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok untuk membantu memecahkan masalah yang komplek (Muhammad Nur: 2000).

Model Penerapan Metode kooperatif, yaitu (1) Model STAD (2) Model Inves-tivigasi Kelompok; (3) Model Pendekatan Struktural

Pendekatan ini sangat relevan dengan 4 pilah pendidikan seumur hidup yang dirumuskan dalam konferensi Internasional kemudian diratifikasi UNESCO tahun 1996: ‘Learn to Know (Belajar untuk berpengeta-huan); Learn How to Learn (Belajar bagai-mana anak didik belajar dengan baik dan benar); Learn to do (Belajar untuk berbuat);

Learn to be (Berbuat untuk membentuk jadi diri (kepribadian); Learn to live together: Belajar untuk dengan hidup bersama.’ (Sri Wardhani: 2006).

(3)

siswa akan lebih sukses jika belajar dalam kelompok: (a) Hasil belajar secara akade-mik; (b) Penerimaan terhadap keragaman; (c) Pengembangan keterampilan sosial (Ismail.2003).

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pema-haman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pela-jaran yang baru beradaptasi (berkesinam-bungan) secara “klop” dengan struktur kog-nitif yang sudah dimiliki oleh siswa (Irwan dkk, 1997).

Demi terciptanya pendidikan yang lebih maju para guru di Indonesia seharus-nya mampu memodernisasi metode penga-jaran kita, yang sudah lama ditinggalkan oleh negara-negara maju. Salah satunya de-ngan menerapkan Metode Kooperatif model STAD. Dengan teknik ini siswa dituntut untuk lebih aktif. Pada saat ini dalam ke-giatan belajar dan pembelajaran, guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut meru-pakan metode lama yang sudah sangat di-kenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengem-bangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang menyusun rencana kegiatan, sebagai suatu komponen penting dalam pelajaran,

se-hingga kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan dapat tinggi/ meningkat. Dan tentunya ini akan ber-pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Menurut WJS. Purwadarminta dalam “Kamus Umum Bahasa” mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976: 768). Tanpa disadari, sering diucapkan kata “prestasi” baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut. Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi Suryabrata, 1983: 7).

STAD (Student Teams Achievement Divisions) Merupakan pendekatan pembe-lajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(4)

dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (a) Kelompok belajar heterogen 4-5 siswa; (b) Topik biasanya ditentukan guru; (c) Meng-gunakan lembar kegiatan; (d) Penilaian dengan tes mingguan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Jumlah siswa pada penelitian ini berjumlah 21 peserta didik. Pokok bahasan yang akan dibahas pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari hingga bulan Maret 2014.

Prosedur siklus penelitian yang dila-kukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemam-puan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Refleksi Awal; (b) Perencanaan ( Plan-ning); (c) Pelaksanaan (Action); (d) Obser-vasi (Observation); (e) Refleksi (Reflection) Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi belajar siswa Kelas IV SDN 1 Sukowetan adapun penyebab timbulnya masalah ter-sebut adalah: (a) Siswa takut untuk bert-anya/mengemukakan pendapat; (b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik; (c) Siswa malu

bertanya; (d) Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan; (e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa; (f) Merasa kesulitan pada bidang studi PKn; (g) Merasa takut diter-tawakan oleh teman-temannya bila perta-nyaan yang diajukan salah/jelek; (h) Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan; (i) Siswa kurang memahami bahasa yang diucapkan guru peengajar karena guru pengajar menyampaikan materi terlalu cepat; (j) Siswa beranggapan pela-jaran PKn itu sulit karena banyak meng-hafal.

(5)

Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampai-kan deskripsi, skenario dan prosedur tindak-an ytindak-ang digunaktindak-an dalam penelititindak-an ini.

Deskripsi Tindakan

Jumlah siswa Kelas IV sebanyak 21 siswa dibagi 5 kelompok dengan kemam-puan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin maupun kemampuan siswa, ma-sing-masing dengan jumlah anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi ke-lompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

Skenario Kerja Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan guru, diantaranya: (a) Melaksanakan appre-sepsi/presepsi; (b) Memberikan motivasi; (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis; (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran; (e) Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan metode kooperatif model STAD; (f) Melak-sanakan diskusi kelompok; (g) Melaksana-kan diskusi kelas; (h) Membantu melancar-kan diskusi/membantu siswa dalam kesulit-an; (i) Melatih meminta siswa membuat per-tanyaan; (j) Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain; (k) Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan; (l) Melaksanakan peni-laian proses; (m) Memberikan tugas pada akhir pelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan sis-wa, diantaranya: (a) Berdiskusi dalam kelompoknya; (b) Diskusi kelas; (c) Mem-buat pertanyaan; (d) Mengajukan pertanya-an; (e) Menjawab pertanyapertanya-an; (f) Memberi-kan tanggapan; (g) Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan; (h) Presentasi hasil

Diskusi; (i) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan; (j) Mengerjakan penilaian proses.

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pelajaran (RP); (3) Lembar Kegiatan Siswa; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif.

Analisa data untuk mengetahui ke-efektivan suatu metode dalam kegiatan pengajaran perlu diadakan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh res-pon siswa terhadap kegiatan pengajaran ser-ta aktiviser-tas siswa selama proses pengajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberha-silan atau persentase keberhakeberha-silan siswa se-telah proses belajar mengajar setiap putaran-nya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

=

N X X

Dengan:

X = Nilai rata-rata

(6)

Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Untuk lembar observasi

Lembar observasi pengolahan metode kooperatif model STAD Untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai berikut:

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:

% = Persentase pengamatan

X = Rata-rata

X

= Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Refleksi Awal

Refleksi awal dalam hal ini dilaksana-kan sebelum peneliti melakudilaksana-kan penelitian yaitu pada tanggal 11 Pebruari 2014. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah benar nilai belajar siswa mengalami kemerosotan pada bidang studi PKn. Setelah diamati ternyata hasilnya benar.

Berdasarkan catatan dari observer, aktifitas guru dalam pembelajaran terkesan monoton. Teknik mengajar yang diterapkan oleh guru pengajar masih dengan meng-gunakan metode yang lama. Guru hanya menjelaskan dipapan tulis dan berceramah didepan kelas dalam penyampaian materi.

Sedangkan aktifitas siswa hanya me-nulis dan mendengarkan saja. Tidak ada teknik Tanya jawab dalam proses pembela-jaran. Intinya guru hanya menyampaikan materi, dan siswa hanya menerima materi. Dalam pembelajaran seperti yang dipapar-kan diatas, masih banyak siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Mereka memang mendengarkan, tapi sesungguhnya mereka masih bingung tentang apa yang disampaikan guru pengajar. Apabila ada yang tidak dimengerti pun mereka takut untuk bertanya kepada guru pengajar.

(7)

SIKLUS I

Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model STAD; (b) Menyusun petunjuk ke-giatan siswa; (c) Melaksanakan keke-giatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian.

Action (Pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut adalah langkah langkah kegiatan-nya:

Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini yang dilakukan an-tara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru pe-ngajar dan kolaborator penelitian memasuki ruang kelas IV; (2) Guru dan siswa berdoa bersama; (3) Guru mengabsen siswa; (4) Guru menjelaskan tujuan pebelajaran; (5) Tanya jawab antara siswa dengan guru.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.40 WIB Guru me-minta siswa untuk membuka buku pedoman siswa; (2) Guru menjelaskan tentang arti dan sejarah Globalisasi, serta sikap terhadap globalisasi; (3) Siswa memperhatikan pen-jelasan guru; (4) Guru memberikan catatan kepada siswa; (5) Guru menanyakan hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (6) Guru menjelaskan tentang hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (7) Pukul 08.40 WIB Guru membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 5 kelompok. Tiap

kelom-pok beranggotakan 4 siswa; (8) Guru me-minta siswa untuk duduk perkelompok; (9) Guru membagikan lembar kerja siswa; (10) Pukul 08.50 WIB Siswa mengerjakan soal secara berkelompok; (11) Kolaborator pene-litian mengamati proses kerja kelompok siswa; (12) Pukul 09.30 WIB siswa beris-tirahat; (13) Pukul 10.00 WIB siswa mema-suki ruang kelas; (14) Siswa yang ditunjuk oleh guru pengajar mempresantikan hasil diskusi, sedangkan siswa lainya menanggapi presentasi dari kelompok yang presentasi; (15) Siswa menyampaikan kesimpulan dari presentasi; (16) Guru membantu siswa me-mbuat kesimpulan; (17) Pukul 10.30 WIB Guru memberikan tugas untuk dikerjakan mandiri; (18) Siswa mengerjakan tugas mandiri; (19) Pukul 11.00 WIB Siswa mengumpulkan tugas mandiri; (20) Guru memberikan tugas untuk di rumah.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan beri-kutnya; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pert-emuan pertama.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

Kegiatan awal

Pada kegiatan ini yang dilakukan an-tara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru mema-suki ruang kelas; (2) Guru dan siswa berdoa bersama; (3) Guru dan siswa membahas PR yang diberikan pada pertemuan pertama; (4) Guru menanyakan beberapa hal kepada siswa yang ditunjuk. Yang ditanyakan ada-lah:

Kegiatan Inti

(8)

meminta siswa untuk membuka buku pedoman siswa; (2) Guru menjelaskan ten-tang pengertian dan dampak dari Globalisasi untuk mengingatkan siswa; (3) Siswa perhatikan penjelasan guru; (4) Guru mem-berkan catatan tambahan kepada siswa; (5) Tanya jawab antara siswa dengan guru ter-kait materi yang disampaikan untuk menguji siswa apakah siswa benar benar sudah mengerti tentang materi yang telah disam-paikan oleh guru pengajar atau belum; (6) Guru meminta siswa untuk duduk perkelom-pok; (7) Pukul 09.00 WIB Guru membagi-kan lembar kerja siswa; (8) Siswa menger-jakan soal secara berkelompok; (9) Kolabo-rator penelitian mengamati proses kerja kelompok siswa; (10) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (11) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (12) Siswa yang ditunjuk guru pengajar mempresen-tasikan jawabannya di depan kelas; (13) Siswa mempresantikan hasil diskusi, se-dangkan siswa lainya menanggapi presentasi dari kelompok yang berpresentasi; (14) Siswa membuat kesimpulan presentasi; (15) Guru membantu siswa membuat kesim-pulan; (16) Pukul 10.30 WIB Guru membe-rikan tugas untuk dikerjakan mandiri; (17) Siswa mengerjakan tugas mandiri; (18) Pukul 11.00 WIB Siswa mengumpulkan tugas mandiri.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya yaitu tanggal 25 Pebruari 2014; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua.

Observasi (Pengamatan)

Guru masih terbawa dengan gaya pembelajaran yang lama, sehingga aktivitas

yang diberikan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru belum dapat beradaptasi secara maksimal terhadap metode pembela-jaran yang baru sehingga diperlukan waktu yang relatif lama untuk menyesuaikan diri. Dari pemberian aktivitas guru diperoleh ra-ta-rata aktivitas guru sebesar 67,50. Dari hasil kriteria aktivitas guru maka aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori “baik”.

Untuk aktivitas siswa, siswa belum menunjukkan sikap antusias dalam pembe-lajaran. Untuk kemampuan menyampaikan pendapat siswa masih ragu dalam menge-mukakan pendapat, ide gagasan serta meno-lak pendapat teman yang tidak sesuai de-ngan pertanyaan. Sedangkan untuk kerja-sama kelompok, siswa masih dibimbing guru, sedangkan dalam pelaporan hasil kerja kelompok dalam presentasi siswa masih tampak canggung mempresentasikan hasil kerjanya. Dari pemberian aktivitas siswa diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 61,25. Berdasarkan kriteria aktivitas siswa, aktivi-tas yang diberikan termasuk dalam kategori “baik”.

Setelah pembelajaran berakhir guru memberikan evaluasi, hasil evaluasi dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tuntas Tidak

Tuntas 1 Alfin Ulin Nuha 80 T - 2 Deny Nuryman 80 T - 3 Meno Galuga 80 T - 4 Nanda Bagus Saputro 80 T - 5 Ahmad Ribut

Sefiantono 70 - TT 6 Ardiansa 80 T - 7 Clara Wulandari 80 T - 8 Diah Ayu Indira S 90 T - 9 Diana Novita 80 T - 10 Fabel Khanero

(9)

No. Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tuntas Tidak

Tuntas 12 Galuh Eka Pratiwi 100 T - 13 Gita Imelda Febianti 90 T - 14 Guntur Erno Grono 70 - TT 15 Indra Ardianto

Prayogi 80 T - 16 Jajuk Prasetyo Lana

Saidatun Nisa 60 - TT 17 Lana Saidatul

Ummahat 80 T - 18 Mardiatul Ummahat 70 - TT 19 Maulana Sholikhul

Huda 80 T - 20 Nadila Rusuk Albakah 90 T - 21 Nisa Aini Muzzama 80 T - JUMLAH 610 16 5 RATA-RATA 76.25 76.19 23.81

Dari hasil evaluasi diperoleh rata-rata nilai belajar siswa sebesar 76,25 dengan ke-tuntasan kelas sebesar 76,19%. Sehingga ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai.

Refleksi

Dari hasil observasi dapat direflek-sikan bahwa pembelajaran PKn dengan menerapkan Strategi Kooperatif Model STAD belum optimal, karena masih dijum-pai kendala dalam pembelajaran, sehingga ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai. Untuk itu diperlukan rencana perbaikan pada siklus selanjutnya agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

SIKLUS II

Pada hakekatnya pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, yang terdiri atas planning (perencanaan) peneliti-an, action (pelaksanaan) penelitian, obser-vasi (pengamatan) selama proses penelitian berlangsung, dan refleksi.

Planning (Perencanaan)

Perencanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda pada siklus I, hanya saja pada siklus II, ditambah dengan rencana perbaikan tindakan pada siklus sebelumnya. Rencana perbaikan tindakan pada siklus II terdiri dari: (a) Guru harus mampu me-nguasai metode pembelajaran secara mak-simal; (b) Guru harus mampu menumbuh-kan sikap antusias siswa dalam pembela-jaran; (c) Guru mengurangi bimbingan dalam kegiatan kerja kelompok; (d) Guru menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat; (e) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam melakukan kerjasama kelompok.

Action (Pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

Kegiatan Awal

(10)

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.45 WIB Guru meminta siswa untuk membaca buku pedoman siswa tentang Budaya Indonesia Yang Pernah Tampil di Tingkat Internasi-onal, Serta Sikap Terhadap Pengaruh Globa-lisasi; (2) Pukul 08.50 WIB guru menanya-kan kepada siswa terkait hal hal yang dibaca oleh siswa tadi dengan memberikan nilai tambahan kepada siswa apabila bisa menja-wab pertanyaan secara tepat; (3) Pukul 09.10 WIB Guru memberikan catatan kepada siswa; (4) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (5) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas kembali; (6) Pukul 10.05 WIB Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan perkelom-pok; (7) Siswa mengerjakan tugas perke-lompok; (8) Kolaboran penelitian meng-amati proses diskusi siswa; (9) Pukul 10.30 WIB Siswa mempresentasikan jawabannya didepan kelas; (10) Kelompok yang lain menanggapi presentasi kelompok yang berpresentasi; (11) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil diskusi; (12) Guru memberikan soal untuk dikerjakan dirumah.

Kegiatan Akhir.

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

Kegiatan Awal

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (2) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama;

(3) Guru mengabsen siswa; (4) Guru dan siswa membahas PR.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru menanyakan beberapa hal yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran; (2) Guru mengumumkan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (3) Pukul 08.00 WIB Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan per-kelompok; (4) Siswa mengerjakan tugas perkelompok; (5) Kolaboran penelitian mengamati proses diskusi siswa; (6) Siswa yang ditunjuk oleh guru pengajar mem-presentasikan hasil diskusi kelompok; (7) Kelompok yang lain menanggapi presentasi dari kelompok yang presentasi; (8) Siswa menyimpulkan hasil presentasi; (9) Guru membantu siswa menyimpulkan presentasi; (10) Pukul 09.05 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (11) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (12) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (13) Siswa mengumpulkan hasil pekerja-annya; (14) Guru membahas hasil pekerjaan siswa; (15) Siswa mencatat jawaban hasil revisi dari guru pengajar; (16) Guru mem-berikan tugas untuk dikerjakan dirumah.

Kegiatan Akhir.

Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya yaitu pada tanggal 25 Maret 2014; (2) Pukul 11.00 WIB Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran.

Observasi (Pengamatan)

(11)

pembelajaran pada siklus sebelumnya . Indikator terlihat dari frekuensi pertanyaan yang meningkat dari siswa; (b) Kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II; (c) Guru mampu menerapkan metode pembe-lajaran secara maksimal, dengan perolehan rata-rata aktivitas guru sebesar 80,00%. Indikator ini menunjukkan aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Pemberian tindakan oleh guru men-dapatkan balikan dari siswa dengan per-olehan rata-rata aktivitas siswa sebesar 81,25% dan termasuk dalam kategori “baik”.

Setelah kegiatan pembelajaran siklus II selesai diadakan test, adapun hasilnya tertera dalam Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan Tuntas Tidak

Tuntas 1 Alfin Ulin Nuha 80 T - 2 Deny Nuryman 90 T - 3 Meno Galuga 80 T - 4 Nanda Bagus Saputro 80 T - 5 Ahmad Ribut

Sefiantono 80 T - 6 Ardiansa 80 T - 7 Clara Wulandari 80 T - 8 Diah Ayu Indira S 80 T - 9 Diana Novita 90 T - 10 Fabel Khanero Sefanda 90 T - 11 Febria Yufa Putri 80 T - 12 Galuh Eka Pratiwi 80 T - 13 Gita Imelda Febianti 90 T - 14 Guntur Erno Grono 80 T - 15 Indra Ardianto Prayogi 80 T - 16 Jajuk Prasetyo Lana

Saidatun Nisa 80 T - 17 Lana Saidatul

Ummahat 80 T - 18 Mardiatul Ummahat 80 T - 19 Maulana Sholikhul

Huda 90 T - 20 Nadila Rusuk Albakah 80 T - 21 Nisa Aini Muzzama 80 T - JUMLAH 650 21 0 RATA-RATA 81.25 100.00 0.00

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 81,25 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 100%.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, peneliti dapat merefleksikan bahwa pem-belajaran sudah dapat berjalan sesuai de-ngan tujuan pembelajaran yang ingin dica-pai. Segala permasalahan yang ada pada si-klus I, dapat teratasi secara optimal pada siklus II. Sehingga ketuntasan kelas secara klasikal dapat tercapai.

Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran PKn dari siklus I hingga berakhirnya siklus II diper-oleh rata-rata aktivitas sebesar 73,75%. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam melaku-kan kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan. De-ngan adanya pemberian tindakan perbaikan pembelajaran, siswa melakukan kegiatan balikan dengan memperoleh rata-rata aktivi-tas dari siklus I hingga siklus II sebesar 71,25%, sehingga aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori baik. Dengan per-olehan hasil rata-rata aktivitas belajar di atas, maka pemberian tindakan oleh guru mendapat respon yang sangat positif dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil angket siswa yang memperoleh respon sebesar 1,69 pada siklus I dan 1,80 pada siklus II termasuk dalam kriteria sangat positif.

(12)

analisa efektifitas pembelajaran PKn dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam kategori penelitian yang berhasil. Selanjutnya untuk melihat perkembangan aktivitas belajar di kelas IV, peneliti tampilkan grafik perkembangan aktivitas belajar pada Gambar 1.

Gambar 1 Aktivitas Guru dan Siswa

Dari Gambar 1 dapat disimpulkan, untuk aktifitas guru siklus I sebesar 67.50% sedangkan aktifitas siswa siklus II sebesar 61,25%. Untuk siklus II, aktifitas guru sebesar 80,00% sedangkan aktifitas siswa sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bah-wa aktifitas sisbah-wa dan guru mengalami pe-ningkatan tiap siklusnya.

Berikut juga disajikan grafik pening-katan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus hingga siklus II.

Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Nilai hasil belajar siswa pada bidang studi PKn sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 71,25, siklus I diperoleh nilai rata - rata: 76,25 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 81,25 dengan ketun-tasan belajar sebesar 100%. Hal ini menun-jukkan bahwa penggunaan Strategi Koope-ratif model STAD mampu meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas IV SDN 1 Sukowetan Trenggalek Tahun 2013/2014 secara signifikan. Berikut pene-liti tampilkan grafik hasil peningkatan pres-tasi belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II.

Dari grafik tersebut juga disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas yang ber-asumsi Jika dalam pembelajaran PKn pokok bahasan Globalisasi menggunakan Strategi Kooperatif Model STAD, maka prestasi be-lajar siswa Kelas IV Semester II SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun pelajaran 2013/2014 akan mengalami peningkatan, telah terbukti kebe-narannya. Maka penelitian tindakan kelas yang diterapkan ini termasuk penelitian tindakan kelas yang berhasil.

PENUTUP

Kesimpulan

(13)

Langkah-langkah yang diterapkan dalam strategi kooperatif model STAD dalam 2 siklus pembelajaran dan memben-tuk kelompok diskusi dapat meningkatkan prestasi siswa. Efektifitas pembelajaran mengalami peningkatan dengan diterapkan-nya strategi kooperatif model STAD, hal ini didukung dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa mulai sebelum siklus 45,00%, siklus I: 76,19% dan siklus II meningkat menjadi 100%.

Saran

Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar

yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiap-an perpersiap-angkat pembelajarpersiap-an, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode Koope-ratif model STAD. Memperdalam pengeta-huan yang berkaitan dengan metode koope-ratif model STAD. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.

DAFTAR RUJUKAN

Djamal, D. 1979. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi: ekosistem komunikasi dan lingkungan / Zoer'aini Djamal Irwan. Jakarta: Bumi Aksara

Irwan dkk. 1997. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi: ekosistem komunikasi dan lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara

Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-model pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan mutu SLTP

Muhammad Nur. 2000. Menguak misteri crop circle di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Poerwadarminta. 1976. Kamus umum Ing-gris-Indonesia. Djakarta: Cypress

Sri Wardhani. 2006. Contoh silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika Tim PPG Mate-matika.

Sumadi Suryabrata. 1983. Perkembangan Individu. Jakarta: Rajawali

Gambar

Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Gambar 1 Aktivitas Guru dan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Faktor fisik yang menyebabkan aktivitas pertannian lebih banyak dilakukan pada wilayah beting gisik yang relatif jauh dari garis

Pergeseran ke pendekatan terarah di waktu yang tepat dapat diterapkan di Aceh dan Nias untuk mengatasi kawasan yang kacau, sementara meningkatnya jumlah lembaga, dengan dana

Anda harus memutuskan apa yang jadi prioritas tertinggi dan harus memiliki keberanian -- dengan senang, tersenyum, dan tidak kompromi -- dalam mengatakan \\\'tidak\\\' kepada

[r]

Pengeplotan ini adalah untuk memvisualisasikan hasil pengolahan data, yanag pertama yaitu nilai anomali TEC di setiap stasiun pengamatan, dan yang kedua adalah posisi

Masalah berkenaan dengan gejala yang tampak (yang ditangkap oleh pancaindera) yang muncul akibat rasa ingin tahu. Namun tidak semua hal yang kita rasakan merupakan masalah.

Teman - teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu bersedia membantu dan menemani saya pada waktu bersamaan menyelesaikan studi di STIE

Perbandingan system pendidikan yang ada di Indonesia dan Jepang dapat dilihat dari tujuan umum pendidikan, terdapat pemisahan matapelajaran agaa di Jepang, kurikulum yang