• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM MACAM KARAKTERISTIK PENDEKATAN DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MACAM MACAM KARAKTERISTIK PENDEKATAN DAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MACAM – MACAM KARAKTERISTIK

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH

DIBUAT SEBAGAI SALAH SATU SYARAT TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD

Dosen : Drs. Susilo, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Munasarotun Nafisah (1401417055) 2. Jellianisa Candrawati (1401417081) 3. Chintya Delvina D. (1401417092) 4. Tri Wahyu Setyani (1401417093)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

1. Pembuka

1.1 Latar Belakang

Bagi seorang guru, menguasai materi pembelajaran saja belum cukup. Baginya diperlukan keterampilan khusus untuk dapat menyampaikan materi tersebut dengan lebih berhasil. Penguasaan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampunya dan sesuai dengan karakteistik anak didiknya menjadi syarat yang tidak bisa ditawar lagi.

Salah satu rujukan dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPS adalah dengan mempertimbangkan tujuan dan ruang lingkup kajian pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Sebagaimana diketahui, dalam banyak hal tujuan pembelajaran IPS di Indonesia memiliki kesamaan dengan tujuan Social Studies di Amerika Serikat dan tujuan SOSE (Studies of Society and Environment) di Australia.

Untuk itu diperlukannya sebuah pendekatan yang cocok bagi peserta didik agar pada pembelajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran IPS untuk mencapai pemahaman peserta didik terhadap sebuah pembelajaran terutama pembelajaran IPS.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan fungsi pendekatan pembelajaran?

2. Apa saja macam – macam karakteristik pendekatan pembelajaran dalam IPS SD?

3. Apa saja macam – macam pendekatan pembelajaran dalam IPS SD?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi pendekatan pembelajaran

2. Untuk mengetahui macam – macam karakteristik pendekatan pembelajaran dalam IPS SD

(3)

2. Pembahasan

2.1 Pengertian dan Fungsi Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :

a. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.

b. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran. c. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

d. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan

e. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

2.2 Macam – macam karakteristik dalam pembelajaran IPS SD

Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.

1) Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)

a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah b. Suka memuji diri sendiri

c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya

e. Suka meremehkan orang lain

(4)

c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.

Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.

2.3 Jenis pendekatan pembelajaran dalam IPS SD MACAM-MACAM PENDEKATAN

1. Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD

IPS berfungsi sebagai ilmu pegetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini. Dari uraian tersebut dapat dikatakan jika karakteristik pembelajaran IPS di SD secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi sosial. Artinya, perhatian utama pembelajaran IPS ialah mengembangakan peserta didik sebagai aktor sosial yang cerdas. Untuk mencapai tujuan tersebut, kecerdasan rasional dan emosianalnya harus berkembang secara seimbang. Menurut Banks (dalam Sardjiyo, 2009: 5.4) pendekatan yang khas dalam IPS yang potensial dapat mengembangkan kecerdasan rasional adalah Social Science Inquiry atau Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan tersebut memiliki krakteristik sebagai berikut (Banks, 1977: 41-70)

a. Tujuan

(5)

sosial di SD harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget (Bell Gradler:1986) anak Sd kelas 3-6 berada pada rentang usia 8-12 tahun mereka berada pada tahap operasional konkrit. Oleh karena itu, tujuan pendekatan pnelitian di SD adalah memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu sosil yang dapat dibangun namun belum sampai pada teori pengetahuan sosial, tetapi berupa pengetahuan sosial dengan kerangka keilmuan sederhana.

b. Proses penelitian

Menurut Banks (1977:43) ilmu pengetahuan metupakan proses dan produk berupa tubuh pengetahuan teoritis yang selalu bersifat interaktif. Bagi siswa SD, proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan masyarakat atau dapat dikatakan jika proses ini merupakan pengeajaran sosial sebagai ilmu sosial.

c. Model-model penelitian sosial

Banks (1977) memperkenalkan model seperti berikut Masalah --- Hipotesis --- Data --- Kesimpulan 1) Masalah

Masalah berkenaan dengan gejala yang tampak (yang ditangkap oleh pancaindera) yang muncul akibat rasa ingin tahu. Namun tidak semua hal yang kita rasakan merupakan masalah. Terganutng pada apakah yang teramati tersebut bertentangan dengan konsep yang ada di dalam pikiran. Masalah bersifat individu yang menyebabkan sesuatu yang kita anggap sebagai masalah belum tentu menjadi masalah pula bagi orang lain. Jadi dapat dikatakan, masalah merupakan hasil rekayasa pikiran yang berkenaan dengan fenomena, teori dan nilai yang ada di dalam pikiran kita.

2) Hipotesis

(6)

yang berhubungan dengan unsur-unsur yang dipermasalahakan yang diterima sebagai kebenaran tanpa bukti).

3) Pengumpulan dan Analisis Data

Data berasal dari bahasa latin datum yang berarti satu informasi (bersifat tunggal) dan jika data bersifat banyak maka disebut data. Data dapat berbentuk kenyataan yang dapat ditangkap oleh pancaindera. Data juga dapat berupa informasi hasil pengukuran atau perhitungan. Data diperlukan dalam pengujian hipotesis. Terdapat dua macam data, yakni data primer (medapatkan informasi dari orang pertama) dan data sekunder (mendapatkan informasi dari orang lain). Dalam pengumpulan data, hendaknya digunakan suatu instrumen pengumpulan data yang baik agar data tersebut valid.

4) Kesimpulan

Kesimpulan ialah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya. Apabila kesimpulan tersebut terus diuji dan dibangun secara kait-mengait maka akan menghasilkan teori. Teori pada dasarnya merupakan pernyataan hubungan antarhal yang sudah di tes kebenarannya dan berlaku umum.

d. Konsep

Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan benda, ide atau peristiwa (Banks, 1977:85). Contoh konsep seperti pantai, silsilah, norma, pemerintah, dsb. Prose pembentukan konsep pada dasarnya merupakan prose mengelompokkan dan memberi nama konsep serta merumuskan pengertian konsep itu. Berdasarkan sifatnya, terdapat empat macam konsep, yakni

1) Konsep teramati (observed concept)

(7)

Konsep tersimpul ialah konsep yang contohnya harus disimpulkan dari beberapa hasil pengamatan atau beberapa peristiwa sebagai indikator. Misalnya sopan, tertib, indah, pahlawan, cantik, dsb.

3) Konsep relasional (relational concept)

Konsep relasional adalah konsep yang melibatkan jarak dan atau waktu. Misalnya abad, dasawarsa, mile, lintang, bujur, isobar, isothorm, kawasan, dsb.

4) Konsep ideal (ideal type concept)

Konsep ideal adalah konsep tersimpul yang lebih abstrak dan merupakan konsep yang memerlukan pengumpulan indikator yang lebih luas. Misalnya keadilan, pancasialis, takwa, nyaman, patriotik, kasih sayang, kejujuran, kesejahteraan, dsb.

e. Generalisasi

Banks (1977:97) menyatakan bahwa generalisasi ialah pernyataan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih. Contohnya, perilaku mengajar guru di muka kelas merupakan hasil interaksi antara kompetensi kemampuan mengajar guru drngan lingkungan belajar. Dalam contoh tersebut, terdapat tiga buah konsep yakni perilaku mengajar, kompetensi kemampuan mengajar guru dan lingkungan belajar. Pernyataan hubungan antar konsep tersebut biasanya menggunakan kata-kata sperti merupakan hasil dari, disebabkan oleh, karena dipengaruhi oleh, dsb.

Setiap generalisasi memiliki kecakupan keberlakuan pernyataannya. Luasnya cakupan suatu generalisasi akan menentukan aras (level) dari generalisasi itu. Secara umum, generalisasi digolongkan menjadi tiga aras (Banks, 1977:99-100).

1) Generalisasi aras tinggi

Genaralisasi aras tinggi berlaku secara universal, artinya, pernyataan tersebut berlaku di mana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja. Contohnya antara interaksi manusia dengan lingkungannya mempengaruhi cara pemenuhan kebutuhannya.

(8)

Generalisasi aras sedang berlaku terbatas pada suatu wilayah budaya atau kurun waktu tertentu. Contohya pada masa penjajahan Belanda kesempatan pendidikan bagi rakyat Indonesia sangatlah terbatas. 3) Generalisasi aras rendah

Generalisasi aras rendah berlaku lebih terbatas lagi pada lingkup yang lebih sempit. Contohnya pada musim angin barat poenghasilan nelayan tradisional di Pelabuhan Ratu menurun karena terbatasnya frekuensi dan jarak tangkapan ikan.

f. Teori/konstruk

Teori atau konstruk merupakan pentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan dan memperlakukan perilaku manusia (Banks, 1977:103). Teori dibangun oleh generalisasi aras tinggi yang memenuhi syarat-syarat berikut:

1) Melukiskan hubungan antar konsep atau variabel yang didefinisikan secara jernih.

2) Mengandung sistem deduksi yang ajeg atau tetap.

3) Merupakan sumber dari hipotesis yang sudah diuji kebenarannya (Banks, 1977:103).

Contoh teori misalnya teori permintaan dan penawaran, teori contract social dari John Locke dan Rousseau.

2. Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS SD Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan bentuk sentuhan paedagogisnya terhadap dimensi sosial dan personal atau dimensi inteligensia emosional atau emotional intelligence menurut Goleman (1996). Dimensi tersebut memiliki aspek-aspek emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial yang satu sama lain memiliki saling keterkaitan.

a. Emosi

(9)

sebagai suatu perasaan dan pikiran atau suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Tercakup dalam emosi ini adalah amarah, kesehatan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu (Goleman, 1996:411-412). Pikiran emosional cenderung bersifat cepat, namun ceroboh atau tidak teliti dan berbeda dengan pikiran rasional yang cenderungsangat teliti namun lambat. Pikiran emosional merupakan dorongan hati. Kedua pikiran tersebut saling mengisi dan ada di dalam diri kita. Yang diperlukan hanyalah penyelaran atau penyeimbangan pikiran emosional dan pikirn rasional. Untuk menyelaraskannya, yang diperlukan hanyalah pendidikan emosi dan rasio yang harmonis.

Menurut W. T. Grand Consurtiums, dalam Goleman (1996:426-427) keterampilan emosional mencakup hal-hal berikut.

1) Mengidentifikasi dan memberi nama perasaan-perasaan. 2) Mengungkapkan erasaan.

3) Menilai intensitas perasaan. 4) Mengelola perasaan.

5) Menunda pemuasan

6) Mengendalikan dorongan hati 7) Mengurangi stres.

8) Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan. b. Nilai dan sikap

1) Nilai

(10)

yang cantik. Gadis cantik merupakan pandangan yang diungkapkan oleh orang lain.

Menurut Milton Rokeach dalam Banks (1977:407-408) nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam seluruh sistem kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang bagaimana seharusnya atau tidak seharusnya berprilaku atau perlu tidaknya sesuatu dicapai. Nilai dapat menjadi ukuran baik dan buruknya sesuatu dan juga bersifat perseorangan atau kelompok. Negara RI memiliki sistem nilai Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan tatanan nilai yang dipahami atau dihayati ole seluruh bangsa Indonesia.

2) Sikap

Menurut Alport (1935) dalam Winataputra (1989:148) sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pegalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya. Atau dapat juga dikatakan sebagai kecenderungan seseorang untuk berbuat berkenaan dengan objek atau situasi. Misalnya ketika kita bertemu dengan anjing galak. Kemudian kita berteriak dan berlari. Dalam hal tersebut, berteriak dan berlari merupakan perilaku. Sikapnya ialah kesiapan kita untuk berteriak ataupun berlari.

Sikap ada yang bersifat senang atau tidak, sayang atau benci, takut atau berani, perhatian atau acuh, dsb. Namun dilihat dari kadarnya, sikap bersifat simpleks dan multipleks. Misalnya seseorang senang melihat acara di RCTI karena ada Doraemon merupakan contoh simpleks sedangkan contoh multipleksnya ialah apabila ada yang senang melihat RCTI karena banyak alasan seperti gabarnya jernih, banyak sinetronnya, dsb.

c. Perilaku sosial

(11)

bertahap (developmental) dan latihan (practice) yang berarti latihan membutuhkan latihan secara bertahap. Keterampilan sosial pada dasarnya mencakup semua kemampuan operasional yang memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib dan teratur dengan yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, berikut merupakan aspek-aspek yang diperlukan untuk mengembangkan pembelajaran IPS di SD.

Aspek emosi, sosial dan keterampilan sosial menurut Jerolimeck (1971:67

1) Pembelajaran formal yang menitikberatkan pada pemahaman dan analisis di dalam atau di luar kelas.\

2) Pembelajaran informal yang menitikberatkan pada penghayatan, pelibatan dan penciptaan suasana yang mencerminkan komitmen terhadap nilai dan sikap terutama di luar kelas.

Khusus dalam pembelajaran formal tersebut, Simon, Howe, dan Kinshenbaum (1974) menawarkan 5 pendekatan yang berorientasi pada nilai dan sikap sebagai berikut.

a) Transmisi nilai secara bebas. Anak didik diberi kesempatan untuk menangkap,mengkaji dan memilih nilai sesuai pertimbangannya.

b) Penanaman nilai yang merupakan proses pembelajaran nilai secara langsung mengenai konsep dan nilai yang sudah dianggap baik.

c) Suri tauladan menitikberatkan pada penampilana teladan atau keteladanan dalam berbagai bidang dan lingkungan kehidupan. d) Kualifikasi nilai yang menitik beratkan pada langkah sistematis dalam menghayati, memahami dan melaksanakan nilai.

Untuk memudahkan guru, terdapat beberapa model praktis yang dapat diterapkan di SD yang meliputi.

(12)

Tujuannya adalah menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan, dan tanya jawab.

b. Pendekatan nilai keteladanan.

Tujuannya adalah menangkap nilai/sokap melalui analisis sampel keteladanan di masyarakat dalam berbagai bidang, tempat, dan waktu. Serta memotivasi siswa untuk mengadopsi keteladana itu.

c. Pendekatan kajian nilai.

Tujannya adalah menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar.

d. Pendekatan integratif konsep dan nilai.

Tujuannya adalah menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan suatu konsep melalui kajian akademis.

3. Penutup 3.1 Simpulan

(13)

Daftar Pustaka

http://ishmacassi.blogspot.co.id/2013/03/pendekatan-pembelajaran-ips-di-sdmi.html

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html

http://yuli-iluy.blogspot.co.id/2011/05/karakteristik-pendidikan-ips-di-sd.html http://dianbeboh.blogspot.co.id/2011/12/pendekatan-dalam-pembelajaran-ips.html

Referensi

Dokumen terkait

Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran pernafasan Di dalam kepustakaan selalu dilaporkan adanya peningkatan

Strategi peningkatan daya saing industri manufaktur untuk dapat meningkatkan kandungan lokal pada pembangunan PLTN di Indonesia meliputi: 1) Komitmen dan

Faktor-faktor yang memengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Cepat atau lambatnya air hujan yang

Sedangkan untuk serangan SQL Injection melalui paket HTTP yang disimulasikan menggunakan SQLMap, maka rules SNORT dibuat untuk melakukan inspeksi terhadap paket data

Keunggulan lainnya pada algoritma C45 antara lain adalah dapat menangani atribut yang bersifat kontinyu dan diskrit, C45 dapat menangani training data dengan

Berangkat dari arti penting pembangunan ilmu integralistik, yang dapat melahirkan ilmu yang tidak saja relevan dengan realitas dan kebutuhan umat, namun juga sarat dengan nilai-

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media flash flipbook dapat meningkatan hasil belajar siswa pada materi gerak tumbuhan kelas VIII di SMP

Bimbingan dan konseling relijius dan etis serta semua bidang konseling secara umum membutuhkan konselor yang memiliki ketajaman matahati dan kemampuan