• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konselor terhadap Dan Jiwa Voluntarisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konselor terhadap Dan Jiwa Voluntarisme"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELOR DAN JIWA VOLUNTARISME

Ahmad Fadhil

Abstrak

Layanan antara konselor dan konseli akan lebih efektif jika konselor mengarahkan konseli kepada dua hal. Pertama, urgensi mentalitas

abdi masyarakat atau kerelawanan (voluntarisme) bagi konselor. Kedua, penanaman budaya literasi oleh konselor pada konseli.

Kata Kunci

Konselor, Voluntarisme, Kebutuhan Masyarakat

Pendahuluan

Pendidikan yang match dengan dunia kerja menjadi perhatian utama di Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten.1 Tapi, tidak

dapat dipungkiri bahwa profesi pembimbing dan konselor belum lazim di masyarakat Indonesia dan masih banyak gambaran salah tentang profesi ini.2 Karena itu, calon konselor selain harus menguasai

kompetensi inti, juga harus memiliki kompetensi dan mentalitas lain yang membuat mereka mampu bersikap dan berinteraksi secara tepat dengan masyarakat.

Apa kompetensi dan mentalitas itu serta bagaimana cara memperolehnya? Tulisan ini akan mengulas kedua masalah tersebut. Tulisan ini akan saya sistematisasi dalam empat bagian. Pertama, pendahuluan. Kedua, apa pengertian layanan bimbingan dan konseling? Ketiga, urgensi mentalitas voluntarisme bagi konselor dan konseli. Ketiga, urgensi kompetensi literasi. Keempat, penutup.

1 Lihat: Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.

(2)

I. Pengertian, Asas, dan Bidang Bimbingan Dan Konseling a. Pengertian

Walaupun disiplin ilmu bimbingan dan konseling telah dikembangkan di Indonesia hampir selama setengah abad,3 tetapi

hakikat bimbingan dan konseling, perbedaan antara istilah “Bimbingan dan Penyuluhan (BP)” dengan istilah “Bimbingan dan Konseling (BK)”, makna penyebutan “bimbingan dan konseling” secara lengkap atau cukup dengan penyebutan “konseling” saja, terkadang masih ramai diperdebatkan.

Beberapa penulis membedakan bimbingan dengan konseling. Al-Farkh dan al-Tayyim, misalnya. Pertama-tama, mereka mendefinisikan bimbingan dan konseling sebagai sebuah kesatuan dengan mengatakan:

هناكم يف هعضو فدهب هلبقتسمل هدادعإو هرضاح مهف يف درفلا ةدعاسم ةيلمع

ينهملاو يوبرتلاو يصخشلا قفاوتلا قيقحت يف هتدعاسمو عمتجمللو هل بسانملا

نيرخلا عمو هسفن عم ةداعسلاو ةيسفنلا ةداعسلاو ةيسفنلا ةحصلا ققحي يتح يعامتجلاو

. ةب طيحملا عمتجملا يف

4

Artinya:

Proses menolong seseorang agar dia dapat memahami kekiniannya dan dapat bersiap-siap untuk masa depannya. Tujuan proses ini adalah menempatkan orang tersebut di posisi yang tepat baik bagi dirinya maupun masyarakat serta membantunya dalam mewujudkan keharmonisan personal, edukasional, profesional, dan sosial sehingga dia dapat mewujudkan

3 Lihat: Kilas Balik Profesi Konselor, Akhmad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.47; Sejarah Bimbingan

dan Konseling dan Lahirnya BK 17, Noorholic,

http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.56.

(3)

kesehatan mental dan kebahagiaan bagi dirinya dan orang lain di sekitarnya.

Selanjutnya, mereka mendefinisikan bimbingan secara tersendiri. Mereka mengatakan bahwa bimbingan adalah:

.

نمضتيو اهل دهميو اهقبسي وهف يسفنلا داشرلا اهمهأ ةيسفن تامدخ عومجم

.هلك عمتجملا لمشيو داشرلا ةيلمع نع نيلوؤسملا دادعاو جماربلاو تايرظنلاو سسلا . ...

طيطختلا نم دارفلا نكمت يتلا تامدخلا عومجم وهو رشابم ريغ وأ ارشابم نوكي دقو مهتاجاح ققحت بيلاسأب مهلويمو ةيمسجلاو ةيلقعلا مهتاردقو مهتاناكمل اقفو مهلبقتسمل قفاوتلاو ةيداشرلا تامدخلاو تامولعملا ميدقتو ةنهملاو ةرسلاو ةسردملا يف هنيدايمو ينهملا.5

Artinya:

Bimbingan adalah sekumpulan layanan psikologis. Yang terpenting darinya adalah konseling psikologis. Bimbingan adalah pengantar dan pendahuluan bagi konseling. Ia mencakup dasar-dasar, teori-teori, program-program, dan penyiapan para penanggung jawab layanan bimbingan. Bimbingan mencakup masyarakat secara keseluruhan, dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Bimbingan adalah sekumpulan layanan yang membuat individu-individu dapat membuat rencana bagi masa depan mereka sesuai dengan bakat dan kemampuan intelektual dan fisik mereka, serta kecenderungan-kecenderungan mereka, dengan cara-cara yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Tempatnya adalah sekolah, keluarga, karir, dan penyampaian informasi dan layanan konseling serta keharmonisan professional.

Dan, mereka mengatakan bahwa konseling adalah:

يسفنلا جلعلا ىلا داشرلا لمشيو يسفنلا هيجوتلا تامدخ يف ةيسيئرلا ةيلمعلا

ءزجلا لثمي وهو يعامجو هجول اهجو يأ يدرف داشرا نع ةرابع وهو سيردتلا ىلا داشرلاو

(4)

ةددعتم لئاسو ىلع دمتعيو ، رشابم ريغ وأ ارشابم نوكي دقو هيجوتلا ناديم يف يلمعلا

لحل اداشرا وا اينهم وأ ايوبرت اداشرا نوكي دقو تارابتخلا ءارجاو ةشقانملاو ةظحلملاك داشرلا ةفرغ هنيدايمو درفلا داعسا ىلع لمعلا يه داشرلل ةمدخ مهاو ةيسفنلا تلكشملا

داشرلا زكرمو ةيسفنلا تادايعلا و ةسردملا يف.6

Artinya:

Konseling adalah layanan utama di antara layanan-layanan bimbingan psikologis, mencakup psikoterapi dan konseling pendidikan; dapat berupa konseling individual atau kelompok, dan merupakan bagian praktis dari bidang bimbingan; dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung dengan menggunakan berbagai media seperti observasi, wawancara, dan melakukan prosedur pengujian; dapat berupa konseling pendidikan, karir, atau konseling untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan. Layanan konseling yang terpenting adalah upaya untuk membahagiakan orang. Tempatnya adalah ruang konseling di sekolah atau di klinik-klinik psikologis, dan pusat konseling.

Al-Zubaydi juga membedakan pengertian bimbingan dengan konseling. Dia mengatakan:

Bimbingan adalah bantuan bagi individu-individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan yang tepat bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dengan mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi akidah, syariat, maupun tata kehidupan agar mereka dapat mewujudkan tujuan utama penciptaan diri mereka dan meraih keberhasilan di dunia dan akhirat. Konseling adalah bantuan dari satu individu bagi individu lain dalam mengatasi masalah, melejitkan potensi, membuat

(5)

keputusan yang tepat, dan meraih keharmonisan. Tujuannya adalah menolong individu dalam mengembangkan kemandirian dan kemampuannya untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.7

Dengan ungkapan lain, al-Zubaydi menjelaskan:

Konseling adalah aspek operasional praktis dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling. Konseling adalah layanan interaktif yang berbasis relasi profesional dan konstruktif antara konselor dengan konseli di mana konselor menolong konseli untuk memahami diri, menyadari potensi dan kapasitasnya, mengerti masalah-masalahnya dan cara mengatasinya, mengembangkan perilaku yang positif, dan mewujudkan keharmonisan internal, yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level kesehatan mental dengan menggunakan teknik dan keterampilan khusus.8

Para konselor, dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada para konseli, dituntut untuk menunjukkan tempat mempelajari suatu ilmu atau keterampilan yang ada di lingkungan dan mudah dijangkau para konseli. Alangkah baiknya jika tempat-tempat itu mereka kelola sendiri atau dikelola oleh orang-orang di dalam jaringan mereka. Hal ini, menurut saya, perlu dilakukan untuk memenuhi apa yang menjadi ciri utama seorang konselor seperti dijelaskan oleh al-Farkh dan al-Tayyim, yaitu menempatkan orang-orang di posisi yang tepat baik bagi diri mereka maupun masyarakat serta membantu mereka dalam mewujudkan keharmonisan personal, edukasional, profesional, dan sosial sehingga dia dapat mewujudkan

7 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad min Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis di Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H., h. 21.

(6)

kesehatan mental dan kebahagiaan bagi diri mereka dan orang lain di sekitar mereka.

Dengan menggunakan definisi al-Zubaydi, dapat dikatakan bahwa para konselor dituntut untuk melakukan bimbingan. Artinya, memberikan bantuan bagi individu-individu secara keseluruhan untuk membuat pilihan yang tepat bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dengan mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi akidah, syariat, maupun tata kehidupan agar mereka dapat mewujudkan tujuan utama penciptaan diri mereka dan meraih keberhasilan di dunia dan akhirat.

Apakah mereka juga melakukan konseling dalam pengertian khusus, yaitu memberi bantuan dari diri mereka sebagai satu individu bagi individu lainnya dalam mengatasi masalah, melejitkan potensi, membuat keputusan yang tepat, dan atau konseling dalam pengertian aspek operasional praktis dan khusus dari layanan bimbingan dan konseling?

Salah satu karakter yang penting bagi para konselor adalah meyakini bahwa mereka memiliki ilmu, lalu mereka menyebarkannya dan meyakini upaya tersebut sebagai bagian dari kewajiban keagamaan. Karakter ini penting bagi setiap muslim. Maka, apalagi bagi pembimbing dan konselor.

Mustafa al-Dirayati dan Husayn al-Dirayati, penyunting buku Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim malah mengatakan bahwa menyebarkan ilmu merupakan zakat yang harus dikeluarkan oleh orang yang berilmu. Hal ini mereka intisarikan dari beberapa hadith Nabi saw yang sangat penting untuk direnungi seperti berikut ini:

هيف ةباصلاب قثاو ريغ ملعلل متاكلا.

“Orang yang menyembunyikan ilmu hanyalah orang yang tidak yakin akan kemampuannya dalam ilmu tersebut.”

تملع امب تعفتناو تلهج ام كملع كلذ تلعف اذإف لهجي نم كملع ملعو ملعي نم ملع ملعت

(7)

melakukan itu, maka dia akan mengajarimu apa yang engkau tidak tahu dan engkau akan mengambil manfaat dari apa yang telah engkau tahu.”

هلهأ يف هعضو هتنايصو هب لمعلا هترمثو هرشن ملعلا لامج.

“Keindahan ilmu adalah menyebarkannya. Buahnya adalah menerapkannya. Dan, melindunginya adalah mengajarkannya kepada orang yang pantas.”

ملعلا ةوكز ملعلا لذب.

“Menyebarkan ilmu adalah zakatnya ilmu.”

هب لمعلا يف سفنلا داهجاو هقحتسمل هلذب ملعلا ةوكز.

“Zakatnya ilmu adalah memberikannya kepada orang yang pantas mendapatkannya dan memaksa diri untuk menerapkan/berbuat berdasarkannya.”

لهاج هنأكف املع متك نم.

“Orang yang menyembunyikan ilmu tak ubahnya orang yang bodoh.”9

b. Asas

Al-Zubaydi mengemukakan delapan asas atau prinsip konseling Islam.

Pertama, mewujudkan keseimbangan antara tuntutan-tuntutan ruh dengan badan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadian seseorang.

Kedua, peran konselor adalah menguatkan hubungan antara klien dengan Allah SWT. Hal ini disebut dengan terapi spiritual dan mental (al-‘ilaj al-ruhi wa al-nafsi).

Ketiga, pencapaian psikologi modern dalam hal cara dan teknik konseling dapat dimanfaatkan dengan syarat digunakan dalam konteks Islami dan benar.

(8)

Keempat, keimanan kepada akidah tauhid dan kepatuhan kepada syariat yang suci berpengaruh positif bagi klien dalam seluruh aspek kehidupan dan kepribadiannya.

Kelima, komitmen kepada prinsip-prinsip etika yang luhur dalam layanan konseling adalah faktor yang sangat penting bagi keberhasilan layanan.

Keenam, penguatan sistem akhlak yang luhur pada diri klien adalah salah satu bantuan konseling yang diberikan oleh konselor.

Ketujuh, proses bimbingan dan konseling dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan latar belakang sosial klien.

Kedelapan, manusia memiliki fitrah untuk bertauhid, makhluk yang mulia dan diutamakan dari makhluk-makhluk lain, tapi memiliki kelemahan, kekurangan, dan potensi untuk melakukan kesalahan. Pandangan ini akan membuat konselor lebih terbuka dan menerima klien.

Apakah mereka memberi layanan interaktif yang berbasis relasi profesional dan konstruktif kepada orang-orang yang dapat disebut sebagai konseli untuk memahami diri, menyadari potensi dan kapasitasnya, mengerti masalah-masalahnya dan cara mengatasinya, mengembangkan perilaku yang positif, dan mewujudkan keharmonisan internal, yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level kesehatan mental dengan menggunakan teknik dan keterampilan khusus?

c. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling

(9)

layanan seperti mengikutsertakan para pelajar tersebut ke bimbingan belajar.10

Bidang konseling yang dilakukan di Rumah Dunia cukup komprehensif, meliputi baik konseling pendidikan, konseling karir, dan konseling keluarga. Jika dilihat dari umur konseli, maka konseling ini ditujukan baik kepada anak-anak, remaja, pemuda, maupun dewasa. RD melakukan konseling individual maupun kelompok. Konseling yang dilakukan meliputi baik teori konseling berbasis konselor maupun konseling berbasis konseli.

Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis

Sebagaimana telah dibahas di dalam prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, agama menempati posisi penting dan merupakan

Berdasarkan prinsip ini, salah satu bidang yang dikembangkan dalam bimbingan dan konseling Islam adalah “Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis”. Basis dari bidang ini serta tujuannya telah dilaksanakan di Rumah Dunia.

Layanan yang diberikan dalam bidang ini berbasis pada keyakinan bahwa agama Islam adalah jalan untuk mempertahankan

10 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 6.

(10)

dan melanggengkan nilai-nilai etika yang merupakan kerangka referensial bagi perilaku dan cara hidup individu, dan etika adalah pilar pertama untuk menjaga eksistensi masyarakat.12

Bidang bimbingan dan konseling ini bertujuan mewujudkan minimal lima hal, yaitu:

Pertama, menanamkan nilai-nilai positif yang berasal dari ajaran Islam kepada konseli.13

Kedua, membentuk kepribadian muslim dengan menekankan teladan yang baik.14

Ketiga, mewujudkan kesehatan mental dan keharmonisan psikologis lewat akhlak mulia serta penguatan hubungan konseli dengan Allah dalam seluruh kondisi jiwanya, baik senang atau sedih, sehingga konseli merasa tenang dan menemukan teladan yang baik dalam akhlak yang baik seperti sabar, jujur, lembut, dan menjaga rahasia.15

Keempat, menanamkan tatakrama yang menghiasi diri seorang muslim, menekankan rasa cinta kepada kebajikan dan nilai-nilai luhur dalam interaksi sosial seperti adil, kesamaan, tolong menolong dalam kebaikan, ikhlas dalam berbicara dan berbuat, menjaga nama baik, menjaga kesucian, persaudaraan, empati, dan perfeksionisme dalam bekerja.16

Kelima, menjauhkan akhlak yang tercela dan kejahatan seperti dusta, curang, hipokrasi, kesaksian palsu, lalim, melanggar janji, khianat, mencuri, membangga-banggakan diri, dan fanatik.17

12 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 8.

13 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 8.

14 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 8.

15 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 8.

16 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad, h. 8.

(11)

Al-Khalf menjelaskan sifat yang harus dimiliki konselor dalam bidang bimbingan dan konseling ini, yaitu:

رداقلا ةريصبلا يذ دشرملا ىلإ ةماع داشرلو يقلخلو ينيدلا داشرلا جاتحيو ، فينحلا يملسلا نيدلا ميلاعت نم كلذ ادمتسم ةلعافلا ةكراشملاو ءاحيلاو عانقلا ىلع

فورعملا لذبو مهتدعاسم يف بغريو سانلل ريخلا هل ببحيو بلاطلا ةيصخش مرتحي عضاوتلاو قدصلاو سفنلا حلصو ةماقتسلا اهمهأ ساسأ ىلع موقت ةلضافلا قلخلاو نواعتلاو نظلا نسحو سانلا نيب حلصلاو ريغلا مارتحاو نسحلا ملكلاو رايخلا ةبحاصمو ناسحلاو ةفعلاو

Bimbingan dan konseling relijius dan etis serta semua bidang konseling secara umum membutuhkan konselor yang memiliki ketajaman matahati dan kemampuan mempersuasi serta berpartisipasi aktif, menghormati kepribadian murid (konseli), membuat konseli senang menebar kebaikan dan bantuan kepada orang lain, membuat konseli berusaha keras melakukan kebajikan dan akhlak mulian yang berbasis pada upaya untuk meraih konsistensi, kebaikan jiwa, kejujuran, tawadu, bersahabat dengan orang-orang baik, berkata-kata baik, menebar perdamaian antar manusia, prasangka baik, kerjasama, kesucian diri, dan altruisme.18

Bimbingan dan Konseling Pendidikan

Sumbangsih para pemikir muslim terhadap pengembangan ilmu bimbingan dan konseling sangat besar dan dapat digali dari khazanah para pemikir Islam klasik karena khazanah pemikiran Islam memuat berbagai bentuk konsep konseling. ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im mengemukakan contoh kontribusi para pemikir Islam dalam bidan Konseling Pendidikan dan Akademis serta Konseling Karir.

Pada bidang Konseling Pendidikan, menurut al-Na‘im, para pemikir muslim telah mengenal konsep pengarahan para pelajar

(12)

untuk belajar sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka melakukan tes kemampuan hapalan. Pelajar yang kemampuan hapalannya baik diarahkan untuk belajar hadith, sedangkan pelajar yang lebih cenderung menalar atau menganalisa diarahkan pada ilmu dialektika dan riset. Dalam bidang ini, kata al-Na‘im, Islam telah menjelaskan urgensi mengarahkan umat pada ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dia mengutip pendapat Ibnu Taymiyyah yang mengatakan bahwa pelajar harus diarahkan kepada empat bidang, yaitu ilmu agama; ilmu-ilmu rasional seperti matematika, kedokteran, dan biologi; ilmu-ilmu-ilmu-ilmu kemanusiaan, dan ilmu-ilmu militer, pertukangan, dan profesional.19

Bimbingan dan Konseling Pendidikan bertujuan membantu pelajar agar dapat seoptimal mungkin dalam pembelajarannya melalui potensi dan bakat khususnya atau memecahkan problem belajar yang terkadang menghalanginya seperti kelambatan dan kesulitan menerima pelajaran, di mana konselor berupaya memberikan layanan konseling yang tepat dan bimbingan belajar yang baik bagi pelajar yang terbelakang dan sering gagal dalam ujian, serta pelajar yang unggul dan normal dengan membuat program yang cocok bagi masing-masing kelompok dari awal tahun ajaran.20

Bimbingan dan Konseling Sosial

Bimbingan dan konseling sosial bertujuan mewujudkan fungsi-fungsi yang diemban oleh pendidikan sosial yaitu membiasakan siswa pada orientasi-orientasi sosial yang positif seperti cinta pada orang lain, kerjasama dengan sesama siswa, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan di lingkungan belajar, menerima perbedaan di antara sesama siswa baik dalam pendapat maupun latar belakang.

19 ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.

(13)

Salah satu metode yang digunakan konselor pendidikan dalam bimbingan dan konseling sosial adalah memotivasi siswa untuk melakukan kerja kelompok dan kompetisi yang sehat; juga menumbuhkan spirit persaudaraan, kesadaran akan kemuliaan manusia dengan bekerjasama dengan pembimbing aktivitas siswa sepertii rihlah ilmiah, bakti sosial, kebersihan, perlombaan, seminar, ceramah, drama, dan lain-lain.

Bimbingan dan Konseling Karir

Dalam bidang Konseling Karir, para pemikir muslim juga telah memberikan kontribusi. Ibnu Sina mengatakan bahwa jika seorang anak hendak memilih suatu keterampilan, maka pengasuhnya harus menimbang karakter anak itu, menyelami wataknya, dan menguji kecerdasannya. Kontribusi lain dari Islam dalam bidang ini adalah perhatiannya yang sangat besar terhadap relasi kemanusiaan antara pekerja dan pemilik pekerjaan. Islam menetapkan banyak kewajiban atas para pemilik pekerjaan terhadap para pekerja dan sebaliknya. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilan janji-janjimu.” Rasulullah saw bersabda, “Berilah upah pekerja bayaran sebelum keringatnya mengering.”21

Selain bidang-bidang bimbingan dan konseling tersebut, masih ada beberapa bidang yang lain, seperti Bimbingan dan Konseling Psikologis, dan Bimbingan dan Konseling Preventif.

II. Urgensi Mentalitas Abdi Masyarakat Bagi Konselor

Di dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam berbagai bidang tersebut, sangat penting bagi para konselor untuk meresapi nilai-nilai pengabdian pada masyarakat dan bahwa mereka adalah abdi-abdi masyrakat. Setelah itu, sangat penting juga bagi mereka untuk berupaya menanamkannya nilai-nilai ini kepada sasaran kegiatan mereka, yaitu para konseli.

(14)

Kesadaran akan nilai-nilai ini selanjutnya termanifestasi dalam kata-kata yang mereka gunakan dalam layanan bimbingan dan konseling. Mereka dituntut untuk mematri dalam jiwa mereka bahwa mereka adalah “pelayan bagi para konseli” yang bekerja dengan bermodalkan keikhlasan.

‘Isa ‘Ali al-‘Akub dalam kata pengantarnya bagi buku terjemahannya atas kitab Fihi Ma Fihi karya Jalal al-Din al-Rumi mengatakan bahwa keikhlasan adalah hal yang sangat penting. Lalu, dia mengutip perkataan Ibnu ‘Ataillah:

اهيف صلخلا رس دوجو اهحاورأو ةمئاق روص لامعلا22

Para konselor adalah orang-orang yang melakukan pengabdian pada masyarakat, lalu mengenalkan dan mengarahkan konseli kepada untuk melakukan pengabdian seperti mereka kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mentalitas seperti ini sangat dibutuhkan oleh seorang konselor. Konselor adalah orang yang membuat dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain— selalu mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada kebaikan yang—sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.

Pengabdian kepada masyarakat ini menjadi perbuatan yang sangat mulia di antaranya karena tiga hal.

Pertama, berkhidmat pada masyarakat adalah profesi para nabi. Al-Quran tidak diturunkan kecuali untuk keperluan khidmat pada masyarakat. Para nabi menanggung penderitaan, kesulitan, dan perjuangan demi suksesnya pengabdian ini. Jadi, tujuan pengutusan para nabi pun tak lain agar mereka melakukan pengabdian kepada umat manusia. Khumayni mengatakan, “Para nabi dan para wali memiliki perasaan yang sama, yaitu mereka merasa memiliki misi untuk menunjuki, membimbing, dan mengabdi kepada umat manusia.”23

22 Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali ‘Akub, Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-al-Fikr, h. 10.

(15)

Kedua, abdi masyarakat adalah makhluk yang paling dicintai Allah.

Di dalam hadits Nabi saw dijelaskan:

هلايعل مهعفنأ هيلإ هقلخ بحأف هللا لايع مهلك قلخلا.

“Semua makhluk adalah tanggungan Allah SWT. Karena itu, sebaik-baik makhluk-Nya di sisi-Nya adalah yang terbaik terhadap tanggungan-Nya.”

Selain hadith tersebut, kita sering mendengar hadith lain yang lebih populer:

سانلل مهعفنأ سانلا ريخ.

“Manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesamanya.”

Ketiga, pengabdian kepada masyarakat sesungguhnya merupakan pengabdian kepada Allah.

Imam al-Sadiq mengatakan:

هرمع ىلاعت هللا مدخ نمك ناك ةجاح ملسملا هيخل ىضق نم.

“Orang yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama muslim, dia seperti orang yang mengabdikan umurnya kepada Allah SWT.”

Karena itulah Khumayni berpesan kepada murid-muridnya agar mereka mempersiapkan diri untuk mengabdi kepada Islam dan bangsa yang tertindas, mengencangkan ikat pinggang untuk mengabdi kepada hamba-hamba Allah karena itu berarti mengabdi kepada Allah SWT.24

Konselor adalah abdi masyarakat. Dalam hal ini, kewajiban konselor adalah mengenalkan dan mengarahkan konseli kepada kebaikan yang ada di sekitarnya. Dia adalah orang yang membuat dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain—selalu mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada kebaikan yang— sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.

Para konselor adalah orang-orang yang sedang memenuhi kebutuhan yang sangat penting pada diri konseli. Dalam agama

(16)

Islam, tema ini sangat krusial. Allah SWT menghendaki berjalannya tradisi saling menolong dan solidaritas di tengah-tengah masyarakat. Itulah hukum yang harus berlaku di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat itu dapat menunaikan tugas dan perannya, sebagaimana tolong menolong juga menjadi hukum yang berlaku di antara anggota-anggota tubuh seorang manusia agar dia dapat menunaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Allah SWT berfirman,

ىوقتلاو ربلا ىلع اونواعتو

“Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa.” (Al-Maidah: 3)

Kebaikan adalah semua perbuatan kemanusiaan yang dilakukan seseorang pada sesamanya, di antaranya mengabdi pada masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang lain. Yaitu, memberikan bantuan secara sukarela atas inisiatif sendiri. Bagaimana Islam mengajarkan sifat mulia ini?

Memenuhi kebutuhan material orang lain sangat banyak bentuknya, misalnya memberikan uang, membangunkan rumah, meringankan beban, memberi makanan, dan menyumbangkan pakaian.25

Imam Jafar ash-Shadiq berkata kepada Sadir ash-Shairafi,

اولعفاف مكسفنا نع اهوعفدت نأ متردق نإف ، هيلع هلل ةجحلا تمظع لا لجر لام رثك ام

“Tidaklah harta seseorang itu banyak, kecuali besar juga pertanggungjawaban yang diminta Allah atasnya. Jika kalian mampu menunaikan tanggung jawab itu, maka silakan (berharta banyak).”

Sadir pun berkata kepada beliau,

؟اذامب ، هللا لوسر نباي

“Wahai cucu Rasulullah, bagaimana cara menunaikan tanggung jawab itu?”

Beliau berkata,

(17)

مكلاوما نم مكناوخا جئاوح ءاضقب

“Dengan memenuhi kebutuhan saudara-saudaramu dengan hartamu.”

Sedangkan kebutuhan mental yang dalam beberapa keadaan lebih penting daripada bantuan material, contohnya adalah mendukung seseorang dalam keadaan genting, membantunya mengambil sikap dan keputusan yang benar, menolong orang yang dizalimi, menghibur orang yang sedang sedih atau sakit, menghibur hati orang lain, menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang di tengah-tengah masyarakat.

Imam Ali Zainal Abidin berkata,

ريقفلا نمؤملا هاخأ اهب ملكي ةملكب ةنجلا ىلا مكنم دحاولا برقيل لجو زع هللا نإ

“Sesungguhnya Allah SWT mendekatkan seseorang di antara kamu ke surga dikarenakan satu kata yang dia ucapkan kepada saudaranya sesama orang beriman yang miskin.”

Menolong orang lain, mengabdi kepada masyarakat, dan memenuhi kebutuhan mereka sangat bermanfaat bukan hanya dengan terpenuhinya kebutuhan orang yang sedang terjepit, tapi juga bagi sang penolong dan masyarakat secara keseluruhan. Lebih jelasnya, manfaat itu sebagai berikut:

Pertama, menumbuhkan semangat saling mengasihi, memberi, berkorban, dan menolak egoisme dan individualisme.

Orang-orang yang egois atau individualis tidak akan menolong orang lain kecuali jika dipaksa atau mereka memperkirakan adanya balasan dan keuntungan pribadi. Hanya orang-orang merdeka yang bersegera mengulurkan bantuan kepada orang lain dan mengutamakan orang lain daripada kebutuhan diri mereka sendiri.

Kedua, menumbuhkan kekuatan mental dan fisik.

(18)

seperti kekayaan dan kekuasaan. Semua kekuatan ini merupakan nikmat dari Allah SWT bagi manusia. Jika seseorang menggunakannya untuk menolong orang yang membutuhkan, maka dia telah menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah yang menyebabkan kekuatan-kekuatan itu bertambah. Sedangkan jika menolak hal itu, maka dia telah melalaikan kewajibannya kepada Allah dan membuatnya kehilangan kekuatan tersebut.

Rasulullah saw bersabda,

:

هب تنعأ لهف اهاج كتقزر يدبع اي لوقيف ، هلام يف هلأسي امك ههاج يف دبعلا لأسيل هللا نإ

افوهلم هب تثغأ وأ امولظم

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seseorang tentang kekuasaannya sebagaimana Dia menanyai orang itu tentang kekayaannya. Allah akan berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, Aku telah menganugerahimu kekuasaan. Apakah dengannya engkau telah menolong orang yang dizalimi, atau membantu orang yang kesusahan?’”

Imam Ali berkata,

دقف ، هيلع هناحبس هللا بجوأ امب ماق نإف ، هيلإ سانلا جئاوح ترثك هيلع هللا معن ترثك نم

لاوزلل اهضرع دقف ، اهيف هناحبس هللا بجوأ ام عنم نإو ، ماودلل اهضرع

“Orang yang banyak nikmat Allah pada dirinya, banyak pula kebutuhan manusia kepadanya. Jika dia menunaikan apa yang diwajibkan Allah padanya, maka dia membuat nikmat itu langgeng padanya. Jika dia menolak apa yang diwajibkan Allah padanya, maka dia telah membuat nikmat itu musnah.”

Ketiga, perasaan senang dan gembira.

Orang tidak akan dapat merasa bahagia kecuali jika dia membahagiakan orang lain, yaitu dengan memenuhi kebutuhan orang lain, mengabdi kepada orang lain dalam urusan-urusan mereka. Kebahagiaan seperti cinta. Ia tidak akan diperoleh kecuali dengan memberinya kepada orang lain.

Imam Ali berkata,

(19)

“Salah satu bukti kebahagiaan yang sempurna adalah seseorang berusaha membuat perbaikan bagi masyarakat.”

Beliau berkata,

هشيع يف سانلا شيع نسح نم اشيع سانلا نسحأ نإ

“Orang yang paling baik hidupnya adalah orang yang membuat baik kehidupan orang yang ada di dalam kehidupannya.”

Beliau juga berkata,

ماعطلا يف ماركلا ةذل

“Kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang mulia adalah dengan memberi makanan kepada orang lain.”

Keempat, membuat seseorang merasa dirinya bernilai atau berharga.

Bencana terbesar yang dirasakan oleh manusia adalah bila dia merasa dirinya telah tidak dibutuhkan lagi di dalam kehidupan ini. Bencana ini tidak dapat ditanggulangi kecuali dengan bekerja merawat anak-anak yatim, orang-orang cacat, orang-orang sakit, dan orang-orang lanjut usia.

Kelima, cinta kepada orang lain.

Semua orang pasti merasa ingin dicintai dan dianggap penting oleh masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan ini, dia harus merasakan kesulitan dan kegelisahan orang lain, dan berusaha mengatasinya. Sebab, “hati manusia berwatak mencintai orang yang berbuat baik kepadanya.”

Imam Ali berkata,

مهفورعمب رارحلا نورتشي لو مهلاومأب كيلامملا نورتشي ماوقأ نم بجعل ينإ

“Aku heran pada orang-orang yang membeli budak dengan harta mereka dan tidak membeli orang merdeka dengan kebaikan mereka.”

Keenam, kesehatan fisik dan mental.

(20)

lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak demikian. Orang-orang ini menjalani kehidupan secara positif dan bahagia. Para ilmuwan mengatakan bahwa pengabdian pada masyarakat akan menjadi unsur penting di dalam resep pengobatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien mereka di masa depan. Sementara para sosiolog mengatakan bahwa melatih para pemuda untuk memikirkan orang lain dan mengabdi kepada masyarakat akan menjaga para pemuda dari kekosongan yang dapat menjerumuskan mereka pada penyimpangan dan narkoba.

Ketujuh, kedekatan dengan Allah.

Mengabdi kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang lain adalah salah satu jalan terbaik yang mengantarkan kepada kedekatan kepada Allah SWT.

Abu Abdillah meriwayatkan,

مهجئاوح يف مهاعسأو مهب مهفطلأ يلإ مهبحأف يلايع قلخلا لجو زع هللا لاق

“Allah SWT berfirman, ‘Makhluk adalah tanggungan-Ku. Karena itu, yang paling Kucinta di antara makhluk-Ku adalah yang paling lembut terhadap makhluk-Ku dan paling keras dalam berusaha memenuhi kebutuhan mereka.”

Kedelapan, memenuhi hak sesama.

Selain manfaat terdahulu, memenuhi kebutuhan orang lain adalah salah satu jenis memenuhi hak ukhuwah.

Al-Ma’la bin Khanis berkata, “Aku berkata kepada Abu Abdillah, ‘Apa hak mukmin pada sesamanya?’ Dia berkata,

… هتعاط كرتو هللا ةيلو نم جرخ هفلاخ نإ بجاو هيلع وهو لإ قح اهيف ام تابجاو قوقح عبس

.

هتجاح يف يشمت نا يناثلا قحلاو كسفنل هركت ام هل هركتو كسفنل بحت ام هل بحت نأ اهنم قح رسيأ

.

كناسلو كلجرو كديو كلامو كسفنب هلصت نأ ثلاثلا قحلاو هلوق فلاخت لو هاضر يغتبتو … ‘

(21)

pada sesamamu apa yang engkau tidak suka terjadi pada dirimu. Kewajiban kedua adalah engkau berjalan untuk memenuhi kebutuhan sesamamu dan mengusahakan keridhaannya serta tidak menentang perkataannya. Kewajiban ketiga adalah engkau menjaga hubungan dengannya dengan diri, harta, tangan, kaki, dan lidahmu.” Dan kewajiban-kewajiban lainnnya.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw,

هتجاح ملع اذإ بلطلا هاخأ نمؤملا فلكي ل

“Janganlah seorang mukmin membebani saudaranya untuk meminta jika dia sudah tahu kebutuhannya.”

Pengaruh memenuhi kebutuhan orang lain bagi masyarakat Pengaruh ini terlihat pada pengaturan urusan masyarakat, mengantarkan orang yang memiliki kebutuhan kepada kebutuhannya, memudahkan urusan manusia, meringankan kesusahan, dan memasukkan kebahagiaan kepada orang-orang yang berkebutuhan.

Imam Ali berkata,

:

عيبي ل ريقفبو هللا نيد لهأ ىلع هلضفب لخبي ل ينغبو هل لمعتسم قطان ملاعب ةعبرأب نيدلا ماوق

.

نع لهاجلا ربكتساو هلامب ينغلا لخب اذاو هملع ملاعلا متك اذإف ملعتي نا ربكتي ل لهاجبو هايندب هترخا يرقهقلا اهئارو ىلا ايندلا تعجر ملعلا بلط

“Tegaknya agama itu karena empat perkara. Ulama yang menyuarakan dan mengamalkan ilmunya, orang kaya yang tidak pelit akan kelebihannya kepada para penganut agama Allah, orang miskin yang tidak menjual akhiratnya dengan dunianya, dan orang bodoh yang tidak sombong untuk belajar. Jika ulama menyembunyikan ilmunya, jika orang kaya pelit dengan hartanya, jika orang miskin menjual akhiratnya dengan dunianya, dan jika orang bodoh sombong untuk menuntut ilmu, maka dunia akan runtuh atas mereka.”

(22)

konselor dalam melakukan pelayanan bimbingan dan konseling pantas untuk memprioritaskan orang-orang tertentu.

Dengan kata lain, pengabdian yang secara umum ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan ini harus mencermati tempat-tempat kebutuhan tersebut.

Berkaitan dengan hal ini, Khomeini mengatakan,26

“Semua pimpinan, pejabat, pemimpin, tokoh agama di dalam sistem pemerintahan yang adil ditugasi untuk membangun relasi, pertemanan, dan persaudaraan dengan orang-orang miskin melebihi relasi, pertemanan, dan persaudaraan mereka dengan orang-orang yang berkecukupan dan berkemewahan. Sebab, berdiri di pihak orang-orang yang terlantar dan miskin, serta melihat diri sendiri seperti mereka, adalah kebanggaan yang sangat besar yang diperolah oleh para wali.”

Khomeini selanjutnya menyebutkan beberapa lapisan masyarakat yang harus dikhidmati. Di antaranya:

Pertama, para mujahid.

Kedua, keluarga sendiri. Khomeini berkata di dalam wasiatnya kepada Ahmad, anaknya, “Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi kepada keluarga, khususnya ibumu, yang memiliki banyak sekali hak atas kita. Raihlah ridhanya.”

Ketiga, orang-orang tertindas. Imam Khomeini mengutip sebuah riwayat dari Imam ash-Shadiq, “Allah SWT mewahyukan pada Dawud, ‘Salah seorang hamba-Ku mendatangi-Ku dengan membawa kebaikan. Maka, aku memberikan surga-Ku baginya.’ Dawud berkata, ‘Wahai Tuhan, kebaikan apakah yang dia lakukan?’ Allah berfirman, ‘dia memasukkan kebahagiaan ke dalam hati hamba-Ku yang beriman kepada-Ku meski hanya dengan sebutir kurma.’ Dawud berkata, ‘Adalah hak bagi orang yang mengenal-Mu untuk tidak putus harapannya dari-mengenal-Mu.’”

Hal-hal kecil yang dianggap orang ini bisa sangat krusial bagi keselamatan ukhrawinya. Kurma kecil yang dia berikan kepada orang miskin dan lapar, yang menyenangkan dan melapangkan kesusahan orang itu dapat menjadi penyebab kebahagiaannya yang abadi dan selama-lamanya di surga Allah SWT. Itu bisa menjadi penentu dalam timbangan amalnya yang memberatkan sisi amal baiknya.

Benar, itu kecil dan sepele di mata kita. Tapi, di mata orang miskin dan lapar, itu primer, asasi, dan sangat penting. Cukup bagimu dengan melihat kebahagiaan yang

(23)

terpancar di matanya agar engkau tahu betapa bernilainya kurma kecil itu dan sumbangan tak seberapa darimu itu di dalam pandagan Allah SWT.

Rasulullah saw ditanya,

؟هللا ىلإ بحأ لامعلا يأ

“Apa perbuatan yang paling disukai Allah?” Beliau menjawab,

ملسملا رورس عابتا

“Mengikuti kebahagiaan seorang muslim.” Beliau ditanya,

؟ملسملا رورس عابتا امو هللا لوسر اي

“Wahai Rasulullah, apakah maksudnya mengikuti kebahagiaan seorang muslim itu?”

Beliau menjawab,

هنيد ءاضقو ،هتبرك سيفنتو ،هعوج ةعبش

“Mengenyangkan laparnya, melapangkan kesempitannya, membayarkan hutangnya.”

Khomeini berkata, “Salah satu perkara penting yang harus kuwasiatkan adalah tekad keras untuk menolong hamba-hamba Allah, terutama oarng-orang tertindas, miskin, dan terzalimi yang tidak memiliki tempat berlidnung di masyarakat. Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi kepada mereka. Itu adalah bekal terbaik dan perbuatan paling mulia di sisi Allah.”

Beliau juga berkata, “Aku berwasiat kepada semua orang agar mengerahkan tenaga demi kesejahteraan lapisan-lapisan masyarakat yang tertindas. Sebab, kebaikan dunia dan akhirat kalian terletak pada upaya kalian mencari jalan keluar bagi masalah-masalah orang-orang yang tertindas di masyarakat, yaitu mereka yang sepanjang sejarah senantiasa menderita.”

Mendukung dan mengabdi pada orang-orang yang tertindas adalah masalah penting yang diperhatikan oleh Khomeini. Banyak lembaga yang memperhatikan masalah ini didirikan, dan beliau menampakkan rasa senangnya terhadap kegiatan-kegiatan lembaga tersebut.

(24)

Mendukung orang-orang yang dizalimi dan menghilangkan kezaliman adalah masalah yang sangat diperhatikan oleh Islam. Khomeini menegaskan hal ini dalam perkataannya, “Berjuanglah dalam mengabdi orang-orang yang dizalimi dan melindungi mereka dari orang-orang pongah dan lalim.

Kelima, Islam dan pemerintah.

Khomeini berwasiat kepada anaknya, Ahmad, “Setelah aku meninggal, mungkin engkau akan ditawari jabatan-jabatan. Jika niatmu adalah berbakti kepada Negara dan Islam yang agung, maka janganlah engkau menolak. Tapi, jika niatmu—semoga Allah melindungi dari—hawa nafsu dan memuaskan syahwat, maka jangan terima. Sebab, kedudukan dan jabatan duniawi tidak bernilai sama sekali untuk kaukorbankan jiwamu karenanya.

Mengabdi kepada negara dan agama adalah urusan penting yang kepadanya bermuara berbagai jenis pengabdian terdahulu.

Orang yang mengabdi kepada orang-orang tertindas, dia mengabdi kepada Islam. Begitu juga orang yang mengabdi kepada para mujahid, keluarga, dan orang-orang yang dizalimi. Hal ini merupakan “persoalan penting” lainnya yang diwasiatkan Khomeini. Dia meminta kesungguhan dalam mengabdi kepada orang-orang yang tertindas, khususnya orang miskin dan orang yang dizalimi karena orang-orang ini menurutnya adalah orang-orang-orang-orang yang tidak memiliki tempat berlindung di masyarakat. Berusahalah sekuat tenaga dalam mengabdi kepada mereka. Sebab, ini adalah perbekalan dan perbuatan terbaik di sisi Allah, serta pengabdian terbaik yang engkau berikan kepada Islam.27

Penutup

(25)

Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.

http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/

diakses pada hari Jumat, 09 Desember 2011, jam 10.44.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-di-indonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember

2011, 20.47

http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08

Desember 2011, 20.56.

Kamilah Farkh dan ‘Abd Jabir Tayyim, Mabadi’ Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999 M./1420 H..

‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad min Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis di Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H..

‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H..

Musa‘id bin ‘Abdullah Khalf, Mayadin wa Khidmat Tawjih wa al-Irshad, h. 6.

‘Abd Hamid bin Ahmad Na‘im, Usus Tawjih wa Irshad al-Nafsi, al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.

Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub, Beirut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-Fikr, h. 10.

Khidmah Nas fi Fikr Imam Khumayni, Markaz Imam al-Khumayni al-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11. Tersedia on line.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, dengan status sebuah negara membangun persoalan pendidikan dan sumber tenaga manusia di bidang teknik dan vokasional tidak kurang pentingnya; bukan sahaja dalam

Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, dikemas menjadi dua rencana pembelajaran, dalam satu rencana pembelajaran digunakan untuk satu kali pertemuan dengan

Keempat bahasa tersebut dipilih untuk dikaji karena merupakan bahasa deskripsi perangkat keras tingkat aliran data Hasil kajian menunjukkan bahwa ke empat bahasa tersebut

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Terhadap Earning Per Share (EPS) dan dampaknya Terhadap Harga Saham,”

Demikian media massa memenuhi tugasnya sebagai pendidik seperti dikutip dari Nurudin (2014 : 103) “Ketika media massa dengan informasi dan analisisnya memberikan

Dari defenisi-defenisi pengendalian intern yang dirumuskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang dituangkan dalam suatu

Gagal jantung kongestif merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskuler yang jumlahnya meningkat cepat. Proses penyembuhan pasien dengan penyakit

Dalam proses ini, dibutuhkan dua buah tangki terpisah untuk pengolahan air buangan dan menstabilkan lumpur aktif. Lumpur aktif yang telah distabilkan kemudian