• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. By: ZIMMY DAMASWARA NPM Guided By: Dr. Jajang Badruzaman, SE.,M.Si. Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. By: ZIMMY DAMASWARA NPM Guided By: Dr. Jajang Badruzaman, SE.,M.Si. Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PLANS (ESOP) ON EARNINGS PER SHARE (EPS) AND ITS IMPACT ON STOCK PRICE

(Case Study in PT Bank Mandiri (Persero) Tbk)

By:

ZIMMY DAMASWARA NPM. 083 403 029

Guided By:

Dr. Jajang Badruzaman, SE.,M.Si. Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

The Purpose of this research is to find and analysis the effect of Employee Stock Ownership Plans on Earning Per Share and it’s impact on the stock price in PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. The research method used is descriptive analytical method with a case study approach. The tecniques of analyze data is used path analysis. Testing of hypothesis partially by using test t and in simultan by using test F. The data is taken from quarterly financial statements PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk to years 2004 – 2011. The data processing results show that : (1) Employee Stock Ownership Plans no significant effect on Earning Per Share, (2) Employee Stock Ownership Plans to stock price do not significant influence, (3) Earning Per Share significant influence stock price, (4) Employee Stock Ownership Plans and Earning Per Share to stock price have significant impact on stock price. Increasing Employee Stock Ownership Plans, Earning Per Share and the better also increase the stock price acquired PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

.

Keywords: Earning Per Share,Employee Stock Ownership Plans, Stock Price

A. PENDAHULUAN

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan

mengorbankan kepentingan para pemegang saham (Putri dan Nasir, 2006).

Pemikiran bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau self-interested behaviour. Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang

(2)

saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Scott (1997) dalam Mursalim (2009) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kedua jenis kontrak tersebut seringkali dibuat berdasarkan angka laba, sehingga dikatakan bahwa agency theory mempunyai implikasi terhadap akuntansi.

Agency theory memaparkan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan seperti itu, dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict atau agency problem, disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu principal (yang memberi kontrak atau pemegang saham) dan agent (yang menerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Jika agent dan principal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alasan untuk percaya bahwa agent (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan principal (Jensen dan Meckling, 1976). Pada satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak dibanding principal di sisi lain, karena manajemen yang mengelola perusahaan secara langsung, hal ini menimbulkan adanya ketidakseimbangan informasi (information asymmetry).

Konflik kepentingan diantara pemilik dan manajemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk meminimalisasi konflik tersebut pihak pemilik harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari manajemen. Selain itu pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada mereka. Dan salah satu dari banyak contoh pemberian insentif yang layak sebagai pencegahan terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen adalah dengan diterapkannya Employee Stock Ownership Plans (ESOP).

Employee Stock Ownership Plans (ESOP) yang dalam bahasa Indonesia berarti

program kepemilikan saham oleh karyawan, merupakan salah satu dari program manajemen sumber daya manusia berupa program kepemilikan karyawan dalam saham perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja (Bapepam, 2002).

Employee Stock Ownership Plans (ESOP) yang diterapkan pada perusahaan diharapkan dapat mempersempit masalah keagenan, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja perusahaan.

Insentif yang diberikan kepada para eksekutif dan karyawan perusahaan dalam bentuk opsi saham diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995).

Ditambahkan oleh Iqbal (2001) bahwa kepemilikan saham oleh karyawan perusahaan (insiders) memberi kesan sebagai financial investment. Kepemilikan tersebut akan memberikan feeling yang besar terhadap kepuasan juga komitmen dan kontrol kepada perusahaan.

Ross et al (1999) dalam Isnata (2008) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manjemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang pernah dilakukan Jansen dan Meckling (1976) dalam Pandansari (2010) yang menunjukkan bahwa untuk meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial di dalam kinerja perusahaan.

Salah satu komponen yang menunjukan kinerja perusahaan dalah laba per saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap di bagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keungan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan

(3)

besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung bedasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan (Tandelilin, 2001:241).

EPS diperoleh dari hasil bagi antara laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah rata – rata saham yang beredar. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya, sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik.

Untuk mengetahui Earning Per Share (EPS) yaitu dengan menganalisis laporan keuangan para investor dapat melihat hubungan antara risiko dan return yang diharapkan dari modal yang ditanamkan. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang selalu mengalami perubahan harga. Dengan meningkatnya Earning Per Share, diharapkan akan meningkatnya minat para investor, sehingga permintaan terhadap saham meningkat. Naiknya permintaan akan saham menjadikan harga saham meningkat.

Harga saham yang diperdagangkan terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai kegairahan atau kelesuan aktivitas pasar modal serta pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham. Harga yang terbentuk di pasar modal ditentukan oleh faktor-faktor seperti laba per lembar saham, rasio laba terhadap harga saham, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah, penggunaan hutang dan faktor eksternal lainnya (Sartono, 1995).

Permintaan dan penawaran efek di pasar modal akan berpengaruh terhadap harga pasar saham. Kemudian akan mempengaruhi keuntungan (capital gain) dan kerugian (capital loss) yang diterima para investor.

Pada dasarnya motivasi perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia antara lain untuk mendapatkan tambahan modal kerja, memperbaiki posisi keuangan dan meningkatkan kredibilitas. Sedangkan investor yang membeli saham memiliki motivasi untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih harga saham pada saat menjual dan memebeli saham dan juga mendapatkan dividen yaitu laba yang dibagikan kepada pemegang saham.

Akhir-akhir ini motif utama dari investor ialah capital gain. Penurunan pembayaran dividen kepada pemilik saham dapat mempengaruhi minat pemodal atau calon pemodal dalam membeli saham yang diperdagangkan di bursa efek. Sedangkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan harta yang disebut dengan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan total sumber dananya juga akan mempengaruhi harga saham.

Para investor harus memiliki pemahaman terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya. Disamping itu, investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Dalam UU Pasar Modal mengenai prinsip keterbukaan yang mensyaratkan perusahaan yang go public yang tunduk pada UU Pasar Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi yang berkaitan dengan usaha yang ditanganinya. Kewajiban perusahaan untuk menyampaikan dan mengumumkan laporan keuangan juga dimaksudkan agar informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang go public juga tersedia bagi masyarakat, dan laporan keuangan memberikan informasi khususnya untuk investor mengenai kinerja perusahaan.

Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai ESOP belum terlalu banyak dan optimal, yang kemungkinan disebabkan oleh masih minimnya pengadopsian ESOP pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

B. METODE PENELITIAN

(4)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2003 : 64)

Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. (Mohammad, Nazir 1999 : 63)

Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:31).

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Terhadap Earning Per Share (EPS) dan dampaknya Terhadap Harga Saham,” maka terdapat tiga variabel yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun variabel tersebut yaitu:

1) Variabel Independen (Independent Variabel)(X)

Variabel independen yaitu variabel yang tidak terikat pada variabel lain dan mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Employee Stock Ownership plans (ESOP) dan Earning Per Share (EPS).

X1 = Employee Stock Ownership plans (ESOP) yang mana indikatornya adalah nilai jumlah saham pelaksanaan

X2 = Earning Per Share (EPS) adalah tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang indikatornya adalah laba bersih dan jumlah saham yang beredar.

2) Variabel Dependen (Dependent Variabel) (Y)

Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah Harga saham dengan indikator harga penutupan saham.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku dan referensi lainnya yang mendukung terhadap objek penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukukan dengan cara dokumentasi yang merupakan pengumpulan yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen atau cara-cara yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas.

Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data merupakan prosedur yang standar dan sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui dua cara antara lain :

1. Studi kepustakaan

Cara ini dilakukan terhadap jenis data sekunder, dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dimaksudkan untuk memperoleh data kepustakaan yang melandasi teori dalam menganalisis masalah yang diteliti.

2. Penelusuran Online

Yaitu tata cara penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan laninnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data atau informasi teori, secepat atau semudah

mungkin dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis (Burhan Bungin, 2004:148). Adapun data diperoleh dari laporan keuangan dan kinerja Sektor Perbankan yang telah mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari website www.idx.co.id yang dikeluarkan oleh perusahaan masing-masing bank.

(5)

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini tiga variabel, dimana variabel bebas (independen variable) Employee Stock Ownership Plans (ESOP) (X1) dan Earning Per Share (EPS) (X2), serta variabel terikat (dependen variable) adalah Harga Saham.

Teknik yang dipakai adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh seperangkat variabel X (variabel independen) dan mengetahui pengaruh antar variabel X. Pada analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisa jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab tehadap variabel lainnya sebagai variabel terikat (variabel independen). C. PEMBAHASAN

Employee Stock Ownership Plans (ESOP), Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kunci untuk memotivasi orang untuk berprilaku sedemikian rupa sehingga memajukan cita-cita suatu organisasi terletak pada cara dengan mana insentif organisasi berhubungan dengan cita-cita individual dan Employee Stock Ownership Plans (ESOP) merupakan salah satu bentuk insentif atau kompensasi yang dapat memenuhi hal tersebut yang menyebabkan meningkatnya kinerja perusahaan.

Salah satu komponen dalam kinerja perusahaan yaitu Earning Per Share (EPS). Dengan meningkatnya EPS maka perusahaan tersebut banyak diminati para investor dikarenakan nilai dari EPS terus meningkat dengan meningkatnya EPS maka Harga Saham pun akan naik.

Untuk mengetahui Employee Stock Ownership Plans (ESOP), Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham, akan diuraikan sebagai berikut.

a. Employee Stock Ownership Plans (ESOP), pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah saham pelaksanaan Employee Stock Ownership Plans pada PT Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2004 sampai 2011 mengalami kenaikan dan penurunan.

1. Pada Tahun 2004, jumlah saham pelaksanan Employee Stock Ownership Plans adalah sebanyak 18.906.551.000 2. Pada Tahun 2005, jumlah saham

pelaksanaan adalah sebesar 16.860.739.000, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2.045.812.000

3. Pada Tahun 2006, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 36.176.499.000, mengalami Kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 19.315.760.000.

4. Pada tahun 2007, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 55.783.713.000, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 19.607.214.000.

5. Pada Tahun 2008, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 27.773.536.000, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 28.010.177.000.

6. Pada Tahun 2009, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 31.737.095.000, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 3.963.559.000.

7. Pada Tahun 2010, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 38.889.364.000, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7.152.269.000.

8. Pada Tahun 2011, jumlah saham pelaksanaan adalah sebesar 88.219.262.000, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 49.329.898.000.

Dilihat dari data yang diperoleh pada saat penelitian maka dapat diketahui bahwa jumlah saham pelaksanaan ESOP mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan jumlah saham yang terjadi adalah tergantung sepenuhnya pada penggunaan hak konversi yang dimiliki oleh karyawan atas opsi saham yang telah

(6)

dialokasikan untuk mereka oleh perusahaan. Dan hal tersebut didasarkan pada pertimbangan karyawan apakah akan benar-benar membeli saham perusahaan, dalam arti melaksanakan hak opsi yang mereka miliki dengan mempertimbangkan kondisi harga saham perusahaan pada masa pelaksanaan. Bila harga saham pada masa pelaksanaan lebih rendah dari pada harga opsi, maka tentu karyawan tidak akan melaksanakan opsinya

b. Earning Per Share (EPS) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitabilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa mendatang, oleh karena itu para investor seringkali memusatkan perhatian pada besarnya EPS dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Untuk menganalisis penyebab perubahan EPS dapat digunakan analisis rasio laba.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa Earning Per Share pada PT Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2004 sampai 2011 mengalami kenaikan dan penurunan.

1. Pada Tahun 2004, Earning Per Share sebesar 262

2. Pada Tahun 2005, Earning Per Share sebesar 30, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 232

3. Pada Tahun 2006, Earning Per Share sebesar 118, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 88

4. Pada Tahun 2007, Earning Per Share sebesar 210, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 92

5. Pada Tahun 2008, Earning Per Share sebesar 255, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 45

6. Pada Tahun 2009, Earning Per Share sebesar 342, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 87

7. Pada Tahun 2010, Earning Per Share sebesar 439, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 97

8. Pada Tahun 2011, Earning Per Share sebesar 535, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 96

Dilihat dari data yang diperoleh pada saat penelitian maka dapat diketahui bahwa EPS mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan EPS yang terjadi adalah tergantung sepenuhnya pada jumlah saham yang beredar dan laba yang diperoleh PT. Bank Mandiri (persero) tbk per tahunnya, sehingga akan mempengaruhi dari jumlah EPS nya tersebut.

c. Harga Saham Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya, bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa Harga Saham pada PT Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2004 sampai 2011 mengalami kenaikan dan penurunan.

1. Pada Tahun 2004, harga penutupan saham sebesar 1.925.

2. Pada Tahun 2005 ,harga penutupan saham

sebesar 1.640, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar

285.

3. Pada Tahun 2006, harga penutupan saham sebesar 2.900, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 1.260.

4. Pada Tahun 2007, harga penutupan saham sebesar 3.500, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 600.

5. Pada Tahun 2008, harga penutupan saham sebesar 2.025, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 1.475.

6. Pada Tahun 2009, harga penutupan saham sebesar 4.700, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 2.675.

7. Pada Tahun 2010, harga penutupan saham sebesar 6.500, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 2.675.

(7)

8. Pada Tahun 2011, harga penutupan saham sebesar 6.750, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 250.

Dilihat dari data yang diperoleh pada saat penelitian maka dapat diketahui bahwa harga saham mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan harga saham yang terjadi adalah tergantung dari nilai saham yang terjadi dipasar saham.

Pengaruh Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada PT. Bank Mandiri

Untuk melihat pengaruh Employee Stock Ownership Plans (ESOP) terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Bank Mandiri dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya.

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, Employee Stock Ownership Plans (ESOP) (X1) terhadap Earning Per Share (EPS) (X2) adalah sebesar 0,654 atau sebesar 65,4% yang termasuk pada kategori tinggi dengan besar pengaruh (R2) sebesar 0,427 atau 42,7%, artinya Earning Per Share (EPS) ( X2) hanya dipengaruhi oleh Employee Stock Ownership Plans (ESOP) (X1) sebesar 42,7%.

Untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh ESOP terhadap EPS diukur dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficients dengan menggunakan koefisien standar, diperoleh nilai thitung sebesar 2,116 dan ttabel atau1/2α df (n-k-1) dengan menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) diketahui ttabel sebesar 2,571, berdasarkan kaidah keputusan terima Ho jika – t1/2α ≤ thitung ≤ t1/2α, maka nilai thitung < t1/2α ( 2,116 < 2,571 ), dengan demikian menerima Ho atau dengan melihat nilai sig F sebesar 0,079 yang berarti lebih besar dari tingkat

= 0,05. Dengan kata lain ESOP secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap EPS.

ESOP tidak berpengaruh signifikan terhadap EPS sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Hakim (2006) bahwa ESOP tidak selalu berkaitan dengan EPS, karena ESOP belum terlalu diminati oleh karyawan sehingga tidak berdampak pada EPS

Employee Stock Ownership Plans, Earning Per Share Dan Perngaruhnya Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

a.Pengaruh Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Secara Parsial Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Mandiri

Untuk melihat pengaruh ESOP terhadap Harga Saham dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh ESOP (X1) terhadap Harga Saham (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta (

) (standardized coefficients) sebesar 0,345 pengaruh langsung antara ESOP terhadap harga saham adalah sebesar 0,119, sedangkan pengaruh tidak langsung antara ESOP terhadap harga saham melalui EPS adalah sebesar 0,288, sehingga total pengaruh ESOP secara parsial terhadap harga saham adalah sebesar 0,407 atau 40,7% artinya harga saham dipengaruhi oleh ESOP sebesar 40,7%. Untuk pengujian secara parsial antara ESOP (X1) terhadap harga saham (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (

) = 0,345, diperoleh thitung sebesar 1,355 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel sebesar 2,571. Sehingga -t½ α < thitung < t½ α,maka thitung < ttabel (1,355 < 2,571) maka menerima Ho atau dengan melihat nilai sig F sebesar 0,233 yang berarti lebih besar dari tingkat

= 0,05. Dengan kata lain ESOP secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

ESOP tidak signifikan karena ESOP merupakan fenomena yang masih relatif baru bagi para karyawan sehingga memliki resiko dan belum ada kepastian tentang keuntungan yang diperoleh sehingga ESOP tidak signifikan terhadap harga saham. (Astika, Ida Bagus Putra. 2006 )

Sedangkan menurut penulis ESOP tidak berpengaruh signifikan dikarenakan setiap karyawan yang memiliki ESOP belum tentu menjual kepemilikan sahamnya ke bursa efek, bisa saja menjual kepemilikan sahamnya

(8)

ke karyawan lagi sehingga ESOP tidak berpengaruh terhadap harga saham.

b. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Secara Parsial Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Untuk melihat pengaruh EPS terhadap harga saham dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh EPS (X2) terhadap Harga Saham (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta (

) (standardized coefficients) sebesar 0,638pengaruh langsung EPS terhadap harga saham adalah sebesar 0,407 atau 40,7% dengan demikian secara parsial EPS berpengaruh terhadap harga saham sebesar 40,7%

Untuk menguji tingkat signifikansi antara EPS (X2) terhadap harga saham (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (

) = 0,638, diperoleh thitung sebesar 2,506 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel sebesar 2,571. Sehingga -t½ α < thitung < t½ α, maka thitung < ttabel ( 2,506 < 2,571 ) terima Ho atau dengan melihat nilai sig F sebesar 0,054 yang berarti sama dari tingkat

= 0,05. Dengan kata lain EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earnings per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Fara Dharmastuti, 2004). Pernyataan tersebut di perkuat oleh hasil penelitian Puji Astuti (2002), Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan terhadap harga saham c..Pengaruh Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Dan Earning Per Share (EPS) Secara Simultan Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Besarnya pengaruh ESOP (X1) dan EPS (X2) terhadap harga saham (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Path Analysis (analisis jalur). Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang

bahwa secara keseluruhan variabel ESOP (X1), EPS (X2), mempunyai pengaruh terhadap harga saham (Y) sebesar 0,814 atau 81,4% (Pengaruh X1, X2 terhadap Y). Adapun pengaruh lain yang tidak penulis teliti yaitu sebesar 0,186 () atau 18,6%.

Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dimana (ρ2

YX1X2) yaitu sebesar 0,814 dengan nilai pengaruh (koefisien determinasi = 0,6626 atau 66,26%) diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara ESOP dan EPS terhadap harga saham, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 17.0.

Untuk menguji hipotesis maka dilakukan pengolahan atas data, dimana berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran didapat nilai koefisien jalur γχ1 sebesar 0,345

dan γχ2 sebesar 0,638. Untuk dapat

mengetahui besarnya pengaruh ESOP dan EPS secara simultan terhadap harga saham dilakukan perhitungan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung ESOP dan EPS produktif terhadap harga saham. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,961 dengan kriteria penerimaan Ho, jika Fhitung ≤ Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan

sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F- Snedecor diperoleh F

;k ; (n-k-1) = 8 -2-1 adalah sebesar 5,79 sehingga Fhitung > Ftabel, maka tolak Ho atau cukup melihat sig F yaitu 0,015 yang artinya dengan

lebih kecil dari 0,05 (5%). Dikarenakan 10,961 lebih besar dari 5,79 dan sig F sebesar 0,015, maka Ho ditolak atau dengan kata lain ESOP (X1), EPS (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y) sebesar 0,814 atau 81,4%.

Maka dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada ESOP dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Semakin meningkat ESOP dan semakin baik EPS maka semakin meningkat pula harga saham yang diperoleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

(9)

D. PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Employee Stock Ownership Plans (ESOP) terhadap Earning Per Share (EPS) dan dampaknya terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mandiri (Persero) tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan ESOP, EPS dan harga saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah :

a. ESOP mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan jumlah saham yang terjadi adalah tergantung sepenuhnya pada penggunaan hak konversi yang dimiliki oleh karyawan atas opsi saham yang telah dialokasikan untuk mereka oleh perusahaan. Dan hal tersebut didasarkan pada pertimbangan karyawan apakah akan benar-benar membeli saham perusahaan, dalam arti melaksanakan hak opsi yang mereka miliki dengan mempertimbangkan kondisi harga saham perusahaan pada masa pelaksanaan. Bila harga saham pada masa pelaksanaan lebih rendah dari pada harga opsi, maka tentu karyawan tidak akan melaksanakan opsinya

b. bahwa EPS mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan EPS yang terjadi adalah tergantung sepenuhnya pada jumlah saham yang beredar dan laba yang diperoleh PT. Bank Mandiri (persero) tbk per tahunnya, sehingga akan mempengaruhi dari jumlah EPS nya tersebut.

c. bahwa harga saham mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan harga saham yang terjadi adalah tergantung dari nilai saham yang terjadi dipasar saham.

2. Pengaruh ESOP terhadap EPS pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk bahwa

ESOP terhadap EPS tidak berpengaruh secara signifikan karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikan nya lebih besar dari α = 0,05

3. Pengaruh ESOP secara parsial terhadap harga saham pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah ESOP tidak berpengaruh signifikan dikarenakan setiap karyawan yang memiliki ESOP belum tentu menjual kepemilikan sahamnya ke bursa efek, bisa saja menjual kepemilikan sahamnya ke karyawan lagi sehingga harga saham tidak berpengaruh terhadap ESOP. 4. Pengaruh EPS secara parsial

terhadap harga saham pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah bahwa secara langsung Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham dan tingkat signifikannya EPS signifikan terhadap harga saham.

5. Pengaruh ESOP dan EPS secara simultan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah ESOP dan EPS secara langsung mempunyai pengaruh terhadap harga saham sedangkan pengaruh secara simultan adalah setiap perubahan pada ESOP dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, semakin meningkat ESOP dan semakin baik EPS maka akan semakin meningkat pula harga saham yang diperoleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Perusahaan

a. Perusahaan harus mampu mempertahankan peningkatan Earning Per Share untuk menarik para investor dan calon investor supaya merasa aman dalam penanaman modalnya sehingga lebih banyak lagi untuk melakukan investasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

(10)

b. Perusahaan harus bisa membagikan ESOP secara menyeluruh sehingga setiap karyawan bisa memiliki saham perusahaan dan karyawan bisa semangat lagi dalam bekerja untuk meningkatkan laba perusahaan dan meningkatkan nilai harga saham sekaligus memberikan penjelasan mengenai ESOP kepada para karyawan yang belum tahu tentang ESOP.

c. Perusahaan harus terus melakukan inovasi dan pengembangan-pengembangan supaya pencitraan di masyarakat semakin baik, sehingga investor tertarik berinvestasi. Semakin banyak investor yang tertarik, maka harga saham pun akan naik.

2. Bagi Investor

Para investor atau calon investor dalm berinvestasi hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya Earning Per Share,. Earning Per Share yang meningkat mencerminkan perusahaan tersebut berada dalam kondisi baik dan mempelajari tentang keuntungan penerapan ESOP 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur untuk melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lainnya atau dengan menggunakan model lain yang mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan indikator motif yang dikemukakan oleh Greenberg dan Woods (1999) yaitu motif pelarian, motif pembelajaran sosial,

Pada kondisi flypaper Effect ini, pemerintah Kota Medan memperlihatkan perilaku yang tidak seperti biasanya, sehingga adanya kecenderungan menganggarkan pengeluaran

Ahogy a programozásban a lineáris keresés tételét a kiválasztás és az eldöntés összeépítésé- ből vezetjük le, ugyanígy látszik, hogy táblázatkezelésnél is a

jamak taksir ٌ ةَوْخِإ , digunakan dalam konteks persaudaraan seketurunan, karena memang saudara-saudara yang dilahirkan dari satu ibu, jumlahnya tidak banyak, jarang

Kemudian dari percobaan yang telah dilakukan pada komposisi phosphogypsum : pasir silica = 20 : 40 dengan variable penambahan foam agent untuk pembuatan bata

رظنن نأ نكتم زييمتلا ةقيرط مادختسا لبق ةيبرعلا ةغللا ةجمرت ىلع ذيملاتلا ةردق طسوتم اله ةقرفلا هذه و .ةيبيرجتلا ةقرفلا فى يلبقلا رابتخلاا جئاتن لىإ ةميق نم

Selain itu, rendahnya etika kerja dalam kalangan kakitangan perkhidmatan awam juga boleh memberi kesan kepada tingkah laku pekerja yang lain seperti komitmen terhadap

Matlamat kajian ini dijalankan adalah bertujuan untuk mengkaji kesan kolaborasi yang berlaku semasa proses PBM berbantukan alatan kolaborasi asinkronous forum board dengan