• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK - BANK PEMERINTAH - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK - BANK PEMERINTAH - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan budaya

masyarakat maka kebutuhan dan keinginan masyarakat akan produk dan jasa

juga mengalami perubahan. Oleh karena itu, bank dalam menciptakan produk

dan jasa perbankan harus lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan

masyarakat yang dapat memperlancar segala keperluan atau kegiatan dengan

sarana yang lebih banyak dan praktis serta didukung dengan adanya pelayanan

yang lebih baik dan cepat.

Salah satu tujuan berdirinya bank adalah untuk memperoleh

keuntungan yang akan digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan usaha,

mulai dari operasional hingga ekspansi untuk kegiatan dimasa yang akan

datang. Kemampuan bank untuk mendapatkan profit dapat diukur dengan

menggunakan rasio-rasio pengukur profitabilitas yang salah satu diantaranya

adalah Return On Assets (ROA). ROA merupakan indikator yang menggambarkan kemampuan manajemen untuk mengendalikan seluruh

biaya-biaya operasional dan non operasional, serta dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan.

ROA setiap bank seharusnya semakin meningkat setiap tahunnya,

namun tidak demikian halnya yang terjadi pada Bank Pemerintah yang

(2)

Tabel 1.1

RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH PERIODE 2010 - 2014

Sumber : Laporan keuangan publikasi bank Indonesia

Berdasarkan data tabel 1.1, maka dapat diketahui posisi ROA Bank

Pemerintah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 secara rata-rata mengalami

peningkatan. Akan tetapi terdapat beberapa ROA bank pemerintah yang

mengalami penurunan, yaitu pada bank BTN (Bank Tabungan Negara) dan Bank

Mandiri yakni sebesar -0.29 dan -0.23.

Kenyataan ini menunjukkan masih terdapat masalah pada

ROA Bank Pemerintah, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk

mencari tahu factor apa yang terjadi penyebab penurunan ROA pada

Bank Pemerintah tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi

dilakukannya penelitian tentang ROA Bank-Bank Pemerintah dan

mengaitkan dengan factor yang mempengaruhinya.

Secara teoritis banyak faktor yang dapat berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya ROA sebuah bank yang salah satu diantaranya

(3)

kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Risiko yang

berkaitan dengan usaha bank pada dasarnya berasal dari sisi aktiva dan dari

sisi pasiva. Ada beberapa risiko yang dapat dialami oleh bank yaitu meliputi

risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko hokum,

risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Risiko yang dapat diukur

dengan menggunakan laporan keuangan adalah risiko likuiditas, risiko kredit,

risiko pasar, risiko operasional dan yang tidak dapat diukur dengan menggunakan

laporan keuangan bank adalah risiko hokum, risiko reputasi, risiko strategik, dan

risiko kepatuhan. Penelitian ini hanya akan meneliti risiko yang dapat diukur

dengan laporan keuangan bank.

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau

aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas

dan kondisi keuangan Bank. (PBI NOMOR 13/23/PBI/2011). Risiko Likuiditas

dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain : Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Investing Policy Ratio (IPR).

Pengaruh LDR terhadap risiko likuiditas adalah negatif. Hal ini

terjadi apabila LDR meningkat, berarti terjadi kenaikantotal jumlah kredit yang

diberikan dengan persentase lebih besar daripada persentase kenaikan dana yang

diterima bank atau dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan

yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga kemampuan bank untuk

memenuhi kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan kredit yang

(4)

Pada sisi lain pengaruh LDR terhadap ROA adalah positif. Hal

ini terjadi apabila LDR meningkat, berarti terjadi kenaikan total kredit yang

disalurkan dengan persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase

kenaikan total dana pihak ketiga. Hal itu berakibat pada kenaikan

pendapatan yang lebih besar daripada kenaikan biayanya, sehingga laba akan

naik dan ROA juga akan naik. Pengaruh antara risiko likuiditas terhadap

ROA adalah negatif karena jika LDR meningkat maka risiko likuiditas

menurun dan ROA mengalami peningkatan. Dengan demikian pengaruh

risiko likuiditas terhadap ROA adalah negatif.

Pengaruh IPR terhadap risiko likuiditas yaitu negatif. Hal ini

terjadi apabila IPR meningkat, berarti terjadi kenaikan investasi surat

berharga dengan persentase lebih besar dibanding presentase kenaikan dana

pihak ketiga (DPK). Akibatnya terjadi peningkatan pendapatan yang lebih

besar dari peningkatan biaya, sehingga kemampuan bank untuk memenuhi

kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan surat berharga semakin

tingi yang berarti risiko likuiditas bank menurun.

Pada sisi lain pengaruh IPR terhadap ROA adalah positif. Hal ini

terjadi apabila IPR meningkat, berarti terjadi kenaikan investasi surat

berharga dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan dana pihak

ketiga (DPK). Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari

kenaikan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang

lebih besar dari kenaikan biaya sehingga laba bank meningkat dan akhirnya

(5)

menurun dan ROA mengalami peningkatan. Dengan demikian pengaruh risiko

likuiditas terhadap ROA adalah bersifat negatif.

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang

disepakati. (PBI NOMOR 13/23/PBI/2011). Risiko kredit dapat diukur dengan

menggunakan rasio keuangan antara lain : Non Performing Loan (NPL) dan Aktiva Produktif Bermasalah (APB).

Pengaruh NPL terhadap risiko kredit adalah positif. Hal ini terjadi jika

NPL mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan kredit bermasalah dengan

persentase lebih tinggi dibanding persentase peningkatan total kredit yang dimiliki

oleh bank. Ini menunjukkan ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah

pinjaman yang diterima beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu meningkat

sehingga risiko kredit meningkat.

Pada sisi lain pengaruh NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini

terjadi jika NPL mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan kredit

bermasalah dengan persentase lebih tinggi dibading persentase peningkatan total

kredit yang dimiliki oleh bank. Sehingga dapat mengakibatkan pendapatan bank

menurun, laba bank menurun dan mengakibatkan ROA pada bank mengalami

penurunan. Pengaruh risiko kredit terhadap ROA adalah negatif karena jika NPL

meningkat maka risiko kredit meningkat sehingga dan ROA menurun.

Pengaruh APB terhadap risiko kredit adalah positif. Hal ini terjadi jika

APB mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah

(6)

produktif. Ini menunjukkan biaya pencadangan penghapusan aktiva produktif

semakin meningkat, sehingga risiko kredit meningkat.

Pada sisi lain, pengaruh APB terhadap ROA adalah negatif. Hal ini

terjadi jika APB mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan aktiva produk

bermasalah dengan persentase lebih tinggi dibanding persentase peningkatan total

aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Akibatnya laba bank menurun, sehingga

ROA pada bank juga akan mengalami penurunan. Dengan demikian pengaruh

risiko kredit yang diukur dengan APB adalah negatif terhadap ROA, karena

dengan meningkatnya APB menyebabkan risiko kredit meningkat namun ROA

menurun.

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan

nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan (PBI NOMOR

13/23/PBI/2011). Risiko pasar dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan

salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan Interest Rate Risk (IRR) dan Posisi Devisa Netto (PDN).

Pengaruh IRR terhadap risiko pasar dapat positif atau negatif. Apabila

IRR meningkat, berarti terjadi peningkatan Interest Rate Sensitivity Asset (IRSA) dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan Interest Rate Sensitivity Liabilities (IRSL). Jika pada saat itu tingkat suku bunga cenderung meningkat, maka akan terjadi kenaikan pendapatan bunga lebih besar dari

kenaikan biaya bunga, yang berarti risiko suku bunga atau risiko pasar yang

(7)

Namun apabila IRR menurun, berarti terjadi penurunan Interest Rate Sensitivity Asset (IRSA) dengan persentase lebih besar disbanding persentase penurunan Interest Rate Sensitivity Liabilities (IRSL). Jika pada saat itu tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan

pendapatan bunga lebih besar disbanding penurunan biaya bunga yang

berarti risiko suku bunga atau risiko pasar yang dihadapi bank meningkat.

Jadi pengaruh IRR terhadap risiko pasar adalah positif.

Pada sisi lain pengaruh IRR terhadap ROA bias positif atau

negatif. Dapat berpengaruh positif apabila IRR meningkat, berarti terjadi

peningkatan IRSA dengan persentase lebih besar dibanding persentase

peningkatan IRSL. Jika pada saat itu tingkat suku bunga cenderung

meningkat, maka akan terjadi pendapatan bunga yang lebih besar daripada

kenaikan biaya bunga sehingga pendapatan bank meningkat, laba bank

meningkat dan ROA juga meningkat. Jadi pengaruh IRR terhadap ROA adalah

posotif. Sebaliknya dapat juga berpengaruh negatif apabila tingkat suku bunga

mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan pendapatan bunga yang lebih

besar dibanding penurunan biaya bunga sehingga pendapatan bank menurun, laba

bank menurun dan ROA juga akan menurun. Jadi pengaruh IRR terhadap ROA

adalah negatif. Dengan demikian pengaruh risiko pasar terhadap ROA dapat

positif atau negatif.

PDN merupakan perbandingan rasio antara (aktiva valas – pasiva

valas) + selisih off balance sheet dibandingkan dengan modal. Pengaruh PDN

(8)

berpengaruh positif apabila nilai tukar mengalami penurunan, maka akan terjadi

penurunan pendapatan valas yang lebih besar dibanding penurunan biaya valas

yang berarti risiko nilai tukar atau risiko pasar yang dihadapi bank akan naik.

Sehingga pengaruh PDN terhadap risiko pasar adalah positif. Namun PDN

terhadap risiko pasar akan berpengaruh negatif apabila PDN naik maka terjadi

kenaikan aktiva valas dengan persentase lebih besar dibanding kenaikan pasiva

valas. Jika pada saat itu nilai tukar cenderung mengalami peningkatan maka akan

terjadi kenaikan pendapatan valas akan lebih besar dibanding kenaikan biaya

valas sehingga menyebabkan risiko pasar yang dihadapi bank akan menurun.

Sehingga pengaruh PDN terhadap risiko pasar negatif.

Pada sisi lain, pengaruh PDN terhadap ROA bias positif atau

negatif. Dapat berpengaruh positif apabila PDN meningkat, maka kenaikan

aktiva valas dengan persentase lebih besar dibanding persentase pasiva valas.

Jika pada saat itu nilai tukar cenderung mengalami peningkatan maka

kenaikan pendapatan valas lebih besar dibanding kenaikan biaya valas

sehingga pendapatan bank meningkat, laba bank meningkat dan ROA juga

akan meningkat. Sehingga pengaruh PDN terhadap ROA adalah positif.

Sebaliknya dapat berpengaruh negatif apabila nilai tukar mengalami

penurunan maka akan terjadi penurunan pendapatan valas yang lebih besar

dibanding penurunan biaya valas sehingga pendapatan bank menurun, laba

bank menurun dan ROA juga ikut menurun. Jadi pengaruh PDN terhadap

ROA adalah negatif. Dengan demikian pengaruh risiko pasar terhadap ROA

(9)

Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional Bank (PBI NOMOR 13/23/PBI/2011). Sedangkan

operasional sebuah bank didasarkan pada kebijakan umum tentang usaha bank

untuk mengatasi kemungkinan terjadi kewajiban keuangan bank diluar proses

yang normal seperti mencegah kredit non lancar karena faktor ekonomi secara

umum, perilaku pemilik, dan pengurus serta penyelesaiannya (I WayanSudirman,

2013 : 114). Risiko operasional dapat diukur dengan menggunakan rasio

keuangan antara lain : Fee Based Income Rate (FBIR) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

FBIR memiliki pengaruh negatif terhadap risiko operasional. Hal ini

dapat terjadi karena FBIR meningkat berarti telah terjadi peningkatan pendapatan

operasional selain bunga dengan persentase lebih besar dibanding persentase

peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya terjadi peningkatan pendapatan

operasional sehingga operasional menurun.

Pada sisi lain, pengaruh FBIR terhadap ROA adalah positif. Hal ini

dapat terjadi karena FBIR meningkat berarti telah terjadi peningkatan pendapatan

operasional selain bunga dengan persentase lebih besar dibanding persentase

peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya pendapatan bank meningkat, laba

bank meningkat dan ROA bank juga meningkat. Jadi pengaruh risiko operasional

yang diukur dengan FBIR adalah negatif terhadap ROA.

(10)

dengan meningkatnya BOPO berarti terjadi peningkatan biaya operasional dengan

persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan

operasional, yang berarti risiko operasional meningkat.

Pada sisi lain, pengaruh BOPO terhadap ROA adalah negatif. Karena

dengan meningkatnya BOPO berarti terjadi peningkatan biaya operasional dengan

persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional.

Akibatnya pendapatan bank menurun, laba bank menurun dan ROA akan ikut

menurun. Dengan demikian pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah

negatif.

1 2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah penilitian yang telah dijelaskan

di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR dan BOPO secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah ?

2. Apakah LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap ROA pada Bank Pemerintah ?

3. Apakah IPR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap ROA pada Bank Pemerintah ?

4. Apakah NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap

ROA pada Bank Pemerintah ?

5. Apakah APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap

ROA pada Bank Pemerintah ?

(11)

ROA pada Bank Pemerintah ?

7. Apakah PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

ROA pada Bank Pemerintah ?

8. Apakah FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

ROA pada Bank Pemerintah ?

9. Apakah BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap

ROA pada Bank Pemerintah ?

10. Diantara LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR dan BOPO, manakah

yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap tingkat ROA pada Bank

Pemerintah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR

dan BOPO secara simultan terhadap ROA pada Bank Pemerintah.

2. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif LDR secara parsial terhadap

ROA pada Bank Pemerintah.

3. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif IPR secara parsial terhadap

ROA pada Bank Pemerintah.

4. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap

ROA pada Bank Pemerintah.

5. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap

(12)

6. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap ROA

pada Bank Pemerintah.

7. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh PDN secara parsial terhadap ROA

pada Bank Pemerintah.

8. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif FBIR secara parsial terhadap

ROA pada Bank Pemerintah.

9. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap

ROA pada Bank Pemerintah.

10. Mengetahui diantara LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR dan BOPO,

yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA pada Bank Pemerintah.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang manfaat yang diharapkan

berguna bagi pihak – pihak antara lain :

1. Bagi Bank

Sebagai salah satu pertimbangan dalam usahanya untuk mengatasi masalah

yang sedang dihadapi serta sebagai salah satu pegangan (referensi) dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan tingkat profitabilitas bank

pemerintah.

2. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang

perbankan terutama yang berkaitan dengan penelitian kinerja bank pemerintah

terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

(13)

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai penambahan perbendaharaan koleksi

kepustakaan dan sebagai alat pembanding atau bahan acuan bagi semua

mahasiswa yang akan mengambil judul yang sama untuk bahan penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi terdiri dari lima bab, dimana antara bab satu sampai

dengan bab yang lain saling berhubunagan, sistematika uraiannya adalah sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang secara garis besar mengenai latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini dijelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori,

kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini secara garis besar diuraikan mengenai metode yang akan

digunakan untuk penelitian ini yang meliputi rancangan penelitian,

batasan penelitian indentifikasi variabel, definisi operasional, dan

pengukuran variabel, populasi sampel, dan teknik pengambilan

sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data

yang digunakan.

(14)

data yang terdiri dari analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan

pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan yang berisi hasil akhir

dari analisis data, keterbatasan penelitian, dan saran bagi pihak yang

Gambar

Tabel 1.1 RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang, dengan segala taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan peyusunan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

PT Bank JATIM, sampai dengan Bulan Februari 2016 belum menerapkan tarif peraturan yang terbaru yaitu PMK Nomor 26/PMk.010/2016 Pasal 3 ayat 1(a) dan Pasal 3 ayat 1(b) tentang

Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan tracker berdasarkan pada forward-backward consistency asumption yang mana tracking yang benar seharusnya menjadi

Prevalensi kejadian hipertensi akibat paparan bising pesawat udara semakin meningkat, data menyebutkan paparan bising sebesar 50 dB atau diatasnya dapat meningkatkan

Pemberdayaan Warga Melalui Usaha (Reni Dwi A.)| 302 Persoalan lain yang dihadapi warga adalah kondisi bambu yang lembab sehingga sangat mudah berjamur. Teknik yang

6 Saya akan menerima setiap jenis pekerjaan yang diberikan kepada saya, agar saya tetap dapat bekerja di KAP ini.. 7 Saya sangat peduli bagaimana kelanjutan KAP ini pada

Setelah dilakukan penelitian dalam perancangan antena log periodik mikrostrip pada frekuensi KU-Band untuk ESM (Electronic Support Measure) untuk tugas akhir ini,