35
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sidomukti.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini tidak dipilih secara
ramdom. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas 5 dengan
jumlah 309 peserta didik yang terdiri dari kelas 5 SD mangunsari 1
sebanyak 40 peserta didik, kelas 5 SD mangunsari 2 sebanyak 22
peserta didik, kelas 5 SD mangunsari 3 sebanyak 37 peserta didik,
kelas 5 SD mangunsari 5 sebanyak 33 peserta didik, kelas 5 SD
mangunsari 6 sebanyak 17 peserta didik, kelas 5 SD MI Dukuh
sebanyak 12 peserta didik, kelas 5 SD MI Kecandran sebanyak 28
peserta didik, kelas 5 SD Negeri Dukuh 1 sebanyak 33 peserta
didik, kelas 5 SD Negeri Dukuh 2 sebanyak 31 peserta didik, kelas
5 SD Negeri Dukuh 3 sebanyak 28 peserta didik, kelas 5 SD
Negeri Dukuh 5 sebanyak 24 peserta didik.
Sampel dari penelitian ini adalah peserta didik kelas 6 SD
Mangunsari 1 sebagai kelas validitas yang berjumlah 38, peserta
didik kelas 5 SD Mangunsari 1 dengan jumlah 40 sebagai kelas
eksperimen dan kelas 5 SD Negeri Dukuh 2 yang berjumlah 24
sebagai kelas kontrol. Berikut ini adalah tabel jumlah peserta didik
yang menjadi sampel dalam penelitian:
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Peserta
Didik
Kelompok
1 SD Mangunsari 1 kelas VI
38 Uji Validitas
36
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas 5 Sekolah Dasar. Peserta didik SD
Mangunsari sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan model
pembelajaran inkuiri, sedangkan peserta didik SD Negeri Dukuh 2
sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran discovery
learning.
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tahapan kegiatan yang
dilakukan kepada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tahapan
kegiatan tersebut diantaranya adalah pretes, perlakuan/treatment,
dan postes. Tahapan pretes dilakukan tepat sebelum guru
memberikan perlakuan/treatment kepada peserta didik, sedangkan
postes dilakukan setelah pemberian perlakuan. Pretest dan
perlakuan dan postes kelas eksperimen dilakukan pada 12 Juni
2017. Sedangkan untuk kelas kontrol dilakukan pada tanggal 13
Juni 2017. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kelas eksperimen
dan kontol adalah 2x35 menit untuk satu kali pertemuan. Pretes
yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik sebelum diberikan perlakuan, sedangkan postes
diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara sebelum diberi perlakuan dan sesuadah diberikan
perlakuan terhadap hasil belajar peserta didik.
4.1.2.1Proses pembelajaran kelas eksperimen
Proses pembelajaran kelas eksperimen dilakukan pada
tanggal 12 Juni 2017 yang disampaikan langsung oleh guru
kelas dengan pertemuan sebanyak satu kali. Pembelajaran di
mulai dengan guru menjelas tujan dan langkah-langkah
pembelajaran. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan
memberikan 2 bacaan mengenai ekosistem dan peserta didik
37
bacaan yang diberikan. Setelah itu siswa menuliskan
pertanyaan yang ada di kertas yang sudah disediakan oleh guru
di depan kelas. Kemudian peserta didik bersama dengan guru
memilih pertanyaan yang merupakan masalah yang harus
diselesaikan. Setelah memilih 5 pertanyaan, guru membagi
peserta didik dalam kelompok yang berisikan 5 orang setiap
kelompoknya. Peserta didik kemudian mencari hipotesis untuk
pertanyaan yang sudah disepakati oleh kelas dikertas yang
sudah disediakan oleh guru. Setelah menuliskan hipotesis,
peserta didik kemudian mengumpulkan kertas tersebut dan
dilanjutkan dengan mencari informasi mengenai permasalahan
yang terjadi dengan membaca buku, bertanya kepada teman
sekelompok dan membaca artikel yang disediakan oleh guru.
Setelah mencari informasi yang berkaitan dengan
permasalahan, peserta didik kemudian menguji kembali
hipotesis sebelumnya dan memebandingkan jawaban antara
hipotesis dan jawaban setelah mencari informasi. Peserta didik
kemudian diberikan tugas berupa membuat gambar suatu
ekosistem, hewan di dalamnya, dan rantai makanan yang
terjadi di dalam ekosistem tersebut bersama kelompok. Setelah
membuat tugas tersebut, peserta didik kemudian melakukan
presentasi di depan kelas dan menjelaskan tentang tugas yang
didapatkan kelompoknya. Selanjutnya, setelah presentasi
selesai, peserta didik bersama guru kemudian mengambil
kesimpulan tentang pembelajaran yang dilakukan.
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inkuiri membuat peserta didik belajar secara aktif dan
menyenangkan. Peserta didik juga diajarkan untuk menguji
kembali jawaban yang sudah didapat serta peserta didik
menjadi pusat dari pembelajaran di mana guru hanya
38
aktif dalam pembelajaran dan kelompok, namun masih ada
beberapa siswa yang ketinggalan pembelajaran karena
dipanggil oleh guru lainnya.
4.1.2.2Proses pembelajaran kelas kontrol
Penelitian untuk kelas kontrol dilaksanakan pada 13 Juni
2017 dengan pertemuan sebanyak satu kali dan disampaikan
oleh peneliti. Proses pembelajaran kelas kontrol dimulai
dengan guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya guru memberikan cerita dan gambar yang
kemudian disusul dengan stimulus berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah itu peserta didik
mengidentifikasi permasalahan yang harus diselesaikan dan
mencari informasi serta mengolah data dengan membaca buku
dan artikel yang disediakan oleh guru. Pengecekan kembali
data yang didapat oleh peserta didik dilakukan dengan bertanya
kepada guru. Guru bersama dengan peserta didik kemudian
melakukan tanya jawab dan membuat kesimpulan dari materi
yang diberikan.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning membuat peserta didik belajar
secara aktif meskipun ada beberapa peserta didik yang masih
banyak bertanya mengenai istilah dalam materi pembelajaran
yang tidak dimengerti.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Pretes
4.2.1.1Hasil pretes kelas eksperimen
Hasil dari pretes kelas ekperimen diperoleh dari tema 8
39
tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes kelas
eksperimen:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
PretestEksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 35 3 7.5 7.5 7.5
40 7 17.5 17.5 25.0 45 5 12.5 12.5 37.5 50 6 15.0 15.0 52.5 55 4 10.0 10.0 62.5 60 3 7.5 7.5 70.0 65 4 10.0 10.0 80.0 70 2 5.0 5.0 85.0 75 4 10.0 10.0 95.0 80 2 5.0 5.0 100.0 Total 40 100.0 100.0
Data distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes kelas
eksperimen di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mendapatkan nilai 35 adalah sebanyak 3 orang, yang
mendapatkan nilai 40 sebanyak 7 orang, nilai 45 sebanyak 5
orang, niali 50 sebanyak 6 orang, niali 55 sebanyak 4 orang,
nilai 60 sebanyak 3 orang, nilai 65 sebanyak 4 orang, nilai 70
sebanyak 2 orang, nilai 75 sebanyak 4 orang, dan nilai 80
sebanyak 2 orang.
Nilai di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mencapai nilai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal adalah
sebanyak 12 orang, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar peserta didik sebelum mendapatkan perlakuan masih
40 Std. Error of Skewness .374 Kurtosis -1.003 Std. Error of Kurtosis .733
Range 45
Minimum 35
Maximum 80
Sum 2170
Berdasarkan hasil statistik pretes kelas eksperimen di atas,
dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 35 dan nilai
tertinggi adalah 80 dengan nilai selisih antara nilai terendah
dan tertinggi atau range sebesar 45. Harga rata-rata hitung
mean adalah 54.25 dengan nilai standart deviation sebesar
13.566 sedangkan mode atau nilai yang sering muncul adalah
40.
Data diatas menunjukan bahwa rata-rata hitung pretes pada
kelas eksperimen masih tergolong rendah yaitu sebesar 54.25,
hasil ini merupakan hasil tes sebelum mendapatkan
perlakuan/treatment.
4.2.1.2Hasil pretes kelas kontrol
Hasil dari pretes kelas kontrol diperoleh dari tema 8 yaitu
ekosistem untuk kelas 5 Sekolah Dasar. Berikut adalah tabel
41
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Kontrol
PretesKontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 30 1 3.2 3.2 3.2
35 2 6.5 6.5 9.7 40 5 16.1 16.1 25.8 45 5 16.1 16.1 41.9 50 4 12.9 12.9 54.8 55 2 6.5 6.5 61.3 60 1 3.2 3.2 64.5 65 5 16.1 16.1 80.6 70 3 9.7 9.7 90.3 85 3 9.7 9.7 100.0 Total 31 100.0 100.0
Data distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes kelas
kontrol di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mendapatkan nilai 30 adalah sebanyak 1 orang, yang
mendapatkan nilai 35 sebanyak 2 orang, nilai 40 sebanyak 5
orang, niali 45 sebanyak 5 orang, niali 50 sebanyak 4 orang,
nilai 55 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 1 orang, nilai 65
sebanyak 5 orang, nilai 70 sebanyak 3 orang, dan nilai 85
sebanyak 3 orang.
Nilai di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mencapai nilai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal adalah
sebanyak 11 orang, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar peserta didik sebelum mendapatkan perlakuan masih
42
Tabel 4.5
Statistik Pretes Kelas Kontrol
PretestKontrol
N Valid 31 Missing 0
Mean 54.35
Std. Error of Mean 2.751 Median 50.00
Mode 40a
Std. Deviation 15.316 Variance 234.570 Skewness .554 Std. Error of Skewness .421 Kurtosis -.531 Std. Error of Kurtosis .821
Range 55
Minimum 30
Maximum 85
Sum 1685
Berdasarkan hasil statistik pretes kelas kontrol di atas,
dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 30 dan nilai
tertinggi adalah 85 dengan nilai selisih antara nilai terendah
dan tertinggi atau range sebesar 55. Harga rata-rata hitung
mean adalah 54.35 dengan nilai standart deviation sebesar
15.316 sedangkan mode atau nilai yang sering muncul adalah
40. Data di atas menunjukan bahwa data kemampuan awal
peserta didik sebelum diberikan perlakuan atau treatment
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda.
Data diatas menunjukan bahwa rata-rata hitung pretes pada
kelas kontrol masih tergolong rendah yaitu sebesar 54.35, hasil
43
perlakuan/treatment. Data pretes yang didapat akan
dibandingkan dengan data hasil postes guna melihat perbedaan
hasil belajar peserta didik.
4.2.1.3Analisis deskriptif rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
Rangkuman data hasil analisis deskriptif rata-rata kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean PretestKontrol
PretesEksperimen
1 31 54.35 15.316 2.751 2 40 54.25 13.566 2.145 Berdasarkan output hasil analisis deskriptif rata-rata kelas
eksperimen dan kontrol di atas, dengan jumlah N yang berbeda.
N untuk kelas kontrol sebanyak 31 orang dan N untuk kelas
eksperimen sebanyak 40 orang. Tidak terdapat banyak
perbedaan jumlah rata-rata nilai pretes untuk kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Jumlah rata-rata nilai pretes kelas
kontrol adalah sebesar 54.35 dengan standar deviasi 15.316.
Sedangkan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen adalah 54.25
dengan standar deviasi sebesar 13.566. Hal di atas menunjukan
bahwa kemampuan awal peserta didik antara kelas kontrol dan
eksperimen tidak jauh berbeda yang ditunjukan dengan nilai
pretes sebelum diberikan perlakuan.
4.2.2 Uji Prasyarat Analisis Data
4.2.2.1Uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol
Uji normalitas dilakukan guna mengetahui apakah populasi
data terdistribusi secara normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan hasil uji normalitas dengan melihat dari hasil
44
dari 50 data, yaitu sebanyak 71 peserta didik. Uji normalitas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Pretes
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pretes_Kontrol .160 31 .041 .930 31 .044 Pretes_Eksperimen .161 40 .040 .930 40 .044 a. Lilliefors Significance Correction
Populasi data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Apabila signifikasi
dibawah 5% atau 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak
normal.
Berdasasrkan output dari hasil normalitas data di atas,
signifikasi kelas kontrol untuk hasil pretes sebesar 0.41 dan
kelas eksperimen sebesar 0.40. Data tersebut menunjukan
bahwa hasil signifikasi lebih besar dari 0.05 dan data
dinyatakan terdistribusi normal.
Berikut histrogram uji normalitas kelas eksperimen dan
45
Diagram 4.1
Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen
Diagram 4.2
Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol
4.2.2.2Uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang
sama atau berbeda. Kriteria homogenitas kelas eksperimen dan
kontrol adalah apabila signifikansi varian data >0.05 maka data
46
adalah tabel hasil pretes uji homogenitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol:
Tabel 4.8
Uji Homogenitas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
NilaiPretestKontrolEksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig. .595 1 69 .443
Berdasarkan hasil uji homogenitas pretes kelas eksperimen
dan kontrol di atas mendapatkan nilai signifikansi sebesar
0.443, di mana lebih besar dari 0.05 sehingga data pretes kelas
eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.
4.2.2.3Independent Sample T-Test
Independent sample T-Test digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan di antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol dan eksperimen dikatakan baik
apabila tidak ditemukan perbedaan secara signifikan.
Berdasarkan hasil homogenitas didapat nilai signifikansi
sebesar 0.443 yang lebih besar di bandingkan dengan 0.05
sebagai kriteria signifikansi pengujian. Independent Sample
T-Test dilakukan apabila data yang didapat merupakan data yang
homogen atau memiliki varian yang sama. Independent Sample
T-Test yang dilihat adalah kolom Equal Variance Assumed
bagian sig.(2-tailed) karena menggunakan 2 sampel. Berikut
adalah kriteria pengujian berdasarkan signifikansi uji T-test:
H0 diterima jika signifikansi >0.05
H0 ditolak jika signifikansi <0.05
Berikut adalah output independent sample T-test kelas
47
Tabel 4.9
Uji Independent Sample T-Test
Berdasarkan hasil uji independent sample t-test di atas
dapat dilihat bahwa nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.976 > 0.05
yang artinya H0 diterima atau tidak ada perbedaan antara kelas
eksperimen dan kontrol dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil
analisis nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas,
dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol
mempunyai kemampuan awal yang sama.
4.2.3 Hasil Postes
4.2.3.1Hasil postes kelas eksperimen
Hasil postes peserta didik adalah hasil tes setelah dilakukan
perlakuan atau pemberian treatment menggunakan model
pembelajaran inkuiri dengan pokok bahasan tema 8 yaitu
ekosistem. Butir soal yang digunakan dalam postes adalah butir
soal yang berbeda dengan soal pretes. Berikut adalah tabel
distribusi frekuensi dan statistik nilai kelas eksperimen:
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
48
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelas Ekperimen
PostesEksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Data distribusi frekuensi dan statistik nilai postes kelas
eksperimen di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mendapatkan nilai 60 adalah sebanyak 1 orang, yang
mendapatkan nilai 65 sebanyak 3 orang, nilai 70 sebanyak 8
orang, nilai 75 sebanyak 7 orang, nilai 80 sebanyak 5 orang,
nilai 85 sebanyak 5 orang, nilai 90 sebanyak 6 orang, nilai 95
sebanyak 3 orang, dan nilai 100 sebanyak 2 orang.
Nilai di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mencapai nilai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal setelah
mendapatkan perlakuan adalah adalah sebanyak 39 orang yang
jika dibandingkan dengan peserta didik yang mencapai KKM
sebelum mendapatkan perlakuan adalah sebanyak 12 orang.
Jumlah peserta didik yang belum mencapai KKM setelah
mendapatkan perlakuan adalah sebanyak 1 orang, sedangkan
jumlah peserta didik yang tidak mencapai KKM sebelum
mendapatkan perlakuan adalah 29 orang. Dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan
perlakuan meningkat, yang dibuktikan dengan jumlah peserta
49
sebanyak 12 orang dan setelah mendapatkan perlakuan
meningkat menjadi 39 orang. Hal ini juga ditunjukan dari hasil
nilai tertinggi sebelum mendapatkan perlakuan adalah 80
sedangkan setelah mendapatkan perlakuan menjadi 100.
Tabel 4.11
Statistik Nilai Postes Kelas Eksperimen
Statistics Std. Error of Skewness .374 Kurtosis -.879 Std. Error of Kurtosis .733
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Sum 3190
Berdasarkan hasil statistik postes kelas eksperimen dengan
model pembelajan inkuiri, dapat diketahui bahwa nilai kelas
eksperimen setelah mendapatkan perlakuan untuk nilai
terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100. Nilai selisih
antara nilai terendah dan tertinggi atau range sebesar 40. Harga
rata-rata hitung mean adalah 79.75 dengan nilai standart
deviation sebesar 10.436, sedangkan mode atau nilai yang
sering muncul adalah 70.
Data diatas menunjukan bahwa rata-rata hitung postes pada
kelas eksperimen tergolong tinggi yaitu sebesar 79.75, hasil ini
50
4.2.3.2Hasil postest kelas kontrol
Hasil postes peserta didik adalah hasil tes setelah dilakukan
perlakuan atau pemberian treatment menggunakan model
pembelajaran discovery learning dengan pokok bahasan tema 8
yaitu ekosistem. Butir soal yang digunakan dalam postes
adalah butir soal yang berbeda dengan soal pretes. Berikut
adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai kelas kontrol:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol
PostestKontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Data distribusi frekuensi dan statistik nilai postes kelas
kontrol di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mendapatkan nilai 60 adalah sebanyak 1 orang, yang
mendapatkan nilai 65 sebanyak 5 orang, nilai 70 sebanyak 6
orang, nilai 75 sebanyak 7 orang, nilai 80 sebanyak 8 orang,
nilai 85 sebanyak 1 orang, dan nilai 90 sebanyak 3 orang.
Nilai di atas menunjukan bahwa peserta didik yang
mencapai nilai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal setelah
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran discovery
learning adalah adalah sebanyak 30 orang yang jika
dibandingkan dengan peserta didik yang mencapai KKM
sebelum mendapatkan perlakuan adalah sebanyak 11 orang.
Jumlah peserta didik yang belum mencapai KKM setelah
51
jumlah peserta didik yang tidak mencapai KKM sebelum
mendapatkan perlakuan adalah 20 orang. Dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan
perlakuan meningkat, yang dibuktikan dengan jumlah peserta
didik yang mencapai KKM sebelum mendapatkan perlakuan
sebanyak 11 orang dan setelah mendapatkan perlakuan
meningkat menjadi 30 orang. Hal ini juga ditunjukan dari hasil
nilai tertinggi sebelum mendapatkan perlakuan adalah 85
sedangkan setelah mendapatkan perlakuan menjadi 90.
Tabel 4.13
Statistik Nilai Postes Kelas Kontrol
Statistics Std. Error of Skewness .421 Kurtosis -.420 Std. Error of Kurtosis .821
Range 30
Minimum 60
Maximum 90
Sum 2325
Berdasarkan hasil statistik postes kelas kontrol dengan
model pembelajan discovery learning, dapat diketahui bahwa
nilai kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan untuk nilai
terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai selisih
antara nilai terendah dan tertinggi atau range sebesar 30. Harga
rata-rata hitung mean adalah 75.00 dengan nilai standart
deviation sebesar 7.853, sedangkan mode atau nilai yang sering
52
Data diatas menunjukan bahwa rata-rata hitung postes pada
kelas kontrol tergolong tinggi yaitu sebesar 75.00 dibandingkan
dengan nilai pretes sebesar 54.35, hasil ini merupakan hasil tes
sesudah mendapatkan perlakuan/treatment.
4.2.3.3Analisis deskriptif rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
Berikut merupakan tabel rangkuman daa hasil analisis
deskriptif postest kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.14
Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan output hasil analisis deskriptif rata-rata kelas
eksperimen dan kontrol di atas, dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata kelas kontrol yaitu 75.00 dengan standar devisiasi sebesar
7.853 sedangkan nilai rata-ata kelas eksperimen adalah 79.75
dengan standar devisiasi sebesar 10.436. Rata-rata nilai kelas
ekperimen dan kelas komtrol dapat dilihat bahwa rata-rata nilai
postes kelas eksperimen lebih besar yaitu 79.75 dibandingkan
kelas kontrol yaitu 75.00. hal ini menunjukan bahwa hasil
postes kelas eksperimen dan kontrol yang telah diberikan
perlakuan yang berbeda memiliki hasil belajar yang berbeda
secara signifikan.
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean PostestKontrol
Eksperimen
53
4.2.4 Uji Prasyarat Analisis Data Postest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
4.2.4.1Uji normalitas postest kelas eksperimen dan kontrol
Uji normalitas dilakukan guna mengetahui apakah populasi
data terdistribusi secara normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan hasil uji normalitas dengan melihat dari hasil
kolmogrov-smimov. Hal ini karena jumlah N kedua kelas lebih
dari 50 data, yaitu sebanyak 71 peserta didik. Uji normalitas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.15
Uji Normalitas Postes
Populasi data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Apabila signifikasi
dibawah 5% atau 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak
normal.
Berdasasrkan output dari hasil normalitas data di atas,
signifikasi kelas kontrol untuk hasil postes sebesar 0.173 dan
kelas eksperimen sebesar 0.133. Data tersebut menunjukan
bahwa hasil signifikasi lebih besar dari 0.05 dan data
dinyatakan terdistribusi normal.
Berikut histrogram uji normalitas kelas eksperimen dan
kontrol untuk hasil postes:
Tests of Normality
54
Diagram 4.3
Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen
Diagram 4.4
Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol
4.2.4.2Uji homogenitas postest kelas eksperimen dan kontrol
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
55
sama atau berbeda. Kriteria homogenitas kelas eksperimen dan
kontrol adalah apabila signifikansi varian data >0.05 maka data
dinyatakan homogen atau sama antara kedua data. Berikut
adalah tabel hasil postes uji homogenitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol:
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
NilaiPosttestKontrolEksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.676 1 69 .106
Berdasarkan hasil uji homogenitas pretes kelas eksperimen
dan kontrol di atas mendapatkan nilai signifikansi sebesar
0.106, di mana lebih besar dari 0.05 sehingga data pretes kelas
eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen atau
mempunyai varian yang sama.
4.3
Uji Hipotesis
Hasil penelitian yang dilakukan setelah peserta didik diberikan
perlakuan dengen kedua variabel, maka akan dilakukan uji T-test guna
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara dua sampel yang
tidak berhubungan. Sehingga dapa diketahui apakah terdapat perbedaan
hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk kelas
eksperimen dan discovery learning untuk kelas kontrol. Independent
sample t-test dengan menggunakan uji dua sampel sehingga akan melihat
hasil signifikasi pada sig.(2-tailed). Berikut adalah hasil pengujian
independent sample t-test:
H0 diterima jika signifikansi >0.05
56
Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan dalam penerapan model
pembelajaran inkuiri dan discovery learning terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas 5 Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017.
Ha : Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dalam penerapan model
pembelajaran inkuiri dan discovery learning terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas 5 Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017.
Berikut adalah output independent sample T-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol:
membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
peserta didik yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan
peserta didik yang menggunakan model pembelajaran discovery learning
pada tema 8 yaitu ekosistem.
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
57
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis postes kelas eksperimen dan kontrol di atas
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar peserta didik dengan tema 8 yaitu ekosistem yang menggunakan
model pembelajaran inkuiri sebagai kelas eksperimen dan discovery
learning sebagai kelas kontrol.
Perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari uji independent
sample t-tes untuk nilai sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.038.
Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 menunjukan bahwa Ho di
tolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan
dalam penerapan model pembelajaran inkuiri dan discovery learning
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 Kecamatan Sidomukti Salatiga
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Temuan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam
penerapan model pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan model
pembelajaran discovery learning dalam hasil belajar peserta didik
didukung oleh perbedaan rerata masing-masing kelompok. Nilai rata-rata
pada penerapan model pembelajaran inkuiri adalah 79.75, sedangkan
rata-rata skor pada penerapan model pembelajaran discovery learning sebesar
75.00. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri
memberikan dampak berbeda dan lebih tinggi daripada model
pembelajaran discovery learning.
Hasil penelitian di atas dapat dipahami, karena model
pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan di antaranya adalah dapat
membentuk dan mengembangkan “self concept” pada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide
yang lebih baik serta membantu dan menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru. Langkah-langkah pembelajaran
model pembelajaran inkuiri adalah: 1) merumuskan masalah, 2)
mengembangkan hipotesis, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis,
58
pembelajaran model pembelajarn inkuiri: langkah pertama, pembelajaran
di mulai dengan guru menjelas tujan dan langkah-langkah pembelajaran.
Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan 2 bacaan
mengenai ekosistem dan peserta didik diminta untuk menuliskan
pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan yang diberikan. Langkah kedua,
setelah itu siswa menuliskan pertanyaan yang ada di kertas yang sudah
disediakan oleh guru di depan kelas. Kemudian peserta didik bersama
dengan guru memilih pertanyaan yang merupakan masalah yang harus
diselesaikan. Setelah memilih 5 pertanyaan, guru membagi peserta didik
dalam kelompok yang berisikan 5 orang setiap kelompoknya. Langkah
ketiga, peserta didik kemudian mencari hipotesis untuk pertanyaan yang
sudah disepakati oleh kelas dikertas yang sudah disediakan oleh guru.
Setelah menuliskan hipotesis, peserta didik kemudian mengumpulkan
kertas tersebut dan dilanjutkan dengan mencari informasi mengenai
permasalahan yang terjadi dengan membaca buku, bertanya kepada teman
sekelompok dan membaca artikel yang disediakan oleh guru. Langkah
keempat adalah peserta didik kemudian menguji kembali hipotesis
sebelumnya dan memebandingkan jawaban antara hipotesis dan jawaban
setelah mencari informasi. Peserta didik kemudian diberikan tugas berupa
membuat gambar suatu ekosistem, hewan di dalamnya, dan rantai
makanan yang terjadi di dalam ekosistem tersebut bersama kelompok.
Setelah membuat tugas tersebut, peserta didik kemudian melakukan
presentasi di depan kelas dan menjelaskan tentang tugas yang didapatkan
kelompoknya. Langkah kelima adalah peserta didik bersama guru
kemudian mengambil kesimpulan tentang pembelajaran yang dilakukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Erni Wahyuni yang telah melakukan eksperimen mengenai penerapan
model pembelajaran inkuiri yang dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional. Peneliatan ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Eriyan dkk. (2013: 38) yang menyimpulkan bahwa
59
discovery, model inquiry dan model konvensional. Hal ini dibuktikan
dengan nilai F hitung lebih besar dari pada F (8,99>3,11) serta rata rata
nilai postes kelas inquiry sebesar 82,71, kelas discovery sebesar 79,67 dan