• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDEOLOGI POLITIK ISLAM MENURUT PKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDEOLOGI POLITIK ISLAM MENURUT PKS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IDEOLOGI POLITIK ISLAM MENURUT PKS

Abstrak

Secara ideologis hubungan agama dan negara, harus diletakkan pada proporsinya dengan benar, yaitu pemikiran cabang tentang kehidupan, yang lahir dari pemikiran mendasar tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Beberapa pemikiran mendasar tersebut adalah aqidah (menyeluruh), fikrah kulliyah tentang alam semesta, manusia dan kehidupan, serta apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan didunia.1

Islam dengan konsepsi politiknya senantiasa bergerak dalam mempertahankan iman, amal shaleh dan akhlakul karimah. Selama umat Islalm masih bersemangat untuk tegak berdiri di atas konsepsi itu maka selama itu pula agama tidak akan terpisah dengan politik dan tetap dalam keutuhan semula seperti pada zaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin. 2

Agama (Islam) itu berdimensi banyak, sedangkan politik itu hanya berdimensi tunggal, yaitu dimensi rasional. Agama terdiri dari akidah, akhlak, ibadah, syari’ah dan mu’amalah. Dalam mu’amalahlah terletak politik. 3

Rumusan Masalah

“Bagaimana PKS mengkompromikan Islamisme yang dianut dengan kenyataan Indonesia sebagai negara yang plural dengan pancasila sebagai payung bersama?”

Biografi Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid dilahirkan pada 8 April 1960 M, bertepatan dengan 9 Syawal 1379 Hijriyah. Ia lahir di Dusun Kadipaten Lor, Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Hidayat Nur Wahid dikenal sebagai seorang politisi, ustadz dan cendekiawan yang bergaya lembut serta mengedepankan moral dan 1 Muammar Rahim. 2009. “Studi Pemikiran Hidayat Nur Wahid Terhadap Relasi Agama Dan Negara”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Syaria’ah : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

(2)

dakwah. Sosoknya semakin dikenal masyarakat setelah manjabat Presiden Partai Keadilan (PK) menggantikan Nur Mahmudi Ismail. Kemudian ia menjadi ketua umum PKS yang mengantarkannya menjadi ketua MPR 2004-2009.4

Hidayat Nur Wahid berasal dari keluarga pemuka agama. Kakeknya dari pihak ibu adalah tokoh Muhammadiyah di Prambanan, sementara ayahnya H. Muhammad Syukri, meskipun berlatar Nahdhatul Ulama, juga merupakan pengurus Muhammadiyah. Ny. Siti Rahayu, ibunda Hidayat, adalah aktivis Aisyiyah, organisasi kewanitaan Muhammadiyah. Hidayat Nur Wahid adalah sulung dari tujuh bersaudara. Nama Hidayat Nur Wahid sendiri adalah pemberian ayahnya yang mengharapkan agar anak sulung ini kelak menjadi petunjuk dan cahaya nomor satu. Ibundanya bersyukur karena menilai Hidayat Nur Wahid bisa menjadi petunjuk dan cahaya bagi adik-adiknya. Lebih dari itu, Hidayat Nur Wahid bahkan kini menjadi pelopor hidup sederhana di kalangan pejabat di Indonesia. Keluarga Hidayat Nur Wahid adalah keluarga guru. Ayahnya adalah Sarjana Muda alumni Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Yogyakarta, yang mengawali karir mengajar dengan menjadi guru di SD, SMP, hingga akhirnya menjadi Kepala Sekolah di STM Prambanan. Sedangkan ibunya sendiri berhenti mengajar sebagai guru TK ketika anak keduanya.

Usai lulus Sekolah Dasar, Hidayat Nur Wahid melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Sebagaimana diketahui Pesantren Gontor menerapkan semboyan “berpikir bebas selain berbudi tinggi, berbadan sehat, dan berpengetahuan luas.” Semboyan ini tampak pada kehidupan Hidayat Nur Wahid hingga beranjak dewasa sampai kini yang menyukai buku, olahraga, dan mengutamakan etika moral dalam berpolitik dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum masuk Pondok Modern Gontor, Hidayat Nur Wahid juga sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Ngabar, Ponorogo. Sebuah pesantren yang didirikan oleh salah seorang alumni Gontor. Menurut Hidayat, apa yang tidak ia dapatkan di Gontor, justru ia dapatkan di Ngabar.

Di Pondok Modern Gontor, Hidayat Nur Wahid termasuk siswa yang cerdas dan menonjol. Ia duduk di kelas B yang hanya diisi oleh santri-santri berprestasi. Di kelas ini pun ia selalu mendapatkan rangking pertama atau kedua. Menurut Ahmad Satori Ismail, kakak kelas yang kemudian menjadi rekannya di Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam

(3)

(LP2SI) al-Haramain, Hidayat Nur Wahid adalah satu-satunya dari 132 santri pada 1978 yang mendapatkan ijazah tanpa prosedur tes. Selama menempuh pendidikan di Gontor, Hidayat Nur Wahid mengikuti banyak kegiatan. Selain kursus bahasa Arab dan Inggris, Hidayat juga mengikuti kajian sastra, hingga kursus menjahit. Hidayat Nur Wahid juga diangkat menjadi Staf Andalan Koordinator Pramuka Bidang Kesekretariatan ketika duduk di kelas lima Pondok Gontor. Hidayat Nur Wahid tercatat pula sebagai anggota Pelajar Islam Indonesia (PII).

Selepas dari Gontor tahun 1978, Hidayat Nur Wahid sebetulnya berkeinginan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, rupanya ia terkesan pada jasa seorang mantri di PKU Muhammadiyah yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Namun akhirnya ia mendaftar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga. Di kampus ini Hidayat Nur Wahid sempat mengikuti Training Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Sebagai bagian dari Gerakan Tarbiyah, Hidayat memandang Islam sebagai sebuah konsep yang integral, komprehenshif, fundamental, dan penuh toleransi. Paradigma keislamannya ini kemudian diaktualisasikan melalui keaktifannya dalam kegiatan-kegiatan sosial dan politik. Gerakan Tarbiyah, adalah gerakan dakwah Islam yang mulai marak di Indonesia pada era 1980. Gerakan ini banyak mengambil referensi keislaman dari gerakan Islam di Timur tengah, terutama al-Ikhwan al-Muslimun. Menurut sejumlah studi, Tarbiyah mengawali gerakannya di kampus-kampus, seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Gajah Mada.

Aktivis gerakan ini secara khusyu’ mengikuti mentoring rutin keislaman, mengkaji buku-buku karya Sayyid Qutb, Hassan al-Banna, dan tokoh-tokoh gerakan Islam lain, di bawah cover Lembaga Dakwah kampus (LDK). Konsentrasi mereka begitu besar pada Islam, seakan-akan tidak peduli dengan kondisi politik tanah air. Gerakan ini mendapat kemajuan setelah pulangnya para pelajar dari Timur Tengah mulai tahun 1988, seperti Abdul Hasib Hassan, Salim Segaff al-Jufri, Yusuf Supendi, Hidayat Nur Wahid, dan Musyyaffa Abdul Rahim.

Gerakan Tarbiyah inilah yang pada 1998 melahirkan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan mendirikan partai politik Islam bernama Partai Keadilan (PK).

(4)

yayasan-yayasan alumni Timur Tengah. Ia juga mendirikan Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam (LP2SI) Yayasan al-Haramain sebagai bentuk baktinya terhadap pesantren. Yayasan al-Haramain ini pernah menerbitkan Jurnal Ma’rifat dimana ia menjabat sebagai dewan redaksinya. Jurnal Ma’rifat ini diterbitkan sebagai counter terhadap Jurnal ‘Ulumul Qur’an yang berisikan tema-tema pembaharuan Islam Nurchalish Madjid atau Cak Nur. Sungguh pun demikian, sebagai seorang Muslim dan akademisi, Hidayat Nur Wahid tetap menaruh rasa hormat kepada Cak Nur.

Hidayat Nur Wahid juga pernah menjabat sebagai Ketua Forum Da’wah Indonesia, peneliti di Lembaga Kajian Fiqh dan Kajian Hukum (LKFKH) al-Khairat, dan juga sebagai salah satu pengurus Badan Wakaf Pondok Modern Gontor. Dalam bidang akademis, sebagai bentuk pengabdiannya kepada ilmu pengetahuan, Hidayat Nur Wahid juga melibatkan diri mengajar di sejumlah Perguruan Tinggi. Ia menjadi dosen pada Program Pasca Sarjana Magister Studi Islam, dan Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hidayat Nur Wahid juga menjabat sebagai dosen pasca sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, dan dosen pasca sarjana di Universitas Asy-Syafi’iyah, Jakarta.

Karena perhatiannya terhadap problem sosial dan kemanusiaan, kemampuannya mengonsolidasi massa, dan integritas pribadinya yang dipandang baik, Hidayat Nur Wahid dipercaya oleh gabungan beberapa organisasi massa dan politik,[8] untuk memimpin demonstrasi terbesar di Indonesia yang tergabung dalam Komite Indonesia untuk Solidaritas Rakyat Irak (KISRA) pada 30 Maret 2003 dalam rangka menentang agresi Amerika Serikat ke Irak.

Sebelumnya Pada tahun 2000, atas permintaan dari Nurchalish Madjid, Imam B. Prasodjo, dan Emmy Hafidl, Hidayat Nur Wahid pernah pula menjabat sebagai ketua koordinator tim agama di Forum Indonesia Damai (FID), sebuah organisasi yang dibentuk oleh para aktivis, akademisi, dan tokoh lintas agama seperti Nurchalish Madjid, Syafi’i Ma’arif, Frans Magnes Suseno, Bara Hasibuan, Asmara Nababan, Sa’id Agiel Siradj, dan Mar’ie Muhamad.

(5)

Sebelum menjabat sebagai Presiden PK, Hidayat hanya dikenal di lingkungan internal Gerakan Tarbiyah. Di kalangan Partai Keadilan sendiri, Hidayat Nur Wahid dikenal sebagai dewan pendiri. Ketika Partai Keadilan dideklarasikan pada 20 Mei 1998, sebetulnya ia sudah diminta untuk menduduki kursi presiden partai, namun ia menolak dengan alasan konteks waktu yang belum tepat.

Pandangan Hidayat Nur Wahid Mengenai Islam

Hidayat Nur Wahid memiliki idealisme Islam yang lebih realistis. Hidayat tidak sependapat dengan sekularisme karena selain ahistoris, juga dianggap kurang memiliki spirit moral yang kuat untuk membangun negara dengan segala dimensi problematikanya yang kompleks. Namun dalam konteks yang sama, Hidayat Nur Wahid tidak mengeluarkan antitesa bagi sekularisme berupa negara Islam. Tuntutan-tuntutan yang lebih aplikatif seperti menghadirkan politik yang bermoral, menjauhkan diri dari korupsi, mengatasi pengangguran, meningkatkan mutu pendidikan, merupakan hal yang lebih realistis dan memiliki urgensi tinggi, serta pada saat yang sama merupakan pengejawantahan aktivitas politik berdasarkan Islam.

1. Sejarah Ringkas Berdirinya PKS

Partai ini bermula dari Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah konferensi persdi Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.

Pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi Kementrian dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, dan menunjuk Nurmahmudi Ismail (saat itu presiden partai) sebagai calon mentri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000. Pada 3 Agustus, delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di masjid Al-Azhar dan meminta piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.

(6)

dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat kabupaten/kota). Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka Partai Keadilan (PK) resmi berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Setelah pemilu 2004, Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera. Pada sidang Majelis Syuro 1 PKS pada 26-29 Mei 2005 di Jakarta. Tifatul Sembiring terpilih menjadi presiden PK Sejahtera periode 2005-2010. Seperti Nurmahmudi Ismail dan Hidayat Nur Wahid disaat Tifatul Pembiring dipercaya oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia ke-6 sebagai mentri Komunikasi dan Informatika. Maka estafet kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan Ishaq sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada sidang Majelis Syuro PKS II pada 16-20 Juni di Jakarta , Luthfi Hasan terpilih menjadi presiden PKSejahtera periode 16-2010-16-2015.5

Asal-usul PKS dapat ditelusuri dari gerakan dakwah kampus yang mentebar di universitas-universitas Indonesia pada tahun 1980 an. KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan Soeharto, dipimpin oleh Fahri Hamzah. KAMMI patut berbangga karena sampai hari-hari ini kader-kadernya masih bersih dari deviasi moral. Namun, disisi lain KAMMI belum sepenuhnya bisa dibanggakan karena belum banyak kontribusi terhadap negara ini. Bersih karena umurnya masih muda, belum kontributif karena usianya belum apa-apa. 6

Partai ini secara sadar mengamalkan doktrin Ikhwanul Muslimin (IM). IM sendiri adalah adalah sebuah organisasi pergerakan Islam kontemporer yang paling besar. IM sering dilihat sebagai organisasi yang ingin mengubah dunia Islam secara radikal dan sering berbenturan secara frontal dengan pemerintahan dimana ia berada. Militansi untuk meujudkan pemerintahan yang Islami dengan dasar hukum Al-Qur’an dan as-Sunnah secara kaffah (dalam rangka yang mereka pahami) mendorong IM cenderung intoleran, eksklusif dan menimbulkan keterancaman, baik terhadap muslim maupun non-muslim.7 Sehingga mereka

5 Sejarah Ringkas, Website Resmi Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Tanggal 31 Mei 2011 Jam 20.05

6 Dedy Yanwar Elfani, Aktivisme Sekejap Dan Lenyap(Yogyakarta : Diandra Pustaka Indomesia. Cet 2013) hlm. 119

(7)

mempunyai hubungan yang dekat dengan Timur Tengah, baik ormas maupun partai politik yang menjadikan IM sebagai acuan ideologinya.8

2. Ideologi Politik PKS

Adalah fitrah manusia yang selalu hidup didalam kelompok, baik besar atau kecil. Kehidupan manusia yang kompleks dan majemuk menurut adanya aturan atau norma yang menata pola hubungan manusia. Islam sebagai agama samawi yang universal tidak membiarkan kehidupan manusia kosong dari bimbingan. Jika masalah-masalah pribadi yang relatif sederhana Islam memandang penting untuk membuat aturan didalamnya, maka kehidupan sosial politik lebih urgen untuk mendapatkan sentuhan dan bimbingan agama agar terbentuk pola kehidupan yang sehat dan harmonis.9

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan Islam sebagai asas partai sekaligus ideologinya. Salah satu tujuan utama partai ini adalah mengajak umat Islam menjalankan ajaran Islam dalam keseluruhan hidupnya. Pengamalan Islam yang dikehendaki PKS adalah pengamalan islam secara sempurna dan tidak setengah-setengah. Bagi PKS, penyebab utama dari seluruh persoalan bangsa serta problem-problem yang membelit umat manusia adalah bahwa umat ini tidak mengatur kehidupan mereka dengan ajaran Islam.10

Kehadiran PKS yang semakin menguat menjadi bukti bahwa Islam ideologis masih terus hidup di negeri ini. Kemesraan umat Islam dengan pemerintah yang terbangun pada awal 1990-an hingga kini ternyata tidak menyurutkan cita-cita ideologis Islam yang mempersoalkan sistem negara, ideologi negara, dan hukum negara yanga ada. “Politik Akomodasi Islam” yang membuat para tokoh Islam berada ditengah pemerintahan serta diserapnya syari’at Islam secara terbatas ini tidak membuat puas para eksponen Islam ideologis. Mereka menginginkan Islamisasi negara yang lebih total sesuai jargon “Islam Kaffah”.11

Yang patut kita tanamkan terlebih dahulu adalah bahwa Islam bukanlah kumpulan ide-ide yang bertebaran, bukan pula teori-teori dogmatis atau sistem-sistem yang menggaet dari sana-sini yang tidak ada hubungannya satu sama lain. Melainkan Islam adalah undang-undang 8 Ibid. Ideologi Politik, hlm. 4

9 Dakwah dan Siyasah Dalam Perspektif Maqashid Syari’ah, Wesite Resmi Dewan Syari’at Pusat Partai Keadilan Sejahtera. 1434 H

(8)

universal, tegak diatas dasar kemanusiaan dan prinsip keadilan yang tangguh. Tiang-tiangnya yang pokok sampaike bagian-bagian yang kecil semuanya saling mengait dan terjalin hubungan yang kuat.12

3. Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap PKS

Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua orang sepihak ataupun menyukai diri kita, otomatis terdapat beberapa orang yang iri dan tidak sependapat dengan diri kita, begitu pula dalam dunia politik. Walaupun PKS telah menunjukkan berbagai hal positif terhadap masyarakat, salah satunya adalah partai ini berpegang teguh pada syari’at-syari’at Islam, namun masih banyak masyarakat yang tidak menyukai partai ini. Dengan alasan yang berbeda-beda, sehingga muncul istilah PKS adalah Partai Islam Sontoloyo.

Pasca tumbangnya rezin Muhammad Mursi oleh militer di Mesir yang mengakibatkan partai penguasa Ikhwanul Muslimin (IM) juga ikut-ikutan tumbang bahkan dilarang melakukan aktifitas politik di negara Mesir. Apalagi dampak dari tumbangnya rezim Muhammad Mursi, Pemerintah Mesir yang didukung militer mengumunkan Ilkwanul Muslimin, yang merupakan kubu Presiden terguling Muhammad Mursi, sebagai sebuah kelompok teroris baru yang patut diwaspadai keberadaannya.

Bukan hanya pemerintah baru Mesir yang memberi cap teroris pada Ikhwanul Muslimin, Arab Saudi juga ikut-ikutan memberi label yang sama. Padahal sebelumnya Ikhwanul Muslimin cukup berkembang di Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Turki, Arab Saudi, Yaman dan Sudan bahkan gerakan Ikhwanul Muslimin juga sudah menanamkan benihnya di Indonesia melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan anak ideologinya Indonesia.

(9)

telah melakukan perubahan konstitusi yang menetapkan Islam sebagai agama resmi negera, dengan membatasi peran agama lain dalam pemerintah.

Selain itu Ikhwanul Muslimin juga melakukan pergantian 11 Gubenur di seluruh Mesir dan melakukan tindakan sewenanag-wenang yang bertujuan mengganti semua yang anti Ikhwanul Muslimin diantaranya dengan menguasai seluruh sektor politik, ekonomi, keamanan serta sektor kehakiman. Khusus sektor kehakiman, Rezmi Mursi juga telah memecat hakim-hakim senior dengan hakim yang pro terhadap kebijakan Mursi. Sikap sewenang-wenang ini akhirnya berbuah petaka, akibatnya demo besar yang didukung militer berhasil menggulingkan Mursi. Rezmi Mursi selama berkuasa dianggap telah merusak Mesir dengan perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang luar biasa yang semuanya diarahkan demi kepentingan Ikhwanul Muslimin dan Anggotanya.

Sebagaimana Ikhwanul Muslimin, keadaan tak jauh berbeda berlangsung di Indonesia. Anak ideologi Ikhwanul Muslimin yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga kerap menghalalkan perjuangan atas nama agama demi meraih kekuasaan. Gerakan PKS bila diamati secara mendalam memang ada kesamaan dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Kesamaan yang pertama adalah sama-sama melakukan gerakan Universal Internasionalis yang bertujuan ingin memberlakukan peraturan dari salah satu agama. Paham Universal Internasionalis yang bertujuan ingin memberlakukan peraturan dari salah satu agama ini, jelas sangat berbahaya dan tidak cocok dengan kondisi di Indonesia, Karena di Indonesia ini ada ribuan suku, ribuan perbedaan dan ribuan keberagaman, Karena itu memaksakan hal yang berbeda menjadi satu paham bukanlah sesuatu hal yang bersifat positif. Contoh nyata sudah dibuktikan oleh mentornya di Mesir yang gagal menerapkan hal itu.

Kesamaan yang kedua adalah berkaitan dengan solidaritas jaringan internasional antar komunitas Ikhwanul Muslimin, Melalui jalinan solidaritas ini membuat ikatan persaudaraan lintas Negara yang mereka lakukan menjadi sedemikian kuat. Karena itu untuk menunjang ikatan persaudaraan diantara mereka, PKS membangun Poros Jakarta, Mesir dan Turki. Salah satu programnya yaitu membuat program pendidikan para kader, hal ini dibuktikan dengan pengiriman para kader PKS untuk belajar di berbagai Universitas di Timur Tengah dimana Ikhwanul Muslimin berada disana.

(10)

mengabaikan ideologi nasionalis. Karena itu mengapa PKS lebih peduli pada isu Palestina ketimbang isu Tenaga Kerja Indonesia di Timur Tengah yang menderita, padahal Tenaga Kerja Indonesia yang menjadi korban di Timur Tengah sana mayoritas beragama Islam.

Apalagi kalau ada ketegangan di Palestina, PKS seperti orang yang kebakaran jenggot padahal di Indonesia juga banyak terjadi ketegangan, Namun PKS tidak pernah peduli, mereka lebih mempedulikan Internasionalisme ketimbang Nasionalisme. Lebih konyol lagi doa-doa yang diajarkan oleh PKS adalah doa-doa untuk mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan, PKS tidak pernah berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita.

Sehingga dengan fakta ini semakin menguatkan kita, bahwa gerakan mereka memang lebih condong ke solidaritas ideologi internasionalisme ketimbang ideologi nasionalisme. Pelopor utama atau sang mentor dari Ideologi Internasionalisme ini adalah Ikhwanul Muslimin yang memang sudah banyak menancapkan kukunya di bumi Timur Tengah termasuk juga di bumi Indonesia, Salah satunya adalah PKS yang merupakan Anak Ideologi Teroris Ikhwanul Muslimin.

Sekedar catatan untuk lebih menguatkan statement diatas, Saat pendirian awal PKS pada tahun 1998, Ikhwanul Muslimin dari negara di Timur Tengah banyak membantu pendanaan terhadap Partai Keadilan yang sekarang berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera.13

4. Pemikiran Politik Islam

Dalam Islam, kekuasaan politik erat kaitannya dengan hukum (al-hukm). Perkataan al-hukm dan kata-kata yang menjadi bagiannya dipergunakan 210 kali dalam al-Qur’an. Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah dialih bahasakan menjadi “hukum”, artinya adalah peraturan, undang-undang, patokan atau kaidah, dan keputusan atau vonis (pengadilan). Adapun tentang wujud kekuasaan politik menurut agama dan ajaran Islam sebuah sistem politik yang diselenggarakan berdasar hukum Allah yang terkandung dalam al-Qur’an, sekalipun al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa kekuasaan politik akan diberikakan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Ini berarti bahwa sistem politik menurut agama dan ajaran Islam terkait dengan kedua faktor tersebut.

(11)

Keberadaan sebuah sistem politik berkaitan pula dengan ruang dan waktu. Ini berarti sistem politik merupakan budaya manusia sehingga keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari dimensi kesejarahan. Oleh karena itu, lahirnya sistem politik islami harus dihubungkan dengan sebuah peristiwa bersejarah, yaitu perjanjian atau bai’at keislaman yang menimbulkan satu periktan berisi pengakuan dan penaklukan diri kepada Islam sebagai agama.14

Dalam proses penyusunan struktur keilmuan, politik pemikiran Islam banyak dipengaruhi oleh kaidah ushul fiqh, yang telah dibuat dan dikembangkan lebih jauh oleh Imam Syafi’i. Dengan kaidah-kaidah tertentu akan dikemukakan kebenaran-kebenaran, terutama yang masih belum secara transparan di ungkapkan sumber utama kebenaran. Hal ini mendapat perhatian yang sangat luas dalam proses istimbath, baik dalam tataran qiyas maupun ijtihad. Di mana dalam batasan pemikiran klasik, proses pengambilan keputusan ini setidaknya memberikan klasifikasi yang sangat ketat, dalam upaya menjaga sebuah kebenaran.15

Menurut Ali Hasjmy dalam buku Politik Ketatanegaraan Islam, setidaknya ada tiga aliran yang berkembang dalam pemikiran politik kenegaraan Islam yaitu :

Pertama, yang memandang bahwa Islam serba lengkap. Di dalamnya juga terdapat ketentuan yang mengatur masalah sistem politik maupun kenegaraan. Karenanya dalam bernegara, umat Islam harus menerapkan sistem kenegaraan Islam yang mengacu pada keteladanan Nabi Muhammad SAW dan para Khalifah sesudahnya, dan tidak meniru sistem kenegaraan Barat.

Kedua, mereka yang beranggapan bahwa Islam memang mengatur soal-soal kenegaraan, tapi tidak menentukan secara lengkap dan tegas. Artinya, dalam Islam tidak terdapat sistem kenegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai, etika bagi kehidupan bernegara. Aliran ini menolak pandangan bahwa Islam sudah menyediakan aturan kehidupan yang lengkap dan sempurna. 16

Cita-cita politik seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh dalam al-Qur’an adalah terwujudnya sebuah sistem politik, berlakunya hukum Islam dalam masyarakat secara mantap, dan terwujudnya ketentraman dalam kehidupan masyarakat. Cita-cita politik tersebut ini tersimpul dalam ungkapan “baldatun thayyibatun wa 14 Ayi Sofyan, Etika Politik Islam (Bandung : Pustaka Setia. Cet 2012) hlm 19

15 Surwandono, Pemikiran Politik Islam (Yogyakarta : LPPI. Cet 2001) hlm 8

(12)

rabbun ghafur”, yang mengandung konsep “negeri sejahtera dan sentosa”. Cita-cita ini merupakan pula ideologi Islami karena ia merupakan nilai-nilai yang diharapkan terwujud, sehingga dengan begitu diperoleh sarana dan wahana untuk aktualisasi kodrat manusia sebagai makhluk ‘abid yang diberi kedudukan sebagai khalifah dalam membangun kemakmuran di muka bumi untuk kebahagiaannya dalam kehidupan dunia akhirat.

Sesuai dengan janji Allah, cita-cita tersebut hanya dapat dicapai dengan iman dan amal. Ini bermakna manusia harus mengakui dan mengikuti kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW dan melaksanakan usaha pembangunan material spiritual dan memelihara dan megembangkan ketertiban dan keamanan bersama. Usaha ini pada hakikatnya adalah penerapan hukum-hukum dan ajaran-ajaran agama yang diwajibkan atas setiap orang mukmin dan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan politik. Dari sini, tampak kedudukan kekuasaan politik sebagai sarana dan wahana, bahkan diwakili oleh pemerintah merupakan pula pelaksana bagi tegaknya ajaran agama.17

Islam yang menjadi pijakan hidup merupakan sebuah agama yang memiliki kelengkapan dibandingkan dengan agama lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Prof. H.A.R Gibb dalam bukunya “Whither Islam”, bahwa “Islam sesungguhnya lebih dari satu sistem agama saja. Ia adalah suatu kebudayaan yang lengkap”. Konsep agama dengan kandungan, yaitu ajaran agama yang mengandung ajaran moralitas, pranata sosial politik dan hukum, terlihat dalam sejarah peradaban Islam. Islam dipandang memiliki tiga sistem, yaitu keimanan, ajaran moralitas dan hukum atau syari’at. Konsepsi ini berimplikasi pada perbedaan paradigma dalam melihat hubungan agama dan negara serta demokrasi. 18

Kesimpulan

Selain sebagai partai dakwah, PKS juga menjadikan Islam sebagai ideologinya. Bangunan ideologi PKS berpijak pada prinsip utama bahwa islam merupakan konsep yang utuh dan sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam diwahyukan sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengelola hidup dan kehdupan. Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mewujudkan tata hidup sesuai dengan ajaran Islam. Disini Islam dipahami sebagai agama, yakni sebuah tuntunan hidup dalam penghambatan dan 17 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah : Konsepsi Kekuasaan Politik Salam Al-Qur’an ( Jakarta : Rajawali Press. Cet 1994) hlm 290

(13)

penyerahan diri kepada Allah SWT, dan sekaligus negara, yakni tata aturan mengelola kehidupan dalam konteks kekuasaan. Oleh karena itu, ideologi sekular yang memisahkan antara agama dengan pengaturan hidup bersama tidak bisa diterima. Agama tidak bisa hanya menjadi aturan dalam domain privat, tetapi juga harus merambah ke dominan publik.

Dalam dasar pemikiran Kebijakan Dasar PKS termaktub bahwa “Islam adalah sistem integral yang mampu membimbing umat manusia menuju kesejahteraan lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi. Kesejahteraan tersebut hanya dapat diwujudkan melalui dua kemenangan, yaitu kemenangan pribadi dan kemenangan politik. kemenangan pribadi diraih dengan ketaqwaan yang bersifat individu, sedangkakn kemenangan politik diraih dengan ketaqwaan kolektif. Dakwah yang sistemik dan terus-menerus adalah satu-satunya jalan menjadi dua kemenangan tersebut.

Oleh karena itu, PKS memahami Islam sebagai aturan yang mengikat dalam hal peribadatan, interaksi antara manusia, dan politik. Dengan demikian, sistem ritual, kemasyarakatan, dan negara harus diatur dengan ketentuan Islam. Adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim untuk berjuang menegakkan kehidupan yang Islami dan

Daftar Pustaka

 Muammar Rahim. 2009. “Studi Pemikiran Hidayat Nur Wahid Terhadap Relasi Agama Dan Negara”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Syaria’ah : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

 Hamidullah. 1987. Politik Islam Konsepsi Dan Dokumentasi. Surabaya : Bina Ilmu  Noer Deliar. 1999. Mengapa Partai Islam Kalah?. Jakarta : Alvabet

 Iskandar Salman. 2009. 99 Tokoh Muslim Indonesia. Bandung : Mizan

 Sejarah Ringkas, Website Resmi Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Tanggal 31 Mei 2011 Jam 20.05

 Elfiani Dedy Yanwar. 2013. Aktivisme Sekejap Dan Lenyap. Yogyakarta : Diandra Pustaka Indonesia

 Rahmat M. Imdadun. 2008. Ideologi Politik PKS. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta  Dakwah dan Siyasah Dalam Perspektif Maqashid Syari’ah, Wesite Resmi Dewan

(14)

 PKS Anak Ideologi Teroris Ikhwanul Muslimin, Taman Aspirasi Tumaritis. Agus Sutondo. Depok

 Sofyan Ayi. 2012. Etika Politik Islam. Bandung : Pustaka Setia  Surwandono. 2001. Pemikiran Politik Islam.Yogyakarta : LPPI

 Sirajuddin. 20007. Politik Ketatanrgaraan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar  Salim Abdul Muin. 1994. Fiqh Siyasah : Konsepsi Kekuasaan Politik Salam

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan dan wawasan kepada penulis berkaitan dengan masalah yang di teliti dan

perjanjian terikat terhadap klausul yang memberatkan tersebut. KUH Perdata tidak mengatur secara khusus mengenai klausula baku, dimana dalam KUH Perdata hanya

Upaya yang dilakukan pihak Kepolisian Sektor Kandis dalam mengatasi kendala dalam penegakan hukum pelanggaran lalu lintas terhadap pengemudi sepeda motor

Hasil analisis tanggapan 10 mahasiswa tentang materi kualitas hand out hasil penelitian pewarisan obesitas dalam keluarga sebagai bahan ajar mata kuliah Genetika

Penilaian subyektif didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh responden atlit yang telah mendapatkan penanganan cedera lutut di Sport Clinic, baik konservatif.. maupun

Dari uraian di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: Kegunaan secara teoretis (Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan

Pandangan MUI NTB yang tidak menyalahkan intervensi Pemerintah provinsi NTB melalui SE Gubernur yang mengatur tentang batas usia minimal menjadi 21 tahun syarat usia menikah

Hal seperti itu dapat terjadi karena kebiasaan guru dalam menyajikan pembelajaran terlalu mengacu pada target pencapain kurikulum sehingga mengabaikan hal yang nampaknya sepele