• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KREATIF MENUMBUHKAN MINAT DAN BU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM KREATIF MENUMBUHKAN MINAT DAN BU"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

0 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

AYO

MEMBACA

PROGRAM KREATIF MENUMBUHKAN MINAT DAN BUDAYA BACA MELALUI STRATEGI SPIRAL HABITS

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

(2)

1 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Human Development Report tahun 2013, Human Development

Index Indonesia dalam hal kualitas pendidikan termasuk di dalamnya point

membaca ditempatkan pada urutan 122 dari 170 negara (HDI report,2013).

Menurut data UNESCO pada 2012, indeks minat membaca Indonesia baru

mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada

satu orang yang mempunyai minat baca (unesco, 2012).

Data Badan Pusat Statistik tahun 2012 pada indikator sosial budaya

menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca sebagai

sumber informasi baru sekitar 17,66%. Sedangkan yang menonton televisi

91.68% dan mendengarkan radio 18.57% (BPS, 2012).

Merujuk pada data di atas, menunjukkan bahwa Indonesia belumlah

menjadikan membaca sebagai budaya, ataupun sebagai aktifitas yang

menjadi pilihan penting di dalam keseharian. Padahal rendahnya minat baca

dapat (salah satunya) berimplikasi pada literacy keaksaraan. Seseorang yang

rajin membaca akan semakin cerdas dan bila semakin cerdas maka

(3)

2 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

kemampuan membaca mendorong pada penguasaan kosakata dan

berbicara. Untuk mewujudkan setiap pribadi yang mampu mengembangkan

potensinya dalam kehidupan masyarakat, maka diperlukan kemampuan

untuk membangun makna dari berbagai teks. Hal ini tentunya juga

berkenaan dengan perilaku dan sikap yang mendukung kegiatan membaca

agar kegiatan membaca berlangsung sepanjang hayat.

Hasil studi eksplorasi yang dilakukan oleh tim pengembang, menunjukkan

bahwa lembaga yang concern terhadap minat baca masih dalam tataran

fasilitasi saja. Banyak program yang telah dilakukan seperti pendampingan

ABG (abang becak gaul) berfokus pada penyediaan bahan bacaan yang

disesuaikan dengan kebutuhan abang becak pada pangkalan-pangkalan

becak. Terdapat juga program MUMBA (minggu membaca) yang

memfasilitasi orang untuk membaca di titik-titik keramaian pada hari

tertentu. Program layanan ada pula yang berbentuk trauma healing untuk

spot bencana. Dari semua layanan tersebut lebih berfokus pada fasilitasi

bahan bacaan, dan kalaupun terdapat pola perlakuan hanyalah sebatas

untuk menarik minat masyarakat seperti story telling, bedah buku, dan

mewarnai. Pelayanan yang diberikan selama ini masih berupa layanan

fasilitasi bahan bacaan, sarana prasarana baca, sirkulasi bahan bacaan,

penyuluhan atau workshop saja. Untuk program gerakan masih berfokus

pada ajakan membaca bersama, dan seruan-seruan untuk mau membaca.

Maka upaya penyadaran dengan memberikan sebuah perlakuan untuk

membangkitkan kebutuhan membaca belum disentuh lebih jauh dan belum

dilaksanakan. Organisasi atau lembaga yang berkecimpung dalam minat

(4)

3 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

membangkitkan kebutuhan untuk membaca dalam bentuk treatment pada

obyek. Belum memberikan peran dalam menstimulus orang untuk

membentuk habit membaca dari pola keseharian yang biasa dijalaninya.

Berdasarkan hal ini dibutuhkan adanya upaya meneliti lebih lanjut tentang

kemungkinan untuk menumbuhkan habit membaca melalui peran sebuah

organisasi atau lembaga yang dilakukan secara terorganisir, sekaligus dapat

menjadi alternatif pilihan bagi personal untuk menumbuhkan kebiasaan

membaca.

Kebiasaan membaca jika dilakukan terus menerus dan meluas akan menjadi

sebuah budaya baca. Membaca merupakan aktifitas lintas generasi. Untuk

menjadikan membaca sebagai sebuah kebiasaan, maka treatment untuk

gemar membaca tidak hanya ditekankan pada anak, justru memberikan

treatment kepada orang tua menjadi perihal yang sangat penting. Orang tua

memiliki kontribusi besar untuk membentuk dan memfasilitasi anak untuk

gemar membaca. Prilaku dan karakter orangtualah yang akan ditiru oleh

anak. Karenanya membentuk kebiasaan membaca pada orang tua menjadi

penting untuk dilakukan.

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal

(BPPAUDNI) Regional II Surabaya sebagai Unit Pelayanan Teknis Direktorat

Jenderal (Ditjen) PAUDNI yang memiliki tugas pokok pengembangan

program dan fasilitasi sumberdaya, memiliki peran dan tanggung jawab

untuk menumbuh kembangkan minat dan budaya baca masyarakat. Hal

tersebut diwujudkan melalui kegiatan pengembangan program ayo

(5)

4 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

B.

TUJUAN

Memberikan pengetahuan kepada organisasi atau lembaga di dalam

menyelenggarakan kegiatan menumbuhkan kebiasaan membaca melalui

strategi spiral habit.

C.

KELENGKAPAN PROGRAM

Kelengkapan pengembangan Program Kreatif Ayo Membaca adalah

sebagai berikut:

1. Naskah Program Kreatif Ayo Membaca

Adalah naskah utama yang berisikan prototype program kreatif ayo

membaca. Secara garis besar, di dalamnya memuat input, proses, dan

output yang dapat dilakukan oleh lembaga yang akan mengimplementasi

program ini. Termasuk variable yang dibutuhkan untuk menjalankan

proram ini.

2. Naskah Panduan Aktif Membaca (Aksi Kreatif Menumbuhkan Minat

Baca)

Adalah suplemen program yang berisikan tentang kegiatan, aktivitas, dan

cara bermain yang dapat menstimulus orang untuk membaca. Melalui

panduan aktif membaca ini diharapkan penyelenggara dapat

melaksanakan program membaca yang bersifat aktif dan menyenangkan.

Sedangkan bagi individu yang secara personal menggunakan panduan ini

diharapkan mampu untuk membangkitkan semangat membaca. Terkait

dengan penggunaan panduan ini secara personal, maka individu

(6)

5 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

3. Naskah reading responSaya Membaca

Adalah suplemen program yang berisikan catatan komitmen dan respon

yang sedang dibangun oleh sasaran. Bahan ini disusun dimaksudkan agar

rekam jejak perjalanan tumbuhnya minat baca dapat diketahui, dan

mendorong orang untuk membangun struktur kebiasaan membaca.

4. Naskah panduan Orientasi Penyelenggaraan

Naskah ini merupakan suplemen program yang secara garis besar

menjelaskan bagaimana cara-cara menyelenggarakan proses orientasi

bagi penyelenggara lapangan, baik pengelola, ataupun kader yang akan

dilibatkan. Melalui panduan ini diharapkan siapapun pihak yang ingin

menyelenggarakan program akan dimudahkan dan lebih terarah.

5. Naskah panduan pendampingan untuk pengelola.

Naskah ini merupakan suplemen program yang secara garis besar

menjelaskan bagaimana cara-cara pendampingan yang harus dilakukan

oleh pihak yang berlaku sebagai pendamping program. Panduan ini

memberi arah agar tujuan, perangkat sistem yang dibangun, dan arah

gerak sesuai koridor yang dibangun program ayo membaca.

D.

KETERBATASAN PROGRAM

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penerapan program

ini adalah sebagai berikut:

1. Program ini merupakan bagian dari sebuah grand disain pengembangan

minat baca. Dalam tahapan ini adalah

a. Memaksimalkan fungsi organisasi atau kelembagaan di dalam

(7)

6 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

b. Berfokus menumbuhkan kebiasaan membaca secara personal

c. Memaksimalkan potensi ketersediaan bahan bacaan

2. Program ini dikembangkan dengan lingkup sasaran orang tua dengan

kriteria :

a. Berusia diatas 15 tahun

b. Memiliki lingkungan keluarga anak usia dini/sekolah

c. Belum memiliki kebiasaan membaca baik karena tuntutan

pekerjaan, dan atau karena adanya kesempatan.

3. Pada implementasi secara personal untuk menumbuhkan minat baca,

bahan acuan terbatas pada perangkat program dengan judul Panduan

Aktif Membaca dan reading responSaya Membaca

E.

SASARAN PENGGUNA PROGRAM

Sasaran pengguna program ini sebagai berikut :

1. Organisasi kemasyarakatan atau lembaga swadaya masyarakat seperti

PKK, komunitas, ormas keagamaan, dan gerakan kepramukaan.

2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan organisasi sejenis yang

melaksanakan kegiatan fasilitasi minat baca di tengah masyarakat.

3. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebagai unit pelaksana teknis pendidikan

anak usia dini nonformal dan informal di tingkat kabupaten/kota

4. Penilik sebagai pelaksana penjaminan mutu PNFI

5. Individu personal, khususnya orangtua yang menginginkan kebiasaan

(8)

7 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

F.

DEFINISI OPERASIONAL

1. Membaca

Membaca adalah upaya untuk mengerti makna sebuah rangkaian kata

ataupun kalimat, bukanlah sekedar melihat rangkaian kata dan kalimat.

Maka seseorang yang melakukan aktifitas membaca, akan

merepresentasikan apa yang dibacanya menjadi pemahaman tertentu

atas sesuatu.

2. Minat

Minat yang dimaksudkan dalam program ayo membaca ini adalah

keinginan untuk membaca.

Menumbuhkan minat baca merupakan upaya untuk mendorong

seseorang agar memiliki keinginan untuk membaca. Tumbuhnya minat

akan terus berkembang menjadi sebuah budaya, jika kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu dan telah menjadikan membaca sebagai

aktifitas penting akan mengantarkan mereka pada posisi yang tinggi.

3. Habits

Habits berasal dari bahasa Inggris [kb] yaitu kebiasaan, memiliki arti

[1]sesuatu yang biasa dikerjakan; [2]pola untuk melakukan tanggapan

terhadap situasi tertentu yg dipelajari oleh seorang individu dan

dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama, (KBBI, 2005). Maka

secara bahasa, sebuah kebiasaan dapat dideskripsikan sebagai sesuatu

(9)

8 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a 4. Motivasi

Secara bahasa, motivasi [kb] adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu; diartikan juga usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

(10)

9 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

BAB II

PENYELENGGARAAN PROGRAM

A.

GRAND DESAIN

Program Kreatif Ayo Membaca ini dikembangkan dalam dua fase

pengembangan. Kedua fase tersebut diarahkan untuk meraih hasil akhir

gerakan arus membaca. Secara detil dapat digambarkan dalam bentuk

bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Grand desain ayo membaca

Pada tahun pertama difokuskan pada penyiapan konsep dan naskah

program, serta melakukan ujicoba pada skala terbatas pada ranah

(11)

10 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

dilakukan penyiapan support system pendukung program kreatif ayo

membaca.

Pada tahun kedua dilakukan kajian terhadap hasil fase pertama, untuk

kemudian dilakukan perbaikan terhadap perangkat program. Berikutnya

adalah melakukan desiminasi pada skala yang lebih luas melalui replikasi

program, hal ini dapat disinergikan salahsatunya dengan bantuan

operasional penyelenggaraan (BOP). Pada fase ini fokus diarahkan pada

pengoptimalan satuan paudni dalam hal ini TBM, dengan menekankan pada

pembentukan karakter baca pada segmen keorangtuaan.

B.

STRATEGI PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan program ayo membaca ini diselenggarakan dengan dua

strategi, yaitu strategi penyelenggaraan oleh lembaga dan strategi

penyelenggaraan secara personal mandiri.

1. Strategi kelembagaan

Pada proses penyelenggaraan program kreatif ayo membaca dengan pola

kelembagaan adalah pola menumbuhkan minat baca yang

penyelenggaranya dilaksanakan oleh organisasi. Adapun organisasi yang

dimaksud dapat berupa organisasi kemasyarakatan, organisasi

keagamaan, organisasi kepramukaan, komunitas, dan satuan PAUDNI.

Strategi ini akan mencapai hasil optimal jika di dalam

penyelenggaraannya memenuhi minimal komponen yang telah

distandarkan. Sinergi komponen tersebut, memfasilitasi sasaran untuk

(12)

11 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

ini dimaksudkan sebagai proses yang dilakukan secara terus menerus,

selama minimal 30 hari agar tumbuh kebiasaan baru. Di dalam

menumbuhkan kebiasaan tersebut, lembaga mengambil peran fasilitasi

proses tersebut.

Gambar 2.2. Prototype Program

Prototype sistem penyelenggaraan program kreatif ayo membaca

tersebut di atas mendasarkan pada pendekatan Input, Proses dan Output

(IPO). Adapun konsep penyelenggaraan program dapat dijabarkan

(13)

12 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a a. Input

Input dalam program ini dipilah atas Raw input, Instrumental input

dan Enviromental input. Seluruh input yang mendukung proses ini

tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dalam proses

penyelenggaraan program.

1) Raw Input

Raw input dalam penyelenggaraan ini adalah orang tua dengan

kiteria:

a) Berusia di atas 18 tahun

b) Sudah menikah

c) Memiliki anak/cucu/kerabat

d) Belum memiliki kebiasaan membaca baik karena tuntutan

pekerjaan, ataupun karena adanya kesempatan.

2) Enviromental Input

Enviromental input dalam proses penyelengaraan program ini

berkenaan dengan perundangan, keputusan, kebijakan-kebijakan,

kondisi sosial, ekonomi dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

serta potensi yang dapat dikembangkan di lingkungan

penyelenggaraan.

3) Instrumental Input

Instrumental input dalam proses penyelenggaraan kegiatan ini

meliputi penyelenggara, motivator, fasilitator, pendamping, mitra

(14)

13 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a b. Proses

Pada gambar skema 2.3 berikut merupakan gambaran proses

penyelenggaraan kegiatan menumbuhkan minat baca melalui spiral

habit. Perlakuan dalam kegiatan dilakukan dalam proses tatap muka

dengan kemasan kreatif (AKTIF) dan dilakukan arah aktivitas

perlakuan di rumah/diluar tatap muka dengan kemasan aktifitas baca

di rumah (ACARA).

AKTIF memandu fasilitator pada saat tatap muka untuk melakukan

aksi kreatif pada sasaran. AKTIF merupakan kemasan perlakuan

berupa permainan, rule, event, stimulus aksi dan motivasi.

ACARA memandu personal sasaran untuk melakukan aktivitas di

rumah agar tetap dalam koridor pembentukan kebiasaan membaca.

ACARA berisikan alur komitmen dan arah, serta pembuktian dari

komitmen. Sirkulasi pembiasaan dialokasikan dapat terbentuk dalam

skala waktu 30 hari dengan pola AKTIF ACARA.

c. Output

Output yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah hasil-hasil yang

terkait peningkatan minat baca. Adanya perubahan kebiasaan dalam

hal membaca, kebiasaan seseorang dari tidak berminat menjadi

berminat membaca. Adanya peningkatan jumlah bacaan yang

terbaca, durasi membaca, serta adanya konsistensi kebiasaan

membaca. Hal tersebut sebagai kemasan program ayo membaca

(15)

14 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

menyelenggarakan kegiatan menumbuhkan kebiasaan membaca

melalui strategi spiral habit.

(16)

15 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a 2. Strategi Personal Mandiri

Pada proses penyelenggaraan program kreatif ayo membaca dengan pola

personal mandiri adalah pola menumbuhkan minat baca yang

penyelenggaranya dilaksanakan secara perseorangan. Perseorangan

disini dimaksudkan dapat dilaksanakan oleh keluarga, ataupun secara

personal. Melalui keluarga, pengoptimalan program kreatif ayo membaca

dapat dilakukan. Sinergi antar anggota keluarga dapat menjadi

penguatan proses. Bagi penyelenggaraan secara personal, tidak dapat

terlepas dari bantuan personal lain untuk melaksanakan AKTIF,

sedangkan untuk acara dapat dilakukan secara individual.

Untuk penyelenggaraan secara personal mandiri ini tetap mengacu pada

pendekatan IPO pada gambar 2.2. Hanya saja terdapat perbedaaan dari

aspek kuantitas dan aspek komponen penyelenggaraan. Kuantitas input,

pada strategi ini tentunya terbatas pada keterjangkauan keluarga

ataupun personal. Peran-peran komponen yang terlibat dalam proses,

seperti peran motivator, fasilitator, serta pendamping, dilaksanakan oleh

keluarga atau personal.

Output melalui strategi personal mandiri ini juga mengarah pada

perubahan kebiasaan membaca seseorang. Dari kondisi tidak terbiasa

menjadi terbiasa, adanya peningkatan jumlah bacaan yang terbaca,

(17)

16 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

C.

TAHAP PENYELENGGARAAN

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap yang terkait dengan persiapan

organisasi, atau lembaga sebagai penyelenggara. Pada tahapan ini

meliputi kegiatan identifikasi dan persiapan penyelenggaraan.

Identifikasi yang dimaksudkan adalah mengidentifikasi calon sasaran

yang akan mengikuti program, dan kegiatan ini dilaksanakan oleh

penyelenggara.

Persiapan penyelenggaraan meliputi penyiapan sumber daya

manusia yang akan terlibat program, yaitu untuk melaksanakan peran

dan fungsi sebagai motivator, fasilitator, dan sebagai pendamping.

Penyiapan panduan, bahan ajar, dan sarana prasarana belajar yang

akan digunakan dalam penyelenggaraan program merupakan

persiapan yang harus dilakukan oleh penyelenggara.

Pada penyelenggaraan dengan strategi personal mandiri, maka

persiapan berfokus pada penyiapan panduan, bahan ajar, dan sarana

belajar untuk menjalankan program.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahapan dimana persiapan dan perencanaan

diwujudkan dalam kegiatan nyata. Dalam pelaksanaan ini organisasi

atau lembaga menjalankan program akreatif ayo membaca. Pada

awal kegiatan, penyelenggara menjelaskan maksud dan tujuan

program. Selanjutnya motivator membangun wacana dan limbic

(18)

17 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Fasilitator dibantu pendamping membangun kekuatan pikir dan

pengalaman peserta melalui aksi kreatif (AKTIF) sesuai panduan yang

telah tersedia. Peserta melakukan pembentukan kebiasaan membaca

secara mandiri di rumah, dan pendamping memberikan penguatan

kepada sasaran. Peserta mencatat aktifitas respon membaca pada

reading record yang telah disediakan.

3. Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan tahapan melihat dan mengukur pertumbuhan

habit membaca sasaran. Perkembangan dan respon sasaran dinilai

berdasarkan aktivitas dan sikap sasaran yang mengikuti program

kreatif ayo membaca. Evaluasi dilakukan menggunakan pengamatan,

(19)

18 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

BAB III

KOMPONEN PENYELENGGARAAN PROGRAM

A.

SASARAN

Sasaran program merupakan peserta yang mengikuti program kreatif

ayo membaca dan diberikan perlakuan kepadanya proses AKTIF ACARA.

Sasaran merupakan orang tua di atas 18 tahun, sudah menikah, memiliki

keturunan, cucu, atau kerabat dekat. Sasaran juga belum memiliki

kebiasaan membaca. Untuk sasaran dengan implementasi strategi

personal mandiri, kriteria sasaran menyesuaikan.

B.

PENYELENGGARA

Penyelenggara berkapasitas untuk melaksanakan kegiatan dengan

kemasan model secara utuh. Penyelenggara dalam hal ini menjalankan

fungsi pengelolaan penyelenggaraan. Peran penyelenggara ini dapat

dilaksanakan oleh ormas, lembaga, komunitas, gerakan pramuka, atau

satuan PAUDNI. Pada implementasi secara personal, peran ini dilakukan

terbatas pada lingkungan personal. Untuk sasaran dengan implementasi

strategi personal mandiri, fungsi dan kriteria menyesuaikan.

C.

MOTIVATOR

Unsur motivator dimaksudkan untuk memunculkan trigger kebutuhan

membaca pada sasaran, dan membangun limbik melalui motivasi.

(20)

19 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

waktu pelekatan aktivitas membaca pada kebiasaan yang sudah

terbangun. Motivator sebaiknya memiliki kriteria minimal bersemangat

dan memiliki kemampuan memotivasi.

Untuk motivator dengan implementasi strategi personal mandiri, fungsi

dan kriteria menyesuaikan.

D.

FASILITATOR

Unsur fasilitator memerankan fungsi sebagai sumber belajar, dalam hal

ini dapat melibatkan kader atau volunteer dari pihak penyelenggara,

ataupun melibatkan pihak di luar penyelenggara. Pada kapasitas ini

fasilitator berfungsi untuk memberikan perlakuan pada saat tatap muka

AKTIF (aksi kreatif), sekaligus penguatan pada saat di luar tatap muka

ACARA (aktifitas baca di rumah). Fasilitator sebaiknya memiliki kriteria

minimal mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki pengetahuan

andragrogi, serta mampu melakukan pensuasanaan kelas. Untuk

Fasilitator dengan implementasi strategi personal mandiri, fungsi dan

kriteria menyesuaikan.

E.

PENDAMPING

Pendamping memerankan fungsi pendampingan kepada sasaran.

Pendampingan dilakukan pada saat tatap muka AKTIF, dimana

pendamping berlaku sebagai asisten fasilitator. Pendampingan juga

dilaksanakan pada saat ACARA, yaitu memberikan penguatan dan

menggali informasi kemajuan kebiasaan membaca sasaran. Pendamping

sebaiknya memiliki kriteria minimal mampu berkomunikasi dengan

(21)

20 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Untuk pendamping dengan implementasi strategi personal mandiri,

fungsi dan kriteria menyesuaikan.

F.

MITRA PENYELENGGARA

Unsur mitra juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan.

Kemitraan dimaksudkan agar penyelenggara telah melakukan kerjasama

dengan pihak-pihak yang dianggap dapat berkontribusi dalam

keberhasilan kegiatan. Pelibatan mitra dapat dilakukan dalam setiap

entry point aktifitas kreatif. Untuk mitra dengan implementasi strategi

personal mandiri, fungsi dan kriteria menyesuaikan.

G.

MITRA PERSONAL SASARAN

Untuk mitra personal dimaksudkan sebagai pihak terdekat dengan

sasaran. Unsur ini dipandang mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh

(22)

21 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

BAB IV

PENGENDALIAN

Pengendalian merupakan suatu proses pengaturan sebuah aktivitas untuk

diuji pemenuhannya terhadap standar yang telah ditentukan, dan kemudian

diambil tindakan koreksi/perbaikan apabila diperlukan. Kegiatan

pengendalian di dalam program ini difokuskan dalam pengendalian

operasional program. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan pengendalian

terhadap proses penyelenggaraan program kreatif ayo membaca.

Pengendalian terhadap penyelenggaraan implementasi program ayo

membaca dilakukan dengan proses menetapkan standar, menilai tingkat

kesesuaian, dilanjutkan dengan melakukan tindakan apabila diperlukan.

A.

MENETAPKAN STANDAR

Menetapkan standar merupakan penentuan standar kualitas

penyelenggaraan program kreatif ayo membaca. Dalam penentuan standar

haruslah memenuhi ketentuan spesifik, terukur, rasional, ketercapaian, dan

terukur. Standar kualitas yang ditetapkan dapat berupa target atau sasaran

yang akan dicapai dalam implementasi. Penetapan standar tersebut juga

tidak terlepas dari unsur perencanaan program sehingga penetapan standar

harus ditetapkan secara akurat dan dapat diterima oleh pelaksana. Adapun

penetapan standar minimal dalam implementasi program kreatif ayo

(23)

22 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Tabel 4.1.

Standar Minimal penyelenggaraan program kreatif ayo membaca

No Komponen Variabel Indikator Keberhasilan 1. Sasaran

belajar

a. Usia b. Kehadiran

sasaran

 100% sasaran berusia >18 thn

 Memiliki anak/cucu/kerabat

 minimal kehadiran AKTIF 80%

2 Pengelola a. Jumlah b. Kualifikasi

 Minimal 3 (tiga) orang

 Dari unsur ormas/ lembaga

 Minimal Lulus SLTA

 Memiliki etika yang baik

(24)

23 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

8. Panti Belajar Keberadaan tempat

 Tersedia tempat sesuai dengan kegiatan AKTIF

 Penerangan cukup untuk aktifitas membaca

 Minimal tersedia sejumlah sasaran

 Digunakan sesuai panduan

10. Dana Belajar a. Asal dana b.

Pemanfaa-tan dana

 APBN/APBD/swadaya

 Sesuai dengan pedoman kebutuhan

11. Motivasi a. Jenis/

 Sasaran memiliki kebiasaan

membaca

 Melaksanakan program sesuai panduan

(25)

24 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Tabel 4.2.

Standar Minimal Terbentuknya Habit Membaca

No Komponen Variabel Indikator Keberhasilan 1 Bahan bacaan a. Ketersediaan

b.Jenis/ragam

Minimal tersedia 1 bahan bacaan per minggu

Minimal menyukai 2 ragam bahan bacaan

Minimal membaca 10 menit per hari

 Minimal memahami konteks/ muatan isi bacaan

 Minimal mengetahui siapa

karakter utama

 Minimal mengetahui latar

kontens

 Minimal mengetahui apa yang penulis coba sampaikan

 Minimal mengetahui tema

pokoknya

 Minimal ada pengkaitan suatu fakta tertentu cocok dengan apa yang telah diketahui

Tabel 4.3.

Standar Minimal Penyelenggaraan Pendampingan ACARA

No Komponen Variabel Indikator Keberhasilan 1. Komitmen Kesesuaian jadwal Minimal 80% sesuai alokasi

waktu

(26)

25 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Cara memberi penjelasan

B.

MENILAI TINGKAT KESESUAIAN

Menilai tingkat kesesuaian merupakan membandingkan tingkat kesesuaian

antara pelaksanaan program ayo membaca dengan standar yang telah

ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah berkenaan dengan

berapa kali pelaksanaan menilai tingkat kesesuaian dilakukan (harian,

mingguan, 2 mingguan, bulanan, dalam bentuk apa penilaian dilaksanakan

(laporan tertulis, atau pengamatan), siapa saja yang akan terlibat dalam

menilai kesesuaian, serta kemudahan dalam pelaksanaan.

Pada program kreatif ayo membaca sesi AKTIF, fasilitator dan pendamping

akan melakukan pengukuran hasil belajar AKTIF, dan dilaksanakan setiap

tatap muka AKTIF. Untuk sesi ACARA pengukuran dilakukan oleh

pendamping, dan dilakukan pada jeda antar AKTIF dengan berkunjung di

rumah ssasaran. Pada evaluasi penyelenggaraan dapat melibatkan penilik

atau pihak diluar penyelenggara.

C.

MELAKUKAN TINDAKAN APABILA DIPERLUKAN

Melakukan tindakan apabila diperlukan dimaksudkan sebagai bentuk

respon yang harus dilakukan untuk mencegah karakteristik penting dari

proses menyimpang terlalu jauh dari target yang telah ditetapkan. Tindakan

(27)

26 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

batas-batas yang dapat diterima atau lebih dikenal dengan istilah

pengendalian program. Pengendalian program ini merupakan salah satu

aktifitas manajemen yang didalamnya terdapat aktivitas 1) mengevaluasi

kinerja nyata 2) membandingkan kinerja nyata dengan tujuan, dan 3)

mengambil tindakan terhadap perbedaan. Pengendalian yang dilakukan

oleh organisasi atau lembaga bersifat universal, berlaku dari manajerial

hingga operasional penyelenggaraan program kreatif ayo membaca. Apabila

pengendalian dilakukan dengan baik maka akan memperkuat pencapaian

tujuan program.

Melalui pengendalian akan diketahui penyimpangan selama

penyelenggaraan. Pengendalian tidak saja dilakukan oleh tim pengembang

dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan pelaksanaan program, tetapi

sebagai deteksi apakah penyelenggaraan sudah sesuai dengan harapan atau

belum. Adapun unsur yang dapat berperan dalam pengendalian adalah

Pengelola, Pamong Belajar, dan Penilik. Adapun aspek-aspek yang pelu

diperhatikan adalah berkenaan dengan persiapan, pelaksanaan, dan

pengendalian, serta dampak penyelenggaraan bagi sasaran dan masyarakat.

Sedangkan proses evaluasi untuk menguji suatu objek atau aktivitas dengan

kriteria tertentu dilaksanakan secara periodik pada awal kegiatan, saat

pelaksanaan, dan akhir pembelajaran. Adapun evaluasi ditingkat

penyelenggara program meliputi aspek manajemen pelaksanaan program

(28)

27 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

DAFTAR PUSTAKA

Hardianto, Deni,(-), studi tentang minat baca mahasiswa, Fakultas Ilmu

Pendidikan UNY

Harefa, Andrias, 1999, Mematahkan belenggu motivasi, membangkitkan

energi penggerak sumber daya manusia, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Kurniasih, Nuning, S.Sos, M.Hum, (2007), Menumbuhkan Budaya Baca,

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

PIRLS,(2013), Appendix a: overview of pirls procedure, PIRLS International

Report

Priyanto, F Ida (2009), Minat baca versus perpustakaan, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta

Sutini, (2010), Upaya meningkatkan minat baca siswa kelas III Sekolah

Dasar, jurnal kependidikan interaksi Nomor 5 Juni 2010 : 56—64, FKIP

Universitas Terbuka

Somadayo, Samsu, (2011), Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca,

Graha Ilmu, Yogyakarta

Somadayo, samsu, St.Y. Slamet, Joko Nurkamto, at all, 2013, The Effect of

Learning Model Drta (Directed Reading Thingking Activity) Toward

Students’ Reading Comprehension Ability Seeing from Their Reading

Interest, Universitas Sebelas Maret, Journal of Education and Practice

Vol.4, No.8, Surakarta

(29)

28 | P r o g r a m K r e a t i f A y o M e m b a c a

Tarigan, Henry Guntur, 2008, Membaca sebagai suatu keterampilan

berbahasa, Angkasa, bandung

Uno,B Hamzah, 2008, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, Bumi

Aksara

Yuniati, Vegasari, (2010), Teater boneka sebagai strategi pengembangan

minat dan budaya baca, Badan Arsip Dan Perpustakaan Kota

Surabaya

-, 2013, Pengaruh Model Pembelajaran DRTA (Directed Reading Thingking

Activity) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau dari

Minat Baca (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri Kota Ternate),

Prog.Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana UNS,

Surakarta

Sharifah akhmam syed zakaria, 2005, Panduan dan strategi motivasi diri,

Gambar

Gambar 2.1. Grand desain ayo membaca
Gambar 2.2. Prototype Program
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.

Referensi

Dokumen terkait

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan

Dalam struktur organisasi pada Klinik Puri Asih memiliki tugas dan fungsi masing- masing, antara lain sebagai berikut :..

Penerapan penialain otentik berpotensi mendatangkan berbagai manfaat dan keuntungan, yaitu peserta didik dapat berperan aktif dalam proses penilaian, sehingga

Melalui langkah pembelajaran analogi dengan sintaks: mengenalkan konsep target; mengulas lengkap konsep analog; mengenalkan konsep target; mengulas lengkap konsep analog;

apa saja potensi yang kira-kira menarik orang dari luar untuk pengembangan industri wisata di kampung ini. Apakah ada pembinaan atau pelatihan baik dari pemerintah maupun

Bebek Bebek Motor cowo pernah, tapi tidak pernah pergi jauh Bebek (Smash) Kelengkapan kendaraan - Spion - Lampu sign - Lampu rem Masih dalam keadaan lengkap dan

Terdapat 120 kali penayangan yang disetujui oleh ke 2 coder (Indah dan Gita) dengan segmen 3 episode 22 Oktober 2014 memiliki frekuensi terbanyak dari keseluruhan