• Tidak ada hasil yang ditemukan

101296709 BAB I Teknologi bahan alam farmasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "101296709 BAB I Teknologi bahan alam farmasi"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical)

Dari definisinya sendiri, teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.Pada awalnya obat hanya digunakan untuk menyembuhkan seseorang yang sakit atau untuk meredam rasa sakit yang diderita. Namun dewasa ini, bukan hanya orang yang sakit yang membutuhkan obat. Orang yang dapat dibilang sehat pun membutuhkan obat untuk memperindah ataupun mempercantik tubuhnya.Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan dengan kreativitasnya mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

(2)

alam. Oleh karena itu, pembinaan harus cermat dan tepat agar industri obat bahan alam bisa tumbuh maksimal.

Teknologi Bahan Alam mempelajari teknologi-teknologi yang digunakan dalam pemrosesan bahan baku obat menjadi obat bahan alam. Bahan baku obat yang dimaksud antara lain yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, bahan mineral, sediaan galenik (sarian) atau pun campuran bahan-bahan tersebut. Untuk diketahui, yang dimaksud dengan obat bahan alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.

Standardisasi merupakan kaidah penting yang harus dilaksanakan dalam proses pembuatan obat-obat bahan alam. Tujuan dari kaidah ini digunakan adalah tercapainya keajegan (ketetapan) khasiat, keamanan, dan kualitas antar batch produksi maupun dalam produksi itu sendiri. Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar (Standar Nasional Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah  Apa itu obat herbal

 Bagaimana mekanisme pengolahan obat herbal

 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi obat herbal

 Apa saja hal-hal yang membuat masyarakat menggunakan obat herbal  Bagaimana pengendalian mutu dan pengontrolan obat herbal serta

peraturan-peraturannya

 Apa saja pengujian yang dilakukan untuk obat herbal  Mengapa obat herbal dipalsukan

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui obat herbal dan faktor-faktor yang mempengaruhi obat herbal selama penyimpanan

 Untuk mengetahui obat herbal bisa berubah menjadi obat beracun

 Untuk mengetahui teknologi-teknologi yang digunakan dalam pembuatan simplisia dan alat-alat yang digunakan dalam pengujian

BAB II

(3)

Berbeda dengan obat kimia yang khusus untuk mengobati satu jenis penyakit tertentu, tanaman obat memiliki khasiat yang beragam. Misalnya, temu lawak dapat digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, meningkatkan fungsi kerja hati, mengurangi peradangan, menghambat perkembangan virus, antisembelit, penambah nafsu makan, tonikum, dan mengurangi asam lambung. Sementara itu, obat kimia, seperti parasetamol hanya digunakan sebagai obat penurun panas.

Pengobatan tradisional dengan bahan dari tanaman umumnya dikuasai secara turun-temurun. Pemakaian dan cara pengolahannya boleh dibilang amat sederhana. Namun, jenis tanaman obat yang digunakan haruslah tepat. Setiap tanaman memiliki efek farmakologi yang sangat beragam. Pemakaian tanaman obat yang salah dapat berakibat fatal.

Selain ketidaktepatan jenis tanaman yang digunakan, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian pemakai tanaman herbal kurang mengindahkan hal-hal yang bersifat higienis. Padahal, alat, bahan, dan pelaku sebaiknya harus bersih. Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak dikehendaki karena pemakaian obat herbal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya bahan tanaman, pengolahan ramuan, cara pemakaian, dan tindakan medis lainnya.

Obat herbal adalah obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak

menggunakan zat kimia. Misalnya jamu, obat tolak angina cair, dsb. Seperti kita ketahui obat herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang lama.

Pemilihan simplisia bahan baku obat herbal sebaiknya memperhatikan aroma, rasa, kandungan kimia, maupun sifat fisiologisnya. Ketepatan pemilihan bahan baku obat herbal tidak hanya pada jenis tanaman, tetapi juga bagian tanaman yang digunakan. Hal ini disebabkan setiap bagian tanaman memiliki khasiat khusus yang berbeda.

Bagian tanaman yang biasanya digunakan sebagai obat, di antaranya akar (akar ginseng dan akar pasak bumi), rimpang (kunyit, jahe, kencur, dan lengkuas), batang (brotowali), daun (daun dewa, katuk, dan sirih), bunga (melati), buah (belimbing wuluh dan jeruk nipis), dan kulit buah (mahkota dewa). Namun, ada pula pemanfaatan obat dari seluruh bagian tanaman (meniran dan pegagan).

Bahan tanaman yang hendak digunakan untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan segar. Untuk menjaga kesegaran bahan dengan cara menyimpannya di tempat yang bersih dan jauh dari panas atau sinar matahari langsung. Akan lebih baik jika bahan disiapkan atau dipetik pada hari itu juga sehingga tidak perlu disimpan. Jika telah terpilih, bahan bahan yang berkualitas baik tersebut dicuci terlebih dahulu dengan air hingga bersih.

(4)

Tidak dapat dipungkiri bahwa kelemahan utarna pada pengobatan tradisional ialah kurangnya perhatian pada peralatan yang digunakan. Hal ini tidak boleh dianggap sepele. Alat yang digunakan dapat menularkan penyakit, membawa kotoran lain, atau bahkan menghilangkan khasiat obat jika tidak bersih atau alatnya salah.

Sendok, gelas, panci perebusan, atau peralatan yang dipakai sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. Jika perlu, alat tersebut direbus atau direndam dalam air panas. Setelah digunakan, alat harus dibersihkan lagi. Jangan beranggapan alat tidak perlu dibersihkan benar karena hendak dipakai lagi untuk membuat obat yang sama. Memang alat akan terkena kotoran lagi, tetapi kotoran lama yang tertimbun justru dapat mendatangkan masalah baru. Misalnya, menimbulkan residu pada Mat atau mendatangkan kuman penyakit.

Saringan atau perasan harus dibersihkan dengan benar, sebaiknya direbus dengan air mendidih. Jika menggunakan saringan dari kain, gunakan kain bersih, tidak perlu kain baru, yang penting tidak habis digunakan untuk keperluan lain. Seandainya kain digunakan untuk keperluan lain maka kain perasan harus dibersihkan dengan baik sebelum dan sesudah pemakaian.

Panci perebusan hendaknya terbuat dari bahan tanah, keramik, kaca, atau stainless steel. Sedapat mungkin jangan merebus bahan dengan panci dari alumunium, besi, atau kuningan. Peralatan dari timah hitam atau timbal juga dilarang keras dipergunakan untuk membuat ramuan.Tujuannya untuk menghindari timbulnya endapan pembentukan zat racun, konsentrasi larutan obat menurun, atau efek samping karena reaksi bahan kimia panci dengan zat yang dikeluarkan tanaman. Selain kebersihan alat, pelaku yang meracik obat sebaiknya juga menjaga kebersihan tangan dan ruangan.

BAB III ISI

(5)

Suplemen makanan dari sumber tanaman kadang-kadang disebut sebagai "fitofarmaka." Mereka diproduksi dari tanaman segar, tanaman kering atau diawetkan bagian tanaman.Bahan aktif nya tidak dapat terisolasi melainkan diperoleh bersamaan dengan komponen alami lain dari tanaman. (Komponen lainnya sering dipercaya untuk mempengaruhi efektivitas bahan aktif). Kadang-kadang bahan aktif terkonsentrasi, dan zat yang tidak diinginkan seperti klorofil, tanin, atau resin, dikeluarkan (Daftar dari Schmidt, 1989). Bagian berikut mendiskusikan berbagai tahap produksi suplemen makanan yang berasal dari tumbuhan.Budidaya dan Koleksi Bahan Tanaman, Sebagian besar tanaman yang digunakan untuk suplemen diet atau tujuan pengobatan, dibudidayakan dengan tumbuhan di peternakan. Beberapa diantaranya dapat dikumpulkan dari alam (Wijesekera, 1991). Metode untuk memperoleh tumbuhan atau herbal ada dua yaitu :

 Budidaya

Budidaya memungkinkan produsen untuk memiliki kontrol atas kualitas dan kemurnian daripada mengumpulkan tanaman dari alam liar. Kultivar (varietas budidaya) dari sejumlah spesies tanaman obat telah dikembangkan untuk menghasilkan hasil yang tinggi dari konstituen yang diinginkan. Beberapa tanaman yang ditanam secara komersial untuk tujuan pengobatan yang diperbanyak secara vegetatif. (Ini berarti bahwa tanaman baru yang tumbuh dari stek tanaman tua.Tanaman tumbuh dengan cara ini secara genetik identik dengan tanaman induk). Beberapa tanaman obat yang tumbuh dari benih hibrida selektif dibesarkan, sementara varietas tanaman yang lain tidak berubah bentuknya tetap alami (Wijesekera, 1991).Sejumlah tanaman obat dibudidayakan untuk digunakan oleh industri farmasi. Beberapa contohnya termasuk ubi jalar, yang digunakan dalam produksi steroid; foxglove, yang digunakan untuk digitalis; Belladona, yang digunakan untuk atropin, dan opium, yang digunakan untuk membuat morfin. Berikut ini adalah daftar utama, tanaman obat diusahakan secara komersial, banyak yang digunakan dalam suplemen makanan (Wijesekera, 1991) yaitu:

 Aconites  Costus ipecac  Rauvolfia  Aloe  Datura  Lemon  rumput  Senna  Anise  Dill  Liquorice  Smilax  Artemisia  Dioscorea  Pakis Fern squill  Basil

(6)

 Mints

 Strophanthus  Belladonna  Ephedra poppy  Opium

 Flag Manis  Buchu  Ergot  Papain  Thyme

 Kulit Cascara Sagrada  Foxglove

 Periwinkle  Valerian

 Seledri gentian podofilum  Vinca

 Chamomilla  Ginseng  Polygala

 Withania kina semacam tumbuhan Psyllium  Colchicum

 Hydrastis dan Pyrethrum

Sejumlah negara secara komersial mengolah dan mengekspor sejumlah besar tanaman obat. Negara-negara tersebut adalah Cina, India, Thailand, Korea Selatan, Brasil, Meksiko, Mesir, Indonesia, Nepal, Filipina, dan Kenya. Negara-negara Eropa Timur membudidayakan tanaman obat juga, tetapi sebagian besar untuk konsumsi mereka sendiri (Wijesekera, 1991). Adapun tanaman budidaya, produsen tanaman obat harus memberikan suhu tanaman dengan kelembaban yang cukup dan nutrisi ,serta harus mengendalikan hama dan penyakit. Pestisida harus digunakan dengan hati-hati untuk mengurangi risiko residu berbahaya pada tanaman (Daftar dari Schmidt, 1989).

Produksi tanaman obat umumnya banyak sekali. Dalam banyak kasus, hanya bagian-bagian dari tanaman yang mengandung bahan aktif saja yang digunakan untuk produksi bukan tanaman yang digunakan secara keseluruhan. Kadang-kadang melibatkan umur panen daun dan cara memetik seperti bunga yang memetik dengan tangan (Hornok, 1992). Di masa depan, kultur jaringan dapat digunakan untuk memproduksi bahan tanaman (Daftar dan Schmidt,1989).

 Tanaman Liar

(7)

Schmidt, 1989). Satu keuntungan untuk menggunakan tanaman liar adalah bahwa tanaman tidak mungkin mengandung residu pestisida apapun (Wijesekera, 1991).

3.2 Tahapan Pembuatan Simplisia  Pembersihan

Setelah tanaman dipanen atau dikumpulkan, mereka harus dibersihkan. Pembersihan mungkin melibatkan penyaringan, mencuci, mengupas, atau pengupasan daun dari batang. Setiap bagian yang tidak perlu dikupas sebelum pengeringan untuk menghindari pemborosan waktu dan energi. Pembersihan ini sering dilakukan dengan tangan (Hornok, 1992).

 Pengeringan

Dalam beberapa kasus, tumbuhan yang digunakan untuk ekstraksi adalah simplisia segar, tetapi umumnya, tumbuhan yang sering digunakan adalah tanaman kering . Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air sehingga tanaman dapat disimpan. Kebanyakan tanaman mengandung 60 sampai 80 persen ketika kelembaban dipanen dan harus dikeringkan dalam waktu 10 sampai 14 persen kelembaban sebelum disimpan. Tanaman harus dikeringkan atau diproses secepatnya setelah panen karena mereka mudah rusak. Pengolahan sampai dengan saat ini umumnya dilakukan oleh produsen tanaman (Hornok, 1992). Tanaman dapat dikeringkan secara alami atau dengan sejumlah metode buatan. Jenis bagian tanaman atau tumbuhan yang digunakan akan menentukan teknik pengeringan yang sesuai (Daftar dan Schmidt, 1989).

Pengeringan alami:

Sebuah praktik yang telah digunakan sejak zaman kuno adalah pengeringan matahari di lapangan. Meskipun metode ini tidak memerlukan peralatan pengeringan dan menggunakan energi matahari, tapi memerlukan sejumlah ruang yang besar, dan tanaman dapat rusak oleh cuaca. Kadang-kadang tanaman ditempatkan dengan tangan, pengeringan frame atau berdiri, untuk dikeringkan dalam lumbung atau gudang. Metode pengeringan adalah banyak dan dapat memerlukan waktu beberapa minggu. Panjang waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan yang memadai tergantung pada suhu dan kelembaban (Hornok, 1992).

Pengeringan Buatan:

(8)

pengering. Tanaman segar dijalankan di atas ban berjalan melalui aliran balik arus udara hangat. Ini pengering dapat beroperasi terus menerus, memerlukan tenaga kerja relatif sedikit, dan memiliki throughput tinggi. Namun, mereka membutuhkan modal investasi yang besar dan memiliki kebutuhan energi yang tinggi. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk pengering conveyor berkisar 2,5-6 jam, dan suhu udara berkisar pengeringan 40-80 ° C. Pengering udara panas, yang menggunakan suhu yang sangat tinggi (200 sampai 1.000 ° C) untuk waktu yang singkat (2 sampai 5 menit) tidak umum digunakan untuk pengeringan tanaman obat (Hornok, 1992).

 Kemasan Tanaman Kering

Setelah pengeringan selesai, tanaman dikemas dalam persiapan untuk pengiriman dan pemrosesan lebih lanjut. Tanaman herba kering umumnya dikompresi ke dalam bal seberat 60-100 kg (13 sampai 220 pound), yang kemudian dijahit ke dalam kantong kain atau dibungkus plastik. Bahan yang tidak dapat dikemas, seperti akar dan kulit kayu, ditempatkan dalam karung. Tas yang lebih kecil dapat digunakan untuk bahan padat seperti buah-buahan kering atau biji. Bahan yang sangat rapuh, seperti bunga, yang dikemas dalam peti. Bahan tanaman kering cenderung higroskopis (mudah menyerap uap air) dan harus disimpan di bawah kelembaban terkendali. Bahan yang sangat higroskopis umumnya dikemas dalam plastik (Hornok, 1992).

 Pembersihan dan Sortasi

Ketika karung atau bal tiba di tempat pengolahan, prosesor membuka paket dan membersihkan tanaman kering untuk menghilangkan kotoran sebanyak mungkin. Pasir akan dihilangkan oleh alat pneumatik dan besi yang mengandung logam dihilangkan dengan alat magnetis. Berikutnya prosesor memisahkan tanaman berdasarkan potongan-potongan tanaman dan ukurannya, karena berbeda akhir penggunaan berdasarkan ukuran partikel yang berbeda. Misalnya, bahan iris halus dapat digunakan untuk teh celup dan bahan agak kurang iris halus untuk teh longgar atau infus, sedangkan material kasar diparut dapat dijual langsung ke konsumen atau digunakan untuk ekstraksi. Partikel yang sudah mempunyai ukuran yang diinginkan dapat langsung ke penyimpanan untuk menunggu proses lebih lanjut. Partikel yang terlalu besar menjalani grinding tambahan, memotong atau merobek-robek, dan pemisahan. Berbagai metode digunakan untuk mengurangi ukuran partikel termasuk tindakan palu, tekanan, gesekan, pemotongan dampak, dan merobek-robek (Daftar dan Schmidt, 1989). Beberapa bahan tanaman yang dikemas dan dijual pada saat ini tanpa pengolahan tambahan. Beberapa melanjutkan melalui proses ekstraksi, yang bagian berikut menjelaskan.

 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses dimana unsur yang diinginkan dari tanaman dapat diangkat dengan menggunakan pelarut. Bagian berikut ini menjelaskan beberapa metode yang digunakan untuk ekstrak persiapan, termasuk ekstraksi pelarut organik, ekstraksi gas superkritis, dan distilasi uap.

(9)

Ekstraksi pelarut organik adalah salah satu proses untuk memisahkan zat yang diinginkan dari bahan tanaman. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tanaman kering biasanya digunakan untuk ekstraksi, meskipun tanaman segar kadang-kadang digunakan. Tanaman tersebut merupakan tanaman pertama dan kemudian dicampur dengan pelarut seperti heksan, benzena, toluena atau di dalam tangki. Pemilihan pelarut tergantung pada beberapa faktor termasuk karakteristik konstituen yang diambil, biaya, dan masalah lingkungan. Jika produk akhir akan berisi jumlah jejak sisa pelarut, pelarut beracun harus digunakan. Setelah pelarut melarutkan zat yang diinginkan tanaman, hal itu disebut "miscella." Miscella tersebut kemudian dipisahkan dari bahan tanaman (Hornok, 1992). Ada sejumlah teknik untuk ekstraksi pelarut, yang meliputi maserasi, perkolasi, dan ekstraksi arus berlawanan. Berikut ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing.

Maserasi:

Metode ini melibatkan perendaman dan mengagitasi bahan pelarut dan tanaman bersama-sama. Pelarut ini kemudian dikeringkan. Miscella tersisa akan dihapus dari bahan tanaman melalui menekan atau pemusingan. Metode ini tidak benar-benar mengekstrak bahan aktif dari bahan tanaman.

Perkolasi:

Dengan metode ini, bahan tanaman yang dibasahi dengan pelarut dan dibiarkan membengkak sebelum ditempatkan di salah satu dari serangkaian ruang perkolasi. Materi yang berulang kali dibilas dengan pelarut sampai semua bahan aktif telah dihilang. Pelarut digunakan kembali sampai jenuh. Pelarut baru yang digunakan pada bahan tanaman yang hampir sepenuhnya habis, dan kemudian kembali digunakan pada batch ini kurang habis. Metode ini lebih efektif menghilangkan bahan aktif daripada teknik maserasi.

Lawan arus ekstraksi:

Ini adalah proses yang sangat efektif dimana arus pelarut dalam arah yang berlawanan untuk bahan. Tidak seperti maserasi dan perkolasi yang melalui proses batch, metode ini terus menerus. Screw extractors dan pengekstrak korsel dua jenis peralatan yang digunakan untuk ekstraksi arus berlawanan (Wijesekera, 1991).

Pemurnian dan Konsentrasi Miscella:

(10)

tipis atau pelat konsentrator. Setiap metode yang digunakan untuk berkonsentrasi miscella harus menghindari panas yang berlebihan karena senyawa aktif dapat dikenakan degradasi (Wijesekera, 1991).

Kadang-kadang ekstrak dikeringkan sepenuhnya menggunakan pengering beku vakum, pengering kabinet vakum, operasi terus-menerus drum atau sabuk pengering, oven microwave, atau atomizers. Teknik untuk pengeringan tergantung pada stabilitas produk dan jumlah uap air yang harus dibuang. Ekstrak bubuk yang dihasilkan kurang mengikuti pada kontaminasi mikroba daripada ekstrak cair (Hornok, 1992).

 Ekstraksi Supercritical Gas dengan:

Ini adalah metode untuk mengekstraksi bahan aktif menggunakan gas. Bahan tanaman ditempatkan dalam wadah yang diisi dengan gas di bawah suhu terkontrol dan tekanan tinggi. Gas larut bahan aktif dalam bahan tanaman, kemudian melewati ke dalam ruang memisahkan mana baik tekanan dan temperatur lebih rendah. Ekstrak presipitat dan dibuang melalui katup di bagian bawah ruangan. Gas ini kemudian digunakan kembali. Gas cocok untuk ekstraksi superkritis termasuk karbon dioksida, nitrogen, metana, etana, etilena, nitrous oxide, sulfur dioksida, propana, propilena, amonia, dan heksafluorida belerang. Sebuah keuntungan dari ekstraksi superkritis dapat berlangsung pada suhu rendah, sehingga menjaga kualitas sensitif temperatur komponen (Daftar dan Schmidt, 1989).

 Uap Distilasi:

Destilasi uap adalah metode lain untuk mengekstraksi bahan aktif dari tanaman obat. Bahan tanaman di load ke pelat berlubang di dalam tangki silinder atau diam, dan uap diinjeksikan dari bawah. Uap melarutkan zat yang diinginkan di pabrik, kemudian memasuki kondensor di mana ia terkondensasi kembali menjadi cairan. Ini kondensat kemudian melewati ke dalam labu, di mana ekstrak baik naik ke puncak atau mengendap ke bawah dan dipisahkan dari air. Distilasi selesai ketika tidak ada zat untuk mengekstrak dalam kondensat. Air dapat digunakan kembali, dan ekstrak dimurnikan melalui pemusingan dan penyaringan (Hornok, 1992).Metode kecil lainnya untuk membuat ekstrak termasuk menekan dingin dan proses enfleurage.

 Penekanan Dingin

(11)

Ekstrak obat berminyak, juga disebut "minyak obat," dapat dibuat dengan merendam atau macerating bahan tanaman dalam minyak seperti almond, kacang tanah, zaitun, biji opium, kernel aprikot, peach atau minyak kernel. Cuka kadang-kadang digunakan untuk mengekstrak bahan aktif juga. Bahan tanaman tersebut direndam dalam asam asetat, dan cuka dikonsumsi sebagai bentuk sediaan akhir (Daftar dan Schmidt, 1989).

 Mengontrol Kualitas Ekstrak:

Setelah ekstrak telah diproduksi oleh salah satu metode yang disebutkan di atas, produsen dapat menggunakan sejumlah tes untuk mengevaluasi kualitas dan kemurnian produk mereka. Pertama, mereka dapat memeriksa karakteristik fisik dari ekstrak. Ini mungkin termasuk mengevaluasi penampilannya, pH, kelarutan konten, total padatan, kadar abu, dan dalam kasus ekstrak kering, ukuran partikel.

Selanjutnya, mereka dapat menganalisis komponen dari ekstrak untuk memastikan tanaman mengandung jumlah yang tepat dari bahan-bahan yang diinginkan. Kromatografi (termasuk lapisan tipis, kolom, cair tekanan tinggi, dan kromatografi gas) dapat digunakan untuk ini.

Akhirnya, mereka dapat menguji ekstrak kotoran seperti pelarut sisa, herbisida, dan pestisida dan kontaminasi mikroba (Wijesekera, 1991).Beberapa ekstrak diberi label dan dijual sebagai ekstrak standar. Menurut sumber industri, konstituen yang diinginkan dalam ekstrak standar diukur dan tercatat sebagai persentase dari berat total ekstrak. Sebagai contoh, echinacosides adalah senyawa yang diinginkan hadir dalam ekstrak echinacea. Sebuah kapsul yang mengandung 250 mg ekstrak echinacea standar untuk 4 persen akan berisi 10 mg echinacosides. Dalam beberapa kasus, konstituen yang diinginkan adalah bahan aktif yang diketahui.

Dalam kasus di mana bahan aktif belum teridentifikasi, yang lain "penanda" senyawa, atau zat yang dikenal untuk hadir di pabrik, dapat diukur untuk tujuan standardisasi. Pengujian Spektrofotometri dan kromatografi cair tekanan tinggi dapat digunakan untuk mengukur konstituen standar (Ekstrak Panduan Produk Standar, 1997).

3.3 Cara Pemurnian Herba Cina menurut Subhuti Dharmananda, Ph.D. Direktur, Institut Pengobatan Tradisional, Portland, Oregon

Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah laporan mengganggu telah muncul yang menggambarkan kontaminasi ramuan Cina dan produk herbal. Dalam beberapa kasus, situasi ini tidak benar dilaporkan atau dibesar-besarkan, tetapi di lain ada memperingatkan bahwa praktisi harus serius.

Pestisida (Terapan Selama Budidaya Herbal)

(12)

penggunaan pestisida dan mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari kontaminasi bahan dipanen.

Banyak petani herbal di China tidak mampu untuk membeli pupuk dan pestisida kimia modern dan alat yang mengandalkan sebaliknya, pada bahan alami dan teknik budidaya harus hati-hati.Sesuai peraturan yang telah dipublikasikan di Cina membutuhkan penggarap untuk mengikuti praktek-praktek tertentu yang meminimalkan penggunaan pestisida dan residu. Namun, beberapa pembatasan tertentu pada penggunaan pestisida yang dipaksakan di Amerika. Tidak Hadir di Cina. Ini berarti bahwa beberapa pestisida yang digunakan di Cina pada herbal tidak diizinkan di AS bagi tanaman mereka (bahkan jika diizinkan untuk tanaman lainnya).

Sebuah masalah tertentu telah dicatat dengan budidaya ginseng. Fungisida bahan yang digunakan di kali, karena tanaman ginseng sangat rentan terhadap jamur pelapuk, khususnya selama masa pertumbuhan awal. Perawatan diambil untuk menghindari penerapan bahan kimia dekat dengan saat panen sehingga proses alam (misalnya, hujan deras) punya waktu untuk menghilangkan sebagian besar fungisida sebelum panen. Meskipun demikian, fungisida dan pestisida telah terdeteksi dalam beberapa sampel ginseng dan Notoginseng (tien-chi ginseng).

Fumigants (Terapan setelah Panen Herbal)

Banyak orang tampaknya percaya bahwa ramuan Cina difumigasi di pelabuhan ketika mereka tiba di Amerika. Saya tidak pernah dapat menemukan pembuktian untuk klaim ini, semua pihak berwenang (termasuk AS Departemen Pertanian dan Makanan dan Obat Administrasi) sejauh ini menolak sesuatu tindakan umum seperti dan tidak ada mekanisme dilaporkan untuk memulai tindakan tersebut. Bukti organisme hidup, melebihi apa pun biasanya diharapkan, dapat mengakibatkan penolakan kiriman. Ramuan Cina diimpor ke AS umumnya memiliki penampilan yang sangat bersih, sebagai orang yang telah melihat bahan farmasi Cina dapat mencatat.Terkadang, ketika batch besar herbal yang disimpan dalam gudang di Cina sebelum didistribusikan ke pasar akhir mereka, jika ada keterlambatan dalam mendistribusikan mereka, fumigants dapat digunakan untuk memastikan bahwa seluruh penawaran tidak terancam oleh serangga-cepat mengalikan hama. Namun,. China memiliki fumigants herbal efektif maupun yang kimia tersedia untuk digunakan.

Mayoritas herbal Barat, seperti semua ramuan Cina, diimpor, mereka sering datang dari Selatan atau Amerika Tengah dan Eropa Timur, dan tunduk pada aturan yang sama dan peraturan sebagai ramuan Cina, ramuan ini Barat mungkin juga akan difumigasi di rumah mereka negara selama penyimpanan. Untungnya, herbal kualitas tinggi Cina ditujukan untuk pasar asing, seperti Amerika Serikat dan Eropa, adalah item yang dalam permintaan tinggi dan dengan demikian memiliki tinggi turn-lebih, dengan kemungkinan kurang perlu ada penyimpanan jangka panjang tersebut.

(13)

Dilaporkan, oleh Perusahaan Frontier Herbal, ramuan Cina yang memiliki beberapa tingkat yang relatif tinggi belerang. Ini adalah hasil dari metode pengolahan dimana herbal tersebar pada layar, di bawah yang beberapa belerang dipanaskan. Para menghembus asap belerang melalui bahan herbal dan meninggalkan residu beberapa (yang disengaja). Ini residu belerang kadang-kadang disebut sebagai sulfit, membawa gambar sulfiting agen ditaburkan di selada restoran atau ditambahkan ke anggur selesai. Namun, senyawa belerang yang dihasilkan dari metode menjaga kualitas ramuan tidak diketahui menyebabkan reaksi sulfit sensitif individu (belerang adalah salah satu elemen paling umum di tubuh manusia, dan sangat penting untuk semua kehidupan). Pengobatan dengan belerang ini kebanyakan dilakukan terhadap mereka herbal yang lembab (misalnya, ophiopogon) atau mereka yang menghitamkan secara signifikan dari waktu ke waktu (misalnya, atractylodes). Beberapa importir khusus mendapatkan herbal yang belum diobati dan belerang akan menyebutkan bahwa dalam literatur mereka. Mungkin tidak ada masalah kesehatan yang dapat dikaitkan dengan pengolahan belerang sebagaimana di Cina, tetapi mereka yang prihatin sekarang punya pilihan, paling tidak untuk bahan ramuan mentah.

Iradiasi (setelah Impor)

Hari ini, banyak bumbu dan rempah-rempah yang dijual di toko kelontong dirawat oleh radiasi pengion sebagai alat sterilisasi. Ramuan Cina mentah tidak lagi menjalani prosedur ini, dengan satu pengecualian: bahan hewan tertentu, terutama tanduk rusa, yang diiradiasi di bawah arahan dari Departemen Pertanian AS, untuk memastikan bahwa organisme yang menyebabkan penyakit pada hewan tidak dibawa ke negara ini (yang persyaratan yang sama ada di negara lain). Jenis iradiasi tidak meninggalkan radioaktif kontaminan. Beberapa produsen dari produk jadi (misalnya, ekstrak bubuk atau butiran), dapat memanfaatkan iradiasi gamma sebagai alat untuk mengurangi jumlah bakteri pada produk jadi; prosedur ini tidak mengakibatkan kontaminasi radioaktif.

Sterilisasi Gas (Terapan setelah membedaki)

Beberapa perusahaan herbal Barat secara rutin "mensterilkan" herbal mereka sebelum menempatkan mereka ke dalam kapsul (pengobatan secara substansial mengurangi bakteri menghitung sampai tingkat yang dapat diterima). Pengobatan melibatkan menempatkan herbal satu kamar ke kamar kedap udara, memperkenalkan gas, seperti etilen oksida, pemanasan ruangan untuk sekitar 180 derajat Fahrenheit selama beberapa jam, dan kemudian mengevakuasi gas dan memungkinkan herbal untuk de-gas selama dua puluh empat jam. Prosedur yang sama diterapkan untuk ramuan Cina yang didistribusikan oleh perusahaan tersebut. Ketika herbal begitu dirawat, mungkin ada sejumlah kecil etilena yang diturunkan residu yang timbul terutama dari interaksi gas sterilisasi dengan air dalam bahan ramuan. Tidak ada bukti bahwa pengobatan tersebut satu ramuan diperlukan untuk setiap tujuan kesehatan (lihat di bawah). Ramuan Cina mentah digunakan untuk membuat formula herbal Cina yang paling bagi para profesional kesehatan tidak diobati dengan metode ini.

(14)

Herbal umumnya bebas dari bakteri berbahaya, tetapi mereka mengandung mikroorganisme alami .Bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan dalam jumlah kecil relatif, Salmonella, tidak ditemukan dalam formula ramuan Cina, misalnya, dalam satu serangkaian tes, tidak ada kontaminasi Salmonella ditemukan pada lebih dari 25 sampel acak. Pengujian terakhir dari kerang tiram juga menunjukkan kebebasan dari bakteri ini (daging tiram sering sumber itu). Salmonella ditemukan pada hewan tertentu, seperti kadal, tetapi kadal tokek yang digunakan dalam pembuatan formula tertentu ramuan Cina dipanggang untuk menghancurkan semua ini organisme yang mungkin hadir. E. coli, indikator kontaminasi kotoran hewan, jarang ditemukan pada ramuan Cina, dan dalam kasus-kasus langka penting sudah sangat rendah. Jumlah total coliform jumlah (termasuk organisme berbahaya beberapa) dalam tablet ramuan Cina umumnya kurang dari 500 per gram, jumlah di bawah 1.000 dianggap rendah untuk bahan alami.

Virus (yang mungkin ada dalam Produk Hewan)

Tes belum dilakukan untuk menentukan adanya virus dalam bahan hewan dari China. Sebuah keprihatinan dibesarkan oleh beberapa praktisi Amerika tentang kemungkinan virus manusia dalam bahan plasenta dari Cina. Pengolahan plasenta manusia sebelum dikirim ke Barat termasuk merebus diikuti oleh kue, dan bahan yang tiba sangat kering, sehingga sangat tidak mungkin untuk mengandung organisme yang mungkin telah awalnya hadir. Materi selanjutnya dipanaskan dan dikeringkan dengan proses penggilingan yang digunakan untuk membuat serbuk (untuk pil), alternatif, hal ini disterilkan dengan cara direbus padahal bahan yang digunakan dalam pembuatan sebuah rebusan. Kecil jumlah virus yang layak sisa akan sangat mungkin menyebabkan penyakit bila dikonsumsi secara oral. Meskipun demikian, FDA baru-baru ini dibatasi penggunaan plasenta manusia karena aturan-umum mereka mengenai potensi kontaminasi untuk penggunaan zat manusia dalam kedokteran.

Berat Logam

(15)

manufaktur umumnya cukup rendah, hampir selalu memenuhi standar World Health Organization tidak lebih dari 3 bagian per juta.

Obat Barat di Obat Paten

Obat Barat yang hadir dalam beberapa rumus paten buatan China, dan ini tidak selalu diindikasikan pada label. Kasus yang terkenal adalah berbagai Yin Chiao tablet ("unggul kualitas gula dilapisi") dari Tianjin, yang meliputi analgesik dan antihistamin (itu juga memiliki kafein ditambahkan). Banyak praktisi dan konsumen tidak terbiasa dengan pelabelan bahan herbal dan bahan obat, dan karena itu mungkin tidak menyadari bahwa obat yang hadir dalam produk Cina yang dijual di toko herbal Cina. Meskipun ilegal untuk mengimpor bahan-bahan tersebut untuk dijual di AS, mereka telah menemukan cara mereka ke toko Chinatown beberapa. . . Aditif obat Khas antipiretik (misalnya aspirin dan asetaminofen), antihistamin, dan antibiotik. Produk tersebut tidak diberi label untuk menunjukkan bahwa mereka mengandung narkoba.

Aditif di Manufaktur/bahan pembantu

Banyak orang memberikan resep ramuan Cina yang telah diproses sampai batas tertentu di luar pengolahan minimal untuk menghasilkan "minyak mentah" bahan farmasi. Pil Cina dapat dilakukan dengan madu atau pengikat lainnya, serta memiliki lapisan minyak nabati. Kebanyakan obat batuk dan ekstrak herbal dalam bentuk cair (dalam botol) yang dibuat dengan gula, madu, atau keduanya. Tablet yang dibuat dengan agen aliran, pengikat, dan coating. Berlapis gula tablet dan kapsul yang dibuat di Cina mungkin memiliki warna sintetik sebagai alat bantu untuk identifikasi. Herbal berkapsul mengandung bahan aliran dan kapsul terbuat dari gelatin hewan (kapsul vegetarian jarang digunakan dan terbuat dari bahan yang sama digunakan untuk tablet mantel). Decoctions kering sering diproduksi dengan operator pati (seperti pati kentang) atau dari ampas ramuan bubuk tersisa dari prosedur ekstraksi. Untuk produk yang dibuat di AS, sebagian besar produsen memberikan daftar item yang tidak digunakan dalam produk yang konsumen mungkin khawatir (misalnya, jagung, kedelai, gandum bahan hewan, dll). Beberapa produsen menyediakan pengungkapan semua aditif yang digunakan dalam manufaktur. Biasanya, ini melibatkan bahan selulosa berbagai (pengisi, bantu disintegrasi, pengikat, pelapis), magnesium stearat (agen aliran), dan berbagai jenis gusi (agen mengikat). Dalam kebanyakan kasus, semua penambahan bahan ramuan dasar merupakan kurang dari 10% dari berat produk jadi (kecuali produk terdiri dari komponen aktif yang terisolasi, yang mungkin memiliki proporsi yang lebih besar pengisi untuk mengontrol jumlah dosis) .

(16)

Label pada beberapa paket paten yang diimpor dari China terkadang menipu. Dalam beberapa formula, aconite diberi label sebagai Cyperus, dan di sejumlah produk, "ginseng" muncul dalam nama produk tapi tidak di antara bahan (itu diganti dengan Codonopsis); label terakhir untuk Wuchi Paifeng Wan tidak menunjukkan bahwa ayam hitam hadir, meskipun itu adalah bahan utama. Produk dikatakan mengandung musk, batu empedu sapi, cula badak, mutiara, atau barang mahal lainnya mungkin berisi berbagai pengganti; dalam kasus musk, pengganti mungkin merupakan kimia sintetis (muscone). Tak satu pun dari paten Cina diuji oleh US Fish and Wildlife Departemen menunjukkan bukti berisi spesies hewan yang terancam punah, seperti cula badak atau tulang harimau, yang tercantum pada label mereka. 3.4 Quality Control, Pemutaran, Toksisitas, dan Peraturan Obat Herbal menurut Wickramasinghe M. Bandaranayake

Tanaman obat merupakan sumber bahan baku untuk kedua obat system saraf tradisional (misalnya Ayurveda, Cina, Unani, Homeopati dan Siddha) dan pengobatan modern. Saat ini, bahan tanaman yang digunakan di seluruh dunia industri dan berkembang sebagai pengobatan rumah, over-the-counter obat-obatan, dan bahan-bahan untuk industri farmasi. Dengan demikian, mereka mewakili proporsi yang besar dari pasar obat global. Populasi yang paling pedesaan, terutama di negara berkembang, tergantung pada tanaman obat sebagai sumber utama kesehatan primer. Meskipun tanaman obat paling tidak, dalam keadaan alami , layak untuk di produksi, persiapan yang cocok untuk pemberian dibuat sesuai dengan petunjuk Pharmacope. Potensi terapi dari obat herbal tergantung pada bentuknya, apakah bagian-bagian tumbuhan, atau ekstrak sederhana, atau konstituen aktif terisolasi. Obat herbal terdiri dari bagian-bagian dari tanaman atau ekstrak tanaman unpurified mengandung beberapa konstituen, yang sering bekerja sama secara sinergis.

Persiapan obat herbal secara keseluruhan dianggap sebagai zat aktif dan konstituen baik dari aktivitas terapeutik diketahui atau secara kimia didefinisikan zat atau sekelompok zat yang berlaku umum untuk berperan banyak pada aktivitas terapeutik obat. Skrining fitokimia melibatkan identifikasi botani, ekstraksi dengan pelarut yang cocok, pemurnian, dan karakterisasi konstituen aktif penting farmasi. Pemeriksaan kimia kualitatif menggunakan teknik analisis yang berbeda dilakukan untuk mendeteksi dan mengisolasi konstituen aktif (s).

Secara umum, semua obat, apakah mereka sintetis atau yang berasal dari tumbuhan, harus memenuhi persyaratan dasar yang berkhasiat dan aman. Bukti akhir dari ini hanya dapat dicapai dengan beberapa bentuk penelitian klinis. Sebuah komposisi yang jelas dan konstan obat karena itu salah satu prasyarat yang paling penting untuk setiap jenis percobaan klinis.Kontrol kualitas untuk efikasi dan keamanan produk herbal sangat penting. Kontrol kualitas phytopharmaceuticals dapat didefinisikan sebagai status obat, yang ditentukan baik oleh identitas, kemurnian, konten, dan kimia lainnya, sifat fisik atau biologis, atau dengan proses manufaktur. Dibandingkan dengan syn-25 Phytomedicine Modern. Beralih ke Tanaman Obat, kriteria dan pendekatan untuk obat herbal jauh lebih kompleks. Phytopharmaceuticals selalu campuran dari banyak konstituen dan karena itu sangat bervariasi dan sulit untuk dikarakterisasi. Prinsip aktif (s) dalam phytopharmaceuticals tidak selalu diketahui.

(17)

herbal, metode analisis yang sesuai harus diterapkan dan konsep yang berbeda harus digunakan untuk menetapkan kriteria yang relevan untuk keseragaman.

Apakah ada uji ketat untuk menunjukkan bahwa pengobatan herbal berbahaya. Dengan banyak obat-obatan herbal kita tidak sepenuhnya memahami bagaimana mereka bekerja. Kami juga tidak selalu tahu mana komponen farmakologi aktif. Meskipun herbal pengobatan yang efektif, juga memberi manfaat lebih besar daripada resiko. Di beberapa negara obat herbal dijual sebagai suplemen makanan, sehingga menghindari peraturan keselamatan.

Dapatkah obatan herbal menghemat uang.Tidak semua berbasis tanaman obat-obatan yang murah.Meskipun sumber daya herbal global yang memiliki potensi besar sebagai obat alam dan yang penting komersial yang besar, mereka sangat sering dibeli dan diproses tanpa evaluasi ilmiah, dan diluncurkan ke pasar tanpa studi keselamatan dan toksikologi wajib karena tidak ada mesin yang efektif untuk mengatur praktek-praktek manufaktur dan standar kualitas. Meskipun beberapa obat-obatan herbal yang berkhasiat, tidak diragukan lagi kebutuhan untuk informasi lebih dapat diandalkan, permintaan yang harus dipenuhi secara memadai oleh dokter, apoteker, dan kesehatan lainnya perawatan profesional.

Kebijakan dan regulasi dalam penggunaannya, adalah dua aspek yang paling sensitif dari pengembangan dan menggunakan berbasis tanaman obat dan produk kesehatan. Saat ini hampir tidak ada kebijakan senilai namanya untuk mengatur pengadaan dan penjualan obat tanaman di negara berkembang. Tidak adalah produk yang berasal dari obat tunduk pada kontrol tanaman.

Kontrol kualitas yang ketat harus ditegakkan. Tumbuh bukti efektivitas yang diimbangi dengan regulasi yang tidak memadai. Tinjauan ini akan membahas beberapa masalah ini.

3.4.1 Pengenalan

Sejak zaman kuno manusia telah tergantung pada keragaman sumber daya tanaman untuk makanan, pakaian, tempat tinggal, dan obat tradisional untuk menyembuhkan berjuta penyakit. Awal manusia yang diakui ketergantungan mereka pada alam di kedua kesehatan dan penyakit. Bukti fisik dari penggunaan obat herbal ditemukan dari beberapa 60 000 tahun lalu di sebuah situs pemakaman seorang manusia Neanderthal ditemukan pada tahun 1960 di sebuah gua di utara

(18)

• Jamu Ayurvedic (berasal dari bahasa Sansekerta kata ayurveda, yang berarti " ilmu kehidupan "), yang berasal dari India lebih dari 5000 tahun yang lalu dan juga dipraktekkan di negara-negara tetangga seperti Sri Lanka.

• Jamu Cina, yang merupakan bagian dari obat oriental tradisional. • Jamu Afrika,

• Jamu Barat, yang berasal dari Yunani dan Roma dan kemudian menyebar ke Eropa dan Amerika Utara dan Selatan. Jamu Cina dan Ayurveda telah berkembang menjadi sistem yang sangat canggih diagnosis dan pengobatan selama berabad-abad. Keduanya memiliki sejarah yang panjang dan mengesankan efektivitas. Jamu Barat saat ini merupakan suatu sistem rakyat kedokteran. Sebuah tradisi Eropa penyembuhan, kadang-kadang disebut "wanita bijaksana" juga berfokus terutama pada penyembuhan herbal. Tanaman obat telah memainkan peran penting dalam dunia kesehatan. Mereka didistribusikan seluruh dunia, tetapi mereka yang paling melimpah di negara tropis. Diperkirakan bahwa sekitar 25% dari semua obat-obatan modern secara langsung atau tidak langsung berasal dari tanaman tingkat tinggi.

Menurut definisi, suatu herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman dihargai karena kualitas nya obat, aromatik, atau gurih. Herbal dapat dilihat sebagai laboratorium kimia biosintesis, menghasilkan sejumlah senyawa kimia. Herbal obat atau jamu adalah penggunaan jamu atau produk herbal untuk nilai mereka terapeutik atau obat. Mereka juga disebut sebagai tumbuhan, biomedicines, atau suplemen herbal. Herbal obat berkisar dari bagian tanaman untuk terisolasi, dimurnikan konstituen aktif. Mereka mungkin berasal dari bagian manapun dari pembangkit tersebut tetapi yang paling sering dibuat dari daun, akar, kulit biji, dan bunga. Mereka dimakan, ditelan, diminum, dihirup, atau diterapkan untuk kulit .

3.4.3 Pendahuluan 27 Typicall

Tidak ada ramuan tunggal yang direkomendasikan untuk gangguan kesehatan yang diberikan, dan tidak ada satu gangguan kesehatan terkait tunggal dengan hanya satu ramuan tunggal.Produk herbal sering mengandung berbagai biokimia ditemukan secara alami dalam tanaman dan biokimia yang berbeda memberikan kontribusi manfaat obat sebuah pabrik.Bahan kimia diketahui memiliki manfaat obat yang disebut sebagai "bahan aktif," dan kehadiran mereka tergantung pada spesies tanaman, cara herbal yang disiapkan, waktu dan musim panen, jenis tanah, dll produk herbal Kebanyakan tanaman mengandung bagian atau bahan tanaman dalam keadaan tidak dikerjakan atau diproses sebagai bahan aktif dan eksipien tertentu, seperti pelarut, pengencer, atau pengawet.

(19)

mengobati penyakit kronis, dan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan tampaknya kurang sering.

Sejumlah besar tanaman memiliki sifat obat, bahkan, obat farmasi banyak yang awalnya berasal dari tanaman. Ethnopharmacology – ilmiah penelitian obatobatan pribumi -adalah ilmu interdisipliner dipraktekkan di seluruh dunia. Agen Phytotherapeutic atau phytomedicines dibakukan herbal persiapan yang mengandung, sebagai bahan aktif, campuran kompleks dari bahan tanaman dalam keadaan tidak dikerjakan atau diproses. Salah satu dasar karakteristik phytotherapeutic agen adalah kenyataan bahwa mereka biasanya tidak memiliki aksi farmakologi langsung atau kuat. Untuk alasan ini, agen ini tidak cocok untuk pengobatan darurat.

Selama dekade terakhir, telah terjadi peningkatan penerimaan dan kepentingan umum dalam terapi alami di negara-negara baik berkembang dan dikembangkan. Karena kemiskinan dan terbatasnya akses terhadap obat modern, sekitar empat miliar orang, 80% dari populasi dunia, hidup di negara berkembang menggunakan obat herbal sebagai mereka sumber perawatan kesehatan primer . Dalam komunitas ini, praktek medis tradisional sering dipandang sebagai bagian integral dari budaya mereka.

Di Barat, orang-orang tertarik pada terapi herbal untuk berbagai alasan, yang paling alasan penting adalah bahwa, seperti nenek moyang kami, kami percaya mereka akan membantu kita hidup sehat jiwa. Obat herbal sering dipandang sebagai pendekatan yang seimbang dan moderat untuk penyembuhan. Individu yang menggunakannya sebagai pengobatan rumah dan over-the-counter obat menghabiskan miliaran dolar untuk produk herbal. Dengan demikian, mereka mewakili besar proporsi pasar obat global. 3.5 Beberapa faktor yang mendorong ke pengobatan herbal

• Efektivitas obat tanaman.

• Preferensi konsumen untuk terapi alami, kepentingan yang lebih besar dalam obat-obatan alternatif dan keyakinan yang keliru umum bahwa produk herbal unggul untuk produk yang diproduksi.

• Sebuah ketidakpuasan dengan hasil dari obat sintetik dan keyakinan bahwa herbal obat-obatan mungkin efektif dalam pengobatan penyakit tertentu di mana terapi konvensional dan obat-obatan telah terbukti tidak memadai.

• Biaya dan sisi tinggi efek obat paling modern.

• Perbaikan kualitas, khasiat, dan keamanan obat-obatan herbal dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

• Pasien 'keyakinan bahwa dokter mereka belum teridentifikasi masalah; maka mereka merasa bahwa obat herbal adalah pilihan lain.

• Sebuah gerakan terhadap pengobatan sendiri.

Tanaman obat menyediakan bahan baku untuk industri farmasi. Memang, sekitar 25% dari obat resep dibagikan di Amerika Serikat mengandung setidaknya satu bahan aktif yang berasal dari bahan tanaman. Banyak farmakologis golongan obat termasuk prototipe produk alami. Aspirin, atropin, morfin, kina adalah hanya beberapa dari obat yang awalnya ditemukan melalui studi tentang obat tradisional dan pengetahuan tradisional masyarakat adat.

(20)

kualitas standar. Konsumen dapat membeli produk herbal tanpa resep dan satu mungkin tidak mengenali potensi bahaya dalam produk yang lebih rendah. Seorang yang jelas dan komposisi konstan obat ini karena itu salah satu prasyarat yang paling penting untuk produksi obat yang berkualitas. Mengingat sifat dari produk tanaman asal, yang menurut definisi tidak pernah konstan dan bergantung pada dan dipengaruhi oleh banyak faktor, keduanya.Tanaman dimemarkan lalu direbus dalam air selama jangka waktu tertentu yang dikenal sebagai rebusan dan tincture adalah solusi dari prinsip aktif dari obat dalam alkohol dan air. Ekstraksi ini dengan proses mengarah ke produksi obat herbal dalam bentuk segar infus jus, panas dan dingin, decoctions, tincture, pasta, dan bubuk disebut sebagai "pulverata." Terapi yang dihasilkan datang dalam beberapa bentuk, termasuk tablet oral, kapsul, gel, ekstrak, dan infus. Ekstrak padat atau bubuk disusun oleh penguapan pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi baku material. Beberapa agen phytotherapeutic yang sangat terkonsentrasi dalam rangka meningkatkan keberhasilan terapi mereka. Dalam proses ini, adalah mungkin untuk menghapus beberapa metabolit sekunder hadir dalam tanaman, yang dapat menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan [40]. Ekstrak juga mengandung senyawa penanda yang, menurut definisi, kimia tertentu konstituen yang menarik untuk tujuan pengendalian, terlepas apakah mereka memiliki aktivitas terapeutik atau tidak. 3.7 Pengendalian Kualitas Obat Herbal

Kontrol kualitas untuk efikasi dan keamanan produk herbal adalah sangat penting . Kualitas dapat didefinisikan sebagai status obat yang ditentukan oleh identitas, kemurnian, konten, dan kimia lainnya, fisik, atau properti biologis, atau oleh proses manufaktur. Kontrol kualitas adalah istilah yang mengacu untuk proses yang terlibat dalam menjaga kualitas dan validitas diproduksi produk. Untuk kontrol kualitas obat tradisional, metode tradisional yang dibeli dan dipelajari, dan dokumen dan informasi tradisional tentang identitas dan penilaian kualitas diinterpretasikan dalam hal penilaian modern. Secara umum, semua obat, apakah mereka dari sintetis atau yang berasal dari tumbuhan, harus memenuhi persyaratan dasar yang berkhasiat dan aman, dan ini dapat dicapai oleh uji klinis yang sesuai. Hal ini berlaku baik untuk perusahaan farmasi multinasional melakukan multi-center, double-blind placebo-controlled studi dengan ekstrak herbal, dan untuk praktisi kesehatan di sebuah desa pedalaman yang menerapkan diproduksi secara lokal campuran herbal.

(21)

dari Strychnos nux-nux) atau campuran dari senyawa (misalnya dari Abrus precatorius abrin) yang, sebagai suatu peraturan, tidak termasuk dalam definisi. Kombinasi dengan kimia pasti atau konstituen terisolasi, dan persiapan homeopati yang sering mengandung tanaman, tidak dianggap sebagai obat herbal. Mereka produksi sudah berdasarkan kontrol kualitas yang memadai dari masing-tolak bahan. Paragraf berikut akan fokus pada kontrol kualitas obat herbal dalam sesuai dengan definisi di atas.

Secara umum, kualitas kontrol didasarkan pada tiga definisi Pharmacopeial penting: • Identitas: Apakah ramuan yang seharusnya?

• Kemurnian: Apakah ada kontaminan, misalnya, dalam bentuk herbal lain yang tidak seharusnya berada di sana?

• Isi atau uji: Apakah isi dari konstituen aktif dalam batas-batas didefinisikan? Jelas bahwa konten adalah yang paling sulit dinilai, karena dalam obat herbal yang paling konstituen aktif tidak diketahui. Kadang-kadang penanda dapat digunakan yang, menurut definisi, unsur kimia tertentu yang menarik untuk kontrol tujuan, terlepas apakah mereka memiliki aktivitas terapeutik atau tidak. Untuk membuktikan identitas dan kemurnian, kriteria seperti jenis sediaan sensorik properti, konstanta fisika, pemalsuan, kontaminan, kelembaban, kadar abu dan residu pelarut harus diperiksa. Identitas yang benar dari herbal mentah material, atau kualitas botani, adalah sangat penting dalam membangun kontrol kualitas obat herbal.

Identitas dapat dicapai dengan pemeriksaan makro dan mikroskopis. Voucher spesimen merupakan sumber referensi yang handal. Wabah penyakit di antara tanaman dapat mengakibatkan perubahan pada penampilan fisik tanaman dan menyebabkan identifikasi yang salah. Pada saat kualitas botani tidak benar sehubungan dengan pelabelan dapat menjadi masalah. Sebagai contoh, pada 1990-an, sebuah produk berlabel Amerika Selatan sebagai "Paraguay Teh" dikaitkan dengan wabah keracunan antikolinergik di New York. Analisis kimia selanjutnya mengungkapkan adanya kelas konstituen yang berbeda dari metabolit biasanya ditemukan di pabrik dari yang Paraguay teh dibuat .Kemurnian berhubungan erat dengan penggunaan obat yang aman dan berhubungan dengan faktor-faktor seperti nilai abu, kontaminan (benda asing misalnya dalam bentuk herbal lain), dan berat logam. Namun, karena penerapan metode analisis yang lebih baik, modern evaluasi juga mencakup kemurnian kontaminasi mikroba, aflatoksin, radioaktivitas, dan residu pestisida. Metode analisis seperti analisis fotometri, lapisan tipis kromatografi (TLC), kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dan gas kromatografi (GC) dapat digunakan untuk menetapkan komposisi konstan persiapan herbal. Tergantung pada prinsip-prinsip aktif dari persiapan dikenal atau tidak dikenal, konsep yang berbeda seperti "normalisasi terhadap standardisasi" harus diterapkan dalam rangka menetapkan kriteria yang relevan untuk keseragaman.

(22)

atau penanda dapat didefinisikan untuk obat herbal, masalah persentase diekstrak dengan pelarut dapat digunakan

3.8 Bentuk Uji

pendekatan sering terlihat pada farmakope. Pemilihan pelarut ekstraksi tergantung pada sifat dari senyawa yang terlibat, dan mungkin disimpulkan dari penggunaan tradisional. Misalnya, ketika obat herbal digunakan untuk membuat teh, masalah air panas diekstrak, dinyatakan sebagai miligram per gram udara kering bahan, dapat melayani tujuan ini . Suatu bentuk khusus dari uji adalah penentuan dari minyak atsiri dengan destilasi uap. Ketika konstituen aktif (sennosides misalnya Senna) atau spidol (alkydamides misalnya dalam Echinacea) diketahui, array yang luas dari metode analisis kimia modern seperti ultraviolet / terlihat spektroskopi (UV / VIS), TLC, HPLC, GC, spektrometri massa ( MS), atau kombinasi dari GC dan MS (GC / MS), dapat digunakan . Beberapa masalah tidak berlaku untuk obat sintetik mempengaruhi kualitas obat herbal:

• obat herbal biasanya campuran dari konstituen banyak.

• Prinsip aktif (s) adalah (adalah), dalam banyak kasus tidak diketahui.

• metode analisis selektif atau senyawa referensi mungkin tidak tersedia secara komersial.

• Tanaman bahan secara kimiawi dan alami variabel. • Kemo-varietas dan kultivar kemo ada.

• Sumber dan kualitas bahan baku adalah variabel.

• Metode pemanenan, pengeringan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan (untuk Misalnya, cara ekstraksi dan polaritas ketidakstabilan pelarut ekstraksi, dari konstituen, dll) memiliki efek.Pedoman yang ketat harus diikuti untuk keberhasilan produksi obat herbal berkualitas. Diantaranya adalah identifikasi yang tepat botani, skrining fitokimia, dan standardisasi. Pengendalian kualitas dan standarisasi obat herbal melibatkan beberapa langkah. Sumber dan kualitas bahan baku, praktek pertanian yang baik dan proses manufaktur tentu langkah penting untuk kontrol kualitas obat-obatan herbal dan memainkan peran penting dalam menjamin kualitas dan stabilitas obat herbal .

(23)

mikroorganisme, logam berat, dan pestisida dapat mengubah kualitas, keamanan, dan kemanjuran obat herbal. Menggunakan tanaman budidaya dalam kondisi yang terkendali bukan yang dikumpulkan dari alam dapat meminimalkan sebagian besar faktor .

Kadang-kadang prinsip aktif dihancurkan oleh proses enzymic yang terus untuk waktu yang lama dari koleksi untuk pemasaran, sehingga variasi dari komponen-komponen.Tepat standarisasi dan pengawasan mutu dari kedua bahan baku dan obat herbal harus dilakukan. Standardisasi melibatkan menyesuaikan persiapan obat herbal untuk konten yang didefinisikan dari sebuah konstituen atau sekelompok zat dengan aktivitas terapeutik yang telah diketahui oleh menambahkan bahan pengisi atau dengan mencampur obat herbal atau preparat obat herbal. Botani ekstrak dibuat langsung dari bahan tanaman variasi acara mentah substansial dalam komposisi, kualitas, dan efek terapeutik. Ekstrak standar berkualitas tinggi ekstrak yang mengandung tingkat yang konsisten senyawa ditentukan, dan mereka mengalami dengan kontrol kualitas yang ketat dalam semua fase proses tumbuh, panen, dan manufaktur. Tidak ada definisi peraturan ada untuk standarisasi makanan suplemen. Sebagai hasilnya, "standarisasi" istilah bisa berarti banyak berbeda hal. Beberapa produsen menggunakan standardisasi istilah untuk merujuk kepada salah praktek produksi seragam; mengikuti resep tidak cukup untuk suatu produk disebut standar. Oleh karena itu, kehadiran kata "standar" di label suplemen tidak selalu menunjukkan kualitas produk. Ketika aktif prinsip tidak diketahui, zat penanda (s) harus ditetapkan untuk analisis tujuan dan standardisasi. Zat kimia tertentu yang Marker konstituen obat herbal yang penting untuk kualitas produk jadi. Idealnya, spidol kimia yang dipilih juga akan menjadi senyawa yang bertanggung jawab untuk efek botani di tubuh.

(24)

ini tidak diinginkan faktor. Dalam hal produsen, pengolah, dan pedagang tanaman obat atau herbal obat memiliki kewajiban dan peran untuk bermain. Para produsen dan pemasok produk herbal harus mematuhi standar kontrol kualitas dan baik manufaktur.

Saat ini, hanya beberapa produsen mematuhi menyelesaikan pengendalian mutu dan prosedur produksi yang baik termasuk mikroskopis, kimia fisik,, dan analisis biologis. Organisasi seperti Kesehatan Kanada membantu menjaga Kanada 'kesehatan dengan melakukan review premarket dari semua obat sebelum mereka diperjual-belikan. Produk yang tersedia di pasar dianalisis secara teratur untuk memastikan bahwa mereka bebas dari bahan yang tidak aman dan bahwa produk sebenarnya mengandung bahan yang tertera pada label.

Potensi dan kualitas produk herbal individu mungkin tidak jelas karena kurangnya regulasi. Jelas bahwa untuk produk tanaman diberikan kualitasnya juga akan ditentukan oleh kondisi yang berlaku selama siklus pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, untuk tanaman budidaya sistem GAP telah diperkenalkan, di mana setiap langkah, termasuk pemilihan bibit, kondisi pertumbuhan, penggunaan pupuk, dan optimalisasi waktu panen, panen, dan pengeringan, harus mematuhi seperangkat kriteria. Sangat mungkin bahwa prosedur GAP akan menjadi bagian integral dari pengendalian kualitas pada waktu dekat.

3.9 Parameter Pengendalian Kualitas Obat Herbal 3.9.1 Evaluasi mikroskopis

Kontrol kualitas obat herbal tradisional telah didasarkan pada penampilan dan hari ini evaluasi mikroskopis sangat diperlukan dalam identifikasi awal jamu, sebagai serta dalam mengidentifikasi fragmen kecil dari herbal mentah atau bubuk, dan deteksi benda asing dan adulterants. Sebuah evaluasi visual primer, yang jarang membutuhkan lebih dari lensa pembesar sederhana, dapat digunakan untuk memastikan bahwa tanaman ini dari spesies yang diperlukan, dan bahwa bagian kanan tanaman sedang digunakan. Di lain hal, analisis mikroskopis diperlukan untuk menentukan spesies yang benar dan / atau yang bagian yang benar dari spesies hadir. Misalnya, morfologi serbuk sari dapat digunakan dalam kasus bunga untuk mengidentifikasi spesies, dan adanya struktur mikroskopik tertentu seperti stomata daun dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagian tanaman digunakan. Meskipun ini mungkin tampak jelas, itu adalah sangat penting, terutama ketika bagian yang berbeda dari tanaman yang sama akan digunakan untuk perlakuan yang berbeda. Menyengat jelatang (urtika urens) adalah contoh klasik di mana bagian-bagian udara digunakan untuk mengobati rematik, sedangkan akar yang diterapkan untuk hiperplasia prostat jinak.

3.9.2 Penentuan Materi Asing

(25)

batu, beracun dan berbahaya asing materi dan kimia residu. Hewan hal seperti serangga dan kontaminan mikroba "tak terlihat", yang dapat menghasilkan racun, juga berada di antara kontaminan potensial dari obat-obatan herbal . Pemeriksaan makroskopik dapat dengan mudah digunakan untuk menentukan adanya masalah asing, meskipun mikroskop sangat diperlukan dalam kasus khusus tertentu (misalnya, sengaja ditambahkan untuk "mencairkan" bahan tanaman). Selanjutnya, ketika benda asing terdiri, misalnya, dari residu kimia, TLC sering diperlukan untuk mendeteksi kontaminan.

3.9.3 Penentuan Ash

Untuk menentukan kadar abu bahan tanaman dibakar dan abu sisa diukur sebagai abu total dan asam-larut. Abu total adalah ukuran dari jumlah total bahan kiri setelah membakar dan termasuk abu berasal dari bagian dari tanaman itu sendiri dan asam-larut abu. Yang terakhir adalah residu yang diperoleh setelah merebus abu total dengan asam klorida encer, dan pembakaran materi yang tidak larut yang tersisa. Itu prosedur kedua mengukur jumlah yang hadir silika, terutama dalam bentuk pasir dan tanah mengandung silika.

3.9.4 Penentuan Logam Berat

Pencemaran oleh logam beracun dapat menjadi kebetulan atau disengaja. Pencemaran oleh logam berat seperti merkuri, timbal, tembaga, kadmium, dan arsen dalam obat herbal dapat dikaitkan dengan banyak penyebab, termasuk pencemaran lingkungan, dan dapat menimbulkan bahaya secara klinis relevan untuk kesehatan pengguna dan karenanya harus terbatas. Asupan potensi logam beracun dapat diperkirakan berdasarkan tingkat kehadirannya di produk dan dosis yang dianjurkan atau diperkirakan produk. Ini potensi eksposur kemudian dapat dimasukkan ke dalam perspektif toksikologi dibandingkan dengan apa yang disebut Sementara nilai Intake lumayan Mingguan (PTWI) untuk logam beracun, yang telah ditetapkan oleh Food Organisasi Pertanian dan Organisasi Kesehatan Dunia (FAO-WHO) .Sebuah tekad, sederhana langsung dari logam berat dapat ditemukan di banyak farmakope dan didasarkan pada reaksi dengan reagen warna khusus seperti thioacetamide atau dietilditiokarbamat, dan jumlah yang ada diperkirakan dengan perbandingan dengan standar. Analisis Instrumental harus digunakan ketika logam yang hadir dalam jumlah jejak, dalam campuran, atau ketika analisis harus menjadi kuantitatif. Metode utama yang biasa digunakan adalah spektrofotometri serapan atom (SSA), induktif coupled plasma (ICP) dan analisis aktivasi neutron (AAN) [63, 51, 64].

3.9.5 Penentuan Kontaminan Mikroba dan Aflatoksin

(26)

penyimpanan juga dapat menyebabkan kontaminasi tambahan, yang mungkin terjadi dengan Escherichia coli atau Salmonella spp. Sementara berbagai macam bakteri dan jamur berasal dari mikroflora alami, aerobik membentuk spora bakteri sering mendominasi. Laboratorium prosedur menyelidiki kontaminasi mikroba yang ditetapkan dalam terkenal farmakope, serta dalam pedoman WHO . Membatasi nilai juga dapat ditemukan dalam sumber-sumber disebutkan. Secara umum, prosedur lengkap terdiri dari menentukan jumlah total mikroba aerob, total jamur.Menghitung jumlah Enterobacteriaceae total, bersama dengan tes untuk kehadiran Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Shigella, dan Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella spp.

Pharmacopoeia Eropa juga menetapkan bahwa E. coli dan Salmonella spp. harus absen dari obat herbal. Namun tidak selalu bakteri patogen dua yang menyebabkan masalah klinis. Misalnya, mematikan kasus listeriosis disebabkan oleh kontaminasi tablet alfalfa dengan monocytogenes basil Grampositive Listeria .Bahan asal nabati cenderung menunjukkan tingkat yang jauh lebih tinggi dari kontaminasi mikroba dari produk sintetis dan persyaratan untuk kontaminasi mikroba dalam Farmakope Eropa memungkinkan tingkat yang lebih tinggi dari kontaminasi mikroba dalam obat herbal dibandingkan obat-obatan sintetis. Tingkat kontaminasi diizinkan mungkin juga tergantung pada metode pengolahan obat. Sebagai contoh, tingkat kontaminasi lebih tinggi diperbolehkan jika persiapan herbal terakhir melibatkan mendidih dengan air .Kehadiran jamur harus hati-hati diteliti dan / atau dipantau, karena beberapa spesies umum menghasilkan racun, terutama aflotoxins. Aflatoksin dalam herbal obat dapat membahayakan kesehatan bahkan jika mereka diserap dalam jumlah menit. Aflatoksin yang memproduksi jamur kadang-kadang membangun selama penyimpanan . Prosedur untuk penentuan kontaminasi aflatoksin pada obat herbal yang diterbitkan oleh WHO . Setelah prosedur pembersihan menyeluruh, KLT digunakan untuk konfirmasi.

Selain resiko kontaminasi bakteri dan virus, obat herbal dapat juga terkontaminasi racun mikroba, dan karena itu, endotoksin bakteri dan mikotoksin, kadang-kadang juga dapat menjadi masalah . Ada bukti bahwa tanaman obat dari beberapa negara mungkin terkontaminasi dengan jamur racun (Aspergillus, Fusarium). Konstituen tanaman tertentu yang rentan terhadap transformasi kimia oleh kontaminasi mikroorganisme.

Pelayuan mengarah ke aktivitas enzymic ditingkatkan, mengubah beberapa konstituen untuk metabolit lain awalnya tidak ditemukan di rempah. Ini konstituen yang baru terbentuk (s) bersama dengan cetakan seperti Penicillium nigricans dan P. jensi kemudian dapat memiliki efek buruk .

3.9.6 Penentuan Residu Pestisida

(27)

menguji obat herbal dalam kelompok luas pada umumnya, bukan untuk pestisida saja. Pestisida banyak mengandung klorin dalam molekul, yang, misalnya, dapat diukur dengan analisis klor organik total. Dengan cara analog, mengandung insektisida fosfat dapat dideteksi dengan mengukur fosfor organik total.Sampel bahan herbal yang diambil dengan prosedur standar, kotoran adalah dihilangkan oleh partisi dan / atau adsorpsi, dan pestisida individu diukur dengan GC, MS, atau GC / MS. Beberapa prosedur sederhana telah diterbitkan oleh WHO dan Pharamacopoeia Eropa telah menetapkan batas umum untuk residu pestisida dalam kedokteran .

3.9.7 Penentuan Kontaminasi Radioaktif

Ada banyak sumber radiasi ionisasi, termasuk radionuklida, terjadi di lingkungan. Oleh karena itu tingkat tertentu paparan tidak bisa dihindari. Berbahaya kontaminasi, bagaimanapun, mungkin menjadi konsekuensi dari kecelakaan nuklir. Itu WHO, bekerja sama erat dengan beberapa organisasi internasional lainnya, telah mengembangkan pedoman dalam hal terjadi kontaminasi luas oleh radionuklida akibat kecelakaan nuklir besar. Publikasi ini menekankan bahwa risiko kesehatan, secara umum, karena kontaminasi radioaktif dari yang terjadi secara alami nuklida radio tidak menjadi perhatian nyata, tetapi yang timbul dari kecelakaan nuklir utama seperti kecelakaan nuklir di Chernobyl, mungkin serius dan tergantung pada radionuklida tertentu, tingkat kontaminasi, dan jumlah kontaminan yang dikonsumsi. Dengan mempertimbangkan jumlah jamu yang biasanya dikonsumsi oleh individu, mereka tidak mungkin untuk menjadi resiko kesehatan. Oleh karena itu, saat ini tidak ada batas diusulkan untuk kontaminasi radioaktif .

3.9.8 Metode Analitis

Monograf diterbitkan dalam Pharmacopeia adalah pendekatan yang paling praktis untuk kontrol kualitas obat herbal dan ada banyak tersedia. Ketika monograf Pharmacopeial tidak tersedia, pengembangan dan validasi prosedur analitik harus dilakukan oleh produsen. Strategi terbaik adalah mengikuti erat definisi Pharmacopeial identitas, kemurnian, dan konten atau assay. Sumber berharga untuk prosedur analitis umum termasuk dalam farmakope, dalam panduan yang diterbitkan oleh WHO . Informasi tambahan, terutama pada metode kromatografi dan / atau spektroskopi dapat ditemukan dalam literatur ilmiah umum. Ekstrak tanaman atau tumbuhan dapat dievaluasi oleh metode biologis untuk menentukan berbagai aktivitas farmakologi, potensi, dan toksisitas. Sebuah teknik kromatografi sederhana seperti TLC dapat memberikan berharga tambahan informasi untuk menentukan identitas dari bahan tanaman. Ini terutama penting bagi spesies-spesies yang mengandung unsur aktif yang berbeda.

(28)

membantu berharga dalam identifikasi. Instrumen untuk UV-VIS penentuan yang mudah dioperasikan, dan validasi prosedur yang mudah tapi pada saat yang sama tepat. Meskipun pengukuran dilakukan dengan cepat, persiapan sampel dapat memakan waktu dan bekerja baik hanya untuk sampel kurang kompleks, dan senyawa-senyawa dengan absorbansi pada UV-VIS daerah.

HPLC adalah metode yang disukai untuk analisis kuantitatif campuran yang lebih kompleks. Meskipun pemisahan komponen volatil seperti minyak esensial dan lemak dapat dicapai dengan HPLC, yang terbaik dilakukan dengan GC atau GC / MS. Penentuan kuantitatif konstituen telah menjadi mudah dengan perkembangan terakhir di instrumentasi analitis. Kemajuan terbaru dalam penjelasan isolasi, pemurnian, dan struktur metabolit alami telah membuat memungkinkan untuk membangun strategi yang tepat untuk penentuan dan analisis kualitas dan proses standarisasi obat herbal. Klasifikasi tanaman dan organisme oleh konstituen kimianya disebut sebagai chemotaxonomy. TLC, HPLC, GC, KLT kuantitatif (QTLC), dan kinerja tinggi KLT (HPTLC) dapat menentukan homogenitas dari ekstrak tanaman. Over-lapisan bertekanan kromatografi (OPLC), spektrometri inframerah dan UV-VIS, MS, GC, cair kromatografi (LC) yang digunakan sendiri, atau dalam kombinasi seperti GC / MS, LC / MS, dan MS / MS, dan resonansi magnetik nuklir (NMR), teknik elektroforesis, terutama oleh kromatografi ditulis dgn tanda penghubung, adalah alat yang kuat, sering digunakan untuk standardisasi dan untuk mengontrol kualitas dari kedua bahan baku dan jadi produk. Hasil dari teknik-teknik canggih memberikan sidik jari kimia sebagai sifat bahan kimia atau kotoran yang ada di tanaman atau ekstrak.Berdasarkan konsep photoequivalence, sidik jari kromatografi obat-obatan herbal dapat digunakan untuk mengatasi masalah kontrol kualitas. Metode berdasarkan teori informasi, estimasi kesamaan, pengenalan pola kimia, spektral korelatif kromatogram (SCC), resolusi multivariat, kombinasi dari sidik jari kromatografi dan evaluasi chemometric untuk mengevaluasi sidik jari semua alat yang kuat untuk pengendalian kualitas produk herbal.

3.9.9 Validasi

Validasi produk herbal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama baik di negara berkembang dan miskin sumber daya, di mana bisnis palsu menjual obat-obatan herbal dipalsukan adalah biasa. Dalam hal ini, tidak ada kontrol oleh pemerintah lembaga, meskipun ada pedoman tertentu di beberapa negara individu yang digariskan oleh WHO. Jika produk herbal yang dipasarkan sebagai agen terapeutik, dan terlepas dari apakah produk benar-benar memiliki efek positif untuk menyembuhkan dan mengurangi keparahan penyakit, perlu untuk memastikan validasi ilmiah dan pemantauan berkala terhadap kualitas dan kemanjuran oleh administrator pengendalian obat. Hal ini layak bahwa pengenalan validasi ilmiah akan mengontrol produksi produk herbal murni atau dipalsukan dan akhirnya akan memastikan mereka rasional digunakan. Ini juga bisa menyebabkan regulasi industri sehingga dokter hanya berkualitas dan penyedia layanan kesehatan yang diizinkan untuk meresepkan obat.

Referensi

Dokumen terkait

c. Memenuhi persyaratan teknis minimal dan berlabel. Lahan bera atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu familli minimal satu musim tanam. Untuk tanaman rimpang lahan yang

Bila memeriksa kusta yang kita lakukan bukah hanya anamnesa plus inspeksi, tapi lakukan juga: tes sensasi, periksa pembesaran saraf, periksa kerusakan saraf, periksa pula tanda-

karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil daripada variabel bebas lainnya.. Adanya pengaruh secara simultan yang signifikan yang dibuktikan dengan uji F telah menjawab

Hipertensi adalah gangguan dalam pembuluh darah yang menyebapkan suplai oksigen dan nutrisi yang akan disalurkan terhambat disertai dengan peningkatan tekana

Am 89. Tiap-tiap Tiap-tiap fail hendaklah dicatat fail hendaklah dicatat pergerakannya. Sistem doket Sistem doket diamalkan oleh agensi-agensi diamalkan oleh agensi-agensi

Variabel dana pihak ketiga yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito berdasarkan penelitian (Rimadhani dan Erza, 2011) dibahas mengenai Analisis Variabel-Variabel Yang

Pancasila dijadikan platform kehidupan bersama bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk agar tetap terikat erat sebagai bangsa bersatu.. Landasan: kekuasaan dan kedaulatan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan untuk: Membuat sistem yang dapat memdeteksi penyakit pada tanaman sengon dan membuat suatu sistem