• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM konsolidasian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM konsolidasian "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

9

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM

A. LATAR BELAKANG

Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.

Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya, jika memungkinkan atau praktis; kecuali tidak disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini, istilah "memungkinkan atau praktis" diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara wajar dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian informasi demikian dalam laporannya tidak menempatkan auditor sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan. Sebagai contoh, auditor tidak diharapkan untuk menyusun laporan keuangan pokok atau informasi lain mengenai perusahaan dan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan auditnya, jika manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.

(2)

9

diharupkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

B. PELAPORAN SEGMEN

Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek, dan risiko berbada. Informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di wilayah geografis berbeda disebut informasi segmen. Informasi ini dibutuhkan untuk menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang dipandang perlu untuk memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting adalah

 Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin sangat

informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan opersi domestik dan luar negeri).

 Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

perbedaan profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang pertumbuhan)

 Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan data

akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil)

1. Ruang Lingkup Pelaporan Segmen

(3)

9

yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan maupun laporan keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam Pernyataan ini hanya perlu disajikan alam bentuk informasi yang dikonsolidasikan.Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi menurut segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan.

2. Definisi Segmen Usaha Dan Segmen Geografis

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen ini memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tarkait atau tidaknya produk atau jasa, meliputi :

 Karakteristik produk atau jasa

 Karakteristik proses produksi

 Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)

 Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa

 Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau

public utilities.

Segmen geografisadalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beropersai pada lingkungan (wilayah) ekonmi lain. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi :

 Kesamaan kondisi ekonomi dan politik

 Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda

(4)

9

 Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu

 Regulasi pengendalian mata uang

 Risiko mata uang

Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.

 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh perbedaan

produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah segmen usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis diantaranya adalah :

a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.

b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada

c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen geografis.

 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi

(5)

9

a. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap segmen usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan kepada seluruh pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen usaha, yaitu :

 Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal

 Jumlah nilai tercatat aset segmen

 Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen

yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud)

 Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset

 Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset

segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut lokasi aset.

3. Definisi Pendapatan, Beban, Hasil, Aset, Dan Kewajiban Segmen

a. Pendapatan Segmenadalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal kepada suatau segmen, bak berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.

(6)

9

dilaporkan berdaarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam pendapatan konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan.

b. Beban Segmenadalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat di alokasikan secara rasiona kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan kepada pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.

Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam beban pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK No.12 tentang pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan asset.

c. Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering

lebih cocok.

Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditriibusikan pada suatu segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut.Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak bermanfaat.

d. Aktiva dan Kewajiban Segmen

(7)

9

semua aktiva berwujud dan tak berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang layak.Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil operasi.

Informasi yang DisajikanUraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan indikasi mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dengan pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan.

Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen individual dan informasi agregat dalam laporan keuangan diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

e. Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen tersebut secara rasional.

4. Tujuan Pelaporan Segmen

Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam :

 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik

 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik

(8)

9 5. Kebijakan Akuntansi Segmen

Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan. Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsoldasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi segmen ialah untuk membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada segmen dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan terpisah yang berdiri sendiridalam menerapkan suatu kebijakan akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan mungkin melakukan perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji dan demografis segmen tersebut.

Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan sepanjang :

 Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang

dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut

 Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan

(9)

9

Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak mungkin atau tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, tidak tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara bersama berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika dasar alokasi tersebut ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng itu, definisi pendapatan segmen, beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.

Penyajian dalam Pelaporan Segmen

 Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan

menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.

 Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan berikut

ini harus diungkapkan: penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.

 Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan

(10)

9 C. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM

1. Pengertian Laporan Interim

Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.

Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :

 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan

menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.

 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan

periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

2. Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan keuangantahunan adalah:Dasar pengakuan pendapatan.Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar akuntansi.Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.

(11)

9

Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:

 Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor

mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.

 Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak

perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.

 Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh

ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.

Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.

Pendapatan dan beban musimanLaporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:

 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode

sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.

 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode

akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.

 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari

(12)

9

 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku

yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

Penyisihan Pajak PenghasilanPada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.

4. Pos dan Transaksi Luar Biasa

 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang

tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.

 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba

rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.

 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh

material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.

 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi

kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

5. Perubahan Akuntansi

 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang

(13)

9

 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba

rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.

 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh

material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.

 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi

kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

6. Penyajian Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

D. KESIMPULAN

(14)

9

bagi pembacanya untuk bisa memahami status keuangan perusahaan. Kriteria untuk pengungkapan yang memadai, atau pengungkapan penuh seringkali harus didasarkan pada pertimbangan nilai ketimbang pada fakta objektif.

Laporan keuangan akan lebih bermanfaat bila dicantumkan judul serta sub-judul, dan dengan menggabungkan pos-pos menurut arti pentingnya. Misalnya, pembaca laporan tidak memerlukan informasi rinci mengenai jumlah kas diberbagai dana khusus dan dana umum, jumlah deposito di setiap bank, dan jumlah yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga pemerintah. Informasi semacam itu, yang dicantumkan dalam neraca justru akan membingungkan dan bukannya memperjelas. Di pihak lain, bila syarat dalam perjanjian kredit yang besar mengharuskan adanya jaminan hipotek atas aktiva perusahaan, maka rincian tersebut harus diungkapkan.

E. DAFTAR PUSTAKA

Niswonger C Rollin, Philip E Fess, dan Carl S Warren. 1993. Prinsip-prinsip Akuntansi. Edisi 16. Jakarta: Erlangga.

http://www.russellbedford.co.id/downloads/resources/958cf_PSA%20No.

%2010%20Pengungkapan%20Memadai%20Dlm%20Lap.%20Keuangan%20_SA %20Seksi%20431_.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Kecacatan ini merupakan kecacatan yang boleh mengakibatkan kelainan pada kemampuan kaki untuk melakukan fleksi baik pada bahagian pergelangan kaki, inverse pada

38 tahun 2013 tentang Kompensasi atas aset yang terdapat di dalam right of way (ROW) jaringan Transmisi menetapkan prosedur, mekanisme, dan formula untuk kompensasi. PLN

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan

Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah bermusyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan

Kelas Early Bird dapat digunakan sebagai bagian dari Klub Adventurer di gereja Anda atau oleh sekelompok orang tua yang ingin menggunakan kurikulum untuk membantu mereka

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled

Dengan menggunakan proses komputasi dalam proses penghitungan pembelian bahan baku maupun dalam penyimpanan data-data bahan baku terkait dengan produksi roti, maka program

Hasil regresi secara keseluruhan yang menjelaskan hubungan kepemimpinan situasional terhadap kepuasan kerja karyawan, dimana didapatkan nilai R sebesar 0,956 yang