• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok angga Edit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok angga Edit"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

(2)

menumpu, pelompat harus mengusahakan efisiensi dalam mengejar jarak atau tinggi (Soebroto, 1997: 200).

Dari keempat nomor lompat ini dua diantaranya yang mempunyai unsur kesamaan yaitu untuk mencapai jarak lompat yang sejauh-jauhnya adalah nomor lompat jangkit dan lompat jauh (Jonath, 1996: 172). Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan otot terutama pada otot-otot tungkai kaki seperti: loncat jongkok, loncat kodok ditempat atau ke depan, lari jingkat bergantian, (Baley, 1998: 145).

1.2 Rumusan Masalah

(3)

Apakah ada pengaruh dan perbedaan pengaruh pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set terhadap prestasi lompat jauh siswa putra kelas V SD N 2 Angantaka tahun pelajaran 2012/2013.

1.3 Tujuan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mencapai tujuan dan setiap langkah suatu kegiatan lebih-lebih kegiatan penelitian ilmiah, maka sebelumnya harus ditentukan tujuan penelitian yang diharapkan, sehingga setiap kegiatan yang hendak dilakukan dapat memberikan petunjuk dan pedoman apa yang perlu dilakukan dan cara mana yang paling baik di tempuh untuk sampai pada tujuan yang diharapkan. Kegiatan penelitian selalu dilakukan sebagai upaya memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Pengertian ilmiah di sini adalah mengandung pengertian berdasarkan kepada fakta-fakta empiris dan bukan berdasarkan ide pribadi. Yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat obyektif. Oleh karena itu bekerja secara ilmiah memerlukan dan menempuh langkah yang sistematis (menurut aturan tertentu) dan logis (sesuai dengan penalaran).

1.3.2 Kegunaan Penelitian

(4)

1.3.2.2.2 Bagi Mahasiswa dan Masyarakat

Untuk melengkapi kebutuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan khususnya di IKIP PGRI Bali yang mana nantinya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan literatur bagi mahasiswa yang berkepentingan. 1.3.2.2.3 Bagi para Atlet / Siswa

Sebagai acuan atlet/siswa bahwa pelatihan yang rutin, kontinyu serta berkesinambungan dengan beban yang cukup akan dapat meningkatkan kekuatan daya tahan kelentukan tenaga ledak, koordinasi, otot-otot khususnya otot-otot tungkai sehingga mampu melakukan gerakan melompat yang sejauh-jauhnya.

1.4 Ruang Lingkup Permasalahan

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam melakukan gerakan lompat jauh antara lain kecepatan berlari, kekuatan otot tungkai kaki, daya tahan otot tungkai dan kaki kelentukan persendian, kecepatan reaksi dan tingkat keseimbangan dan lainnya. Mengingat demikian luasnya masalah tersebut di atas dan karena terbatasnya fasilitas-fasilitas seperti: biaya, tenaga, waktu dan kemampuan yang dimiliki maka ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1.4.1 Obyek penelitian

(5)

1.4.2 Subyek penelitian

Subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada siswa putra kelas V SD N 2 Angantaka tahun pelajaran 2012/2013.

1.4.3 Data Yang Dianalisis

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil dari tes awal dan test akhir dari peningkatan prestasi lompat jauh sebelum dan sesudah pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dijelaskan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sujana, 1995: 12). Hipotesis dapat dibagi menjadi dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis yang menolak sementara hasil penelitian yang selalu menyatakan tidak ada pengaruh atau hubungan dan dinyatakan dengan kalimat pernyataan negatif, sedangkan hipotesis alternatif (Ha), yaitu hipotesis yang menerima sementara hasil penelitian dan selalu ada pengaruh atau hubungan atau pertalian diantara dua variabel dan biasanya dinyatakan dalam kalimat pernyataan positif (Sutrisno Hadi, 1994: 54). Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan hipotesis alternatif yang berbunyi:

(6)

1.6 Penjelasan Beberapa Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis menjelaskan istilah menurut literatur yang ada dan dapat diuraikan berturut-turut istilah-Istilah sebagai berikut:

1.6.1 Pengaruh

(7)

menyebabkan suatu perubahan (Aip Syarifudin, 1999: 10). Dalam penelitian ini yang dimaksud pengaruh yaitu melakukan suatu pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam beberapa repetisi dan beberapa set sehingga terjadi perubahan peningkatan kekuatan otot-otot tungkai yang dapat dipergunakan untuk melakukan gerakan melompat yang sejauh-jauhnya dalam gerakan lompat jauh dengan baik dan maksimal.

Berdasarkan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan pengaruh adalah sesuatu yang menjadikan suatu perubahan setelah mengadakan Pengaruh pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set terhadap prestasi lompat jauh.

1.6.2 Repetisi dan Set

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban (Poerwadarmita 1995: 235) Pendapat lain mengemukakan repetisi adalah ulangan dari pada pelatihan (Soekarman 1999: 33). Dalam penelitian ini repetisi yang dipergunakan adalah sebanyak 10 repetisi dan 4 repetisi.

Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari repetisi atau ulangan dari pada pelatihan (Nala, 1997. 7). set yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 set dan 10 set.

(8)

1.6.3 Loncat Jongkok

Yang dimaksud dengan loncat jongkok adalah melakukan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan gerakan ke dua lengan ke belakanag bertumpu dengan dua kaki bergerak dengan menjejakkan kaki dan melayangkan tubuh ke atas, kedepan dilajutkan dengan pendaratan dengan kedua kaki dengan posisi jongkok (Daryanto, 2003: 47). Di samping itu juga dijelaskan loncat jongkok adalah suatu gerakan gerakan ke depan, kesamping, kebelakang dengan bertumpu dua kaki, meloncat dengan kekuatan otot tungkai, mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan, berat badan pada kedua kaki serta tetap menjaga keseimbangan tubuh dan pelatihan ini sering dipergunakan untuk meningkatkan kontraksi otot tungkai kaki sehingga menghasilkan kekuatan otot tungkai kaki yang baik dan dapat melakukan gerakan melompat secara sempurna ( krempel, 2004: 128). 1.6.4 Prestasi Lompat jauh

(9)

sesudah pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set.

1.6.5 Lompat jauh

Yang dimaksud dengan lompat jauh adalah suatu olahraga dari papan lompatan ke daerah pendaratan yang berpasir (Rud Midgley, 2004: 312). Lompat jauh juga dijelaskan sebagai gerakan melompat ke depan dengan bertolak (Take Off) pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang dapat dijangkau (Aip Syarifudedin, 2003; 87). Lompat jauh juga dijelaskan rangkaian gerakan berlari cepat (speed) menolak dan bertumpu pada balok, melompat setinggi dan sejauh mungkin serta mengusahakan pendaratan seefisien mungkin serta jatuhnya badan pada posisi yang menguntungkan (Jamal, 2005: 86).

(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

Untuk menciptakan peningkatan kondisi fisik, teknik dan mental atlet perlu tindakan dan pengaturan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan atlet itu sendiri. Tanpa disadari dengan program pelatihan yang baik akan adapat menghasilkan prestasi yang baik pula. Disamping itu untuk dapat mencapai prestasi lompat jauh semaksimal mungkin (sejauh-jauhnya) perlu diadakan program pelatihan yang membutuhkan waktu yang cukup lama sesuai dengan program yang ditentukan. Harsono mengemukakan tentang pelatihan adalah suatu proses yang sitematis dari berlatih yang dilaksanakan secara berulang-ulang dengan kian hari menambah beban pelatihan (Harsono, 1998; 40). Dalam penelitian ini pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan loncat jongkok pada tangga, dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set.

2.1.1 Pelatihan

(11)
(12)

untuk mengurangi ketegangan dan konsentrasi yang timbul dalam latihan atau pertandingan. Pelatihan peregangan (Stretching) bertujuan untuk menjaga unsur kelentukan tetap terjaga dengan baik dengan mencegah terjadmya cedera (Syarifuddin, 1994: 56).

2.1.2. Tujuan Pelatihan

(13)

2.1.3 Lama Pelatihan

Seorang pakar menjelaskan lamanya pelatihan 6-8 minggu akan memberi efek yang cukup berarti bagi seorang olahragawan atau atlet dan mengalami peningkatan 10-25% Pelatihan yang dijalankan dengan tekun akan nampak hasilnya (efek pelatihan) setelah 6-8 minggu pelatihan (Pete 1998: 241). Pada umumnya orang berpedoman bahwa kalau pelatihan lebih sering dan lebih lama dilaksanakan maka hasilnya akan lebih besar. Tetapi hams di ingat adanya waktu pemulihan asal dan juga tidak boleh adanya kelebihan pelatihan (Over Training). Makin berat intensits pelatihan maka lama pelatihan semakin pendek sebaliknya makin ringan intensitas pelatihan maka makin lama pelatihan akan makin panjang (Nala 2002: 34). Seorang pakar menjelaskan lamanya pelatihan 6-8 minggu akan memberi efek yang cukup berarti bagi seorang olahragawan atau atlet dan mengalami peningkatan 10-25%. Dijelaskan lama pelatihan fisik adalah 15 menit sampai 60 menit (Syarifuddin, 1998: 35).

Dalam penelitian ini lama pelatihan dilaksanakan selama satu setengah bulan atau 6 minggu.

2.1.4 Repetisi dan Set

(14)

Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari repetisi atau ulangan suatu pelatihan (Nala, 1997: 71). Set juga dijelaskan sebagai suatu rangkaian kegiatan dari suatu repetisi misalnya seorang atlet dapat meloncat jongkok sebanyak 8 kali kemudian istirahat ini berarti seorang atlet telah melakukan 8 repetisi dan 1 set (Engkos Kosasih, 1993: 10) jadi set yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 4 set dan 10 set.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Dasar pelatihan

Dikemukakan bahwa dalam melaksanakan pelatihan kita harus berpegangan pada prinsip-prinsip yang akan menghasilkan kondisi fisik yang baik (Krempel, 1996: 14). Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot, daya tahan khususnya otot tungkai dan kaki hendaknya memperhatihan prinsip-prinsip pelatihan beban. Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot khususnya otot tungkai hendaknya memperhatihan prinsip-prinsip pelatihan beban.

2.1.5.1 Prinsip Beban Berlebihan (Overload).

(15)

beban melebihi beban yang dibiasanya diterima dalam aktivitas sehari-hari, beban yang diberikan bersifat individual tetapi pada prinsipnya diberikan beban mendekati beban maksimal dengan melaksanakan prinsip beban berlebihan, maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif. Beban yang lebih dapat memanfaatkan oksigen yang lebih banyak pula pada saat melakukan pelatihan, bagi seorang olahragawan atau atlet diberikan beban lebih secara terus menerus yang tentunya diimbangi dengan interval yang cukup hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan pelatihan over training (pelatihan yang berlebihan yang dapat mengakibatkan menurunnya prestasi atlet (Harsono, 2000: 24). Dalam penelitian ini menggunakan waktu pelatihan 6-8 minggu akan berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan, daya tahan, dan kelenturan otot-otot, sedangkan pelatihan yang dilakukan sepanjang tahun yang dicapai mencakup semua unsur dan akan menjadi olahragawan profesional dalam bidang yang ditekuninya, jadi untuk melatih kekutan otot saeseorang harus mengikuti program yang benar dan teratur sehingga menghasilkan tujuan yang diinginkan.

2.1.5.2 Prinsip Kenaikan Beban yang tetap, teratur dan ajeg

(16)

maksimal, kenaikan beban itu secara setingkat demi setingkat dengan teratur dan ajeg, peningkatan beban pelatihan harus berpedoman pada ciri-ciri loading: intensitas, volume, frekuensi, kenaikan beban yang terlalu cepat akan menyebabkan rusaknya otot bagi orang yang melakukan pelatihan, waktu itu perlu dibuatkan suatu program pelatihan dan berusaha melaksanakan program itu dengan sesungguhnya. Di samping itu program pelatihan ditentukan adanya peningkatan baik dalam hal beban, set, repetisi maupun lamanya pelatihan (Nala, 1992: 32). Di dalam penelitian ini mempergunakan beban yang tetap teratur dan ajeg baik repetisi dan set. 2.1.6 Sepuluh Komponen Bio motorik Yang diperlukan Dalam

Pelatihan

Pada dasarnya kebugaran fisik selalu identik dengan daya tahan (endurance) padahal kebugaran fisik itu memiliki pengertian yang luas. Kebugaran fisik menyangkut banyak unsur, unsur tersebut sering disebut dengan komponen bio motorik kebugaran fisik. Sepuluh Komponen Bio Motorik (Kebugaran Fisik) yang sangat penting dalam setiap kegitan lebih-lebih kegiatan olahraga meliputi:

2.1.6.1 Kekuatan

(17)
(18)
(19)

bila kekuatan otot dinyatakan per kg, berat badannya, maka kita akan mendapatkan kekuatan otot relatif, kekuatan otot relatif ini adalah kekuatan otot absolut dibagi dengan berat badan masing-masing yang diukur. Satuannya adalah kilogram (kg/bb) dan teknik pada saat pengukuran hendaknya diperhatikan betul dan gerakan sendi hendaknya seminimal mungkin (Nala, 1998: 51). Untuk memperoleh kecepatan otot-otot secara maksimum, dibutuhkan tenaga dan kekuatan yang bisa dikerahkan, tenaga ini digunakan untuk melakukan gerakan memukul bola dari samping kiri maupun samping kanan menuju kedepan melewati net dan tenaga ini hams dikerahkan dalam urutan yang tepat mula-mula digunakan grup otot-otot yang menimbulkan gerak lamban tetapi berkekuatan besar kemudian digunakan kelompok otot yang relatif lebih lemah tetapi kerjanya lebih cepat (Sugiyanto, 1998: 205).

2.1.6.2 Kelentukan

(20)
(21)

Dengan adanya pelatihan-pelatihan mendorong, menarik lari jungkir balik meloncat maupun melompat yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, sistematis dengan pembebanan yang cukup progresif teratur serta berkelanjutan. Maka kelentukan tubuh dapat dicapai dengan sempurna (Said, 2003: 52). Pelatihan-pelatihan kelentukan sangat panting dan perlu dilaksanakan karena dapat memperbaiki keluwesan dan kekenyalan, mengembangkan aliran darah yang lebih efisien dalam jaringan kapiler untuk mengurangi cedera (Kosasih.1998: 15). Dengan demikian gerakan kelentukan yang dilakukan otot tubuh dan bagian-bagian tubuh pada daerah persendiaan sehingga dapat mengerakan anggota tubuh dengan seluas-luasnya. Untuk mengukur kelentukan seseorang adalah dengan menggunakan tes kebugaran fisik yaitu bentuk tegak ke depan. Pelatihan-pelatihan senam adalah Pelatihan-pelatihan yang cocok untuk meningkatkan kelentukan bergerak (Sana, 1991:54).

2.1.6.3 Daya Tahan

(22)
(23)

mengetahui daya tahan seseorang pengukuranya mempergunakan cara lari aerobik yang pengukurannya menitik beratkan pada banyaknya oksigen yang dikomsumsi selama mengikuti aktiviatas (Manuaba,1998: 47).

2.1.6.4 Kecepatan

(24)

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1990:17).

2.1.6.5 Keseimbangan

Keseimbangan dikemukakan sebagai kemampuan starts atau mengontrol sistem neuro muskuilon dalam kondisi statis maupun dinamis (Harsono, 1998. 123). Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk memepertahankan sikap atau posisi tubuh yang tepat pada waktu melakukan gerakan (Hasnan Said, 1999: 54). Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengontrol otot-otot bekerja (Nurhasan, 1996: 246). Keseimbangan juga di jelaskan kemampuan individu untuk memelihara sistem neuromaskuler dalam kondisi statis untuk jawaban yang efisien atau mengontrol dalam bentuk efisien yang khusus sambil bergerak (Krempel, 1998: 11) Keseimbangan dikemukakan sebagai kemampuan statis atau mengontrol sistem neuromusluilon dalam kondisi statis maupun dinamis (Harsono, 1998: 223). Dari difinisi tersebut di atas dapatlah dinyatakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk tetap mempertahankan sistem neoromaskuler dalam kondisi statis maupun dinamis.

2.1.6.6 Daya Ledak

(25)

menjelaskan daya ledak merupakan kemampuan otot untuk melakukan kerja secara ledakan (tiba-tiba dan kuat) tenaga ledak ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan reaksi otot (Nala, 1998: 51). Sependapat dengan penjelasan di atas yang dimaksud dengan daya ledak adalah" Kemampuan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat (Hasnan Said, 1999: 51). Daya ledak ialah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang digerakkan dalam waktu yang sependeknya (Sajoto, 1990: 17). Dengan demikian yang dimaksud dengan daya ledak adalah" Kemampuan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat. Daya ledak sangat dibutuhkan pada cabang-cabang olahraga yang memerlukan kekuatan tungkai seperti cabang atletik khususnya lompat jauh, lompat tinggi, permainan, bela diri dan lainnya. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba dengan kekuatan penuh dan cepat. Untuk mengukur daya ledak dipergunakan cara melompat keatas tanpa awalan atau dengan lompat jauh tanpa awalan (Hasnan Said, 1999: 51)

2.1.6.7 Kecepatan Reaksi

(26)

Kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban secepatnya secara kinetis terhadap suatu rangsangan (Sumosarjono, 1999: 155). Disamping itu kecepatan reaksi erat sekali dengan kecepatan gerakan dan jawaban respon. Reflek terjadi tanpa didahului oleh gerakan berpikir. Beberapa faktor yang berpengaruh pada kecepatan reaksi ini adalah umur, jeniskelamin, intensitas rangsangan, kesiapan dan lain-lainnya. Untuk mengukur kecepatan reaksi cara yang paling mudah adalah dengan menyuruh menangkap penggaris yang dijatuhkan tegak lurus kebawah. Waktu dan jarak tangkapnya diukur. Untuk meningkatkan kecepatan reaksi yang baik adalah lari sprint (lari cepat, menangkap bola yang dilempar secara berturut-turut secara cepat dan sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban secepatnya secara kinetis terhadap suatu rangsangan yang terjadi secara reflek (tanpa didahului oleh gerakan berpikir). Dalam penelitian ini adalah dengan melakukan gerakan menolakan kaki kedepan pada balok tumpuan secara berulang-ulang.

2.1.6.8 Kelincahan

(27)

lain-lainnya kelincahan ini sangat diperlukan (Nala, 1990: 53). Kelincahan merupakan kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu atau seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik. (Jarver, 1998: 132). Dari beberapa difinisi tersebut dapat dijelaskan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak mengubah arah posisi tubuh dengan mudah, cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Pelatihan untuk mengembangkan kelincahan adalah bentuk pelatihan yang mengharuskan seseorang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan tangkas (Harsono, 1998: 72). Dalam melakukannya tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus tetap sadar akan posisi tubuhnya. Gerakan-gerakan yang demikian sering dilakukan dalam banyak cabang olahraga, terutama dalam cabang atletik nomor lari jarak dekat, lompat jauh. Kelincahan dalam penelitian ini adalah dapat berlari pada saat awalan akan bertolak pada balok tumpuan kemudian menolak.

2.1.6.9 Ketepatan

(28)
(29)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis- Jenis Penelitian Ilmiah

Berdasarkan cara pendekatan yang akan digunakan jenis penelitian yang dipakai serta strategi yang dianggap paling efektif akan menentukan suatu rancangan penelitian yang paling akhir akan menentukan katagori (golongan) penelitian yang akan dilakukan Berbagai macam penggolongan dapat diidentifikasi untuk menentukan jenis penelitian penggolongan dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat masalah, Jenis-jenis penelitian meliputi: penelitian deskriptif, penelitian historis (latar belakang) penelitian eksperimen (Riduan, 1991: 47). jenis penelitian dalam suatu penelitian ilmiah ada beberapa macam yaitu :

3.1.1 Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakukan satu atau lebih pokok eksperimen dan membandingkan dengan satu atau lebih kelompok (Suryabrata, 1993: 32). Ciri-ciri penelitian eksperimen ini adalah:

1). Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimen secara tertib, ketat baik dengan kontrol maupun manipulasi langsung tau randomisasi.

(30)

3.1.2 Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual akurat mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. (Sofian Effendi, 1999: 31). Ciri-ciri penelitian deskriptif ini adalah: 1). Sifat membuat deskripsi umum dalam arti merupakan akumulasi data dasar, dengan cara deskriptif semata. 2). Ruang lingkupnya adalah mencari informasi, mengindentifikasi mendapatkan justisifikasi, membuat komperasi dan evaluasi.

3.1.3 Penelitian Historis

Penelitian historis bertujuan untuk merekontruksi masa lampau secara sitematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta guna memperoleh kesimpulan yang kuat. (Manning, 1999: 48). Adapun ciri-ciri dari proses penelitian ini adalah:

1). Lebih tergantuiig pada data yang di observasi oleh orang lain dari pada yang di observasi oleh peneliti itu sendiri.

2). Pelaksanaan harus tertib, ketat, sistematis dan tuntas untuk menghindari informasi yang tak layak, tak reliabelitas dan berat sebelah

(31)

dengan dua kondisi perlakuan yang berbeda repetisi dan set dan membandingkan hasilnya.

3.2 Lama, Waktu, Frekuensi dan Tempat Penelitian 3.2.1 Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan atau 6 minggu karena pelatihan-pelatihan yang telah dijalankan dengan tekun akan tampak hasilnya 6 minggu pelatihan (Nala, 1996: 45) kemajuan yang telah dicapai akan tampak hasilnya (efek pelatihan) setelah waktu itu, sedangkan tes awal dan tes akhir lompatan yang sejauh-jauhnya dilakukan satu hari sebelum dan satu hari sesudah pelatihan dilaksanakan tidak dimasukkan dalam lamanya pelatihan

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada sore hari dari jam 15.00 sampai 17.00 wita sehingga tidak menggangu proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 15 Maret 2008 sampai dengan 25 April 2008. Begitu pula tes awal dan tes akhir yang dilaksanakan pada waktu sore hari.

3.2.3 Tempat Penelitian

(32)

3.3 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Sebelum ditentukan beberapa jumlah sampel yang harus diambil dan dipergunakan maka terlebih dahulu perlu diketahui jumlah populasinya. 3.3.1 Populasi penelitian

Populasi dikatakan sekelompok yang menarik peneliti dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan juga sebagai himpunan yang terdiri dari orang, hewan, tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang mempunyai kesamaan sifat. (Sugiyono, 1999: 97). Yang dimaksud dengan populasi adalah semua individu (orang) yang akan dipergunakan sebagai efek penelitian atau sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1990: 220). Populasi juga dijelaskan adalah sekelompok individu tertentu yang memiliki karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian peneliti (Sanafiah Faisal, 1992: 324). Populasi adalah totalitas semua nilai baik hasil menghitung atau pengukuran jumlah dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Aryawati, 2004: 82). Sependapat dengan pakar diatas Umar nienyatakan populasi subjek adalah semua individu yang mendukung objek penelitian, sedangkan populasi objek adalah totalitas semua nilai dari hasil menghitung mengukur kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu yang menjadi pusat penelitian peneliti.

(33)

3.3.2 Sampel penelitian

Penelitian terhadap sampel bertujuan untuk mereduksi subjek penelitian dan mengadakan generalisasi penelitian, yaitu mengadakan penelitian pada sebagian saja pada populasi, sedangkan mengadakan generalisasi hasil penelitian maksudnya mengikut sertakan populasi penelitian pada kesimpulan yang dicapai dalam penelitian terhadap sampel. Karena dalam suatu penelitian ini populasinya relatif cukup besar maka untuk menentukan subjek penelitian dipergunakan teknik sampling, yaitu suatu cara pengambilan subjek penelitian di mana subjek yang akan diteliti terdiri jumlah individu yang mewakili jumlah yang lebih besar.

Pada penelitian ini diperguanakan sampel penelitian untuk menipermudah pelaksanaan penelitian mengingat pula terbatasnya waktu, tenaga, biaya dan fasilitas yang ada.

Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsini, 1997. 104). Sampel adalah Jumlah individu yang lebih kecil yang dapat mewakili keseluruhan dari yang dipelajari atau yang diselidiki (Chaval, 2003 : 86). Sampel juga dijelaskan adalah salah satu dari sample yang baik adalah yang representatif atau mencerminkan popilasi (Netra, 1996: 2). Sampel adalah suatu himpunanyang ditarik dari suatu populasi penelitian (Bagus Nugroho, 2005: 128).

(34)

Nugroho menjelaskan: Pemilihan sample dilakukan karena alasan teknik seperti keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki, maka seorang peneliti hanya meneliti sebagian saja dari populasi/individu tersebut. Sample atau wakil populasi tersebut dipandang sebagai perwakilan populasi yang dianggap representatif.

Salah satu syarat utama dari sample penelitian yang baik adalam sample yang memiliki tingkat rerpresentatif yang tinggi atau dapat mencerminkan/mewakili populasi. Alasan lainnya karena tidak mungkin seorang peneliti meneliti secara langsung segenap populasi yang jumlahnya cukup besar, padahal tujuan peneliti adalah menemukan gejala genaralisasi uyang berlaku secara umum. Maka sering kali peneliti terpaksa mempergunakan sebagaian saja dari populasi yakni sebuah sample yang dapat dipandang representatif terhadap populasi itu. Sampel diperoleh dengan cara acak (random) tanpa memandang siapa-siapa yang dipilih atau yang dipergunakan sebagai sampel penelitian.

(35)

Dalam penelitian ini akan dipergunakan sampel sebanyak 100 orang dari populasi yang berjumlah 107 orang. Dalam menentukan sampel sejumlah 100 orang dipergunakan teknik quota sampling yaitu penentuan jumlah sampel yang diinginkan oleh peneliti terlebih dahulu (Netra, 1996: 72). Sedangkan dalam penelitian lain jumlah populasi terdiri dari beberapa SDN 2. maka dipergunakan teknik proporsional random sampling yaitu pemilihan sampel didasarkan atas perbanidingan-perbandingan jumlah siswa putra pada masing-masing SDN 1, 2, 3 Angantaka.

3.4 Variabel dan Data Penelitian 3.4.1 Variabel

Variabel dijelaskan konsep yang diberi lebih dari satu nilai (Singaribun, 2001: 47). Variabel ada dua variabel bebas (independent yaitu: variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lainnya. Sedangkan variabel terikat/tergantung (Dependeri) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Husin Umar, 2003: 63). Yang dimaksud juga dengan variabel adalah .gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati, variabel itu sebagai akibat dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi (dalam hal ini repetisi dan set) dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. (Nasrun, 2004: 51).

(36)

3.4.2 Data

Data adalah adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif belum dapat dimamfaatkan bagi peneliti sehingga data yang ada perlu di transformasikan terlebih dahulu (Sugiono, 2000: 75). Data adalah hasil yang diperoleh yang akan diproses (diolah) sehingga menjadi suatu nilai yang merupakan hasil dari penelitian. Data ada beberapa macam:

3.4.2.1 Data primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari subyek yang bersangkutan atau orang yang diteliti, data ini merupakan data kongkrit yang dihasilkan oleh sampel penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang jauhnya lompatan lompat jauh sebelum dan sesudah perlakukan.

3.5 Metode Pelaksanaan Pelatihan

Adapun rangkaian dari pelaksanaan pelatihan meliputi beberapa langkah:

3.5.1 Tahap Pemanasan

(37)

mempersiapkan organ-organ tubuh untuk menerima beban pelatihan selanjutnya.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan sampel berdiri tegak kemudian mengambil posisi siap meloncat dengan jongkok dan posisi tangan di sebelah badan untuk menjaga keseimbangan badan. Gerakan selanjutnya masing-masing sampel meloncat jongkok menelusuri anak tangga demi anak tangga sampai tingkatan paling atas kemudian turun dengan berjongkok ketangga yang lainnya sesuai dengan repetisi dan set yang telah ditentukan masing-masing kelompok pelatihan. dilanjutkan dengan sampel yang keberikutnya. Pelatihan loncat jongkok ini dilaksanakan dengan mengutamakan loncatan dengan kedua kaki dan begitu sterusnya sampai jumlah sampel yang melakukan telah habis.

3.5.3 Tahap Penutup

Pada tahap penutup ini semua sampel diberikan gerakan-gerakan ringan dengan tujuan untuk pendinginan dari pada otot-otot tubuh yang telah melakukan gerakan-gerakan pelatihan sehingga tidak terjadi cedera yang berkepanjangan. Gerakan-gerakan ini berupa strecing melemaskan kedua tangan, kedua kaki, leher, mengatur nafas secara pelan-pelan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

(38)

3.6.1 Metode Tes

Yang dimaksud dengan tes adalah suatu cara untuk memperoleh data yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang, yang dapat dibandingkan dengan suatu standar, dan tes sering kali diadakan. Sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan-keterangan tersebut membuat ramalan mengenai niurid (Winarno Surakhman, 1990: 11). Dalam penelitian ini tes yang dilakukan baik pada tes awal dan akhir adalah tes perlakuan dengan melakukan lompat jauh semaksimal mungkin dalam lompatan yang benar dengan tiga kali kesempatan meloncat.

3.6.2 Metode Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman pakcoy berpengaruh sangat nyata pada peubah jumlah daun, berat

sebuah lembaga yang menaungi kegiatan pesantian yaitu Lembaga Pesantian Gita Puspa Sancaya, kemudian mengadakan pembinaan pesantian di Provinsi DKI Jakarta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara kedua faktor perlakuan, tetapi faktor umur bibit memberikan lebih banyak pengaruh

Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi

Memasuki fase generatif (reproduktif) kerapatan gulma yang lebih rendah pada padi yang disiang umur 2 dan 4 MST menyebabkan serapan hara lebih tinggi karena tingkat

Assembler adalah program yang menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa assembly ke dalam bahasa mesin, yang dapat dieksekusi oleh komputer.. Setiap tipe

Sumber : Data Primer 2011 Fase acceptance pasti dilalui oleh pasien yang menjadi responden karena pada pasien ini telah dilakukan terapi oleh dokter, baik

koleraSI antara setmp pasaran saham ASEAN dengan lat kehga-hga pasaran negara-negara utama yang terpilih tersebut menunJukkan hdak signifikan secara stahstik pada