• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DI POLYBAG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DI POLYBAG."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

19

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DI POLYBAG.

Missdiani1)*), Lusmaniar1), Aisyah Ulfa Wahyuni2)

1)Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Palembang

2) Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Palembang *)Penulis untuk korespondensi: missdianimuzar@gmail.com.

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) di polybag. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 8 kombinasi perlakuan dengan 4 (empat) ulangan. Perlakuan terdiri dari 2 (dua) faktor, yakni pertama perlakuan pupuk organik cair (B) terdiri dari; B0 = tanpa pemberian

pupuk organik cair, B1= menggunakan pupuk organik cair , sedangkan faktor kedua adalah dosis

pupuk NPK (C) terdiri dari: C0 = tanpa pupuk NPK, C1 = 3 g/polybag, C2 = 5 g/polybag, C3 = 8

g/polybag. Peubah yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman, produksi per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair (B1) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan

basah, produksi per tanaman dan produksi per hektar. Pemberian dosis pupuk NPK 3 g/polybag (C1) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan basah,

produksi tanaman per tanaman dan produksi per hektar. Interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair (B1) dan dosis pupuk NPK 3 g/polybag (C1) memberikan pengeruh terbaik terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy. Kata kunci : pakcoy, pupuk organik cair, pupuk NPK

ABSTRACT

The study aims to determine the effect of liquid organic fertilizer and NPK fertilizer dosages on the growth and production of pakcoy plants (Brassica rapa L.) in polybags. The design used in the study used a Randomized Block Design (RCBD) arranged in factorial with 8 treatment combinations with 4 (four) replications. The treatment consists of 2 (two) factors, namely the first treatment of liquid organic fertilizer (B) consisting of; B0 = without the use of liquid organic fertilizer,

B1 = using liquid organic fertilizer, while the second factor is the dose of NPK fertilizer (C) consisting

of: C0 = without NPK fertilizer, C1 = 3 g/polybag, C2 = 5 g/polybag, C3 = 8 g/polybag. The observed

variables were plant height, number of leaves, wet wet weight, production per plant, production per hectare. The results showed the application of liquid organic fertilizer (B1) gave the best results on

plant height, number of leaves, wet wet weight, production per plant and production per hectare. Giving a dose of NPK fertilizer 3 g / polybag (C1) gives the best results on plant height, number of

leaves, wet wet weight, crop production per plant and production per hectare. The interaction of the treatment of liquid organic fertilizer (B1) and the dose of NPK fertilizer 3 g / polybag (C1) gives the

best effect on the growth and production of pakcoy. Keywords: pakcoy, liquid organic fertilizer, NPK fertilizer

(2)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

20 PENDAHULUAN

Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang masih dalam satu genus dengan sawi putih dan sawi hijau, selain itu pakcoy merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai komersial dan banyak digemari oleh masyarakat, karena rasanya enak, renyah, dan segar (Yuniarti et al., 2017). Prasasti et al. (2014) menambahkan bahwa tanaman pakcoy termasuk dalam jenis sayuran sawi yang mudah diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai masakan, hal ini cukup meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tanaman pakcoy. Menurut Barokah et al. (2017), tanaman pakcoy termasuk tanaman yang berumur pendek dan memiliki kandungan gizi yang diperlukan tubuh. Pakcoy mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, B, C, E dan K yang sangat baik untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Produksi sayuran tiap tahunnya meningkat, pada tahun 2013 produksi sayuran yaitu 11.558.449 ton dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 11.918.571 ton. Produksi sawi pakcoy juga mengalami fluktuasi pada tahun 2012 sebesar 594,91ton/tahun, tahun 2013 sebesar 602,40 ton/tahun dan tahun 2014 sebesar 635,70 ton/tahun. Kondisi tersebut menunjukkan harus adanya peningkatan produksi sayuran untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan komoditas sayuran sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015).

Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi adalah dengan menggunakan pupuk. Pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik cair (POC) adalah larutan hasil pembusukan sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia

yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu (Suwahyono, 2014). Simarmata (2005) menambahkan pupuk organik cair merupakan hasil fermentasi dari berbagai bahan organik yang mengandung berbagai macam asam amino, fitohormon, dan vitamin yang berperan dalam meningkatkan dan merangsang pertumbuhan mikroba maupun rhizosfir tanah. Pupuk organik cair juga banyak mengandung mikroba yang berfungsi menambah N, P dan K, meningkatkan kadar unsur hara makro dan mikro secara alami dengan cepat yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan lingkungan, serta memacu percepatan proses keluarnya akar, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Pemberian pupuk organik cair pada tanaman tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia (Hamdani dan Simarmata, 2003).

Salah satu pupuk organik cair yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair NASA. Pupuk organik cair Nasa mengandung hara makro dan mikro esensial yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman (Guna et al., 2018). Pupuk organik cair yang digunakan adalah salah satu jenis pupuk yang bisa diberikan ke daun dan tanah, mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5%-25%, membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah) danmeningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Kandungan unsur hara pupuk organik cair yang digunakan adalah N 0,12%, P2O5 0,03%, K 0,31%, Ca

60,4 ppm, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu 0,03 ppm, Mo 0.2 ppm (Intigrow, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian Zaevie et al. (2014), bahwa pemberian pupuk organik cair Nasa dengan dosis 6 cc/l air menghasilkan produksi tertinggi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). Mebang dan Astuti (2016)

(3)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

21 menyatakan bahwa pemberian POC Nasa pada tanaman selada (Lactuca sativa L.) menghasilkan efek yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar, berat panen dan produksi segar tertinggi pada dosis 3 ml/l air.

Pemberian pupuk anorganik juga diperlukan selain pemberian pupuk organik agar tersedianya unsur hara yang cukup dan seimbang di dalam tanah. Pupuk majemuk NPK Mutiara (16:16:16) merupakan jenis pupuk yang memiliki unsur hara utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian pupuk majemuk NPK Mutiara (16:16:16) memiliki pengaruh yang baik bagi tanaman, hal ini disebabkan ketersediaan unsur N, P dan K pada NPK mejemuk lebih seimbang dan lebih efisien dalam aplikasinya bagi tanaman (Zein dan Zahrah, 2013).

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), pupuk majemuk NPK merupakan pupuk campuran yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P, dan K. Kelebihan dari pupuk NPK yaitu dapat mencakup beberapa unsur dengan satu kali pemberian pupuk sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal (Hardjowigeno, 2003). Menurut Kurniawati et al. (2015), salah satu pupuk majemuk yang biasa digunakan petani adalah pupuk majemuk NPK Mutiara 16:16:16 (mengandung 16% N, 16% P2O5, dan 16% K2O). Hal ini berarti pupuk

NPK mutiara mengandung unsur hara makro seimbang yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian Syafrizal et al. (2017), bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara pada sawi (Brassica juncea L.) berpengaruh nyata terhadap seluruh tinggi tanaman, jumlah daun, produksi per tanaman dimana dosis terbaik terdapat pada perlakuan 10 g/plot. Hasil penelitian Gunawan (2019), bahwa pengaruh pemberian dosis NPK

(16:16:16) pada tanaman sawi pagoda (Brassica narinosa) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman, berat basah per tanaman, volume akar, biomasa tanaman dan nisbah tajuk akar. Perlakuan terbaik pada dosis 5,0 g/tanaman.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) di polybag.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica rapaL.) di polybag.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Pinang Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, pada bulan September sampai Desember 2019.

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, wadah semai, timbangan analitik, gunting, pisau, gelas ukur dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah benih tanaman pakcoy, polybag ukuran 35 x 40 cm (5 kg), tanah, pupuk kandang, pupuk organik cair Nasa, pupuk NPK Mutiara (16:16:16) dan pestisida.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial, terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu pupuk organik cair Nasa (B) dan dosis pupuk NPK Mutiara 16:16:16 (C) dengan 8 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali.

1. Faktor perlakuan pupuk organik cair Nasa (B), yaitu :

B0 : Tanpa pupuk organik cair.

(4)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

22 2. Faktor perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara

16:16:16 (C), yaitu: C0 : Tanpa pupuk NPK C1 : 3 g per polybag C2 : 5 g per polybag C3 : 8 g per polybag Prosedur Penelitian

1. Persiapan Media Tanam

Media yang digunakan yaitu tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan rata, dengan perbandingan 2 : 1 lalu dimasukkan kedalam polybag berukuran 30 cm x 30 cm (5 kg).

2. Persemaian

Persemaian dilakukan di dalam wadah plastik dengan media tanam tanah dan pupuk kandang dengan komposisi campuran 1 : 1. Benih ditanam dengan kedalaman 0,5 cm, dengan ketebalan media tanam 6 cm.

3. Penanaman

Setelah bibit tanaman berdaun 3 - 4 helai atau berumur 15 hari bibit dipindahkan ke dalam polybag yang telah berisi media tanam. Penanaman dilakukan dengan cara menempatkan bibit tanaman ke bagian tengah polybag dengan jumlah dua tanaman per polybag.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk organik cair dan pupuk NPK Mutiara (16:16:16) yang diberikan sesuai perlakuan, pupuk organik cair diberikan 2 kali, yaitu 2 minggu setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam dengan dosis 3 ml/l air. Pupuk organik cair diberikan dengan cara disiramkan ke polybag sebanyak 150 ml per polybag, sedangkan perlakuan kontrol hanya disiram

dengan menggunakan air. Pupuk NPK Mutiara (16:16:16) diberikan 1 kali, yaitu saat 1 minggu setelah tanam dengan dosis sesuai perlakuan yaitu tanpa pupuk, 3 g/polybag, 5 g/polybag, dan 8 g/polybag.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, pengendalian hamadan penyakit dilakukan apabila tanaman terserang penyakit.

5. Panen

Panen dilakukan setelah tanaman pakcoy berumur 30 hari setelah tanam dan telah memenuhi kriteria panen yaitu daun dewasa berbentuk oval melebar, tangkai daunnya berwarna hijau cerah. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman pakcoy berpengaruh sangat nyata pada peubah jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman, produksi per hektar dan berpengaruh nyata pada peubah tinggi tanaman. Perlakuan dosis pupuk NPK pada tanaman pakcoy berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun, namun tidak berpengaruh nyata pada peubah tinggi tanaman, berat berangksan basah, produksi per tanaman dan produksi per hektar. Interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata pada peubah tinggi tanaman dan tidak berpengaruh nyata pada peubah jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman dan produksi per hektar (Tabel 1).

(5)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

23

Tabel 1. Hasil analisis keragaman pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik dan dosis pupuk NPK (16:16:16) terhadap peubah yang diamati

Peubah yang diamati Pupuk Perlakuan KK %

(B) Dosis ( C) Pupuk x Dosis B x C

Tinggi tanaman (cm) * tn ** 7,36

Jumlah daun (helai) ** * tn 9,34

Berat berangkas basah (g) ** tn tn 19,00

Produksi per tanaman (g) ** tn tn 20,67

Produksi per hektar (ton) ** tn tn 20,68

Keterangan: tn : Berpengaruh tidak nyata * : Berpengaruh nyata ** : Berpengaruh sangat nyata KK : Koefisien keragaman

1. Tinggi tanaman (cm)

Pemberian pupuk organik cair (B1)

menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pakcoy dari pada tanpa pemberian pupuk organik cair (B0) sehingga pemberian

pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman.Hasil uji lanjut BNJ 0.05 pemberian pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman pakcoy

Pupuk organik cair Nilai rata-rata (cm)

B1(dengan pupuk organik cair) 24,89 a

B0 (tanpa pupuk organik cair) 24,41 b

BNJ 0,05= 0,41

Keterangan: Rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata taraf uji BNJ 0,05

Pengaruh perlakuan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata pada peubah tinggi tanaman. Hasil rerata pengukuran pengaruh

dosis pupuk terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

24,33 24,79 24,62 24,83 24 24,1 24,2 24,3 24,4 24,5 24,6 24,7 24,8 24,9 C0 C1 C2 C3

Gambar 1. Hasil rerata pengukuran pengaruh dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman pakcoy

Keterangan : C0: tanpa pupuk

C1: Pupuk NPK 3 g/polybag

C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag

(6)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

24 Berdasarkan gambar di atas bahwa hasil rerata pada tinggi tanaman pakcoy yang tertinggi pada perlakuan C3 (Pupuk NPK 8

g/polybag) yaitu 24,83 cm dan yang terendah pada perlakuan C0 (tanpa pupuk NPK) yaitu

24,33 cm. Pengaruh interaksi antara pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 4. Interaksi perlakuan B0C0 (tanpa

pupuk organik cair dan tanpa pupuk NPK) berbeda nyata dengan seluruh interaksi perlakuan terhadap tinggi tanaman. Diantara

interaksi perlakuan B1C0 (dengan pupuk

organik cair dan tanpa pupuk NPK), B0C1 (tanpa

pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK 3 g/polybag), B1C1 (dengan pupuk organik cair

dan dosis pupuk NPK 3 g/polybag), B0C2 (tanpa

pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK 5 g/polybag), B1C2 (dengan pupuk organik cair

dan dosis pupuk NPK 5 g/polybag), B0C3 (tanpa

pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK 8 g/polybag) dan B1C3 (dengan pupuk organik

cair dan dosis pupuk NPK 8 g/polybag) tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel 3. Pengaruh interaksi pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap tinggi

tanaman pakcoy (cm)

Pupuk organik cair 0 g/polybag Dosis pupuk NPK (C0) 3 g/polybag (C1) 5 g/polybag (C2) 8 g/polybag (C3)

B0 (tanpa pupuk organik cair) 23,41 b 24,83 a 24,33 ab 25,08 a

B1 (dengan pupuk organik cair) 25,25 a 24,75 a 24,91 a 24,58 ab

BNJ 0,05 = 1,34

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05

1. Jumlah Daun (helai)

Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata meningkatkan jumlah daun per tanaman dibandingkan tanpa pemberian

pupuk organik cair, sehingga pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun. Hasil uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap jumlah daun

Pupuk organik cair Nilai rata-rata (helai)

B1(dengan pupuk organik cair) 11,39 a

B0 (tanpa pupuk organik cair) 10,08 b

BNJ 0,05= 0,73

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05

Perlakuan dosis pupuk NPK menunjukkan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dibandingkan tanpa pupuk NPK. Jumlah daun pada perlakuan pemberian dosis pupuk NPK 5 g/polybag (C2) berpengaruh nyata

dibandingkan dengan tanpa pupuk NPK (C0),

tetapi perlakuan C0 (tanpa pupuk NPK) tidak

berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan pemberian dosis 3 g/polybag (C1), 8 g/polybag

(C3). Sedangkan perlakuan pemberian dosis

pupuk NPK 5 g/polybag (C2) tidak berpengaruh

nyata dibandingkan dengan perlakuan (C1) 3

g/polybag, (C3)8 g/polybag. Hasil uji lanjut BNJ

0,05 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun tanaman pakcoy

Dosis pupuk NPK Nilai rata-rata (helai)

C2 (5 g/polybag) 11,66 a

(7)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

25

C3 (8 g/polybag) 10,62 ab

C0 (0 g/polybag) 9,83b

BNJ 0,05= 1,39

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05

Pengaruh interaksi antara pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun tidak berbeda nyata sehingga interaksi pemberian pupuk organik

cair dan dosis pupuk NPK tidak mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun tanaman. Hasil rerata dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

6,58 7,67 7,33 8,08 8,33 7,83 7,92 7,67 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B0C0 B0C1 B0C2 B0C3 B1C0 B1C1 B1C2 B1C3

Gambar 2. Hasil rerata interaksi perlakuan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun tanaman pakcoy (helai)

Berdasarkan gambar di atas bahwa interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK yang tertinggi yaitu B1C0 (dengan pupuk organik cair dan tanpa

pupuk NPK) yaitu 8,33 helai, sedangkan hasil yang terendah yaitu perlakuan B0C0 (tanpa

pemberian pupuk organik cair dan tanpa pupuk NPK) yaitu sebesar 6,58 helai.

2. Berat Berangkasan Basah (g)

Pemberian pupuk organik cair menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah pada tanaman pakcoy dibandingkan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan produksi berat berangkasan basah tanaman (Tabel 6).

Tabel 6. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap berat berangkasan basah tanaman pakcoy

Pupuk organik cair Nilai rata-rata (g)

B1(dengan pupuk organik cair) 44,69 a

B0 (tanpa pupuk organik cair) 34,33 b

BNJ 0,05= 5,52

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05.

Pengaruh perlakuan dosis pupuk, tanpa pupuk NPK (C0), 3 g/polybag (C1), 5

g/polybag (C2) dan 8 g/polybag (C3) tidak

berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah sehingga pemberian dosis pupuk NPK

tidak mempengaruhi produksi berat berangkasan basah tanaman. Hasil rerata pengukuran berat berangkasan basah dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Keterangan : C0: tanpa pupuk

C1: Pupuk NPK 3 g/polybag

C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag

(8)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020 26 36,34 42,84 41,58 37,3 32 34 36 38 40 42 44 CO C1 C2 C3

Gambar 3. Hasil rerata pengaruh dosis pupuk terhadap berat berangksan basah tanaman pakcoy(g)

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk NPK menghasilkan berat berangkasan basah tertinggi pada perlakuan C1 (dosis pupuk NPK 3 g/polybag) yaitu

sebesar 42,84 g, sedangkan hasil yang terendah yaitu pada perlakuan C0 ( tanpa

pupuk NPK) yaitu 36,34 g.

Interakasi antara perlakuan pemberian

pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah sehingga intraksi perlakuan tidak mempengaruhi berat berangkasan basah tanaman pakcoy. Hasil rerata interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap berat berangkasan basah dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

28 40,83 32,08 36,42 44,67 44,84 51,68 38,17 0 10 20 30 40 50 60 B0C0 B0C1 B0C2 C0C3 B1C0 B1C1 B1C2 B1C3

Gambar 4. Hasil rerata pengaruh interaksi pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap berat berangkasan basah tanaman pakcoy (g)

Berdasarkan gambar di atas bahwa interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK menghasilkan berat berangkasan basah yang tertinggi yaitu interaksi antara perlakuan B1C2 (dengan pupuk

organik cair dan dosis pupuk NPK 5 g/polybag) yaitu 51,68 g, sedangkan interaksi perlakuan B0C0 (tanpa pupuk organik cair dan tanpa

pupuk NPK) menghasilkan berat berangkasan basah yang terendah yaitu yaitu 28,00 g. 4. Produksi Per Tanaman (g)

Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman sehingga dengan menambahkan pupuk organik cair dapat meningkatkan produksi per tanaman. Hasil uji

Keterangan : C0: tanpa pupuk C1: Pupuk NPK 3 g/polybag C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag C3 : Pupuk NPK 8 g/polybag Keterangan : C0: tanpa pupuk C1: Pupuk NPK 3 g/polybag C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag C3 : Pupuk NPK 8 g/polybag

(9)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

27

lanjut BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap produksi per tanaman pada tanaman pakcoy

Pupuk organik cair Nilai rata-rata (g)

B1 (dengan pupuk organik cair) 41,12 a

B0 (tanpa pupuk organik cair) 30,63 b

BNJ 0,05= 5,45

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05

Pengaruh perlakuan tanpa pupuk NPK (C0), 3 g/polybag (C1), 5 g/polybag (C2) dan 8

g/polybag (C3) tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi per tanaman. Hasil rerata

pengukuran pengaruh dosis pupuk NPK terhadap produksi per tanaman pada tanaman pakcoy dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

33,38 40,06 37,63 32,5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 C0 C1 C2 C3

Gambar 5. Hasil rerata pengukuran pengaruh dosis pupuk NPK terhadap produksi per tanaman pada tanaman pakcoy (g)

Gambar 5 menunjukkan bahwa produksi per tanaman yang tertinggi yaitu pada perlakuan C1 (dosis pupuk NPK 3 g/polybag)

yaitu sebesar 44,06 g, sedangkan produksi yang terendah terdapat pada C3 (dosis pupuk

NPK 8 g/polybag) yaitu 32,50 g.

Interaksi pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman. Hasil rerata pengukuran interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan

dosis pupuk NPK terhadap produksi per tanaman dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK yang memiliki hasil yang tertinggi yaitu pada perlakuan B1C2

(dengan pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK 5 g/polybag) yaitu sebesar 44,67 g, sedangkan hasil rerata yang terendah pada perlakuan B0C0 (tanpa pupuk organik cair dan

tanpa pupuk NPK) yaitu 25,00 g.

Keterangan : C0: tanpa pupuk

C1: Pupuk NPK 3 g/polybag

C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag

(10)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020 28 25 37,86 30,59 29,17 41,75 42,25 44,67 35,83 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 B0C0 B0C1 B0C2 B0C3 B1C0 B1C1 B1C2 B1C3

Gambar 6. Hasil rerata interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap produksi per tanaman pada tanaman pakcoy (g)

4. Produksi Per Hektar (ton)

Pemberian pupuk organik cair menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap produksi per hektar pada tanaman pakcoy dari pada tanpa pemberian pupuk organik cair sehingga pemberian pupuk

organik cair dapat meningkatkan produksi tanaman per hektar. Hasil uji lanjut BNJ 0,05 pemberian pupuk organik cair terhadap produksi tanaman per hektar ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap produksi per hektar pada tanaman pakcoy

Pupuk organik cair Nilai rata-rata (ton)

B1(dengan pupuk organik cair) 10,28 a

B0 (tanpa pupuk organik cair) 7,66 b

BNJ 0,05= 1,36

Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0,05

Pengaruh perlakuan dosis pupuk, tanpa pupuk NPK (C0), 3 g/polybag (C1), 5 g/polybag

(C2) dan 8 g/polybag (C3) tidak berpengaruh

nyata pada produksi per hektar. Hasil rerata

pengaruh dosis pupuk NPK terhadap produksi per hektar pada tanaman pakcoy dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.

8,34 10,01 9,4 8,12 0 2 4 6 8 10 12 C0 C1 C2 C3

Gambar 7. Hasil rerata pengaruh dosis pupuk NPK terhadap produksi per hektar pada tanaman pakcoy (ton)

Keterangan : C0: tanpa pupuk C1: Pupuk NPK 3 g/polybag C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag C3 : Pupuk NPK 8 g/polybag Keterangan : C0: tanpa pupuk C1: Pupuk NPK 3 g/polybag C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag C3 : Pupuk NPK 8 g/polybag

(11)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

29 Gambar 7. Menunjukkan bahwa pengaruh pemberian dosis pupuk NPK menghasilkan produksi tertinggi yaitu pada perlakuan C1 (dosis pupuk NPK 3 g/polybag)

yaitu sebesar 10,01 ton/hektar sedangkan produksi yang terendah yaitu pada perlakuan C3 (dosis pupuk NPK 8 g/polybag) yaitu 8,12

ton/hektar.

Interaksi antara perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman per hektar. Hasil rerata interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap produksi tanaman per hektar dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini.

6,25 9,45 7,64 7,29 10,43 10,56 11,16 8,95 0 2 4 6 8 10 12 B0C0 B0C1 B0C2 B0C3 B1C0 B1C1 B1C2 B1C3

Gambar 8. Hasil rerata interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap produksi tanaman per hektar pada tanaman pakcoy

Gambar 8 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK menghasilkan produksi tertinggi yaitu pada perlakuan B1C2 (dengan

dosis pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK 5 g/polybag) yaitu 11,16 ton sedangkan produksi yang paling rendah yaitu pada perlakuan B0C0 (tanpa pupuk organik cair dan

tanpa pupuk NPK) yaitu 6,25 ton. PEMBAHASAN

Analisis keragaman hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata terhadap peubah jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman, produksi per hektar dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Menurut Marliah et al. (2010), bahwa pupuk organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro dan pupuk organik cair yang mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.

Pemberian pupuk organik cair berpengaruh terbaik terhadap peubah yang

diamati dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Monika et al. (2017), menjelaskan bahwa unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik cair dapat meningkatkan hasil pertumbuhan tanaman karena pupuk organik cair tidak hanya memperbaiki stuktur tanah, tetapi unsur hara yang tersedia dalam pupuk organik cair dapat memacu tanaman dalam melakukan fotosintesis kemudiaan hasil fotosintesis akan di translokasikan ke seluruh bagian tanaman untuk memacu pertumbuhan vegetaif dan generatif. Menurut Lakitan (2015), bahwa kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut ke dalam pembuluh floem. Unsur hara yang mudah ditranslokasikan dari daun tua ke muda dan organ penampung seperti organ produktif. Unsur-unsur yang mudah ditranslokasikan yaitu nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan belerang.

Pengaruh perlakuan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun dimana hasil rerata yang tertinggi pada

Keterangan : C0: tanpa pupuk

C1: Pupuk NPK 3 g/polybag

C2 : Pupuk NPK 5 g/polybag

(12)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

30 perlakuan C2 (dosis pupuk NPK 5 g/polybag)

yaitu 11,66 helai, menurut Kurniawati et al. (2015), bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh nyata terhadap variabel jumlah daun, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah berat produksi pet tanaman, produksi berangkasan, berat kering brangkasan pada tanaman mentimun (cucumis sativus L.). Menurut Setyati dalam Sudjianto et al. (2009), bahwa pupuk NPK mempunyai peranan dalam memacu dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman apabila aplikasinya tepat dan tidak berlebihan, maka akan memberikan hasil yang optimal pada tanaman. Peranan unsur hara N berfungsi memacu pertumbuhan vegetatif dan sintesa asam amino. Kalium berfungsi berfungsi pada perkembangan akar, pembentukkan karbohidrat (pati) dan mempengaruhi penyerapan unsur hara lain, kemudian fosfat berperan penting dalam pembelahan sel, perkembangan akar, pembentukkan bunga dan biji (Leiwakabessy et al., 2008: Marschner, 1986 dalam Rachman et al., 2008).

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pengaruh dosis pupuk NPK pada perlakuan C1

(dosis pupuk NPK 3 g/polybag) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman, produksi per hektar, dimana perlakuan C1 (dosis NPK 3 g/polybag)

menghasilkan tinggi tanaman yang terbaik yaitu 24,79 cm, pada berat berangksasan basah pada perlakuan C1 (dosis pupuk NPK

3g/polybag) menghasilkan 42,84 g. perlakuan C1 (dosis pupuk NPK 3 g/polybag)

menghasilkan produksi per tanaman terbaik yaitu 40,06 g sedangkan pada produksi per hektar pada perlakuan C1 mengahasilkan

produksi terbaik yaitu 10,01 ton/hektar. Hal ini diduga pemberian pupuk dalam bentuk butiran/granul menyebabkan tanaman tidak secara langsung menyerap unsur hara. Menurut Novizan (2007), bahwa pemberian pupuk NPK yang diberikan dalam bentuk granul bersifat lambat larut. Raharja (2018), menambahkan bahwa pada faktor pemupukan pemberian dosis pupuk NPK kurang terserap dengan baik oleh tanaman. Menurut

Sangsongko (2010), bahwa tinggi tanaman sangat di pengaruhi oleh metabolisme dalam tanaman itu sendiri, dimana dalam melangsungkan metabolisme tanaman membutuhkan nutrisi yang diperoleh dari pemupukan. Menurut Isbandi (1983), berat segar suatu tanaman ditentukan oleh besar kecilnya organ-organ tanaman yang dipengaruhi oleh nutrisi yang terserap oleh tanaman. Menurut Rosmiati et al. (2016), bahwa pembentukan jaringan tanaman sangat berkaitan dengan unsur hara yang diserap tanaman yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Diduga pemberian pupuk organik cair sudah mencukupi unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga pemupukan NPK tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Indrakusuma (2000), bahwa pemberian pupuk organik cair dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman dan kualitas produksi tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

Hasil analisis keragaman bahwa interaksi pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap peubah tinggi tanaman, dimana perlakuan B1C0

(dengan pupuk organik cair dan tanpa pupuk NPK ) menghasilkan tinggi tanaman yang baik yaitu 25,5 cm, diduga pemberian pupuk organik cair sudah mencukupi unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga pemberian pupuk NPK tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut Hayati et al. (2007), bahwa penambahan bahan organik pada tanah dapat memperbaiki struktur tanah yang nantinya dapat memelihara aerasi tanah dengan meningkatkan stabilitas agregat aerasi tanah dengan baik dan dapat menunjang peningkatan efisiensi penggunaan pupuk.

Berdasarkan hasil analisis keragaman bahwa interaksi pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK tidak berpengaruh nyata pada peubah jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman, produksi per hektar. Sejalan dengan penelitian Hasyiatun (2015), bahwa interaksi pemberian pupuk

(13)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

31 organik cair dan dosis pupuk NPK tidak menunjukkan interaksi antara pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga kemungkinan disebabkan pemberian pupuk kandang kotoran sapi yang dicampurkan pada media tanam sehingga media tanam yang telah di campurkan unsur haranya telah meningkat pada media tanaman. Nurshanti (2009), menambahkan bahwa pemberian pupuk organik kotoran kambing, kotoran sapi, dan kotoran ayam berpengaruh pada beberapa variabel tanaman sawi seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan berat berangkas basah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap, jumlah daun, berat berangkasan basah, produksi per tanaman dan produksi per hektar. Tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan B1 (dengan pupuk

organik cair) dengan tinggi 24,89 cm 24.89 cm dan pada produksi tanaman tetinggi diperoleh pada perlakuan B1 (dengan

pupuk organik cair) dengan produksi per hektar yaitu 10,28 ton/hektar

2. Perlakuan pengaruh dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Produksi per hektar pada perlakuan C1

mempunyai produksi yang tertinggi yaitu 10.01 ton/hektar.

3. Interaksi perlakuan pemberian pupuk organik cair (B1) dan dosis pupuk NPK 3 g/polybag (C1) memberikan pengaruh

terbaik terhadap produksi per hektar pada tanaman pakcoy dengan produksi 42.25 ton/hektar.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Badan Pusat

Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian. Barokah, R., Sumarsono dan A. Darmawati.

2017. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis L.) Akibat Pemberian Berbagai Jenis Pupuk Kandang. J. Agro Complex. ISSN 2597 - 4386.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi. Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusantar.

Guna, H.I., Armani dan F. Puspita. 2018. Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Pada Jarak Tanam yang Berbeda. Jom Faperta. Volume 5 edisi 1 Januari s/d Juni 2018.

Gunawan, R. 2019. Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk Organik dan Dosis NPK 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Produksi Tanaman Sawi Pagoda (Brssica naninosa). Fakultas Pertanian. Universitas Islam Riau.

Hamdani, J. S., dan T. Simarmata. 2003. Pertumbuhan dan Hasil Jahe (Zingiber officinale Rose.) Cultivar Gajah yang Dipanen Muda pada Berbagai Jenis dan Dosis Pupuk Organik dan Anorganik. Jurnal Kultivasi.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Intigrow. 2019. Pupuk Organik Cair Nasa. Distributor Resmi Produk Nasa. [online] diakses

http://www.produknaturalnusantara.com/ produk-natural-nusantara/pupuk organik-cair-nasa/ diakses pada tanggal 23 April 2019.

(14)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

32 Isbandi. 1983. Pertumbuhan dan

Perkembangan Tanaman. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Kurniawati, H.Y., A.Kuryanto dan Rugayah. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Tanaman Mentimun (Cucumis sativus). J. Agrotek Tropika. Vol. 3. No 1:30, Januari 2015.

Lakitan, B. 2015. Dasar Dasar Fisisologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Leiwakabessy, F. M., U. M. Wahjudin dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Marliah, A., Nurhayati dan H. Mulia. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Archis hypogaea L.). Agrista.Vol 14.No.3.

Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition Of Higher Plants. Acanedic Press Harcovert Brace Jovanovich Publisher, London, Orlando San Diego, New York, Austin Boston, Sydney, Tokyo Toronto.

Mebang, E. S dan P. Astuti. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Agrifor. Vol XV Nomor 1. Issn: 1412-6885.

Monika, N., Novi dan L. Meriko. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Tanaman Sawi (Brassica juncea L). STKIP PGRI. Sumatra Barat

Nurshanti, D. F. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman Sawi Caisim. Jurnal Agronobis

Prasasti, D., E. Prihastanti dan M.Izzati. 2014. Perbaikan Kesuburaan Tanah Liat dan Pasir dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu untuk Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa var. chinensis). Buletin Anatomi dan Fisiologi.Volume XXII Nomor 2, Oktober 2014.

Rahman, I. A., S. Djuniawati dan K.Idris. 2008. Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara dan Produksi Jagung di Inceptisol Ternate. Jurnal Tanah dan Lingkungan.Vol 10. No 1.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Sasongko, J. 2010. Pengaruh Macam Pupuk NPK dan Macam Varietas Tehadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Ungu (Solanum molongena L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sudjianto dan Krestiani. 2009. Studi Pemuliaan dan Dosis NPK pada Hasil Buah Melon (Cucumis melo L.). Sains dan Teknologi.Vol.2. No.2.

Simarmata, T. 2005. Aplikasi Pupuk Biologis dan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesehatan Tanah dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Pada Inceptisols di Jatinangor. JurnalAgroland.

Suwahyono, U. 2014. Cara Cepat Membuat Kompos dari Limbah. PenebarSwadaya. Jakarta.

Syafrizal., Ridwan dan Iwan. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Majemuk Intan Super dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

(15)

Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas Vol. 2 No.1 Edisi April 2020

33 Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Peneltian Pertanian Bernas. Jurusan Agroteknologi Universitas Asahan. Yuniarti, A., A.Suriadikusumah dan J. U.

Gultom. 2017. Pengaruh Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik Cair Terhadap PH, N-Total, C-Organik, dan Hasil Pakcoy pada Inceptisols.Prosiding Seminar Nasional 2017 Fakultas Pertanian UMJ.

Zein, A. M dan S.Zahrah. 2013. Pemberian Sekam Padi dan Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 Pada Tanaman Lidah Buaya (Aloe barbadensis mill). Jurnal Dinamika Pertanian. Vol. XXVIII. Nomor 1 April 2013.

Gambar

Tabel 1.   Hasil analisis keragaman pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik dan dosis pupuk  NPK (16:16:16) terhadap peubah yang diamati
Tabel 3.  Pengaruh interaksi pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK terhadap tinggi  tanaman pakcoy (cm)
Gambar 2.   Hasil rerata interaksi perlakuan pengaruh pemberian pupuk organik cair dan  dosis  pupuk NPK terhadap jumlah daun tanaman pakcoy (helai)
Gambar 3.    Hasil rerata  pengaruh dosis pupuk terhadap berat berangksan basah tanaman  pakcoy(g)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegagalan orang-orang menyadari bahwa ada suatu masalah: Anda mungkin bertemu dengan orang-orang yang menolak untuk mengakui ada nya suatu masalah karena pengakuan

Adapun keadaan gedung MI AL-HIKMAH Polaman Mijen Semarang pada saat ini sudah lumayan baik, karena dengan bantuan pemerintah akhirnya gedung dapat direhab

Beberapa perilaku yang tidak menunjang tersebut antara lain adalah kebiasaan mencari pengobatan sendiri dengan membeli obat di warung dan menggunakan obat dengan dosis tidak

Dengan memperhatikan hasil dari penelitian, maka diharapkan perusahaan lebih dapat memahami analisis dari prediksi delisting pada perusahaan, sehingga nantinya akan membantu

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi.. Setiap kali menerima Amanat Nasabah untuk melakukan transaksi

Gadd (1990) menyatakan bahwa alginat yang terdapat pada dinding sel eksternal rumput laut merupakan gugus ligan yang bermuatan negatif karena memiliki gugus karboksilat pada

Selain itu, jumlah CMC- Na yang tidak terlalu besar dalam formula dengan perbandingan 30:70 menjadikan formula dengan perbandingan ini tidak mempunyai viskositas yang

Visi misi pasangan dokter H Mundjirin ES SpOG-Ir H Warnadi MM yaitu ingin mewujudkan Kabupaten Semarang yang mandiri, tertib, dan sejahtera (MATRA). Namun diantara