• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ketel Uap dengan Kapasitas 122 Ton Uap/Jam untuk Pengolahan 4000 Ton Tebu/Hari (Surve PTPN II Kwala Madu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perancangan Ketel Uap dengan Kapasitas 122 Ton Uap/Jam untuk Pengolahan 4000 Ton Tebu/Hari (Surve PTPN II Kwala Madu)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Proses Pembentukan Uap

Proses terbentuknyauapterjadi melaluiperubahan energi panas pembakaran

bahan bakar menjadi energi panasdalam bentuk uap.

Panashasil pembakarandigunakanuntuk menaikkan entalpiair sampai terbentuk

uapair yang mengandung energi dalam yang disimpan dalam bentuk panas dan

tekanan.

Salah satu proses pembentukan uap adalah mendidih, dimana titik didih

suatuzat cair tergantung pada tekanan pada tekananyang diberikan

padapermukaan zat cair.

Untuk menghasilkan uap yang lebih besar digunakan ketel uap, dimanafluida

kerja yang digunakan adalah air, karena air memiliki sifat-sifat yang

lebihmenguntungkan biladibandingkan dengan fluida kerja yang lain.

Adapun keuntungan penggunaan air sebagi fluida kerja yang lain:

• Mudah diperoleh dengan harga yang murah

• Air dapat bersifat netral (pH = 7) sehingga sifat korosif yang

merusaklogam dapat diatasi.

• Airtidak terbakar

• Mampu menerimakalordalam jumlah besar • Dapat bekerja pada tekanan yangtinggi

Uapyang terbentukdari pemanasan ini dirubah menjadi uap basah ataupun

kering melalui beberapa tahap. Dengan demikian uap yang terbentukdapat

digolongkan kedalam berbagai bentuk jenis uap yaitu:

2.1.1 Uap Basah

Kondisi uap ini mengandung titik-titik air.Kwalitasuap ini dapat

dinyatakandengan kwalitas uap tertentu (x), dimana harga x berkisar antara

0<x<1. Dalamhal ini temperatur air dan uap adalah sama seperti ditunjukkan pada

gambar 2.1. Kondisi uap berada padatitik 2 dan 3.

(2)

Kondisi uap ini tidak mengandung titik-titik air lagi. Kualitasuappadakondisi

ini x = 100%.Uap ini diperolehdengan penambahan kalor pada uap basah sama

sehingga mencapai titik 3.

2.1.3 Uap Panas Lanjut

Kondisiuap ini diperolehdengan memanaskan uap jenuh pada tekanankonstan

sehingga temperaturnya meningkat.

Gambar 2.1 DiagramT-SProses pembentukan uap

Pemanasanairdari keadaan awal (titik 1) menjadi kondisi cair jenuh (titik 2),

membutuhkan kalorsebesar (Moran Michael.J. 1993)

Q1-2 = ma (h2 –h1) (2-1)

dimana:

m a = laju aliran massa air yang dipanaskan (kg/jam) h1 = entalpi air pengisian ketel (kJ/kg)

h2 = entalpi air pada kondisi cair jenuh (kJ/kg)

Pemanasan dari titik 1 ketitik 2 ini hanya akan menaikkan temperatur

tetapitidak merubah fasa cair.Perubahanfasa akanterjadiapabilapanas tetap

diberikanpadaair yang telah mencapai kondisi titik 2. Dalam hal ini pemanasan

tidak akan menaikkan temperatur fluida yang dipanaskan. Pemberian panas

selanjutnya akanmerubah titik-titik air menjadi uap atau pemanasan dari titik 2

hinggatitik 3.Panas yang diserap dalam perubahan fase iniadalah:

(3)

mu = laju aliran massa campuran yang dipanaskan (kg/jam) h3 = entalpi uap jenuh pada kondisi titik 3 (kg/kJ)

Pemanasan uap jenuh (titik 3) secara kontinu akan menaikkan temperatur uap

sehingga menjadi uap panas lanjut (titik4). Dalam hal ini panas yang dibutuhkan

sebesar:

Q3-4 = mu (h4 – h3) dimana:

mu = laju aliranmassacampuran yangdipanaskan (kg/jam) h3 = entalpiuap pada kondisi uap panas lanjut titik 4 (kg/kJ)

2.2 Ketel Uap

Ketel uap dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama boiler, dimana kata

boiler berasal dari kataboil yang berartisama dengan mendidihkan atau

menguapkan. Sehingga boilerdapatdiartikansebagai suatu alatpembentuk uap yang

mampu mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar (padat, cair dan gas)

menjadi energi panas.

Uapyangdihasilkan ketel dapat dimanfaatkan untuk berbagaikeperluan

antara lain adalah:

- Pembangkit daya listrik

- Industri

Pada perancangan ini jenis ketel yang dignakan adalah ketel pipa air, dimana

fluida yang mengalir dalam pipa adalah air. Energi panas(pembakaran bahan

bakar) ditransfer dari luar pipa ke air ketel.

Contoh ketel pipa air adalah:

1. Ketel Babcockand Wilcox

2. Ketel La Mont

(4)

4. Ketel Takuma

Gambar 2.2 Ketel Babcock dan Wilcox

2.2.1 Klasifikasi Ketel Uap

Klasifikasi ketel uapdapat dibedakan berdasarkanpemakaian, letak dapur,

jumlahlorong, bentukdan letak pipa, sistem peredaran air, jenis bahan bakar,

tekanan kerja ketel, dan kapasitas uap.

2.2.1.1 Berdasarkan Pemakaian

Berdasarkan pemakaian keteluap dapat diklasifikasikansebagai berikut:

a. Ketel Stasioner (stationer boiler)

Ketel yangberada diatas pondasi yang tetap, seperti untuk pembangkit tenaga,

untuk industri dan lain-lain

b. Ketel Bergerak (mobile boiler)

Ketel yang dipasang pada pondasi yangbergerak atau berpindah-pindah,

(5)

Gambar 2.3 Ketel Lokomotif

2.2.1.2 Berdasarkan Letak Dapur (Furnance Position)

Berdasarkan letak dapur, ketel uap dapat dikllasifikasikan sebagai berikut:

a. Ketel dengan pembakaran didalam (internalfired steam boiler)

Ketel pada jenis ini memilikidapur dibagian dalam ketel

b. Ketel dengan pembakaran diluar (external fired steam boiler)

Ketel pada jenis ini memiliki dapur pembakaran diluar ketel

2.2.1.3 Berdasarkan Jumlah Lorong (Boiler Tubes)

Berdasarkan jumlah lorong, ketel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ketel lorong tunggal (single tube steam boiler)

b. Ketel lorong ganda (multi tube steam boiler)

2.2.1.4 Berdasarkan PadaBentuk dan Letak Pipa

Berdasarkan bentuk dan letak pipa, ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok dan berlekak-lekuk (straight,bent,and

sinous tubuler hating surface)

b. Ketel dengan pipa miring tegak (horizontal melined or rubuler

(6)

Gambar 2.4 Ketel pipa miring tegak

2.2.1.5 BerdasarkanSistem Peredaran Air (Water Circulation)

Ketel berdasarkan sistem peredaran air pada ketel dapat diklasifikasi

sebagaiberikut:

a. Ketel dengan peredaran alami (natural circulation steam boiler)

Peredaran air dalam ketelterjadi secara alami akibat dari perbedaan berat

jenis air pada saat dipanaskan sehingga terjadilah aliran konveksi alami.

Gambar 2.5Ketel dengan peredaran alami

b. Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler)

Pada ketel jenis ini, aliran air terjadi karena adanya alat bantu yaitu sebuah

(7)

Gambar 2.6 Ketel dengan peredaran paksa

2.2.1.6 Berdasarkan Jenis Bahan bakar

Berdasarkanjenis bahan bakar yang digunakan,maka

keteldapatdiklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ketel uapdengan bahan bakar padat (batu bara, cangkang, serabut, kayu, dan

lain-lain)

b. Ketel uap dengan bahan bakar cair (minyak bumi, bensin, solar, dan lain-lain)

c. Ketel uapdengan bahan bakar gas (gas alam,gas bumi, dan lain-lain)

d. Ketel uap dengan bahan bakar nuklir (uranium)

2.2.1.7 Berdasarkan Tekanan Kerja Ketel

Berdasarkan tekanan, ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ketel tekanan rendah, dibawah 5 kg/cm2 b. Ketel tekanan menengah,antara 5 : 30 kg/cm2 c. Ketel tekanan tinggi, antara 30 : 325 kg/cm2

2.2.1.8 Berdasarkan Kapasitas Uap

Berdasarkan kapasitasuap yangdihasilkan, ketel uap dapat

(8)

a. Ketel uap dengan kapasitas uap rendah (dibawah 10 ton uap/jam)

b. Ketel uap dengan kapasitas uap sedang (10: 60 ton uap/jam)

c. Ketel uap dengan kapasitas uap besar (diatas 60 ton uap/jam)

2.2.2 Bagian-bagian UtamaKetel Uap

Ketel uap terdiri dari beberapa komponen, dimana antara komponen yang

satu dengan yang lainnya mempunyai fungsi yang berbeda tetapi saling

bergantung satu dengan lainnya.

2.2.2.1 Ruang Bakar

Ruang bakar merupakan suatu tempat terjadinya pembakaran bahan

bakar.Dalam proses pembakarandibutuhkanudara yang cukup untuk

menjamintercapainyapembakaran yangsempurna.Dimensi ruang

bakardidesainsedemikian rupa sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran

bahan bakar dapat digunakan seefisien mungkin.

2.2.2.2 Drum Ketel Uap

Drum ketel uap merupakan suatu media penampungan air dan uap yang

disirkulasikan oleh pipa-pipa watelwall. Dua pertiga dari drum berisi air pada

kondisi kerja boiler. Air dan uap dipisahkan oleh suatu alat yaitu separator yang

terdapat di dalam drum tersebut. Pada suatu instalasi ketel uap, boiler terdiriatas

dua unit yaitu drum atasdan drum bawah.

2.2.2.3 Pipa Waterwall

Komponen yang paing penting dari ruang bakar ketel uap adalah pipa

waterwall, dimana panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar diserap

pipa waterwall, sehkigga air yang terdapat pada pipa waterwall mengalami

(9)

Suatu komponen dari ketel uap yangberfungsi untuk mengatur sirkulasi

airdan uap.

2.2.2.5 Pipa Superheater

Uap yang masuk ke dalam turbin uap harus tidak mengandung uap air yang

dapat merusak sudu-sudu turbin.Untuk itulahsebelumuap memasuki

turbinuap,uaptersebut harusdipanaskanpadapipa superheateruntukmendapatkan

uappanas lanjutyang tidak mengandung butir-butir air.

2.2.2.6 Cerobong Asap

Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak dipakai

lagi ke udara bebas, sehingga akan mengurangi populasi disekitar instalasi

ketel uap.

2.2.2.7 Header

Headermerupakan suatu media penampung airdanuap yang disirkulasikepipa

waterwall

Header pada ketel terdiri dari 4 bagian yaitu:

1. Header depan (front header)

2. Header belakang (rearheader)

3. Header samping kiri (division wall side header)

4. Header samping kanan (furnance side header)

2.2.3 Bahan Bakar Ketel Uap

Bahanbakar(fuel) adalah segala bahanyang dapat dibakar. Disekeliling kita

banyak terdapat bahan yang dapat dibakar,misalnya kertas,kayu,kain,minyak

tanah, minyak makan, dan sebagainya

Bahanbakar yangdapatdigunakan dalam ketel uapdapatdiklasifikasikan:

1. Bahan bakar padat alami(natural solidfuel),antara lain:

a. Bahan bakar kayu, (wood)

(10)

c. Bahan bakar batu bara coklat (lignite)

d. Bahan bakar batu bara bituminous (bituminous coal)

e. Bahan bakar bara antasit (anthrasite coal)

2. Bahan bakar padat buatan, antara lain

a. Bahan bakar arang kayu, (wood charcoal)

b. Bahan bakar kokas(coke)

c. Bahan bakar briket(briguette)

d. Bahan bakar tepung batu bara (pulverizedcoal)

e. Bahan bakar ampasmisalnya,serabut dan cangkangkelapasawit,atauampas

tebu

3. Bahan bakarcair alami, antara lain:

a. Minyak mentah (crude oil)

4. Bahan bakar gasalami, antara lain:

a. Gas methane (CH4) bersamadengan gasethana (C2H6) b. Carbon monoksida (CO)

c. Gas LNG dan LPG

5. Bahan bakar gas buatan, antara lain:

a. Coal gas

Nilai kalor merupakan energi kalor yang dilepaskan bahan bakar pada

waktuterjadinya unsur-unsur kimiayang ada pada bahan bakar tersebut.

Nilai kalor pada bahan bakar dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Nilai kalor bakar tertinggi (HHV)

(11)

sehinggapanaspengembunannyaturutdihitungsertadinilai sebagai panas

pembakaranyang terbentuk.

2. Nilai kalor Bakar Terendah (LHV)

Nilai kalor terendah atau lowest heating value (LHV), uap air yang terbentuk

darihasil pembakaran tidak perludicairkan dahulu, sehinggapanas

pengembunannya tidak ikut serta untuk diperhitungkan sebagai panas

pembakaran bahan bakar tersebut

Adapun nilai kalor tertinggi (HHV) dan terendah (LHV) menurut Dulog,

adalah (Culp,1996. h 46)

HHV = 33.950 C + 144.200 �H2 O2

8� + 9.400S (kJ/kg) (2-2)

LH V = HHV - 2.400 (H2O + 9 H2)(kJ/kg)

2.2.5 Perpindahan Panas pada Ketel Uap

Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara yang

berupa api yang menyala dan gas yang tidak menyala dipindahkan kepada air dan

uap melalui bidang yang dipanaskan (heating surface) dengan tiga cara, yaitu:

1. Cara Pancaran (Radiasi)

2. Cara Aliran (konveksi)

3. Cara Rambatan (Konduksi)

2.2.5.1Perpindahan Panas Radiasi

Perpindahan panas antara suatu benda ke benda lainnya dengangelombang

elekromagnetis tanpa tergantung kepada ada atau tidaknya media atau zat

perantara diantara benda yang menerima pancaran panas tersebut

Adapun laju perpindahanpanas yangterjadidapatdihitungdenganpersamaan

(Holman. J. P, 1993, h 381)

Q =ε x σ x A x ��εg x Tg4� − �αg x Tg4�� (2-3)

dimana:

(12)

A = luas bidang yang menerima pancaran, (m2) Tw = Temperatur permukaan, (K)

𝜀𝜀 = emisivitas bahan

2.2.5.2Perpindahan Panas Secara Aliran atau Konveksi

Perpindahanpanas secaraaliran atau

konveksiadalahperpindahanpanasyangdilakukanoleh

molekul-molekulsuatufluida(cairataupungas)yangbergerak.

Adapun laju perpindahan panasyangterjadidapatdihitungdenganpersamaan

(Holman. J. P, 1993, h 252)

Tw = Temperatur permukaan yang dipanasi, (K) 2.2.5.3Perpindahan Panas Secara Perambatan atau Konduksi

Perpindahan panassecara perambatan ataukonduksi adalah perpindahanpanas

dari suatu bagian benda padat ke bagian lain dari benda yang padat yangsama,

(13)

terjadinyapersinggungan fisik(kontakfisik atau menempel) tanpa terjadinya

perpindahanmolekul-molekul dari bendapadat itu sendiri.

Adapun perpindahan panas yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan

(Holman. J. P, 1993, h 26)

Q = - kA∂T

∂x (2-5)

dimana:

k = Koefisien konduksi bahan, (W/m K)

A = Luas permukaan yang dipanasi, (m2) x = Tebal dinding, (m)

T0 = Temperatur dinding pipa sebelah luar, (K) Ti = Temperaturdinding pipasebelah dalam, (K)

BAB III

Gambar

Gambar 2.1 DiagramT-SProses pembentukan uap
Gambar 2.2 Ketel Babcock dan Wilcox
Gambar 2.3 Ketel Lokomotif
Gambar 2.5Ketel dengan peredaran alami
+2

Referensi

Dokumen terkait

Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara, yang berupa api (yang menyala) dan gas asap (yang tidak menyala) dipindahkan kepada air ataupun udara, melalui

Sistem pembakaran pada ketel uap ini menggunakan silinder api yang dilengkapi dengan chain grate, kegunaan dari chain grate itu sendiri adalah untuk tempat pembakaran

Seperti ampas tebu yang digunakan untuk bahan bakar ketel uap, yang terdapat pada industri – industri gula yang ada negara Indonesia.. Dalam perencanaan ini berisi

Laporan Tugas Akhir ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi

didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja di dalam ketel dengan masukan energi kimia dari bahan bakar merupakan

Nilai kalor terendah atau low heating value (LHV) adalah banyaknya kalor yang dihasilkan pada proses pembakaran 1 kg bahan bakar dan sebagian dimanfaatkan untuk penguapan

Ketel uap merupakan alat yang berfungsi untuk mengkonversi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar menjadi energi panas yang dapat mengubah air menjadi uap air

Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi Mekanik Politeknik Negeri Medan yang telah banyak memberikan masukan pengetahuan kepada penulis