• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah Yang Di Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah Yang Di Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan kesehatan anak telah

dilakukan pemerintah antara lain dengan mengadakan skrining bayi baru lahir,

deteksi dini tumbuh kembang anak, upaya kesehatan sekolah (UKS), penjaringan

kesehatan siswa kelas 1 SD/SMP/SMA/sederajat, pengembangan puskesmas peduli

remaja dan puskesmas mampu tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak.

Upaya-upaya tersebut akan terus ditingkatkan oleh pemerintah sebagai bentuk kepedulian

terhadap kesehatan anak di Indonesia ( Direktorat Anak, 2012).

Tingkah laku anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak belum

mampu mengendalikan emosi atau perasaannya dan belum mempunyai tanggung

jawab yang besar. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang

perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak yang

mengalami masalah kesehatan juga sangat mempengaruhi proses perkembangannya

(Wong, 2008).

Aktivitas fisik anak usia sekolah secara umum semakin tinggi sehingga anak

sangat rentan untuk terkena penyakit yang bisa mengganggu proses pertumbuhan dan

perkembangannya. Apabila anak dalam kondisi sakit maka orang tua akan segera

(2)

proses penyembuhannya. Anak yang tidak terbiasa dengan kondisi di rumah sakit

akan banyak mengalami kesulitan dalam proses penyembuhan tersebut. Lingkungan

rumah sakit dapat menyebabkan stress dan kecemasan pada anak terutama pada

tingkah laku anak. Pada anak yang dirawat di rumah sakit akan muncul

tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan

yang asing baginya dan tenaga kesehatan yang menanganinya, pergaulan dengan

anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan (Wong,

2008).

Rawat inap atau hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu

alasan darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan

perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Lingkungan rumah sakit dapat

menimbulkan trauma bagi anak seperti lingkungan fisik rumah sakit, tenaga

kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih yang dikenakan oleh perawat.

Dengan adanya stressor tersebut, anak dapat mengalami distress seperti gangguan

tidur, pembatasan aktivitas, distress psikologis mencakup marah, takut, sedih, dan

rasa bersalah. Gangguan tidur adalah salah satu masalah yang paling sering muncul

pada anak yang dirawat inap di rumah sakit. Hal ini dikarenakan anak merasa asing

dengan lingkungan di rumah sakit yang berbeda jauh dengan lingkungan rumah,

sehingga berdampak pada kualitas tidur yang buruk bagi anak. Dan ini akan menjadi

(3)

Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata

hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur merupakan

proses yang diperlukan oleh manusia untuk memungkinkan sistem syaraf pulih

setelah digunakan selama satu hari, memulihkan energi kepada tubuh, khususnya

kepada otak dan sistem syaraf (The Word Book Encylopedia, 2008). Fisiologi tidur

dimulai dari irama sirkandian yang merupakan irama yang dialami individu yang

terjadi selama 24 jam. Irama sirkandian mempengaruhi pola fungsi mayor biologik

dan fungsi perilaku. Perubahan temperatur tubuh, denyut nadi, tekanan darah, sekresi

hormon, ketajaman sensori dan suasana hati juga tergantung pada pemeliharaan siklus

sirkandian. Irama sirkandian meliputi siklus rutin bangun tidur yang dapat

dipengaruhi oleh cahaya, temperatur dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan

pekerjaan rutin (Potter & Perry, 2005).

Populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang

dramatis. Persentase anak yang dirawat dirumah sakit saat ini mengalami masalah

yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun

sebelumnya. Hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami rawat inap.

Rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan perawatan

yang spesial dibanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan

karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur dari orang dewasa atau

dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak

(4)

yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun

demikian, keadaan sakit dan lingkungan fisik rumah sakit menjadikan anak kurang

tidur atau tidak dapat tidur sama sekali.

Meningkatnya masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang dirawat inap di

rumah sakit menjadi penting untuk dieksplorasi. Hal ini beralasan karena dapat

menyebabkan resiko terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari

segi perkembangan fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Salah satunya adalah

masalah gangguan tidur yang dialami anak yang dirawat inap di rumah sakit.

Penanganan gangguan tidur dapat dibagi menjadi dua cara yaitu : secara farmakologi

dan non farmakologi. Secara farmakologi dapat diberikan obat-obatan sedatif

hipnotik seperti golongan benzodiazepim. Namun pada anak pemberian obat sangat

tidak efektif dilakukan karena mengingat anak usia sekolah yang masih dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan sehingga sangat beresiko

menyebabkan gangguan dan perubahan dalam tubuh. Dengan demikian

penatalaksanakan non farmakologi menjadi alternatif yang aman diantaranya adalah

dengan cara tidur sehat universal, terapi stimulus kontrol, terapi restriksi tidur, terapi

relaksasi dan biofeedback (Potter & Perry, 2005).

Penanganan kualitas tidur anak salah satu diantaranya dapat dilakukan dengan

pemberian aromaterapi lavender. Aromaterapi adalah suatu terapi yang meliputi

penggunaan minyak esensial yang berasal dari tanaman, yang dapat digunakan

(5)

(esensial oil) dan melibatkan organ penciuman manusia. Bau yang segar, harum,

merangsang sensori, reseptor dan akhirnya mempengaruhi organ yang lain (Niken,

2007). Lavender merupakan minyak esensial yang biasa digunakan untuk membuat

tidur. Efek dari lavender adalah terjadinya proses pelepasan zat-zat neurokimia yang

bersifat eoforik, relaksan, sedatif atau stimulan menurut keperluannya sehingga

menimbulkan tidur. Aroma sedatif seperti bau dari minyak lavender member efek

stimulasi nuchleus raphe yang kemudian akan melepaskan zat neurokimia serotonin.

Serotonin merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan tidur. Pada

penelitian ini dilakukan pemberian aromaterapi dengan pemakaian melalui eksterna

yaitu dengan cara inhalasi. Minyak esensial ini dapat diberikan dengan kertas tissu,

kedua belah tangan, alat penguapan, pewangi ruangan dan lain-lain. Dan semua cara

pemberian ini efektif dalam situasi yang tepat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jawad (2008) dengan tujuan

melihat efektivitas aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur lansia di Desa

Hamparan Perak, Kab. Deli Serdang juga merupakan salah satu pembuktian bahwa

aromaterapi lavender dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur. Hasil dari

penelitian yang dilakukan adalah bahwa ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap

peningkatan kualitas tidur pada lansia, karena aroma sedatifnya dapat mengeluarkan

zat kimia serotonin yang dapat lebih mudah memudahkan tidur pada lansia.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa penting melakukan

(6)

meningkatkan kualitas tidur anak. Berdasarkan penelusuran literatur yang dilakukan,

belum ada ditemukan laporan penelitian tentang pengaruh pemberian aromaterapi

lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang mengalami rawat inap di

rumah sakit di Indonesia khususnya di Medan. Atas dasar ini, penelitian ini penting

untuk dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan nyata tentang pengaruh

pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang

dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Sesuai dengan teori dan latar belakang diatas, maka masalah penelitian yang

dapat dirumuskan adalah apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender

terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi

Medan ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap

kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden anak usia sekolah yang

dirawat inap.

2. Untuk mengidentifikasi kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap

(7)

3. Untuk mengidentifikasi kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap

sesudah pemberian aromaterapi lavender.

4. Untuk menguji pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas

tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak yaitu :

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori keperawatan

anak bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk

meningkatkan kualitas tidur anak.

1.4.2 Praktek keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menerangkan fakta teruji bagi praktik keperawatan

ditatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di masyarakat bahwa

aromaterapi lavender dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi non farmakologi

untuk meningkatkan kualitas tidur anak.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Dapat digunakan sebagai data tambahan pada pengembangan penelitian

(8)

1.4.4 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan baru dalam menerapkan metodologi penelitian dan

memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur anak yang

dirawat inap dengan menggunakan aromaterapi lavender.

Referensi

Dokumen terkait

faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui dari 56 responden, bahwa hampir setengahnya responden yang tingkat stresnya ringan, memiliki siklus menstruasi

• Komposit baja dengan beton didasarkan pada pemikiran bahwa beton mempenyai perilaku yang menguntungkan ketika menerima beban tekan dan perilaku yang kurang

Menur ut Utomo (2012) dalam penelitian jangka panjangnya, ker usakan akibat pengolahan tanah intensif dan per baikan tanah oleh pengolahan tanah minimum atau konser vasi

Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan kepala madrasah di MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem dalam

UUD 1945 yang dijadikan sebagai landasan Konstitusional tentunya perlu diadakannya amandemen atau perubahan untuk pasal – pasal yang kurang sesuai dengan

Pedagang yang mengunakan bahu jalan atau trotoar sebagai tempat untuk berdagang (dwiyanti, 2005).5. Barang dagangan ada di tikar pinggir

Hal itu dibuktikan dengan adanya perbedaan letak, jumlah dan jenis asam amino dari reseptor progesteron yang berikatan dengan kurkumin dan analog- nya melalui