• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Tentang S7 300 PLC Siemens (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sekilas Tentang S7 300 PLC Siemens (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Sekilas Tentang S7-300 PLC Siemens

Pengalamatan S7-300 PLC Siemens :

1. Alamat Input

Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi pada PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral (ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0 sampai dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan peripheral tersebut dapat digunakan sebagai alamat perantara.

2. Alamat Output

Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di modul training) dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5

3. Alamat Memory

Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori yang berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area, address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word.

Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :

∗ Addressing Input Register (I) : Format :

Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0 Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4

∗ Addressing Output Register (Q) : Format :

Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q124.0 Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4

∗ Addressing Variabel Memory area (V) : Format :

Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V124.0 Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4

∗ Addressing Bit Memory area (M) : Format :

(2)

Pemrograman PLC Siemens

Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan untuk membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :

− Bit Logic

Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1 menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif.

Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic : ƒ --| |-- Normally Open Contact

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya adalah terbuka.

Simbol <address> --| |-- Penjelasan :

Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan menjadi tertutup (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’.

ƒ --| / |-- Normally Closed Contact

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya adalah tertutup.

Simbol <address> --| / |-- Penjelasan :

(3)

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“.

ƒ --| NOT |-- Invert Power Flow

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan, misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.

Simbol --| NOT|-- Penjelasan :

Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input. Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai “1“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “0“

ƒ --( ) Output Coil

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output. Simbol

<Address> --( ) Penjelasan :

Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.

(4)

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai “1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk sinyal output Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai “0“ atau hanya sinyal input I124.2 bernilai “1“.

ƒ --( # )—Midline Output

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang terletak di tengah.

Simbol <address> --( # )— Penjelasan :

Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.

Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7. Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0 dan I1.1 aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga saklar I1.0, I1.1 dan I1.2 aktif.

ƒ --( R ) Reset Coil

Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik keluaran (output) maupun timer ataupun counter.

Simbol

Penjelasan :

Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.

(5)

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Output Q124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai “1“. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“ meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif.

ƒ --( S ) Set Coil

Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik keluaran (output) maupun timer ataupun counter.

Simbol

Penjelasan :

Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.

Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin kita set.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1 berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif walaupun saklar yang ada di depannya masih terbuka.

− Timers

(6)

Macam-macam timer

Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:

BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“ ke “0“ maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-reset.

S_PULSE

(7)

- S_PEXT (Extended Pulse Timer) T no.

T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset

BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-reset.

S_PEXT

(8)

- S_ODT (On Delay Timer) T no.

T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset

BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset).

S_ODT

(9)

- S_ODTS (Retentetive On Delay Timer) T no.

T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset

BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “1“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.

S_ODTS

(10)

- S_OFFDT (Off Delay Time) T no.

T no. = no indikasi timer S = input awal TV = nilai timer R = reset

BI = nilai timer dengan format interger BCD = nilai timer dengan format BCD Q = status output timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-reset.

S_OFFDT

(11)

− ---( SP ) Pulse Timer Coil < T no. > ---( SP ) < Time Value >

T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (”1”). Jika input berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”. Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0” sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal output bernilai ”1” selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset).

− ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil < T no. >

---( SE ) < Time Value >

T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer

Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan awal bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“.

(12)

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di-reset.

− ---( SD ) On-Delay Timer Coil < T no. >

---( SD ) < Time Value >

T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti

(13)

Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset).

− ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil < T no. >

---( SS ) < Time Value >

T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.

Contoh Aplikasi :

(14)

− ---( SF ) Off-Delay Timer Coil < T no. >

---( SF ) < Time Value >

T no. = no indikasi timer Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai ”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”.

Contoh Aplikasi :

(15)

Counter

Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,

Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory area.

Nilai counter seharga 0 sampai 999

Macam – macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai S_CUD Up-Down Counter

S_CD Down Counter S_CU Up Counter ---( SC) Set Counter Coil ---( CU) Up Counter Coil ---( CD) Down Counter Coil

ƒ S_CUD Symbol

C no. Nama counter CU input Count up CD input Count down

S set input untuk menjalankan counter

PV nilai banyaknya menghitung : C#<banyaknya nilai> R reset input

Q status dari counter

Penjelasan

S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input untuk CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari ”999“. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu.

(16)

Contoh

Penjelasan

Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter dicontohkan dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up maka Q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0.

Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU.

ƒ ---( SC ) Symbol

< C no.> nama counter ---( SC)

< preset value > nilai set counter

Penjelasan

---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.

Contoh

Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100

ƒ ---( CU ) Symbol

< C no.> nama counter ---( CU )

Penjelasan

(17)

Contoh

Penjelasan

Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses dan untuk mereset jika I0.2

ƒ ---( CD )

Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU )

ƒ RS ( Reset-Set Flip Flop) Simbol

Penjelasan :

RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap “1“. Nilai output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah aktif)

(18)

ƒ SR Set-Reset Flip Flop Simbol

Penjelasan :

SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset. Contoh Aplikasi :

Penjelasan :

Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0 bernilai “1“. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q 124.0 tetap “1“. Nilai output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat set telah aktif)

Referensi

Dokumen terkait

terjadi perubahan data fisik atau data yuridis. Setelah Akta Jual Beli telah selesai dibuat maka selanjutnya dilakukan pendaftaran peralihan Hak Milik atas tanah

Mahasiswa mampu bertindak dan berperilaku timbal balik antar sesama dalam kegiatan organisasi pada saat perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan teknik sipil, dan mampu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana partisipasi masyarakat dalam meningkatkan penggunaan Zona Selamat Sekolah khususnya di SD Negeri Madyotaman Kota

Menyediakan pekerja dan lain-lain peralatan bagi kerja-kerja membersih, menggred dan merata bahu jalan sedia ada dari segala bahan yang tidak dikehendaki dari tapak bina

Dalam tahap ini telah terbentuk Kristal garam kalium nitrat yang berwarna putih dan berbentuk menyerupai jarum, kemudian selanjutnya adalah tahap pemurnian dengan cara

Atas berbagai peran yang dimiliki oleh wanita karir yang juga single parent dan memiliki anak tunarungu tentunya tidak sedikit beban dan tantangan yang harus

melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf

Spektra reflektansi dari lapisan tembaga kobal yang disintesis menggunakan prekursor 0.1M dengan 10 kali siklus pencelupan-pengeringan (coating dengan absorptansi