Halaman Judul
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE
TAHAP I
Oleh:
FANI FAKHRUROZI H1D007060
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PURBALINGGA
Halaman Persyaratan
LEMBAR PERSYARATAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE
TAHAP I
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman
Disusun oleh: FANI FAKHRUROZI
H1D007060
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PURWBALINGGA
Halaman Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE
TAHAP I
Disusun oleh: FANI FAKHRUROZI
H1D007060
Disetujui dan disahkan
Pada tanggal : ……….
Mengetahui,
PT. PANORAMA SEMESTA Pembimbing Lapangan
Ganda Setiawan, ST.
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Dosen Pembimbing
Ir. Agus Margiwiyatno, MS., Ph.D. Yanuar Haryanto , ST., M .Eng NIP. 19620222 198702 1 001 NIP. 19810117 200505 1 001
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik dengan judul “PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE Tahap I”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pendidikan S1 di Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Terselesaikannya laporan kerja praktik ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, yaitu:
1. Bapak Ir. Agus Margiwiyatno, M.S., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 2. Bapak Bagyo Mulyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kerja praktik.
3. Bapak Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan kerja praktik.
4. Bapak Prayit, selaku Pimpinan Proyek, Bapak Ganda Setiawan, S.T dan Bapak Iwan Purwoko, S.T selaku pengawas proyek sekaligus pembimbing kerja praktik.
5. Semua teman seperjuangan angkatan 2007 yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktik.
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan kerja praktik ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga laporan kerja praktik ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang membutuhkan.
Purbalingga, November 2012
DAFTAR ISI
2.5 Unsur – unsur Pengelola Proyek...15
2.5.1 Pemilik proyek (owner)...16
2.5.2 Konsultan Perencana (designer)...18
2.5.3 Konsultan pengawas...19
2.6 Tugas dan tanggung jawab penyedia jasa...22
2.7 Hubungan Kerjasama Pengelola Dalam Proyek...27
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI...29
3.1 Peralatan yang Digunakan...29
BAB IV ANALISIS KAPASITAS BALOK ...70
4.1 Prosedur Analisis Penampang Beton Bertulang...70
4.2 Prosedur Analisis dengan Program Response-2000...74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek... 7
Gambar 2.2 Hubungan Pengelola...16
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek di Lapangan...21
Gambar 3.1 Theodolith...30
Gambar 3.2 Rambu Ukur...31
Gambar 3.3 Alat Pembengkok Tulangan...31
Gambar 3.4 Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)...32
Gambar 3.5 Molen...33
Gambar 3.6 Ember...33
Gambar 3.7 Bekisting Balok...34
Gambar 3.8 Bekisting Pelat Lantai...34
Gambar 3.9 Concrete Vibrator...36
Gambar 3.10 Perancah/Schafolding...36
Gambar 3.11 Gergaji...37
Gambar 3.12 Meteran...37
Gambar 3.13 Truk Pengangkut ...38
Gambar 3.14 Semen Portland (Holcim) dan Water Proofing...40
Gambar 3.15 Pasir...40
Gambar 3.24 Metal deck...48
Gambar 3.27 Pemasangan Wiremesh...50
Gambar 3.28 Tulangan Pengunci Wiremesh...50
Gambar 3.29 Penguncian Wiremesh...50
Gambar 3.30 Uji Slump...52
Gambar 3.31 Proses Pengecoran Balok dan Pelat...52
Gambar 3.32 Pemadatan Beton...53
Gambar 3.33 Pembongkaran Bekisting...54
Gambar 3.34 Pekerja Tidak Memakai Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...68
Gambar 4.1 Diagram Hubungan Tegangan Regangan...71
Gambar 4.2 Tampilan Awal Program Response-2000...74
Gambar 4.3 Menu Preference Program Response-2000...75
Gambar 4.4 Langkah Pertama...75
Gambar 4.5 Langkah Kedua...76
Gambar 4.6 Langkah Ketiga...76
Gambar 4.7 Langkah keempat...77
Gambar 4.8 Menu Material Properties Response-2000...77
Gambar 4.9 Menu Concrete Detail Response-2000...78
Gambar 4.10 Menu Rebar Detail Response-2000...79
Gambar 4.11 Menu Longitudinal Reinforcement Program Response-2000...79
Gambar 4.12 Menu Transverse Reinforcement Program Response-2000...80
Gambar 4.13 Menu Full Member Properties Program Response-2000...81
Gambar 4.14 Menu Loads Response-2000...81
Gambar 4.15 Contoh Hasil Full Member Analysis Response-2000...82
Gambar 4.16 Contoh Hasil Analisis Penampang Response-2000...83
Gambar 4.17 Permodelan Pembebanan Gedung Pada SAP2000...84
Gambar 4.18 Momen Ultimit yang Terjadi menggunakan SAP2000...84
Tabel 2.1 Tipe-tipe fondasi footplate...8
Tabel 2.2 Tipe-tipe sloof dan penulangannya...8
Tabel 2.3 Tipe kolom lantai semi basement...9
Tabel 2.4 Tipe kolom lantai 1 (satu)...9
Tabel 2.5 Tipe kolom lantai 2 (dua)...10
Tabel 2.6 Tipe kolom lantai 3 (tiga)...10
Tabel 2.7 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 1 (satu)...11
Tabel 2.8 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 2 (dua) dan 3 (tiga)...11
Tabel 2.9 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap...11
Tabel 2.10 Spesifikasi Wiremesh...12
Tabel 4.1 Perhitungan Mn menggunakan Response 2000...85
Lampiran 1 Hasil perhitungan balok dengan mengunakan metode SNI
Lampiran 2 Hasil perhitungan balok dengan mengunakan metode Response-2000
Lampiran 3 Hasil Perhitungan balok dengan menggunakan SAP 2000
Lampiran 4 Berkas-berkas persyaratan kerja praktik dan SPK
Lampiran 5 Shop Draw Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store and Office Tahap I Purwokerto
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Kerja Praktik
Kerja praktik merupakan mata kuliah dalam kurikulum program strata satu
yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa jurusan Teknik Sipil di
lingkungan Universitas Jenderal Soedirman. Kerja Praktik ditempuh oleh
mahasiswa yang telah mengambil 100 SKS dan berada di semester 6 atau lebih
dan dilaksanakan selama 60 hari atau 2 bulan. Itu merupakan persyaratan
akademik, Selain persyaratan akademik terdapat persyaratan administratif yaitu
dengan mengajukan berkas-berkas data kerja praktik ke bapendik yang
selanjutnya akan diproses untuk diajukan ke tim komisi kerja praktik. Selanjutnya,
hasil kerja praktik dibuat suatu laporan dan diseminarkan sebagai dasar
memperoleh nilai mata kuliah kerja praktik.
Proyek yang akan dijadikan sebagai tempat kerja praktik harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan. Untuk proyek gedung harus memenuhi
kriteria luas bangunan minimal 1000 m2, jumlah lantai minimal 2 lantai, dan nilai
proyek minimal sebesar Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). Sedangkan
syarat untuk proyek jalan adalah panjang jalan minimal 2 km dan nilai proyek
minimal Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). Dan untuk proyek jembatan
mempunyai syarat bentang jembatan minimal 25 m dan nilai proyek minimal Rp.
Proyek yang dipilih untuk tempat kerja praktik adalah Proyek Pembangunan
Gedung Convenience Store & Office yang berlokasi di Kota Purwokerto.
Pertimbangan untuk menjadikan proyek ini sebagai tempat kerja praktik adalah
karena telah terpenuhinya syarat-syarat tempat kerja praktik yang ditentukan oleh
tim komisi kerja praktik. Syarat tersebut adalah luas bangunan lebih dari 1000 m2
dan nilai kontrak minimal Rp. 2.000.000.000,00 (2 milyar rupiah). Pertimbangan
yang lain adalah karena proyek tersebut dalam pelaksanaannya menggunakan
metal deck sebagai bekisting pelat yang saat ini masih jarang digunakan. Oleh
karena itu penyusun memilih melakukan kerja praktik di Proyek Pembangunan
Gedung Convenience Store & Office Purwokerto.
2 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dilaksanakannya kerja praktik adalah:
1. Mahasiswa dapat melengkapi bekal teori pelaksanaan pekerjaan balok dan
pelat yang didapat di perkuliahan dengan pengalaman praktik di lapangan.
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui unsur-unsur yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat sehingga pekerjaan tersebut dapat
terlaksana dengan baik.
3. Mahasiswa diharapkan dapat membandingkan antara teori yang diperoleh
dengan pelaksanaan di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
balok dan pelat sehingga dapat memperoleh keseimbangan ilmu keteknikan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam
5. Mengumpulkan dokumentasi proyek berupa foto, shop drawing, kurva S,
serta data-data penunjang lainnya mengenai pelaksanaan struktur atas gedung
yang meliputi pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting dan pengecoran di
lapangan.
3 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang diperoleh dalam melakukan kerja praktik di Proyek
Pembangunan Gedung Convenience Store & Office adalah dapat menambah
pengetahuan tentang proses konstruksi di lapangan dengan pengamatan langsung
selama kerja praktik.
4. dialog dan wawancara dengan pengawas dan kontraktor,
5. pengumpulan data – data tertulis dan gambar proyek dari kontraktor.
Di dalam laporan Kerja Praktik ini terdiri dari lima bab, antara lain:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang kerja praktik, tujuan kerja praktik, manfaat
kerja praktik, metode penyusunan dan pengumpulan data, dan sistematika
2. BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
Bab ini terdiri dari latar belakang proyek, tujuan proyek, data-data proyek dan
organisasi proyek.
3. BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT
Bab ini meliputi sumber daya proyek, pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat,
pengendalian proyek dan analisis penulangan balok dan pelat lantai.
4. BAB IV ANALISIS
Bab ini meliputi penjelasan mengenai analisis perhitungan kapasitas balok dan
pelat dengan menggunakan metode SNI, RESPONSE-2000, dan SAP 2000.
5. BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Purwokerto
merupakan salah satu bagian dari proyek pengembangan kawasan Hotel Horizon
di kota Purwokerto. Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office
Purwokerto merupakan salah satu usaha atau cara yang dilakukan oleh pihak
owner guna menambah fasilitas dari kelengkapan sarana dan prasarana hotel
Horizon Purwokerto.
Secara struktur Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office
Purwokerto ini terdiri dari 4 lantai. Gedung Convenience Store & Office ini
digunakan sebagai kantor dan tempat perbelanjaan, yang terdiri dari ruang semi
basement pada lantai dasar, ruang kerja, ruang perbelanjaan, gudang, musholla
dan toilet. Gedung Convenience Store & Office ini juga dilengkapi dengan tempat
parkir motor yang berada di lantai satu, kantin, dan gudang. Untuk mendukung
fungsi dari Gedung Convenience Store & Office ini maka dilengkapi dengan
beberapa fasilitas pendukung antara lain instalasi listrik, instalasi air bersih dan air
kotor serta instalasi penangkal petir.
2 Data Umum Proyek
Di dalam data umum proyek memuat informasi tentang nama proyek, lokasi
proyek, sumber dana proyek, nilai kontrak, masa kontrak dan jenis kontrak.
1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Convenience Store &
Office Kota Purwokerto (Tahap I)
2. Lokasi : Jalan Dr.Angka 97-Purwokerto, Jawa Tengah
3. Pemilik Proyek (owner) : PT. Panorama Semesta
4. Kontraktor Pelaksana : PT. Panorama Semesta
5. Konsultan Perencana : Petro Arkonindo-Bandung
6. Konsultan Pengawas : Marina Widya Karya
7. Waktu Pelaksanaan : 180 hari kalender
8. Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender
9. Luas Bangunan : 2203,3 m2
10. Nilai Kontrak : Rp 2.361.088.000,00
11. Jenis Kontrak : Unite Price Contract
12. Sumber Dana : PT. Panorama semesta
3 Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota Purwokerto
terletak satu kompleks dengan Hotel Horizon Kota Purwokerto yang berada di
Jalan Dr. Angka 97 (Gambar 2.1). Secara geografis, gedung ini dibatasi oleh: 1. sebelah utara : Komplek Perumahan Permata Hijau,
2. sebelah timur : Jalur akses komplek Perumahan Permata Hijau, 3. sebelah selatan : Komplek Ruko Permata Hijau, dan
Gambar 2.1 Lokasi Proyek
4 Data struktur 1. Elevasi bangunan
Gedung Convenience Store & Office ini terdiri dari 3 (tiga) lantai utama dan
1 lantai semi basement, adapun untuk elevasi tiap lantai adalah sebagai berikut ini.
a. lantai semi basement : -2,80 m,
b. lantai 1 : +1,75 m,
c. lantai 2-plafond : +5,75 m,
d. lantai 3-plafond : +9,75 m,
e. lantai atap : +13,80 m.
2. Fondasi
Fondasi yang digunakan pada proyek ini adalah fondasi telapak (footplate)
a. Fondasi telapak dengan kedalaman 2 m dan 2,50 m dari muka tanah asli,
mutu beton K225 (18,675 Mpa), dan tulangan yang dipakai pada fondasi
ini adalah tulangan baja polos dengan diameter 13 mm (Ø13) dan
tulangan baja ulir dengan diameter 19 mm (D19), 22 mm (D22).
b. Fondasi pasangan batu belah kedalaman kurang dari 1 m dengan
komposisi 1:6.
Beberapa tipe fondasi telapak dan dimensi yang digunakan pada struktur
Gedung Convenience Store & Office Kota Purwokerto dapat dilihat pada tabel
2.1.
Tabel 2.1 Tipe – tipe fondasi footplate
Tipe Dimensi(cm)
Store & Office ini mempunyai dimensi 20x40 dan 15x40, data selengkapnya
dapat dilihat dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tipe-tipe sloof dan penulangannya
Tipe Dimensi (cm) Tulangan tumpuan atau lapangan
Tulangan atas Tulangan bawah Sengkang
TB1 20 x 40 5D13 2D13 Ø8-100
TB1’ 20 x 40 2D13 4D13 Ø8-200
TB2 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100
TB2’ 20 x 40 2D13 3D13 Ø8-100
Purwokerto ini dipakai beberapa tipe kolom dengan dimensi yang berbeda – beda
dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan
beban. Mutu beton yang digunakan adalah K225 (fc’ = 18,675 MPa), dengan mutu
baja fy = 320 Mpa. Data selengkapnya untuk diameter tulangan utama dan
tulangan geser yang digunakan pada masing-masing tipe kolom dapat dilihat pada
tabel 2.3, 2.4 dan 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.3 Tipe kolom lantai semi basement
Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang
Tumpuan Lapangan
K1 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K3 30 x 40 14D16 Ø10-100 Ø10-200
K4 30 x 40 14D16 Ø10-100 Ø10-200
Tabel 2.4 Tipe kolom lantai 1 (satu)
Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang
Tumpuan Lapangan
K1 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K3 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang
Tumpuan Lapangan
K1 20 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200
K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K3 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
Tabel 2.6 Tipe kolom lantai 3 (tiga)
Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang
Tumpuan Lapangan
K1 20 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200
K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
K3 30 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200
K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200
Keterangan : untuk tulangan tumpuan atau lapangan tersebut di atas, perbedaannya hanya pada jarak sengkangnya saja.
5. Balok
Pada proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota
Purwokerto dipakai beberapa profil balok dengan dimensi yang berbeda-beda dan
penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan
beban. Mutu beton yang digunakan adalah setara dengan mutu K225 (fc’ = 18,675
Mpa), dengan mutu baja fy = 320 Mpa. Secara umum diameter tulangan utama
yang digunakan adalah D16, D13, dengan sengkang yang berdiameter Ø10 dan
Ø8, untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.7, 2.8 dan 2.9 berikut ini.
Tip
atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 25 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 3D16 5D16 3/2Ø10-200
B2 20 x 45 6D16 3D16 Ø10-100 2D16 3D16 Ø10-200 B3 20 x 45 3D16 2D16 Ø10-100 2D16 3D16 Ø10-200
B4 20 x 40 7D13 4D13 Ø8-100 2D13 4D13 Ø8-200
B5 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 3D13 Ø8-200
B6 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
B7 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 7D13 Ø8-200
Tabel 2.8 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 2 (dua) dan 3 (tiga)
Tipe Dimensi(cm) TulanganTulangan Tumpuan Tulangan Lapangan atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 25 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 3D16 6D16 3/2Ø10-200
B2 25 x 45 8D16 4D16 Ø10-100 2D16 6D16 Ø10-200
B3 20 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 4D16 4D16 3/2Ø10-200
B4 20 x 45 5D16 3D16 Ø10-100 2D16 5D16 Ø10-200
B5 20 x 40 6D13 3D13 Ø8-100 2D13 4D13 Ø8-200
B6 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 3D13 3D13 Ø8-200
B7 20 x 40 4D13 2D13 Ø8-100 2D13 3D13 Ø8-200
B8 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
B9 20 x 30 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
Tabel 2.9 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap
Tipe Dimensi (cm) TulangaTulangan Tumpuan Tulangan Lapangan n atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 20 x 45 5D16 3D16 3/2Ø10-100 3D16 7D16 3/2Ø10-200
B2 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 5D13 Ø8-200
B3 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 3D13 8D13 Ø8-200
Lanjutan Tabel 2.9Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap
B5 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
B6 20 x 40 4D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
B7 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
B8 15 x 30 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200
6. Pelat
Tebal pelat beton yang direncanakan pada struktur Gedung Convenience
Store & Office Kota Purwokerto adalah 12 cm dengan menggunakan susunan
metal deck yang terbuat dari baja HI-TEN G550 dengan tebal 0,50 mm panjang 7
m (max 14 m) dan lebar 1 m. Metal deck ini digunakan sebagai bekisting tetap dan
tulangan positif searah secara bersamaan. Selain itu juga digunakan wiremesh
(jaring kawat baja las) yang digunakan sebagai pengganti tulangan dengan ukuran
Ø8 mm dan mutu beton K225 (fc’ = 18,675 Mpa), data selengkapnya untuk
spesifikasi wiremesh bisa dilihat pada tabel 2.10 berikut ini.
Manajemen suatu proyek adalah kegiatan merencanakan, mengelola,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek menggunakan
pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal
(Dipohusodo, 1996).
Secara umum, yang dimaksud dengan mengelola suatu proyek adalah
mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri atas tenaga kerja,
tenaga ahli, material, dana dan lain-lain dalam satu gerak langkah yang sinkron
untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Sarana untuk mencapai maksud
tersebut adalah organisasi.
Dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian
tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan disusun dan
diletakan dalam organisasi. Susunan organisasi berbeda-beda sesuai dengan tujuan
perusahaan. Hal ini berarti bahwa tidak satu pun struktur organisasi yang dapat
digunakan untuk segala macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama.
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan, maka sumber-sumber dasar yang tersedia harus mengalami
proses manajemen. Proses manajemen terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling), agar proses berjalan efektif dan efisien dengan hasil yang optimal
(Dipohusodo, 1996). Keempat fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.
Perencanaan (planning) adalah kegiatan pertama yang dilakukan dalam
administrasi. Perencanaan berarti menetapkan tujuan berdasarkan perkiraan apa
yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang, dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya perubahan dan masalah pada waktu tersebut.
Dalam perencanaan umumnya sangat memperhatikan hal-hal adalah:
a. apa yang akan terjadi,
b. mengapa hal itu dilakukan,
c. bagaimana akan dilaksanakan,
d. siapa yang akan melaksanakan,
e. mengadakan penelitian, dan
f. kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan dan perubahan rencana.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian (organizing) adalah penentuan, pengelompokkan dan
pengaturan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan ini
meliputi penugasan kepada orang-orang dalam kegiatan serta penunjukan
hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan
untuk melaksanakan kegiatan.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan (actuating) adalah kegiatan pelaksanaan, merupakan tindakan
agar semua anggota kelompok dengan kesadaran berusaha untuk mencapai tujuan
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) adalah kegiatan mengawasi aktivitas-aktivitas
pekerjaan, agar sesuai dengan sasaran. Setelah selesai disiapkan rancangannya,
maka penting sekali untuk segera mengecek pekerjaan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana semula. Apabila terjadi penyimpangan, maka perlu
peringatan supaya segera mengambil tindakan perbaikan. Sistem pengawasan
yang dilaksanakan adalah pengawasan mutu bahan, serta mutu produksi dan
peralatan permesinan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang ada.
6 Unsur – unsur Pengelola Proyek
Dalam proses pelaksanaan pembangunan yang berupa bangunan sipil,
bangunan instansi maupun bangunan gedung akan melibatkan orang atau badan
yang melaksanakan pekerjaan bangunan tersebut. Orang atau badan yang
melaksanakan proses pembangunan tersebut disebut unsur-unsur pengelola
proyek. Unsur-unsur pengelola proyek ini saling berkaitan satu dengan yang
lainnya dan berhubungan mengikuti pola hubungan kerja yang telah ditetapkan.
Setiap unsur pengelola proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan
wewenang sesuai dengan kedudukan dan kegiatan yang dilakukan. Bagan struktur
hubungan antar pengelola proyek, pada Proyek Pembangunan Gedung
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung Jawab
: Garis Koordinasi
Gambar 2.2 Hubungan Pengelola
7 Pemilik proyek (owner)
Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan yang memberikan
pekerjaan bangunan dan membiayai pekerjaan tersebut. Pemberi tugas ini dapat
berupa perorangan, badan atau instansi baik swasta maupun pemerintah. Pemilik Proyek ( owner )
PT. Panorama Semesta
Konsultan Perencana Petro Arkonindo
Bandung
Konsultan Pengawas Marina Widya
Karya
Adapun tugas dan wewenang secara umum dari pemberi tugas (owner)
antara lain sebagai berikut:
1. Memberi ide, gagasan dan nasihat serta instruksi kepada pelaksana proyek
melalui pengawas pelaksana proyek serta menerima laporan kemajuan proyek
dari pengawas.
2. Membentuk panitia kegiatan serta panitia lelang bila diadakan lelang
pekerjaan dan mempunyai wewenang untuk menentukan dan
mengangkatperencana, manajer konstruksi, dan kontraktor. Dalam proses
tender menentukan pihak pelaksana, panitia lelang harus menerima dokumen
penawaran dari pihak kontraktor yang mendaftar, berkewajiban untuk
menyediakan tempat dan menyediakan dana yang diperlukan untuk
terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.
3. Bersama-sama pengawas ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan danberhak
memberi instruksi kepada kontraktor, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
4. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima
atau menolak suatu pekerjaan, apabila sudah sesuai rencana kerja maka tidak
berkeberatan untuk menyetujui.
5. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana.
6. Mengesahkan terjadinya pekerjaan dan membuat surat perintah kerja (SPK)
kepada pelaksana serta menandatangani berita acara pemeriksaan.
7. Memberikan fasilitas yang kiranya perlu untuk menghindari terjadinya
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota
Purwokerto yang bertindak sebagai Owner adalah PT. Panorama Semesta.
8 Konsultan Perencana (designer)
Perencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan lengkap
dari pekerjaan suatu bangunan. Perencana dapat berupa perorangan atau
kelompok yang berbadan hukum yang bergerak di bidang perencanaan pekerjaan
bangunan. Konsultan perencana pada proyek pembangunan Proyek Pembangunan
Gedung Confenience Store & Office Purwokerto ini adalah Petro Arkonindo
Bandung. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari konsultan
perencana adalah:
1. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja dan
syarat (RKS), hitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya,
2. Bertanggung jawab penuh atas seluruh desain dan rancangan teknis yang
dibuatnya,
3. Memberikan usulan atau saran mengenai hal-hal yang bersifat teknis
kepada pemberi tugas,
4. Secara berkala meninjau lapangan utuk melihat kemajuan pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor pelaksana agar tidak menyimpang dari dokumen
kontrak,
5. Ikut serta mempertimbangkan usul-usul pemberi tugas atau kontraktor
mengenai struktur, arsitektur, maupun estetika jika terdapat keraguan atas
6. Membuat gambar revisi jika ada perubahan,
7. Berkewajiban menerima imbalan jasa sesuai dengan perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya.
9 Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan atau perorangan yang ditunjuk
khusus untuk mewakili pemberi tugas dalam mengawasi jalannya pelaksanaan
pekerjaan supaya hasil pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan isi dokumen
kontrak yang telah disepakati. Adapun tugas dan kewajiban konsultan pengawas
adalah sebagai berikut ini.
1. Membimbing dan mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Mengatur, meneliti dan menerima pembayaran angsuran biaya
pelaksanaan pekerjaan.
3. Membuat gambar-gambar tambahan atau revisi jika perlu dan memeriksa dan memperbaiki gambar-gambar kerja yang dibuat kontraktor.
4. Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemberi tugas yang berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.
5. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang.
6. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu material yang akan digunakan dalam proyek.
8. Menyusun berita acara rapat yang telah dikoordinasikan pada saat rapat koordinasi antar unsur pengelola proyek.
9. Memberikan saran-saran yang menyangkut masalah yang timbul dalam pelaksanaan dan memonitor waktu pelaksanaan agar sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota
Purwokerto yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah Marina Widya
Karya.
10 Kontraktor pelaksana
Pelaksana adalah orang atau badan yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai
dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, pihak pelaksana atau kontraktor dapat
menunjuk sub kontraktor untuk membantunya dalam melaksanakan pekerjaan
dengan sepengetahuan pemberi tugas (owner) dan unsur pengelola proyek lainya.
Tugas, kewajiban dan wewenang tim pelaksana adalah berikut ini.
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar rencana,
risalah pekerjaan, peraturan dan syarat-syarat.
2. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai
pekerjaan untuk memudahkan pelaksanaan.
4. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui oleh
pengawas disertai keterangan mutu bahan, alat dan hasil test laboratorium.
5. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul
dilapangan kepada perencana dan pengawas.
6. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.
7. Menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian.
8. Membuat jadwal kerja.
9. Menyerahkan pekerjaan kepada pemilik proyek apabila pekerjaan
telah sesuai secara keseluruhan.
10. Menjamin pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak.
Pada Proyek Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office
Kota Purwokerto yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT.
Panorama Semesta. Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor membentuk bagan
struktur jabatan, tugas dan wewenang agar pelaksanaan menjadi mudah dan
terkoordinir. Struktur organisasi perusahaan pelaksana di lapangan dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Dari gambar bagan struktur organisasi pengguna jasa tersebut dapat
dijabarkan tugas dan tanggung jawab berdasarkan kedudukannya.
11 Tugas dan tanggung jawab penyedia jasa
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personil yang ada dalam
organisasi penyedia jasa dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung
Convenience Store & Office Kota Purwokerto adalah sebagai berikut:
1. Kepala Proyek (Project Manager)
Tugas dan tanggung jawab seorang kepala proyek yaitu sebagai berikut:
a. bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas, dan
wewenang yang diterapkannya.
b. mewakili perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pihak luar (Direksi Lapangan, Konsultan, dan pemilik
Proyek).
c. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan proyek pihak yang berwenang/pemerintah, dan melakukan
pengawasan mutu dan keselamatan kerja.
2. Site Operasional Manager (SOM)
Tugas dan tanggung jawab seorang kepala proyek yaitu sebagai berikut:
a. bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan,
b. bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas, dan
c. bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan
(terhadap kontrak), dan
d. bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan
rencana mutu kontrak.
3. Pelaksana
Pelaksana struktur mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menganalisa
sistem desain konstruksi yang berhubungan dengan struktur. Dalam
pekerjaannya pelaksana didampingi oleh asisten pelaksana. Pelaksana
Mechanical Engineering dan Electrical Engineering ( Pelaksana M & E ).
Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:
a. menyimpan gambar kerja dengan baik dan tidak boleh merubah
gambar
kerja,
b. melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana
mutu (Instruksi Kerja), spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
diterimanya dengan mengarahkan tukang atau bos borong/sub kontraktor
dan pekerja sehingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan
biaya,
c. melaksanakan disposisi terhadap hasil pekerjaannya yang sesuai
dengan persyaratan,
e. melaporkan prestasi kerja ke bagian Manajer Operasi,
f. membuat Buku Harian Pelaksanaan Sipil (BHPS),
g. memimpin, menggerakkan, mengkoordinir, dan mengawasi serta
membimbing bawahannya termasuk pelatihan terhadap sub kontraktor
dan mandor borong, dan
h. menyelenggarakan percetakan-percetakan atas tindakan yeng
telah dikerjakan baik kualitatif maupun kuantitatif untuk membuat
laporan-laporan mingguan.
4. Administrasi dan Keuangan Proyek (KUP)
Tugas dan tanggung jawab seorang administrasi dan keuangan proyek yaitu
sebagai berikut:
a. melakukan seleksi/merekrut tenaga kerja di proyek sebagai
pegawai harian lepas proyek atau harian lepas yang dipakai Bas Borong,
b. menyimpan arsip kebutuhan training yang dibuat KUP maupun
Kepala Proyek,
c. membuat laporan keuangan/laporan kas bank proyek,
d. melaksanakan verifikasi pemeriksaan bukti-bukti yang akan
dibayar,
e. melayani tamu-tamu dari intern maupun extern, dan tugas umum,
f. mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, Asuransi Tenaga
Kerja (ASTEK), serta kepersonaliaan,
h. mengadakan opname kas setiap akhir pekan atas kuasa Kepala
Proyek,
i. pembayaran gaji dan tunjangan karyawan,
j. membuat Laporan Akuntansi Proyek setiap akhir bulan dibantu
oleh petugas khusus,
k. menyiapkan data dan menyelesaikan perpajakan/retribusi,
l. mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik dan selalu
melaporkan
perkembangan proses tagihan/termin ke Kepala Bagian Administrasi atau
Kepala Seksi Keuangan,
m. membantu Kepala Proyek dalam bidangnya, terutama
menyangkut sumber daya manusia dan keuangan, dan
n. melaporkan ke Pemerintah Daerah/lurah/kepolisian/koramil
setempat atas keberadan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
5. Pembekalan (logistik)
Tugas dan tanggung jawab logistik yaitu sebagai berikut:
a. melakukan pembelian barang atau alat sesuai dengan tingkatan
proyek,
b. menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik
barang/alat yang dipasok,
c. memberi label pada setiap barang yang disimpannya untuk
d. bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan
mencatat keluar-masuknya barang di gudang,
e. mengelola penyediaan bahan/material dalam jumlah yang
cukup/memadai pada waktu diperlukan,
f. menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan
lain yang berhubungan dengan tugasnya,
g. membuat Berita Acara Penerimaan/Penolakan material setelah
pengontrolan kualitas dan kuantitas oleh pengawas mutu,
h. mencari data jumlah bahan-bahan beserta harganya dari supplier
perorangan,
i. selalu koordinasi dengan bagian teknik dan pelaksaaan dalam
pengiriman material, dan
j. mengamankan dan menginventarisir aktiva perusahaan
(bahan/material perusahaan).
6. Drafter
Tugas dan tanggung jawab seorang drafter yaitu sebagai berikut:
a. Membuat gambar kerja pelaksanaan (Drawing) dan As-built
Drawing termasuk membuat catatan hasil konsultasi dengan Pemberi
Tugas atau wakilnya.
b. Mengendalikan buku-buku Standar Internal dan Eksternal bila
terdapat di proyek.
c. Pembuatan gambar-gambar prasarana, pengukuran (dengan
d. Memelihara bukti-bukti kerja.
7. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab seorang surveyor yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pengukuran cross section, long section, dan polygon
sebagai dasar penggambaran konstruksi bangunan.
b. Membantu bagian teknik dalam penggambaran konstruksi
berdasarkan data pengukuran.
c. Pembuatan profil-profil untuk konstruksi yang dikerjakan
sebagai dasar pelaksanaan di lapangan.
d. Membantu bagian teknik dalam pembuatan data-data untuk
pendukung termin.
8. Mandor
Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi para pekerja agar
kegiatan proyek dapat berjalan dengan lancar. Tugas mandor antara lain:
a. mengatur pekerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar, dan
b. meminta keterangan kepada manajer lapangan tentang hal yang tidak
diketahui selama pelaksanaan.
9. Kepala Tukang
Kepala tukang adalah orang yang mengkoordinir tukang-tukang yang
memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang
dimiliki, kepala tukang bekerja secara langsung di bawah perintah mandor.
Pekerja adalah orang yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam suatu
pekerjaan yang bekerja membantu kepala tukang.
12 Hubungan Kerjasama Pengelola Dalam Proyek
Tiap unsur-unsur dalam proyek mempunyai hubungan yang saling terkait
antara satu pengelola dengan pengelola lainnya.
1. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Pengawas
Owner memberikan imbalan jasa atau biaya pengawasan kepada konsultan
pengawas.
2. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Perencana
Konsultan perencana memberikan jasa atau karya perencanaannya kepada
owner, dan owner memberikan imbalan jasa atau biaya perencanaan kepada
konsultan perencana.
3. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Kontraktor
Owner memberikan biaya pelaksanaan sampai proyek pembangunan selesai
dan kontraktor menyerahkan hasil pelaksanaan serta melakukan perawatan
pembangunan.
4. Antara Konsultan Perencana dengan Konsultan Pengawas
Konsultan perencana dan konsultan pengawas saling berkoordinasi mengenai
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Konsultan pengawas mengontrol pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor agar sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang telah
disepakati.
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI
Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Convenience Store & Office
Purwokerto ini terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.
Pekerjaan struktur bawah meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. pekerjaan persiapan
2. pekerjaan pengukuran
3. pekerjaan galian tanah
4. pekerjaan pondasi
Sedangkan untuk pekerjaan struktur atas meliputi tahapan-tahapan kegiatan
1. pekerjaan kolom
diperhatikan dalam penggunaan alat kerja dalam suatu proyek antara lain:
1. kondisi alat harus dalam
keadaan baik dan layak dioperasikan, sebelum dipakai diperiksa terlebih
dahulu mesin, minyak mesin, air untuk pendingin dan sebagainya,
2. diusahakan untuk tidak
membebani alat kerja melebihi kapasitas yang telah ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya,
3. dipilih operator yang
benar-benar ahli dan berpengalaman.
Peralatan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung
Convenience Store & Office adalah sebagai berikut:
1. Peralatan Pekerjaan Pengukuran
Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran, diantaranya untuk
menentukan kedataran posisi balok dan pelat. Theodolith yang digunakan
adalah theodolith tipe Topcon DT-200 series (digital theodolith) dengan
kapasitas 300 m.
Gambar 3.1 Theodolith
b. Rambu Ukur
Rambu ukur merupakan skala pembacaan yang terbuat dari alumunium,
dengan panjang 3m dan 4m. digunakan untuk mengukur berapa
2. Peralatan Pekerjaan Besi Tulangan
a. Alat Pembengkok Tulangan (Bar Bender)
Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk membengkokkan besi
tulangan guna mendapatkan bentuk pembesian yang sesuai dengan
rencana. Besi tulangan dapat dibengkokan 45° ataupun 90° sesuai dengan
kebutuhan.
Gambar 3.3 Alat Pembengkok Tulangan
b. Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
Alat yang digunakan untuk memotong tulangan, alat pemotong tulangan
yang digunakan adalah alat pemotong tulangan otomatis untuk memotong
tulangan berdiameter besar. Merk Bar Cutter yang digunakan adalah
Bosch tipe GCO 2000 dengan spesifikasi memiliki daya 2000 watt,
diameter batu gerinda 355 mm, kecepatan tanpa beban 3500 rpm dan
Gambar 3.4 Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
3. Peralatan Pekerjaan Pembetonan
a. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer)
Mesin Aduk Beton/Molen digunakan sebagai alat pengaduk beton guna
mendapatkan hasil campuran beton yang merata. Dalam proyek ini, beton
yang digunakan untuk proses pembetonan pondasi, kolom, balok maupun
pelat dihasilkan dari hasil mesin aduk beton (molen) bukan ready mix.
Gambar 3.5 Mesin aduk Beton/Molen
b. Ember
Ember digunakan untuk mengangkut material seperti air, pasir , dan
kerikil kedalam molen, selain itu juga ember digunakan untuk
Gambar 3.6 Ember
c. Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton lengkap dengan konstruksi
pendukung yang memungkinkan pengecoran beton sampai mengeras.
Bekisting harus menggunakan bahan yang kuat, tidak berlubang, bersih,
dan permukaannya rata. Bekisting untuk pekerjaan kolom pelat dan balok
menggunakan papan dan kayu, multipleks dengan tebal minimum 9 mm
atau pelat baja (metal deck). Bekisting dirakit dengan menggunakan paku
kayu, baut atau yang lainnya dengan ukuran yang sesuai.
Gambar 3.8 Bekisting Pelat Lantai (metal deck)
d. Concrete Vibrator
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan beton pada saat pengecoran.
Concrete Vibrator ini digunakan selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi
besi tulangan. Pada prinsipnya alat penggetar ini terdiri dari:
1. sumber tenaga (mesin diesel),
2. batang penggetar,
3. jarum penggetar.
Batang penggetar (tongkat besi) dengan jarum penggetar di ujungnya
yang dihubungkan dengan motor kompresor sehingga dapat berputar
menggetarkan adukan beton. Batang penggetar ini bisa digerakkan
melengkung sesuai dengan arah yang dikehendaki.
Dalam penggunaan alat penggetar ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal,
2) selama penggetaran, jarum tidak boleh Horizontal karena dapat
menyebabkan pemisahan bahan,
3) selama penggetaran harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan
atau bagian beton yang mulai mengeras,
4) lapisan adukan beton tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
penggetar atau tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm, sebab pada
pemadatan konstruksi yang tebal yang tidak dilakukan lapis demi
lapis, hasil pemadatannya tidak akan sempurna,
5) jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila sudah mulai
nampak di sekitar jarum atau sekitar 10-15 detik untuk satu posisi (air
semen mulai memisah dari agregat),
6) ujung jarum vibrator diusahakan tidak mengenai tulangan pada saat
pemadatan beton berlangsung.
Gambar 3.9 Concrete Vibrator
e. Perancah/Schafolding
Perancah merupakan alat yang berfungsi sebagai penahan tulangan dan
adukan beton (plat dan balok) yang berupa kayu, bambu atau besi. Pada
proyek ini, kayu dan bambu digunakan sebagai perancah dan penguat
bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan
keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang
akan diterima.
Gambar 3.10 Perancah/Schafolding
4. Peralatan Pekerjaan Kayu
a. Gergaji
Pada proyek ini gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu
pada pembuatan bouwplank, perancah dan bekisting.
Gambar 3.11 Gergaji
Meteran ini berfungsi untuk mengukur kayu sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Gambar 3.12 Meteran
5. Peralatan Pengangkutan
a. Mobil Pengangkut (Truk)
Alat angkut (truk) sangat berguna dalam menunjang kelancaran pekerjaan
yaitu untuk menjamin ketersediaan bahan bangunan di lapangan. Alat ini
juga digunakan untuk mengangkut material campuran beton dan
mengangkut tanah timbunan.
Gambar 3.13 Truk Pengangkut
Sebagai komponen yang sangat menentukan mutu dari hasil pekerjaan, maka
mutu bahan bangunan yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan yang
ada dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS). Penggunaan bahan bangunan
hendaknya bahan yang baru, sedangkan pemakaian bahan bekas atau lama harus
dengan persetujuan dari pemberi tugas agar ada kesesuaian bahan yang dipesan
dengan syarat-syarat yang tertulis dalam RKS.
Agar bahan bangunan tetap dalam kondisi yang layak pakai, maka cara
penyimpanannya harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab pelaksana.
Apabila selama penyimpanan bahan menjadi tidak layak pakai, maka pelaksana
wajib mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Pembangunan Gedung Convenience
Store & Office Purwokerto adalah sebagai berikut ini.
1. Semen yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Semen Portland jenis I.
Merk yang dipilih yaitu semen Holcim dan bahan tambah water proofing
(Acrylic) Sil'on yang digunakan sebagai cairan pelapis anti bocor. Pada
proyek ini tidak dilakukan uji terhadap semen yang digunakan, karena semen
yang digunakan merupakan semen pabrikasi yang telah teruji kekuatannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi menurut RKS yaitu:
a. memenuhi persyaratan SII dan NI 8,
b. penyimpanan semen harus di tempat yang kering dengan lantai terangkat,
bebas pengaruh air dan tanah, dan menurut urutan pengiriman,
d. semen yang telah menggumpal/membatu atau yang telah disimpan lebih
dari 60 hari tidak boleh digunakan,
e. semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah untuk diperiksa,
f. semen harus dilindungi sebaik-baiknya dari pengaruh cuaca dengan
ventilasi secukupnya.
Gambar 3.14 Semen Portland (Holcim) dan Water Proofing
2. Agregrat Halus (Pasir)
Sebelum digunakan, pasir harus diayak terlebih dahulu, sehingga pasir yang
digunakan memenuhi Rencana Kerja dan Syarat (RKS), yaitu :
a. bahan pasir berupa pasir alami, cukup kuat, tidak rapuh, berbutir tajam,
keras dan bersih,
b. komposisi gradasinya terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar
lumpur melebihi 5%, maka agregat harus dicuci. Pasir sebagai bahan
bangunan harus pula terbebas dari bahan-bahan organis yang dapat
Gambar 3.15 Pasir
3. Agregat kasar (Koral)
Agregat kasar yang digunakan berupa batu-batuan yang diperoleh dari
pemecahan batu. Bahan ini terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori, tidak mengandung butir-butir yang pipih melampaui 20 % dari berat
agregat seluruhnya. Selain itu, agregat kasar ini tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1 % terhadap berat keringnya, serta bebas dari bahan-bahan
yang dapat merusak seperti zat-zat yang reaktif alkali.
Gambar 3.16 Koral
4. Baja Tulangan
Kondisi fisik besi tulangan harus baru, berwarna abu-abu dan tidak berkarat.
disamping adanya sertifikat untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus
dimintakan sertifikat contoh dari laboratorium pada saat pendatangan secara
periodik minimal dua percobaan tarik (stress train) untuk setiap 10 ton baja
tulangan. Pada kolom digunakan besi tulangan dengan diameter 22 mm, dan
pada balok digunakan diameter 16 mm.
Gambar 3.17 Baja Tulangan
5. Wiremesh
Wiremesh adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, wiremesh
sangat cocok untuk digunakan pada tulangan lantai pada gedung-gedung
bertingkat. Wiremesh yang digunakan pada proyek ini adalah sebuah produk
dari Batraja dengan diameter 6 x 2 mm untuk pelat lantai semi basement dan
diameter 8 x 2 mm untuk pelat lantai lainnya. Pada proyek ini dipilih
wiremesh karena dinilai akan dapat menghemat pengeluaran dan
Gambar 3.18 Wiremesh (jaring kawat baja)
6. Kawat Bendrat
Kawat bendrat digunakan untuk mengikat baja tulangan satu dengan lainnya
agar bentuk rangka tulangan tidak berubah. Kawat bendrat terbuat dari baja
dengan diameter yang relatif kecil. Diameter kawat bendrat yang digunakan
dalam proyek ini adalah kawat bendrat dengan diameter 1 mm.
Gambar 3.19 Kawat Bendrat
Persyaratan teknis air yang dipergunakan dalam proyek ini adalah air yang
bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis,
atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Sebaiknya
dipakai air yang dapat diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas
air, harus dilakukan test laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang
kelayakan air.
8. Solar
Solar digunakan untuk melapisi bekisting sebelum pengecoran dilakukan baik
kolom, balok ataupun pelat lantai supaya pada waktu pengangkatan kolom,
balok, ataupun pelat lantai tidak menempel di tempat pengecoran.
Gambar 3.20 Solar
5 Pelaksanaan Pekerjaan
Pada pekerjaan struktur atas (upper structure) jenis pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan adalah pekerjaan produksi cast in place. Pekerjaan produksi balok
dan pelat dilaksanakan pada lantai kerja yang meliputi beberapa kegiatan.
a. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Shop drawing yang telah disetujui oleh pihak kontraktor atau konsultan.
c. Kesiapan alat produksi.
d. Kesiapan material yang mencukupi untuk produksi sesuai dengan BQ
(Bill of Quantity).
e. Persiapan tenaga kerja yang dibutuhkan.
f. Penyediaan mix desain beton sesuai spesifikasi teknis.
2. Pemasangan Bekisting
Bekisting (mould) adalah cetakan beton yang biasanya terbuat dari kayu dan
berfungsi untuk membuat beton bertulang supaya mempunyai bentuk dan
ukuran yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang diperhatikan
dalam pekerjaan pemasangan acuan ini antara lain:
a. acuan harus tepat ukuran agar diperoleh ukuran beton sesuai dengan yang
direncanakan,
b. acuan harus cukup kaku, kuat, rapat, dan tidak melendut sehingga tidak
berubah bentuk selama pengecoran dan pelaksanaan,
c. acuan harus rata, sehingga tidak ada bagian yang menjadi menonjol atau
menggelembung,
d. bekisting mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada beton,
serta perlu dipikirkan pemakaian berulang-ulang.
Pada proyek ini, pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bekisting tie beam,
kolom, pekerjaan bekisting balok, dan plat lantai, serta pekerjaan bekisting
dengan menggunakan papan dan kayu. seperti yang tertera pada Gambar 3.7.
Sedangkan untuk bekisting pelat lantai digunakan metal deck yang terbuat
dari baja HI-TEN G550 dengan tebal 0,50 mm panjang 7 m (max 14 m) dan
lebar 1000 mm seperti yang tertera pada gambar 3.8.
3. Penulangan Balok dan Pelat Lantai
Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office ini,
tulangan balok yang digunakan yaitu D16 untuk tulangan utama sedangkan
Ø10 untuk tulangan gesernya (sengkang). Bahan yang dipakai yaitu baja
dengan mutu fy = 390 Mpa untuk > D 13 (BJTD) sebagai tulangan utama,
serta untuk tulangan geser (sengkang) menggunakan mutu baja fy = 240 Mpa
< Ø12 (BJTP). Sedangkan tulangan yang digunakan pada pelat lantai adalah
wiremesh dengan diameter Ø8 x 2 mm, dengan tebal plat lantai yaitu 12 cm
dengan mutu beton yang sama seperti mutu pada balok.
a. Penulangan Balok
Pada proyek ini pembuatan dan pemasangan tulangan balok dilakukan
pada tempatnya. Langkah – langkah dalam penulangan balok.
1) Pabrikasi tulangan pembesian sesuai shop drawing.
2) Pemotongan tulangan
Pemotongan tulangan dikerjakan dengan menggunakan alat
Gambar 3.21 Pemotong Tulangan
3) Pembengkokan Tulangan
Pembengkokan tulangan dikerjakan dengan menggunakan alat
pembengkok tulangan .
Gambar 3.22 Pembengkok Tulangan
4) Perakitan tulangan
Perakitan tulangan dengan bantuan kawat bendrat sesuai shop
drawing. Pada proyek ini perakitan tulangan dilakukan secara
langsung ditempat lokasi balok. Adapun tahapanya adalah sebagai
a) Memasang tulangan utama balok pada masing-masing kolom
yang telah berdiri.
b) Memasukan sengkang kedalam tulangan utama yang sudah
terpasang sebelumnya.
Gambar 3.23 Perakitan Tulangan Balok
c) Pemasangan bekisting balok.
d) Pengecekan kebersihan cetakan, pemasangan tulangan,
pemasangan beton decking, kelurusan cetakan dan dimensi
tulangan oleh quality control.
e) Apabila hasil pengecekan telah sesuai kriteria, maka
selanjutnya dilakukan proses pengecoran.
b. Penulangan pelat lantai
Langkah-langkah dalam penulangan plat lantai (slab).
1) Pemasangan perancah dibawah lokasi pelat yang akan digunakan.
2) Pengecekan kedataran perancah.
Pada proyek ini digunakan metal deck karena mempunyai kelebihan
selain sebagai pengganti bekisting juga berfungsi sebagai tulangan positif
searah secara bersamaan.
Gambar 3.24 Metal deck
4) Penguncian metal deck dengan menggunakan potongan tulangan yang
sudah disesuaikan untuk menghindari perubahan posisi pada metal
deck, kemudian dilas kesalah satu tulangan balok.
Gambar 3.25 Penguncian Metal deck
5) Pemasangan tulangan pembentuk atau cakar ayam diatas lembaran
metal deck, cakar ayam ini berfungsi untuk menjaga agar tebal pelat
Gambar 3.26 Pemasangan Cakar Ayam
6) Pemasangan lembaran wiremesh diatas metal deck sesuai lebar pelat
masing-masing.
Gambar 3.27 Pemasangan Wiremesh
7) Penguncian wiremesh dengan menggunakan potongan tulangan
dengan panjang kurang lebih 30 cm dan 60 cm, kemudian diikat
dengan menggunakan bendrat pada tulangan balok yang berfungsi
Gambar 3.28 Tulangan Pengunci Wiremesh
Gambar 3.29 Penguncian Wiremesh
8) Pengecekkan kembali dari quality control dan disahkan untuk
dilakukan pengecoran.
9) Kebersihan lokasi yang akan di cor.
Permukaan acuan harus licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
potongan kayu, tanah dan sebagainya.
10) Pemeriksaan bekisting.
11) Acuan harus rapat, tidak terdapat celah, tidak bocor dan harus kuat.
12) Pemeriksaan beton decking.
13) Pemeriksaan tulangan.
Pemeriksaan kawat bendrat, jumlah tulangan, ukuran tulangan, jumlah
c. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan bekisting dan
penulangan selesai dan setelah dilaksanakan pengecekan kesiapan
pengecoran dari quality control, seperti halnya pekerjan bekisting dan
penulangan, pengecoran juga di lakukan di lantai kerja. Pengecoran
menggunakan campuran beton yang dihasilkan oleh molen dengan mutu
beton K-225 (fc’ = 18,675 Mpa).
Berikut langkah-langkah pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai:
1) Penuangan beton
Prosedur pada umumnya sebelum dilakukan penuangan beton adalah
beton harus diuji terlebih dahulu slump betonnya sesuai dengan syarat
yang telah ditentukan. Untuk pengujian selanjutnya dilakukan tiap 5
m3 sekali untuk mengetahui keakuratan campuran (kekentalan adukan
beton). Namun pada proyek Pembangunan Gedung ConfenienceStore
& Office ini tidak dilakukan pengujian Slump, hanya diambil 3 sampel
disetiap pekerjaan pengecoran untuk dilakukan pengujian kuat tekan
beton. Penuangan beton dalam proyek ini dilakukan dengan
menggunakan ember secara estaffete. Hal ini dilakukan karena lokasi
proyek tidak mempunyai akses untuk melakukan pengecoran dengan
menggunakan ready mix. Pengecoran pelat lantai dilakukan mulai
Gambar 3.30 Uji Slump
Gambar 3.31 Proses Pengecoran Pelat dan Balok
2) Pemadatan beton
Pemadatan beton merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
menentukan kekuatan dan ketahanan beton. Banyak sekali kegagalan
beton karena kurangnya pemadatan dan terjadi keropos pada beton.
Pemadatan dilakukan dengan cara menusuk-nusuk dengan vibrator.
Vibrator dimasukkan ke dalam adukan beton secara vertical. Selama
penggetaran, vibrator diusahakan tidak mengenai acuan dan besi
tulangan, agar besi tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran
Gambar 3.32 Pemadatan Beton
3) Perawatan Beton (curring)
Perawatan beton ialah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton
segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton
dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga
untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir)
berlangsung dengan sempurna. Bila hal itu tidak dilakukan, akan
terjadi beton yang kurang kuat dan juga timbul retak-retak. Selain itu,
Perawatan beton (curring) dilakukan dengan terpal atau karung yang
dibasahi, atau bisa juga dengan cara disiram agar tidak terjadi retak.
Kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan cuaca,
dan lebih kedap air (Tjokrodimuljo, 1997).
d. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan apabila bagian konstruksi
yang dibongkar acuannya telah mencapai kekuatan yang diinginkan.
Pembongkaran bekisting balok dilakukan dengan menggunakan linggis
perlu diperhatikan penggunaan bekisting yang berulang-ulang sehingga
lebih ekonomis.
Gambar 3.33 Pembongkaran Bekisting
6
Pengendalian ProyekPelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek harus sesuai dengan standar
kualitas yang direncanakan, baik mutu, waktu, dan biaya. Oleh karena itu perlu
diperhatikan pengendalian proyek agar tercapai standar yang diinginkan tersebut.
Pengendalian dilakukan melalui pengawasan atau pengujian terhadap semua
pekerjaan yang dilakukan agar sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat.
Pengendalian tersebut dapat berupa pengendalian mutu material yang digunakan,
mutu peralatan, waktu yang diperlukan, biaya pelaksanaan, yang semuanya diatur
dengan manajemen yang baik dan dilaporkan secara berkala agar diketahui hasil
dan perkembangan yang dicapai.
Secara umum proses pengendalian dari suatu proyek adalah sebagai
berikut:
Merupakan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan, baik dalam hal kualitas
hasil pekerjaan maupun waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan item pekerjaan
suatu proyek pembangunan. Pemeriksaan merupakan tindakan untuk mengetahui
atau mengukur seberapa jauh tingkat kesesuaian hasil pelaksanaan pekerjaan,
dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dengan membuat interprestasi hasil-hasil
pemeriksaan kemudian dijadikan bahan untuk memberi saran untuk pekerjaan
selanjutnya. Pemeriksaan pada suatu proyek dapat dilakukan pada waktu
dilapangan sebelum maupun sesudah pekerjaan itu dimulai.
3.4.2 Perbandingan
Merupakan kegiatan membandingkan hasil pekerjaan yang telah dicapai
dengan rencana yang telah ditentukan. Hasil perbandingan ini akan memberikan
suatu kesimpulan, apakah pekerjaan dapat dilanjutkan atau dihentikan.
3.4.3 Koreksi
Adalah tindakan perbaikan, meluruskan penyimpangan yang terjadi serta
mengantisipasi keadaan yang tidak terduga. Tindakan koreksi dapat berupa
penyesuaian, modifikasi rencana, perbaikan syarat-syarat pelaksanaan,
pembongkaran diikuti dengan pembuatan yang baru dan lain-lain.
Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberi hasil yang optimal
sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian efektifitas dan
menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada harus teratasi. Secara umum
tujuan dari pengendalian proyek dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan.
2. Lebih peka dalam mengamati masalah yang mungkin timbul pada
Mutu adalah karakteristik produk, sesuai dengan keinginan pemilik proyek,
dimana standar yang diminta dituangkan dalam dokumen kontrak (Daryatno,
2001). Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar
bahan bangunan atau material yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan
sesuai dengan persyaratan mutu bahan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat (RKS). Pengendalian mutu adalah pengendalian teknis untuk mengarahkan
pelaksanaan pembangunan fisik agar tidak melanggar syarat dan spesifikasi yang
telah direncanakan. Pengendalian mutu meliputi pengendalian mutu bahan,
pengendalian peralatan dan pengendalian tenaga kerja.
1. Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar
bahan bangunan atau material yang digunakan mempunyai kualitas yang baik
Kerja dan Syarat (RKS). Pengendalian yang diterapkan dalam proyek
pembangunan Gedung Convenience Store & Office antara lain:
1) Ketersediaan Bahan
Tersedianya bahan yang sesuai dengan spesifikasi termasuk di dalamnya
persetujuan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam pengendalian
mutu bahan.
2) Jadwal Pengadaan Bahan
Jadwal pengadaan bahan harus tepat karena seluruh waktu yang digunakan
untuk melaksanakan proyek tergantung satu sama lain.
3) Penyimpanan Bahan
kualitas bahan bangunan yang akan digunakan.
Pengendalian mutu bahan di lapangan meliputi inspeksi dan test.Pengendalian
mutu bahan dapat dilakukan dengan mengadakan pengawasan mutu terhadap
material-material berikut ini.
1) Beton
Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office ini,
pengujian beton terdiri dari dua tahap, yaitu pengujian di lapangan dan di
(PBBI) 1971, pengujian mutu beton dilakukan tiap 3 m3 beton, namun
dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan peraturan tersebut. Pada
proyek ini dilakukan pengujian tiap jenis pekerjaan dan diambil 3 sampel
sebagai benda uji.
a) Pengujian di lapangan
Pengujian di lapangan dapat dilakukan dengan slump test yaitu untuk
menguji tingkat kekentalan adukan beton yang berguna pada saat
pekerjaan beton (workability). Pengujian ini dilakukan pada setiap
adukan beton sebelum digunakan untuk pengecoran. Alat yang
digunakan adalah kerucut Abrams, berupa corong baja berbentuk
conus berlubang pada kedua ujungnya, bagian bawah berdiameter 10
cm, diameter atas 5 cm, dan tingginya 30 cm. Namun pada proyek ini
tidak dilakukan uji slump hanya dilakukan uji tekan yang diambil 3
sampel untuk setiap jenis pekerjaan. Pada laporan ini penulis tetap
memberikan prosedur yang pada umumnya dilaksanakan pada setiap
proyek. Adapun pelaksanaan slump test yaitu sebagai berikut:
1. kerucut abrams diletakkan di atas papan yang rata dan tidak
menyerap air dengan diameter yang besar dibagian bawah,
2. adukan beton dimasukkan ke dalam kerucut secara hati-hati dan
dijaga agar kerucut tidak bergerak,
3. kerucut diisi adukan beton sebanyak 1/3 volume, kemudian
ditusuk-tusuk dengan tongkat baja (diameter 16 mm, panjang 60