• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman Judul LAPORAN KERJA PRAKTIK PELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Halaman Judul LAPORAN KERJA PRAKTIK PELA"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman Judul

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE

TAHAP I

Oleh:

FANI FAKHRUROZI H1D007060

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PURBALINGGA

(2)

Halaman Persyaratan

LEMBAR PERSYARATAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE

TAHAP I

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh: FANI FAKHRUROZI

H1D007060

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PURWBALINGGA

(3)

Halaman Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE

TAHAP I

Disusun oleh: FANI FAKHRUROZI

H1D007060

Disetujui dan disahkan

Pada tanggal : ……….

Mengetahui,

PT. PANORAMA SEMESTA Pembimbing Lapangan

Ganda Setiawan, ST.

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Dosen Pembimbing

Ir. Agus Margiwiyatno, MS., Ph.D. Yanuar Haryanto , ST., M .Eng NIP. 19620222 198702 1 001 NIP. 19810117 200505 1 001

(4)

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik dengan judul “PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CONVENIENCE STORE & OFFICE Tahap I”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pendidikan S1 di Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Terselesaikannya laporan kerja praktik ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, yaitu:

1. Bapak Ir. Agus Margiwiyatno, M.S., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 2. Bapak Bagyo Mulyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Sipil yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kerja praktik.

3. Bapak Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan kerja praktik.

4. Bapak Prayit, selaku Pimpinan Proyek, Bapak Ganda Setiawan, S.T dan Bapak Iwan Purwoko, S.T selaku pengawas proyek sekaligus pembimbing kerja praktik.

5. Semua teman seperjuangan angkatan 2007 yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktik.

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan kerja praktik ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga laporan kerja praktik ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang membutuhkan.

Purbalingga, November 2012

(5)

DAFTAR ISI

2.5 Unsur – unsur Pengelola Proyek...15

2.5.1 Pemilik proyek (owner)...16

2.5.2 Konsultan Perencana (designer)...18

2.5.3 Konsultan pengawas...19

(6)

2.6 Tugas dan tanggung jawab penyedia jasa...22

2.7 Hubungan Kerjasama Pengelola Dalam Proyek...27

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI...29

3.1 Peralatan yang Digunakan...29

BAB IV ANALISIS KAPASITAS BALOK ...70

4.1 Prosedur Analisis Penampang Beton Bertulang...70

4.2 Prosedur Analisis dengan Program Response-2000...74

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Proyek... 7

Gambar 2.2 Hubungan Pengelola...16

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek di Lapangan...21

Gambar 3.1 Theodolith...30

Gambar 3.2 Rambu Ukur...31

Gambar 3.3 Alat Pembengkok Tulangan...31

Gambar 3.4 Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)...32

Gambar 3.5 Molen...33

Gambar 3.6 Ember...33

Gambar 3.7 Bekisting Balok...34

Gambar 3.8 Bekisting Pelat Lantai...34

Gambar 3.9 Concrete Vibrator...36

Gambar 3.10 Perancah/Schafolding...36

Gambar 3.11 Gergaji...37

Gambar 3.12 Meteran...37

Gambar 3.13 Truk Pengangkut ...38

Gambar 3.14 Semen Portland (Holcim) dan Water Proofing...40

Gambar 3.15 Pasir...40

Gambar 3.24 Metal deck...48

(8)

Gambar 3.27 Pemasangan Wiremesh...50

Gambar 3.28 Tulangan Pengunci Wiremesh...50

Gambar 3.29 Penguncian Wiremesh...50

Gambar 3.30 Uji Slump...52

Gambar 3.31 Proses Pengecoran Balok dan Pelat...52

Gambar 3.32 Pemadatan Beton...53

Gambar 3.33 Pembongkaran Bekisting...54

Gambar 3.34 Pekerja Tidak Memakai Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...68

Gambar 4.1 Diagram Hubungan Tegangan Regangan...71

Gambar 4.2 Tampilan Awal Program Response-2000...74

Gambar 4.3 Menu Preference Program Response-2000...75

Gambar 4.4 Langkah Pertama...75

Gambar 4.5 Langkah Kedua...76

Gambar 4.6 Langkah Ketiga...76

Gambar 4.7 Langkah keempat...77

Gambar 4.8 Menu Material Properties Response-2000...77

Gambar 4.9 Menu Concrete Detail Response-2000...78

Gambar 4.10 Menu Rebar Detail Response-2000...79

Gambar 4.11 Menu Longitudinal Reinforcement Program Response-2000...79

Gambar 4.12 Menu Transverse Reinforcement Program Response-2000...80

Gambar 4.13 Menu Full Member Properties Program Response-2000...81

Gambar 4.14 Menu Loads Response-2000...81

Gambar 4.15 Contoh Hasil Full Member Analysis Response-2000...82

Gambar 4.16 Contoh Hasil Analisis Penampang Response-2000...83

Gambar 4.17 Permodelan Pembebanan Gedung Pada SAP2000...84

Gambar 4.18 Momen Ultimit yang Terjadi menggunakan SAP2000...84

(9)

Tabel 2.1 Tipe-tipe fondasi footplate...8

Tabel 2.2 Tipe-tipe sloof dan penulangannya...8

Tabel 2.3 Tipe kolom lantai semi basement...9

Tabel 2.4 Tipe kolom lantai 1 (satu)...9

Tabel 2.5 Tipe kolom lantai 2 (dua)...10

Tabel 2.6 Tipe kolom lantai 3 (tiga)...10

Tabel 2.7 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 1 (satu)...11

Tabel 2.8 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 2 (dua) dan 3 (tiga)...11

Tabel 2.9 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap...11

Tabel 2.10 Spesifikasi Wiremesh...12

Tabel 4.1 Perhitungan Mn menggunakan Response 2000...85

(10)

Lampiran 1 Hasil perhitungan balok dengan mengunakan metode SNI

Lampiran 2 Hasil perhitungan balok dengan mengunakan metode Response-2000

Lampiran 3 Hasil Perhitungan balok dengan menggunakan SAP 2000

Lampiran 4 Berkas-berkas persyaratan kerja praktik dan SPK

Lampiran 5 Shop Draw Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store and Office Tahap I Purwokerto

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Kerja Praktik

Kerja praktik merupakan mata kuliah dalam kurikulum program strata satu

yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa jurusan Teknik Sipil di

lingkungan Universitas Jenderal Soedirman. Kerja Praktik ditempuh oleh

mahasiswa yang telah mengambil 100 SKS dan berada di semester 6 atau lebih

dan dilaksanakan selama 60 hari atau 2 bulan. Itu merupakan persyaratan

akademik, Selain persyaratan akademik terdapat persyaratan administratif yaitu

dengan mengajukan berkas-berkas data kerja praktik ke bapendik yang

selanjutnya akan diproses untuk diajukan ke tim komisi kerja praktik. Selanjutnya,

hasil kerja praktik dibuat suatu laporan dan diseminarkan sebagai dasar

memperoleh nilai mata kuliah kerja praktik.

Proyek yang akan dijadikan sebagai tempat kerja praktik harus memenuhi

persyaratan yang sudah ditentukan. Untuk proyek gedung harus memenuhi

kriteria luas bangunan minimal 1000 m2, jumlah lantai minimal 2 lantai, dan nilai

proyek minimal sebesar Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). Sedangkan

syarat untuk proyek jalan adalah panjang jalan minimal 2 km dan nilai proyek

minimal Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). Dan untuk proyek jembatan

mempunyai syarat bentang jembatan minimal 25 m dan nilai proyek minimal Rp.

(12)

Proyek yang dipilih untuk tempat kerja praktik adalah Proyek Pembangunan

Gedung Convenience Store & Office yang berlokasi di Kota Purwokerto.

Pertimbangan untuk menjadikan proyek ini sebagai tempat kerja praktik adalah

karena telah terpenuhinya syarat-syarat tempat kerja praktik yang ditentukan oleh

tim komisi kerja praktik. Syarat tersebut adalah luas bangunan lebih dari 1000 m2

dan nilai kontrak minimal Rp. 2.000.000.000,00 (2 milyar rupiah). Pertimbangan

yang lain adalah karena proyek tersebut dalam pelaksanaannya menggunakan

metal deck sebagai bekisting pelat yang saat ini masih jarang digunakan. Oleh

karena itu penyusun memilih melakukan kerja praktik di Proyek Pembangunan

Gedung Convenience Store & Office Purwokerto.

2 Tujuan Kerja Praktik

Tujuan dilaksanakannya kerja praktik adalah:

1. Mahasiswa dapat melengkapi bekal teori pelaksanaan pekerjaan balok dan

pelat yang didapat di perkuliahan dengan pengalaman praktik di lapangan.

2. Mahasiswa diharapkan mengetahui unsur-unsur yang terkait dengan

pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat sehingga pekerjaan tersebut dapat

terlaksana dengan baik.

3. Mahasiswa diharapkan dapat membandingkan antara teori yang diperoleh

dengan pelaksanaan di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

balok dan pelat sehingga dapat memperoleh keseimbangan ilmu keteknikan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam

(13)

5. Mengumpulkan dokumentasi proyek berupa foto, shop drawing, kurva S,

serta data-data penunjang lainnya mengenai pelaksanaan struktur atas gedung

yang meliputi pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting dan pengecoran di

lapangan.

3 Manfaat Kerja Praktik

Manfaat yang diperoleh dalam melakukan kerja praktik di Proyek

Pembangunan Gedung Convenience Store & Office adalah dapat menambah

pengetahuan tentang proses konstruksi di lapangan dengan pengamatan langsung

selama kerja praktik.

4. dialog dan wawancara dengan pengawas dan kontraktor,

5. pengumpulan data – data tertulis dan gambar proyek dari kontraktor.

Di dalam laporan Kerja Praktik ini terdiri dari lima bab, antara lain:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang kerja praktik, tujuan kerja praktik, manfaat

kerja praktik, metode penyusunan dan pengumpulan data, dan sistematika

(14)

2. BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Bab ini terdiri dari latar belakang proyek, tujuan proyek, data-data proyek dan

organisasi proyek.

3. BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT

Bab ini meliputi sumber daya proyek, pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat,

pengendalian proyek dan analisis penulangan balok dan pelat lantai.

4. BAB IV ANALISIS

Bab ini meliputi penjelasan mengenai analisis perhitungan kapasitas balok dan

pelat dengan menggunakan metode SNI, RESPONSE-2000, dan SAP 2000.

5. BAB V PENUTUP

(15)

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Purwokerto

merupakan salah satu bagian dari proyek pengembangan kawasan Hotel Horizon

di kota Purwokerto. Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office

Purwokerto merupakan salah satu usaha atau cara yang dilakukan oleh pihak

owner guna menambah fasilitas dari kelengkapan sarana dan prasarana hotel

Horizon Purwokerto.

Secara struktur Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office

Purwokerto ini terdiri dari 4 lantai. Gedung Convenience Store & Office ini

digunakan sebagai kantor dan tempat perbelanjaan, yang terdiri dari ruang semi

basement pada lantai dasar, ruang kerja, ruang perbelanjaan, gudang, musholla

dan toilet. Gedung Convenience Store & Office ini juga dilengkapi dengan tempat

parkir motor yang berada di lantai satu, kantin, dan gudang. Untuk mendukung

fungsi dari Gedung Convenience Store & Office ini maka dilengkapi dengan

beberapa fasilitas pendukung antara lain instalasi listrik, instalasi air bersih dan air

kotor serta instalasi penangkal petir.

2 Data Umum Proyek

Di dalam data umum proyek memuat informasi tentang nama proyek, lokasi

proyek, sumber dana proyek, nilai kontrak, masa kontrak dan jenis kontrak.

(16)

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Convenience Store &

Office Kota Purwokerto (Tahap I)

2. Lokasi : Jalan Dr.Angka 97-Purwokerto, Jawa Tengah

3. Pemilik Proyek (owner) : PT. Panorama Semesta

4. Kontraktor Pelaksana : PT. Panorama Semesta

5. Konsultan Perencana : Petro Arkonindo-Bandung

6. Konsultan Pengawas : Marina Widya Karya

7. Waktu Pelaksanaan : 180 hari kalender

8. Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender

9. Luas Bangunan : 2203,3 m2

10. Nilai Kontrak : Rp 2.361.088.000,00

11. Jenis Kontrak : Unite Price Contract

12. Sumber Dana : PT. Panorama semesta

3 Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota Purwokerto

terletak satu kompleks dengan Hotel Horizon Kota Purwokerto yang berada di

Jalan Dr. Angka 97 (Gambar 2.1). Secara geografis, gedung ini dibatasi oleh: 1. sebelah utara : Komplek Perumahan Permata Hijau,

2. sebelah timur : Jalur akses komplek Perumahan Permata Hijau, 3. sebelah selatan : Komplek Ruko Permata Hijau, dan

(17)

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

4 Data struktur 1. Elevasi bangunan

Gedung Convenience Store & Office ini terdiri dari 3 (tiga) lantai utama dan

1 lantai semi basement, adapun untuk elevasi tiap lantai adalah sebagai berikut ini.

a. lantai semi basement : -2,80 m,

b. lantai 1 : +1,75 m,

c. lantai 2-plafond : +5,75 m,

d. lantai 3-plafond : +9,75 m,

e. lantai atap : +13,80 m.

2. Fondasi

Fondasi yang digunakan pada proyek ini adalah fondasi telapak (footplate)

(18)

a. Fondasi telapak dengan kedalaman 2 m dan 2,50 m dari muka tanah asli,

mutu beton K225 (18,675 Mpa), dan tulangan yang dipakai pada fondasi

ini adalah tulangan baja polos dengan diameter 13 mm (Ø13) dan

tulangan baja ulir dengan diameter 19 mm (D19), 22 mm (D22).

b. Fondasi pasangan batu belah kedalaman kurang dari 1 m dengan

komposisi 1:6.

Beberapa tipe fondasi telapak dan dimensi yang digunakan pada struktur

Gedung Convenience Store & Office Kota Purwokerto dapat dilihat pada tabel

2.1.

Tabel 2.1 Tipe – tipe fondasi footplate

Tipe Dimensi(cm)

Store & Office ini mempunyai dimensi 20x40 dan 15x40, data selengkapnya

dapat dilihat dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tipe-tipe sloof dan penulangannya

Tipe Dimensi (cm) Tulangan tumpuan atau lapangan

Tulangan atas Tulangan bawah Sengkang

TB1 20 x 40 5D13 2D13 Ø8-100

TB1’ 20 x 40 2D13 4D13 Ø8-200

TB2 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100

(19)

TB2’ 20 x 40 2D13 3D13 Ø8-100

Purwokerto ini dipakai beberapa tipe kolom dengan dimensi yang berbeda – beda

dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan

beban. Mutu beton yang digunakan adalah K225 (fc’ = 18,675 MPa), dengan mutu

baja fy = 320 Mpa. Data selengkapnya untuk diameter tulangan utama dan

tulangan geser yang digunakan pada masing-masing tipe kolom dapat dilihat pada

tabel 2.3, 2.4 dan 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.3 Tipe kolom lantai semi basement

Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang

Tumpuan Lapangan

K1 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K3 30 x 40 14D16 Ø10-100 Ø10-200

K4 30 x 40 14D16 Ø10-100 Ø10-200

Tabel 2.4 Tipe kolom lantai 1 (satu)

Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang

Tumpuan Lapangan

K1 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K3 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

(20)

Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang

Tumpuan Lapangan

K1 20 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200

K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K3 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

Tabel 2.6 Tipe kolom lantai 3 (tiga)

Tipe Dimensi Tulangan Utama Sengkang

Tumpuan Lapangan

K1 20 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200

K2 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

K3 30 x 30 8D16 Ø10-100 Ø10-200

K4 30 x 30 12D16 Ø10-100 Ø10-200

Keterangan : untuk tulangan tumpuan atau lapangan tersebut di atas, perbedaannya hanya pada jarak sengkangnya saja.

5. Balok

Pada proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota

Purwokerto dipakai beberapa profil balok dengan dimensi yang berbeda-beda dan

penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan

beban. Mutu beton yang digunakan adalah setara dengan mutu K225 (fc’ = 18,675

Mpa), dengan mutu baja fy = 320 Mpa. Secara umum diameter tulangan utama

yang digunakan adalah D16, D13, dengan sengkang yang berdiameter Ø10 dan

Ø8, untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.7, 2.8 dan 2.9 berikut ini.

(21)

Tip

atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 25 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 3D16 5D16 3/2Ø10-200

B2 20 x 45 6D16 3D16 Ø10-100 2D16 3D16 Ø10-200 B3 20 x 45 3D16 2D16 Ø10-100 2D16 3D16 Ø10-200

B4 20 x 40 7D13 4D13 Ø8-100 2D13 4D13 Ø8-200

B5 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 3D13 Ø8-200

B6 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

B7 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 7D13 Ø8-200

Tabel 2.8 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai 2 (dua) dan 3 (tiga)

Tipe Dimensi(cm) TulanganTulangan Tumpuan Tulangan Lapangan atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 25 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 3D16 6D16 3/2Ø10-200

B2 25 x 45 8D16 4D16 Ø10-100 2D16 6D16 Ø10-200

B3 20 x 45 8D16 4D16 3/2Ø10-100 4D16 4D16 3/2Ø10-200

B4 20 x 45 5D16 3D16 Ø10-100 2D16 5D16 Ø10-200

B5 20 x 40 6D13 3D13 Ø8-100 2D13 4D13 Ø8-200

B6 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 3D13 3D13 Ø8-200

B7 20 x 40 4D13 2D13 Ø8-100 2D13 3D13 Ø8-200

B8 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

B9 20 x 30 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

Tabel 2.9 Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap

Tipe Dimensi (cm) TulangaTulangan Tumpuan Tulangan Lapangan n atas Tulanganbawah Sengkang Tulanganatas Tulanganbawah Sengkang B1 20 x 45 5D16 3D16 3/2Ø10-100 3D16 7D16 3/2Ø10-200

B2 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 5D13 Ø8-200

B3 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 3D13 8D13 Ø8-200

Lanjutan Tabel 2.9Tipe-tipe balok dan penulangannya pada lantai atap

(22)

B5 20 x 40 5D13 3D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

B6 20 x 40 4D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

B7 20 x 40 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

B8 15 x 30 3D13 2D13 Ø8-100 2D13 2D13 Ø8-200

6. Pelat

Tebal pelat beton yang direncanakan pada struktur Gedung Convenience

Store & Office Kota Purwokerto adalah 12 cm dengan menggunakan susunan

metal deck yang terbuat dari baja HI-TEN G550 dengan tebal 0,50 mm panjang 7

m (max 14 m) dan lebar 1 m. Metal deck ini digunakan sebagai bekisting tetap dan

tulangan positif searah secara bersamaan. Selain itu juga digunakan wiremesh

(jaring kawat baja las) yang digunakan sebagai pengganti tulangan dengan ukuran

Ø8 mm dan mutu beton K225 (fc’ = 18,675 Mpa), data selengkapnya untuk

spesifikasi wiremesh bisa dilihat pada tabel 2.10 berikut ini.

(23)

Manajemen suatu proyek adalah kegiatan merencanakan, mengelola,

memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran

jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek menggunakan

pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal

(Dipohusodo, 1996).

Secara umum, yang dimaksud dengan mengelola suatu proyek adalah

mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri atas tenaga kerja,

tenaga ahli, material, dana dan lain-lain dalam satu gerak langkah yang sinkron

untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Sarana untuk mencapai maksud

tersebut adalah organisasi.

Dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian

tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan disusun dan

diletakan dalam organisasi. Susunan organisasi berbeda-beda sesuai dengan tujuan

perusahaan. Hal ini berarti bahwa tidak satu pun struktur organisasi yang dapat

digunakan untuk segala macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama.

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi syarat-syarat yang

telah ditentukan, maka sumber-sumber dasar yang tersedia harus mengalami

proses manajemen. Proses manajemen terdiri atas perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan

(controlling), agar proses berjalan efektif dan efisien dengan hasil yang optimal

(Dipohusodo, 1996). Keempat fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut.

(24)

Perencanaan (planning) adalah kegiatan pertama yang dilakukan dalam

administrasi. Perencanaan berarti menetapkan tujuan berdasarkan perkiraan apa

yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang, dengan mempertimbangkan

kemungkinan terjadinya perubahan dan masalah pada waktu tersebut.

Dalam perencanaan umumnya sangat memperhatikan hal-hal adalah:

a. apa yang akan terjadi,

b. mengapa hal itu dilakukan,

c. bagaimana akan dilaksanakan,

d. siapa yang akan melaksanakan,

e. mengadakan penelitian, dan

f. kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan dan perubahan rencana.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian (organizing) adalah penentuan, pengelompokkan dan

pengaturan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan ini

meliputi penugasan kepada orang-orang dalam kegiatan serta penunjukan

hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan

untuk melaksanakan kegiatan.

3. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan (actuating) adalah kegiatan pelaksanaan, merupakan tindakan

agar semua anggota kelompok dengan kesadaran berusaha untuk mencapai tujuan

(25)

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) adalah kegiatan mengawasi aktivitas-aktivitas

pekerjaan, agar sesuai dengan sasaran. Setelah selesai disiapkan rancangannya,

maka penting sekali untuk segera mengecek pekerjaan yang telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana semula. Apabila terjadi penyimpangan, maka perlu

peringatan supaya segera mengambil tindakan perbaikan. Sistem pengawasan

yang dilaksanakan adalah pengawasan mutu bahan, serta mutu produksi dan

peralatan permesinan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang ada.

6 Unsur – unsur Pengelola Proyek

Dalam proses pelaksanaan pembangunan yang berupa bangunan sipil,

bangunan instansi maupun bangunan gedung akan melibatkan orang atau badan

yang melaksanakan pekerjaan bangunan tersebut. Orang atau badan yang

melaksanakan proses pembangunan tersebut disebut unsur-unsur pengelola

proyek. Unsur-unsur pengelola proyek ini saling berkaitan satu dengan yang

lainnya dan berhubungan mengikuti pola hubungan kerja yang telah ditetapkan.

Setiap unsur pengelola proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan

wewenang sesuai dengan kedudukan dan kegiatan yang dilakukan. Bagan struktur

hubungan antar pengelola proyek, pada Proyek Pembangunan Gedung

(26)

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Tanggung Jawab

: Garis Koordinasi

Gambar 2.2 Hubungan Pengelola

7 Pemilik proyek (owner)

Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan yang memberikan

pekerjaan bangunan dan membiayai pekerjaan tersebut. Pemberi tugas ini dapat

berupa perorangan, badan atau instansi baik swasta maupun pemerintah. Pemilik Proyek ( owner )

PT. Panorama Semesta

Konsultan Perencana Petro Arkonindo

Bandung

Konsultan Pengawas Marina Widya

Karya

(27)

Adapun tugas dan wewenang secara umum dari pemberi tugas (owner)

antara lain sebagai berikut:

1. Memberi ide, gagasan dan nasihat serta instruksi kepada pelaksana proyek

melalui pengawas pelaksana proyek serta menerima laporan kemajuan proyek

dari pengawas.

2. Membentuk panitia kegiatan serta panitia lelang bila diadakan lelang

pekerjaan dan mempunyai wewenang untuk menentukan dan

mengangkatperencana, manajer konstruksi, dan kontraktor. Dalam proses

tender menentukan pihak pelaksana, panitia lelang harus menerima dokumen

penawaran dari pihak kontraktor yang mendaftar, berkewajiban untuk

menyediakan tempat dan menyediakan dana yang diperlukan untuk

terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.

3. Bersama-sama pengawas ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan danberhak

memberi instruksi kepada kontraktor, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

4. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima

atau menolak suatu pekerjaan, apabila sudah sesuai rencana kerja maka tidak

berkeberatan untuk menyetujui.

5. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana.

6. Mengesahkan terjadinya pekerjaan dan membuat surat perintah kerja (SPK)

kepada pelaksana serta menandatangani berita acara pemeriksaan.

7. Memberikan fasilitas yang kiranya perlu untuk menghindari terjadinya

(28)

Dalam Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota

Purwokerto yang bertindak sebagai Owner adalah PT. Panorama Semesta.

8 Konsultan Perencana (designer)

Perencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan lengkap

dari pekerjaan suatu bangunan. Perencana dapat berupa perorangan atau

kelompok yang berbadan hukum yang bergerak di bidang perencanaan pekerjaan

bangunan. Konsultan perencana pada proyek pembangunan Proyek Pembangunan

Gedung Confenience Store & Office Purwokerto ini adalah Petro Arkonindo

Bandung. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari konsultan

perencana adalah:

1. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja dan

syarat (RKS), hitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya,

2. Bertanggung jawab penuh atas seluruh desain dan rancangan teknis yang

dibuatnya,

3. Memberikan usulan atau saran mengenai hal-hal yang bersifat teknis

kepada pemberi tugas,

4. Secara berkala meninjau lapangan utuk melihat kemajuan pekerjaan yang

dilakukan oleh kontraktor pelaksana agar tidak menyimpang dari dokumen

kontrak,

5. Ikut serta mempertimbangkan usul-usul pemberi tugas atau kontraktor

mengenai struktur, arsitektur, maupun estetika jika terdapat keraguan atas

(29)

6. Membuat gambar revisi jika ada perubahan,

7. Berkewajiban menerima imbalan jasa sesuai dengan perjanjian yang telah

dibuat sebelumnya.

9 Konsultan pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan atau perorangan yang ditunjuk

khusus untuk mewakili pemberi tugas dalam mengawasi jalannya pelaksanaan

pekerjaan supaya hasil pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan isi dokumen

kontrak yang telah disepakati. Adapun tugas dan kewajiban konsultan pengawas

adalah sebagai berikut ini.

1. Membimbing dan mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Mengatur, meneliti dan menerima pembayaran angsuran biaya

pelaksanaan pekerjaan.

3. Membuat gambar-gambar tambahan atau revisi jika perlu dan memeriksa dan memperbaiki gambar-gambar kerja yang dibuat kontraktor.

4. Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemberi tugas yang berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.

5. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang.

6. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu material yang akan digunakan dalam proyek.

(30)

8. Menyusun berita acara rapat yang telah dikoordinasikan pada saat rapat koordinasi antar unsur pengelola proyek.

9. Memberikan saran-saran yang menyangkut masalah yang timbul dalam pelaksanaan dan memonitor waktu pelaksanaan agar sesuai dengan yang telah

direncanakan.

Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office Kota

Purwokerto yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah Marina Widya

Karya.

10 Kontraktor pelaksana

Pelaksana adalah orang atau badan yang menerima dan menyelenggarakan

pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai

dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah

ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, pihak pelaksana atau kontraktor dapat

menunjuk sub kontraktor untuk membantunya dalam melaksanakan pekerjaan

dengan sepengetahuan pemberi tugas (owner) dan unsur pengelola proyek lainya.

Tugas, kewajiban dan wewenang tim pelaksana adalah berikut ini.

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar rencana,

risalah pekerjaan, peraturan dan syarat-syarat.

2. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai

pekerjaan untuk memudahkan pelaksanaan.

(31)

4. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui oleh

pengawas disertai keterangan mutu bahan, alat dan hasil test laboratorium.

5. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul

dilapangan kepada perencana dan pengawas.

6. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.

7. Menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian.

8. Membuat jadwal kerja.

9. Menyerahkan pekerjaan kepada pemilik proyek apabila pekerjaan

telah sesuai secara keseluruhan.

10. Menjamin pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak.

Pada Proyek Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office

Kota Purwokerto yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT.

Panorama Semesta. Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor membentuk bagan

struktur jabatan, tugas dan wewenang agar pelaksanaan menjadi mudah dan

terkoordinir. Struktur organisasi perusahaan pelaksana di lapangan dapat dilihat

seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini.

(32)

Dari gambar bagan struktur organisasi pengguna jasa tersebut dapat

dijabarkan tugas dan tanggung jawab berdasarkan kedudukannya.

11 Tugas dan tanggung jawab penyedia jasa

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personil yang ada dalam

organisasi penyedia jasa dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung

Convenience Store & Office Kota Purwokerto adalah sebagai berikut:

1. Kepala Proyek (Project Manager)

Tugas dan tanggung jawab seorang kepala proyek yaitu sebagai berikut:

a. bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas, dan

wewenang yang diterapkannya.

b. mewakili perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pihak luar (Direksi Lapangan, Konsultan, dan pemilik

Proyek).

c. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan proyek pihak yang berwenang/pemerintah, dan melakukan

pengawasan mutu dan keselamatan kerja.

2. Site Operasional Manager (SOM)

Tugas dan tanggung jawab seorang kepala proyek yaitu sebagai berikut:

a. bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan,

b. bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas, dan

(33)

c. bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan

(terhadap kontrak), dan

d. bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan

berdasarkan

rencana mutu kontrak.

3. Pelaksana

Pelaksana struktur mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menganalisa

sistem desain konstruksi yang berhubungan dengan struktur. Dalam

pekerjaannya pelaksana didampingi oleh asisten pelaksana. Pelaksana

Mechanical Engineering dan Electrical Engineering ( Pelaksana M & E ).

Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:

a. menyimpan gambar kerja dengan baik dan tidak boleh merubah

gambar

kerja,

b. melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana

mutu (Instruksi Kerja), spesifikasi teknis dan gambar kerja yang

diterimanya dengan mengarahkan tukang atau bos borong/sub kontraktor

dan pekerja sehingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan

biaya,

c. melaksanakan disposisi terhadap hasil pekerjaannya yang sesuai

dengan persyaratan,

(34)

e. melaporkan prestasi kerja ke bagian Manajer Operasi,

f. membuat Buku Harian Pelaksanaan Sipil (BHPS),

g. memimpin, menggerakkan, mengkoordinir, dan mengawasi serta

membimbing bawahannya termasuk pelatihan terhadap sub kontraktor

dan mandor borong, dan

h. menyelenggarakan percetakan-percetakan atas tindakan yeng

telah dikerjakan baik kualitatif maupun kuantitatif untuk membuat

laporan-laporan mingguan.

4. Administrasi dan Keuangan Proyek (KUP)

Tugas dan tanggung jawab seorang administrasi dan keuangan proyek yaitu

sebagai berikut:

a. melakukan seleksi/merekrut tenaga kerja di proyek sebagai

pegawai harian lepas proyek atau harian lepas yang dipakai Bas Borong,

b. menyimpan arsip kebutuhan training yang dibuat KUP maupun

Kepala Proyek,

c. membuat laporan keuangan/laporan kas bank proyek,

d. melaksanakan verifikasi pemeriksaan bukti-bukti yang akan

dibayar,

e. melayani tamu-tamu dari intern maupun extern, dan tugas umum,

f. mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, Asuransi Tenaga

Kerja (ASTEK), serta kepersonaliaan,

(35)

h. mengadakan opname kas setiap akhir pekan atas kuasa Kepala

Proyek,

i. pembayaran gaji dan tunjangan karyawan,

j. membuat Laporan Akuntansi Proyek setiap akhir bulan dibantu

oleh petugas khusus,

k. menyiapkan data dan menyelesaikan perpajakan/retribusi,

l. mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik dan selalu

melaporkan

perkembangan proses tagihan/termin ke Kepala Bagian Administrasi atau

Kepala Seksi Keuangan,

m. membantu Kepala Proyek dalam bidangnya, terutama

menyangkut sumber daya manusia dan keuangan, dan

n. melaporkan ke Pemerintah Daerah/lurah/kepolisian/koramil

setempat atas keberadan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

5. Pembekalan (logistik)

Tugas dan tanggung jawab logistik yaitu sebagai berikut:

a. melakukan pembelian barang atau alat sesuai dengan tingkatan

proyek,

b. menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik

barang/alat yang dipasok,

c. memberi label pada setiap barang yang disimpannya untuk

(36)

d. bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan

mencatat keluar-masuknya barang di gudang,

e. mengelola penyediaan bahan/material dalam jumlah yang

cukup/memadai pada waktu diperlukan,

f. menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan

lain yang berhubungan dengan tugasnya,

g. membuat Berita Acara Penerimaan/Penolakan material setelah

pengontrolan kualitas dan kuantitas oleh pengawas mutu,

h. mencari data jumlah bahan-bahan beserta harganya dari supplier

perorangan,

i. selalu koordinasi dengan bagian teknik dan pelaksaaan dalam

pengiriman material, dan

j. mengamankan dan menginventarisir aktiva perusahaan

(bahan/material perusahaan).

6. Drafter

Tugas dan tanggung jawab seorang drafter yaitu sebagai berikut:

a. Membuat gambar kerja pelaksanaan (Drawing) dan As-built

Drawing termasuk membuat catatan hasil konsultasi dengan Pemberi

Tugas atau wakilnya.

b. Mengendalikan buku-buku Standar Internal dan Eksternal bila

terdapat di proyek.

c. Pembuatan gambar-gambar prasarana, pengukuran (dengan

(37)

d. Memelihara bukti-bukti kerja.

7. Surveyor

Tugas dan tanggung jawab seorang surveyor yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan pengukuran cross section, long section, dan polygon

sebagai dasar penggambaran konstruksi bangunan.

b. Membantu bagian teknik dalam penggambaran konstruksi

berdasarkan data pengukuran.

c. Pembuatan profil-profil untuk konstruksi yang dikerjakan

sebagai dasar pelaksanaan di lapangan.

d. Membantu bagian teknik dalam pembuatan data-data untuk

pendukung termin.

8. Mandor

Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi para pekerja agar

kegiatan proyek dapat berjalan dengan lancar. Tugas mandor antara lain:

a. mengatur pekerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar, dan

b. meminta keterangan kepada manajer lapangan tentang hal yang tidak

diketahui selama pelaksanaan.

9. Kepala Tukang

Kepala tukang adalah orang yang mengkoordinir tukang-tukang yang

memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki, kepala tukang bekerja secara langsung di bawah perintah mandor.

(38)

Pekerja adalah orang yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam suatu

pekerjaan yang bekerja membantu kepala tukang.

12 Hubungan Kerjasama Pengelola Dalam Proyek

Tiap unsur-unsur dalam proyek mempunyai hubungan yang saling terkait

antara satu pengelola dengan pengelola lainnya.

1. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Pengawas

Owner memberikan imbalan jasa atau biaya pengawasan kepada konsultan

pengawas.

2. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Konsultan Perencana

Konsultan perencana memberikan jasa atau karya perencanaannya kepada

owner, dan owner memberikan imbalan jasa atau biaya perencanaan kepada

konsultan perencana.

3. Antara Pemilik Proyek ( owner ) dengan Kontraktor

Owner memberikan biaya pelaksanaan sampai proyek pembangunan selesai

dan kontraktor menyerahkan hasil pelaksanaan serta melakukan perawatan

pembangunan.

4. Antara Konsultan Perencana dengan Konsultan Pengawas

Konsultan perencana dan konsultan pengawas saling berkoordinasi mengenai

perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

(39)

Konsultan pengawas mengontrol pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

kontraktor agar sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang telah

disepakati.

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI

Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Convenience Store & Office

Purwokerto ini terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.

Pekerjaan struktur bawah meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. pekerjaan persiapan

2. pekerjaan pengukuran

3. pekerjaan galian tanah

4. pekerjaan pondasi

Sedangkan untuk pekerjaan struktur atas meliputi tahapan-tahapan kegiatan

(40)

1. pekerjaan kolom

diperhatikan dalam penggunaan alat kerja dalam suatu proyek antara lain:

1. kondisi alat harus dalam

keadaan baik dan layak dioperasikan, sebelum dipakai diperiksa terlebih

dahulu mesin, minyak mesin, air untuk pendingin dan sebagainya,

2. diusahakan untuk tidak

membebani alat kerja melebihi kapasitas yang telah ditetapkan oleh pabrik

pembuatnya,

3. dipilih operator yang

benar-benar ahli dan berpengalaman.

Peralatan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung

Convenience Store & Office adalah sebagai berikut:

1. Peralatan Pekerjaan Pengukuran

(41)

Alat ini digunakan untuk pekerjaan pengukuran, diantaranya untuk

menentukan kedataran posisi balok dan pelat. Theodolith yang digunakan

adalah theodolith tipe Topcon DT-200 series (digital theodolith) dengan

kapasitas 300 m.

Gambar 3.1 Theodolith

b. Rambu Ukur

Rambu ukur merupakan skala pembacaan yang terbuat dari alumunium,

dengan panjang 3m dan 4m. digunakan untuk mengukur berapa

(42)

2. Peralatan Pekerjaan Besi Tulangan

a. Alat Pembengkok Tulangan (Bar Bender)

Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk membengkokkan besi

tulangan guna mendapatkan bentuk pembesian yang sesuai dengan

rencana. Besi tulangan dapat dibengkokan 45° ataupun 90° sesuai dengan

kebutuhan.

Gambar 3.3 Alat Pembengkok Tulangan

b. Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)

Alat yang digunakan untuk memotong tulangan, alat pemotong tulangan

yang digunakan adalah alat pemotong tulangan otomatis untuk memotong

tulangan berdiameter besar. Merk Bar Cutter yang digunakan adalah

Bosch tipe GCO 2000 dengan spesifikasi memiliki daya 2000 watt,

diameter batu gerinda 355 mm, kecepatan tanpa beban 3500 rpm dan

(43)

Gambar 3.4 Alat Pemotong Tulangan (Bar Cutter)

3. Peralatan Pekerjaan Pembetonan

a. Mesin Aduk Beton (Concrete Mixer)

Mesin Aduk Beton/Molen digunakan sebagai alat pengaduk beton guna

mendapatkan hasil campuran beton yang merata. Dalam proyek ini, beton

yang digunakan untuk proses pembetonan pondasi, kolom, balok maupun

pelat dihasilkan dari hasil mesin aduk beton (molen) bukan ready mix.

Gambar 3.5 Mesin aduk Beton/Molen

b. Ember

Ember digunakan untuk mengangkut material seperti air, pasir , dan

kerikil kedalam molen, selain itu juga ember digunakan untuk

(44)

Gambar 3.6 Ember

c. Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton lengkap dengan konstruksi

pendukung yang memungkinkan pengecoran beton sampai mengeras.

Bekisting harus menggunakan bahan yang kuat, tidak berlubang, bersih,

dan permukaannya rata. Bekisting untuk pekerjaan kolom pelat dan balok

menggunakan papan dan kayu, multipleks dengan tebal minimum 9 mm

atau pelat baja (metal deck). Bekisting dirakit dengan menggunakan paku

kayu, baut atau yang lainnya dengan ukuran yang sesuai.

(45)

Gambar 3.8 Bekisting Pelat Lantai (metal deck)

d. Concrete Vibrator

Alat ini digunakan untuk proses pemadatan beton pada saat pengecoran.

Concrete Vibrator ini digunakan selama pengecoran berlangsung dan

dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi

besi tulangan. Pada prinsipnya alat penggetar ini terdiri dari:

1. sumber tenaga (mesin diesel),

2. batang penggetar,

3. jarum penggetar.

Batang penggetar (tongkat besi) dengan jarum penggetar di ujungnya

yang dihubungkan dengan motor kompresor sehingga dapat berputar

menggetarkan adukan beton. Batang penggetar ini bisa digerakkan

melengkung sesuai dengan arah yang dikehendaki.

Dalam penggunaan alat penggetar ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1) jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal,

(46)

2) selama penggetaran, jarum tidak boleh Horizontal karena dapat

menyebabkan pemisahan bahan,

3) selama penggetaran harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan

atau bagian beton yang mulai mengeras,

4) lapisan adukan beton tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum

penggetar atau tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm, sebab pada

pemadatan konstruksi yang tebal yang tidak dilakukan lapis demi

lapis, hasil pemadatannya tidak akan sempurna,

5) jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila sudah mulai

nampak di sekitar jarum atau sekitar 10-15 detik untuk satu posisi (air

semen mulai memisah dari agregat),

6) ujung jarum vibrator diusahakan tidak mengenai tulangan pada saat

pemadatan beton berlangsung.

Gambar 3.9 Concrete Vibrator

e. Perancah/Schafolding

Perancah merupakan alat yang berfungsi sebagai penahan tulangan dan

adukan beton (plat dan balok) yang berupa kayu, bambu atau besi. Pada

proyek ini, kayu dan bambu digunakan sebagai perancah dan penguat

bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan

(47)

keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang

akan diterima.

Gambar 3.10 Perancah/Schafolding

4. Peralatan Pekerjaan Kayu

a. Gergaji

Pada proyek ini gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu

pada pembuatan bouwplank, perancah dan bekisting.

Gambar 3.11 Gergaji

(48)

Meteran ini berfungsi untuk mengukur kayu sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Gambar 3.12 Meteran

5. Peralatan Pengangkutan

a. Mobil Pengangkut (Truk)

Alat angkut (truk) sangat berguna dalam menunjang kelancaran pekerjaan

yaitu untuk menjamin ketersediaan bahan bangunan di lapangan. Alat ini

juga digunakan untuk mengangkut material campuran beton dan

mengangkut tanah timbunan.

Gambar 3.13 Truk Pengangkut

(49)

Sebagai komponen yang sangat menentukan mutu dari hasil pekerjaan, maka

mutu bahan bangunan yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan yang

ada dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS). Penggunaan bahan bangunan

hendaknya bahan yang baru, sedangkan pemakaian bahan bekas atau lama harus

dengan persetujuan dari pemberi tugas agar ada kesesuaian bahan yang dipesan

dengan syarat-syarat yang tertulis dalam RKS.

Agar bahan bangunan tetap dalam kondisi yang layak pakai, maka cara

penyimpanannya harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab pelaksana.

Apabila selama penyimpanan bahan menjadi tidak layak pakai, maka pelaksana

wajib mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

Bahan-bahan yang digunakan dalam Pembangunan Gedung Convenience

Store & Office Purwokerto adalah sebagai berikut ini.

1. Semen yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Semen Portland jenis I.

Merk yang dipilih yaitu semen Holcim dan bahan tambah water proofing

(Acrylic) Sil'on yang digunakan sebagai cairan pelapis anti bocor. Pada

proyek ini tidak dilakukan uji terhadap semen yang digunakan, karena semen

yang digunakan merupakan semen pabrikasi yang telah teruji kekuatannya.

Persyaratan yang harus dipenuhi menurut RKS yaitu:

a. memenuhi persyaratan SII dan NI 8,

b. penyimpanan semen harus di tempat yang kering dengan lantai terangkat,

bebas pengaruh air dan tanah, dan menurut urutan pengiriman,

(50)

d. semen yang telah menggumpal/membatu atau yang telah disimpan lebih

dari 60 hari tidak boleh digunakan,

e. semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah untuk diperiksa,

f. semen harus dilindungi sebaik-baiknya dari pengaruh cuaca dengan

ventilasi secukupnya.

Gambar 3.14 Semen Portland (Holcim) dan Water Proofing

2. Agregrat Halus (Pasir)

Sebelum digunakan, pasir harus diayak terlebih dahulu, sehingga pasir yang

digunakan memenuhi Rencana Kerja dan Syarat (RKS), yaitu :

a. bahan pasir berupa pasir alami, cukup kuat, tidak rapuh, berbutir tajam,

keras dan bersih,

b. komposisi gradasinya terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar

lumpur melebihi 5%, maka agregat harus dicuci. Pasir sebagai bahan

bangunan harus pula terbebas dari bahan-bahan organis yang dapat

(51)

Gambar 3.15 Pasir

3. Agregat kasar (Koral)

Agregat kasar yang digunakan berupa batu-batuan yang diperoleh dari

pemecahan batu. Bahan ini terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak

berpori, tidak mengandung butir-butir yang pipih melampaui 20 % dari berat

agregat seluruhnya. Selain itu, agregat kasar ini tidak boleh mengandung

lumpur lebih dari 1 % terhadap berat keringnya, serta bebas dari bahan-bahan

yang dapat merusak seperti zat-zat yang reaktif alkali.

Gambar 3.16 Koral

4. Baja Tulangan

Kondisi fisik besi tulangan harus baru, berwarna abu-abu dan tidak berkarat.

(52)

disamping adanya sertifikat untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus

dimintakan sertifikat contoh dari laboratorium pada saat pendatangan secara

periodik minimal dua percobaan tarik (stress train) untuk setiap 10 ton baja

tulangan. Pada kolom digunakan besi tulangan dengan diameter 22 mm, dan

pada balok digunakan diameter 16 mm.

Gambar 3.17 Baja Tulangan

5. Wiremesh

Wiremesh adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, wiremesh

sangat cocok untuk digunakan pada tulangan lantai pada gedung-gedung

bertingkat. Wiremesh yang digunakan pada proyek ini adalah sebuah produk

dari Batraja dengan diameter 6 x 2 mm untuk pelat lantai semi basement dan

diameter 8 x 2 mm untuk pelat lantai lainnya. Pada proyek ini dipilih

wiremesh karena dinilai akan dapat menghemat pengeluaran dan

(53)

Gambar 3.18 Wiremesh (jaring kawat baja)

6. Kawat Bendrat

Kawat bendrat digunakan untuk mengikat baja tulangan satu dengan lainnya

agar bentuk rangka tulangan tidak berubah. Kawat bendrat terbuat dari baja

dengan diameter yang relatif kecil. Diameter kawat bendrat yang digunakan

dalam proyek ini adalah kawat bendrat dengan diameter 1 mm.

Gambar 3.19 Kawat Bendrat

(54)

Persyaratan teknis air yang dipergunakan dalam proyek ini adalah air yang

bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis,

atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Sebaiknya

dipakai air yang dapat diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas

air, harus dilakukan test laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang

kelayakan air.

8. Solar

Solar digunakan untuk melapisi bekisting sebelum pengecoran dilakukan baik

kolom, balok ataupun pelat lantai supaya pada waktu pengangkatan kolom,

balok, ataupun pelat lantai tidak menempel di tempat pengecoran.

Gambar 3.20 Solar

5 Pelaksanaan Pekerjaan

Pada pekerjaan struktur atas (upper structure) jenis pelaksanaan pekerjaan

yang dilakukan adalah pekerjaan produksi cast in place. Pekerjaan produksi balok

dan pelat dilaksanakan pada lantai kerja yang meliputi beberapa kegiatan.

(55)

a. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.

b. Shop drawing yang telah disetujui oleh pihak kontraktor atau konsultan.

c. Kesiapan alat produksi.

d. Kesiapan material yang mencukupi untuk produksi sesuai dengan BQ

(Bill of Quantity).

e. Persiapan tenaga kerja yang dibutuhkan.

f. Penyediaan mix desain beton sesuai spesifikasi teknis.

2. Pemasangan Bekisting

Bekisting (mould) adalah cetakan beton yang biasanya terbuat dari kayu dan

berfungsi untuk membuat beton bertulang supaya mempunyai bentuk dan

ukuran yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang diperhatikan

dalam pekerjaan pemasangan acuan ini antara lain:

a. acuan harus tepat ukuran agar diperoleh ukuran beton sesuai dengan yang

direncanakan,

b. acuan harus cukup kaku, kuat, rapat, dan tidak melendut sehingga tidak

berubah bentuk selama pengecoran dan pelaksanaan,

c. acuan harus rata, sehingga tidak ada bagian yang menjadi menonjol atau

menggelembung,

d. bekisting mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada beton,

serta perlu dipikirkan pemakaian berulang-ulang.

Pada proyek ini, pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bekisting tie beam,

kolom, pekerjaan bekisting balok, dan plat lantai, serta pekerjaan bekisting

(56)

dengan menggunakan papan dan kayu. seperti yang tertera pada Gambar 3.7.

Sedangkan untuk bekisting pelat lantai digunakan metal deck yang terbuat

dari baja HI-TEN G550 dengan tebal 0,50 mm panjang 7 m (max 14 m) dan

lebar 1000 mm seperti yang tertera pada gambar 3.8.

3. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office ini,

tulangan balok yang digunakan yaitu D16 untuk tulangan utama sedangkan

Ø10 untuk tulangan gesernya (sengkang). Bahan yang dipakai yaitu baja

dengan mutu fy = 390 Mpa untuk > D 13 (BJTD) sebagai tulangan utama,

serta untuk tulangan geser (sengkang) menggunakan mutu baja fy = 240 Mpa

< Ø12 (BJTP). Sedangkan tulangan yang digunakan pada pelat lantai adalah

wiremesh dengan diameter Ø8 x 2 mm, dengan tebal plat lantai yaitu 12 cm

dengan mutu beton yang sama seperti mutu pada balok.

a. Penulangan Balok

Pada proyek ini pembuatan dan pemasangan tulangan balok dilakukan

pada tempatnya. Langkah – langkah dalam penulangan balok.

1) Pabrikasi tulangan pembesian sesuai shop drawing.

2) Pemotongan tulangan

Pemotongan tulangan dikerjakan dengan menggunakan alat

(57)

Gambar 3.21 Pemotong Tulangan

3) Pembengkokan Tulangan

Pembengkokan tulangan dikerjakan dengan menggunakan alat

pembengkok tulangan .

Gambar 3.22 Pembengkok Tulangan

4) Perakitan tulangan

Perakitan tulangan dengan bantuan kawat bendrat sesuai shop

drawing. Pada proyek ini perakitan tulangan dilakukan secara

langsung ditempat lokasi balok. Adapun tahapanya adalah sebagai

(58)

a) Memasang tulangan utama balok pada masing-masing kolom

yang telah berdiri.

b) Memasukan sengkang kedalam tulangan utama yang sudah

terpasang sebelumnya.

Gambar 3.23 Perakitan Tulangan Balok

c) Pemasangan bekisting balok.

d) Pengecekan kebersihan cetakan, pemasangan tulangan,

pemasangan beton decking, kelurusan cetakan dan dimensi

tulangan oleh quality control.

e) Apabila hasil pengecekan telah sesuai kriteria, maka

selanjutnya dilakukan proses pengecoran.

b. Penulangan pelat lantai

Langkah-langkah dalam penulangan plat lantai (slab).

1) Pemasangan perancah dibawah lokasi pelat yang akan digunakan.

2) Pengecekan kedataran perancah.

(59)

Pada proyek ini digunakan metal deck karena mempunyai kelebihan

selain sebagai pengganti bekisting juga berfungsi sebagai tulangan positif

searah secara bersamaan.

Gambar 3.24 Metal deck

4) Penguncian metal deck dengan menggunakan potongan tulangan yang

sudah disesuaikan untuk menghindari perubahan posisi pada metal

deck, kemudian dilas kesalah satu tulangan balok.

Gambar 3.25 Penguncian Metal deck

5) Pemasangan tulangan pembentuk atau cakar ayam diatas lembaran

metal deck, cakar ayam ini berfungsi untuk menjaga agar tebal pelat

(60)

Gambar 3.26 Pemasangan Cakar Ayam

6) Pemasangan lembaran wiremesh diatas metal deck sesuai lebar pelat

masing-masing.

Gambar 3.27 Pemasangan Wiremesh

7) Penguncian wiremesh dengan menggunakan potongan tulangan

dengan panjang kurang lebih 30 cm dan 60 cm, kemudian diikat

dengan menggunakan bendrat pada tulangan balok yang berfungsi

(61)

Gambar 3.28 Tulangan Pengunci Wiremesh

Gambar 3.29 Penguncian Wiremesh

8) Pengecekkan kembali dari quality control dan disahkan untuk

dilakukan pengecoran.

9) Kebersihan lokasi yang akan di cor.

Permukaan acuan harus licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti

potongan kayu, tanah dan sebagainya.

10) Pemeriksaan bekisting.

11) Acuan harus rapat, tidak terdapat celah, tidak bocor dan harus kuat.

12) Pemeriksaan beton decking.

13) Pemeriksaan tulangan.

Pemeriksaan kawat bendrat, jumlah tulangan, ukuran tulangan, jumlah

(62)

c. Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan bekisting dan

penulangan selesai dan setelah dilaksanakan pengecekan kesiapan

pengecoran dari quality control, seperti halnya pekerjan bekisting dan

penulangan, pengecoran juga di lakukan di lantai kerja. Pengecoran

menggunakan campuran beton yang dihasilkan oleh molen dengan mutu

beton K-225 (fc’ = 18,675 Mpa).

Berikut langkah-langkah pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai:

1) Penuangan beton

Prosedur pada umumnya sebelum dilakukan penuangan beton adalah

beton harus diuji terlebih dahulu slump betonnya sesuai dengan syarat

yang telah ditentukan. Untuk pengujian selanjutnya dilakukan tiap 5

m3 sekali untuk mengetahui keakuratan campuran (kekentalan adukan

beton). Namun pada proyek Pembangunan Gedung ConfenienceStore

& Office ini tidak dilakukan pengujian Slump, hanya diambil 3 sampel

disetiap pekerjaan pengecoran untuk dilakukan pengujian kuat tekan

beton. Penuangan beton dalam proyek ini dilakukan dengan

menggunakan ember secara estaffete. Hal ini dilakukan karena lokasi

proyek tidak mempunyai akses untuk melakukan pengecoran dengan

menggunakan ready mix. Pengecoran pelat lantai dilakukan mulai

(63)

Gambar 3.30 Uji Slump

Gambar 3.31 Proses Pengecoran Pelat dan Balok

2) Pemadatan beton

Pemadatan beton merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam

menentukan kekuatan dan ketahanan beton. Banyak sekali kegagalan

beton karena kurangnya pemadatan dan terjadi keropos pada beton.

Pemadatan dilakukan dengan cara menusuk-nusuk dengan vibrator.

Vibrator dimasukkan ke dalam adukan beton secara vertical. Selama

penggetaran, vibrator diusahakan tidak mengenai acuan dan besi

tulangan, agar besi tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran

(64)

Gambar 3.32 Pemadatan Beton

3) Perawatan Beton (curring)

Perawatan beton ialah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton

segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton

dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga

untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir)

berlangsung dengan sempurna. Bila hal itu tidak dilakukan, akan

terjadi beton yang kurang kuat dan juga timbul retak-retak. Selain itu,

Perawatan beton (curring) dilakukan dengan terpal atau karung yang

dibasahi, atau bisa juga dengan cara disiram agar tidak terjadi retak.

Kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan cuaca,

dan lebih kedap air (Tjokrodimuljo, 1997).

d. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan apabila bagian konstruksi

yang dibongkar acuannya telah mencapai kekuatan yang diinginkan.

Pembongkaran bekisting balok dilakukan dengan menggunakan linggis

(65)

perlu diperhatikan penggunaan bekisting yang berulang-ulang sehingga

lebih ekonomis.

Gambar 3.33 Pembongkaran Bekisting

6

Pengendalian Proyek

Pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek harus sesuai dengan standar

kualitas yang direncanakan, baik mutu, waktu, dan biaya. Oleh karena itu perlu

diperhatikan pengendalian proyek agar tercapai standar yang diinginkan tersebut.

Pengendalian dilakukan melalui pengawasan atau pengujian terhadap semua

pekerjaan yang dilakukan agar sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat.

Pengendalian tersebut dapat berupa pengendalian mutu material yang digunakan,

mutu peralatan, waktu yang diperlukan, biaya pelaksanaan, yang semuanya diatur

dengan manajemen yang baik dan dilaporkan secara berkala agar diketahui hasil

dan perkembangan yang dicapai.

Secara umum proses pengendalian dari suatu proyek adalah sebagai

berikut:

(66)

Merupakan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan, baik dalam hal kualitas

hasil pekerjaan maupun waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan item pekerjaan

suatu proyek pembangunan. Pemeriksaan merupakan tindakan untuk mengetahui

atau mengukur seberapa jauh tingkat kesesuaian hasil pelaksanaan pekerjaan,

dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dengan membuat interprestasi hasil-hasil

pemeriksaan kemudian dijadikan bahan untuk memberi saran untuk pekerjaan

selanjutnya. Pemeriksaan pada suatu proyek dapat dilakukan pada waktu

dilapangan sebelum maupun sesudah pekerjaan itu dimulai.

3.4.2 Perbandingan

Merupakan kegiatan membandingkan hasil pekerjaan yang telah dicapai

dengan rencana yang telah ditentukan. Hasil perbandingan ini akan memberikan

suatu kesimpulan, apakah pekerjaan dapat dilanjutkan atau dihentikan.

3.4.3 Koreksi

Adalah tindakan perbaikan, meluruskan penyimpangan yang terjadi serta

mengantisipasi keadaan yang tidak terduga. Tindakan koreksi dapat berupa

penyesuaian, modifikasi rencana, perbaikan syarat-syarat pelaksanaan,

pembongkaran diikuti dengan pembuatan yang baru dan lain-lain.

Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberi hasil yang optimal

sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian efektifitas dan

(67)

menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada harus teratasi. Secara umum

tujuan dari pengendalian proyek dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan.

2. Lebih peka dalam mengamati masalah yang mungkin timbul pada

Mutu adalah karakteristik produk, sesuai dengan keinginan pemilik proyek,

dimana standar yang diminta dituangkan dalam dokumen kontrak (Daryatno,

2001). Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar

bahan bangunan atau material yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan

sesuai dengan persyaratan mutu bahan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan

Syarat (RKS). Pengendalian mutu adalah pengendalian teknis untuk mengarahkan

pelaksanaan pembangunan fisik agar tidak melanggar syarat dan spesifikasi yang

telah direncanakan. Pengendalian mutu meliputi pengendalian mutu bahan,

pengendalian peralatan dan pengendalian tenaga kerja.

1. Pengendalian Mutu Bahan

Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar

bahan bangunan atau material yang digunakan mempunyai kualitas yang baik

(68)

Kerja dan Syarat (RKS). Pengendalian yang diterapkan dalam proyek

pembangunan Gedung Convenience Store & Office antara lain:

1) Ketersediaan Bahan

Tersedianya bahan yang sesuai dengan spesifikasi termasuk di dalamnya

persetujuan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam pengendalian

mutu bahan.

2) Jadwal Pengadaan Bahan

Jadwal pengadaan bahan harus tepat karena seluruh waktu yang digunakan

untuk melaksanakan proyek tergantung satu sama lain.

3) Penyimpanan Bahan

kualitas bahan bangunan yang akan digunakan.

Pengendalian mutu bahan di lapangan meliputi inspeksi dan test.Pengendalian

mutu bahan dapat dilakukan dengan mengadakan pengawasan mutu terhadap

material-material berikut ini.

1) Beton

Pada Proyek Pembangunan Gedung Convenience Store & Office ini,

pengujian beton terdiri dari dua tahap, yaitu pengujian di lapangan dan di

(69)

(PBBI) 1971, pengujian mutu beton dilakukan tiap 3 m3 beton, namun

dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan peraturan tersebut. Pada

proyek ini dilakukan pengujian tiap jenis pekerjaan dan diambil 3 sampel

sebagai benda uji.

a) Pengujian di lapangan

Pengujian di lapangan dapat dilakukan dengan slump test yaitu untuk

menguji tingkat kekentalan adukan beton yang berguna pada saat

pekerjaan beton (workability). Pengujian ini dilakukan pada setiap

adukan beton sebelum digunakan untuk pengecoran. Alat yang

digunakan adalah kerucut Abrams, berupa corong baja berbentuk

conus berlubang pada kedua ujungnya, bagian bawah berdiameter 10

cm, diameter atas 5 cm, dan tingginya 30 cm. Namun pada proyek ini

tidak dilakukan uji slump hanya dilakukan uji tekan yang diambil 3

sampel untuk setiap jenis pekerjaan. Pada laporan ini penulis tetap

memberikan prosedur yang pada umumnya dilaksanakan pada setiap

proyek. Adapun pelaksanaan slump test yaitu sebagai berikut:

1. kerucut abrams diletakkan di atas papan yang rata dan tidak

menyerap air dengan diameter yang besar dibagian bawah,

2. adukan beton dimasukkan ke dalam kerucut secara hati-hati dan

dijaga agar kerucut tidak bergerak,

3. kerucut diisi adukan beton sebanyak 1/3 volume, kemudian

ditusuk-tusuk dengan tongkat baja (diameter 16 mm, panjang 60

Gambar

Gambar 2.1 Lokasi Proyek
Gambar 2.2 Hubungan Pengelola
Gambar 3.2 Rambu Ukur
Gambar 3.3 Alat Pembengkok Tulangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

54 Tahun 2010 beserta perubahannya, terhadap peserta yang akan diusulkan sebagai calon pemenang lelang, dilakukan pembuktian kualifikasi terhadap semua data dan

Aktivitas remaja yang sangat bervariasi membutuhkan pendidik yang kreatif dimana hal yang mendasar untuk meningkatkan minat baca bagi remaja adalah dengan

Harga diri yang positif dapat membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasadiperlukan kehadirannya sebagai individu di dunia ini,

Nina Migiandany, wawancara dengan peneliti, di Kantor PPAT Nina Migiandani, Bandung, pada tanggal 2 Oktober 2013, pukul 10.45 WIB.. masing PPAT, PPAT Pengganti, PPAT Sementara,

d.Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c, maka perlu menetapkan keputusan Keputusan Ketua tentang Penetapan Rencana Kerja Pembangunan

Pada konstruksi beton bertulang, korosi baja tulangan merupakan sebuah permasalah serius.Baja merupakan komponen yang berperan untuk mengakomodasi kelemahan beton dalam hal

Tujuan penelitian ini adalah Menentukan asal lingkungan pengendapan batuan sumber dari sampel teranalisis, dengan mengidentifikasi senyawa-senyawa biomarker minyak bumi dari

(a) Pada tanggal 22 Desember 2011, PT Mustika Memadata telah mendaftarkan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 684) terhadap PT Direct Vision sebagai