• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

“PROPEGAM” (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air

Bersih di Kawasan Pesisir

BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh :

Dharma Sucipto 125100301111007 Angkatan 2012

Desak Putu Ariska Pradnya Dewi 125100600111015 Angkatan 2012

Reinhardt Alexandro 125100600111007 Angkatan 2012

Hakim Al Kausar 115100600111020 Angkatan 2011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)
(3)

ii Halaman Kulit Muka

PENGESAHAN PKM-KARSA CIPTA ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

RINGKASAN ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Rumusan Masalah. ... 2

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Luaran Yang Diharapkan. ... 3

1.4 Kegunaan Program ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ... 4

2.1. Kondensasi ... 4

2.2. Efek Rumah Kaca ... 4

2.3 Proses Pembuatan Garam ... 5

2.4 Hidroponik ... 6

BAB 3 METODE PELAKSANAAN ... 6

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 6

3.2 Studi Pustaka ... 6

3.3 Bahan dan Peralatan ... 6

3.4 Tahap Perancangan Alat ... 7

3.5 Tahap Pelaksanaan Aplikasi Program ... 8

3.6 Tahap Pengujian Alat ... 9

3.7 Evaluasi... 9

BAB 4 RANCANGAN BIAYA dan JADWAL KEGIATAN PROGRAM. ... 9

DAFTAR PUSTAKA. ... 10

(4)
(5)

iv Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan pesisir terpanjang di dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang besar seperti garam. Pada kenyataanya produktivitas garam di Indonesia masih rendah. Sebanyak 1,6 juta ton garam masih harus diekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rendahnya produksi ini dikarenakan Indonesia masih menggunakan cara tradisonal dalam memproduksi garam. Penjemuran yang dilakukan secara langsung oleh petani garam dirasa kurang efektif karena terkendala proses yang lama dan cuaca.

Sementara itu, hampir 95,9% peduduk Indonesia bermukin pada jarak 100 km dari garis pantai. Kebutuhan air tawar sebagai air bersih di kawasan pesisir masih menjadi kendala. Air yang ditemukan adalah air laut yang memiliki kadar garam 33.000 mg/lt. Agar bisa digunakan sebagai air bersih, air tersebut harus memiliki kadar garam 400 mg/lt. Kondisi tanah yang berkadar garam tinggi juga tak memungkinkan untuk berbudidaya sayuran di pesisir. Padahal potensi air laut jika menjadi air tawar bisa digunakan sebagai media tanam hidroponik

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas dengan garis pantai mencapai sepanjang 81.000 km (Dahuri dkk, 2001). Oleh karena itu, potensi sumberdaya kelautan baik hayati maupun non hayati di Indonesia sangat besar. Salah satu kekayaan sumberdaya daya kelautan non hayati yang dimiliki adalah produksi garam. Namun kenyataannya produktivitas pembuatan garam di Indonesia masih rendah. Menurut Maulida (2010) Indonesia masih mengimpor garam sebesar 1,6 juta ton garam dari total kebutuhan garam nasional sebesar 2,8 juta ton pada 2010. Ini artinya menunjukkan bahwa Indonesia hanya mampu memproduksi garam sebanyak 1,2 juta ton. Kebutuhan akan garam diperkirakan akan terus meningkat menjadi 5 juta ton pada tahun 2015 seiring dengan pertumbuhan industri penggunanya (Kemenperin, 2010).

Rendahnya produksi garam di Indonesia diakibatkan masih tradisionalnya sistem produksi yang digunakan oleh para petani garam. Proses produksi garam di Indonesia kebanyakan dilakukan secara tradisional, dengan memanfaatkan air laut dan panas matahari. Air laut yang mempunyai kadar garam rata-rata 2,5 % berat total, diuapkan pada lahan penjemuran yang terbuka secara berulang-ulang sampai kondisi jenuh dan mengkristal (Pamuji dan Anwar, 2010). Kondisi iklim dan cuaca yang seringkali tidak bersahabat, mekanisme harga, dan pasar garam yang cenderung tidak berpihak kepada petani garam menjadikan usaha garam berisiko menurun (Ihsannudin, 2012). Produksi garam rakyat ini hanya dapat dilakukan selama musim kering dan hanya berjalan secara efektif kurang-lebih 3-4 bulan saja selain 1,5 bulan sebelumnya untuk masa persiapan produksi, hal-hal itulah yang menyebabkan produksi garam rendah (Wirasantosa, 2005).

Di sisi lain kebutuhan air bersih di Indonesia masih terdapat banyak kendala, salah satunya yaitu pemenuhan air bersih di daerah pesisir (Assomadi dan Lathif, 2010). Jumlah penduduk Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa. Hampir seluruhnya (95,9 %) berdiam di kawasan yang berada dalam jarak 100 km dari garis pantai. Lebih dari 14 juta penduduk atau ± 7,5% dari total penduduk Indonesia menggantungkan

hidupnya pada kegiatan yang ada di kawasan ini (Departemen Kelautan dan Perikanan,

2003). Masyarakat pesisir membutuhkan air payau sebagai pemenuhan kehidupannya

(7)

payau berkisar 1000 – 3000 mg/lt. Air minum tidak boleh mengandung garam lebih dari 400 mg/lt (Hidayat, 2011). Selain itu pasir yang berada dipesisir memiliki kadar garam yang tinggi sehingga sulit untuk ditanami sayuran.

Oleh karena itu pada PKM-KC ini, inovasi yang ditawarkan adalah “Propegam” (Prototipe Pengolah Garam) yakni sebuah alat untuk menghasilkan garam dan air bersih serta hasil tambahan berupa sayuran dari media hidroponik. “Propegam” dirancang dengan memanfaatkan efek rumah kaca. Energi matahari sebagai sumber utama akan memasuki bagian dalam alat. Suhu dalam alat yang lebih panas dibandingkan di luar menyebabkan proses evaporasi dan pembentukan kristal garam semakin cepat. Uap yang terbentuk lalu mengalami kondensasi pada bagian kaca. Hal ini dikarenakan suhu kaca lebih dingin dibandingkan suhu bagian dalam alat. Uap panas yang terkena dingin tersebut akan menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air tersebut merupakan air tawar yang bisa digunakan sebagai air bersih maupun media tanam hidroponik.

Di bagian sisi kanan dan kiri pada bagian atap “Propegam” akan dipasang solar cell yang berfungsi untuk mengerakkan dua pompa air (lampiran 5). Pompa yang pertama berfungsi untuk mendinginkan bagian luar kaca untuk mempercepat proses kondensasi. Pompa yang kedua berfungsi mendistribusikan air sebagai media hidroponik. Sayuran yang ditanam adalah jenis sayuran yang tahan panas seperti sawi. Dengan alat ini, cuaca tidak akan menjadi penghalang dalam menghasilkan garam karena prinsip dari efek rumah kaca yang mampu menyimpan panas.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam PKM-KC yang diusulkan antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana metode perancangan “Propegam” yang sesuai dengan standar pasar sehingga dihasilkan alat pemisah garam dan air bersih yang efektif dan efisien?

2. Apakah efek rumah kaca dan kondensasi dapat diaplikasikan dalam pembuatan alat pemisah garam dan air bersih?

3. Bagaimana metode pembuatan dan pengujian “Propegam” yang efisien? 1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan PKM-KC ini yaitu:

(8)

2. Mengetahui apakah manfaat efek rumah kaca dan kondensasi dapat diaplikasikan dalam pembuatan alat pemisah garam dan air bersih.

3. Memberikan metode pembuatan dan pengujian “Propegam” yang efisien untuk pengaplikasian di masyarakat.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Diharapkan dengan karya ini akan dihasilkan teknologi alat pemisah garam dan air bersih yang efektif dan efisien. Sehingga dapat menghasilkan garam dan air bersih serta sayuran dari media hidroponik dikawasan pesisir. Selain itu, target luaran yang diharapkan dari program ini adalah :

a. Potensi Paten/HKI

“Propegam” memiliki potensi untuk dipatenkan karena alat ini merupakan alat baru di Indonesia. Selama ini proses pembuatan garam hanya dengan penjemuran biasa. Selain itu, pemerintah masih belum menemukan solusi efektif untuk menghasilkan garam dan mengatasi krisis air bersih di kawasan pesisir. Gambar 1. ini merupakan hasil search data dari Direktorat Jendral Hak kelayakan Intelektual RI tahun 2013 terlihat

bahwa belum adanya alat pengolah garam.

Gambar 1. Data Direktorat Jendral Hak Kelayakan Intelektual RI Tahun 2013 (Sumber : Data Direktorat Jendral HKI RI 2013)

b. Potensi Publikasi Artikel Ilmiah

(9)

1.5. Kegunaan Program

a. Bagi Akademisi atau Mahasiswa

Menjadikan media aktualisasi dan pengembangan teknologi di bidang teknologi dan rekayasa untuk menghasilkan garam dan air bersih di kawasan pesisir serta sayuran dari media hidroponik. Selain itu sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. b. Bagi Masyarakat

Memberikan wacana baru tentang pengembangan teknologi dibidang teknologi dan rekayasa alat untuk pemisah garam dan air bersih serta memberikan solusi yang efektif untuk menghasilkan garam dan mengatasi krisis air bersih serta sayuran dari media hidroponik dikawasan persisir.

c. Bagi Pemerintah

Sebagai salah satu solusi altenatif alat pemisah garam dan air yang efektif dan efisien sehingga dapat membantu memberikan solusi kepada pemerintah untuk menghasilkan garam dan mengatasi krisis air bersih sehingga tidak diperlukan lagi impor garam serta sayuran dari media hidroponik.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondensasi

Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Proses terjadinya kondensasi dapat dilihat ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut condenser (Widi, 2011).

(10)

2.2 Efek Rumah Kaca

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengem-bang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar (Suarsana, 2011).

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C se-hingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti se-karang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan makin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat (Wahyuni, 2011).

2.3 Proses Pembuatan Garam

Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C (Purbandi, 2001).

(11)

melalui tanah akan melarutkan garam batu sehingga terbentuk aliran garam bawah tanah, yang dikenal di Cheshire. Air garam alam dapat dipompa dari aliran garam bawah tanah tersebut. Air garam alam hasil proses tersebut dapat menjadi delapan kali lebih asin daripada air laut (Fielding, 2006).

2.4 Hidroponik

Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai metode pertumbuhan tanaman. Dengan menggunakan metode hidroponik, petani dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanamannya yang dapat dilakukan pada lahan sempit di perkotaan dengan media rumah kaca. Untuk menghasilkan hasil produksi tanaman yang baik dan melimpah, para petani harus selalu memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembaban pada rumah kaca (Chadirin, 2001). Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik adalah sayur-sayuran seperti sawi, bayam, kangkung, brokoli dll. selain itu media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5,5-6,5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelambaban sepeti spons (Lakitan, 2008).

BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin Agroindustri Jurusan Keteknikan Pertanian Brawijaya. Proses pembuatan alat ini akan dilaksanakan selama 4 bulan.

3.2 Studi Pustaka

Metode ini digunakan untuk mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan alat. Pustaka yang digunakan yaitu berupa buku-buku teks yang berupa tulisan ilmiah, handbook, e-book, buku reverensi mata kuliah dan juga tulisan-tulisan bebas seperti tulisan pada suatu forum maya, artikel bebas dari suatu situs, dan tulisan surat kabar baik berupa hardcopy maupun softcopy yang berhubungan dengan program yang dikembangkan.

3.3 Bahan dan Peralatan

a) Bahan-bahan yang digunakan yaitu

(12)

2. Alumunium 4 inch dan kayu : Penyangga kaca dan alas

3. Engsel pintu dan baut : Sebagai penyambung antar bagian kaca

4. Kran : Sebagai pembuka dan penutup saluran air

5. Drum air dan bak plastik : Sebagai tempat penyimpanan air dan media hidroponik 6. Termokopel tipe J : Menentukan suhu dan kelembaban udara dalam alat 7. Pipa paralon, selang, tandon : Sebagai tempat mengalirkan air

9. Spons dan isolasi karet : Sebagai penyerap air dan pencegah panas keluar

10. Pompa Air : Memberi tekanan agar air mengalir

11. Solar cell : Penyimpan energi dari matahari

12. Plastik 0.3 mm : Sebagai alas

13. Power Inverter DC to AC : Sebagai pengubah arus dari DC ke AC

14. Paku : Sebagai penghubung antar kayu

b) Peralatan yang digunakan yaitu

1. Mesin Bor : Membuat lubang

2. Gerinda : Mengasah mata bor

3. Mesin Roll : Melengkungkan lempengan aluminium

4. Peralatan penunjang lainnya seperti palu, gergaji, pemotong kaca dan lain lain. 3.4 Tahap Perancangan Alat

1. Desain “Propegam”

(13)

Bagian ujung pada atap “Propegam” dilengkapi dengan dua buah solar cell 10wp. Energi yang dihasilkan dari solar cell akan digunakan untuk menggerakkan pompa air. Pompa air akan digunakan untuk mendistibusikan air di sisi-sisi kaca dengan sistem timer. Air tersebut akan diserap oleh spons yang berada disamping kanan dan kiri alat. Tujuan pemberian air ini adalah untuk mempercepat terjadinya proses kondensasi sehingga air bersih segera terbentuk. Selain itu, pompa air juga berfungsi untuk mendistribusikan air yang berasal dari bak penampung ke media hidroponik. Pada alat ini akan dipasang termokopel yang berfungsi untuk mengetahui suhu di dalam alat.

3.5 Tahap Pelaksanaan Aplikasi Program a) Sistem intrumentasi PROPEGAM

Gambar 2.Bagan sistem intrumentasi “Propegam”

Air laut yang diletakkan dalam alat akan mengalami proses evaporasi atau penguapan. Hal ini diperkuat oleh efek rumah kaca yang terkena sinar matahari. Uap yang terjadi terus menerus menyisakan kristal-kristal garam di dasar alat. Sedangkan uap yang menempel dinding kaca mengalami proses kondensasi. Proses kondensasi dapat dipercepat dengan melakukan penyiram di setiap sisi alat yang sudah ditempeli spons sebelumnya. Hasil dari kondensasi adalah air bersih yakni air tawar yang dapat digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari dan media sebagai media hidroponik untuk bertanam sayuran.

b) Prosedur kerja

Analisa kondisi program

Kebutuhan program Tinjauan Pustaka Administrssi dan

birokrasi

Pembuatan Alat Pengujian Alat Air laut yang

(14)

3.6 Tahap Pengujian Alat

Pengujian alat dilakukan setelah dilakukan perancangan alat “Propegam”. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kelayakan alat sehingga bisa berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kevalidan pengujian, penulis akan mengujikan “Propegam” dengan cara menentukan kadar garam serta jumlah air yang akan dimasukkan ke dalam alat. Setelah mengalami proses evaporasi dan kondensasi, akan didapat jumlah garam dan air bersih yang dihasilkan. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk memperbaiki alat kedepannya. Tahap pengujian dilakukan setelah alat tersebut jadi.

3.7 Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa efektif alat yang dikembangkan. Tahap ini dilakukan dengan membandingkan kondisi atau mitra sebelum dan setelah menggunakan “Propegam” serta tanggapan masyarakat yang telah memanfaatkan “Propegam”.

BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya

No Relokasi Biaya Jumlah Biaya

1. Peralatan Penunjang Rp. 3.640.000,-

2. Biaya Habis Pakai Rp. 4.862.000,-

3. Perjalanan Rp. 1.800.000,-

4. Lain-lain Rp. 1.854.500,-

Total Rp. 12.156.500,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Studi pustaka

Tahap persiapan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Assomadi A. F. dan Lathif F. N. 2010. Model Alat Desalinasi dengan Evaporasi dan Kondensasi menjadi Satu Sistem Ruangan. Paper. ITS Surabaya

Chadirin, Y. 2001. Teknologi Hidroponik II, Modul Kuliah Pelatihan Aplikasi Teknolgi Hidroponik untuk Perkembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor: Lembaga Penelitian ITB.

Dahuri R., Rais Y., Putra S.,G., Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. . Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2013. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil. http://www.dkp.org (akses pada tanggal 1 Oktober 2013).

Fielding, A dan Annelise, F. 2006. The salt industry. Osprey Publishing. 56 h.

Hidayat R.R. 2011. Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari. Skripsi. IPB: Bogor

Ihsannudin. 2012. Tingkat Risiko Usaha Pegaraman Rakyat Masa Produksi 2011: Suatu Telaah Dalam Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor. Jember :Prosiding. Seminar Nasional Revitalisasi Pertanian Berkelanjutan Menuju Ketahanan dan Kedaulatan Pangan

Kemenperin.2010. www.kemenperin.go.id. Diakses pada 1 Oktober 2013

Lakitan, B. 2008.Jakarta Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.

Maulida, Diah. 2010. Dukungan Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Swasembada Garam. Makalah. Seminar Nasional Merekonstruksi Garam Rakyat: dalam Perspektif Teknis, Sosial Ekonomi dan Kelembagaan”. Universitas Trunojoyo Madura, 5 Juli 2010

Pamuji, G. I dan Anwar M.F. 2010. Studi Laju Pengeringan Garam. Paper. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.

Purbandi, Dini. 2001. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Vol. 7. No. 4. Hlm 5

Reza. 2012. Proses Kondensasi pada Pembuatan Garam di Kawasan Pesisir. Vol.8 No.9.Hlm.15

Suarsana, Made. 2011. Global Warming: Ancaman Nyata Sektor Pertanian dan Upaya Mengatasi Kadar CO2 Atmosfer. Vol. 11 No. 1. Hlm 32

Wahyuni, Putu Sri. 2011. WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 14. No. 3. Hlm 21 Widi.2011. Proses Kondensasi pada Reaksi Kimia. Vol. 8. No.7. Hlm 10

(16)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Ketua

A.Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dharma Sucipto

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian

4 NIM 125100301111007

5 Tempat dan Tanggal Lahir Gresik, 11 Agustus 1994

6 E-mail dharmarama49@yahoo.com

7 Nomor telepon/HP 085733278684

B. Riwayat Pendidikan

C.Pemakalah Seminar (oral presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

D.Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Pemenang nominasi kategori lingkungan dalam ajang SATU INDONESIA AWARD

ASTRA INTERNASIONAL 2012

2 Juara 3 LKTI Agribisnis National Competition IPB Bogor

IPB Bogor 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi

Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 2 Laban SMPN 2 Menganti SMAN 1 Driyorejo

Jurusan IPA

(17)

Malang, 20 Oktober 2013

Pengusul,

(Dharma Sucipto)

Anggota I

A.Identitas Diri

1 Nama Lengkap Desak Putu Arisaka Pradnya D

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Teknik Bioproses

4 NIM 125100601110015

5 Tempat dan Tanggal Lahir Gianyar, 23 Maret 1994

6 E-mail putu.pradnya@yahoo.com

7 Nomor telepon/HP 085237443671

B. Riwayat Pendidikan

C. Pemakalah Seminar (oral presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1.

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara II LKTIM Universitas Widya Gama 2013

2 Finalis LKTIM UGM Universitas Gajah Mada 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Kebonsari 2 SMP N 1 Jember SMA N 1 Jember

Jurusan IPA

(18)

Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

Malang, 20 Oktober 2013

Pengusul,

(Desak Putu Ariska) Anggota II

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Reinhardt Alexandro

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknik Bioproses

4 NIM 125100600111007

5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 2 Agustus 1994

6 E-mail Alexandroreinhardt94@gmail.com

7 Nomor telepon/HP 085755118058

B. Riwayat Pendidikan

C.Pemakalah Seminar (oral presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

D.Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara III PIMBA Universitas Brawijaya 2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Methodist Binjai SMPN 2 Binjai SMA Santo Thomas 1 Medan

Jurusan IPA

(19)

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi

Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

Malang, 20 Oktober 2013

Pengusul,

(Reinhardt Alexandro)

Anggota III

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Hakim Al Kausar

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknik Bioproses

4 NIM 115100600111020

5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 20 Januari 1992

6 E-mail alkausarhakim@yahoo.co.id

7 Nomor telepon/HP 085732455059

B. Riwayat Pendidikan

C.Pemakalah Seminar (oral presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

D.Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Finalis MUN UI Universitas Indonesia 2012

2 Juara 1 PEKANAS Universitas Mataram 2012

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Greges 129 SMP Barunawati SMA Hang Tuah 1

Jurusan IPA

(20)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi

Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

Malang, 20 Oktober 2013

Pengusul,

(21)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang

Jenis Bahan Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Total Kaca

Kayu Sebagai penyangga 7 potong Rp. 45.000,-/

potong

Bak plastik Sebagai wadah air bersih Spons polos Sebagai penyerap air

untuk mendinginkan

Bibit Sawi Sebagai bibit untuk hidroponik

1 pak Rp 25.000,-/ pak Rp. 25.000,-

Paku Untuk menyambung

kayu

(22)

Engsel

Kran Air Sebagai pembuka

dan penutup saluran air

3 buah Rp 15.000,-/buah Rp. 45.000,-

Sub total Rp. 4.862.000,-

3. Perjalanan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga satuan Keterangan

Pembelian

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga satuan Keterangan

(23)

CD Keperluan monev 10 Rp. 3.500,-/keping

Rp. 35.000,-

Kertas A4 Penulisan laporan 1 rim Rp. 35.500,-/rim

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

(24)
(25)

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan Tampak Atas

Tampak Depan

(26)

Tampak Belakang

(27)

Keterangan Alat

Media hidroponik

Gambar

Gambar 1. Data Direktorat Jendral Hak Kelayakan Intelektual RI Tahun 2013 (Sumber : Data Direktorat Jendral HKI RI 2013)
Gambar 3. Diagram Alir Prosedur Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Sikap ilmiah berkaitan dengan kegiatan IPA yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, dilakukan perekaman pada saat pelaksanaan pembelajaran untuk. dilihat kemunculan sikap

using predicting through pictures.  The teacher taught pronunciation using repetition drills while teaching vocabulary.  The teacher taught present tense to the

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa yaitu terdapat hambatan-hambatan yang dialami siswa sebagai berikut: (1) ketidakpahaman

Koil pengapian mengubah sumber tegangan rendah dari baterai atau koil sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual dari skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Fraksi Klorofil Spirulina sp terhadap Sifat Listrik dengan Struktur Dye

Entrepreneurship function in cooperative is as the maker of decision over deployment of assets, decision of member firm should be aligned with the decision

Jadi konsep HAM di Indonesia bukan saja terhadap hak-hak mendasar manusia, tetapi ada kewajiban dasar manusia sebagai warga negara untuk mematuhi peraturan

Pendayagunaan hidcum dalam pem- bangiman nasional adalah upaya mem^g- sikan hukum dalam proses pembangunan nasional untuk melakukan pembahan sosial yang sesuai dengan