• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Mata Kuliah dengan Pendekata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penjadwalan Mata Kuliah dengan Pendekata"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENJADWALAN MATAKULIAH

DENGAN PENDEKATAN PEWARNAAN GRAF

DI UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

Leo Sendra(1), R. Gunawan Santosa(2), Restyandito(3)

Intisari

Penjadwalan matakuliah merupakan suatu kegiatan untuk mengalokasikan

matakuliah-matakuliah pada slot-slot waktu tertentu dan pada ruang-ruang yang

tersedia dengan memperhatikan batasan-batasan yang ada. Penjadwalan

matakuliah sulit dilakukan secara manual jika matakuliah yang ditawarkan

jumlahnya banyak dan batasan-batasan yang harus diperhatikan banyak.

Dalam membentuk suatu jadwal matakuliah yang dapat memenuhi

batasan-batasan yang ada, penulis memodelkan matakuliah ke dalam bentuk graf dan

membagi proses pembentukan jadwal ke dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan

paket matakuliah, tahap alokasi paket matakuliah ke slot waktu dan tahap alokasi

matakuliah ke ruang kelas.

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan adalah dengan pemodelan yang

dibuat dan penerapan pewarnaan graf dapat membentuk paket matakuliah yang

bebas dari tabrakan, kombinasi pewarnaan verteks dapat digunakan sebagai

alternatif-alternatif solusi yang berguna untuk membuat seluruh matakuliah

mendapatkan ruang kelas, paket-paket matakuliah hasil pewarnaan graf dengan

algoritma welch-powell tidak dapat secara langsung memenuhi batasan yang ada.

Sehingga harus dilakukan beberapa modifikasi. Selain itu juga, ternyata sistem

paket matakuliah yang dihasilkan menyebabkan ketergantungan dalam hal alokasi

ke slot waktu.

Kata Kunci: Penjadwalan matakuliah, Pewarnaan graf, Algoritma welch-powell

(1) Leo Sendra, Mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Duta Wacana

(2) Drs. R. Gunawan Santosa, M.Si., Dosen Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Duta Wacana

(2)

1. Pendahuluan

Penjadwalan matakuliah merupakan suatu kegiatan untuk mengalokasikan

matakuliah-matakuliah pada slot-slot waktu tertentu dan pada ruang-ruang yang tersedia dengan

memperhatikan batasan-batasan yang ada. Batasan-batasan yang harus diperhatikan adalah

matakuliah yang sama tidak boleh berjalan dalam slot waktu yang sama, dosen yang sama

tidak boleh mengajar dalam slot waktu yang sama, jumlah matakuliah yang diijinkan per

semester pada suatu slot waktu, penempatan waktu pelaksanaan matakuliah harus disesuaikan

dengan jadwal dosen pengajar yang bersangkutan, alokasi matakuliah ke ruang kelas harus

disesuaikan dengan kapasitas ruang kelas dan sasaran prodi dari ruang kelas.

Banyaknya jumlah matakuliah yang harus dijadwalkan dan batasan-batasan yang

harus diperhatikan membuat kegiatan penjadwalan matakuliah terasa sulit jika dilakukan secara

manual.

Pada penelitian ini, akan dilakukan penjadwalan matakuliah di Universitas Kristen Duta

Wacana dengan menggunakan pendekatan pewarnaan graf dan diterapkan pada sistem

komputer. Sehingga, pada akhirnya diharapkan penjadwalan matakuliah di Universitas Kristen

Duta Wacana dapat dibantu bahkan diselesaikan dengan komputer untuk memperingan

pekerjaan dan menghemat waktu.

2. Landasan Teori 2.1. Definisi Graf

Sebuah graf, disimbolkan dengan G(V,E), merupakan struktur matematis yang terdiri

dari dua himpunan V dan E. Elemen-elemen dari V disebut dengan verteks (atau node), dan

elemen dari E disebut dengan edge. Setiap edge mempunyai satu atau dua verteks yang berasosiasi dengannya yang disebut dengan endpoints (Gross & Yellen, 1999).

Teori graf mempunyai peran yang besar dalam kehidupan manusia. Verteks sebuah

graf dapat merepresentasikan orang, komputer, kota. Dan edge menunjukkan verteks-verteks yang memiliki hubungan. Sebagai contoh, dua orang yang saling mengenal, dua komputer yang

dapat berkomunikasi atau dua kota yang dihubungkan oleh jalur penerbangan. Sehingga

sebuah graf dapat diartikan sebagai representasi matematis dari sebuah hubungan (Buckley &

Lewinter, 2003). Teori graf digunakan untuk menyederhanakan masalah-masalah yang ada di

dunia nyata sehingga hubungan antar komponen dalam suatu masalah dapat dipahami dengan

mudah.

Dalam teori graf, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan verteks dan edge.

Adjacent verteks adalah dua verteks yang dihubungkan oleh sebuah edge. Sedangkan adjacent

edge adalah dua edge yang mempunyai sebuah endpoint yang sama. Setiap verteks pada sebuah graf memiliki derajat. Derajat dari sebuah verteks dalam graf G, disimbolkan deg(v),

(3)

2.2. Representasi Graf

Sebuah graf dapat direpresentasikan dengan berbagai bentuk. Representasi graf

secara visual memudahkan manusia untuk menganalisanya. Namun, representasi graf dalam

bentuk matriks akan lebih mudah untuk diproses oleh komputer dibanding dengan representasi

dalam bentuk visual.

Ada 2 macam representasi graf dalam bentuk matriks, yaitu:

• Matriks Adjacency

Matriks adjacency dari sebuah graf G, disimbolkan AG, adalah matriks yang baris dan kolomnya merupakan verteks-verteks pada graf G (VG), di mana

AG[u,v] = jumlah edge antar u dan v jikauv

jumlah self-loop pada v jika u=v

• Matriks Incidence

Matriks incidence dari sebuah graf G, disimbolkan IG, adalah matriks yang barisnya merupakan verteks dari graf G (VG) dan kolomnya merupakan edge dari graf G (EG ), di

Pewarnaan graf adalah suatu proses pemberian label atau warna pada edge atau

verteks dari sebuah graf. Pewarnaan graf ada 2 tipe yaitu pewarnaan verteks dan pewarnaan

edge.

Pewarnaan verteks adalah suatu proses pemberian label atau warna pada verteks dari

suatu graf sehingga verteks yang ber-adjacent memiliki label atau warna yang berbeda

(Buckley & Lewinter, 2003).

Dalam teori pewarnaan graf, dikenal suatu bilangan kromatik yang disimbolkan χ.

Bilangan kromatik suatu graf (χ(G)) merupakan jumlah warna minimal yang dibutuhkan untuk

mewarnai komponen-komponen (verteks atau edge) dari graf G. Pemberian warna minimal

pada sebuah graf merupakan pekerjaan yang sulit. Sehingga dibutuhkan suatu algoritma

tertentu untuk pemberian warna dari suatu graf. A. Schaerf melalui penelitiannya yang berjudul

A Survey of Automated Timetabling melakukan survei terhadap berbagai macam algoritma yang

digunakan dalam proses penjadwalan. Salah satu algoritma pewarnaan graf yang dijelaskan

dalam penelitiannya adalah algoritma welch-powell. Schaerf (1999) menyatakan bahwa pada

algoritma welch-powell, verteks dengan derajat terbesar diwarnai terlebih dahulu. Sebab

verteks dengan derajat yang besar merupakan verteks yang paling sulit diwarnai.

Langkah kerja algoritma welch-powell adalah:

(4)

2. Gunakan sebuah warna untuk mewarnai verteks pada urutan pertama dan untuk mewarnai

setiap verteks dalam daftar yang tidak ber-adjacent dengan verteks yang diwarnai sebelumnya.

3. Mulai lagi dengan urutan derajat yang paling tinggi berikutnya dan ulangi proses pewarnaan

verteks yang belum diwarnai dengan warna yang lainnya.

4. Ulangi pemberian warna hingga semua verteks telah terwanai.

3. Perancangan Sistem

Cara kerja sistem yang dibangun pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu:

1. Tahap pembentukan paket matakuliah

Hal-hal penting yang terjadi pada tahap ini adalah pembentukan relasi antar

matakuliah-matakuliah yang ditawarkan, pewarnaan graf dan pengelompokkan verteks-verteks

matakuliah yang berwarna sama. Kumpulan verteks-verteks matakuliah yang bewarna sama

inilah yang disebut dengan paket matakuliah. Berikut adalah gambaran detil dari proses-proses

yang terjadi pada tahap ini:

Gambar 1. Diagram Alir Tahap Pembentukan Paket Matakuliah

2. Tahap alokasi paket matakuliah ke slot waktu

Hal-hal penting yang terjadi pada tahap ini adalah pembentukan relasi antara paket

matakuliah dan slot waktu dengan memperhatikan batasan waktu dosen yang berhalangan

untuk mengajar dan batasan waktu matakuliah dari prodi lain. Dari relasi yang terbentuk, dibuat

penentuan alokasi paket matakuliah dengan memprioritaskan alokasi verteks paket matakuliah

yang derajatnya terkecil. Berikut adalah gambaran detil dari proses-proses yang terjadi pada

(5)

Gambar 2. Diagram Alir Tahap Alokasi Paket Matakuliah ke Slot Waktu

3. Tahap alokasi matakuliah ke ruang kelas

Hal-hal penting yang terjadi pada tahap ini adalah pembentukan relasi antara

matakuliah dan ruang kelas dengan memperhatikan batasan kapasitas ruang kelas dan batasan

sasaran prodi dari ruang kelas. Kemudian, dibuat penentuan alokasi matakuliah dengan

memprioritaskan alokasi verteks paket matakuliah yang derajatnya terkecil. Berikut adalah

gambaran detil dari proses-proses yang terjadi pada tahap ini:

Gambar 3. Diagram Alir Tahap Alokasi Matakuliah ke Ruang Kelas

4. Implementasi Sistem

4.1 Implementasi Pemodelan Relasi Matakuliah

Matakuliah yang memiliki kode sama atau diajar oleh dosen yang sama tidak boleh

dialokasikan dalam slot waktu yang sama. Maka dari itu, matakuliah-matakuliah tersebut

mendapatkan warna yang berbeda agar tidak berada dalam paket yang sama. Berikut adalah

hasil implementasi pemodelan relasi matakuliah tersebut:

(6)

4.2 Implementasi Pemodelan Relasi Paket Matakuliah dan Slot Waktu

Jika dalam suatu paket terdapat matakuliah yang sudah mendapatkan alokasi slot waktu, maka paket yang bersangkutan hanya berelasi dengan slot waktu tersebut. Dan, jika dalam

paket terdapat matakuliah yang diajar oleh dosen yang berhalangan hadir pada suatu slot

waktu, maka paket matakuliah yang bersangkutan tidak akan berelasi dengan slot waktu yang

berhalangan tersebut.

Berikut adalah hasil implementasi pemodelan relasi paket matakuliah dan slot waktu:

Gambar 5. Pemodelan Relasi Paket Matakuliah dan Slot Waktu

4.3 Implementasi Pemodelan Relasi Matakuliah ke Ruang Kelas

Relasi ada antara matakuliah dan ruang kelas jika kapasitas matakuliah lebih kecil atau sama dengan kapasitas ruang kelas dan sasaran prodi dari ruang kelas sama dengan prodi dari

matakuliah. Berikut adalah hasil implementasi pemodelan relasi matakuliah dan ruang kelas:

(7)

4.4 Implementasi Pewarnaan Graf sebagai Alternatif Solusi

Kombinasi isi paket matakuliah dapat terjadi jika pewarnaan awal dilakukan pada verteks yang berbeda-beda. Berikut adalah contoh pewarnaan graf yang menghasilkan kombinasi isi

paket matakuliah:

Gambar 7. Kombinasi Isi Paket Matakuliah I

Gambar 8. Kombinasi Isi Paket Matakuliah II

Pada gambar 7 dan 8, terlihat dengan jelas adanya perbedaan isi kumpulan verteks yang

berwarna sama. Dengan demikian, adanya kombinasi isi paket matakuliah dapat dijadikan

alternatif solusi pembentukan paket matakuliah.

5. Analisis Sistem

1. Pada setiap warna yang terbentuk sering ditemukan matakuliah dari semester yang sama

berjumlah lebih besar atau lebih kecil dari nilai konstrain jumlah matakuliah yang diijinkan

per semester sehingga perlu dilakukan pemecahan paket matakuliah. Hasil pemecahan

paket matakuliah dikonstruksi ulang dan dilakukan pewarnaan graf menggunakan algoritma

welch-powell. Proses pemecahan paket matakuliah dan konstruksi ulang dilakukan terus

menerus hingga konstrain terpenuhi atau hingga warna yang terbentuk telah melebihi 20

warna.

2. Untuk menganalisa hasil jadwal yang terbentuk, dilakukan 5 percobaan generate jadwal dengan susunan urutan prodi yang berbeda-beda. Berikut adalah daftar percobaan

(8)

No Percobaan Urutan Prodi yang Digenerate Jadwalnya

1 MKH-Manj-Akun-TI-SI-Arstk-Despro-Bio-Theo

2 MKH-Theo-Bio-Despro-Arstk-SI- TI-Akun-Manj

3 MKH-Despro-Arstk-TI-SI-Manj-Bio-Akun-Theo

4 MKH-Despro-Arstk-TI-SI-Manj-Bio-Akun-Theo

5 MKH-Arstk-Akun-Bio-Manj-TI-Despro-Theo-SI

Tabel 1. Daftar Percobaan

Percobaan generate jadwal ini akan diuji pada 2 kumpulan data yaitu data yang mengikutsertakan matakuliah lintas prodi non MKH dan data yang tidak mengikutsertakan

matakuliah lintas prodi non MKH. Hal-hal yang akan dicatat pada percobaan ini adalah jumlah

matakuliah yang tabrakan, total seluruh solusi, total seluruh solusi yang valid (solusi yang

memenuhi konstrain jumlah matakuliah yang diijinkan per semester pada setiap slot waktu) dan

total matakuliah yang tidak mendapat ruangan.

Berikut adalah data hasil percobaannya:

(9)

Tabel 3. Hasil Percobaan Generate Jadwal pada Data tanpa Lintas Prodi Non MKH

Berdasarkan data jadwal hasil percobaan:

1. Pengikutsertaan data matakuliah lintas prodi non MKH mengakibatkan kekacauan jadwal

yang terbentuk. Jumlah solusi yang dihasilkan, jumlah solusi yang valid dan jumlah

matakuliah yang tidak mendapat ruang berubah-ubah seiring dengan berubahnya urutan

prodi.

Sedangkan, hasil generate jadwal pada data tanpa matakuliah lintas prodi non MKH memiliki jumlah solusi yang dihasilkan, jumlah solusi yang valid dan jumlah matakuliah yang tidak

mendapat ruang tetap jumlahnya walaupun urutan prodi berubah-ubah.

Hal tersebut disebabkan oleh matakuliah lintas prodi non MKH mendapatkan alokasi slot

waktu yang berbeda-beda saat proses generate jadwal di prodi yang menawarkan matakuliah lintas prodi tersebut.

2. Adanya perbedaan jumlah total solusi dengan total solusi yang valid disebabkan oleh:

• Kecilnya nilai konstrain jumlah matakuliah yang diijinkan per semester pada setiap slot waktu.

• Hasil kombinasi yang terjadi dalam suatu paket matakuliah menyebabkan proses pemecahan paket matakuliah untuk memenuhi konstrain jumlah matakuliah yang diijinkan

per semester pada setiap slot waktu menjadi tidak sempurna.

3. Pembentukan paket matakuliah yang dilakukan sistem terkadang memberikan kerugian. Jika

dalam suatu paket terdapat matakuliah yang sudah mendapatkan plot waktu (misalnya

matakuliah MKH), maka matakuliah-matakuliah yang 1 paket dengannya akan dialokasikan

ke slot waktu yang sama dengan alokasi slot waktu matakuliah MKH.

Kerugiannya adalah:

(10)

tidak mendapatkan ruang kelas.

Pada kasus ini, alternatif solusi memiliki peranan yang penting. Alternatif solusi dapat

digunakan untuk mencari paket dengan matakuliah yang berjumlah lebih sedikit untuk

berjalan bersama-sama dengan matakuliah MKH.

• Ketergantungan alokasi slot waktu juga menyebabkan tidak meratanya distribusi matakuliah di slot-slot waktu yang tersedia.

4. Tidak adanya matakuliah yang bertabrakan pada percobaan yang dilakukan menunjukkan

bahwa pemodelan relasi matakuliah sudah tepat. Sehingga saat proses pewarnaan graf,

matakuliah yang memiliki kode yang sama atau diajar oleh dosen yang sama mendapatkan

warna yang berbeda-beda.

6. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Model relasi graf matakuliah yang dirancang pada sistem dan pemberian warna pada graf

menggunakan algoritma welch-powell dapat membentuk paket-paket matakuliah yang

bebas dari tabrakan.

2. Paket-paket matakuliah yang terbentuk berdasarkan algoritma welch-powell tidak dapat

langsung dialokasikan ke slot waktu sebab masih ada konstrain yang belum terpenuhi.

Modifikasi pada paket seperti pemecahan matakuliah berdasarkan semester diperlukan

untuk memenuhi konstrain tersebut.

3. Sistem paket matakuliah yang dihasilkan sistem menyebabkan ketergantungan dalam hal

alokasi ke slot waktu. Hal ini dapat menimbulkan tidak meratanya distribusi matakuliah di

slot-slot waktu.

4. Adanya kombinasi solusi yang dihasilkan oleh sistem mampu membuat seluruh matakuliah

mendapatkan ruang kelas

5. Penjadwalan yang dihasilkan oleh sistem lebih cocok jika data matakuliah lintas prodi non

MKH tidak diikutsertakan.

7. Daftar Pustaka

Buckley, Fred dan Marty Lewinter. 2003. A Friendly Introduction to Graph Theory. New Jersey: Prentice Hall.

Deo, Narsingh. 1994. Graph Theory with Applications to Engineering and Computer Science. New Delhi: Prentice Hall.

Gross, Jonathan dan Jay Yellen. 1999. Graph Theory and Its Application. Boca Raton: CRC Press.

Lipschutz, Seymour dan Marc Lipson. 1997. Discrete Mathematics. McGraw-Hill Professional. Rob, Peter dan Carlos Coronel. (2007). Database Systems Design, Implementation and

Management7th Edition. Boston: Thompson Course Technology.

Schaerf, A. 1999. A Survey of Automated Timetabling. Diakses 19 Oktober 2008 dari www.diegm.uniud.it/satt/papers/ Scha99.pdf

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Tahap Pembentukan Paket Matakuliah
Gambar 2. Diagram Alir Tahap Alokasi Paket Matakuliah ke Slot Waktu
Gambar 5. Pemodelan Relasi Paket Matakuliah dan Slot Waktu
Gambar 8. Kombinasi Isi Paket Matakuliah II
+3

Referensi

Dokumen terkait

 Teknik Operasi P eknik Operasi Pengeboran Lepas P engeboran Lepas Pantai, Peralat antai, Peralatan, dan Instalasinya an, dan Instalasinya Page 1.

Penulis berharap ke depannya kajian tentang moderasi Islam yang ditinjau dari pemikiran tokoh tidak hanya terhenti pada pemikiran Ahmad Syafii Maarif saja, akan

Tingkah laku tersebut meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperhatikan motif si penolong Perilaku prososial

Shalat yang didalamnya terkandung ucapan-ucapan yang penuh makna diharapkan dapat memberi bekas dalam kehidupan sehari-hari, dengan ucapan-ucapan yang dimengerti dan

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan di Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2021

KOG 3.6-4.6 Anak mampu mengelompok kan ukuran benda melalui kegiatan membedakan gambar berdasarkan ukuran besar dan kecil dengan tepat Anak belum mampu mengelompokk

Aspek yang dinilai dalam kegiatan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul. Berdasarkan pada standar kompetensi yang ada tersebut, maka pembelajaran ini diperlukan media yang dapat