commit to user
64 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Purwodadi yang beralamat di Jl. R. Suprapto No. 82 Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Status sekolah ini adalah sekolah negeri dengan NPSN: 20313845. Data peserta didik di SMA N 1 Purwodadi untuk tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 1027 siswa. Untuk kelas X berjumlah 363 siswa yang terbagi menjadi 9 rombel, kelas XI IPA berjumlah 245 siswa yang terbagi menjadi 7 rombel, untuk kelas XI IPS berjumlah 92 siswa yang terbagi menjadi 3 rombel, untuk kelas XII IPA berjumlah 238 siswa yang terbagi menjadi 7 rombel dan untuk kelas XII IPS berjumlha 89 siswa yang terbagi menjadi 3 rombel.
Ditinjau dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA N 1 Purwodadi di kepala oleh seorang kepala sekolah yang pendidikan akhirnya S2. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah yaitu Wakasek urusan Kurikulum, Wakasek urusan Kesiswaan, Wakasek urusan Humas, dan Wakasek urusan sarana prasarana. Jumlah tenaga pendidik di SMA N 1 Purwodadi berjumlah 19 orang guru. Guru pendidikan agama berjumlah 6 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 4 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru PKn berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru bahasa Indonesia berjumlah 5
commit to user
orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 3 orang. Guru bahasa Inggris berjumlah 5 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 3 orang. Guru matematika berjumlah 5 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 3 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru fisika berjumlah 6 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 4 orang. Guru kimia berjumlah 4orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru biologi berjumlah 4 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 2 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 2 orang. Guru sejarah berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru geografi berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru ekonomi berjumlah 2 orang guru yang terdiri dari lulusan S1/D4 sebanyak 1 orang guru dan lulusan S2/S3 berjumlah 1 orang. Guru sosiologi berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru seni budaya berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S2/S3. Guru penjas orkes berjumlah 3 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru TIK berjumlah 2 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru bahasa jawa berjumlah 3 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru BK berjumlah 6 orang guru yang semuanya lulusan S1/D4. Guru seni musik berjumlah 1orang guru yang memiliki latar belakang S1/D4. Guru bahasa Jerman berjumlah 1orang guru yang memiliki latar belakang S1/D4.
commit to user
Ditinjau dari sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA N 1 Purwodadi memiliki ruang perpustkaan, 3 ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan, ruang multimedia, laboratorium bahasa, laboratorium komputer dan ruang serba guna.
B. Hasil Penelitian
1. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan.
Model pembelajaran koopertaif tipe STAD diselenggarakan oleh SMA N 1 Purwodadi Grobogan, namun tidak semua guru menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD tersebut. Guru SMA N 1 Purwodadi Grobogan khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia paham akan makna STAD yaitu dimana dalam pendekatan ini lebih ditekankan kepada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Jadi tekanan utama dari STAD adalah keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim beruasaha menguasai subjek yang menjadi bahasan.
Konsep pembelajaran kooperatif tipe (STAD) yang diselenggarakan oleh guru bahasa Indonesia dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut.
commit to user
―Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Dalam pembelajaran kooperatif STAD, materi pembelajaran dirancang untuk pembelajaran kelompok sehingga diperlukan adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa (CL No 02, hal 142 ).‖
Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diselenggarakan oleh guru Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Informasi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi Grobogan sebagai berikut.
―Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa per kelompok. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator sedangkan siswa bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahka masalah-masalah belajar yang berkaiatan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru (CL No 01,hal 134).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diselenggarakan oleh guru Bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi Grobogan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
commit to user
Guru yang sudah paham akan konsep dari pembelajaran kooperatif tipe STAD kemudian menyiapkan skenario kegiatan pembelajaran dalam bentuk RPP. Penyusunan RPP dilakukan oleh masing-masing guru dimana guru dituntut untuk kreatif dan menyusun RPP dengan komponen yang lengkap. Berikut ini penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N1 Purwodadi Grobogan mengenai persiapan RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD.
―Hal yang disiapkan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD khususnya untuk ata pelajaran bahasa Indonesia adalah menyiapkan RPP. Pada RPP didalamnya ada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Tujuan pembelajaran, metode, scenario pembelajaran atau langkha-langkah kegiatan pembelajaran, LKS, sumber belajar, dan penilaian (CL No 02, hal 142 )‖.
Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa RPP yang disusun guru memuat berbagai komponen yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi Grobogan sebagai berikut.
―Hal yang disiapkan salah satunya adalah RPP. RPP yang disusun sesuai dengan standar proses. Yang membedakan RPP Student Team Achievement Division (STAD) dengan RPP lainnya adalah isi dari RPP lebih difokuskan pada aktivitas peserta didik dalam melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru berkaiatan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Kami menyusun RPP dengan komponen yang lengkap seperti media yang digunakan, sumber belajar yang digunakan, dan juga model pembelajaran. Model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru-guru di SMA N 1 Purwodadi antara lain inquiry, Student Team Achievement Division (STAD), problem solving dan lain sebagainya (CL No 01,hal 134 )‖.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menyusun RPP untuk
commit to user
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dalam RPP berisi tentang Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Tujuan pembelajaran, metode, scenarip pembelajaran atau langkha-langkah kegiatan pembelajaran, LKS, sumber belajar, dan penilaian.
Materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa juga perlu disiapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar guru memiliki sumber materi yang lengkap sehingga mampu menjelaskan kepada siswa dengan materi yang lengkap pula dan menyeluruh. Penyiapan materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Persiapan materi yang akan diajarkan guru kepada siswa khususnya dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), seperti misalnya materi tentang merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. siswa diharapkan mampu untuk mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara (CL No 03,hal 150).‖
Penjelasan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi mengenai pemilihan materi pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menyatakan sebagai berikut.
―Berdasarkan pengetahuan saya, pada saat merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) guru harus memiilih materi yang akan diajarkan. Meskipun semua materi pelajaran bisa menggunakan STAD namun bila kurang sesuai maka hasil yang diperoleh juga akan kurang maksimal. Betul tidak Bu (CL No 01,hal 135).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemilihan matari pelajaran dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
commit to user
STAD. Materi tersebut biasanya diberikan dalam bentuk diskusi oleh guru, karena pembelajaran STAD berkaitan erat dengan kerja kelompok untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sumber yang dapat digunakan oleh guru antara lain dari buku paket maupun dari elektronik seperti televisi, radio dan internet. Berikut ini adalah penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI tentang sumber belajar yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran.
―Kalau untuk sumber belajar yang kami gunakan bermacam-macam bisa dari cetak seperti buku paket dan media elektronik seperti televisi, radio dan juga dari internet. Kami gunakan sumber belajar yang variatif agar siswa tidak bosan. Jadi dalam penggunaannya sangat beragam Bu (CL No 03,hal 150).‖
Penggunaan sumber belajar yang variatif juga dibenarkan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Sumber belajar yang digunakan guru bahasa Indonesia sangat beragam Bu, ada buku paket, ada dari televisi, radio bahkan ada yang dari internet (CL No 04,hal 156).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan sumber belajar yang variatif. Sumber belajar yang digunakan antara lain buku cetak, televisi, radio dan internet. Tujuan penggunaan sumber belajar yang variatif adalah agar siswa tidak cepat bosan.
Pemilihan metode dalam pembelajaran juga sangat penting dilakukan dalam perencanaan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
commit to user
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menggunakan metode metode penemuan terbimbing atau metode ceramah dimana metode tersebut dapat dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi, tentang pemilihan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
―Dalam perencanaan kami juga memilih metode pembelajaran apa yang akan kami gunakan. Kalau bentuk metode pembelajaran kan beragam Bu, tapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kami lebih memilih metode pembelajaran dalam bentuk metode ceramah. Karena dalam materi pembelajaran dalam Bahasa Indonesia lebih mudah dilakukan dalam bentuk ceramah (CL No 02,hal 143).‖
Penjelasan dari Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi metode dalam pembelajaran.
―Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran di sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Sehingga perlu direncanakan di awal pembelajaran (CL No 01,hal 135).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran guru memilih metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan metode dalam pembelajaran di sesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
Penyusunan kegiatan dalam pembelajaran juga dilakukan oleh guru untuk memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Guru membuat kegiatan pembelajaran di buat oleh guru dalam tiga tahap yaitu tahap pembuka, tahap inti dan tahap penutup. Kegiatan pembelajaran di buat sebagai panduan bagi guru pada saat proses pembelajaran. Berikut ini
commit to user
petikan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia Kelas XI di SMA N 1 Purwodadi tentang penyusunan kegiatan pembelajaran.
―Sebelum pembelajaran dimulai, seorang guru harus membuat rencana kegiatan dalam pembelajaran. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dalam berjalan lancar. Dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahapan yaitu pembuka, inti dan penutup. Dalam kegiatan pembelajaran itulah, guru mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama KBM berlangsung (CL No 02,hal 143).‖
Kegiatan perencanaan pembelajaran juga membahas tentang bentuk penilaian. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan secara berkelompok maka bentuk penilaiannya juga akan berbeda dengan model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran STAD, penilaian dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian individual dan penilaian kelompok. Penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi memperkuat informasi di atas.
―Sebelum pembelajaran di mulai kita juga harus membuat bentuk penilaian dari kegiatan pembelajaran. Penilaian biasanya dilakukan di akhir KBM. Pembelajaran dengan menggunakan koopertif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menekankan pada kerja sama dalam kelompok. Oleh karena itu bentuk penilaiannya juga dilakukan dalam bentuk penilaian terhadap kelompok dan individual (CL No 03,hal 150).‖
Penjelasan dari kepala sekolah SMA N 1 Drs.Hadi Purnomo,M.Pd Purwodadi tentang bentuk penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD yang menyatakan sebagai berikut.
―Kalau untuk bentuk penilainnya sepengetahuan saya karena tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara kelompok maka penilaiannya juga ada dua macam yaitu secara individual dan juga kelompok Bu (CL No 01,hal 135).‖
commit to user
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pada saat perencanaan pembelajaran, guru bahasa Indonesia juga membuat rencana penilaian pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian individu dan penilaian kelompok.
2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif ditunjukkan adanya kolaborasi antara beberapa pemikiran sehingga diperoleh pemahaman yang lebih baik. Model pembelajaran kooperatif akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dilakukan di SMA N 1 Purwodadi khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut.
―Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama dan Student Team Achievement Division atau (STAD) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Para guru di SMA N 1 Purwodadi juga ada yang menggunakan model pembelajaran
commit to user
kooperatif salah satunya adalah guru bahasa Indonesia (CL No 02,hal 141).‖
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi juga dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut,
―Kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Purwodadi yang dilakukan oleh guru menggunakan model pembelajaran yang variatif salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Penggunaan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) bertujuan agar aktivitas dan interaksi diantara siswa semakin baik sehingga siswa dapat saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dan menurut saya Student Team Achievement Division (STAD) dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (CL No 03,hal 149)‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru di SMA N 1 Purwodadi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD di awali dengan pembentukan kelompok belajar secara heterogen yang beranggotakan 4-6 orang. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar
commit to user
anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan dapat diketahui bahwa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6 orang siswa. Pembentukan siswa dilakukan secara acak oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sehingga semua anggota kelompok akan saling membantu satu sma lain. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 tentang pembentukan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).
―Sesuai dengan namanya STAD yaitu Student Team Achievement Division dimana untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan dalam bentuk kerja kelompok. Jadi di awal pembelajaran kami mulai dengan pembentukan kelompok terlebih dahulu. Kelompok yang dibuat beranggotakan 4 sampai 6 orang tergantung dari jumlah siswa yang ada. Kebetulan jumlah siswa di kelas XI ini ada 36 siswa maka saya bagi menjadi 6 kelompok dengan jumlah anggota 6 siswa. Pembagian itu heterogen jadi dalam satu keompok ada yang kemampuannya tinggi sedang dan rendah (CL No 02,hal 143).‖
Pembagian siswa menjadi beberapa kelompok dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD di benarkan oleh salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi.
―Sebelum pembelajaran di mulai, guru menjelaskan terlebih dahulu bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru adalah tipe STAD. Kemudian guru membagi kami menjadi beberapa kelompok belajar yang berjumlah 6 orang. Kebetulan kemampuan saya kan
sedang-commit to user
sedang saja, tapi dalam kelompok saya ada yang pintar Bu. Jadi anggotanya beragam bu tidak semuanya pintar dan tidak semuanya kurang pintar (CL No 04,hal 156).‖
Pembentukan kelompok yang heterogen sebelum pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi.
―Sebelum guru mulai pembelajaran bahasa Indonesia, dijelaskan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Nah, setelah itu guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan 6 anggota. Kalau untuk tingkat kemampuannya beragam Bu, ada yang pintar, ada yang sedang ada juga yang kurang pintar. Pokoknya bermacam-macam (CL No 05,hal 160).‖
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6 orang siswa. Pembentukan siswa dilakukan secara acak oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Kegiatan pembelajaran di mulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presentasi kelas adalah untuk mengenakan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa. Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang
commit to user
dibahas. Setelah presentasi materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa setelah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru bahasa Indonesia menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. Guru memberitahukan cara merangkum wawancara dan contoh hasil wawancara. Kemudian guru memutar rekaman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Rekaman wawancara tersebut membahas seni tayub di Kabupaten Grobogan. Menurut guru mengapa wawancara seni tayub, karena tayub adalah merupakan seni tari khas di Kabupaten Grobogan yang harus harus di lestarikan dan CD pembelajaran ini telah disepakati oleh MGMP bahasa Indonesia di Kabupaten Grobogan. Kegiatan presentasi kelas dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Setelah selesai dibentuk kelompok, kemudian saya lanjutkan dengan menjelaskan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan. Kebetulan pada hari ini materi yang diajarkan tentang merangkum isi pembicaraan dalam wawancara. Saya mengajarkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara merangkum wawancara. Nah, untuk memperjelas pemahaman siswa kemudian saya beri contoh rangkuman isi wawancara. Selanjutnya saya putarkan rekaman wawancara yang harus di rangkum oleh siswa. Seperti tadi Bu (CL No 02,hal 144).‖
Penyampaian materi pelajaran oleh guru di awal pembelajaran juga diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
commit to user
―Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi apa yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. Seperti hari ini Bu, materi yang diajarkan adalah tentang merangkum isi wawancara. Sebelumnya guru menjelaskan tentang cara merangkum wawancara. Selain itu juga guru memberikan contoh tentang rangkuman wawancara. Nah, setelah itu baru guru memberikan rekaman kepada kami untuk di pelajari dalam kelompok (CL No 05,hal 160).‖
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru melakukan presentasi kelas. Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas dalam kelompok.
Materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi bersumber dari buku paket dan juga dari media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Pemilihan sumber belajar dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Sebagaimana sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa sumber belajar yang saya gunakan bisa dari mana saja, ada yang dari buku cetak, televisi, radio maupun dari eletronik. Contohnya seperti tadi Bu, rekaman wawancara yang saya berikan kepada siswa saya rekam dari acara di salah satu stasiun TV (CL No 03,hal 151).‖
Penggunaan sumber belajar yang variatif oleh guru juga dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut.
―Sumber belajar yang digunakan oleh guru tidak hanya dari buku paket saja Bu, ada yang dari radio, televisi, atau juga internet. Seperti tadi, rekaman wawancara yang di gunakan dari TV, dan beberapa hari yang lalu guru juga menggunakan artikel dari internet (CL No 05,hal 160).‖
commit to user
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi bersumber dari buku paket dan juga dari media elektronik seperti televisi, radio dan internet.
Penyampaian materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperlukan adanya media pendukung dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia untuk materi merangkum isi pembicaraan dalam wawancara di SMA N 1 Purwodadi adalah VCD atau DVD Player. VCD atau DVD player digunakan untuk memutar materi tentang rekaman wawancara yang berbentuk file video ataupun MP3. Penggunaan media VCD atau DVD player dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut.
―Seperti mapel yang lain, saya juga menggunakan media untuk mendukung pelaksanaan KBM. Sebagai contohnya adalah untuk materi merangkum isi pembicaraan dalam wawancara, media pembelajaran yang saya gunakan adalah DVD Player karena kebetulan rekaman wawancaranya dalam tersimpan dalam kaset DVD. Selain itu juga dengan DVD player juga suara yang dihasilkan lebih jelas karena sound systemnya (CL No 02,hal 144).‖
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Media pembelajaran yang digunakan guru beragam Bu, seperti hari ini guru menggunakan DVD player untuk memutar rekaman wawancara yang harus kami rangkum isinya (CL No 04,hal 156).‖
commit to user
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru menggunakan media pembelajaran yang beragam yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang digunakan. Salah satu media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah VCD atau DVD Player. Pada penelitian ini, siswa di putarkan sebuah wawancara seni budaya yaitu seni langen tayub.
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Tujuan anggota kelompok selama belajar kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah dipresentasikan dan membantu anggota lain dalam menguasai materi pelajaran. Setiap kelompok diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan kelompok yang dilakukan siswa setelah mendapatkan lembar tugas dari guru adalah menyelesaikan masalah dan setelah siswa tersebut selesai mengerjakan dilanjutkan dengan mencocokkan jawabannya dengan anggota kelompok lainnya. Adapun kegiatan kelompok dalam pembelajaran bahasa Indonesia
commit to user
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut.
―Setelah kami mendapatkan materi dari guru kemudian kami diskusikan dalam kelompok. Awalnya memang kami memang mengerjakannya secara individu nanti kalau sudah selesai semuanya kami diskusikan jawabannya dengan anggota yang lainnya. Apakah sudah cocok atau belum. Jika masih ada yang belum cocok maka anggota yang lain akan membantu (CL No 05,hal 161).‖
Belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi yang menyatakan sebagai berikut.
―Dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) memang mengedepankan kerja kelompok, sehingga setelah siswa mendapatkan materi mereka akan menjawabnya secara individu terlebih dahulu. Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan kemudian hasilnya dicocokkan satu sama lain. Seperti tadi Bu, rekaman wawancara yang saya berikan kepada siswa adalah tentang seni dan budaya, yaitu seni tayub. Mereka diminta untuk merangkum dan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan wawancara. kemudian siswa dalam kelompok menukarkan hasil rangkuman. Dan mereka juga merevisi hasil rangkuman berdasarkan catatan atau masukan dari teman (CL No 03, hal 151).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengedepankan kerja kelompok. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat
commit to user
digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Setelah semua tugas dari guru dikerjakan dan anggota kelompok sudah memahami materi pelajaran yang diajarkan kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis oleh guru untuk dikerjakan siswa secara individu.
Guru bahasa Indonesia memberikan soal tentang rekaman wawancara dengan topik seni dan budaya. Siswa diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti ―Siapa tokoh yang sedang diwawancarai?‖, ―Isi dari wawancara membahas tentang apa?‖, dan masih banyak lagi. Tugas yang diberikan oleh guru dikerjakan secara individu oleh siswa untuk mengetahui kemampuan individual siswa. Berikut ini adalah penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI.
―Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilakukan penilaian secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Seperti tadi Bu, saya memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengna materi pembelajaran tentang rekaman yang saya berikan dengan topik seni dan budaya, yaitu seni tayub. Misalnya, siapa yang diwawancarai, yang dibahas apa?, manfaat yang dapat diperoleh siswa setelah mendengarnya apa?, dan masih banayk lagi. Dan nantinya nilai yang diperoleh oleh siswa akan diakumulasikan untuk mengatahui kelompok mana yang memperoleh nilai lebih tinggi (CL No 02,hal 145).‖
Penjelasan dari salah satu siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi tentang pelaksanaan kuis dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD sebagai berikut.
―Setelah kami memahami materi yang diajarkan oleh guru dan anggota kelompok yang lain juga sudah mengerti kemudian dilanjutkan dengan melakukan kuis atau test untuk menilai kemampuan kami secara
commit to user
individu, kalau untuk kelompok nilai yang kami peroleh nantinya akan digabungkan (CL No 04,hal 157).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa setelah siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan memberikan test yang berupa kuis. Kuis tersebut diberikan kepada siswa untuk menilai kemampuan siswa.
Nilai yang diperoleh siswa nantinya akan digabungkan untuk mengetahui kelompok mana yang memperoleh nilai paling tinggi. Nilai yang diperoleh oleh siswa akan memudahkan guru untuk memberikan penghargaan kelompok. Karena dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengutamakan kerja kelompok, penghargaan terhadap kelompok diberikan untuk mengetahui bahwa setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompoknya. Berikut ini adalah penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI tentang pemberian penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
―Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan mengguanakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah pemberian penghargaan secara kelompok. Nilai yang diperoleh siswa secara individu nantinya akan digabungkan nilai anggota kelompok yang lainnya. Selanjutnya akan di jumlahkan dan bagi kelompok yang memiliki nilai paling tinggi akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah peralatan sekolah yang berasal dari saya pribadi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan antuasias siswa dalam mengikuti pembelajaran (CL No 03,hal 152).‖
Hal senada juga disampaikan oleh salah Putra Ramadhan satu siswa kelas XI tentang penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
commit to user
―Setelah guru melakukan kuis dan mengoreksi hasil kerja kami, kemudian diumumkan nilai yang kami peroleh. Kemudian nilai tersebut digabungkan dengan teman satu kelompok untuk mencari tahu kelompok mana yang nilainya paling tinggi. Kebetulan hari ini kami menjadi kelompok dengan nilai yang paling tinggi. Bentuk penghargannya? Kemarin guru menjanjikan kalau kan diberikan hadian tapi kami belum tahu hadiahnya apa Bu (CL No 05,hal 161).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Nilai yang diperoleh siswa nantinya akan digabungkan untuk mengetahui kelompok mana yang memperoleh nilai paling tinggi. Nilai yang diperoleh oleh siswa akan memudahkan guru untuk memberikan penghargaan kelompok. Penghargaan yang diberikan kepada siswa dapat berupa hadiah.
3. Evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan.
Evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki perbedaan dengan pembelajaran pada umumnya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD penilaian tidak hanya dilakukan secara individu tetapi secara kelompok. Penilaian secara kelompok dilakukan untuk mengetahui interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi sebaagi berikut.
―Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
commit to user
dilakukan secara individu dan kelompok. Penilaian secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangakan penilaian secara kelompok merupaka penggabungan nilai-nilai dari setiap anggota kelompok untuk mengetaui kelompok mana yang paling tinggi pencapain skor nya (CL No 02,hal 145).‖
Pernyataan senada juga disampaikan oleh kepala sekolah SMA N 1 Purwodadi tentang penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut.
―Evaluasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian secara individu dan penilaian secara kelompok. Penilaian secara individual dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Dan nilai yang diperoleh nantinya akan digabungkan dengan anggota kelompok lainnya untuk melakukan penilaian secara kelompok. Nah, karena pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan Student Team Achievement Division (STAD) maka penilaian yang dilakukan ada dua yaitu secara individu dan kelompok (CL No 01,hal 135).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi menggunakan STAD maka penilaian yang dilakukan ada dua yaitu secara individu dan kelompok. Penilaian secara individual dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Dan nilai yang diperoleh nantinya akan digabungkan dengan anggota kelompok lainnya untuk melakukan penilaian secara kelompok.
Idealnya pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilakukan setiap kali selesai melakukan kegiatan pembelajaran, namun terkadang karena kurangnya waktu pembelajaran jadi terkadang evalausi pembelajaran dilakukan setelah dua kali pertemuan. Evaluasi pembelajaran bahasa
commit to user
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan di akhir kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk test tertulis dimana siswa menjawab beberapa soal yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia diakhir KBM dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut.
―Evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) saya lakukan diakhir KMB meskipun terkadang saya lakukan setelah dua kali pertemuan. Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk test tertulis setelah materi yang saya berikan dipahami oleh para siswa. Jadi pelaksanaan evaluasinya di akhir KBM (CL No 03,hal 152)‖
Pernyataan senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Guru melakukan penilaian di akhir pembelajaran. Setelah kami memahami materi yang guru ajarkan, kemudian guru melakukan test tertulis. Jadi kalau penilaian di awal pembelajaran jarang dilakukan oleh guru (CL No 04,hal 156).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi dilakukan diakhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan setelah siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Evaluasi dilakukan dalam bentuk test tertulis.
Penilaian yang dilalukan guru dalam pembelajaran koopertif tipe STAD adalah melalui penilaian individual dan kelompok berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian yang digunakan oleh guru
commit to user
dalam penilaian individual adalah apabila siswa memiliki kenaikan nilai sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran.
Berikut ini adalah penjelasan dari guru bahasa Indonesia kelas XI tentang kriteria penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
―Penilaian yang saya lakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) mengacu pada kriteria yang telah dibuat oleh Slavin pencetus Student Team Achievement Division (STAD). Penggunaan kriteria penilaian tersebut untuk mengetahui tingkat kompetensi yang dimiliki siswa baik penilaian secara individu maupun secara kelompok. Kriteria penilaian untuk membantu guru dalam menentukan penghargaan terhadap kelompok (CL No 02,hal 146).‖
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi tentang kriteria penilaian dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
―Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa tipe Student Team Achievement Division (STAD) itu tentang pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam kelompok sehingga penilaiannya juga dilakukan secara individu dan kelompok. Kalau untuk kriterianya sudah ditetapkan oleh pencetus Student Team Achievement Division (STAD) jadi sudah ada patokan khusus untuk kriteria penilaian baik secara individu maupun untuk kelompok (CL No 01,hal 136).‖
Berdasarkan data dan hasil wawanacara di atas dapat diketahui bahwa penilaian yang dilalukan guru dalam pembelajaran koopertif tipe STAD adalah melalui penilaian individual dan kelompok berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian tersebut digunakan untuk melakukan penilaian secara individu dan secara kelompok.
Aspek dalam penilaian pembelajaran terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek yang dinilai dalam kegiatan penilaian
commit to user
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya kemampuan kognitif siswa yang terlihat dari hasil belajarnya saja, namun secara keseluruhan termasuk proses penerimaan materi yaitu untuk aktiviats psikomotorik dan juga afektif. Aspek penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi sebgai berikut.
―Sebagaimana kita ketahui bersama aspek penilaian dalam pembelajaran ada 3 yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Oleh karena itu, aspek penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD juga meliputi ketiga aspek tersebut yaitu aspek kognitif, afektif, dan juga psikomotorik (CL No 01,hal 136)‖.
Penjelasan kepala sekolah di atas memberikan informasi bahwa aspek penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD dilakukan secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Kegiatan penilaian dilakukan secara menyeluruh. Selain melakukan kegiatan ujian atau kegiatan tes tertulis banyak hal yang dapat dievaluasi selama proses pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Evaluasi tersebut misalnya saja penilaian kinerja (performance), penilaian penugasan (proyek atau project), penilaian hasil kerja (produk atau product), penilaian tertulis (paper dan pen), penilaian portopolio (portfolio), Checklist, dan penilaian sikap (CL No 03,hal 152)‖.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pemelajaran kognitif tipe STAD dilakukan secara menyeluruh. Guru melakukan kegiatan penilaian aspek kognitif, afektif, dan juga psikomootrik.
commit to user
Untuk aspek kognitif dilakukan dalam bentuk tes tertulis, namun untuk penilaian afektif dan juga psikomotorik dilakukan selama proses penilaiaan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan pengamatan dnegan menggunakan lembar observasi.
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kognitif tipe STAD di SMA N 1 Purwodadi terbukti mengalami peningkatan bila dibandingkan ketika guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal itu terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam mencapai KKM, 86,1 % siswa telah melampaui KKM. Peningkatan perolehan nilai siswa tersebut diperkuat dengan hasil wawancara guru Bahasa Indonesia di SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Pada saat dilakukan evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) hasil sangat memuaskan. Hampir semua siswa mampu memcapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 76, kurang lebih 86,1% siswa mencapai KKM (CL No 02,hal 146)‖.
Hasil evaluasi yang telah diperoleh kemudian di susun oleh guru dalam laporan akademik yang nantinya akan dilaporkan kepada kepala sekolah dan juga orang tua siswa. Administrasi yang dilakukan guru Bahasa Indonesia cukup lengkap sebab kepala sekolah mewajibkan guru untuk membuat laporan perkembangan kemampuan siswa. Penyusunan laporan hasil evaluasi yang dilakukan guru dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Setiap tengah semester Saya meminta buku laporan perkembangan kemampuan siswa kepada masing-masing guru. Diawal tahun ajaran
commit to user
baru, saya sudah meminta guru untuk disiplin administrasi sehingga ketika saya meminta data mengenai siswa guru tidak kebingunan mempersiapkannya. Data hasil penilaian kemampuan siswa itu dibuat secara lengkap baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotrik. Orang tua siswa juga akan memperoleh informasi mengenai hasil belajar putra-putrinya. Pihak sekolah juga akan melakukan tindakan jika hasil belajar siswa masih belum baik (CL No 01,hal 136)‖.
Penjelasan kepala sekolah di atas memberikan informasi bahwa guru SMA N 1 Purwodadi membuat lapoaran hasil penilaian yang sudah dilakukan. Hasil penilaian yang sudah dibuat akan segera ditindak lanjuti baik oleh guru maupun pihak sekolah jika guru tidak mampu menanganinya. Namun sejauh ini guru mampu melakukan tindak lanjut dari hasi penilaian. Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Tindak lanjut dari hasil evaluasi ada dua cara yaitu tindak lanjut jika hasinya belum baik dan tindak lanjut jika hasinya sudah baik. Untuk tindak lanjut hasil evaluasi yang kurang baik adalah diadakannya kegiatan remedial mengingat nilai siswa belum mebacapi KKM. Berbeda dengan tindak lanjut untuk hasil belajar yang sudah baik yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan pengayaan (CL No 02,hal 146).
Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa tindak lanjut hasil evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu remedial dan juga pengayaan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XI sebagai berikut.
―Guru kami melakukan kegiatan remedial dan pengayaan. Remedial untuk siswa yang belum tuntas dan pengayaan dilaksanakan bila materi sudah selesai sebelum KD berikutnya (CL No 05,hal 161)‖.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru menyusun laporan hasil penilaian. Lapora tersebut berisi seluruh kemampuan siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomootrik. Penyusunan laporan
commit to user
dilakukan setiap tengah semester dan akhir semester. Laporan tersebut akan diinformasikan kepada kepala sekolah dan juga orang tua siswa.
4. Hambatan dan bagaimana cara mengatasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan.
Mekipun fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sudah lengkap namun dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD) di SMA N 1 Purwodadi mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut misalnya saja adalah waktu. Waktu yang disediakan oleh pihak sekolah dirasa masih kurang jika harus digunakan untuk kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penjelasan tentang kurangnya waktu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI sebagai berikut.
―Menurut saya kekurangan dari pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Student Team Achievement Division (STAD) adalah waktu pembelajaran yang sangat minim. Karena waktu untuk belajar jadi berkurang untuk menyusun tempat duduk secara berkelompok (CL No 04,hal 157).‖
Penjelasan siswa di atas mengenai minimnya waktu juga dijelaskan oleh salah satu siswa kelas XI yang lain sebagai berikut.
―Waktu yang disedikan oleh guru sering tidak cukup. Padahal pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) memperlukan waktu yang cukup. Model Student Team Achievement Division (STAD) dibuat kelompok, sehingga waktu yang diperlukan untuk membagi siswa menjadi kelompok dan menata ruang kelas menyita waktu pembelajaran (CL No 05,hal 161).‖
commit to user
Waktu yang diberikan pihak sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran adalah 2x45 menit. Waktu tersebut memang dirasa kurang jika kegiatan pembelajaran diawali dengan pembentukan kelompok dan menata ruang kelas. Untuk mengatasi kendala waktu guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Purwodadi menyediakan waktu pembelajaran khsusus untuk membentuk kelompok dan menata ruang kelas. Berikut ini penjelasan guru bahasa Indonesia kelas XI mengenai cara mengatasi kendala waktu pembelajaran.
―Untuk mengatasi masalah kurangnya waktu dalam melakukan pembelajaran dengan model Student Team Achievement Division (STAD), guru membentuk kelompok belajar pada pertemuan sebelumnya. Dengan membentuk kelompok di akhir pertemuan sebelumnya maka pada saat KBM siswa tinggal menata ruang kelas dan berkumpul dengan kelompoknya (CL No 02,hal 147).‖
Hal itu diperkuat hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Di akhir pembelajaran sebelumnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sehingga pada hari ini kami tinggal menata ruang kelas untuk diskusi dan bergabung dengan anggota kelompok yang lain (CL No 04,hal 157).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kendala pertama dari penyelenggaraan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah masalah waktu. Minimnya waktu yang disediakan jika digunakan untuk penyampaian materi teori dan juga untuk membentuk kelompok dan menata ruang kelas. Guru membagi kelompok belajar siswa di akhir pembelajaran sebelumnya sehingga pada saat pertemuan berikutnya guru dan siswa tinggal menata ruang kelas untuk diskusi.
commit to user
Penyusunan RPP yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki perbedaan dengan RPP pada mata pelajaran lainnya. Komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain penyajian kelas, menetapkan siswa dalam kelompok, tes dan kuis, skor peningkatan individual, dan pengakuan kelompok harus terlihat dari rancangan skenario. Belum semua guru bahasa Indonesiamenyiapkan RPP yang ideal untuk pembelajaran dengan pendekatan koopertaif tipe STAD. Masih kurangnya pesiapan RPP yang disusun guru dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah guru masih membutuhkan waktu untuk menyiapkan perangkat pembelajaran atau RPP. Karena komponen yang harus dicantumkan sangat lengkap sehingga guru masih sangat membutuhkan waktu untuk menyusun perangkat pembelajaran atau RPP yang baik sehingga kegiatan pembelajaran bahasa Indonesi dengan model koopertaif tipe Student Team Achievement Division (STAD) akan berjalan lancar serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa (CL No 02,hal 147)‖.
Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa guru bahasa Indonesia masih membutuhkan waktu untuk menyusun RPP yang memiliki ciri STAD. Kadang guru juga masih belum paham aspek apa saja yang harus dicantumkan dalam RPP tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut pihak sekolah mencoba memberikan bimbingan guru mengenai cara menyusun RPP seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Guru-guru bahasa Indonesia di sekolah kami memang masih mengalami kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran atau RPP. Guru yang belum paham akan konsep Student Team Achievement Division (STAD)
commit to user
maka akan merasa bingung untuk menyusun RPP yang bercirikan Student Team Achievement Division (STAD). Bagi guru yang sudah paham juga kadang mengeluh mengenai aspek yang banyak yang harus dicantumkan dalam RPP. Untuk mengatasi kendala tersebut kami menyelenggarakan kegiatan workshop mengenai penyusunan RPP dan juga mendatangkan ahli utnuk melatih guru untuk menyusun RPP. Dengan dua kegiatan tersrbut guru kami dapat menyusun RPP yang memuat komponen Student Team Achievement Division (STAD) yang salah satunya adalah penilaian kelompok (CL No 01,hal 137)‖.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dapat diketahui bahwa belum semua guru paham akan kosnep STAD sehingga merasa bingung dalam menyusun RPP. Sedangkan guru yang paham akan RPP merasa butuh waktu yang cukup banyak untuk menyusun RPP dengan mencantumkan kegiatan yang mencerminkan komponen STAD. Adapun untuk mengatasi kendala tersebut pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan workshop dan juga mendatangkan ahli dari luar.
Disamping belum menguasainya guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, guru juga belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran. Media yang digunakan guru hanya sebatas media DVD player untuk memutar materi dalam bentuk rekaman serta powerpoint pada saat guru menyampaikan materi teori. Kurangnya guru dalam menggunakan media dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Menurut pengamatan saya guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Purwodadi masih kurang kreatif dalam dalam menggunakan media pembelajaran. Saya pernah melihat beberapa guru melakukan kegiatan pemebaljaran ketika menyampaikan materi teori di dalam kelas hanya menggunakan powerpoint bahkan terkadang hanya menulis di papan tulis. Tapi kalau untuk menanyangkan hasil rekaman pada aspek pembelajaran mendengarkan, guru sudah menggunakan DVD player untuk memutar suatu rekaman pada saat KBM (CL No 01,hal 137)‖.
commit to user
Hal senada juga disampaikan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI tentang minimnya jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai berikut.
―Penggunaan media pembelajaran berbasis mutliemdia yang saya gunakan masih sebatas powerpoint saja. Saya masih kesulitan dalam membuat media dengan animasi yang menarik. Dan pada saat saya mengajar untuk aspek mendengarkan saya sudah menggunakan DVD player (CL No 02,hal 147).‖
Minimnya jenis media yang digunakan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran disebabkan kemampuan guru yang kurang dalam bidang teknologi. Untuk mengatasi kendala tersebut pihak sekolah mengusahakan menyediakan media pembelajaran interaktif seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Guru di sekolah kami khususnya guru bahasa Indonesia memang belum memiliki kemamuan dalam membuat media pembelajaran interaktif. Media yang mampu dibuat guru masih sebatas powerpoint saja. Untuk mengatasi hal tersebut kami sudah memprogramkan kegiatan pelatihan pebuatan bahan ajar terutama yang produknya multimedia inetraktif. Sambil menunggu kemampuan guru meningkat dalam membuat mutlimedia interaktif, pihak sekolah berusaha untuk menyediakan multimedia interaktif yang dikirim oleh Dinas Pendidikan Kabupaten yang isinya penuh dengan animasi dengan materi yang sederhana dan mudah dipahami (CL No 01,hal 138).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah minimnya media pembelajaran yang digunakan guru. Guru bahasa Indonesia belum mampu membuat media pembelajaran dengan software animasi kecuali powerpint. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran pihak
commit to user
sekolah menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbasis ICT dan menyediakan media inetarktif yang didapat dari Dinas Pendidikan Kabupaten.
Siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dituntut untuk aktif dan saling memotivasi dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini menjadikan siswa yang aktif semakin aktif dan siswa yang kurang aktif merasa terbebani dan cenderung merasa minder dengan teman-teman yang lainnya. Kadang siswa yang kurang aktif menggantungkan pada siswa yang aktif seperti yang dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah siswa yang kurang aktif biasanya menggantungkan pada kemampuan siswa yang atau temannya yang aktif atau yang memiliki kemampuan lebih. Karena dalam pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) mengutamakan kerja kelompok sehingga diharapkan semua siswa mampu bekerja sama dengan baik (CL No 03,hal 153). ‖
Kekativan dan kerjasama dalam pembelajaran STAD menjadi salah satu kendala siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Kalau untuk kerja kelompok saya merasa minder Bu, karena saya sadar kemampuan saya rata-rata. Seperti tadi Bu, saya satu kelompok dengan siswa yang paling pandai di kelas, saya merasa saya tidak melakukan apa-apa untuk kelompok saya. Saya jadi cenderung pasif dalam pembelajaran (CL No 05,hal 162).‖
Cara mengatasi kendala siswa yang kurang aktif dengan pemberian motivasi kepada siswa. Guru juga terus memberikan pemahaman terhadap
commit to user
siswa tentang pembelajaran dengan model koopertatif tipe STAD. Hal ini dijelaskan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi sebagai berikut.
―Keaktifan siswa? Memang ada beberapa ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) namun menurut saya masih wajar. Alasannya karena siswa masih kurang familiar dengan model pembelajaran tersebut. Untuk meningkatkan keaktifan siswa, hal yang dapat kami lakukan adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa secara terus menerus. Dan juga menggunakan model pembelajaran tersebut berulang-ulang sehingga siswa sudah tidak canggung lagi (CL No 02,hal 148).‖
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI SMA N 1 Purwodadi yang menyatakan sebagai berikut.
―Di awal pembelajaran saya memang merasa canggung dalam mengikuti KBM dengan menggunakan Student Team Achievement Division (STAD), karena saya harus bergabung dengan siswa yang lebih pandai dari saya. Saya merasa canggung untuk mengemukakan pendapat pada saat KBM. Namun setelah guru terus memberikan moivasi kepada kami, bahwa sebagai satu anggota tim kami harus saling bekerja sama maka saya terus berusaha untuk mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dan juga guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) secara berulang-ulang (CL No 05,hal 162).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa untuk mengatasi siswa yang kurang aktif guru bahasa Indonesia SMA N 1 Purwodadi melakukan kegiatan motivasi. Motivasi diberikan kepada siswa agar para siswa tidak merasa canggung pada saat kerja kelompok. Selain itu, guru juga berusaha untuk mengulang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga siswa lebih memahami metode yang digunkan.
commit to user
5. Hasil yang diperoleh dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi Grobogan.
Hasil yang dicapai dari pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diselenggarakan oleh guru di SMA N 1 Purwodadi terlihat dari kompetensi yang ditunjukkan oleh siswa. Pemahaman siswa untuk materi yang sedang diajarkan oleh guru semakin meningkat. Hal itu terlihat dari peningkatan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan salah Raras Putri Pertiwi satu siswa kelas XI SMA N 1 Purwodadi tentang peningkatan prestasi belajar siswa.
―Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD) sangat bermanfaat bagi saya. Setelah guru menggunakan model pembelajarn Student Team Achievement Division (STAD), pemahaman saya tentang materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru semakin meningkat (CL No 04,hal 158).‖
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang lain yang menyatakan sebagai berikut.
―Kalau buat saya, dengan guru menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD) banyak manfaatnya Bu, salah satunya adalah pemahaman saya tentang materi pelajaran yang diajarkan semakin meningkat. Mungkin karena teman saya membantu memahami materi yang belum saya pahami pada saat guru yang mengajarkannya(CL No 05,hal 162) .‖
Penjelasan siswa di atas memberikan informasi bahwa siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi merasa kemampuan pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan oleh guru semakin meningkat. Peningkatan
commit to user
pemahaman siswa dikarenakan adanya hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik di antara siswa terutama siswa yang tergabung dalam satu kelompok. Hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia kelas XI menyatakan sebagai berikut.
―Menurut pendapat saya, peningkatan kompetensi siswa mungkin dikarenakan siswa lebih mudah untuk bertanya tentang materi yang belum paham kepada teman yang lain, mungkin kalau bertanya sama saya canggung. Karena siswa yang kemampuannya sedang bahkan kurang, pada saat saya melakukan penilaian hasilnya sangat menggembirakan yaitu di atas nilai rata-rata (CL No 03,hal 153).‖
Hal itu diperkuat hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi tentang peningkatan kompetensi siswa.
―Dari data yang dilaporkan guru kepada saya, saya mellihat adanya peningkatan prestasi siswa setealh mengikuti pembelajaran dengan model STAD dari pada dengan model konvensional. Mungkin karena siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami materi sehingga siswa yang kurang kemampuannya dapat bertanya kepada temannya tanpa merasa malu bila dibandingkan siswa harus bertanya kepada guru (CL No 01,hal 139)‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa peningkatan pemahaman siswa kelas XI di SMA N 1 Purwodadi dikarenakan adanya hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik di antara siswa terutama siswa yang tergabung dalam satu kelompok. Siswa dapat saling membantu satu sama lain dalam kelompoknya dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.
Hubungan komunikasi dan kerjasama yang baik di antara siswa mampu meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara siswa. Keterampilan menulis siswa ditunjukkan oleh siswa yang tergabung dalam siswa yang mengikuti kegiatan jurnalistik sekolah serta kemampuan berbicara
commit to user
siswa ditunjukkan oleh ssiswa pada saat mengikuti ekstrakurikuler teater. Kemampuan menulis siswa dibuktikan dengan adanya majalah yang dimiliki SMA N 1 Purwodadi yang disebut majalah Widya Nirwana. Hal itu diperkuat dengan hasil wawacara peneliti dengan salah satu siswa kelas XI yang menyatakan.
―Setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan tipe Student Team Achievement Division (STAD), kemampuan saya dalam menulis dan berbicara juga meningkat. Kebetulan saya ikutan dalam ekskul teater jadi saya harus bisa berbicara, kalau untuk menulis terlihat dari kemampuan menulis saya untuk majalah sekolah. Karena saya juga terlibat dalam jurnalistik sekolah (CL No 04, hal 157)‖
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA N 1 Purwodadi yang menyatakan sebagai berikut.
―Hal itu memang betul Bu. Setelah guru Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dalam KMB, kemampuan siswa dalam menulis dan berbicara juga ada peningkatan. Kalau menulis, terlihat dari kemampuan jurnalistik siswa dalam membuat majalah sekolah semakin baik sedangakn untuk berbicara ketika siswa yang mengikuti ekskul teater pentas, kemampuan berbicara mereka juga semakin baik (CL No 01, hal 139)‖.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, apabila dibandingkan dengan model konvensional. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut untuk aktif dan berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam KBM dikarenakan siswa harus berkompetisi dengan siswa dan kelompok yang lain untuk memperoleh nilai yang tinggi sehingga dapat menjadi kelompok yang hebat. Hal itu dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia kelas XI SMA N 1 Purwodadi yang menyatakan sebagai berikut.
commit to user
―Apabila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) mampu meningkatkakn keaktifan siswa dalam mengikuti KBM. Karena dalam Student Team Achievement Division (STAD) siswa dituntut untuk aktif dalam berinteraksi dengan teman dalam kelompok untuk mendapatkan nilai yang paling baik untuk disumbangkan ke kelompoknya agar mendapatkan predikat sebagai kelompok yang hebat (CL No 02, hal 148).‖ Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas XI yang menyatakan sebagai berikut.
―Dengan mengikuti pembelajaran model Student Team Achievement Division (STAD) saya merasa jadi lebih aktif di dalam kelas. Saya harus berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar saya dapat menyumbangkan nilai saya untuk kelompok saya. Karena kelompok yang nilainya paling tinggi akan mendapatkan predikat sebagai kelompok hebat dan mendapatkan hadiah dari guru (CL No 04,hal 158).‖
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model kooperatif tipe STAD siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti KBM. Keaktifan siswa dalam KBM dikarenakan siswa harus berkompetisi dengan siswa dan kelompok yang lain untuk memperoleh nilai yang tinggi sehingga dapat menjadi kelompok yang hebat.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga menuntut siswa untuk bekerjasama dengan teman yang lain. Siswa bekerjasama saling membantu satu sama lain untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dalam kerjasama tersebut ada siswa yang bertugas sebagai tutor sebaya. Siswa yang memiliki pemahaman lebih mampu memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Karena dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD siswa saling