• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

41

Tingkir Kota Salatiga semester 1 Tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas 4 di SDN Sidorejo Kidul 03 adalah sebanyak 28 yang terdiri dari 18 siswa laki laki dan 10 siswa perempuan.

4.2. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang suah dilakukan akan dipaparkan sebagi berikut :

4.2.1. Kondisi Pra siklus\

Objek penelitian adalah hasil belajar IPA siswa, hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, diketahui bahwa karakteristik siswa kelas 4 di SDN Siderejo Kidul 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dilihat dari segi hasil belajarnya masih kurang. Hal ini dapat dilihat dengan keadaan siswa yang kurang aktif menjawab pertanyaan guru, kurang memperhatikan penjelasan guru, dan belum merasa senang saat mengikuti pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA biasanya dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa diberi penjelasan materi oleh guru, kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan lisan terkait materi yang dijelaskan. Sebagian besar waktu belajar siswa digunakan untuk mendengarkan penjelasan guru. Saat guru memberi penjelasan ada beberapa siswa memperhatikan, beberapa siswa kadang memperhatikan tetapi kadang bercanda dengan teman, ada juga anak sebentar-sebentar izin keluar kelas. Pada awal tanya jawab, siswa aktif menjawab pertanyaan guru, siswa lainnya kurang aktif menjawab pertanyaan guru, hanya sekedar ikut-ikutan berteriak, dan siswa tidak menjawab pertanyaan sama sekali. Semakin lama tanya jawab dilakukan, semakin banyak siswa yang kurang aktif menjawab pertanyaan guru. Sebagian besar siswa merasa tidak senang saat mengikuti pembelajaran IPA. Siswa marasa bosan dengan pembelajaran karena hanya mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru selanjutnya mengerjakan lembar evaluasi. Siswa merasa tidak senang karena jarang diminta untuk beraktivitas dalam pembelajaran IPA.

(2)

Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pelajaran IPA materi Hewan dan Jenis Makanannya Pada kondisi pra siklus , diketahui bahwa dari total 28 siswa, 17 siswa dinyatakan belum tuntas dari nilai KKM (70) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 11 siswa. Persentase berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar IPA siswa kelas 4 Pra siklus. Berikut ini adalah hasil pengamatan minat belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra siklus

Tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 sebanyak 28 orang yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (61%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (39%). Hasil perolehan nilai tertinggi 75 dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang, nilai terendahnya 45 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai rata-rata 64. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini:

Skor Kriteria Hasil Belajar

Pra Siklus

Jumlah siswa Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 11 39%  70 Tidak Tuntas 17 61% Jumlah 28 100% Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 45 Nilai Rata-Rata 64

(3)

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra siklus

Gambar 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (39%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa (61%). Hasil perolehan Nilai terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata dari tabel tersebut disajikan dalam Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2

Diagram Batang Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Nilai Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga

Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus 39% 61%

Pra Siklus

Tuntas Belum Tuntas 75 45 64

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata

Pra Siklus

(4)

Gambar 4.2 diketahui bahwa nilai tertinggi pra siklus adalah 75, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 64. Dari data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan).

4.3 Siklus I

Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sumber-sumber makanan Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

A. Perencanaan

Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 13 September 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti dengan guru kelas 4 membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas memeriksa kembali RPP siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi Sumber Makanan dari tumbuhan tumbuhan merupakan sumber makanan yang sangat penting untuk hewan materi tersebut meliputi 1) Tanpa ada tumbuhan, hewan apa pun tidak dapat hidup,baik secara langsung maupun tidak langsung 2) Bagian-bagian tumbuhan yang menjadi makanan bagi hewan, antara lain, daun, buah, bunga,batang, umbi, dan akar. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan

(5)

yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

B. Tindakan

Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 September 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Guru mempersiapkan alat dan sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa ” Coba kalian sebutkan Bagian-bagian tumbuhan yang menjadi makanan bagi hewan?”. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang .

2. Kegiatan inti

Siswa memperhatikan sebuah video tentang 3 jenis makanan hewan pada penggolongan hewan. Kemudian siswa menyebutkan gambar apa saja yang ada di dalam video yang sudah dilihat. Kemudian peneliti menerangkan materi tentang jenis-jenis makanan hewan. Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok pembagian kelompok dilakukan secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Peneliti membagikan soal tentang jenis makanan hewan kepada setiap kelompok, masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh peneliti. Peneliti membimbing dan mengawasi dalam diskusi di dalam kelompok agar suasana kelas tetap tenang. Masing-masing kelompok bekerja sama dalam mengisi soal yang berupa tabel, dalam setiap kelompok ada yang mendapatkan tugas untuk menempel gambar dan menulis nama hewan berdasarkan jenis makanannya. Setelah waktu mengerjakan selesai peneliti menunjuk salah satu kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok. Peneliti bersama siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok. Peneliti memberikan pemantapan materi kepada siswa tentang jenis makanan hewan. Kemudian peneliti memberikan soal evaluasi tentang

(6)

jenis-jenis hewan yang dikerjakan di dalam kelompok. Setiap perwakilan kelompok yang berani untuk maju kedepan akan mendapatkan sebuah penghargaan dari peneliti yaitu berupa satu buah bintang. Di akhir kegiatan inti, peneliti memberikan penguatan materi dan jawaban yang benar pada soal yang sudah diberikan.

Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam menjawab soal yang berkaitan dengan makanan hewan bersumber dari tumbuhan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

3. Kegiatan akhir

Kegiatan penutup guru bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang materi belajar makanan hewan bersumber dari tumbuhan, yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 September 2016 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu menjelaskan tentang sumber makanan dari hewan yaitu beberapa jenis hewan merupakan sumber makanan bagi hewan lainnya. Biasanya, hewan yang menjadi sumber makanan bagi hewan lain adalah hewan pemakan tumbuhan. Akan tetapi, ada juga hewan pemakan daging yang dimakan oleh pemakan daging lainnya. Pada pertemuan kedua kali ini terdapat satu indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan pengaruh banjir. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua:

(7)

1. Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukankan gambar tentang sumber makanan dari hewan. Setelah apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus ditempuh dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan guru juga membagi siswa kedalam kelompok yang hetrogen dalam setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya. 2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, siswa diberikan permasalahaan yang berkaitan dengan sumber makana, yakni dengan memberikan teks bacaan mengenai tentang sumber makanan dari hewan memberikan soal-soal yang berkaitan dengan tentang sumber makanan dari hewan. Dari teks bacaan tersebut secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menjawab soal-soal yang telah diberikan sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menyebutkan contoh, tentang sumber makanan dari hewan. Setelah mendapatkan pengarahan dari pengajar, kemudian mereka berdiskusi dengan kelompok untuk menyebutkan contoh, tentang sumber makanan dari hewan. Jawaban yang ditemukan kemudian ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan sebelumya. Suasana pada saat ini juga lebih terkendali dari pada pertemuan pertama, lebih banyak siswa yang menanggapi atau mengomentari hasil presentasi. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam menyebutkan contoh, tentang sumber makanan dari hewan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

(8)

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan dalam menyebutkan contoh, tentang sumber makanan dari hewan yang telah ditemukan di depan kelas. Suasana pada saat ini juga lebih terkendali daripada pertemuan pertama, lebih banyak siswa yang menanggapi atau mengomentari hasil presentasi. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam menyebutkan contoh, tentang sumber makanan dari hewan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

3. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang sumber makanan dari hewan, setelah itu guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

C. Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan dibantu oleh teman peneliti. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan observasi yang diakukan oleh guru kelas 4 dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan 1 sudah sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Pada saat melakukan pembelajaran siswa masih terlihat bingung dalam mengikuti pembelajaran. Namun saat pembelajaran sudah berjalan, siswa sudah mulai dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama terdapat sedikit kendala yaitu pada pembagian kelompok yang dilakukan secara acak. Jadi ada beberapa siswa yang tidak mau dijadikan satu kelompok dengan teman yang lain. Kendala tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga pembelajaran dapat dilakukan kembali. Kegiatan pembelajaran ini sangat menarik karena siswa belajar di dalam kelompok.

(9)

Pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan ke 2 berjalan dengan lancar dan baik. Pada saat pembelajaran berlangsung ada sedikit kendala yaitu ada siswa yang ramai sendiri saat pembelajaran sedang dimulai dan membuat kelas menjadi ramai. Hal ini membuat pembelajaran sedikit agak terganggu. Namun, peneliti dapat membuat kelas kembali tenang kembali dan pembelajaran berjalan dengan baik. Saat berada didalam kelompok siswa sangat kompak dalam melakukan diskusi bersama kelompok. Hal ini membuat siswa antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

D. Refleksi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pelaksanaan penelitian siklus I pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Siklus I yang membahas materi tentang jenis-jenis makanan hewan. Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik walaupun masih sedikit grogi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada awal pembelajaran siswa terlihat masih bingung, karena pembelajaran dilakukan oleh peneliti bukan oleh guru kelas. Saat pembelajaran dimulai dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),

Dari pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus I adalah pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut: Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar kemudian kelas masih ribut ketika siswa kerja kelompok. Tidak semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya selanjutnya beberapa siswa juga sering menertawakan anggota kelompok lain saat mempresentasikan hasil kerja kelompok nya didepan kelas,sehingga suasana

(10)

menjadi gaduh, Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar. Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang berusaha untuk membuka catatan dan Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum dilaksanakan maksimal. Siklus I pertemuan 2 dilakukan yang membahas materi tentang pengelompokan hewan berdasarkan jenis makanannya. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti. Dalam penyampaian materi, dibuat agar mudah dipahami oleh siswa. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran pada pertemuan 2 dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat oleh peneliti. Waktu yang digunakan saat pembelajaran masih tersisa sedikit dan digunakan oleh siswa untuk merapikan buku dan alat tulis sebelum istirahat. Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi, hasil belajar siswa pada penelitian siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal yang diperoleh peneliti. Namun peneliti masih merasa belum maksimal pada penelitian siklus I, sehingga peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II.

4.3.1. Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa

4.3.2 Analisis Hasil Belajar Siklus I

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 64 meningkat menjadi 68 pada siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di bawah ini:

(11)

Tabel 4. 2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Tabel 4:2 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran koopratif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 19 siswa (68%) tuntas atau mampu mencapai KKM 70 dan 9 siswa (32%) tidak tuntas atau masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata kelas adalah 68. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I 68% 32%

Siklus I

Tuntas

Belum Tuntas

Skor Kriteria Hasil Belajar

Siklus I

Jumlah siswa Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 19 68%  70 Belum Tuntas 9 32% Jumlah 28 100% Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 50 Nilai rata-rata 68

(12)

Gambar 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa (68%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa (32%) adapun KKM IPA adalah 70. Hasil perolehan nilai tertinggi 80 sebanyak 2 orang, nilai terendahnya 50 sebanyak 1 orang, dan nilai rata-rata adalah 68, selanjutnya hasil belajar siswa disajikan dalam diagram batang 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus

dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

4.3.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I

Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi penggolongan hewan dan jenis makanannya Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah tindakan pada siklus.

80

50

68

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata

Siklus I

(13)

Tabel 4.3

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03

Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

Tuntas 11 39 19 68 Belum Tuntas 17 61 9 32 Total 28 100 28 100 Rata-rata 64 68 Nilai tertinggi 75 80 Nilai terendah 45 50

Tabel 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa (39%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 19 siswa (68%) dari total jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 8 siswa (29%). Jumlah siswa yang belum tuntas pra siklus adalah 17 siswa (61%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 9 siswa (32%). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 8 siswa (29%). Berikut ini disajikan dalam diagram batang gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

(14)

Gambar 4. 5

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03

Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus , siswa yang tuntas belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 14 siswa (70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (25%). Jumlah siswa yang belum tuntas pra siklus adalah 11 siswa (55%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%).

Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 5 siswa (25%). Pra siklus diketahui Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 75 dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang nilai terendah 45 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang dan nilai rata-rata kelas adalah 76 sedangkan hasil siklus 1 Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang dan nilai terendah 50 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai rata-rata kelas adalah 68. Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.4 perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

39%

61% 68%

32%

Tuntas Belum Tuntas

(15)

Gambar 4.6

Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN

Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 90% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70. Dengan kata lain, dengan hasil ini diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.

4.4 Siklus II

Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan makanan Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

A. Perencanaan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 dan 27 September 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti dengan teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas memeriksa kembali RPP siklus II untuk mata pelajaran IPA materi tentang hewan

75 45 64 80 50 68

Nilai Tertinggi Nilai Terendah rata-rata

(16)

pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor) yang telah disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

B. Tindakan

Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa ”Bagian apa dari tumbuhan yang dijadikan sebagai makanan hewan herbivor?”. Setelah kegiatan itu, guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang anggota.

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan secara singkat materi tentang hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor) menggunakan LCD. Kemudian masing- masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan cahaya dapat dibiaskan. Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan

(17)

daging (karnivor). Guru bertanya kepada siswa tentang ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor) untuk menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan, dimana pada LKS, siswa diminta untuk menyebutkan ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor), guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah itu, guru meminta setiap kelompok mempresentasikan jawaban dan hasil kerja kelompok yang telah mereka lakukan di depan kelas. Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.

3. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang Pengertian dan ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan (herbivor) dan hewan pemakan daging (karnivor), setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral serta tindak lanjut.

Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 September 2016 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pelajaran, guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Setelah itu, guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi yang telah di pelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang.

(18)

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan secara singkat materi tentang hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor) menggunakan LCD. Kemudian masing- masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor). Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor). Guru bertanya kepada siswa tentang ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor) yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS), dengan menyebutkan contoh hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor), guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah itu, guru meminta setiap kelompok mempresentasikan jawaban dan menunjukan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.

3. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivor). Setelah itu guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan Salam penutup.

C. Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan dibantu oleh teman peneliti. Peneliti mengamati saat proses pembelajaran apakah sesuai dengan rencana pembelajaran untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan observasi yang

(19)

dilakukan oleh peneliti pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 1. Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh peneliti. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa sangat bersemangat dan antusias. Di dalam kelompok yang sudah dibentuk oleh peneliti, siswa sangat semangat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok maju ke depan kelas secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi di dalam kelompok mereka. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik, namun ada juga siswa yang kurang percaya diri untuk membacakan hasil diskusi kelompok mereka. Semua siswa terlibat di dalam pembelajaran, sehingga siswa sangat senang dalam kegiatan pembelajaran yang sudah di lakukan.

Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan kondusif selanjutnya pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 26 siswa atau 90% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus 2.

Uraian diatas peneliti dan guru kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 menyimpulkan hasil refleksi pada siklus 2, bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus 2 ini, maka peneliti dan guru yang bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus 2.

D. Refleksi

Pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement

(20)

Division (STAD). Pada saat kegiatan belajar mengajar, siswa terlihat antusias dan senang dalam mengikuti pelajaran. Alokasi waktu yang digunakan sudah tepat. Pada siklus II pertemuan 1 terdapat permasalahan yaitu siswa masih ramai di dalam kelas saat awal pembelajaran, namun dapat diatasi dengan baik oleh peneliti. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Siklus II pertemuan 2 yang membahas tentang materi ciri-ciri hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pada pemberian materi dibuat agar mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara kelompok dan membuat siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan 2 dapat berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh peneliti. Alokasi waktu yang digunakan sudah tepat waktu.

4.4.1 Analisis Hasil Belajar Siklus II

Hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 68 meningkat menjadi 76 pada siklus II. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:

(21)

Tabel 4. 4

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

Tabel 4:4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran koopratif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 26 siswa (93%) tuntas atau mampu mencapai KKM 70. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai terendah 60 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai rata-rata kelas adalah 76 dan 2 siswa ( 7%) tidak tuntas atau masih berada dibawah KKM. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.5 berikut ini:

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03

Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II

Gambar 4:7 diketahui bahwa setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dari 28 siswa kelas

93%

7%

Siklus II

Tuntas Belum Tuntas

Skor Kriteria Hasil Belajar

Siklus II

Jumlah siswa Persentase (%)

≥ 70 Tuntas 26 93%  70 Belum Tuntas 2 7% Jumlah 28 100% Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 60 Nilai rata-rata 76

(22)

4 terdapat 93% siswa yang tuntas belajar dan 7% siswa tidak tuntas belajar. Adapun KKM IPA adalah 70. Berikut ini disajikan dalam gambar 4.8 Nilai tertinggi, Terendah dan rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II.

Gambar 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus

dan Siklus I Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Dari gambar 4.8 diketahui nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas adalah 76.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil Penelitian

Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berikut disajikan dalam Tabel 4.5 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah tindakan pada siklus II.

90

60

76

nilai tertinggi nilai terendah rata-rata

Siklus II

(23)

Tabel 4. 1

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Tuntas 11 39 19 68 26 93 Belum Tuntas 17 61 9 32 2 7 Jumlah 28 100 28 100 28 100 Nilai Tertinggi 75 80 90 Nilai Terendah 45 50 60 Nilai Rata-Rata 64 68 76

Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa (39%), pada siklus I menjadi 19 siswa (68%) dan pada siklus II menjadi 26 siswa (93%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 17 siswa (61%) belum tuntas, pada siklus I masih 9 siswa (32%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 2 siswa (7%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 75, siklus I nilai tertinggi yaitu 80 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 90. Nilai terendah pra siklus 45, siklus I 50 dan siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 64 menjadi 68 ke siklus I atau naik sebesar 4 dan pada siklus II menjadi 76 atau naik sebesar 2. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.9 perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar siswa Pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II

(24)

Gambar 4. 9 Perbandingan Nilai Tertinggi,Terendah dan Nilai Rata Rata Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.9 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.

Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.10 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 11 siswa

75 45 64 80 50 68 90 60 76

nilai tertinggi nilai terendah rata-rata

pra siklus siklus 1 siklus 2

11 17 64 19 9 68 26 2 76

Tuntas Tidak tuntas Nilai Rata rata

(25)

atau 39% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 19 siswa (68%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 26 siswa (93%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 8 siswa (15%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 19 siswa (68%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 26 siswa (93%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 2 siswa (7%).

Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 90% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70.

Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan. Sehingga Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya di depan kelas dan kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

(26)

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus adalah 11 siswa (39%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 19 siswa (68%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 26 siswa (93%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 17 siswa (61%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 9 siswa (32%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2 siswa (7%) yang belum tuntas.

Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa 2 siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 2 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal.

Upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), materi Penggolongan Hewan Dan Makanannya pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03, berhasil dilakukan. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)dalam pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan Dan Makanannya , juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

(27)

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), masuk dalam kategori baik sekali.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) yang berjudul dalam sikripsinya yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Pecahan Siswa Kelas 4 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.”. Selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh Sumiyatik, Sri (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tema Pasar Melalui Metode Student Team Archievement Division (STAD) Kelas III SD Negeri Besani Blado Batang Semester 2 Tahun 2012.” Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya.

Hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran menurut Slavin (2005: 11-12) penjelasan mengenai Student Teams Achievement Division (STAD) adalah para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya dengan demikian terbukti bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, materi Penggolongan Hewan Dan Makannannya pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Kota Salatiga, Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Gambar

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan   Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Kidul 03 Semester I
Gambar  4.3  diketahui  bahwa  ketuntasan    hasil  belajar  siswa  setelah  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Teams  Achievement  Division (STAD) menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa  (68%) dan  siswa  yang  belum  tu
Tabel  4:4  dapat  diketahui  bahwa  setelah  dilaksanakan  model  pembelajaran  koopratif  tipe  Student  Teams  Achievement  Division  (STAD)  dari  28  siswa  yang  mengikuti  evaluasi  pembelajaran  terdapat  26  siswa  (93%)  tuntas  atau  mampu  menc
Gambar 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA   Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata Pra siklus
+2

Referensi

Dokumen terkait

NEWS READER : DEKRANAS ADAKAN PAMERAN KREASI JOGJA UNTUK INDONESIA. PAMERAN PRODUK KERAJINAN / SELAMA INI TETAP MENJADI ANDALAN PERAJIN UNTUK MENJUAL HASIL

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia berdasarkan perubahan warna dan atau suhu. KARTU SOAL UJIAN SEMESTER GENAP SMP

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Apabila memperhatikan Core bussines (M. Bryson, 1995 : 87) dalam kaitannya dengan kewenangan akademik sekolahdan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah, maka, tujuan

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi reforming unit dipisahkan dahulu di unit purification, karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirm sebagai