MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN PROYEK OFFSHORE PLATFORM
OIL
&
GAS
DENGAN KONSEP EPC
DI PT. XYZ
Luki Ferliansyah, Taufiqur Rachman Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Esa Unggul Jakarta
lukiferliansyah04@gmail.com, taufiqur.rahcman@esaunggul.ac.id
Abstrak
PT. XYZ adalah perusahaan kontraktor dibidang konstruksi khususnya proyek pembuatan offshore platform dengan konsep EPC (engineering, construction, procurement). Berdasarkan jadwal dan perhitungan untuk proyek yang sama pada tahun 2016, terdapat keterlambatan waktu penyelesaian proyek selama 1 bulan yang dikarenakan adanya kemunduran awal jadwal pengerjaan proyek yang lebih dari 3 bulan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai penyebab atau risiko yang terjadi selama pengerjaan proyek berlangsung yang ditanjau dari segi kontraktor yaitu PT. XYZ. Pengelompokan risiko menggunakan RBS (Risk Breakdown Structur) dan untuk indikator risikonya berdasarkan hasil studi literatur yang memiliki kesamaan dalam konsep EPC. Berdasarkan data hasil olahan didapatkan 37 risiko yang nantinya diberikan kepada responden. Hasil kuesioner tahap pendahuluan dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 30 variabel risiko. Berdasarkan 30 risiko yang telah terdaftar diberikan lagi ke responden untuk melihat kemungkinan dan dampaknya. Hasil kuesioner tahap kedua dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 27 risiko. Dalam penganalisahan level risiko menggunakan matrixAustralian/ Newzeland Standar risk management (AS 4360-2004) dimana didapatkan 4 risiko tinggi, 12 risiko sedang, 11 risiko kecil. Penganalisahan penyebab langsung risiko tinggi pada faktor eksternal ialah karena kondisi tidak aman (unsafe condition) atau diluar kontrol kontraktor, pada faktor construction dan manajemen proyek penyebab langsungnya ialah karena tindakan tidak aman (unsafe action). Adapaun usulan mitigasi secara umum untuk faktor construction yakni (x22) kecelakaan kerja pada proses konstruksi ialah dikurangi, faktor manajemen (x29) yakni risiko material yang rusak di site ialah dengan mengurangi risiko, untuk faktor eksternal yaitu (x35) terlambatnya pembayaran oleh owner yakni dikurangi, dan untuk faktor eksternal yaitu (x37) Cuaca (Hujan dan Angin) ialah dikurangi.
Kata Kunci : (Konsep EPC, Jadwal Proyek, Risiko Proyek, Standart Risk Management, Mitigasi Risiko)
I. Pendahuluan
Dewasa kini masih banyak sekali proyek-proyek di Indonesia dimana kualitas tidak sebanding dengan estimasi yang dikeluarkan. Pada suatu pengerjaan proyek, penjadwalan dan pengendalian dalam konteks perencanaan merupakan hal yang sangat kritis dan harus selalu diperhatikan, baik pada sistem yang digunakan ataupun sumber daya yang dilibatkan. Pada pengerjaan suatu proyek baik skala besar maupun skala kecil selalu memiliki risiko yang kecil dan besar juga, dikarenakan adanya kegiatan atau aktifitas yang terjadi. Risiko tersebut dapat dikendalikan apabila pengendalian dilakukan oleh kedua belah pihak yakni pemilik (owner) dan kontraktor. Keuntungan dari kedua belah pihak disini adalah dapat mengetahui dan mendifinisikan apa yang menjadi tujuan. Selain itu bagaimana penanganan atau perlakuan dari risiko yang mungkin terjadi saat pengerjaan proyek.
PT. XYZ merupakan perusahaan kontraktor oil & gas yang khusus bergerak pada bidang
konstruksi anjungan lepas pantai (offshore platform). Konsep yang diterapkan perusahaan ialah EPC yakni perancangan (engineering), pengadaan material dan peralatan (procurement), pelaksanaan konstruksi (construction). Penerapan konsep ini dalam mengerjakan beberapa proyek cukup menghemat waktu, walaupun demikian pada pengerjaan proyek tahun 2016 adanya keterlambatan memulai pengerjaan proyek hampir 3 bulan dan keterlambatan penyelesaiaan proyek hampir 1 bulan. Mengacu pada permasalahan diatas, maka perlu membuat identifikasi dan analisa mengenai risiko-risiko yang terjadi pada saat proyek akan dikerjakan oleh kontraktor maupun saat proyek sedang dikerjakan dan bagaimana respon penanganan risiko tersebut. Hal ini sebagai bahan refrensi pihak industri di bidang konstruksi khususnya dengan
konsep EPC (engineering, procurement,
II. Tinjauan Pustaka
Proyek adalah kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan yang direncanakan dan ditetapkan dalam suatu kurun waktu tertentu dengan menggunakkan sejumlah biaya, tenaga kerja dan bahan (Buck, 1968). Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaranya telah ditetapkan dengan jelas. Proyek EPC adalah satu dari banyak bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan tanggung jawab ke kontaraktor atas kegiatan perancangan (Engineering), pengadaan material dan peralatan (Procurement) dan pelaksanaan konstruksi (Construction). Manajemen risiko menurut standard Australian/ Newzeland Standar risk managemen (AS/NZS 4360:2004) adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak dalam pencapaian sebuah tujuan. Adapun proses dalam manajemen risiko menurut standard Australian/ Newzeland Standar risk management (AS 4360-2004) yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Standard Australian/ Newzeland Standar risk management (AS 4360-2004)
Berdasan Gambar 2.1 yakni Australian/ Newzeland Standar Risk Management (AS 4360-2004) langkahnya meliputi :
a. Menetapkan konteks
Penetapan konteks ini dilakukan dengan pendifinisian parameter dasar dimana risiko harus dikelola untuk menyediakan pedoman bagi keputusan dalam kajian manajemen risiko yang lebih terinci. Tahapan ini menentukan lingkup bagi keseluruhan proses manajemen risiko, konteks disini berarti segala hal yang berkaitan dengan upaya manajemen dalam rangka mengelola risikonya. Dalam hal ini ialah dengan menetapkan konteks strategis, organisasi, manajemen risiko, krteria evaluasi risiko dan mendifinisik struktur.
b. Identifikasi risiko
Pada tahap ini sangat kritikal, karena jika ada suatu risiko potensial tidak terdeteksi maka tidak dapat dianalisa kedepannya. Untuk itu perlu identifikasi risiko secara komperhensif dengan menggunakan proses secara sistematis yang terstruktur dengan baik dan harus mencakup semua risiko baik risiko yang berada dalam kendali maupun yang diiluar kendali organisasi. Hal yang menjadi dasar yaitu pengalaman atau record, brainstorming, analisis sistem, audit dan rekomendasi lain, apa yang terjadi dan daftar peristiwa yang mungkin terjadi, bagaimana dan mengapa peristiwa dapat terjadi. Identifikasi ini dapat menggunakan RBS (Risk Breakdown Struktur) untuk mengelompokkan sumber risiko seperti pada gambar 2.2.
c. Analisa Risiko
Dalam hal ini tujuan yang dapat dicapai ialah dapat memisahkan antara risiko-risiko kecil dan risiko-risiko besar cakupan pertimbangannya ialah sumber risiko, peluang dan dampaknya.
Menentukan pengendalian yang ada meliputi aktifitas-aktifitas identifikasi pengelolaan, sistem teknik dan prosedur yang ada untuk mengendalikan risiko serta penaksiran kekuatan dan kelemahannya.
Menentukan Konsekuensi dan likelihood suatu peristiwa ditaksir dengan hasil pengendalian yang ada. Dimana kombinasi keduanya akan dapat menghasilkan level dari risiko tersebut. Teknik yang dapat digunakan ialah dengan analisis statisk ataupun kalkulasi dari konsekuensi dan likelihood. Sumber-sumber informasi yang digunakan haruslah ada, misalnya catatan masa lalu, pengalaman yang relevan, literatur umum yang relevan, uji pemasaran dan riset pemasaran, eksperimen dan prortype, model ekonomi dan rekayasa model lainnya, serta pertimbangan spesialis dan pakar. Tabel 2.1 Nilai Probabilitas dan Impact Risk
d. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah perbandingan antara level risiko yang ditemukan dalam proses dengan kriteria risiko yang sebelumnya telah ditetapkan. Hasil dari evaluasi ini nantinya adalah daftar dari risiko, luas atau cakuan risiko serta pihak-pihak yang nantinya mendapatkan manfaat.
Tabel 2.2 Penilaian Risiko Kualitatif
Kemungkinan
Dampak Insignificant
(1)
Minor (2)
Medium (3)
Major (4)
Exstrim (5)
Rare (1) L L L L M
Unlikely (2) L L M M H
Possible (3) L M M H H
Likely (4) L M H H VH
Almost
Certaint (5) M H H VH VH
e. Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko meliputi identifikasian opsi untuk memperlakukan risiko, menaksir opsi tersebut, menyiapkan rencana perlakuan, dan imlementasi terhadap rencana perlakuan. Opsi-opsi dalam hal ini meliputi sebagai berikut :
1. Menghindari risiko memutuskan atau tidak melanjutkan aktivitas.
2. Mengurangi likelihood dapat dilakukan dengan audit internal dan peningkatan program
ketaatan, persyaratan kontrak yang
komperhensif, penelaahan formal terhadap persyaratan, spesifikasi, rancangan, rekayasa, operasi, inspeksi pengendalian proses, manajemen investasi dan portofolio, perawatan yang bersifat preventif, jaminan kualitas, penelitian dan pengembangan tekhnologi, pelatihan terstruktur, pengujian,
3. Menghindari konsekuensi dilakukan dengan perencanaan kontijensi, penyelarasan kontrak, bentuk rancangan (design featurs), rencana
pemulihan akibat bencana, rekayasa
engineering dan struktural, rencana dan kendalian kecuarangan, minim eksposure terhadap sumber risiko, relokasi suatu aktivitas,
meningkatkan hubungan masyarakat,
pembayaran eks-grasia/asuransi.
4. Memindahkan risiko dapat dilakukan dengan melibatkan pihak lain, mekanisme kontrak, penutupan asuransi.
5. Menahan risiko dalam hal ini mungkin masih terdapat sebuah risiko residual yang masih tertahan.
Pengukuran Kemungkinan Risiko
Pengukuran Dampak Risiko
1 = Tidak pernah 1= Sangat Kecil
2 = Jarang 2 = Kecil
3 = Sedang 3 = Sedang
4 = Sering 4 = Besar
III. Metode Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini dimulai dengan penelitian pendahuluan yakni untuk melakukan pengamatan umum terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ. Selanjutnya melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan refrensi-refrensi dan studi lapangan mengenai proses manufaktur dan sistem manajemen perusahaan, penghitungan kenerja waktu dan ke pihak-pihak terkait PT. XYZ untuk mengumpulkan data risiko (risk regeister) yang sering dihadapi perusahaan sekaligus mengolah data tersebut. Tahap akhir melakukan analisa risiko berupa respon atau yang digunakan untuk mengantisipasi segala bentuk kemungkinan-kemungkinan dari setiap risiko-risiko yang terjadi. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :
Mulai
Penelitian Pendahuluan
Perumusan Masalah
Kuesioner Tahap 2 (Dampak & Frekuensi)
Studi Lapangan
Respon Risiko
Kesimpulan dan Saran
Selesai Kuesioner Tahap 1 (Validasi Variabel)
Variabel Valid?
Tidak
Ya
Studi Pustaka
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data Risk Breakdown
Structure (RBS)
Buku & Jurnal, etch..
Jadwal Pengerjaan Proyek
Lingkup manajemen Perusahaan
Risk Register
Analisa dan Pembahasan Pengolahan Data
Perhitungan Kinerja Waktu
Variabel Valid?
Tidak
Ya
Gambar 2.3 Diagram Alir Penelitian
IV. Hasil dan Pembahasan
a. Menghitung Kinerja Waktu Awal dan Akhir Penghitungan kinerja waktu proyek adalah menggunakan data jadwal berikut :
Gambar 2.4 Jadwal pengerjaan proyek Berdasarkan Gambar 2.4 bahwa perencanaan dimulai pada maret 2016 harus tertunda ke juni 2016, artinya pengerjaan awal proyek tertunda hampir 3 bulan. Dalam menghitung kinerja waktu akhir proyek menggunakan persamaan berikut :
Kinerja Waktu = (Waktu Rencana – Waktu Aktual) = 9 bulan – 10 bulan = -1 bulan Berdasarkan jadwal proyek dan penghitungan diatas, proyek ini memakan waktu 10 bulan dimana terlambar -1 bulan.
b. Kuesioner tahap 1
Kuesioner 1 atau pendahuluan dari hasil studi literatur berisikan 5 faktor risiko yaitu faktor engineering, procurement, construction, manajemen proyek, eksternal dimana keseluruhannya terdapat sub-faktor 37 risiko, adapun sebagai berikut :
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
No Variabel Risiko
Faktor Engineering
1 X1 Kesalahan pemahaman desain dasar gambar 2 X2 Perubahan spesifikasi material oleh pihak owner 3 X3 Jadwal pengerjaan desain yang singkat 4 X4 Terjadinya desain ulang
5 X5 Kesalahan penghitungan biaya proyek 6 X6 Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil 7 X7 Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
8 X8 Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
9 X9 Kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor
10 X10 Jadwal pengadaan yang singkat
11 X11 Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
12 X12 Kerusakan dan kehilangan material saat di perjalanan
13 X13 Peralatan dan material penting terlambat
14 X14 Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
Tabel 2.3 Risiko Proyek EPC
Faktor Construction
16 X16 Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
17 X17 Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
18 X18 Sumber daya manusia kurang mencukupi
19 X19 Mesin mengalami error saat proses konstruksi
20 X20 Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
21 X21 Kurangnya komunikasi antar pekerja
22 X22 Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
23 X23
Konflik dengan kegiatan lain di site yang ama untuk project yang berbeda
24 X24 Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform
25 X25 Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
26
X26 Kurangnya penyusunan organisasi pada penugasan karyawan
27
X27 Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan manajemen bawah
28 X28 Jadwal yang tidak realistis 29 X29 Adanya material yang rusak di site
30 X30
Kurangnya pendifinisian otoritas dan tanggung jawab disetiap departemen
31 X31 Keuangan perusahaan yang tidak baik
Faktor Eksternal
32 X32 Kurangnya keamanan lokasi pengerjaan proyek
33
X33
Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan pengerjaan proyek baik dari keuangan, status karyawan dan pajak
34 X34
Perubahan peraturan internasional mengenai standar kualitas perusahaan dalam pengerjaan proyek 35 X35 Terlambatnya pembayaran oleh owner
36 X36 Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus) 37 X37 Cuaca (Hujan dan angin)
c. Responden Penelitian
Responden pada penelitian dikatakan layak jika 1) Pendidikan standar minimal SMA (Sekolah Menengah Atas). 2) Lama kerja diatas ≥5 tahun, 3). Penilaian dilakukan pada tiap departement yang terlibat. Adapun profil responden sebagai berikut :
1. Pendidikan
d.
Gambar 2.5 Grafik Profil Pendidikan
2. Lama Kerja
Gambar 2.6 Grafik Lama Kerja Responden
3. Departement
Gambar 2.7 Grafik Profil Department Responden
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Tahap 1
Dalam penentuan valid atau tidaknya, peneliti menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel adalah 40. Maka df = 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α = 0.05, dapat dilihat pada r tabel nilainya adalah 0.312. Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2.4 Hasil Uji Validitas Tahap I
No Variabel r hitung
total r tabel Keterangan
1 X1 0.496 0.312 Valid
Selanjutnya mengukur tingkat reliability dari pernyataan menggunakan program software spss 15. Dalam hal ini apabila nilai cronbac’h alfa > 0.60 maka alat ukur tersebut dapat dikatakan handal, hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Tahap I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.887 37
e. Kuesioner Tahap Kedua
Kuesinoer tahap ini terdiri dari 30 pernyataan dimana merupakan pengurangan dari kuesioner tahap pertama. Berikut daftar 30 pernyataan yang dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Risiko Proyek EPC
No Variabel Risiko
Faktor Engineering
1 X1 Kesalahan pemahaman desain dasar gambar 2 X3 Jadwal pengerjaan desain yang singkat 3 X4 Terjadinya desain ulang
4 X5 Kesalahan penghitungan biaya proyek 5 X6 Spesifikasi desain yang dibuat kurang mendetil 6 X7 Kurangnya data teknis mengenai project yang akan dibuat
Faktor Procurment
7 X8 Kenaikan harga bahan baku /material/equipment
8 X10 Jadwal pengadaan yang singkat
9 X11 Kesalahan estimasi anggaran pengadaan
10 X13 Peralatan dan material penting terlambat
11 X14 Proses pengendalian dokumen pengadaan yang kurang baik
12 X15 Perizinan pengadaan yang kurang lengkap
Faktor Construction
13 X16 Fasilitas penunjang konstruksi tidak memadai
14 X17 Cacat pada hasil pekerjaan mengelas dan mengecat
15 X18 Sumber daya manusia kurang mencukupi
16 X19 Mesin mengalami error saat proses konstruksi
17 X20 Urutan pekerjaan konstruksi di lapangan yang tidak Efektif
18 X21 Kurangnya komunikasi antar pekerja
19 X22 Kecelakaan kerja pada proses konstruksi
20 X24 Kesalahan saat proses menginstal peralatan pada Platform 21 X25 Perencanaan urutan kerja yang kurang baik
22 X27 Sistem koordinasi kurang antar menejmen puncak dan manajemen bawah
23 X28 Jadwal yang tidak realistis
24 X29 Adanya material yang rusak di site
25 X31 Keuangan perusahaan yang tidak baik
Faktor Eksternal
26 X33 Perubahan peraturan pemerintah mengenai aturan pengerjaan
proyek baik dari keuangan, status karyawan dan pajak 27 X34 Perubahan peraturan internasional mengenai standar kualitas
perusahaan dalam pengerjaan proyek 28 X35 Terlambatnya pembayaran oleh owner
29 X36 Bencana alam (Gempa bumi, kebakaran, tsunami, longsor,
banjir, gunung meletus) 30 X37 Cuaca (Hujan dan angin)
f. Responden Penelitian Tahap Kedua
Profil responden dalam penyebaran kuesioner pada tahap kedua ini ialah sama dengan profil sampel atau responden tahap pertama.
g. Uji Validitas & Reliabilitas Kemungkinan Risiko Pada tahap kedua ini pengujian dilakukan satu persatu untuk setiap jawaban responden terhadap kemungkinan dan dampak risiko. Pada pengujian penentuan valid atau tidaknya peneliti peneliti menggunakan persamaan df = n-2, dimana sampel adalah 40. Maka df= 40-2 = 38. Nilai df=38 dan α = 0.05, dapat dilihat pada r tabel adalah 0.312. Berikut hasil ini uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat dilihat pada Tabel 2.7 sebagai berikut :
Tabel 2.7 Hasil Uji Validitas Kemungkinan Risiko
No Variabel r hitung
Berikut hasil ini uji reliabilitas kemungkinan risiko dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut :
Tabel 2.8 Hasil Uji Reliabilitas Kemungkinan Risiko
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
0.865 30
Dari tabel 2.8 diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah 0.865, sesuai dengan pedoman peneliti bahwa apabila nilai cronbac’h alfa diatas 0.60 maka hal itu atau alat ukur yang digunakan dapat dinyatakan reliable.
Selanjutnya mengukur validitas untuk dampak risiko berdasarkan jawab responden. Berikut ini hasil uji validitas untuk kemungkinan risiko dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
Tabel 2.9 Hasil Uji Validitas Dampak Risiko
No Variabel r hitung
total
r table Keterangan
1 X1 0.508 0.312 Valid
Kemudian mengukur tingkat reliability dari pernyataan dalam hal ini variabel risiko (X)
menggunakan program software spss 15. Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Hasil Uji Reliabilitas Dampak Risiko
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
0.778 30
Dari tabel 2.10 uji reliabilitas dampak risiko diketahui nilai Cronbach's Alpha 0.778, sesuai pedoman peneliti bahwa apabila nilai cronbac’h alfa diatas 0.60 maka alat ukur dikatakan reliable.
h. Penilaian Risiko
Dalam penilain risiko, peniliti menggunakan matrix Australian/ Newzeland Standar risk management (AS 4360-2004) dimana merupakan untuk pengukuran kualitatif dari kemungkinan dan dampak risiko, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11 Penilaian Risiko Kualitatif
Kemungkinan pengamatan rinci, penanganan harus level pimpinan
H : Hight Risk (Tinggi)
Perlu ditangani oleh manajer proyek M : Medium Risk (Sedang)
Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek L : Low Risk (Lemah)
Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek.Tabel 2.12 Penilaian Risiko
Faktor Risiko
Nilai Level
Risko Evaluasi
Kemungkinan Dampak
Engineering
x1 1.50 2.65 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x3 2.20 2.08 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x4 2.65 3.75 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x5 3.33 3.85 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x6 2.50 3.10 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x7 2.00 1.88 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Procurement
x8 3.45 3.88 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x10 2.30 1.70 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x11 2.48 2.48 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x13 3.78 3.98 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x14 2.45 1.73 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x15 1.83 2.50 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Construction
x17 4.33 2.98 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x19 3.85 3.65 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x20 1.85 3.40 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x22 3.40 4.30 H Perlu ditangani oleh manajer proyek
x24 1.85 3.58 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Managemen Proyek
x25 2.18 3.80 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x27 3.00 3.65 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x28 3.98 2.48 M Risiko rutin, ditangani langsung ditingkat proyek
x29 3.65 4.50 H Perlu ditangani oleh manajer proyek
x31 2.38 2.45 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
Eksternal
x33 1.95 3.58 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x34 1.60 2.83 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x35 4.00 4.43 H Perlu ditangani oleh manajer proyek
x36 1.98 4.73 L Risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan proyek
x37 3.98 4.00 H Perlu ditangani oleh manajer proyek
Berdasarkan 27 risiko pada tabel 2.12 tersebut pada variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori kecil (x1, x3, x7) dan 3 risiko sedang yaitu (x4, x5, x6). Pada variabel procurement terdapat 2 risiko kecil (x10, x15) dan 4 risiko yang masuk kategori sedang yaitu (x8, x11, x13, x14). Pada variabel construction terdapat 2 risiko yang terkategori kecil (x20, x24) dan risiko sedang terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19) dan risiko yang masuk kedalam kategori tinggi yakni risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1 terkategori kecil (x31), risiko yang terkategori sedang (x25, x27, x28) dan 1 risiko yang terkategori tinggi (x29). Pada variabel eksternal terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36) dan 2 risiko tinggi (x35, x37).
i. Mitigasi Risiko
Dalam mitigasi risiko, risiko yang telah diketahui kategorinya berdasarkan kemungkinan dan dampak adalah dengan menggunakan hirarki untuk menilai bagaimana respon risiko-risiko tersebut. Adapun hirarki tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8.
j.
Hirarki pada Gambar2.8 digunakan untuk menilai respon atau tindakan terhadap risiko yang terjadi. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, risiko yang diberikan penanganan atau tindakan hanya pada risiko yang termasuk kategori tinggi. Namun sebelum tahap mitigasi perlu mengetahui penyebab langsung serta akibat langsung yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Penyebab Risiko dan Kerugian
No Level
Risko Variabel Risiko Penyebab Langsung Kerugian Langsung
1
Hight (H)
X22 Kecelakaan kerja pada proses
konstruksi Tindakan diluar control
(unsafe action)
Manusia : (Cidera, cacat, keracunan, kematian)
2 X29 Adanya material yang rusak
di site
Material : (tercemar, karat, rusak)
3 X35 Terlambatnya pembayaran
oleh owner Kondisi diluar control
(unsafe condition)
Manusia : (Tunggakan gaji, mogok kerja)
4 X37 Cuaca (Hujan dan angin) Lingkungan : (Tercemar, rusak,
pekerjaan dihentikan)
Tabel diatas merupakan hasil diskusi dan tukar pendapat pada pihak yang bersangkutan yakni PT. XYZ untuk mengetahui sumber risiko yang mungkin akan terjadi dalam penyelenggaraan proyek. Adapun penjelasan mengenai diskusi tersebut adalah sebagai berikut :
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi (x22) dapat terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau proses yang sedang dijalankan (unsafe action), dimana hal tersebut apabila terjadi akan berdampak langsung pada manusia atau para pekerja yang dapat menyebabkan cidera ataupun kematian.
Material yang hilang di site (x29) terjadi karena adanya kesalahan tindakan atau proses perlakuan (unsafe action) , dimana mengakibatkan material rusak baik karena tercemar ataupun berkarat.
Terlambatnya pembayaran oleh owner (x35) merupakan sebuah kondisi, sebab hal itu diluar control pihak kontraktor (unsafe condition). Akibat langsungnya ialah pada pada manusia yang bekerja di perusahaan karena tidak mendapatkan pesangon.
Selanjutnya (x37) yakni Cuaca (Hujan dan angin) merupakan sesuatu yang merupakan kondisi (unsafe condition), artinya bukan sesuatu yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko ini berakibat pada rusaknya lingkungan kerja dan dapat terjadi penghentian terhadap pekerjaan.
Tabel 2.14 Mitigasi Risiko
No Faktor Level
Risiko Variabel Risiko
Mitigasi
Plan Tujuan Perencanaan Tahap
Perencanaan Operasional Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan
1 Construction
Melengkapi semua peralatan pelindung kerja pada saat proses konstruksi, seperti helmt,
safety shoes, kacamata, dengan jenis pekerjaan yang ada.
Membuat SOP pada saat akan dilangsungkannya sebuah pekerjaan.
Membentuk manajemen K3 yang handal yang diisi oleh orang-orang yang berpengalaman dalam bidang risk assesment.
1.Bagian departemen konstruksi menyiapkan list mengenai APD yang akan digunakan dalam pekerjaan disetiap area.
2.Pihak manajemen menyiapkan biaya yang dibutuhkan untuk membeli/menyewa peralatan APD. 3.Pihak procurement memesan atau
membeli peralatan APD.
4.Para pekerja memakai peralatan yang telah diersiapakan dalam melakukan pekerjaan.
5.Para supervisi melakukan pengawasan terhadap APD yang dipakai pekerja sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. 6.Melakukan audit secara rutin
mengenai proses pekerjaan dilapangan.
Meningkat jaminan mutu perusahaan. spesifikasi material yang akan digunakan selama proses pengerjaan project
berlangsung.
Membuat SOP perlakuan mengenai material yang mudah rusak terhadap panas ataupun air hujan.
1.Pihak engineering memberikan list mengenai spesifikasi material yang ada dilapangan.
2.Pihak manajemen mengawasi serta melakukan audit mengenai keadaan material.
3.Pihak manajemen menyiapkan gudang yang sesuai dengan
Memiliki suatu dasar hukum yang jelas dan
Membuat perjanjian penalti dalam kontrak mengenai sistem pembayaran yang akan dilakukan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
1.Pihak manajemen membentuk badan hukum atau yang mengerti atau pakar dalam masalah hukum sebuah perjanjian kontrak. 2.Pihak manajemen mengingatkan
owner mengenai pembayaran seminggu sebelum pembayaran dengan mengutus salah seorang dari internal perusahaan dan dapat juga dengan telpon serta email. 3.Melakukan rapat yang terkoodinir
setiap akan melakukan sebuah perjanjian baru. pelindung untuk para pekerja pada saat pengerjaan di area
Eriction.
Memasang alat pelindung mesin saat proses di area
eriction, baik saat proses pengelasan maupun pengecatan.
Membuat SOP mengenai peraturan saat akan bekerja dalam keadaan cuaca tidak normal.
1.Melakukan pemantauan mengenai cuaca yang dapat menggangu pekerjaan.
2.Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai pekerjaan yang kritis yang tidak boleh mengalami kemunduran jadwal/schedule.
3.Apabila cuaca memang tidak menungkinkan pihak manajemen mengajukan pemunduran jadwal pekerjaan ke pihak owner. 4.Pihak konstruksi menyiapkan list
mengenai kebutuhan peralatan pelindung untuk mesin dan pekerja. 5.Pihak manajemen menyiapkan biaya
untuk membeli ataupun menyewa peralatan yang dibutuhkan. 6.Pihak procurement memesan dalam
hal ini menyewa atau membeli peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
V. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisis data yang dilakukan penulis terhadap risiko pada penyelengaraan proyek oil & gas pada lingkup proyek EPC di PT. XYZ dapat disimpulkan yaitu : 1. Identifikasi dan analisa pada penelitian tahap 1
diperoleh 30 risiko dari 37 risiko yang dinilai dari uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya 30 risiko tersebut dinilai dari dampak dan kemungkinannya serta diuji satu persatu didapatkan 27 risiko dengan uji validitas dan reliabitas. Berdasarkan 27 risiko tersebut pada variabel enggineering terdapat 3 risiko kategori kecil (x1, x3, x7) dan 3 risiko sedang yaitu (x4, x5, x6). Pada variabel procurement terdapat 2 risiko kecil (x10, x15) dan 4 risiko yang masuk kategori sedang yaitu (x8, x11, x13, x14). Pada variabel construction terdapat 2 risiko yang terkategori kecil (x20, x24) dan risiko sedang terdapat 2 risiko yaitu (x17, x19) dan risiko yang masuk kedalam kategori tinggi yakni risiko (x22). Pada managemen proyek terdapat 1 terkategori kecil (x31), risiko yang terkategori sedang (x25, x27, x28) dan 1 risiko yang terkategori tinggi (x29). Pada variabel eksternal terdapat 3 risiko kecil (x33, x34, x36) dan 2 risiko tinggi (x35, x37).
2. Berdasarkan kategori risiko tinggi terdapat 4 risiko tinggi yaitu :
Kecelakaan kerja pada proses konstruksi (x22), dimana untuk mitigasinya ialah dikurangi dengan tujuan risiko ini tidak terjadi atau zero accident. Untuk operasionalnya menggunakan APD (alat pelindung kerja). Alat pelindung yang digunakan harus sesuai dan terstandar serta
adanya SOP saat akan melakukan
pekerjaan. Agar hal ini tercapai maka perlu adanya pengawasan atau kontrol dari supervisi.
Adanya material yang rusak di site (x29), dimana untuk mitigasinya ialah dengan administrasi dengan tujuannya tidak ada material yang repair. Operasionalnya dengan dengan membuat SOP prosedur perlakuan terhadap material yang rentan kerusakan baik oleh panas matahari ataupun air hujan. Agar hal ini tercapai maka perlu adanya pengawasan dari manajemen.
Terlambatnya pembayaran oleh owner (x35), dikurangi yakni dengan administrasi. Dengan tujuan risiko ini tidak terjadi saat pengerjaan proyek. Tahap operasionalnya dengan membuat perjanjian atau dasar hukum mengenai sistem pembayaran dimana tidak merugikan kedua belah pihak. Selain itu membuat perjanjian penalti dalam kontrak apabila pembayaran terlambat dan mengutus perwakilan perusahaan atau menelpon pihak owner seminggu sebelum pembayaran.
Cuaca (Hujan dan Angin) yaitu (x37) mitigasinya dikurangi, dengan tujuan tidak
ada waktu yang terbuang yang
mengakibatkan schedule terlambat
Daftar Pustaka
B. Mulholland & J. Christian , 1999, Risk Assess NESC Engineering ment in Construction Schedule, Journal of Construction Engineering Management.
http://researhcgate.net/Risk-Assess-NESC-Engineering-ment--in-Construction-Schedule/. Diakses 10 oktober 2016
Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Salemba Empat, Yogyakarta.
Hosen, Radian Z, 2007. Overview Busineess Process EPC. Jakarta
Juanto Sitorus, 2008, “Faktor-faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu Proyek EPC Gas di Indonesia,
http://lib.ui.ac.id/Faktor-faktor-Risiko-Yang- Berpengaruh-Terhadap-Kinerja-Waktu-Proyek-EPC-Gas-di-Indonesia/.
Diakses 4 september 2016
Mukhtar, 2011. Framwork Risk Management Australia Standart/New Zealand
Standart (AS/NZS 4360 : 2004).
http://Muktardaud.com/Framwork-Risk-Management-Australia/. Diakses 4 januari 2016 Saqib Rizwan dan U. Farooqui (2008) “Construction
Risk Insurance Practice in Pakistan”. http://www.neduet.edu.pk//
Diakses 11 November 2016
Silvianita, Andika Trisna Putra, Daniel M. Rosyid, Dirta Marina Chamelia dan Imam Rochani, 2015. “Evaluation of Delay Factors in Jacket Structure Project”. Jurnal Construction Engineering Manage.
http://resits.its.ac.id/Evaluation-Of-Delay Factors-in-Jacket-Structure-Project/. Diakases 11 November 2016
Soeharto, Iman, 2001. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta
Sugiyono, 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif &Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Toni Alam (2011), “Identifikasi Faktor-Faktor Risiko Proyek Rancang Bangun (Design And Build) Pada Pt. Xyz Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu”
http://lib.ui.ac.id./Identifikasi-Faktor_Faktor-