SALAM MANIS UNTUK LAUT INDONESIA
(Sistem Angkutan Logistik Negara Maritim yang Terintegrasi melalui Manajemen Rantai Supply untuk Landasan Utama Bangsa Indonesia dalam
Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean)
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sejarah. Menurut Dr. Ir.
Siti Nurbaya B MSc selaku ketua bidang pengkajian ikatan alumni LEMHANHAS
RI dalam website sitinurbaya.com, menyatakan bahwa UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) telah mempertegas posisi kewilayahan Indonesia sebagai wilayah kepulauan, dalam satu kesatuan wilayah antara daratan dan lautan.
Laut di Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas
sampai Rote, dengan garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km)
menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang
memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan
prospek dan potensi luar biasa untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia. Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas
lautannya lebih besar dua pertiga daripada daratan (Sumber:
ekonomi.metronews.com). Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia dapat diibaratkan memiliki “harta yang terpendam” di dasar maupun di permukaan laut, yaitu sumber daya dan lalu lintas perairannya.
Suatu hal yang membanggakan bagi Indonesia karena diberkahi kekayaan
hayati dari dasar laut sejak zaman dahulu. Sebagai negara maritim, seharusnya
Indonesia sudah memiliki landasan kuat dalam menghadapi tantangan masyarakat
ekonomi ASEAN dari segi sumber daya maupun hubungan internasional. Namun
beberapa pihak mengatakan, Indonesia masih belum layak untuk mendapatkan
sebutan negara maritim, dilihat dari kebijakan pemerintah yang sering tidak
konsisten dengan lapangan serta pandangan bangsa Indonesia terhadap negaranya
sendiri (Sumber: nasional.sindonews.com).
Menurut Dr. Dr. Dedy Heryadi Sutisna, M.S, terdapat tiga isu permasalahan di
bidang kelautan, yaitu kebijakan yang diberikan cenderung tumpang tindih, konflik
perekonomian Indonesia, serta bidang kelautan yang masih belum dijadikan
perhatian utama dalam upaya pembangunan nasional. (Sumber:
www.dekin.kkp.go.id)
Indonesia seharusnya mampu lebih menonjol karena merupakan negara yang
memiliki wilayah laut cukup luas. Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam
produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia
menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan
minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen
yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan.
Rakyat Indonesia belum merasakan potensi dari kekayaan laut yang dimiliki,
hal ini karena potensi maritim Indonesia belum dikelola secara maksimal yang
sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia (Sumber: metrotvnews.com). Bahkan, kekayaan laut
di Indonesia terutama ikan sudah puluhan tahun dikuras secara ilegal oleh
kapal-kapal asing. Dengan melihat realita sekarang jelas ini bertentangan dengan UUD
Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sama halnya dengan industri pelayaran nasional yang banyak peluang ekonomi maritim seperti peluang angkutan muatan yang dibiayai oleh
pemerintah, tapi tidak dinikmati oleh perusahaan pelayaran nasional.
Maka dari itu dalam rangka mewujudkan pembangunan dan penguatan
ekonomi Indonesia yang bertepatan dengan pemberlakuan pasar bebas ASEAN
pada akhir 2015 mendatang, bangsa Indonesia harus mengupayakan pembangunan
nasional melalui sektor kelautan. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan
‘Romantisme’ antara Sistem Angkutan Logistik dan Supply Chain Management.
Gambar 1. Animasi Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut Sumber: Autoart
Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut merupakan bukti bahwa Bangsa Indonesia sudah mengetahui dan menyadari bahwa pelayaran adalah kegiatan
dalam bidang kelautan yang sudah menjadi salah satu mata pencaharian bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu. Pelayaran memiliki beberapa fungsi tertentu untuk
Indonesia, antara lain hubungan internasional dan mata pencaharian. Berbicara
mengenai hubungan internasional tentunya berkaitan erat dengan pasar bebas yang
akan dihadapi di akhir tahun 2015 nanti.
Pasar bebas berkaitan erat dengan jalur perdagangan antar negara. Dengan kata
lain, jalur ekspor import akan berperan penting dalam suatu negara. Singkatnya, sistem angkutan logistik akan yang apik akan menjadi ‘benang merah’ yang menjodohkan hubungan internasional dan jalur perdagangan antara Indonesia dengan negara – negara lain, baik dalam hubungan bilateral maupun multilateral.
Dalam sistem logistik nasional ditetapkan beberapa strategi yang digariskan.
Beberapa strategi tersebut adalah dari aspek pemerintah, investor, lembaga
pendidikan dan pelatihan, infrastruktur yang nantinya berkaitan dengan industri
komponen otomotif nasional dan industri golongan kapal nasional. (Sumber:
sitinurbaya.com)
Bila dilihat dari strategi yang digariskan diatas, maka bisa digambarkan
Gambar 2. Gambaran Faktor Mengenai Hubungan Perusahaan Pelayaran dengan Beberapa Faktor
Perusahaan pelayaran nasional harus berperan aktif dalam menciptakan sistem
angkutan logistik yang baik untuk pembangunan nasional. Menurut artikel Siti
Nurbaya yang dirangkum, perusahaan pelayaran nasional berhubungan dengan
lembaga pendidikan dan pelatihan dalam penentuan sumber daya, berhubungan
dengan investor dalam penanaman saham pada perusahaan tersebut. Selain itu,
perusahaan pelayaran nasional juga memiliki hubungan dengan pemerintah dalam
penentuan regulasi. Hubungan perusahaan pelayaran nasional dengan pelabuhan
adalah sebagai tempat dimana terjadi kegiatan pelayaran. Hubungan dengan
industri komponen otomotif nasional dan industri golongan kapal nasional dalam
hal komunikasi. Antar industri harus saling menjalin komunikasi dan bertukar
informasi agar pelayaran dapat berjalan dengan baik.
Dalam mengembangkan industri pelayaran nasional maka perlu adanya
pengembangan sistem logistik nasional terlebih dahulu. Secara sederhana,
keberhasilan dalam perdagangan global dapat tercapai bila sebuah perusahaan
memiliki kemampuan untuk bergerak melewat lintas batas dengan cepat, andal, dan
murah. Pada saat ini, berbagai indeks pengukuran kinerja logistik di tingkat global,
misalnya Logistic Perfomance Indeks (LPI) yang dilansir oleh World Bank menunjukkan logistik Indonesia memprihatinkan. Dimana peringkat kinerjanya
masih jauh berada di bawah kebanyakan negara-negara lain. Untuk menjembatani
adanya tantangan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 26 Tahun
2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS).
Selain sistem angkutan logistik yang baik, perdagangan juga memiliki
hubungan erat dengan pendekatan Manajemen rantai pasok (Supply Chain Perusahaan Pelayaran
Pelabuhan Industri Komponen Otomotif Nasional
Management). Menurut Simchi-Levi (2003) dalam Rahmasari (2011), Supply Chain Management adalah suatu pendekatan yang membuat integritas komponen – komponen yang terlibat dalam suatu produksi dapat didistribusikan dalam jumlah
dan waktu yang tepat serta mengecilkan pengeluaran biaya dan memberikan
kepuasan terhadap konsumen. Supply Chain Management dapat diibaratkan sebuah payung yang menaungi proses dimana produk tersebut dibuat dan disampaikan
kepada konsumen.
Supply Chain Management adalah sebuah pendekatan yang menguntungkan pihak produsen dan konsumen. Produsen membuat produk dengan kualitas dan
harga yang baik sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Supply Chain Management (SCM) yang baik dalam suatu perusahaan dinilai dapat meningkatkan keunggulan kompetitif sebuah industri (Sumber: Marlien, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, terdapat hubungan yang erat antara sistem
angkutan logistik di Indonesia dengan Supply Chain Management di sektor – sektor industri yang berhubungan dengan pelayaran dan kelautan. Pelayaran adalah
industri yang dapat menjadi komponen dalam sistem angkutan nasional. Tidak
hanya jalur darat, jalur laut juga dapat digunakan untuk mengirimkan produk – produk logistik di Indonesia untuk diperkenalkan dan dipasarkan di luar negeri.
Singkatnya, sistem angkutan logistik juga menjadi salah satu komponen yang turut
membantu dalam proses berjalannya Supply Chain Management. Sebaliknya, Supply Chain Management yang baik dan terintegrasi dapat membuat kualitas logistik yang baik dan memuaskan konsumen sehingga keadaan logistik yang
memprihatinkan di Indonesia dapat ditingkatkan perlahan – lahan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Manajemen Logistik yang merupakan bagian dari proses
rantai pasok yang berfungsi untuk memantau keseluruhan proses dari bahan mentah
sampai menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen (Sumber:
id.wikipedia.org) Dengan demikian, selain mengangkat kejayaan lalu lintas
perairan, Indonesia juga mendapat landasan yang kuat untuk menghadapi pasar
The Lost Treasure.
Bangsa Indonesia harus bangga dengan negaranya karena memiliki banyak
kekayaan alam. Namun hal ini belum diselaraskan dengan upaya bangsa Indonesia
untuk membuat dan mencintai produk dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari
kebijakan fiskal yang kurang berpihak menjadikan perusahaan pelayaran nasional
kehilangan daya saing dan tidak punya keunggulan kompetitif, khususnya jika
harus bersaing untuk angkutan luar negeri. Kurangnya dukungan keuangan yang
dikhususkan untuk pengadaan atau investasi armada kapal. faktor Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan untuk pembelian kapal baru di galangan
kapal dalam negeri membuat pengadaan dari galangan kapal dalam negeri menjadi
sangat tidak kompetitif. (Sumber: Kompas, 8 Maret 2013).
Pengusaha umumnya membeli kapal bekas buatan Jepang, China, Korea, dan
sebagian kecil dari Eropa. Bila rusak, perbaikan dilakukan di galangan kapal dalam
negeri, dengan mendatangkan suku cadang dari luar negeri. Meskipun kapalnya
dibuat di galangan kapal dalam negeri, sebagian besar komponennya diimpor
sehingga semua harus dibeli dari luar, terutama komponen seperti mesin, peralatan
navigasi dan keselamatannya. Artinya industri pelayaran Indonesia dalam hal
pengadaan infrastrutur masih bergantung pada pihak luar. (Sumber: Kompas, 8
Maret 2013)
Kendala lainnya adalah dalam hal maintenance (perawatan) kapal. Bambang
Harjo, Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia, salah satu
perusahaan galangan kapal di Madura, Jawa Timur, dalam wawancara dengan
pihak surat kabar Kompas mengatakan, saat ini dari 141 pelabuhan di Indonesia
hanya 20 persen di antaranya yang memiliki galangan. Galangan kapal hanya
terpusat di Batam, Tanjung Priok (Jakarta), dan Surabaya. Oleh sebab itu,
kapal-kapal laut harus berlayar jauh menuju galangan tertentu di pelabuhan lain Ini
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi karena harus menggunakan bahan bakar
nonsubsidi.
Bangsa Indonesia memiliki muda-mudi yang memiliki potensi, namun belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh negara, hal ini terlihat dari karya dan penemuan
Indonesia yang besar merupakan the lost treasure yang harus ‘digali’ lebih lanjut. Generasi muda saat ini merupakan generasi yang terkenal dengan teknologi
canggih, seharusnya muda-mudi bisa membuat rangkaian kapal dari teknologi yang
ada, selanjutnya dikembangkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh generasi
muda. Itu adalah salah satu contoh bahwa muda-mudi memiliki potensi akan tetapi
belum dimanfaatkan.
Salam Manis untuk Laut Indonesia
Dalam membenahi industri pelayaran nasional dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, penulis memberikan strategi berdasarkan
ilmu keilmuan teknik industri, berdasarkan pendekatan supply chain management,
dan berdasarkan keterkaitan dengan beberapa faktor yang disebutkan sebelumnya
yaitu:
1. Pengembangan sumber daya manusia yang bekerja sama dengan lembaga
pendidikan dan pelatihan. Dalam memperbaiki sumber daya manusia,
dibutuhkan sistem yang ditinjau dari lembaga pendidikan dan pelatihan.
Perbaikan ini bertujuan mengembangkan kompetensi dan profesi berstandar
internasional. Secara umum sasaran strategis yang ingin dicapai adalah
tersedianya SDM professional yang berkualitas baik pada tingkat operasional,
manajerial, dan strategis, dan mencukupi kebutuhan nasional untuk mewujudkan
efisiensi dan efektifitas kinerja sistem pelayaran nasional.
2. Informasi dan komunikasi yang transparan dan jelas. Pemberian informasi
merupakan hal yang sangat penting terurama dengan pihak-pihak yang terkait
dalam industri pelayaran nasional, seperti: industri galangan kapal nasional,
industri komponen otomotif nasional, penyedia jasa pelabuhan, lembaga
pendidikan dan pelatihan, pemerintah serta merangkul para investor dalam dan
luar negeri untuk mau bekerja sama, mendukung, bahkan memberikan modal
pada industri pelayaran nasional dengan memberikan informasi tentang prospek
dan potensi maritim Indonesia yang sangat kaya ditambah lagi dengan
pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Diharapkan
investor memberikan dukungan keuangan yang dikhususkan untuk pengadaan
3. Pengadaan infrastruktur bekerja sama dengan industri galangan kapal dan
industri otomotif nasional. Pengadaan armada kapal selama ini lebih banyak dari
pembelian di galangan kapal Batam yang zona perdagangan bebas dengan proses
rumit karena melalui proses ekspor impor untuk menyiasati PPN. Pengusaha
umumnya juga membeli kapal bekas buatan Jepang, China, Korea, dan sebagian
kecil dari Eropa. Bila rusak, perbaikan dilakukan di galangan kapal dalam
negeri, dengan mendatangkan suku cadang dari luar negeri. Walau kapalnya
dibuat di galangan kapal dalam negeri, sebagian besar komponennya diimpor
sehingga semua juga harus dibeli dari luar. Maka dari itu industri pelayaran
nasional terhadap industri galangan kapal nasional dan industri otomotif
nasional harus mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dan saling
mendukung. Karena untuk menggairahkan industri galangan kapal dan otomotif,
industri pelayaran di Tanah Air harus lebih dulu disehatkan. Sehingga industri
galangan nasional mampu membuat kapal dengan sumber daya dari dalam
negeri yang disediakan oleh industri otomotif nasional. Selain itu, bila
dibandingkan dengan meminjam sumber daya luar negeri, lebih menguntungkan
menggunakan sumber daya dari dalam negeri, memang dalam pembuatan
membutuhkan biaya yang cukup banyak, akan tetapi lebih mendapatkan profit
ketika kegiatan pelayaran bisa dilakukan dengan investasi dari negara sendiri.
Dengan begitu, perusahaan dalam negeri tidak membutuhkan pengeluaran
banyak untuk menyewa kapal dari luar negeri
4. Regulasi dan kebijakan pemerintah, menjadi salah satu faktor terhadap kondisi
dan masalah yang dihadapi sektor transportasi maritim Indonesia, dari waktu ke
waktu. Dalam ketentuan umum UU Pelayaran disebutkan bahwa pelayaran
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan,
keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan Maritim. Kegiatan
pelayaran pada umumnya adalah mengangkut barang atau penumpang dari satu
lokasi ke lokasi lain atau dari pelabuhan ke pelabuhan lain, keselamatan
pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim dari pencemaran bahan-bahan
pencemar yang berasal dari kapal. Kegiatan itulah yang diatur dalam UU
Pelayaran. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 tentang Asas Cabotage atau
Indonesia, namun semenjak diberlakukan pada tahun 2005 hingga sekarang
masih banyak kekurangan disana-sini yang harus diperbaiki.
Pembangunan laut di Indonesia harus menjadi komitmen dan kepedulian
bersama terhadap wilayah laut Indonesia yang selama ini terabaikan demi mengejar
ketertinggalan dengan negara lain. Jepang dan China, dua negara dengan ekonomi
terkuat di kawasan Asia, karena mereka tak mengabaikan potensi industri kelautan
dan maritimnya. Begitu pula dengan Indonesia harus mampu sepenuhnya
mengembangkan potensi laut yang maha luas dan kaya sebagai modal menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan menjadi negara dengan ekonomi terkuat
di kawasan Asia Tenggara
Daftar Pustaka
ADH/RIZ/RYO. 2013.“Membangun Industri Pelayaran”. .Dalam http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/08/09482055/Membangun. Industri.Pelayaran. Diakses pada 8 Maret 2013.
Agus. 2013. “Industri Maritim Butuh Investasi Lebih Besar” Dalam
http://www.kemenperin.go.id/artikel/7215/Industri-Maritim-Butuh-Investasi-Lebih-Besar. 2013.
Hardiana, Indrita. 2014. “Potensi Indonesia Sebagai Negara Maritim”. Dalam http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/10/22/308561/potensi-indonesi a-sebagai-negara-maritim. Diakses pada 22 Oktober 2014.
Humas Ristek. 2012. “Pengembangan SISLOGNAS”. Dalam http://ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11029. Diakses pada 8 Mei 2012.
Jatmiko, Bagus. 2014. “Indonesia Bangsa Maritim yang Tersesat”. Koran Sindo. 23 Agustus 2014.
Langford, John. 1995. Logistic Principles and Applications. Mc Graw-Hill,inc. New York. America
Rahmasari. 2012. “Makalah Ilmiah Informatika” dalam http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/jurnal-informatika/article/view/ 72/71. Diakses pada tahun 2012.
Sutisna, Dedy Heryadi. 2012. “Potensi Ekonomi Kelautan Mampu Menyejahterakan Rakyat Indonesia”. Dalam artikel http://www.dekin.kkp.go.id/?q=news&id=201208021009083559747685524 33825750659740299. Diakses pada 10 Juli 2012.
CURRICULUM VITAE
5. Alamat di Malang : Jl. Sigura-gura Residence Kav 32, Malang 6. Alamat Asli : Taman Harapan Baru blok L2/12, Bekasi Barat 7. Telepon/HP : 0896 9800 3510
8. Agama : Katolik
9. Warga Negara : Indonesia
10.Email : erlynfebriani@gmail.com
DATA PEKERJAAN
1. Pekerjaan : Mahasiswa
2. NIM : 135060700111020
3. Jurusan : Teknik Industri
4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430 7. Semester : 4 (empat)
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Permata Monika Bekasi
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
RIWAYAT ORGANISASI
1. Ketua OSIS, SMP Galatia Bekasi, periode 2008-2009. 2. Koordinator Umum SMA Galatia Bekasi, periode 2010-2011. 3. Wakil Ketua OSIS SMA Galatia Bekasi, periode 2011-2012.
4. Staff Muda UAKKAT (Unit Aktifitas Kerohanian Katolik) Universitas Brawijaya periode 2013-2014.
5. Staff Muda Kajian dan Strategi Eksekutif Mahasiswa, Universitas Brawijaya periode 2013-2014.
RIWAYAT PRESTASI
1. Juara Harapan 1 Calistung tingkat Kota Bekasi Tahun 2006
CURRICULUM VITAE
1. Pekerjaan : Mahasiswa
2. NIM : 135060700111007
3. Jurusan : Teknik Industri
4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430
7. Semester : 4 (empat)
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA Universitas
Nama Institusi SDN Mangkahui 2
2001-2007 2007-2010 2010-2013 2013-skrg
RIWAYAT ORGANISASI
1. Wakil Ketua Kantin Kejujuran, SMAN 3 Banjarmasin, periode 2011-2012. 2. Bendahara Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) Malang, Periode
2013-2014.
3. Ketua Asrama Putri Kota Banjarmasin-Malang, Periode 2014-2015.
RIWAYAT PRESTASI
1. Juara 1 umum pada semester I, II, III, IV, V, VI, SMAN 3 Banjarmasin.
2. Juara II Lomba Debat pada Festival Ekonomi Kreatif Tingkat SMA & sederajat se-Indonesia 2012, Wilayah Banjarmasin.
CURRICULUM VITAE
DATA PERSONAL
1. Nama : RIZKY TIOVANA SUTOMO
2. TTL : Mojokerto, 26 Februari 1995 3. Jenis Kelamin : Perempuan
1. Pekerjaan : Mahasiswa
2. NIM : 135060701111009
3. Jurusan : Teknik Industri
4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430 7. Semester : 4 (empat)
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA Universitas
Nama Institusi SD Taruna Nusa
2001-2007 2007-2010 2010-2013 2013-skrg
RIWAYAT ORGANISASI
1. OSIS SMA Taruna Nusa Harapan tahun 2010-2011
2. Ketua Bidang Kreatifitas dan Kewirausahaan SMA Taruna Nusa Hrapan tahun 2011-2012
RIWAYAT PRESTASI
SCAN FOTO DAN KARTU TANDA MAHASISWA
Nama
Foto
Kartu Tanda Mahasiswa
Erlyn Febriani
Novia Ayu Sundari