• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Angkutan Logistik Negara Maritim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Angkutan Logistik Negara Maritim"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SALAM MANIS UNTUK LAUT INDONESIA

(Sistem Angkutan Logistik Negara Maritim yang Terintegrasi melalui Manajemen Rantai Supply untuk Landasan Utama Bangsa Indonesia dalam

Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean)

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sejarah. Menurut Dr. Ir.

Siti Nurbaya B MSc selaku ketua bidang pengkajian ikatan alumni LEMHANHAS

RI dalam website sitinurbaya.com, menyatakan bahwa UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) telah mempertegas posisi kewilayahan Indonesia sebagai wilayah kepulauan, dalam satu kesatuan wilayah antara daratan dan lautan.

Laut di Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas

sampai Rote, dengan garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km)

menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang

memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan

prospek dan potensi luar biasa untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim

Dunia. Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas

lautannya lebih besar dua pertiga daripada daratan (Sumber:

ekonomi.metronews.com). Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia dapat diibaratkan memiliki “harta yang terpendam” di dasar maupun di permukaan laut, yaitu sumber daya dan lalu lintas perairannya.

Suatu hal yang membanggakan bagi Indonesia karena diberkahi kekayaan

hayati dari dasar laut sejak zaman dahulu. Sebagai negara maritim, seharusnya

Indonesia sudah memiliki landasan kuat dalam menghadapi tantangan masyarakat

ekonomi ASEAN dari segi sumber daya maupun hubungan internasional. Namun

beberapa pihak mengatakan, Indonesia masih belum layak untuk mendapatkan

sebutan negara maritim, dilihat dari kebijakan pemerintah yang sering tidak

konsisten dengan lapangan serta pandangan bangsa Indonesia terhadap negaranya

sendiri (Sumber: nasional.sindonews.com).

Menurut Dr. Dr. Dedy Heryadi Sutisna, M.S, terdapat tiga isu permasalahan di

bidang kelautan, yaitu kebijakan yang diberikan cenderung tumpang tindih, konflik

(3)

perekonomian Indonesia, serta bidang kelautan yang masih belum dijadikan

perhatian utama dalam upaya pembangunan nasional. (Sumber:

www.dekin.kkp.go.id)

Indonesia seharusnya mampu lebih menonjol karena merupakan negara yang

memiliki wilayah laut cukup luas. Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam

produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia

menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan

minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen

yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan.

Rakyat Indonesia belum merasakan potensi dari kekayaan laut yang dimiliki,

hal ini karena potensi maritim Indonesia belum dikelola secara maksimal yang

sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat Indonesia (Sumber: metrotvnews.com). Bahkan, kekayaan laut

di Indonesia terutama ikan sudah puluhan tahun dikuras secara ilegal oleh

kapal-kapal asing. Dengan melihat realita sekarang jelas ini bertentangan dengan UUD

Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sama halnya dengan industri pelayaran nasional yang banyak peluang ekonomi maritim seperti peluang angkutan muatan yang dibiayai oleh

pemerintah, tapi tidak dinikmati oleh perusahaan pelayaran nasional.

Maka dari itu dalam rangka mewujudkan pembangunan dan penguatan

ekonomi Indonesia yang bertepatan dengan pemberlakuan pasar bebas ASEAN

pada akhir 2015 mendatang, bangsa Indonesia harus mengupayakan pembangunan

nasional melalui sektor kelautan. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan

(4)

‘Romantisme’ antara Sistem Angkutan Logistik dan Supply Chain Management.

Gambar 1. Animasi Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut Sumber: Autoart

Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut merupakan bukti bahwa Bangsa Indonesia sudah mengetahui dan menyadari bahwa pelayaran adalah kegiatan

dalam bidang kelautan yang sudah menjadi salah satu mata pencaharian bangsa

Indonesia sejak zaman dahulu. Pelayaran memiliki beberapa fungsi tertentu untuk

Indonesia, antara lain hubungan internasional dan mata pencaharian. Berbicara

mengenai hubungan internasional tentunya berkaitan erat dengan pasar bebas yang

akan dihadapi di akhir tahun 2015 nanti.

Pasar bebas berkaitan erat dengan jalur perdagangan antar negara. Dengan kata

lain, jalur ekspor import akan berperan penting dalam suatu negara. Singkatnya, sistem angkutan logistik akan yang apik akan menjadi ‘benang merah’ yang menjodohkan hubungan internasional dan jalur perdagangan antara Indonesia dengan negara – negara lain, baik dalam hubungan bilateral maupun multilateral.

Dalam sistem logistik nasional ditetapkan beberapa strategi yang digariskan.

Beberapa strategi tersebut adalah dari aspek pemerintah, investor, lembaga

pendidikan dan pelatihan, infrastruktur yang nantinya berkaitan dengan industri

komponen otomotif nasional dan industri golongan kapal nasional. (Sumber:

sitinurbaya.com)

Bila dilihat dari strategi yang digariskan diatas, maka bisa digambarkan

(5)

Gambar 2. Gambaran Faktor Mengenai Hubungan Perusahaan Pelayaran dengan Beberapa Faktor

Perusahaan pelayaran nasional harus berperan aktif dalam menciptakan sistem

angkutan logistik yang baik untuk pembangunan nasional. Menurut artikel Siti

Nurbaya yang dirangkum, perusahaan pelayaran nasional berhubungan dengan

lembaga pendidikan dan pelatihan dalam penentuan sumber daya, berhubungan

dengan investor dalam penanaman saham pada perusahaan tersebut. Selain itu,

perusahaan pelayaran nasional juga memiliki hubungan dengan pemerintah dalam

penentuan regulasi. Hubungan perusahaan pelayaran nasional dengan pelabuhan

adalah sebagai tempat dimana terjadi kegiatan pelayaran. Hubungan dengan

industri komponen otomotif nasional dan industri golongan kapal nasional dalam

hal komunikasi. Antar industri harus saling menjalin komunikasi dan bertukar

informasi agar pelayaran dapat berjalan dengan baik.

Dalam mengembangkan industri pelayaran nasional maka perlu adanya

pengembangan sistem logistik nasional terlebih dahulu. Secara sederhana,

keberhasilan dalam perdagangan global dapat tercapai bila sebuah perusahaan

memiliki kemampuan untuk bergerak melewat lintas batas dengan cepat, andal, dan

murah. Pada saat ini, berbagai indeks pengukuran kinerja logistik di tingkat global,

misalnya Logistic Perfomance Indeks (LPI) yang dilansir oleh World Bank menunjukkan logistik Indonesia memprihatinkan. Dimana peringkat kinerjanya

masih jauh berada di bawah kebanyakan negara-negara lain. Untuk menjembatani

adanya tantangan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 26 Tahun

2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS).

Selain sistem angkutan logistik yang baik, perdagangan juga memiliki

hubungan erat dengan pendekatan Manajemen rantai pasok (Supply Chain Perusahaan Pelayaran

Pelabuhan Industri Komponen Otomotif Nasional

(6)

Management). Menurut Simchi-Levi (2003) dalam Rahmasari (2011), Supply Chain Management adalah suatu pendekatan yang membuat integritas komponen – komponen yang terlibat dalam suatu produksi dapat didistribusikan dalam jumlah

dan waktu yang tepat serta mengecilkan pengeluaran biaya dan memberikan

kepuasan terhadap konsumen. Supply Chain Management dapat diibaratkan sebuah payung yang menaungi proses dimana produk tersebut dibuat dan disampaikan

kepada konsumen.

Supply Chain Management adalah sebuah pendekatan yang menguntungkan pihak produsen dan konsumen. Produsen membuat produk dengan kualitas dan

harga yang baik sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Supply Chain Management (SCM) yang baik dalam suatu perusahaan dinilai dapat meningkatkan keunggulan kompetitif sebuah industri (Sumber: Marlien, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, terdapat hubungan yang erat antara sistem

angkutan logistik di Indonesia dengan Supply Chain Management di sektor – sektor industri yang berhubungan dengan pelayaran dan kelautan. Pelayaran adalah

industri yang dapat menjadi komponen dalam sistem angkutan nasional. Tidak

hanya jalur darat, jalur laut juga dapat digunakan untuk mengirimkan produk – produk logistik di Indonesia untuk diperkenalkan dan dipasarkan di luar negeri.

Singkatnya, sistem angkutan logistik juga menjadi salah satu komponen yang turut

membantu dalam proses berjalannya Supply Chain Management. Sebaliknya, Supply Chain Management yang baik dan terintegrasi dapat membuat kualitas logistik yang baik dan memuaskan konsumen sehingga keadaan logistik yang

memprihatinkan di Indonesia dapat ditingkatkan perlahan – lahan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Manajemen Logistik yang merupakan bagian dari proses

rantai pasok yang berfungsi untuk memantau keseluruhan proses dari bahan mentah

sampai menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen (Sumber:

id.wikipedia.org) Dengan demikian, selain mengangkat kejayaan lalu lintas

perairan, Indonesia juga mendapat landasan yang kuat untuk menghadapi pasar

(7)

The Lost Treasure.

Bangsa Indonesia harus bangga dengan negaranya karena memiliki banyak

kekayaan alam. Namun hal ini belum diselaraskan dengan upaya bangsa Indonesia

untuk membuat dan mencintai produk dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari

kebijakan fiskal yang kurang berpihak menjadikan perusahaan pelayaran nasional

kehilangan daya saing dan tidak punya keunggulan kompetitif, khususnya jika

harus bersaing untuk angkutan luar negeri. Kurangnya dukungan keuangan yang

dikhususkan untuk pengadaan atau investasi armada kapal. faktor Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan untuk pembelian kapal baru di galangan

kapal dalam negeri membuat pengadaan dari galangan kapal dalam negeri menjadi

sangat tidak kompetitif. (Sumber: Kompas, 8 Maret 2013).

Pengusaha umumnya membeli kapal bekas buatan Jepang, China, Korea, dan

sebagian kecil dari Eropa. Bila rusak, perbaikan dilakukan di galangan kapal dalam

negeri, dengan mendatangkan suku cadang dari luar negeri. Meskipun kapalnya

dibuat di galangan kapal dalam negeri, sebagian besar komponennya diimpor

sehingga semua harus dibeli dari luar, terutama komponen seperti mesin, peralatan

navigasi dan keselamatannya. Artinya industri pelayaran Indonesia dalam hal

pengadaan infrastrutur masih bergantung pada pihak luar. (Sumber: Kompas, 8

Maret 2013)

Kendala lainnya adalah dalam hal maintenance (perawatan) kapal. Bambang

Harjo, Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia, salah satu

perusahaan galangan kapal di Madura, Jawa Timur, dalam wawancara dengan

pihak surat kabar Kompas mengatakan, saat ini dari 141 pelabuhan di Indonesia

hanya 20 persen di antaranya yang memiliki galangan. Galangan kapal hanya

terpusat di Batam, Tanjung Priok (Jakarta), dan Surabaya. Oleh sebab itu,

kapal-kapal laut harus berlayar jauh menuju galangan tertentu di pelabuhan lain Ini

mengakibatkan ekonomi biaya tinggi karena harus menggunakan bahan bakar

nonsubsidi.

Bangsa Indonesia memiliki muda-mudi yang memiliki potensi, namun belum

dimanfaatkan secara maksimal oleh negara, hal ini terlihat dari karya dan penemuan

(8)

Indonesia yang besar merupakan the lost treasure yang harus ‘digali’ lebih lanjut. Generasi muda saat ini merupakan generasi yang terkenal dengan teknologi

canggih, seharusnya muda-mudi bisa membuat rangkaian kapal dari teknologi yang

ada, selanjutnya dikembangkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh generasi

muda. Itu adalah salah satu contoh bahwa muda-mudi memiliki potensi akan tetapi

belum dimanfaatkan.

Salam Manis untuk Laut Indonesia

Dalam membenahi industri pelayaran nasional dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, penulis memberikan strategi berdasarkan

ilmu keilmuan teknik industri, berdasarkan pendekatan supply chain management,

dan berdasarkan keterkaitan dengan beberapa faktor yang disebutkan sebelumnya

yaitu:

1. Pengembangan sumber daya manusia yang bekerja sama dengan lembaga

pendidikan dan pelatihan. Dalam memperbaiki sumber daya manusia,

dibutuhkan sistem yang ditinjau dari lembaga pendidikan dan pelatihan.

Perbaikan ini bertujuan mengembangkan kompetensi dan profesi berstandar

internasional. Secara umum sasaran strategis yang ingin dicapai adalah

tersedianya SDM professional yang berkualitas baik pada tingkat operasional,

manajerial, dan strategis, dan mencukupi kebutuhan nasional untuk mewujudkan

efisiensi dan efektifitas kinerja sistem pelayaran nasional.

2. Informasi dan komunikasi yang transparan dan jelas. Pemberian informasi

merupakan hal yang sangat penting terurama dengan pihak-pihak yang terkait

dalam industri pelayaran nasional, seperti: industri galangan kapal nasional,

industri komponen otomotif nasional, penyedia jasa pelabuhan, lembaga

pendidikan dan pelatihan, pemerintah serta merangkul para investor dalam dan

luar negeri untuk mau bekerja sama, mendukung, bahkan memberikan modal

pada industri pelayaran nasional dengan memberikan informasi tentang prospek

dan potensi maritim Indonesia yang sangat kaya ditambah lagi dengan

pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Diharapkan

investor memberikan dukungan keuangan yang dikhususkan untuk pengadaan

(9)

3. Pengadaan infrastruktur bekerja sama dengan industri galangan kapal dan

industri otomotif nasional. Pengadaan armada kapal selama ini lebih banyak dari

pembelian di galangan kapal Batam yang zona perdagangan bebas dengan proses

rumit karena melalui proses ekspor impor untuk menyiasati PPN. Pengusaha

umumnya juga membeli kapal bekas buatan Jepang, China, Korea, dan sebagian

kecil dari Eropa. Bila rusak, perbaikan dilakukan di galangan kapal dalam

negeri, dengan mendatangkan suku cadang dari luar negeri. Walau kapalnya

dibuat di galangan kapal dalam negeri, sebagian besar komponennya diimpor

sehingga semua juga harus dibeli dari luar. Maka dari itu industri pelayaran

nasional terhadap industri galangan kapal nasional dan industri otomotif

nasional harus mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dan saling

mendukung. Karena untuk menggairahkan industri galangan kapal dan otomotif,

industri pelayaran di Tanah Air harus lebih dulu disehatkan. Sehingga industri

galangan nasional mampu membuat kapal dengan sumber daya dari dalam

negeri yang disediakan oleh industri otomotif nasional. Selain itu, bila

dibandingkan dengan meminjam sumber daya luar negeri, lebih menguntungkan

menggunakan sumber daya dari dalam negeri, memang dalam pembuatan

membutuhkan biaya yang cukup banyak, akan tetapi lebih mendapatkan profit

ketika kegiatan pelayaran bisa dilakukan dengan investasi dari negara sendiri.

Dengan begitu, perusahaan dalam negeri tidak membutuhkan pengeluaran

banyak untuk menyewa kapal dari luar negeri

4. Regulasi dan kebijakan pemerintah, menjadi salah satu faktor terhadap kondisi

dan masalah yang dihadapi sektor transportasi maritim Indonesia, dari waktu ke

waktu. Dalam ketentuan umum UU Pelayaran disebutkan bahwa pelayaran

adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan,

keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan Maritim. Kegiatan

pelayaran pada umumnya adalah mengangkut barang atau penumpang dari satu

lokasi ke lokasi lain atau dari pelabuhan ke pelabuhan lain, keselamatan

pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim dari pencemaran bahan-bahan

pencemar yang berasal dari kapal. Kegiatan itulah yang diatur dalam UU

Pelayaran. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2005 tentang Asas Cabotage atau

(10)

Indonesia, namun semenjak diberlakukan pada tahun 2005 hingga sekarang

masih banyak kekurangan disana-sini yang harus diperbaiki.

Pembangunan laut di Indonesia harus menjadi komitmen dan kepedulian

bersama terhadap wilayah laut Indonesia yang selama ini terabaikan demi mengejar

ketertinggalan dengan negara lain. Jepang dan China, dua negara dengan ekonomi

terkuat di kawasan Asia, karena mereka tak mengabaikan potensi industri kelautan

dan maritimnya. Begitu pula dengan Indonesia harus mampu sepenuhnya

mengembangkan potensi laut yang maha luas dan kaya sebagai modal menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan menjadi negara dengan ekonomi terkuat

di kawasan Asia Tenggara

Daftar Pustaka

ADH/RIZ/RYO. 2013.“Membangun Industri Pelayaran”. .Dalam http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/08/09482055/Membangun. Industri.Pelayaran. Diakses pada 8 Maret 2013.

Agus. 2013. “Industri Maritim Butuh Investasi Lebih Besar” Dalam

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7215/Industri-Maritim-Butuh-Investasi-Lebih-Besar. 2013.

Hardiana, Indrita. 2014. “Potensi Indonesia Sebagai Negara Maritim”. Dalam http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/10/22/308561/potensi-indonesi a-sebagai-negara-maritim. Diakses pada 22 Oktober 2014.

Humas Ristek. 2012. “Pengembangan SISLOGNAS”. Dalam http://ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11029. Diakses pada 8 Mei 2012.

Jatmiko, Bagus. 2014. “Indonesia Bangsa Maritim yang Tersesat”. Koran Sindo. 23 Agustus 2014.

Langford, John. 1995. Logistic Principles and Applications. Mc Graw-Hill,inc. New York. America

(11)

Rahmasari. 2012. “Makalah Ilmiah Informatika” dalam http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/jurnal-informatika/article/view/ 72/71. Diakses pada tahun 2012.

Sutisna, Dedy Heryadi. 2012. “Potensi Ekonomi Kelautan Mampu Menyejahterakan Rakyat Indonesia”. Dalam artikel http://www.dekin.kkp.go.id/?q=news&id=201208021009083559747685524 33825750659740299. Diakses pada 10 Juli 2012.

(12)

CURRICULUM VITAE

5. Alamat di Malang : Jl. Sigura-gura Residence Kav 32, Malang 6. Alamat Asli : Taman Harapan Baru blok L2/12, Bekasi Barat 7. Telepon/HP : 0896 9800 3510

8. Agama : Katolik

9. Warga Negara : Indonesia

10.Email : erlynfebriani@gmail.com

DATA PEKERJAAN

1. Pekerjaan : Mahasiswa

2. NIM : 135060700111020

3. Jurusan : Teknik Industri

4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430 7. Semester : 4 (empat)

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Permata Monika Bekasi

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

RIWAYAT ORGANISASI

1. Ketua OSIS, SMP Galatia Bekasi, periode 2008-2009. 2. Koordinator Umum SMA Galatia Bekasi, periode 2010-2011. 3. Wakil Ketua OSIS SMA Galatia Bekasi, periode 2011-2012.

4. Staff Muda UAKKAT (Unit Aktifitas Kerohanian Katolik) Universitas Brawijaya periode 2013-2014.

5. Staff Muda Kajian dan Strategi Eksekutif Mahasiswa, Universitas Brawijaya periode 2013-2014.

RIWAYAT PRESTASI

1. Juara Harapan 1 Calistung tingkat Kota Bekasi Tahun 2006

(13)

CURRICULUM VITAE

1. Pekerjaan : Mahasiswa

2. NIM : 135060700111007

3. Jurusan : Teknik Industri

4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430

7. Semester : 4 (empat)

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA Universitas

Nama Institusi SDN Mangkahui 2

2001-2007 2007-2010 2010-2013 2013-skrg

RIWAYAT ORGANISASI

1. Wakil Ketua Kantin Kejujuran, SMAN 3 Banjarmasin, periode 2011-2012. 2. Bendahara Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) Malang, Periode

2013-2014.

3. Ketua Asrama Putri Kota Banjarmasin-Malang, Periode 2014-2015.

RIWAYAT PRESTASI

1. Juara 1 umum pada semester I, II, III, IV, V, VI, SMAN 3 Banjarmasin.

2. Juara II Lomba Debat pada Festival Ekonomi Kreatif Tingkat SMA & sederajat se-Indonesia 2012, Wilayah Banjarmasin.

(14)

CURRICULUM VITAE

DATA PERSONAL

1. Nama : RIZKY TIOVANA SUTOMO

2. TTL : Mojokerto, 26 Februari 1995 3. Jenis Kelamin : Perempuan

1. Pekerjaan : Mahasiswa

2. NIM : 135060701111009

3. Jurusan : Teknik Industri

4. Instansi : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 5. Alamat : Jl. Mayjend Haryono No. 167 Malang 6. Telepon/Fax : (0341) 587710, (0341) 551430 7. Semester : 4 (empat)

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD SMP SMA Universitas

Nama Institusi SD Taruna Nusa

2001-2007 2007-2010 2010-2013 2013-skrg

RIWAYAT ORGANISASI

1. OSIS SMA Taruna Nusa Harapan tahun 2010-2011

2. Ketua Bidang Kreatifitas dan Kewirausahaan SMA Taruna Nusa Hrapan tahun 2011-2012

RIWAYAT PRESTASI

(15)
(16)
(17)
(18)

SCAN FOTO DAN KARTU TANDA MAHASISWA

Nama

Foto

Kartu Tanda Mahasiswa

Erlyn Febriani

Novia Ayu Sundari

(19)

Gambar

Gambar 2. Gambaran Faktor Mengenai Hubungan Perusahaan Pelayaran dengan Beberapa Faktor

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas dapat diru - muskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Seberapa besar hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam kurun waktu

Menurut Oliver dalam Barnes (2003) menyatan bahwa "kepuasan pelanggan adalah tanggapan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang

Nilai pada stasiun kerja tidak melewati Reguler Time dan tidak melewati RT + OT, maka setiap stasiun kerja yang bekerja dapat dianggap normal.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan model pembelajaran langsung yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kljub temu, da v literaturi (Sveršina 2012, Nolimal 1997, Nolimal 2003) avtorji izpostavljajo ustrezno strokovno usposobljenost kadra, ki poučuje v kombiniranih oddelkih,

Pengelompokan data siswa ke dalam bentuk cluster dengan menggunakan algoritma K- Means yang mana setiap cluster mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa Ikan Betutu yang tertangkap di Waduk Penjalin memiliki proporsi jantan dan betina 1:2

Organoclay dengan basal spasi lebih besar (15A) dimungkinkan menghasilkan struktur interkalasi/eksfoliasi di dalam matrik karet alam sehingga sifat dinamik dan