• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PH AIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIdup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PH AIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIdup"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan media hidup organisme akuatik yang variabel lingkungannya selalu berubah baik harian, musiman, bahkan tahunan. Kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut akan mempengaruhi proses kehidupan organisme di dalamnya khususnya ikan. Air sebagai lingkungan tempat hidup ikan harus mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan tersebut. Namun lingkungan tempat hidup ikan selalu mengalami perubahan yang terjadi akibat cuaca, musim dan akibat yang dilakukan manusia. Diantaranya perubahan suhu, PH dan kekeruhan dapat terjadi dari waktu ke waktu. Kadar oksigen dan PH yang rendah akan berpengaruh terhadap aktivitas respirasi ikan.

Kadar keasaman (PH) merupakan salah satu hal penting dalam menentukan kualitas air suatu perairan. PH umumnya mengalami peningkatan akibat dari perairan yang sudah tercemar oleh ulah manusia itu sendiri. Itu karena banyaknya limbah, ataupun bahan organik dan anorganik yang mencemari perairan tersebut. Walaupun ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan itu terjadi selain ulah manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kadar keasaman (PH) terhadap kelangsungan hidup ikan.

(2)

Berangkat dari rasa penasaran, akhirnya penulis memilih judul ini untuk diteliti. Selain karena rasa penasaran, dipilihnya judul ini adalah karena ikan merupakan makhluk hidup yang berada di sekitar kita. Terkadang orang-orang yang memelihara ikan tidak memikirkan PH air yang menjadi habitat ikan itu sendiri. Untuk itu sangat menarik sekali bagi penulis untuk meneliti pengaruh PH air terhadap ikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi permasalahannya adalah:

1. PH air

2. Ikan, hidup ikan, habitat ikan dan jenis ikan 3. Pengaruh PH air terhadap ikan

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang dapat di identifikasi adalah :

1. Bagaimana kelangsungan hidup ikan?

2. Bagaimana PH air dapat berpengaruh terhadap hidup ikan? 3. Bagaimana pengaruh PH air terhadap kelangsungan hidup ikan?

(3)

Batasan masalah dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah pengaruh derajat keasaman (PH) air terhadap kelangsungan hidup ikan.

1.2.3 Tujuan Penelitian

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh derajat keasaman (PH) air terhadap kelangsungan hidup ikan.

2. Untuk mengetahui PH air yang cocok untuk kelangsungan hidup ikan.

1.3 Hipotesis

Ho : PH air berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. H1: PH air tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh PH air dalam kelangsungan hidup ikan 2. Mengetahui PH air yang cocok duntuk kelangsungan hidup ikan

(4)

2.1 PH Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.1

Air adalah cairan yang terus-menerus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Air adalah cairan yang unik karena cara molekulnya terikat menjadi satu (Olivia N. Harahap, 1997:16). Air terdiri atas dua unsur, yaitu unsur Oksigen dan unsur Hidrogen. Molekul-molekulnya bergabung dan membentuk molekul air, dengan ikatan khusus disebut sebagai Ikatan Hidrogen. Ikatan ini menyebabkan molekul-molekulnya bergabung bersama sehingga pada suhu kamar air akan berbentuk tetesan, tidak tergabung sebagai gas.

1 https://id.wikipedia.org/wiki/Air (diakses pada 19 November 2017)

(5)

Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi, merupakan komponen utama bagi semua makhluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan membentuk permukaan bumi. Air juga merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim`di permukaan bumi untuk kebutuhan hidup manusia (Indarto, 2010:3).

Perairan bumi dipenuhi dengan kehidupan. Di lautan, semua ikan hidup di air. Beberapa jenis mamalia seperti lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di air. Hewan-hewan amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Kehidupan di daratan yang sebagian besar bukan makhluk yang hidup di dalam air juga memerlukan air untuk kelangsungan hidup mereka. Tanpa air, makhluk hidup di daratan tidak mampu bertahan lama. Karena itu, kehidupan di daratan juga tidak lepas dari air (Firman Sujadi, 2008:6).

Derajat keasaman atau popular disebut dengan PH (puisanche of the H) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi PH suatu perairan adalah konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Kisaran PH adalah 1-14 dan angka 7 menunjukkan bahwa PH normal.2

(6)

Metode yang digunakan dalam mengukur PH air dapat menggunakan metode elektrometrik. Pada prinsipnya aktivitas ion hidrogen di dalam air diukur secara potensiometri dengan menggunakan kombinasi elektroda gelas dan elektroda kalomel. Penggunaan elektroda ini menghasilkan perubahan tegangan sebesar 29,1 mv/PH unit pada suhu 25°C (Syarifuddin Djalil, 1993:64). Ada pula cara lain dengan menggunakan kertas lakmus dan kalorimeter. Kedua cara tersebut walaupun kurang teliti namun masih dapat digunakan dengan hasil yang memadai. Nilai PH suatu perairan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan cuaca. Fenomena cuaca yang terkait adalah curah hujan.

M Gufran H. Kordi dan Andi Baso Tancung (2007:120) menyatakan, jika air hujan merupakan air yang sadah dan terkandung beberapa unsur dan molekul, di antaranya CO2, H2S, Fe, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi air, terutama PH. Selain itu, sumber air yang dekat dengan rawa dapat menyebabkan PH air menjadi cukup asam, mengingat pembusukkan kadar zat organik yang berasal dari akar-akar tanaman cukup tinggi. Dalam dunia kesehatan, air PH yang asam dapat mengakibatkan rasa iritasi pada mata.

(7)

karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan PH air kembali atau relatif menjadi netral. Sebaliknya, bila keadaan air terlalu asam (PH<7), ion karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion bikaronat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat asam, sehingga PH air kembali dalam keseimbangannya.

Air yang baik adalah air yang seimbang (PH=7), tidak bersifat basa maupun asam. Contoh air dengan kondisi yang demikian adalah air murni. Namun, tidak semua air dalam PH yang netral, terutama air alami. Seperti yang dikemukakan oleh M. Ghufran H. Khordi K, (2010:73), bahwa nilai PH pada kebanyakan perairan alami berkisar antara 4-9. Sungguhpun demikian, air yang normal memiliki kisaran nilai PH antara 6,5-8,5. Dalam kisaran PH tersebut, air cocok dipergunakan sebagai air minum dan air pengisian akuarium. Bahkan, Totok Sutrisno (2010:74) menyatakan bahwa kontak antara badan dan perairan pada PH 6,5-8,5 dianggap aman.

2.2 Ikan

Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat tinggal mereka tinggal.3

2.2.1 Hidup Ikan

(8)

Ikan mas termasuk jenis ikan thermophil yang mampu beradaptasi atau toleran terhadap perubahan temperature air (lingkungan) antara 4°C -30°C. Ikan ini telah berkembang di daerah subtropis di belahan bumu utara (Eropa) sampai daratan tropis di belahan selatan (Asia). Ikan ini juga termasuk jenis ikan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam perairan dan tidak sensitif terhadap perlakuan fisik, misalnya seleksi, penampungan, penimbangan, pengangkutan, dan lain-lain.4

2.2.2 Habitat Ikan

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan air tawar yang airnya tidak terlalu dalam (kurang dari 1 meter) dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Sementara itu, larva ikan mas lebih menyukai daerah perairan yang dangkal, tenang, dan terbuka (tidak ternaungi pohon-pohon rindang). Setelah berukuran benih, ikan mas menyukai tingal di perairan yang agak dalam, mengalir, dan terbuka.5

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi

4 Abbas Siregar Djarijah, Pembenihan Ikan Mas. ( Yogyakarta : Kanisius, 2001), hlm. 11

(9)

Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (PHaryngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran relative besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid).

Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. Garis rusuknya (linea lateralisatau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan permukaan tubuhdengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.6

(10)

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Klasifikasi ikan Mas menurut Khairuman dan Sudenda (2002 : 7) adalah sebagai berikut :

Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Superclass : Pisces Class : Osteichthyes Subclass : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Family : Cypridae Subfamily : Cyprinidae Genus : Cyprinus

(11)

2.3 Pengaruh PH Air terhadap Ikan

Perubahan PH yang terjadi dapat mempengaruhi siklus kehidupan biota yang ada di perairan termasuk ikan. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai PH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Sary, 2006).

Keadaan PH yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah PH yang terlalu rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan akan memperlihatkan respon yang berbeda terhadap perubahan PH dan dampak yang ditimbulkannya pun berbeda (Deden Daelami, 2001).

(12)

Batas toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami memiliki PH berkisar antara 6-9. sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan PH dan menyukai nilai PHsekitar 7-8,5 (Effendi, 2003 ). Nilai PH sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai PH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam(PH<6). ChrysoPHyta umumnya pada kisaran PH 4,5-8,5 dan pada umumnya diatom pada kisaran PH yang netral akan mengandung keanekaragaman jenisnya.

Usaha budi daya ikan di perairan akan berjalan dengan baik apabila air dengan PH 6,5 sampai 9,0 dengan kisaran maksimal 7,5 sampai 8,7. PH air sangat mempengaruhi tingkat kebagusan air karena akan mempengaruhi kehidupan jasad renik. Apabila perairan asam kurang produktif maka akan membunuh hewan budidaya di dalam air.

(13)

Hubungan PH air dengan ikan budidaya yaitu:

1.Apabila PH air <4,5 akan meracuni ikan budidaya karena pada PH tersebut air bersifat racun.

2.Apabila PH air 5 sampai 6,5 ikan akan sensitif terhadap bakteri dan parasit akibatnya pertumbuhan ikan akan terhambat.

3.Apabila PH air 6,5 sampai 9,0 ikan mengalami pertumbuhan pesat.

4.Apabila PH air >9,0 pertumbuhan ikan akan terhambat.

Oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh kehidupan di perairan. Oksigen terlarut yang dibutuhkan berbeda-beda menurut jenis ikan dan fase kehidupan ikan. Biasanya pada fase dini akan membutuhkan oksigen terlarut lebih banyak dari pada fase lanjutan yang membutuhkan oksigen terlarut lebih rendah. Batas kritis ikan tergantung pada aklimatisasi dan faktor lingkungannya.

Oksigen terlarut sangat di butuhkan oleh semua kehidupan baik di kehidupan perairan maupun bukan. Pada kehidupan perairan ada yang dapat hidup tanpa oksigen,ada yang dapat hidup dengan oksigen terlarut hanya sebentar tapi membutuhkan persediaan oksigen yang besar. Sebagian besar ikan dapat hidup dengan oksigen terlarut yang rendah sekali tapi tidak dapat hidup tanpa oksigen terlarut sama sekali. 7

(14)

2.4 Dampak PH Air terhadap Ikan

(15)

Praktikum dilaksanakan pada Minggu, 12 November 2017 di Rumah Annisa. Terdapat tiga variabel yang digunakan pada praktikum ini yaitu variabel kontrol, variabel bebas, dan variabel terikat. Variabel kontrol dalam praktikum ini adalah volume air, ukuran dan kondisi ikan, ukuran gelas dan waktu. Variabel bebas dalam praktikum ini adalah perlakuan terhadap air (perbedaan PH). Variabel terikat dalam praktikum ini adalah perilaku dan kelangsungan hidup ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sampel penelitian yang digunakan adalah 3 ekor ikan mas yang berukuran sedang. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah, kertas lakmus, air, cuka, detergen dan ikan mas (Cyprinus carpio).Prosedur Kerja dalam praktikum ini adalah menyiapkan tiga buah wadah, masing gelas diberi tanda A, B, dan C. Kemudian mengisi masing-masing gelas dengan 600 mL air. Lalu mencampur air di gelas B dengan deterjen sebanyak 5 gram dan mencampur air di gelas C dengan asam cuka 60 mL. Setelah itu mengukur PH air. Kemudian memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing wadah secara bersamaan lalu mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada ikan selama 30 menit.

(16)

4.1 Kelangsungan Hidup Ikan

Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketingian 150-600 meter di atas permukaan laut (dpl). Suhu ideal yang dapat membuat nyaman ikan ini yaitu antara 25-30°C. Meski demikian, ikan mas tergolong ikan yang mampu bertahan hidup dalam air yang suhunya mengalami perubahan ekstrem, selama masih dalam kisaran 4-30°C. Walaupun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di peraiaran payau atau muara sungai yang berkadar garam 25-30%. Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7.

4.2 Pengaruh PH Air terhadap Hidup Ikan

Keasaman (PH) yang tidak optimal berakibat buruk karena dapat menyebabkan ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Batas toleransi ikan terhadap PH adalah bervariasi tergantung suhu, kadar oksigen terlarut, alkalinitas, adanya ion dan kation, serta siklus hidup organisme tersebut. Selain itu PH memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan dengan kemampuan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi. Nilai PH yang baik untuk benih ikan mas berkisar antara 6 sampai 9. Pengaruh fluktuasi PH terhadap ikan tergantung pada spesies, ukuran ikan, suhu, konsentrasi CO2 dan keberadaan logam berat seperti

besi. Selain itu, nilai PH mempengaruhi daya racun faktor kimia lain seperti amonia

(17)

meningkat bila PH meningkat. Selain itu, nilai PH juga akan menyebabkan pertumbuhan ikan terganggu karena pada PH rendah kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun,aktivitas pernapasan naik dan selera makan ikan berkurang .

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7. Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara PH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat konsentrasi ammoniak yang juga sangat toksik bagi organisme.

4.3 Pengaruh PH Air terhadap Kelangsungan Hidup Ikan

(18)

PH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7. Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi, seperti :

Dengan melihat kondisi ikan yang terganggu tersebut maka organisme pathogen penyebab penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, dan virus mempunyai kesempatan untuk masuk dan menyerang ikan tersebut. Jika serangan organisme pathogen tersebut tidak ditanggulangi atau tidak dicegah dengan baik maka ikan yang terkena serangan tersebut akan mengalami kematian.

4.4 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(19)

10 menit Kondisi ikan stabil.

(20)

Berdasarkan data yang kami peroleh, gelas A ( air biasa), gelas B ( Air + detergen 5 gram) dan gelas C ( air + asam cuka 60mL) mempunyai PH yang berbeda yaitu secara berurutan 6 ; 9 ; dan 4. Keadaan tersebut ternyata berpengaruh pada kelangsungan hidup ikan. Dalam percobaan ini kami mengamati perubahan yang terjadi selama 30 menit.

Pada 10 menit pertama, keadaan ikan pada gelas A (air biasa) masih normal(insang terbuka normal), pada gelas B( air + detergen 5 gram) kondisi insang pada ikan terbuka lebar, sudah mulai melemah, warna kulit pudar, tidak bergerak aktif. Sedangkan pada ikan yang ada di gelas C( air + asam cuka 60 mL), Kondisi ikan tidak stabil, ikan bergerak aktif kemudian pingsan, sisik ikan mengelupas dan warnanya memudar.

Untuk 10 menit kedua (waktu 20 menit), ikan pada gelas A masih bergerak normal, kondisi ikan dalam gelas B semakin melemah, yaitu insang pada ikan mulai mengeluarkan darah dan lendir, ikan tidak bergerak tetapi masih bernapas dan sisik ikan mengelupas. Sedangkan ikan di gelas C pada menit ke-12 ikan mati dengan posisi tubuh miring.

(21)

insangnya masih mengeluarkan darah dan lendir. Kemudian pada menit ke-44 ikan di gelas B mati.

Gambar 4.1 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air detergen

(Insangnya mengeluarkan darah)

(22)

Gambar 4.3 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air cuka (Sisiknya mengelupas)

(23)

5.1 Kesimpulan

Air sebagai lingkungan tempat hidup ikan harus mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan tersebut. Namun lingkungan tempat hidup ikan selalu mengalami perubahan yang terjadi akibat cuaca, musim dan akibat yang dilakukan manusia. Salah satunya adalah perubahan PH. Perubahan PH yang terjadi dapat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di perairan termasuk ikan. Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketingian 150-600 meter di atas permukaan laut (dpl). Suhu ideal untuk ikan ini yaitu antara 25-30°C. Ikan mas dapat hidup di perairan dengan PH air berkisar 6 – 7.

PH memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan dengan kemampuan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi Keasaman (PH) yang tidak optimal berakibat buruk karena dapat menyebabkan ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah.

(24)

5.2 Saran

Gambar

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Gambar 4.1 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air detergen
Gambar 4.3 Ikan mas yang dimasukkan ke dalam air cuka

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya kadar oksigen terlarut pada perlakuan C dan D dikarenakan adanya peningkatan konsumsi oksigen karena tingginya pergerakan benih ikan gurame dalam

Fisika-kimia air yang diperoleh selama masa pemeliharaan dapat dilihat bahwa bertambahnya perlakuan padat penebaran akan meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen ikan

Penggunaan tanaman melati air sebagai filter biologi pada pemeliharaan ikan maanvis tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan oksigen terlarut,

Bahan anorganik pada penelitian ini adalah kromium heksavalen, sehingga pengaruh naiknya suhu air juga mengakibatkan ikan kekurangan oksigen, metabolisme terganggu karena kromium

Tingginya pertambahan panjang harian pada perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 % diduga karena minyak ikan lemuru memiliki kandungan

Jika persediaan oksigen terlarut di perairan sangat sedikit maka perairan tersebut tidak baik bagi ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup di air, karena akan mempengaruhi

sil ini menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut diduga menyebabkan kematian ikan yang tinggi pada kedua perlakuan tersebut sehingga memba- hayakan saat pengangkutan

Fisika-kimia air yang diperoleh selama masa pemeliharaan dapat dilihat bahwa bertambahnya perlakuan padat penebaran akan meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen ikan