• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAYAAN PAKAN DENGAN SUMBER LEMAK BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGAYAAN PAKAN DENGAN SUMBER LEMAK BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGAYAAN PAKAN DENGAN SUMBER LEMAK BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH

IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri)

Yogi Maulana, Yuneidi Basri, Elfrida

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : [email protected]

ABSTRAK

The purpose of this research to know the influence of fat different in fodder for survival and growth in seed fish gourami pearl ( trichogaster leeri ). This research was carried out in May – July 2015 in the integrated Laboratory of the Faculty of fisheries and marine science, Bung Hatta University, Padang, West Sumatra. This research method using Random Design experiments with complete (RAL) 3 treatments and 3 replicates. Treatment A (enrichment feed with fish liver oil lemuru as much as 9%), treatment B (enrichment feed with shark liver oil as much as 9%) and C (treatment enriched fodder with soybean oil as much as 9%). Research results, the highest survival treatment B i.e. of 86.00% and the lowest on A treatment of 80.00% and C of 80.00%. The absolute weights of the highest growth at A treatment amounted to 3.470 gr and the lowest at the treatment B of 2.984 gr.For the specific weights of the highest daily growth on A treatment of 0.038 gr and the lowest at the treatment B of 0.033 gr. The highest absolute growth in length on A treatment of 4.893 mm and the lowest at the treatment B of 4.516 mm. For the specific length of the highest daily growth on A treatment of 0.054 cm and lowest in treatment B of 0.050 cm. to the highest feed conversion on A treatment of 1.283 gr and the smallest at the treatment B of 1.547 gr.

Key Word : Pearl Gourami, Fat, Survival, Growth

PENDAHULUAN

Kekayaan biota di perairan umum merupakan salah satu dorongan untuk melakukan budidaya terutama terhadap ikan-ikan yang mempunyai potensi dan prospek pengembangan yang cukup baik.

Salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan adalah ikan Sepat Mutiara karena merupakan ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, ikan Sepat Mutiara banyak diminati

masyarakat karena mempunyai keindahan warna.

Salah satu aspek untuk mendukung keberhasilan budidaya adalah aspek pakan, pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.

Ikan membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang digunakan untuk menghasilkan energi terutama untuk keperluan hidup. Peran

(2)

2 lemak dalam pakan adalah sebagai sumber

energi.

Sumber lemak tak jenuh antara lain berasal dari minyak ikan , cacing laut dan darat, tiram, cumi-cumi, dan artemia (Halver, 1972; Nasution, 1993; Nasution et al, 1999; Nasution and Citoreksoko, 1999 dan 2000).

Berdasarkan permasalahan diatas, dilakukan penelitian tentang pengayaan pakan dengan sumber lemak bebeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sumber lemak yang berbeda pada pakan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada benih ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2015 di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat.

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium yang berukuran 90 x 36 x 42 sebanyak 9 unit Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah:

1. Benih ikan Sepat Mutiara yang berumur 40 hari (ukuran 1-2 cm)

dengan bobot awal rata-rata 0,064 gr/ekor, yang diperoleh dari hasil pemijahan alami di Laboratorium Terpadu Universitas Bung Hatta.

Jumlah ikan yang digunakan adalah 20 ekor/unit, dan dipelihara selama 90 hari.

2. Minyak ikan hati ikan hiu dan minyak hati ikan lemuru sebagai sumber lemak hewani yang digunakan untuk bahan pengayaan pada pakan benih ikan yang diperoleh dari Balai Laboratorium Nutrisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

3. Minyak kedelai dengan merek dagang Mazola produksi PT.Pan Pacific Defelopment Sebagai sumber lemak nabati yang digunakan untuk bahan pengayaan pada pakan benih ikan.

4. Pakan butiran halus dengan merk dagang FENG-LI.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah:

1. Timbangan digital yang digunakan untuk menimbang ikan uji selama penelitian.

2. Kertas mili meter (mm) digunakan untuk mengukur panjang ikan uji.

3. Serokan digunakan untuk mengambil ikan uji.

4. Aerasi digunakan untuk suplai oksigen.

(3)

3 5. Thermometer digunakan untuk

mengukur suhu air media hidup ikan uji.

6. DO meter digunakan untuk mengukur oksigen terlarut.

7. Kertas pH digunakan untuk mengukur keasaman air.

Metoda Penelitian Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah :

Perlakuan A = Pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %.

Perlakuan B = Pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu sebanyak 9 %.

Perlakuan C = Pengayaan pakan dengan

minyak kedelai

sebanyak 9 % . Metode umum rancangan adalah : Yij = µ + αi + ∑ij Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan karena pengaruh perlakuan ke-I dan ulangan ke-j.

µ = Nilai tengah umum.

Αi = Pengaruh perlakuan (i = 1,2,3,4).

∑ij = Pengaruh sisa (Acak)

Hipotesis dan Asumsi

Ho : Tidak ada pengaruh pengayaan pakan buatan dengan sumber lemak berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)

Hi : Ada pengaruh pengayaan pakan buatan dengan sumber lemak berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)

Asumsi yang dikemukakan:

1. Kesempatan ikan uji untuk mendapatkan makanan dianggap sama.

2. Penanganan selama penelitian dianggap sama.

3. Genetik ikan dianggap sama.

Prosedur Penelitian Persiapan wadah

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium yang berukuran 90 cm x 36 cm x 42 cm sebanyak 9 unit yang masing-masing diisi air sebanyak 48 liter dan wadah penelitian disusun secara acak agar proses penanganan sama.

Persiapan Ikan Uji

Sebelum ikan uji dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan ikan ditimbang bobot awal (g) dan mengukur panjang awal (mm), kemudian dimasukkan benih ikan Sepat Mutiara kedalam wadah

(4)

4 pemeliharaan dengan padat tebar 20

ekor/unit.

Persiapan Pakan

1. Pakan ditimbang masing-masing 100 g/perlakuan

2. Menyiapkan minyak kedelai, minyak hati ikan lemuru, dan minyak hati ikan hiu, kemudian minyak diambil sebanyak 9 % dengan menggunakan spuit ukuran 50 ml.

3. Minyak yang sudah ditakar kemudian dicampurkan dengan pakan sedikit demi sedikit sampai semua pakan tercampur rata dengan minyak dengan cara menyemprotkan.

4. Setelah itu pakan diletakkan diatas napan dan dikering anginkan.

5. Setelah kering, dilakukan uji proksimat dan analisis profil asam lemak.

6. Pakan uji dibuat satu kali per dua minggu.

Pelaksanaan Penelitian.

1. Masukkan beni ikan Sepat Mutiara ke dalam wadah pemeliharaan dengan padat tebar 20 ekor/unit.

2. Pemberian pakan pada masing-masing perlakuan diberikan 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 13.00 dan 18.00 WIB, pakan diberikan secara adlibitum.

3. Pengamatan kelangsungan hidup ikan dilakukan setiap hari.

4. Pengukuran bobot (g) dan panjang (mm) dilakukan 14 hari sekali, untuk menentukan kembali biomasa yang dilakukan sampai akhir penelitian.

Peubah Yang Diamati

Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sepat Mutiara

Kelangsungan hidup benih ikan dapat dihitung menggunakan rumus

(Effendie, 1978):

SR x 100 % Keterangan :

SR = Kelangsungan hidup ikan Sepat Mutiara (%)..

Nt = Jumlah ikan Sepat Mutiara yang hidup sampai akhir penelitian.

No = Jumlah ikan Sepat Mutiara awal penelitian.

Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara

Menurut Effendi (1978) pertambahan bobot ikan dapat di hitung dengan menggunakan :

Keterangan :

W = Pertumbuhan Bobot

Wt = Bobot Akhir Penelitian (gr) Wo = Bobot Awal Penelitian (gr) Pertumbuhan Bobot Spesifik Harian

Pertumbuhan bobot harian dapat dihitung dengan menggunakan

(5)

5 menggunakan rumus dibawah ini (Le et al,

2011) :

GR (mg/hari) = ( ) Keterangan :

GR = Growth rate ( pertumbuhan bobot harian)

TWt = Bobot benih ikan pada akhir penelitian (mg)

Two = Bobot benih ikan pada awal penelitian (mg)

T = Lama waktu penelitian ( hari ) Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara

Menurut Effendie (1978) laju pertumbuhan panjang mutlak dapat dihitung dengan rumus :

Lm = Lt – Lo Keterangan :

Lm = Laju pertumbuhan mutlak (mm) Lt = Pertumbuhan panjang mutlak / hari

(mm)

Lo = Panjang awal (ekor)

Pertumbuhan Panjang Spesifik Harian Menurut Le et al, (2011) pertumbuhan panjang harian dapat dihitung dengan menggunakan menggunakan rumus :

GR (mm/hari) = ( ) Keterangan :

GR = Growth rate ( pertumbuhan panjang harian)

TLt = Panjang benih ikan pada akhir penelitian (mm)

Tlo = Panjang benih ikan pada awal penelitian (mm)

T = Lama waktu penelitian ( hari ) Konversi Pakan

Menurut NCR (1977) dalam Tahapari dan Suhenda (2009) dengan persamaan sebagai berikut.

FCR = x 100%

Keterangan

F = Jumlah pakan yang dikonsumsi D = Jumlah ikan yang mati

Wo = Berat hewan uji pada awal penelitian

Wt = Berat hewan uji pada akhir penelitian

FCR= Food Convertion Ratio Pengamatan Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan 2 (dua) kali selama penelitian yaitu, pada awal penelitian dan pada akhir penelitian.

Kualitas air yang di ukur adalah suhu, DO, pH, dan NH3.

Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas. Apabila data homogen selanjutnya dianalisa dengan uji statistik F (Anava). Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung < F tabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh pakan buatan dengan sumber lemak berbeda terhadap kelangsungan hidup dan

(6)

6 pertumbuhan benih ikan Sepat Mutiara

maka Ho diterima dan Hi ditolak. Namun jika F hitung > F tabel pada taraf 95%

berarti ada pengaruh pakan buatan dengan sumber lemak berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Sepat Mutiara maka Ho ditolak dan Hi diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup

Data hasil kelangsungan hidup selama penelitian dapat dilihat pada tabel 1, berdasarkan hasil analisis stasistik menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Sepat Mutiara.

Tabel 1. Rata-rata Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Ikan Sepat Mutiara

Keterangan : Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kelangsungan hidup benih ikan Sepat Mutiara tertinggi didapatkan pada perlakuan B sebesar (86.66 ± 11.54) diikuti oleh perlakuan C sebesar (80.00 ± 20.00) dan perlakuan A sebesar (80.00 ± 20.00). Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kelangsungan hidup benih ikan Sepat Mutiara selama penelitian dicantumkan pada gambar 1. Kematian pada setiap perlakuan diduga karena ikan Sepat Mutiara mempunyai sifat yang sensitif, pada saat pengambilan data berat dan panjang ikan sangat aktif sehingga ikan terlontar yang membuat ikan menjadi stress, oleh sebab itu ikan mengalami

gangguan kesehatan dan berkurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan kematian pada ikan. Dari hasil uji proksimat pada perlakuan B (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan Hiu sebanyak 9 %) mengandung asam palmitat 3.4098 % dan asam stearat 0.9357 % yang lebih tinggi dari perlakuan A dan C.

Sulhi (2009) menyatakan bahwa kandungan lemak 8 % menyumbangkan kelangsungan hidup benih ikan Batak (Tor soro) sebesar 82,67 % menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hasil penelitian Lante dan Usman (2010) menunjukkan bahwa penambahan kadar lemak 9 % memberikan nilai sintasan sebesar 93,3 %.

Perlakuan Tingkat Kelangsungan Hidup (%)

A 80.00 ± 20.00a

B 86.66 ± 11.54a

C 80.00 ± 20.00a

(7)

7 Gambar 1. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sepat Mutiara

Menurut Djajasewaka (1990) dalam Komariah dan Setiawan (2009), pakan yang dimakan oleh ikan selain mempunyai fungsi untuk memelihara kelangsungan hidup juga untuk pertumbuhan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Halver (1998) dalan Komariah dan Setiawan (2009), bahwasannya nutrisi yang dapat mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan tersebut diantaranya seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

Sulhi (2009) menyatakan bahwa kandungan lemak 8 % menyumbangkan kelangsungan hidup benih ikan Batak (Tor soro) sebesar 82,67 % menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hasil penelitian Lante dan Usman (2010), menunjukkan bahwa penambahan kadar lemak 9 % memberikan nilai sintasan sebesar 93,3 %.

Hal ini merupakan salah satu penyebab kebutuhan optimal akan asam lemak bagi pertumbuhan dan sintasan ikan.

Penggunaan asam lemak yang tepat akan

berpengaruh positif terhadap respon biologi ikan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Amri (2007), bahwa asam lemak tidak jenuh seperti linoleat dan linolenat umumnya sangat diperlukan untuk nutrisi yang baik, maka asam lemak ini harus disediakan dalam pakan karena tubuh ikan tidak dapat mensintesanya.

Pertumbuhan Bobot Mutlak

Hasil analisa data menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak rata-rata benih ikan Sepat Mutiara terdapat pada tabel 2.

Dari tabel 2 terlihat bahwa pertumbuhan bobot mutlak teringgi terdapat pada perlakuan A dengan nilai (3.470 ± 0.456), diikuti perlakuan C dengan nilai rata-rata (3.362 ± 0.453) dan yang terendah pada perlakuan B dengan nilai (2.984 ± 0.600).

Dari hasil uji proksimat perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %) mengandung PUFA 6.3883 % dan EPA 1.9320 % yang tinggi dari perlakuan C dan B.

0 20 40 60 80 100

A B C

Persentase Kelangsungan Hidup (%)

Perlakuan

80.00 86.00 80.00

(8)

8 Tabel 2. Pertambahan Bobot Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara Pada Setiap Perlakuan

(gr)

Keterangan : Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Gambar 2. Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih ikan Sepat Mutiara

Dari gambar 2 dilihat bahwa nilai rata-rata pertumbuhan bobot mutlak yang berbeda, namun pada uji One Way Anova didapat bahwa penambahan kadar lemak yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak benih ikan Sepat Mutiara. Hal ini diperkuat oleh penelitian Lante dan Usman (2010), bahwasannya pakan dengan kadar lemak 5

%, 9 % dan 13 % memberikan pengaruh yang tidak berbeda terhadap laju pertumbuhan bobot dan panjang harian ikan baronang selama 120 hari. Sedangkan Nasution (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan ikan rainbow baik dari segi

panjang maupun bobot tubuh pada perlakuan yang diberikan pakan lemak yang berasal dari kepala udang dan minyak ikan lemuru, hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan total asam lemak dan total PUFA pada kepala udang dan minyak ikan lemuru.

Pertumbuhan Bobot Spesifik Harian Berdasarkan hasil analisis One Way Anava didapatkan hasil laju pertumbuhan bobot spesifik dicantumkan dalam tabel 3.

Dapat dilihat pada tabel 3 Pertumbuhan bobot harian yang terbesar pada perlakuan A dengan nilai (0.038 ± 0.005). di ikuti

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0

A B C

Pertumbuhan Bobot Mutlak (gr)

Perlakuan

3.362 2.984

3.470

Perlakuan Bobot mutlak (gr)

A 3.470 ± 0.456a

B 2.984± 0.600a

C 3.362 ± 0.453a

(9)

9 dengan perlakuan C sebesar (0.037 ±

0.005). dan yang terendah pada perlakuan B dengan nilai (0.033 ± 0.006). Untuk

yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.

Table 3. Pertumbuhan Bobot Spesifik Harian Benih Ikan Sepat Mutiara (gr)

Perlakuan Bobot Spesifik Harian (gr)

A 0.038 ± 0.005a

B 0.033 ± 0.006a

C 0.037 ± 0.005a

Keterangan: Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Spesifik Harian Benih Ikan Sepat Mutiara

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan bobot spesifik harian benih ikan Sepat Mutiara yang berbeda, namun dari hasil analisis uji One Way Anava menunjukan bahwa pengayaan pakan dengan sumber lemak yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Secara umum lemak dalam pakan merupakan sumber energi bagi ikan, lemak mengandung energi 8 - 9 kkal/gr NRC (1993) dalam Komariah dan Setiawan (2009), artinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan energi protein dan karbohidrat yaitu 4,5 dan 4,0 kkal/gr.

Lemak dalam pakan sebagai salah satu nutrient yang diperlukan oleh ikan memerlukan peranan penting dalam tubuhnya, selain sebagai sumber energi lemak juga sebagai sumber lemak essensial yang merupakan salah satu komponen penting yang mempengaruhi pertumbuhan ikan.

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak penambahan kadar lemak berbeda pada pakan benih ikan Sepat Mutiara dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

0 0,01 0,02 0,03 0,04

A B C

Bobot Spesifik Harian (gr)

Perlakuan

0.038 0.037

0.033

(10)

10 Tabel 4. Pertumbahan Panjang Mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara Pada Setiap

Perlakuan (mm).

Perlakuan Panjang mutlak (mm)

A 4.893 ± 0.204a

B 4.516 ± 0.402a

C 4.733 ± 0.196a

Keterangan: Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan panjang benih ikan Sepat Mutiara dengan penambahan lemak yang berbeda menunjukkan pertumbuhan panjang yang baik, dan dapat dilihat bahwa pertumbuhan panjang mutlak tertinggi didapat pada perlakuan A yaitu (4.893 ± 0.204 dan diikuti pada perlakuan C sebesar (4.733 ± 0.196), sedangkan pertumbuhan panjang mutlak terendah pada perlakuan B sebesar (4.516 ± 0.402).

akan tetapi penambahan lemak tersebut

tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang multak benih Sepat Mutiara. hal ini dapat dilihat pada gambar 4. Ikan makan untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga kadar energi pakan menentukan jumlah pakan yang dimakan, akibatnya energi pakan berpengaruh terhadap pertambahan bobot, laju pertumbuhan bobot dan panjang ikan (Nose 1997 dalam Lante dan Usman 2010).

Gambar 4. Pertumbuhan Panjang mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara

Pertumbuhan Panjang Spesifik Harian Pertumbuhan panjang spesifik adalah nilai persentase pertambahan panjang perhari. Berdasarkan hasil analisis

One Way Anava didapatkan hasil laju pertumbuhan panjang spesifik dicantumkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

A B C

Pertumbuhan panjang mutlak (mm)

Perlakuan

4.516 4.733

4.893

(11)

11 Tabel 5. Pertumbuhan Panjang Spesifik Harian Benih Ikan Sepat Mutiara (mm)

Keterangan: Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa Pertambahan panjang harian yang tertinggi pada perlakuan A (0.054 ± 0.002), diikuti dengan perlakuan C (0.050 ± 0.004) dan yang terendah pada perlakuan B (0.052 ± 0.002). Untuk hal ini dapat dilihat pada gambar 5.

Tingginya pertambahan panjang harian pada perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 % diduga karena minyak ikan lemuru memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dari pada yang lainnya, nilai gizi yang terkandung dalam pakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh benih ikan Sepat Mutiara dengan baik sehingga memberikan pertumbuhan panjang harian yang baik.

Komariah dan Setiawan (2009), menyatakan bahwa penggunaan lemak dalam pakan ikan sangat penting artinya dalam menunjang pertumbuhan ikan,

karena lemak merupakan sumber energi yang memiliki nilai cukup tinggi dibanding protein dan karbohidrat.

Penggunaan lemak sebagai sumber energi sebenarnya hanya sebagai “Protein Sparing” yaitu lemak mempunyai fungsi untuk menggantikan protein sebagai sumber energi, sehingga penggunaan protein dapat dihemat, untuk memaksimalkan pertumbuhan maka penggunaan lemak dalam pakan ikan diperlukan dalam jumlah tertentu, akan tetapi penggunaan lemak dalam jumlah yang lebih besar akan menurunkan pertumbuhan dan menyebabkan terjadinya penimbunan asam lemak dalam tubuh. Hal ini didukung oleh pendapat Djajasewaka (1990), kerusakan akibat kelebihan kadar lemak adalah kerusakan pada ginjal serta gejala odema dan anemia dan dapat mengakibatkan kematian pada ikan.

Perlakuan Rataan Spesifik Harian (mm)

A 0.054 ± 0.002a

B 0.050 ± 0.004a

C 0.052 ± 0.002a

(12)

12 Gambar 5. Pertumbuhan Panjang Spesifik Harian Benih Ikan Sepat Mutiara

Konversi Pakan

Konversi pakan adalah perbandingan pakan yang habis dengan pertambahan bobot yang dihasilkan selama penelitian. Perhitungan nilai konversi pakan benih ikan Sepat Mutiara dapat dilihat pada tabel 6.

Berdasarkan hasil analisis One Way Anava menunjukan bahwa perlakuan pengayaan pakan buatan dengan sumber lemak yang berbeda terhadap pakan benih ikan Sepat Mutiara untuk konversi pakan menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata.

Tabel 6. Konversi Pakan Selama Penelitian (gr)

Keterangan : Perlakuan A = pengayaan pakan dengan minyak hati kan lemuru 9%.

Perlakuan B = pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu 9 %.

Perlakuan C = pengayaan pakan dengan miyak kedelai 9 %.

Dari table 6 diatas menunjuakan bahwa pemberian pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Dari hasil nilai konversi pakan diatas dapat dilihat bahwa nilai konversi pakan terbaik terdapat pada perlakuan A dengan kisaran nilai (1.283 ± 0.741) dan diikuti dengan perlakuan C sebesar (1.475 ± 0.851) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan B (1.547 ± 0.893).

Jumlah konsumsi pakan sangat erat hubungannya dengan kandungan protein dan energi dalam pakan, semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik kualitas pakan tersebut. Menurut Agries (2011), semakin kecil jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menembah pertumbuhan maka akan semakin baik. Untuk yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini.

0 0,02 0,04 0,06

A B C

Panjang Spesifik Harian (mm)

Perlakuan

0.050 0.052

Perlakuan Konversi Pakan (gr)

A 1.283 ± 0.741a

B 1.547 ± 0.893a

C 1.475 ± 0.851a

0.054

(13)

13 Gambar 6. Konversi pakan Ikan Sepat Mutiara

Yandes (2003) menjelaskan bahwa nilai rasio konversi pakan dipengaruhi oleh protein pakan, protein pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan mengakibatkan pemberian pakan lebih efisien. Selain itu dipengaruhi pula oleh jumlah pakan yang diberikan, dengan semakin sedikit pakan yang diberikan pemberian pakan semakin efisien.

Kualitas Air Selama Penelitian

Selama penelitian dilakukan pengujian kualitas air pada media pemeliharaan, adapun parameter kualitas air yang diukur yakni suhu, pH, NH3 dan DO yang diukur pada awal dan akhir penelitian. Berikut dapat dilihat data pengamatan kualitas air pada tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Kisaran Parameter Kualitas Air Selama Penelitian

Pada pengamatan kualitas air masih dalam batas wajar kehidupan ikan.

hasil pengamatan selama penelitian suhu berkisar antara 27 – 30 0C. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pH selama penelitian yakni 7. Hasil pengamatan NH3 selama penelitian berkisar 0,5 ppm dan oksigen terlarut (DO) sebesar 5,4 – 5,5 ppm.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Untuk kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan B (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu sebanyak 9 %) dengan nilai 86.000 %.

2. Pertumbuhan bobot mutlak yang terbaik terdapat pada perlakuan A (pengayaan

0 0,5 1 1,5 2

A B C

Nilai Konversi Pakan (gr)

Perlakuan

1.547 1.475

No Parameter Satuan Awal Akhir Baku Mutu

1 Suhu 0C 27 30 25-30

2 pH - 7 7 6-9

3 NH3 ppm - 0,5 0,5

4 DO ppm 5,5 5,4 4

1.283

(14)

14 pakan dengan minyak hati ikan lemuru

sebanyak 9 %) dengan nilai 3.470 gr dan pertumbuhan bobot spesifik harian yang terbaik pada perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %) dengan nilai 0.038 gr.

3. Pertumbuhan panjang mutlak yang terbaik pada perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %) dengan nilai 4.983, untuk pertumbuhan panjang spesifik harian yang terbaik pada perlakuan A (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %) dengan nilai 0.054 mm.

4. Konversi pakan yang terbaik pada perlakuan A yaitu 1.283 % (pengayaan pakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 9 %), yang memberikan hasil pertumbuhan bobot dan panjang yang terbaik yang dikarenakan pakan dapat dikonsumsi dengan baik oleh ikan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk menentukan dosis optimal dari minyak hati ikan lemuru yang diberikan pada pakan untuk benih ikan Sepat Mutiara.

DAFTAR PUSTAKA

Agries, Y. 2011. Pemanfaatan Ampas Sagu (Mertoxylon sp) dalam Pakan Ika Nila Gift

(Oreochromis niloticus).

SKRIPSI.Universitas Bung Hatta, Padang.

Alava, V.R. 1998. Effect of salinity, dietary lipid source and level on growth of milkfish (Chanos Chanos) fry. Aquaculture, 167:

229 – 236.

Anonimous. 2004. Potensi Sumbangan Gizi Perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Departemen Kelautan dan Perikanan.

Anonimus, 2007 DepoIKAN.com – Fresh

& Frozen Seafood.

Axelrod and Herbert R. (1996). Exotic Tropical Fishes. T.F.H.

Publications. ISBN 0-87666-543- 1.

Dalie dan Rahmadi, 2003. Memilih dan membuat pakan yang tepat untuk Lou han. Agro media pustaka Jakarta, 56 hlm.

Damongilala, L, J. 2008. Kandungan Asam Lemak Tak-Jenuh Minyak Hati Ikan Cucut Botol (Cenctrophorus sp) Yang Diekstraksi Dengan Cara Pemanasan. Manado.

Effendie. M.I, 1978. Metoda Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan.

IPB. Bogor.

Halver, J.E. 1998. Fish Nutrition.

Academica Press Inc. New York.

Herman, Y .2007. Pemberian Pakan Tepung Eghuci Dan Tepung Spirulina Terhadap Pertumbuhan Panjang Dan Sintasan Larva Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr). Skripsi Universitas Bung Hatta. Padang.

(15)

15 Mudjiman, A. 1989.Makanan Ikan. PT.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Nasution S.H. 2002. Pengaruh Variasi Lemak Terhadap pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Rainbow (Melanotaenia boesemani Allen

& Cross). Jurnal Ikhtiologi Indonesia, Vol 2, No. 1.

National Rresearch Council (NRC). 1977.

Nutrient Requirement of Warm water Fishes. National Academic Press. Washington D.C. 711 pp.

National Research council (NRC). 1993.

Nutrient requirement of fish.

National Academy of Sciences.

Washington, D.C., 114 pp.

NRC, 1977. Nutriet requirement of warmwater fishes. National Academy of Sciences.

Washington, D.C. 71 pp.

Smith, R.R. 1989. Nutritional energetics.

P: 1-29. In: J.E. Halver (Ed). Fish nutrition. Academia Press, Inc., San Diego, New York, Boston, London, Sydney, Tokyo, Toronto.

Sunarto dan Sabariah. 2008. Pengarug Asam Lemak Pakan Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker).

Suarnidan S. Widowati. 2005. Struktur, Komposisi, Dan Nutrisi Jagung.

Balai Besar Penelitian Dan PengembanganPascapanen

Pertanian. Bogor.

Sulhi. M. 2009. Pengaruh kadar Lemak Pakan Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Batak ( tor soro). Balai Penelitan Ikan Air Tawar, Bogor.

Wahida, N. 2013. Mengidentifikasi Parameter Air Secara Fisika dan Kimia.

http://nurulwahidadotme.wordpre ss.com/2013/01/08/58/.Diakses tanggal 07/05/2014.

Yandes, Z., R. Affandi, dan I. Mokoginta, 2003. Pengaruh Pemberian Selulosa dalam Pakan terhadap Biologis Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy Lac).

Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol 3:

1

[email protected] [email protected]

Gambar

Gambar 2. Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih ikan Sepat Mutiara
Table 3. Pertumbuhan Bobot Spesifik Harian Benih Ikan Sepat Mutiara (gr)
Gambar 4.  Pertumbuhan Panjang mutlak Benih Ikan Sepat Mutiara
Tabel 6. Konversi Pakan Selama Penelitian (gr)
+2

Referensi

Dokumen terkait

-- Sem Semua t ua timb imbuna unan ba n batua tuan ha n harus rus dit ditutu utup de p degan gan seb sebuah uah lap lapisa isan at n atau l au lapi apisan san dengan tebal 200

Menentukan prinsip peni-laian proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Air Frame dan Power Plan.. 8.2 Menentu-kan aspek-aspek pros-es

Tahun ini, peningkatan ASP untuk mengkompensasi kontinuitas kenaikan cukai masih akan menjadi katalis, sedangkan rencana penerapan PPN pada jalur distribusi kami lihat juga akan

□ Minta teman sebangku anak untuk mengulang apa yang disampaikan guru apabila diperlukan. □ Pastikan wajah terarah ke anak saat

 Mengutamakan pendidikan dan latihan semula dengan menganjurkan kuliah, bengkel, ceramah, seminar, forum, apresiasi filem dan sebagainya di seluruh negeri.  Networking

Ut fra dette kan vi se at rederiene ønsker mer innflytelse på hvordan utdanningen blir utformet, at utdanningen blir mer tilpasset de lokale rederienes næring og at skolen gjør

Tabel 1,2 dan gambar 8 merupakan titik pengukuran setiap titik komponen yang dilakukan dan perhitungan yang menggunakan persamaan 3 untuk menghitung perbedaan debit

Data dari Rock-Eval menunjukkan bahwa sampel batuan memiliki tingkat kematangan rendah, tingkat indeks oksigen tinggi, potensial generasi hidrokarbon rendah, serta