By : Kang Ratman (hiburan) RADIO PENYULUHAN INDUSTRIALISASI PERIKANAN
DAN KELAUTAN (RAPIKAN) 107,6 FM JL. CIKARET NO. 2 BOGOR
Program Acara : Hiburan
Judul : Hiburan Pagi
Tema : Cerita-Cerita Lucu
Durasi : Satu jam
Hari/tgl : Selasa, 17 april 2012
Jam Penyiaran : 08.30 – 10.00 WIB
Sifat : Monolog
======================= Full Jinggel =======================
Di Gedung MPR/DPR
Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk.
Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya.
wartawan TV yg mau mewawancarai aku...", pikirnya dalam hati.
Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon dia berkata: "Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..."
Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut 'demi rakyat' atau 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tersebut.
"Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai..."
Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: "Maaf pak..., kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak..."
===================== Lagu ===================
Tuhan Hilang
Disuatu desa di daerah batak ada kakak beradik bernama ucok dan poltak. mereka terkenal bandel, saking bandelnya semua orang di desa selalu mengaitkan semua kejadian kriminal dengan mereka, mulai dari maling ayam hingga judi. ibu mereka pusing melihata kelakuan keduanya dan membawa mereka ke pendeta dipanggilah mereka satu persatu mulai dari ucok
pendeta: cok, ibu kau sudah tua, gak kasian kau liat dia???
pendeta bertanya dengan senyum "kau tau Tuhan dimana???"
ucok cuek...
pendetah masih sabar walau mulai kesal, sekali lagi dia bertanya " ucok, kau tau Tuhan dimana????"
ucok mulai bingung dan menelan ludahnya dan menatap tajam ke arah pendeta
pendetapun mulai emosi, dengan suara keras dan membentak dia bertanya lagi "Tuhan ada dimana cokkk????!!!!"
ucok berteriak sambil lari keluar ketakutan "aku tidak tau"
di pintu keluar dia bertemu dengan poltak
poltak: kenapa kau cok??? pucat kali muka kau???? pak pendeta bilang apa??
ucok: gawat bang, Tuhan hilang!!!! pak pendeta pikir kita yang curi!!!!
===================== Lagu ===================
Nak Cerita Pun Malas
Pada masa dahulu, ada sebuah kampung di mana semua rakyatnya amat rajin belaka tidak ada yang malas. Jadi pada suatu hari, rajanya membuat pengumuman hendak mencari seorang yang malas. Semasa perhimpunan itu, adalah seorang lelaki mengaku, katanya, “Patik adalah yang paling malas.”
Lalu jawab lelaki tersebut, “Kalau patik hendak makan, ada orang yang suapkan patik.”
Tiba-tiba datang seorang lelaki lagi lalu berkata, “Patik lebih malas lagi daripada dia tuanku.”
Tuanku pun bertanya kepadanya, “Sampai mana pulak tahap malas tuan hamba?”
Maka jawabnya, “Kalau patik makanpun, sampai ada orang tolong kunyahkan.”
Maka raja pun terdiam seketika.
Tanpa disangka-sangka datang seorang budak lelaki kepadanya sambil berkata, “Patik adalah yang paling malas tuanku.”
Raja pun bertanya, “Bagaimana pula tahap kemalasan kamu si budak?” Budak itu pun menjawab, “Nak cite pun malas.
===================== Lagu ===================
Harta karun Pak Pandir
Setelah berbulan lamanya mencari harta karun di belakang rumahnya, akhirnya Pak Pandir berjaya
tertanam di bawah jamban rumah jirannya. Dengan penuh perasaan gembira Pak Pandir membawa pulang emas tersebut.
Sampai di rumah, tiba-tiba Pak Pandir merasa bimbang kalau-kalau sahabat baiknya Luncai mengetahui tentang harta yang dijumpainya, pasti Luncai akan mengambil emas itu. Hasil buah fikiran itiknya, Pak Pandir mendapat idea untuk menanam emas itu di taman permainan
kanak-kanak di pekan berhampiran tempat tinggalnya.
Pak Pandir menggali lubang yang besar untuk memasukkan harta karunnya itu. Setelah selesai
menimbus harta karunnya, bimbang hartanya diketahui orang, dia pun meletakkan papan tanda bertulis "Di sini tiada harta karun Pak Pandir". Lega hatinya, Pak Pandir pun pulang dengan perasaan gembira.
Malam itu sedang Luncai di dalam perjalanan untuk mencuri duit di masjid berhampiran, dia ternampak
papan tanda Pak Pandir. Apa lagi, dia pun terus mengorek tanah dan mendapatkan emas yang tersimpan di situ. Bimbang perbuatannya diketahui Pak Pandir, untuk 'cover line', luncai menimbus semula lubang tersebut dan
meletakkan satu lagi papan tanda bertulis
"BUKAN LUNCAI YANG AMBIK!".
Magang Hiburan
Wilhelmina Gabriella Benge 4610629152
Mengetahui Penanggung Jawab,
Kepala RAPIKAN, Hiburan