LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LABORATORIUM KIMIA LAUTDI S U S U N OLEH :
NAMA : MAULIDIN
NIM : 1111101010087
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan hidayah-NYA Kami telah menyelesaikan laporan praktikum Kimia Analisa untuk tahun ajaran 2012/2013. Laporan ini terdiri dari 5(lima) modul percobaan .
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyan –banyak nya kepada asisten,beserta kakak letting yang telah mebimbing penulis dalam melakukan pratikum sehinnga bundle ini dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini belumlah sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi materi maupun dari segi teknis penulisan.Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan penulisan laporan ini,sehingga laporan ini bermamfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi kita semua.
Darussalam,Desember 2012
DAFTAR ISI
MODUL l ANALISA BORAKS DALAM PRODUK MAKANAN DAN PERIKANAN………..
Laporan praktikum
ANALISA NATRIUM TETRABORAT (BORAKS) DALAM
PRODUK MAKANAN DAN PERIKANAN
DI
S U S U N OLEH :
NAMA : Mauldin
NIM : 1111101010087 Asisten Praktikan
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Boraks merupakan Kristal lunak yang mengandung unsure boron,mudah larut dan
berwarna.Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O yang banyak digunakan
dalam industri non pangan,khusus nya industry kertas,gelas ,pengawet kayu dan
keramik,gelas pyrrex yang dikenal dibuat dengan campuran boraks.
Mengkonsumsi boraks tidak secara langsung berakibat buruk bagi kesehatan,namun
sedikit demi sedikit dapat terakumulasi dalam tubuh,sepeti dalam organ hati,otak dan testis
boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga melalui kulit,boraks yang
dikomsumsi dalam jumlah sedikit dikeluarkan dari tubuh melalui urin dan tinja,namun
sangat sedikit dikeluarkan melalui keringat.boraks juga dapat menggangu kerja
enzim-enzim dan menggangu alat reproduksi pria.selain itu efek dari boraks yaitu merangsang
saraf,timbul gejala-gejala pusing,menyebabkan kebodohan/kebingungan,diare,dan muntah –
Efek farmakologi dan toksisitas senyawa boron dalam boraks merupakan bakterisida
lemah larutan jenuh tidak membunuh staphylococcus aureus oleh karena itu toksisitas yang
lemah sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet pangan,walaupun demikian
pemakaian berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan toksi( keracunan). 1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati dan mempelajari cirri-ciri dari
produk ma kanan dan perikanan yang mengandung boraks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Boraks merupakan kristal lunak yang yang mengandung unsur boron, mudah larut dan
berwarna. Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O yang banyak digunakan dalam
industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu dan keramik. Gelas pyrex
yang terkenal dibuat dari campuran boraks(Susanti, 2003).
Boraks( Na2B407) dengan nama kimia Natrium tetraborat ,merupakan senyawa kimia yang
membentuk Kristal dan berwarna putih dan jika dilarutkan dalam air menjadi natrium
hidroksida serta asam boraks ,senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan, sehingga
menghasilkan rupa yang bagus,misalnya bakso,kerupuk bahkan mie basah yang beredar
dipasaran.kerupuk yang mengandung boraks apabila digoreng akan mengembang dan empuk
tekstur nya bagus(Harjadi,1986).
Daging ikan dapat dibentuk kekuatan gel dengan melalui tahapa,yakni lunaknya daging ikan
karena adanya reaksi antar protein aktin dan myiosin membentuk aktinmiosin pada saat ini
lumatan daging ikan akan membentuk pasta dan apabila dibiarkan beberapa saat setelah
dilakukan pelumutan maka daging akan dilakukan perlakuan panas pada suhu 500 akan
menjadi pemanasan mencapai 600 (Agustin ,2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat di laksanakan nya praktikum ini adalah tanggal 8,Desember 2012, pukul 08.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Ilmu Kelautan Unsyiah
3.2 Alat dan Bahan
Adapun Alat-alat yang di gunakan pada pratikum kali ini adalah labu ukur,pipet
tetes,gelas kimia,sarun tangan latex dan masker.
Adapun Bahan-bahan yang di gunakan pada pratikum kali ini adalah Boraks, kunyit,metanol, AgNO3 dan aquadest.
3.3 Cara kerja
a. Analisa Kualitatif Natrium tetraborat (Boraks),
Uji positif dengan kunyit
Dibuatlah larutan kunyit dengan melarutkan serbuk kunyit secukupnya kedalam 20
ml air yang akan digunakan sebagai indikator ,masukkan lebih kurang 2 ml air
kedalam tabung reaksi dan tambahkan boraks secukupnya ,kemudian masukkan 1 ml
Hasil Uji positif pereaksi kimia
Pada 0,5 ml larutan sampel tambahkan:
Diasam sulfat pekat dan alcohol atau methanol pada drupelpat,jika dibakar akan
memberikan nyala hijau
Di perak nitrat, akan terjadi endapan putih dari perak metaborat pada pemanasan
terjadi endapan Ag2O yang berwarna hitam
Dibarium klorida jenuh,akan terjadi endapan putih barium metaborat
Uji sampel
Dimasukkan sampel yang dihancurkan dan diduga berisi boraks kedalam tabung
reaksi dan uji dengan larutan kunyit ,bandingkan perubahan warna yang terjadi
b.Analisa kuantitatif Natrium tetraborat (boraks)
Dimasukkan seksama lebih kurang 500 mg sampel,larutka dalam 50 ml air di
tambahkan indikator merah metil,titrasi dengan HCL 0,1 N.
BAB IV
Alkohol
Pada percobaan kali ini kami mempraktikumkan tentang analisis natrium tetraborat untuk menguji apakah sampel yang telah kami siapkan mengandung boraks atau tidak. Dan dari hasil pengamatan kami yang telah kami dapatkan pada saat percobaan berlangsung saat percobaan kami menguji suatu sampel dengan menggunakan kunyit, dimana kunyit ini
berfungsi untuk menandakan suatu larutan positif atau negatif mengandung boraks. Dari hasil di atas air yang di pakai ± 2 ml yang di tambahkan dengan larutan kunyit yang telah di encerkan, pada saat percobaan berlangsung air yang semula tidak bewarna saat ditambahkan larutan kunyit berubah warna menjadi orange terang.
Pada saat percobaan berlangsung kami menguji suatu sampel dengan menggunakan
Bahan yang kami pakai yaitu serbuk kunyit,methanol ,AgNO3, boraks dan aquadest disini kami
menggunakan empat macam pengujian sampel pertama yang kami lakukan dengan pengujian uji
positif dengan kunyit bahan yang kami pakek pada pengujian ini yaitu serbuk kunyit
,air(aquadest) dan borak. Apabila suatu sampel yang kita uji mengandung boraks maka ia akan
Langkah kedua kami melakukan uji positif dengan menggunakan sampel positif, yaitu
larutan kunyit + potongan- potongan bakso menghasilkan warna kecoklatan kesimpulan nya
bakso tersebut mengandung boraks.
Langkah ketiga kami melakukan uji positif dengan pereaksi kimia yaitu uji dengan
menggunakan bakso. sampel + AgNO3 menghasilkan endapan –endapan perak,kesimpulan nya
bakso tersebut positif mengandung boraks, H2SO4 ditambah alkohol dan ditambah boraks
Setelah kami amati warna nya nyala hijau.kemudian kami melakukan uji sampel yaitu H2SO4
ditambah alkohol dan ditambah sampel lalu di bakar menggunakan bunser hasil nya
mengeluarkan warna nyala warna hijau maka dari itu kami dapat kesimpulan nya positif
mengandung boraks .
selanjutnya kami melakukan uji analisa natrium tetraborat( borak),larutan boraks
+metilret setelah kami teteskan 1tetes berubah warna menjadi kuning kecoklatan kemudian di
titrasi dengan HCL sampai berubah warna menjadi ungu, kesimpulan nya mengandung
boraks.Jadi bakso yang kami uji megandung boraks.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Boraks sangat berbahaya bagi tubuh manusia
Mengkonsumsi boraks tidak secara langsung berakibat buruk bagi kesehatan
namun sedikit demi sedikit dapat terakumulasi dalam ubuh.
Pada pengujian uji positif dengan kunyit positif mengandung boraks
Larutan boraks +metiret 1 tetes berubah warna menjadi kuning kecoklatan,
kemudian dititrasi dengan HCL otomtatif mengandung boraks.
Sampel+AgNO3 membentuk endapann –endapan perak
H2SO4+ Alkohol +boraks menghasilkan warna nyala hijau
Gambar : sampel +AgNO3 Gambar: larutan kunyit + boraks
Gambar: uji bahan alami larutan kuniit + bakso Gambar: boraks + metilret+bakso
yang di titrasi dengan HCL
Gambar:karutan boraks+ bakso saat dibakar. Gambar: bakso+
Gambar: larutan boraks+ bakso gambar: semua sampel yng telah diuji.
Laporan praktikum
ANALISA KUALITATIF KATION/ANION
DIN OLEH :
NAMA : MAULIDIN NIM : 1111101010087
Asisten Praktikan
( Nana delina ) (Maulidin)
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantranya
golongan 1 adalah pb,Ag,H2 golongn 2, Hg.Bi,Cu,Cd,As,Sb.Sn.golongan tiga Co,Fe,Al,Cr,Mn,
Zn. Dan golongan empat Ba,Ca,Sr, golongan lima Mg,K,NH4 sedangkan untuk anion
dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantra nya anion sederhana.anion komplek halida
seperti taF6 dan komplek anion berbasis bangat seperti asam oksalat,analisa kuantitatif
menggunakan dua macam uji yaitu reaksi kering dan basah,reaksi kering digunakan pada zat
padat dan reaksi basah digunakan untuk zat dalam larutan.kebanyakan reaksi kering yang
diuraikan digunakan untuk analisa semimikro dengan modifikasi kecil.
1.2 tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode analisi kuantitatif
kation/anion yang terdapat dalam suatu sampel uji(analat).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan ( Underwood,2002).
Analisa kuantitatif membahas identifikasi zat-zat urusannya adalah unsure atau senyawa
apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh,pada pokoknya tujuan analisi kuantitatif
adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur analisa kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh,metode
yang sering dipakai dalam menguji suatu sampel adalah metode pereaksi golongan dan
peraksi spesifik(Underwood,1986).
Metode dalam melakuakan analisa kuantitatif ini dilakukan secara konvensional,yaitu
memakai cara visual yang didasarkan kelarutan pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama
dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat,pengelompokan dilkukan
dalam bentuk pengendapan(wiro,2009).
BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1 Waktu dan tempat
Waktu pratikum di mulai dari jam 10 sampai jam 12 siang. Dan tempat pratikum di
lakukan di laboratorium ilmu kelautan dan perikanan.
3.2. Alat dan bahan
Adapun Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex dan masker.
3.3. Cara kerja
Reaksi pengujian kation CU2+
Disuatu larutan CUSO4 0,1N dimasukkan ke dalam tabung reaksi ,kemudian Ditambahkan sedikit larutan ammonia.
Reaksi pengujian kation Pb2+
Setelah larutan dingin
Reaksi pengujian anion CL
Nacl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HNO3 0,1 N diamati perubahan yang terjadi
Reaksi pengujian anion NH4
endapan Kristal seperti jarum putih- putih. 3. NaCL,0,1N
AgNO3,tiga
tetes
Nacl dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 0,1 N+ kemudian
tambah kan AgNO3 sebanyak tiga tetes terbentuk endapan Ph nya 6,berate sampel tidak megandung anion
4.2. pembahasan
Berdasarkan dari hasil prktikum yang telah kami lakukan di laboratorium koordinatorat
kelautan dan perikanan pada percobaan analisa kuantitatif kation/anion. Disni kami
melakukan percobaan 4 macam percobaan yaitu reaksi pengujian kation cu2+, reaksi
pengujian kation Pb2+ ,reaksi pengujian anion CL dan reaksi anion NH4+
Pada percobaan yang pertama bahan yang digunakan CUSO4 dan larutan ammnioa. Larutan
CUSO4.larutan CUSO4 0,1N dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian di tambahkan
sedikit larutan ammonia 1ml hasilnya tidak mengandung kation cu2+
Percobaan yang kedua kami menggunakan bahan yang digunakan Pb(NO3)2 dan HCL.
Larutan Pb(NO3)2 0,1N ditambah kan HCL 6N kemudian dipanas kan dengan spiritus dan
penjepit tabung reaksi dan dingin kan hasilnya positif mengandung kation Pb2+ dan
terbentuk endapan –endapan kristal,seperti jarum-jarum putih.percobaan yang ketiga
bahan-bahan yang digunakan Nacl 0,1 N dan AgNO3 0,1N.larutan Nacl 0,1 N dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah kan larytan AgNO3 0,1 hasilnya Positif mengandung anion CL
dan terbentuk endapan garam. Dan percobaan yang terakhir menggunakan bahan NH4OH
buper normal. 6 sedota air kolam ditambahkan NH4OH kemudian dibakar menggunakan
lampu spiritus ukur ph dengan pennguapan dengan menggunakan kertas universal hasil nya
ph 6,berate sampel tidak menagandungNH4+.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisa kuantitatif merupakan suatu suatu proses dalam mendeteksi keberadaan
suatu unsure kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.
Analisa kualitatif menggunakan dua macam zat uji reaksi kering dan reaksI basah
Pada pengujian reaksi kation cu²+ hasilnya tidak mengandung kation cu²+.
Pada pengujian reaksi kation Pb²+ hasilnya positif mengandung Pb²+ dan
terbentuk endapan- endapan Kristal,seperti jarum putih.
Pada pengujian anion CL- hasil nya trbentuk endapan-endapan garam.
Pada pengujian reaksi anion NH4+ hasilnya ph 6,berate sampel tersebut tidak
mengandung kation.
LAMPIRAN
Dibakar.
Gambar : air kolam+ HN4OH Gambar : semua sampel yang telah
Pada saat dibakar. Diuji.
Laporan praktikum
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
DIS U S U N OLEH : NAMA : Maulidin
( Nana delina) (Maulidin)
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kromatogarfi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen –komponen yang
akan dipisahkan didistribusi antara dua fase, fase stasioner (fase diam) dan fase mobil (fase
gerak).fase stasioner cenderung menahan komponen dalam campuran sedangkan fase mobil
cenderung menghanyutkannya,pda kromatografi lapisan tipis (KLT) berperan sebagai fase
stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase mobil,pada tahun 1876 witt menyatakan
bahwa molekul zat warna merupakan gabungan dari zat organic yang tidak jenuh,kromofor
sebagai pembawa dan auksorom sebagai pengikat warna dengan serat,klorofil menghasilkan
warna merah orange,biru dan ungu banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti
bunga mawar ,pacar air, dan kembang sepatu.
Kromatografi dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok kromatogarfi
kertas,kromatografi kolom,kromatografi gas.kromatogrfi HPLC dan kromatografi lapisan
tipis (KLT).Adapun keunggulan dari kromatografi adalah,dapat diterapkan untuk banyak
molekul atau ion-ion, memberikan pilihan yang baik untuk menghitung jumlah analit
didalam sampel,mampu menentukan jumlah berbagai macam analit didalam sampel sampel
pada waktu bersamaan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode kromatografi lapisan
tipis untuk analisa zat warna pada bagian tumbuhan .
BAB 2
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen-komponen yang
akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase: fase stasioner (fase diam) dan fase mobil (fase
bergerak). Fase stasioner cenderung menahan komponen dalam campuran sedangkan fase mobil
cenderung menghanyutkannya. Pada kromatografi lapis tipis (KLT), KLT berperan sebagai fase
stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase mobil (Hardjono,1985).
Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas komponem-komponem dasar
perbedaan migrasi masing-masing komponem di antara dua fase, fase diam dan fase
gerak.perbedaan kromatografi dapat di sebabkan oleh masing-masing komponem yang di
serap(Hardjadi,2000).
Kromatografi lapisan tipis atau TLC,seperti halnya kromatografi murah dan mudah di di
lakukan,kromatografi ini mempunyai keunggulan dari segi kecepatan dari kertas
kromatogra-Fi,proses kromatografi lapisan tipis membutuhkan hanya setengah jam saja,sedangkan
permisahan yang umum pada kertas membutuhkan waktu beberapa jam.TLC sangat terkenal dan
rutin digunakan di berbagai laboratorium,maka pemisahannya adalah lapisan dengan ketebalan
sekitar 0,1 sampai 0,3 mm ( Underwood,2002)
BAB 3
METODOLOGI KERJA
3.1 Waktu dan tempat
Waktu pratikum di mulai dari jam 08:00 sampai jam 10:00. Dan tempat pratikum di
lakukan di laboratorium ilmu kelautan dan perikanan.
3.2 Alat dan bahan
Adapun Alat-alat yang di gunakan pada pratikum kali ini adalah KLT, chamber,
Adapun Bahan-bahan yang di gunakan pada pratikum kali ini Bunga merak
(Caesalpinia pulcherrima), butanol, asam asetat, HCL pekat, metanol, aquadest.
3.3 cara kerja
Sediakan chamber yang berisi pengelusi butanol: Asam asetat: air (4:1:5)
Ekstrak sampel bunga menggunakan sedikt methanol ditambah HCl pekat (99:1)
Totolkan ekstrak sampel pada kertas saring
KLT dimasukkan kedalam chamber
Dibiaskan pelarut sampai pada garis atas
Dikeluarkan KLT dari chamber lalu dimasukkan kedalam chamber yang
berisi uap ammonia (NH3) Jenuh
Diperhatikan warna yang timbul dan hitung RF nya dengan menggunakan rumus.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
No Bahan Setelah reaksi
1. Bunga merah,bunga
ungu.
4.2 pembahasan
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran komponen-komponen zat yang akan di pisahkan didistribusikan antara dua fase:fase stationer(fase diam)dan fase mobil(fase gerak).fase stationer cenderung menahan komponen dalam campuran sedangkan fase mobil cenderung menghanyutkannya.pada Kromatografi lapis tipis(KLT),KLT berperan sebagai fase stationer sedangkan pelrut berperan sebagai fase mobil.
Pada praktikum kromatografi lapis tipis analisa zat warna bunga dengan warna mencolok
.Disini kami menggunakan dua macam sampel bunga, bunga yan petama merah dan bunga yang
kedua ungu.disini kami juga menggunakan bahan lain yaitu methanol,HLC pekat , larutan
chamber serta kertas KLT. Bunga yang berwarna merah yang telah dihancur kan kemudian
ditambahkan methanol dan HCL pekat ,bunga yang berwarna ungu juga dihancurkan
kemudian ditambahkan metanol dan ditambahkan HCL pekat. Setelah itu ditotolkan pada kertsa
KLT sebelah kanan dtotol bunga yang berwarna merah,sebelah kiri ditotolkan bunga yang berwarna ungu.dan di masukkan kedalam larutan chamber.larutan chamber yaitu gabungan air ditambah methanol
dan ditambah asam asetat.pada sampel bunga ungu hasilnya terjadi oksosi atau penyerapan sehingga
menyebabkan hilang warna.sedang kan pada sampel bunnga yang brwarna merah hasilnya tidak terjadi
oksosi atau penyerapan sehingga warna tidak hilang nya warna. Dan nilai jarak noda 3,jarak pelarut. Rf =
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen-komponen akan
dipisahkan didistribusi antara dua fase ,fase diam dan fase gerak. Fase stasioner sifatnyaa cenderung menghanyutkan
Fase mobil sifatnya sebagai pelarut zat
Warna merah cepat terobsorsi dari pada warna lain
Molekul zat warna merupakan gabungan dari zat organic yang tidak jenuh 5.2 Saran
Laporan praktikum
ACIDIMETRI DAN ALKALIMETRI
DIS U S U N OLEH : NAMA : MAULIDIN
NIM : 1111101010087 Asisten Praktikan
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis
volumetric dibagi menjadi titrasi netralisis(asam basa) yang terdiri dari alkali
Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam
terhidrolisasi dari asam lemah.sedangkan alkali merupakan titrasi terhadap larutan asma
bebas dan larutan garam terhidrolisasi dari basa lemah.
Suatu proses di dalam laboratorium untuk mengukur jumlah suatu reaktan yang bereaksi
sempurna dengan sejumlah reaktan lainnya.dimana reaktan di tambahkan kontinu ke dalam
reaktan kedua disebut titrasi.reaktan yang di tambahkan di sebut sebagai titrat dan reaktan
yang di tambahkan titrat ke dalam nya disebuyt titre.
1.2 T ujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari metode asidimetri dan alkalimetri untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi penetralan asidimetri dan alkalimetri melibatka titrasi basa bebas ,basa yang terbentuk
karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam (standar)
asidimetri.dan titrasi asam lemah bebas yang berasal dari bas lemah yang terbentuk hidrolisis
garam ang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar(alkalimetri)reaksi ini melibatkan
senyawanya ion hidrogen untuk membentu air.(basset,1994).
Indikator san –basa ialah zar yang dapat berubah warna dapat berubah warna apa bila
PH nya lingkungannya berubah,misalnya biru brotimol(BB) dalam larutan asam berwarna
kuningn tetapi dalam lingkungan basa beerwarna biru,dalam asam dinamakan warna asam dari
indikator (kuning untuk BB),sedangkan keadaan warna yang ditunjukkan oleh basa disebut
warna basa(Harjadi,1990).
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinyan sudah
diketahui,larutan volume baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan dalam
buret yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku ,larutan yanag akan
ditentukan konsentrasi nya atau kadarnya,diukur volume menggunakan pipet tetes volumetri dan
BAB III
METODELOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ini adalah tanggal 19 Desember 2012,pukul
10.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Ilmu Kelautan Unsyiah
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah Erlenmeyer,pipet tetes,gelas kimia,sarung tangan latex
dan masker
2. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah soda,cuka,phenolphthalein,HCL O,1 N,methyl
orange atau methyl red,NaOH dan aquadest
3.3 Skema kerja
3.3.1 Uji positf Acidimetri
- Di tetes kan beberapa tetes indicator ke dalam larutan HCL 0,1 N
Di tambahkan larutan HCL 0,1 N
Di catat perubahan yang terjadi
3.3.2 Uji positif alkalimetri
Di tetskan beberapa tetes indikator Methyl red atau Methyl orange
Di tambahkan larutan HCL 0,1 N
Di catat perubahan warna yang terjadi
3.3.3 Penentuan kadar Na2CO3 dalam soda
Di masukkan soda sebanyak 3kg ke dalam gelas kimia
Di larutkan dalam 20 ML Aquadest
Di pindahkan ke dalam labu ukur 250 ML
Di encerkan hingga tanda batas
Di pipet sebanyak 20 ML larutan soda tersebut
Di masukkan ke dalam Erlenmeyer
Di tatrasi dengan larutan HCL 0,1 N
Di catat volume HCL yang di gunakan
3.3.4 Penetuan asam asetat dalam cuka
Di masukkan 2 g cuka ke dalam labu ukur 250 ML
Di encerkan hingga tanda batas
Di ambil sebanyak 25 ML,lalu
Di tetes kan phenolphthalein
Di titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N
Di catat jumlah warna yang terjadi
3.3.4 pembuatan dan standarisasi NaOH 0,1 N dengan HCL 0,1 N
Di buatkan NaOH 0,1 N terlebih dahulu dalam labu ukur 100 ML
Distandarkan menggunakan HCL 0,1 N
Di titrasi NaOH 0,1 N menggunakan HCL 0,1 N menggunakan indikator Methyl
orange/methyl Red
Di catat volume HCL yang terpakai
Di hitung penambahan nya menggunakan rumus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
larutan HCL + 2 tetes indikator pp + NaOH menghasilkan warna merah jambon
dan pada saat proses terjadi ada endapan yang mengendap di bawah.
2 Larutan NaOH 0,1 N + 6 tetes indikator metyl red + HCL 0,1 N dan menghasilkan
3 pada percobaan ini ditambahkan 3g soda + 20 ml air di masukkan kedalam labu ukur
250, dan ciri kadarnya dengan menggunakan rumus: 600 mg
NaHCO3
NaHCO3
4
400 m
4.2Pembahasan
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis
volumetric di bagi menjadi titrasi netralisis(asam basa)yang terdiri dari alkalimetri dan
asidemetri.asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam
terhidrolisis dari asam lemah.sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan asam
bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah
Laporan Praktikum
ANALISA KULITATIF ION CL
-DENGAN METODE MOHR
DI S U S U N OLEH : NAMA : MAULIDIN
NIM : 1111101010087
JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Asisten
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indikator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan
indikator mmbentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4. Prosedur ini disebut sebagai titrasi
argentometri dengan metode Mohr. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Ag+
(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+
(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Penggunaan metode Mohr sangat terbatas jika dibandingkan dengan metode Volhard dan Fajans dimana dengan metode ini hanya dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi ion Cl-,
CN- dan Br-. Titrasi Argentometrii dengan metode Mohr banyak dipakai untuk menentukan
kandungan klorida dalam berbagai contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan industri sabun dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi dengan metode Mohr adalah titrasi dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH dengan kisaran 7-10 disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat.
1.2. Tujuan Praktikum
Cl- menggunakan metode Mohr.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Argentometri merupakan analisa kuantitatif volumetric dengan larutan standar AgNO3 berdasarkan endapan,argentometri digunakan untuk menentukan kadar suatu untuk
dalam titrasi yang melibatkan garam perak dengan indikator yang sesuai,kegunaan analisa
argentometri ini adalah menentukan kadar kalogenida misalnya cl- yang terkandung dalam
sampel sehingga berguna untuk aseanografi(soebagjo,2000).
Pembentukan dari sebuah endapan berwarna (metode mohr) menggunakan ion kromat
crO42- untuk mengendapkan Ag2crO4 coklat,titrasi mohr terbatas pada larutan,larutan ini
bernilai PH nya 6-10.Dalam larutan –larutan yang lebih alkali,perak oksida mengendap dalam
larutam –larutan asam (underwood,1994).
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat fengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah (Gandjar, 2007).
Akibat nya lebih banyak NH4CNS diperlukan sehingga dengan CL- seakan-akan lebih
rendah.kesalahan ini dapat dikurangi dengan mengeluarkan endapan AgCL sebelum titrasi balik
berlangsung atau menambahkan sedikit Nitro benzene akan memperlambat reaksi.hal ini dapat di
bersama-sama HNO3 kemudian campuran tersebut di titrasi dengan AgNO3 sampai warna hilang
(Vogel,1990).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat-alat
Alat-alat yang dipergunakan adalah tabung reaksi,penjepit tabung,pipet tetes,gelas kimia,sarung tangan latex dan masker
2. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah AgNO3,K2Cro4,NaCL
3.2 SKEMA KERJA
3.3.1 Standarisasi AgNO3
- Di encerkan sebanyak 4,25 g AgNO3 ke dalam labu ukur 250 ML sampai tanda batas
- Di keringkan NaCL sebanyak 7 g pada oven dengan suhu 110oC selama 1 jam
- Di dinginkan dalam desikator - Di ambil 0,2 g NaCL kering dan - Di larutkan dalam 100 ML - Di tambahkan 5 tetes K2CrO4
- Di titrasi dengan AgNO3 0,1 N hingga berbentuk endapan
- Di hitung pembakaran AgNO3 menggunakan rumus
NAgNO3 = mg NaCL ML AgNO3 ×BE NaCL
3.3.2 penetuan ion klorida dalam garam dapur
- Di larutkan sebanyak 6 gram dapur dengan aquadest menggunakan labu ukur 100mL
- Di ambil sebanyak 20 mL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
2 gram = mg
2 gr = x
100 mL 20 mL
X = 20,2 = 0,4 gr = 400 mg
100
b/b kadar = mL titran x N titran x BE zat x 100%
mg sampel (400 mg) = 2 x 0,1 x35,5
400
BE = BM ekivalensi
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini kami akan membahas tentang Analisa kualitatif ion Cl- dengan
menggunakan metode MOHR. Metode MOHR merupakan salah satu dari titrasi Argentometri dimana pada titrasi ini menggunakan kromat encer sebagai larutan standarnya, dimana metode ini dapat dipergunakan untuk mengetahui kadar klorida didalam air karena reaksi yang terjadi cukup spesifik dan khas.
Argentometri merupakan suatu titrasi yang banyak melibatkan reaksi antara ion halide (Cl - , Br- , I- ) atau Anion lainnya dengan ion Ag+ ( Argentum) dengan perak nitrat (AgNO3 ) dimana pada titrasi ini akan membentuk suatu endapan dari hasil keduanya dimana endpan ini merupakan endapan perak halide.
Kami juga mempelajari tentang penentuan ion Cl- dalam Nacl, dimana langkah langkah nya pertama kali kami menimbang 2 gram NaCl dan kami larutkan Nacl tersebut kedalam labu ukur 100 ml. pada saat Proses pelarutan tidak semua Nacl larut kedalam aquadest (H2O), melainkan Cuma sekitar 80 % yang larut kedalam H2O. sedangkan 20 % lagi membentuk endapan didasar labu ukur dan warna yang terjadi ialah tidak berwarna / bening.
Setelah itu kami kembali mengambil 20 ml hasil dari larutan tersebut dan kami titrasikan kedalam erlenmayer dan kami menambahkan K2Cr2O7 sebanyak 5 tetes ke dalam erlenmayer yang berisi larutan Nacl + aquadest. Pada saat sebelum penambahan, warna K2Cr2O7 ialah coklat kemerahan. namun setelah kami lakukan penambahan K2Cr2O7 warnanya berubah menjadi Kuning keemasan / kuning berkilauan.
menjadi kuning susu atau kuning keputihan dan dari hasi akhir titrasi tersebut kami mendapatkan endapan yang berwarna putih yaitu merupakan endapan AgCl.
Rumus yang digunakan untuk pembakaran AgNo3 :
Rumus yang digunakan untuk menghitung bobot eqivalen ( BE ) :
Keterangan : BE = Bobot Eqivalen
BM = Berat Molekul
N = Mg / Ml
x BE
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum kami ini kami dapat menyimpulkan bahwa endapan putih
perak klorida akan terbebtuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indikator larutan
kalium romat encer.setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik
akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan
AgCrO4.
5.2 Saran
Alat-alat laboratorium nya di lengkapi lagi! Agar pada saat praktikum tidak menggangu
LAMPIRAN