• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Sosial dan Proses Perubahan Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Media Sosial dan Proses Perubahan Sistem"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SIAPA MENGUBAH SIAPA ?

Arah Baru Masyarakat Modern Menjawab Teknologi

(Tema : Media Sosial Dan Proses Perubahan SKI)

Dosen Pembimbing Nurudin M, Si.

OLEH :

SALIS FITRIA

201310040311436

Sistem Komunikasi Indonesia Kelas A

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

SIAPA MENGUBAH SIAPA ?

Arah Baru Masyarakat Modern Menjawab Teknologi

Oleh: Salis Fitria

Dalam ranah setiap kegiatan manusia, komunikasi menjadi hal penting yang terjadi sejak beradab-abad lalu. Sejak munculnya manusia di muka bumi ini tak lepas dan luput peran komunikasi yang sangat dominan dalam menjaga peradaban. Bagaimana manusia mulai mengenal ilmu beradaptasi, ilmu sosial dan mengikuti ilmu-ilmu lainnya. Peran penting itulah yang hingga saat ini ilmu komunikasi menjadi mata kuliah yang tetap memiliki peminat dan eksistensinya mempunyai cara dan adaptasi yang sedemikian rupa dalam kehidupan manusia yang telah memasuki era baru.

Lalu, mengapa disebut era baru ? manusia hari demi hari terus berkembang dan bergerak maju. Kecanggihan alat hasil penemuan-penemuan para pencipta, pemodif dan perancang dengan segala usahanya bertujuan demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Tentu dalam hal ini, sisi negatif dan positif tak dapat dipungkiri melingkupi setiap kehidupan manusia akibat adanya perubahan. Saat ini manusia ‘kekinian’ atau modern telah menyelami masa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, yang mana kecanggilan alat dalam membantu kegiatan sehari-hari manusia berlangsung cepat, instan dan berdampak.

Dalam teori Marshall Mc. Luhan, tercantum dalam bukunya yang berjudul

Understanding The Media (Mc. Luhan, 1964:7) “In a culture like ours, long accustomed to splitting and dividing all things as a mean of control, it is sometimes a bit od shock to be reminded that, in operational and practical fact, the medium is the message. Thus is merely to say that the personal and sosial consequences of any medium, that is, of cale that is introduced into our affairs by each extension of our selves, or by any new technology.”

Dalam perihal tersebut Mc. Luhan, tokoh yang telah mempengaruhi pemikiran deterministik teknologi dan media baru telah memprediksikan akan hadir pada masa tertentu dimana tercipta media baru sebagai akibat perubahan cara berpikir, berimajinasi dan bertingkah laku manusia.

(3)

internet 1962 hari demi hari hingga tahun demi tahun manusia terus bergerak dinamis secara pesat mendalami makna keberadaan teknologi baru. Berbagai penawaran media baru terus di sodorkan bahkan ‘disuapi’ secara paksa kepada manusia sebagai user untuk mengikuti dan menikmati perubahan. Kini, masyarakat kita telah menikmati media baru tersebut sebagai penawaran tertinggi, cara baru berkomunikasi dengan beragam cara, dan eksis secara virtual di kehidupan maya disebut media sosial.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media." Business Horizons 53(1): 59–68). Pemeluk media sosial tentu paham betul manfaat adanya media sosial, sarana baru manusia mengkomunkasikan dirinya dengan pihak lain atau hanya sekedar eksis di dunia maya yang tentu pengaruhnya akan terbawa pada kehidupan nyata.

Situs Facebook, Twitter, BlackBerry Messanger (BBM), Instagram, Path, Line, Whatsapp, G+ dan lainnya merupakan serangkaian media baru yang hidup di masyakarakat kita pada galaksi internet. Bahkan lebih jauh masyarakat kita sekarang merupakan makhluk media sosial karena ketidakkuasaan manusia untuk lepas dari media sosial, masyarakat Indonesia khususnya. Seperti yang dipaparkan oleh Dra. Sirikit Syah, MA. Pada seminar di Aula Teater Dome Uni versitas Muhammadiyah Malang tentang ‘Melek Media Sosial Membangun Masyarakat Cerdasdan Bijak Bermedia’ pada 8 April 2015, ia berargumen bahwa, “Even though you don’t care about the internet (social media), but internet (sosial media) care about you.” Kalimat tersebut menyiratkan bahwa, meskipun beberapa manusia menghindari bahkan tidak mau berhadapan langsung dengan media sosial, disadari atau tidak media sosial akan mendatangi mereka-mereka yang tidak peduli terhadap keberadaan media sosial, bagaimanapun caranya, siapa saja bahkan dimanapun mereka tinggal.

(4)

Media Sosial Candu Bagi User, Peluang Tanpa Batas

Media sosial sebagai dunia baru berkomunikasi manusia satu dengan lain luas cakupannya. Tidak mengenal batas ruang dan waktu, media sosial yang diciptakan oleh manusia akan terus terjaga kelestariannya dan berupaya mengambil andil peran besar proses berlangsungnya komunikasi. Data dalam www.id.techinasia.com diakses 23 Maret 2015 (00:43 WIB) menunjukkan 72 juta merupakan pengguna aktif media sosial dari total jumlah penduduk di Indonesia 249,9 juta (2013). Sejak Januari 2014 hingga Januari 2015 pengguna media sosial di Indonesia meningkat sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial telah berkembang pesat di Indonesia sejak internet memasuki Indonesia pada awal tahun 1990-an. Hal lain yang mengejutkan bahwa Indonesia telah menerima dua gelar besar, yaitu peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India, juga sebagai peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia dalam www.kominfo.go.id diakses 23 Maret 2015 (01.00 WIB).

Dari data yang diperoleh pula, beberapa hipotesis dapat dilakukan secara personal, bahwa ada kecenderungan manusia untuk tidak bisa lepas dari sosial media. Mengapa demikian ? media sosial telah berganti wujud seperti alat multifungsi yang keberadaannya sangat dibutuhkan manusia saat ini yang mana manusia modern mulai memasuki dunia individualisme, degradasinya nilai sosial di masyarakat tentang bagaimana interaksi anatara dua orang atau lebih, dan perubahan masyarakat yang semakin menyukai hal simpel dan instan. Meskipun tidak semua masyarakat meninggalakan media tradisional seperti media televisi atau Koran, namun media sosial telah menjadi wadah baru penemuan-penemuan informasi yang aktual, bahkan tidak sekedar itu, media sosial seperti halnya Facebook, Twitter, Youtube, Blog, dan lainnya telah berwujud ekspresi diri (self expression), pencitraan diri (personal branding), dan sekedar ajang curhat bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah.

Contohnya begini, ketika ada salah satu pemilik akun Facebook membuat status pada malam hari bertuliskan, ”Emg.ny kmu msh gg nydar apa?? Udh bnyak dusta yg kmu smpan.. Kta.ny kta sahabat?? Aplagie udh 3 tahun loh!! Tpie npha bru jujur skarang sich?? Damn!! Maaf bray ksbran kta dah ckup sampai snie ajha.. Kita dah cpek!! Memg kita shabat,, tpie sharus.ny kmu jga menghrgai prsaan kta.. Kita gg enk sndrie ma dya.. Dya msih trlalu polos soal cnta!! Seterus.ny kta mhon. . . Bnget,, kmu hrus bsa mnyelesaikan msalah inie sndri.. Kta gg mw ikut2 lge!! Remember it bray!!”. Media sosial juga berperan sebagai diary yang awalnya bersifat pribadi menjadi konsumsi publik.

(5)

bumi ini harus tau, betapa lelahnya ia bekerja pada hari Senin. Beberapa penelitian turut mewarnai sepak terjang media sosial, beberapa fakta menunjukkan media sosial telah menjadi candu yang dosisnya melebihi jam tayang manusia berinteraksi secara langsung dengan manusia lainnya, sisanya menunjukkan bahwa media sosial menjadi kunci lahirnya sebuah pola interaksi baru di masyarakat. Sudah tidak sing lagi ketika sekumpulan kawan sedang duduk santai disebuah kafe atau warung kopi, mereka asyik dengan gadget masing-masing, entah sekedar membalas sms, BBM-an, bahkan chat-chit di media sosial. Pemandangan seperti hal itu terlihat lumrah seperti air yang mengalir dan seperti tidak terjadi apa-apa.

Selanjutnya, selain memberikan pengaruh yang signifikan pada arah negatif, media sosial turut mewarnai sisi postif. Banyak peluang yang dapat di manfaatkan oleh remaja yang jika di ukur secara kematangan masih terbilang labil dan belum dewasa. Bisnis on line merupakan salah satu fenomena yang terjadi pada kalangan masyakat di seluruh belahan bumi yang juga memanfaatkan media sosial sebagai pasar baginya berjualan tanpa harus membuka lapak, toko atau mall. Setidaknya peluang tersebut memberikan manfaat yang lebih berguna dapat membantu meringankan beban orang tua atau sekedar menyalurkan passion berbisnis.

Disamping itu, ada beberapa persoalan yang masih kontradiksi. Berbagai kejahatan media sosial sangat marak di sekitar kita ketika tangan telah bersentuhan dengan kumpulan huruf-huruf. Kasus yang pernah sangat heboh di media sosial seperti kasus perseteruan antara Ahmad Dhani dan Farhat Abbas hingga melibatkan ketiga putra Ahmad Dhani, akun twitter Trio Macan, Karakter Jokowi Menggendong Megawati, Ariel-Luna, Florence yang kesemuanya masuk ke ranah hukum karena di anggap melanggar undang-undang. Pengadilan sering disibukkan dengan persoalan yang awalnya bersifat pribadi dan tidak terlalu penting berganti menjadi persoalan umum yang harus di tangani dengan tuntas. Peluang demikian juga begitu bebasnya dan tanpa batas, hingga setiap pengguna bisa menggunakan secara bebas.

Terkait penjelasan di atas, penulis mengkategorikan user menjadi beberapa jenis.

(6)

semaksimal mungkin berlaku arif. Dan ketiga, para sekumpulan manusia yang menutup diri dari media sosial apapun, bahkan mereka cenderung tidak mengindahkan adanya internet dalam keseharian mereka. Hal ini tidak salah, setiap manusia memiliki pilihan arah mana yang harus dipilih.

Seperti halnya seorang Ibu yang akan memperlakukan gadget terhadap anaknya. Apakah si Ibu akan mengenalkan gadget, sehingga anak dapat mengenal aplikasi yang terdapat di smartphone tersebut, termasuk media sosial yang sangat nge-trend dalam hiruk pikuk kegiatan manusia ketika beraktivitas di sekolah, kantor, kuliner, dll. Bisa juga si Ibu berpikir apatis atau tidak mudah percaya dan menjauhkan anak mereka dari bahaya aplikasi media sosial. Media sosial memang menawarkan cerita baru bagi anak muda yang masih dalam katergori labil dan menyukai hal yang yang baru. Sajian berupa update status, unggah gambar, bahkan sekedar memberi tahu lokasi kita kita berada di suatu tempat yang indah dan terkenal. Tentu anak muda sebagai target sasaran menerima perihal tersebut dengan penuh kesenangan dan harga yang pantas.

Ada sebuah cerita menarik, bahwa ketika ada salah seorang mahasiswa di perguruna tinggi, dimana kesibukan aktivitas dalam kegiatan perkuliahan menuntut mereka untuk mendapatkan informasi sebesar-besarnya. Ditemui satu diantara mereka yang masih menggunakan StupidPhone atau HP biasa akan tersisih dari segi pergaulan, mengapa demikian ? karena intensitas mahasiswa berkomunikasi satu sama lain tidak hanya berlangsung saat didalam kelas saja, melainkan telah menjalar di media sosial sebagai wadah baru komunikasi yang dapat mempererat hubungan antar mahasiswa. Si mahasiswa yang tidak terlalu update di media sosial akan tertinggal dari pembicaraan seru di grup-grup yang ada di media sosial, bahkan tertinggal dari sesuatu yang menjadi trending topic di media sosial. Jika dia meleburkan diri di lingkungan pertemenannya, dia tidak mengetahui apa yang sedang diperbincangkan dan tersingkir dari info-info terkini.

(7)
(8)

UU ITE Nomor 11 Tahun 2008

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang telah di resmikan yaitu Undang-undang ITE Nomor 11 Tahun 2008 di peruntukkan untuk melindungi masyarakat dalam melakukan aktivitas berinternet, salah satunya juga media sosial. Jelas terpapar bahwa segala bentuk kecurangan dan penyalahgunaan akan di seleseaikan secara hukum untuk memberikan sanksi sebagai bentuk rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi. Manusia dapat menjadi produser untuk dirinya lewat media sosial sehingga akan kesulitan untuk mengontrol tanpa ada batasan yang jelas dan terukur, manusia juga sebagai konsumen media seharusnya berdaya, artinya melek media, paham kinerja media, bersikap skeptis (tidak mudah percaya) dan tidak mudah bereaksi, memproduksi informasi yang bermanfaat dan bersifat menginspirasi dan ada nilai manfaat. Tidak sekedar ber-alay ria di media sosial.

Penggunaan media yang tidak menguras biaya mahal, user sebagai subjek dan pengelola meenjadi batu loncatan bagi seseorang from no one to be someone. Dalam hitungan detik seseorang bisa menjadi terkenal atau justru sebaliknya. Bahkan cerita dari negeri Mesir mengungkapkan bahwa, media sosial Twitter dan Facebook telah menjadi

people power bagi pemerintahan, termasuk juga di Indonesia ketika pemilihan presiden 2014. Betapa hebatnya citizen dari pihak Jokowi begitu membombardir pihak lawan, sehingga ketika ada satu orang yang membela atau menetralkan keduanya dengan mengangkat sisi postif Prabowo akan langsung di hajar habis-habisan hanya lewat media sosial.

Ada 3 perkara dalam pasal yang tertera dalam Undang-undang ITE Nomor 11 Tahun 2008 yang cukup menggangu manyarakat dalam bermedsos. Pertama, pasal 26 yang berbunyi penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan. Kedua, pasal 27 yang menjelaskan bahwa Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan, membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Dan ketiga, pasal 28 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.

(9)

dengan sejuta kemungkinan persoalan-persoalan manusia dengan media sosialnya akan terus terjadi hingga media sosial tidak berlaku lagi nilainya bagi manusia itu sendiri.

Manusia Virtual

Semestinya, manusia sebagai finder atau penemu dari internet dapat menyajikan media sosial dengan cerdas, arif dan bijak. Haruslah dapat mengontrol hasil dari penemuannya. Misalnya, berlaku adil antara dunia maya dan nyata, karena satu hal yang harus manusia ingat, manusia adalah makhluk sosial dan membutuhkan interaksi untuk saling berhubungan. Jika interaksi hanya berlangsung di media sosial yang bersifat maya, manusia akan jatuh pada jurang yang digalinya sendiri. Tidak menutup kemungkinan, ketika ada seorang mahasiswa sakit sedang tergeletak di indekos, teman-teman dan para sahabat hanya sebatas akan membuat status di media sosial dan mengatakan Get Well Soon (GWS). Padahal tidak seinstan itu, orang yang sakit, kenyataan lain bahwa ia merupakan seorang perantau yang hidup sendiri di kota orang tanpa Ayah dan Ibu perlu ke dokter untuk memeriksakan dirinya, untuk mengatahui gejala apa yang sedang dideritanya sehingga dapat minum obat agar lekas sembuh. Sangat berbeda dengan beberapa waktu silam, ketika mengetahui salah seorang sahabat sakit, mereka akan berbondong-bondong menjenguk untuk ikut berempati merasakan kesakitan yang di derita temennya.

Kasus lain yang kerap terjadi, media sosial mempengaruhi cara berpikir manusia. Manusia menyenangi keramaiannya ketika eksis di media sosial, namun sebenarnya Ia sedang sendiri berada di pojok sudut ruangan yang gelap hanya bercahaya sinar HP dan dengan tangan yang sibuk mengotak-ngatik deretan huruf. Dampak secara psikologis berupa perasaan yang sepi ketika berada di keramaian terjadi akibat manusia terlalu asyik sendiri dengan kenyamanan media sosial. Memang betul, penulis memahami dengan jelas apa yang sedang terjadi. Bahkan waktu yang dihabiskan empat sampai lima jam berada di dunia media sosial tidak berasa waktu berlalu begitu cepatnya, tidak sama ketika lima menit membaca buku perkuliahan.

(10)

Hal yang bisa dilakukan masyarakat adalah mengatur sistem agar sesuai dengan kaidah-kaidah komunikasi dan tidak melupakan manusia sebagai user. Media sosial seharusnya di peruntukkan untuk manusia untuk di ambil manfaat sebesar-besarnya dan meminimalisir dampak negatif yang ada. Namun tetap tidak mengurangi esensi dari kreativitas manusia untuk terus tumbuh dan berkembang beriringan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Seperti dua gambar pada sebuah koin, untuk mengetahui adanya suatu dampak positif atau negatif perlu di ransang oleh hal tertentu, dalam hal ini media sosial menjadi ransangannya.

Manusia modern telah menjawab teknologi dengan sikap dan perilaku yang ditimbulkan. Selain sebagai subjek acuan, manusia turut menjadi korban yang jika dibiarkan akan merusak generasi suatu bangsa. Berbagai penemuan ketagihan bermain I Phone telah terkuak, tidak pandang usia, tempat, wilayah, negara barat atau timur, dan lain sebagainya. Berlaku pula pada sistem komunikasi di Indonesia. Media sosial menjadi cambuk dalam kejenuhan manusia berlakon dalam kehidupan. Sistem-sistem bergeser dimana media sosial menjadi tempat yang paling strategis dan tepat untuk membantu, menjadi teman curhat, bahkan seperti alat yang memiliki raga namun tidak berjiwa.

Tidak khayal rupanya, ketika manusia modern beberapa tahun kedepan diprediksikan akan begitu malas untuk sekedar keluar dari rumah, dan jasa-jasa yang ditawarkan lewat media sosial akan laris di pasaran. Karena saat ini pun manusia telah menyelami kegiatan tersebut. Akan jarang ditemui sebuh perkumpulan Ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bergosip tentang suatu hal, karena arahnya telah menjadi Ibu-ibu sosialita yang bergosip lewat media sosial. Ini mungkin saja, media sosial juga menjadi alternatif baru lahirnya degradasi moral yang mana norma kesopanan masih di pegang teguh di negeri ini. Kebebasan berpendapat yang dianut bagi penduduk Indonesia akan mulai disalah artikan, status yang dibuat seseorang siswi diyakini dan di rasakan oleh semua orang yang membacanya, menganggap bahwa si pembuat status menyindirnya, bahkan mempermalukannya di depan umum dimensi maya. Timbul kekacauan-kekacauan mengenai arti kepercayaan karena mereka akan lebih senang bergelut dengan media sosial di banding manusianya langsung.

(11)

peradaban terus berkembang kearah lebih baik, tidak hanya maju namun manusianya berintegritas selayaknya manusia pemikir.

DAFTAR PUSTAKA

McLuhan Marshall. 1964. ”Understanding The Media” dalam http://www.academia.edu/5106768/Marshall diakses 23 Maret 2015 (22:51 WIB)

http://smartpoeple.blogspot.com/2012/09/sejarah-kemunculan-internet-di-dunia.html#.VQ-vEvzF9ic diakses 23 Maret 2015 (23:15 WIB)

http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html diakses 23 Maret 2015 (23:31 WIB)

http://id.techinasia.com/laporan-pengguna-website-mobile-media-sosial-indonesia/ diakses 23 Maret 2015 (00:43 WIB)

http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+

(12)

TENTANG PENULIS

Salis Fitria, lahir di Pamekasan pulau Madura Jawa Timur, 12 Agustus 1994. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa aktif di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selain aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Bestari UMM dan komunitas Eskalator yang bergerak di bidang Public Relation, penulis beberapa kali mengikuti produksi buku, antara lain : Mahasiswa Androgini (Buku Litera, Yogyakarta 2014), Simple; Kumpulan Foto Karya Mahasiswa (Aditya Media Publishing, Yogyakarta 2014) dan tulisan berita yang dimuat di koran Bestari setiap bulannya.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMA Nurul Jadid pondok pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Salis menyadari arti penting dari menulis. Beberapa kegiatan kepenulisan yang diadakan oleh Bestari kerap diikutinya dengan sungguh-sungguh, meskipun saat ini masih sebatas menulis dalam bentuk kecil dan lingkup yang terbatas.

Salis sebagai anak ketiga dari empat bersaudara memiliki sosok inspirator, Aini Uswatun dan Ibrahim Zain yang telah mengajarkannya arti ketekunan, kesabaran dan kerja keras. Keduanya merupakan orang tua tunggal yang Insyallah masih menjadi alasan Salis terus belajar dan menulis hingga akhir hayat. Semoga Allah SWT. melindungi keduanya,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nilai CTDI pada permukaan atas, pusat, dan bawah phantom dengan menggunakan CT Dose Profiler pada CT Scan

Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem Hormon pada Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…38

Berdasarkan hasil analis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dirumuskan kesimpulan tingkat penyembuhan ketombe kering dengan pemanfaatan jeruk nipis adalah

Upaya yang telah dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan perencanaan perangkat pembelajaran terkait model pembelajaran berbasis inkuiri (inquary based

Penerapan makna dari bunga Lily of The Valley yang feminim namun memiliki sisi tegas ditampilkan pada penggunaan warna yang soft namun tegas dan bentukan yang

Selain masalah Ahok tadi, ada pula bentuk-bentuk diskriminasi yang juga sering dialami oleh kelompok-kelompok agama lain sebagai kelompok minoritas yang dilakukan oleh

Some of the parameters include ionization energy (IE), electron affinity (EA), chemical potential (µ) and global hardness (ɳ) etc. 3) To determine the vibrational properties of

Hasil belajar siswa dalam proses kegiatan pembelajaran melalui metode diskusi Perolehan hasil LKS pada awal tindakan siklus I adalah dengan nilai rata-rata nilai indiviu yaitu