• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tahap Audit Manajemen prosedur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Tahap Audit Manajemen prosedur "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tujuan audit manajemen? 2. Apa manfaat audit manajemen?

3. Bagaimana tahap-tahap audit manajemen menurut ahli? 4. Apa saja tahap-tahap audit manajemen?

(2)

BAB II

TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN

A. Gambaran Audit Manajemen

Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing (pemeriksaan akuntan) oleh KAP (2004: 175) mengemukakan bahwa, Audit manajemen, disebut juga operasional audit, audit fungsional, audit sistem, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

1. Tujuan Audit Manajemen

a. Penilaian atas pengendalian

Berhubungan dengan pengendalian administrasi (administrative control) pada suatu perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Penilaian atas pelaksanaan

Auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah kegiatan perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien.

c. Memberikan bantuan kepada manajemen

Dengan jalan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan. Dan sebagai seorang auditor untuk membantu manajemen harus memahami dahulu prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dan fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, staffing, leading, dan controlling.

2. Manfaat Audit Manajemen

a. Mengevaluasi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dari struktur organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.

b. Mengevaluasi kriteria pengukuran pencapaian tujuan organissasi dan penilaian prestasi manajemen.

c. Secara independen dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan unit organisasi tertentu.

(3)

e. Menemukan atau mengidentifikasi masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin menentukan penyebabnya.

f. Menilai atau meyakini reliabilitas dan manfaat berbagai laporan pengendalian manajemen

B. Tahap-Tahap Audit Manajemen Menurut Ahli

1. Menurut Hamilton (1986:5)

Definisi ruang lingkup pekerjaan Management audit bisa dilakukan dalam lingkup yang umum dan audit akan meliputi suatu penilaian terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management audit juga bisa dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti yang menjadi penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu. Perencanaan, persiapan dan organisasi Ketika suatu lingkup pekerjaan sudah ditentukan, tim audit akan membuat suatu tindakan perencanaan atas pelaksaanaan pekerjaan. Perencanaan meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan dan estimasi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap tahap pekerjaan. Tiap sumber bukti yang berkaitan dengan area yang diperiksa harus dianalisa secara mendalam dan terus diperbaharui.

a. Pengumpulan fakta dan dokumentasi informasi terbaru

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara.

b. Riset dan analisa.

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam proses management audit. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting dalam mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen.

c. Laporan.

Tahap ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada.

2. Menurut Leo herbert yang dikutip oleh Agoes (1996:176)

Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.

(4)

Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan effects adalah akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang berlaku.

b. Detailed Examination (Pengujian Terinci)

Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti), dan bagaimana effects dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecilnya effects tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

c. Report Development (Pengembangan Laporan)

Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. (sebaiknya secara tertulis).

B. Tahap-Tahap Audit Manajemen

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut IBK Bayangkara dalam bukunya yang berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan audit manajemen, yaitu :

1.

Audit Pendahuluan,

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan.

(5)

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan audit manajemen adalah:

a. Pemahaman auditor terhadap objek audit

b. Penentuan tujuan audit

c. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit

d. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit

e. Pengembangan kriteria awal dalam audit

2.

Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.

Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.

Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup: a. Pernyataan Tujuan

Tujuan perusahaan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu memahami tujuan perusahaan berarti memahami pula mengapa suatu program/aktivitas dilaksanakan dan bagaimana seharusnya program tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuannya.

b. Rencana Perusahaan

Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada periode sebelumnya. Oleh sebab itu perencanaan harus diawali dengan mengidentifikasi ketersediaan sumber daya alam, berbagai hambatan internal, peluang yang mungkin dicapai, dan berbagai hambatan eksternal yg dihadapi. c. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai

(6)

yang dilaksanakan akan menimbulkan pemborosan karena keberadaannya tidak mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan.

d. Kebijakan Praktek yang Sehat

Berbagai kebijakan dibuat untuk mendukung kelangsungan praktik yang sehat di dalam perusahaan. Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal balik antarkedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan. e. Sistem Review Yang Efektif

System review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu bentuk pengendalian terhadap proses yang berlangsung. Manajemen harus menetapkan sasaran yang ingin dicapai dan tolak ukur pengukuran ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan aktivitas. Sementara auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yang dibuat berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan termasuk ketersediaan sumber daya untuk melakukan aktivitas tersebut.

3.

Audit Lanjutan

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.

a. Mengumpulkan Tambahan Informasi Latar Belakang

Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Data yang diperoleh pada tahap ini memungkinkan juga untuk diperoleh dari luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan kegiatan yang sedang diaudit.

b. Memperoleh Bukti

Dari sudut pandang auditor bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dari diperolehnya bukti ini adalah untuk menentukan bahwa:

I. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima

(7)

III. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara kondisi dengan criteria yang telah ditetapkan. c. Membuat Ringkasan dan Mengelompokkan Bukti

Bukti-bukti yang ditemukan dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: criteria, penyebab dan akibat. Bukti-bukti yang termasuk dalam criteria adalah keseluruhan temuan audit yang berkaitan dengan norma standar yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan bukti-bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanya berupa berbagai tindakan menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang merupakan sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisienan operasi, dan ketidakefektifan pencapaian tujuan. Bukti-bukti yang merupakan kelompok akibat biasanya ditemukan terlebih daahulu. Bukti-bukti ini adalah hasil pengukuran antara penyebab yang terjadi dengan criteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

d. Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan

Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus yang bersangkutan dengan aktivitas yang diaudit, dievaluasi, dan yang dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan. Dengan pengembangan temuan ini akan diketahui secara lebih jelas tentang adanya penyimpangan yang terjadi, penyebab terjadinya penyimpangan, dan akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut serta rekomendasi yang akan diberikan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut.

e. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan

Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin mengarahkan perlunya untuk melakukan perubahan arah atau tekanan terhadap audit yang telah direncanakan atau perlu dilakukannya

Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.

(8)

a. cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit, dan

b.cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepaada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.

Langkah-langkah audit :

5.

Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut.

Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

AUDIT PENDAHULUAN

EKONOMISASI

PENGUJIAN DAN REVIEW SPM EFISIENSI

PELAPORAN

EFEKTIVITAS

(9)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

IBK. Bayangkara. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi.Jakarta: Salemba Empat.

https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/12/26/definisi-dan-lingkup-audit-manajemen/

http://rhurhy.blogspot.com/2014/04/konsep-dasar-audit-manajemen.html

Referensi

Dokumen terkait

Kunjungan rumah dalam rangka pemantauan penderita gangguan jiCa Penegakan diagnosa scr optimal :enggunakan alur diagnosa pen'akit gangguan jiCa 12x 12x 4B kasus $ %esa

Setelah parameter kondisi awal model ditentukan, hasil pemodelan numerik arus pada angin musim barat dan angin musim timur di pesisir muara kemudian digabung

3. Guru ingatkan selalu di manakah center dalam perkataan yang diberikan. Bulatkan dua bulatan di hadapan center dan di belakang center berikut. Sila rujuk slaid berikut.

Pasien mengaku keluhan ini dapat muncul pada saat apa saja, jika ada berita yang menjadi stressor, atau saat pasien sedang mengkhawatirkan sesuatu, tidak terbatas pada

62 3004909300 [Obat] (tidak termasuk barang dari pos 30.02,30.05 atau 30.06) terdiri dari produk campuran atau tidak untuk keperluan terapeutik atau profilaktik, disiapkan dalam

bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015,

Berdasarkan wawancara dan pengalaman peternak diketahui bahwa penetasan dengan cara modifikasi antara mesin tetas dan balai-balai penetasan (sekam) daya tetas yang dihasilkan

Kami U-Inspire Indonesia dan Sky Volunteer (Synersia) didukung oleh LIPI, Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, PPMB ITB, FPT PRB, MDMC, Forum Sudut Pandang dan