• Tidak ada hasil yang ditemukan

GIZI DAN PERTANIAN MAKALAH docx (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GIZI DAN PERTANIAN MAKALAH docx (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

“GIZI DAN PERTANIAN”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi Dosen pengampu : Mardiana S.KM., M. Si

Disusun oleh :

Endah Nurgita Cahyani 6411414059

Wisnu Afandi 6411414077

Vivi Sofyatun 6411414079

Rombel 03

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya, tugas kelompok Ekologi Pangan dan Gizi yang berjudul “Gizi dan Pertanian” ini dapat disusun dengan sebaik mungkin.

Dalam makalah ini menjelaskan mengenai ilmu gizi, gizi dan pertanian. Adapun tujuan utama dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pengampu mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Kami menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan tugas ini untuk ke depannya. Mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi.

Semarang, 01 November 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 LATAR BELAKANG...1

1.2 RUMUSAN MASALAH...2

1.3 TUJUAN...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 GIZI...3

2.1.1 ILMU GIZI...3

2.1.2 FUNGSI ZAT GIZI DALAM TUBUH...4

2.2 GIZI DAN PERTANIAN...4

2.2.1 HUBUNGAN GIZI DENGAN PERTANIAN...4

2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN...5

2.2.3 PENANGANAN PASCA PANEN...6

2.2.4 DAMPAK KEBIJAKAN/PROGRAM PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN...9

2.2.5 PEMBANGUNAN PERTANIAN...12

BAB III PENUTUP...13

3.1 KESIMPULAN...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kondisi Geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau baik besar dan kecil dengan wilayah daratan dan lautan yang sangat luas serta posisi silang Indonesia yang sangat strategis membawa implikasi adanya kandungan sumber kekayaan alam yang berlimpah dan beraneka ragam yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Dengan melihat kondisi lingkungan geografis Indonesia serta sebagian besar mata pencaharian utama masyarakat Indonesia yang sebagai petani, sudah barang tentu hal tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa yang mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi tentunya tetap dipertimbangkan pula untuk memperkuat sektor pertanian.

(5)

Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan perekonomian Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor tersebut. Untuk mencapai keberhasilan peningkatan pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya kerjasama antara berbagai kalangan yang berkecimpung langsung dibidang pertanian baik itu dari pelaku pertanian dalam hal ini petani, pemerintah, lembaga peneliti, ilmuwan, innovator, kalangan akademik maupun pihak swasta sebagai kalangan industry, dengan demikian diharapkan dengan hal tersebut dapat memecahkan masalah kebuntuan terhadap masalah pertanian yang dihadapi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional. Berdasarkan har tersebut, maka dalam makalah ini akan dijelaskan keterkaitan antara gizi dan pertanian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain : 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ilmu gizi?

1.2.2 Bagaimanakah hubungan antara gizi dan pertanian?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dalam makalah ini antara lain :

(6)

1.3.3 BAB II 1.3.4 PEMBAHASAN 1.3.5

1.3.6 2.1 GIZI

1.3.7 Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

1.3.8 2.1.1 ILMU GIZI

1.3.9 Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata ”gizi” berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti “makanan”. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi yang lainnya dengan tubuh manusia.

1.3.10 Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu bisa dihubungkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.

1.3.11 Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas dimulai dari :  Cara produksi pangan,

Perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pasca panen dari mulai

penyediaan pangan

Distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan,

Cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan

(7)

2.1.2 FUNGSI ZAT GIZI DALAM TUBUH

1.3.12 Bila dikelompokan ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh : a. Memberi energi

1.3.13 Zat gizi yang tergolong ini adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga zat gizi itu terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.

b. Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh

1.3.14 Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.

c. Mengatur metabolisme tubuh

1.3.15 Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur metabolisme tubuh. Protein mengatur keseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot serta banyak proses lainnya termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa dll. Dalam hal ini protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur.

2.2 GIZI DAN PERTANIAN

1.3.16 2.2.1 HUBUNGAN GIZI DENGAN PERTANIAN

(8)

diproduksi dalam jumlah dan ragam yang cukup kemudian bahan pangan tadi tersedia di tingkat masyarakat dan kalau keluarga memiliki cukup uang untuk membeli keperluan pangan yang tidak ditanam ditempatnya, maka masyarakat tidak akan banyak terjadi kurang gizi. Bila pangan cukup tersedia maka orang akan cenderung mengkonsumsi makanan yang sehat. Pangan yang dimaksud meliputi pangan nabati (berasal dari tanaman) dan pangan hewani (berasal dari hewan). Dengan kata lain komoditas pertanian merupakan sumber pangan bagi manusia yang akan memberikan zat gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

1.3.18 Berkaitan dengan fungsinya bagi tubuh, pangan dapat berperan sebagai sumber zat kalori/energi (karbohidrat, lemak, dan protein), sumber zat pembangun (protein), dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Oleh karena itu pangan dikatakan mempunyai fungsi sebagai triguna makanan.

1.3.19 Pada beberapa komoditas pertanian terdapat juga komponen kimia alami yang apabila termakan oleh manusia dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh kita. Komponen tersebut dinamakan zat anti gizi, misalnya antitripsin pada kedelai dapat mengganggu penyerapan protein pada tubuh kita, HCN (asam sianida) pada beberapa jenis singkong dapat menimbulkan keracunan bila langsung dimakan.

1.3.20 2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN

a. Beralihnya petani yang menanam tanaman pangan ke tanaman perdagangan

(9)

dijual daripada dikonsumsi untuk keluarga sendiri. Banyak petani yag tidak memiliki cukup lahan untuk mengusahakan pangan dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Selain itu juga tidak punya banyak uang untuk membeli bahan makanan. Pertambahan penduduk tidak sebanding dengan pertambahan produksi bahan pangan. b. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan laju

peningkatan produksi pangan

1.3.22 Pertambahan penduduk akan berakibat pada ketersediaan sumber daya dan kelestarian lingkungan, ketersediaan pangan, kesehatan masyarakat, kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan mendapat kerja. Pertumbuhan penduduk yang tinggi meningkatkan kompetisi pemanfaatan lahan pertanian yang subur.

c. Beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi tempat pemukiman 1.3.23 Perkembangan perkotaan yang demikian pesat menyebabkan lahan-lahan pertanian yang ada disekitarnya digunakan untuk pembangunan pusat-pusat perkantoran, pemukiman dan pusat perbelanjaan. Akibatnya lahan pertanian akan semakin sempit sedangkan pembukaan lahan pertanian yang baru banyak mendapat kendala.

1.3.24 2.2.3 PENANGANAN PASCA PANEN

(10)

kulit/bulu dan bisa juga pada usus ternak. Mikroba ini juga bisa menyebabkan terjadinya ketengikan.

b. Enzim

1.3.28 Adanya enzim memungkinkan terjadinya reaksi biokimia serta dapat merubah komposisi pangan.

1.3.30 Beberapa jenis pangan akan rusak pada suhu terlalu tinggi/ rendah.

e. Kadar air

1.3.31 Kadar air permukaan pangan dipengaruhi oleh kelembaban nisbi udara sekitarnya. Jika kadar air rendah, sedang kelembaban nisbi tinggi, maka terjadi penyerapan air dari udara sehingga pangan menjadi lembab.

f. Oksigen

1.3.32 Oksigen dapat merusak vitamin A dan vitamin C, merusak warna pangan, cita rasa dan sarana pertumbuhan kapang. Pada pangan yang mengandung lemak, oksigen akan menyebabkan ketengikan.

g. Sinar

1.3.33 Sinar/cahaya dapat merusak vitamin A, vitamin C, Riboflavin dan merusak warna pangan.

h. Waktu penyimpanan

1.3.34 Waktu penyimpanan yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan pangan yang lebih besar.

1.3.35 Ada beberapa upaya penanganan pasca panen di antaranya adalah : pengeringan, pengangkutan (transportasi), penyimpanan, serta seleksi dan conditioning

1.3.36 a. Pengeringan

(11)

kerusakan. Hasil panen tersebut merupakan bagian tanaman yang masih hidup sel-selnya, jadi masih melangsungkan berbagai reaksi metabolik. Pada kadar air yang rendah, proses-proses metabolik ini menurun, bahkan dapat berhenti atau diabaikan. Pada keadaan cukup kering, tidak terjadi proses autodestruksi (autolysis).

b. Pengangkutan

1.3.38 Berbagai jenis bahan makanan memerlukan cara transpor tertentu, ada bahan makanan yang ditranspor secara curah, ada yang dikemas (dalam dos, karung, kaleng, dsb). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan yaitu pengemasan itu harus memenuhi syarat sesuai dengan sifat makanan serta tidak terlalu mahal sehingga barang tersebut dapat terjangkau oleh masyarakat.

c. Penyimpanan

1.3.39 Cara penyimpanan makanan harus memenuhi syarat-syarat tertentu terutama bahan makanan yang mudah rusak (perishable food) seperti bahan makanan hewani. Biji-bijian harus disimpan dalam kondisi cukup kering. Gudang harus memiliki konstruksi bebas hama, letak barang harus teratur, tidak bercampur antara bahan makanan yang satu dengan lainnya.

d. Seleksi dan conditioning, bagi keperluan perdagangan pangan

1.3.40 Penanganan bahan makanan dalam bentuk seleksi dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menggabungkan bahan makanan yang sama kualitasnya dalam rangka memenuhi permintaan pembeli. Hal ini biasanya dilakukan untuk barang-barang dengan tujuan ekspor.

1.3.41 Selain itu sebelum diseleksi biasanya, bahan makanan kadang-kadang harus di “conditioning” dahulu agar mempunyai tingkat kondisi yang memenuhi persyaratan ekspor.

e. Pencucian

(12)

1.3.43 2.2.4 DAMPAK KEBIJAKAN/PROGRAM PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

1.3.44 a. Dampak Kebijakan/Program Pertanian terhadap Ketahanan Pangan secara umum :

 Dampak ketahanan pangan dari kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga produk tergantung dari apakah petani adalah net consumer atau net producer

 Program pertanian yang menyediakan lapangan pekerjaan pada buruh tani atau mereka yang tidak punya pekerjaan terbukti meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga

 Dampak ketahanan pangan dari produksi cash crop tergantung dari stabilitas harga produk dan apakah terdapat surplus tenaga kerja dan lahan

 Dampak program pertanian terhadap ketahanan pangan rumah tangga lebih nyata bila kegiatannya melibatkan wanita, pola tanam beragam (tumpangsari, tumpang gilir), mendorong berkembangnya industri kecil/rumahtangga untuk pengolahan produk, meningkatkan produksi dan pendapatan tanpa mengurangi bagian yang bisa dikonsumsi anggota rumahtangga (Pengalaman dibeberapa negara)  Dampak kebijakan pertanian yang mendorong mekanisasi secara

masif/skala besar yang menekan peggunaan tenaga kerja pertanian (buruh tani) secara umum berdampak negarif terhadap ketahanan pangan rumahtangga buruh tani (Saefudin, Y).

1.3.45 b. Dampak Kebijakan/Program Pertanian/ Ketahanan Pangan terhadap Perbaikan Gizi :

 Pengalaman Rwanda (von Braun J, et al, 2001):

1.3.46 - Peningkatan konsumsi pangan hingga 2 kali lipat menurunkan prevalensi stunting 25%

1.3.47 - Efek yang sama didapat melalui deworming; efek dua kali lipat bila ada perbaikan MCK yang memenuhi syarat kesehatan.

(13)

1.3.48 Distribusi lahan pada rumahtangga miskin yang tidak memiliki lahan berdampak posotif pada status gizi anak balita, namun tidak berdampak pada rumahtangga yang sebelumnya telah memiliki lahan.

 Pengalaman Bangladesh (Institute of Nutrition and Food Science, Dhaka University & Tufts University, 2003):

1.3.49 Program Bangladesh Integrated project (polikultur sayurananeka ternak-ikan) berdampak pada:

- peningkatan konsumsi protein hewani anak pra sekolah dan WUS

- Peningkatan asupan vitamin A

- Menurunkan prevalensi stunted dan wasted - Meningkatkan BMI WUS

 Pengalaman Filipina (Bouis H, Haddad L. 1990 ) Distribusi lahan pada rumahtangga miskin yang tidak memiliki lahan berdampak positif pada status gizi anak balita, namun tidak berdampak pada rumahtangga yang sebelumnya telah memiliki lahan

 Pengalaman Mesir (Galal et al, 1987):

1.3.50 Intervensi program peternakan berdampak pada penurunan prevalensi anemi pada anak sekolah

 Berti P, et al (2004) mereview berbagai intervensi program pertanian menemukan bahwa hanya kegiatan home gardening yang memberikan dampak pada intake zat gizi (khususnya vitamin A) dan status gizi. Efektifitas meningkat bila program ini diikuti pendampingan/penyuluhan gizi.

 Hagebunata V, et al (1999):

1.3.51 Intervensi program pertanian yang disertai penyuluhan gizi memberikan dampak gizi jauh lebih baik dibaanding tanpa penyuluhan gizi.

 Leroy and Frongilo (2004) mereview berbagai intervensi program pertanian menemukan bahwa kegiatan yang melibatkan wanita secara aktif dan pendampingan/penyuluhan gizi memberikan dampak gizi bagi keluarga

(14)

1.3.52 Dampak gizi program pertanian/ketahanan pangan muncul apabila:

- Rumahtangga mengkonsumsi produk yang dihasilkan - Intervensi pertanian integrasi penyuluhan gizi

- Intervensi terutama berupa peningkatan pemanfaatan pekarangan, komoditas yang diusahakan beragam dan memiliki kualitas gizi yang tinggi (sumber protein, vitamin, mineral)

- Melibatkan secara aktif wanita, namun tidak terlalu intensif agar tidak mengurangi kualitas pola asuh makan dan kesehatan.

d. Dampak Negatif Program Pertanian terhadap Gizi dan Kesehatan - Irigasi baru dapat meningkatkan insiden malaria

- Program peternakan memungkinkan menyebarnya zoonosis, penyakit infeksi yang disebarkan oleh binatang ternak

- Pelibatan wanita yang terlalu intensif dalam kegiatan pertanian meningkatkan beban kerja wanita (Kasus Kenya) dan dapat berakibat pada menurunnya pola asuh (makan dan kesehatan) - Keberhasilan pengenalan komoditas baru tidak secara otomatis

meningkatkan konsumsi pangan komoditas tersbut. Perhatian perlu diberikan terhadap dampak alokasi waktu dan kebutuhan energi untuk mengolah makanan (Pengalaman introduksi beras di Mali sebagai pendamping Shorgum).

1.3.53 2.2.5 PEMBANGUNAN PERTANIAN

1.3.54 Suatu proses yang ditujukan menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewani.

1.3.55 Tujuan pembangunan pertanian antara lain:

(15)

b. Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan penghasilan petani

c. Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan pendapatan

d. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian e. Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri

untuk menghasilkan barang jadi atau setengah jadi

f. Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memelihara dan memperbaiki lingkungan hidup

g. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam kerangka pembangunan daerah

1.3.56 1.3.57 1.3.58 1.3.59 1.3.60

1.3.61 BAB III 1.3.62 PENUTUP 1.3.63

1.3.64 3.1 KESIMPULAN

1.3.65 Komoditas pertanian berpengaruh terhadap status gizi melalui produksi pangan untuk keperluan rumah tangga.. Komoditas pertanian merupakan sumber pangan bagi manusia yang akan memberikan zat gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan pangan adalah beralihnya petani yang menanam tanaman pangan ke tanaman perdagangan dan beralihnya fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman. Dengan adanya pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan penghasilan para petani, sehingga status gizi masyarakat akan tercukupi.

(16)

1.3.67

(17)

1.3.69 DAFTAR PUSTAKA 1.3.70

1.3.71 Departemen Pertanian. 1981. Pembangunan Pertanian. Jakarta: Biro Humas.

1.3.72 Hadisapoetro, Soedarsono. 1975. Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: UGM.

1.3.73 Hariadi, Purwiyatno. 2011. Pertanian dan Pangan. Bogor: Yayasan Omar Taraki.

1.3.74 Irianto, dkk. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Jakarta: Andi Publisher.

1.3.75 Martianto, Drajat. 2015. Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi Ibu dan Anak. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

1.3.76 Rachmawan, Undang. 2001. Komoditas Pertanian sebagai Sumber Gizi. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pembangunan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan jakarta.

1.3.77 Sukarjo, dkk. 1985. Pangan Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press. 1.3.78

1.3.79 1.3.80

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diketahuinya kata- kata yang berkonotasi tidak baik pada siswa SMK di sekitar Terminal Wangon, maka hal ini akan menjadikan tambahan kajian prinsip kesantunan pada

Variabel Kedisiplinan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan (bermakna) terhadap kinerja paramedis RSUD Pemkab. Artinya variabel disiplin berpengaruh

Berdasarkan pada penalitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dampak dari kegiatan penambangan pasir tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang

Kurang baiknya pertumbuhan dan degradasi limbah pengilangan minyak bumi pada konsentrasi inokulum 15% dan 20% diduga diakibatkan konsentrasi tersebut terlalu banyak sehingga

Penulis merumuskan hipotesis bahwa hambatan ASEAN sebagai organisasi regional dalam menanggulangi Human Trafficking yaitu; implikasi penerapan prinsip non- intervention

Demikian pula jumlah kumulatif barang yang dimuat melalui penerbangan internasional pada bulan Januari – Oktober 2016 naik signifikan dari 4.310 kg menjadi 57.956 kg

Dengan memakai Dual Tone Multiple Frequency (DTMF). DTMF dapat dinyatakan langsung dalam data biner. Pada dasarnya DTMF adalah piranti semikonduktor yang dirancang

Halaman Utama Halaman Utama Kawruh Basa Kawruh Basa Tetuwuhan Tetuwuhan Kewan Kewan Manungsa Manungsa Kembang Kembang Godhong Godhong Woh Woh Isi Isi Wit Wit Anak Kewan Anak