• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman 1 PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Halaman 1 PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

฀ENGARUH ฀ENDA฀ATAN ASLI DAERAH, DANA

฀ERIMBANGAN DAN KINERJA KEUANGAN

TERHADA฀ ALOKASI BELANJA MODAL ฀ADA

฀EMERINTAH KABU฀ATEN/KOTA DI ฀ROVINSI

KALIMANTAN BARAT

Riko Novianto

Auditor B฀K Kalimantan Barat dan

Rafiudin Hanafiah

Dosen Tetap FE UNTAG Cirebon

ABSTRACT

฀he purpose of this study was to analyze influence of Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Revenue Sharing Fund, previous year Regional Financial Independence level and previous year Regional Financial Effectiveness Level towards the Capital Expenditures at the regencies/municipalities in the West Kalimantan province. ฀his study is causality researches that have hypothesis testing nature. Data collection method used is documentation method, which is done by using financial data from 14 local governments Budget Realization Report in West Kalimantan Province from 2009 to 2013. Hypothesis testing used significance test and multiple linear regression analysis. Partial result of this hypothesis testing concluded that Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Revenue Sharing Fund and previous year Regional Financial Effectiveness Level has positive influence and significant impact on capital expenditure. While, previous year Regional Financial Independence level hasn’t affect the capital expenditures.

Keywords:

Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Revenue Sharing Fund, previous year Regional Financial Independence and previous year Regional Financial Effectiveness Level

(2)

Seiring฀ dengan฀ perubahan฀ kepemimpinan฀ nasional฀ dari฀ Orde฀ Baru฀ menuju฀ Orde฀ Reformasi,฀ pola฀ hubungan฀ antara฀ Pemerintah฀ Daerah฀ dengan฀ Pemerintah฀Pusat฀mengalami฀perubahan,฀dimana฀sebelum฀reformasi,฀sistem฀ pemerintahan฀ yang฀ dianut฀ bersifat฀ sentralistik,฀ kemudian฀ semenjak฀ tahun฀ 1999฀berubah฀menjadi฀sistem฀desentralisasi฀atau฀yang฀sering฀dikenal฀sebagai฀ era฀otonomi฀daerah฀yang฀ditandai฀dengan฀adanya฀Undang-undang฀Nomor฀22฀ Tahun฀ 1999฀ Tentang฀ Pemerintahan฀ Daerah฀ yang฀ telah฀ dilakukan฀ revisi฀ menjadi฀Undang-undang฀Nomor฀32฀Tahun฀2004.฀Undang-undang฀Nomor฀32฀ tahun฀ 2004฀ mengatur฀ mengenai฀ kewenangan฀ pemerintah฀ daerah฀ untuk฀ mengatur฀dan฀mengurus฀sendiri฀urusan฀pemerintahan฀menurut฀asas฀otonomi฀ dan฀ tugas฀ pembantuan฀ diarahkan฀ untuk฀ mempercepat฀ kesejahteraan฀ rakyat,฀ termasuk฀ kewenangan฀ untuk฀ melakukan฀ pengelolaan฀ keuangan฀ daerah฀ sendiri.฀ Penyelenggaraan฀ urusan฀ pemerintahan฀ yang฀ menjadi฀ kewenangan฀ daerah฀didanai฀dari฀dan฀atas฀beban฀anggaran฀pendapatan฀dan฀belanja฀daerah฀ yang฀disusun฀secara฀tahunan฀dan฀ditetapkan฀dengan฀peraturan฀daerah.

Dengan฀ adanya฀ otonomi,฀ daerah฀ diharapkan฀ menjadi฀ mandiri฀ di฀ dalam฀pengelolaan฀keuangan฀yang฀ditandai฀dengan฀makin฀kuatnya฀Kapasitas฀ Fiskal฀ atau฀ PAD฀ suatu฀ daerah฀ sehingga฀ daerah฀ tidak฀ bergantung฀ kepada฀ pemerintah฀pusat฀maupun฀Provinsi฀melalui฀Dana฀Perimbangan฀sesuai฀tujuan฀ pelaksanaan฀ otonomi฀ untuk฀ mendukung฀ terciptanya฀ kemandirian฀ daerah.฀ Pemerintah฀ daerah฀ diharapkan฀ dapat฀ mengelola฀ Peningkatan฀ PAD฀ secara฀ tepat฀ dengan฀ mengalokasikan฀ dana฀ tersebut฀ pada฀ jenis฀ belanja฀ yang฀ dapat฀ mendorong฀pertumbuhan฀ekonomi฀yang฀pada฀akhirnya฀dapat฀meningkatkan฀ kesejahteraan฀rakyat.

(3)

efisien฀ oleh฀ Pemerintah฀ Daerah฀ dalam฀ rangka฀ meningkatkan฀ pelayanan฀ kepada฀publik.

Menurut฀ Ditjen฀ Keuangan฀ Daerah฀ Kemendagri฀ (2013)฀ mayoritas฀ dana฀ transfer฀ yang฀ diberikan฀ pemerintah฀ pusat฀ kepada฀ pemerintah฀ daerah฀ digunakan฀untuk฀mensejahterakan฀pegawai฀negeri฀sipil฀(PNS).฀Hal฀tersebut฀ terlihat฀ dari฀ data฀ yang฀ diformulasi฀ oleh฀ Institute for Development of Economics and Finance (Indef)฀yang฀dikutip฀oleh฀Ditjen฀Keuangan฀Daerah฀ Kemendagri฀ (2013)฀ bahwa฀ pada฀ tahun฀ 2013,฀ rata-rata฀ belanja฀ pegawai฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ sebesar฀ sebesar฀ 49฀ persen,฀ sedangkan฀ rata-rata฀ belanja฀modal฀hanya฀25,3฀persen.฀Hal฀tersebut฀mengindikasikan฀bahwa฀dana฀ transfer฀ daerah฀ yang฀ jumlahnya฀ terus฀ meningkat฀ tidak฀ dapat฀ mendorong฀ pertumbuhan฀ekonomi฀secara฀signifikan฀karena฀habis฀untuk฀belanja฀pegawai.

Menurut฀ Ditjen฀ Keuangan฀ Daerah฀ Kemendagri฀ (2013)฀ Pendapatan฀ Asli฀Daerah฀(PAD)฀juga฀belum฀dapat฀mendorong฀peningkatan฀belanja฀modal,฀ karena฀ pemerintah฀ daerah฀ pada฀ umumnya฀ masih฀ bergantung฀ pada฀ transfer฀ daerah.฀disebabkan฀BUMD฀banyak฀yang฀tidak฀efisien,฀retribusi฀daerah฀telah฀ mulai฀ dipangkas฀ karena฀ menghambat฀ investasi฀ dan฀ pendapatan฀ Badan฀ Layanan฀Umum฀(BLU)฀kecil฀karena฀urgensinya฀ke฀pelayanan.

Analisis฀rasio฀keuangan฀daerah฀terhadap฀anggaran฀pendapatan฀belanja฀ daerah฀perlu฀dilaksanakan฀(Halim,฀2008).฀Rasio฀keuangan฀dapat฀digunakan฀ untuk฀ menilai฀ kemandirian฀ keuangan฀ daerah฀ dalam฀ membiayai฀ penyelenggaraan฀ otonomi฀ daerah,฀ mengukur฀ efisiensi฀ dan฀ efektifitas฀ dalam฀ merealisasikan฀ pendapatan฀ daerah,฀ mengukur฀ sejauh฀ mana฀ aktifitas฀ Pemerintah฀Daerah฀dalam฀membelanjakan฀pendapatan฀daerahnya,฀mengukur฀ kontribusi฀ masing-masing฀ sumber฀ pendapatan฀ dalam฀ pembentukan฀ pendapatan฀ daerah,฀ melihat฀ pertumbuhan฀ atau฀ perkembangan฀ perolehan฀ pendapatan฀dan฀pengeluaran฀yang฀dilakukan฀selama฀periode฀waktu฀tertentu฀ (Halim,฀2008).

Rasio฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ mencerminkan฀ keadaan฀ otonomi฀ suatu฀ daerah฀ yang฀ diukur฀ dengan฀ besarnya฀ PAD฀ terhadap฀ jumlah฀ total฀pendapatan฀daerah,฀sehingga฀memunculkan฀permasalahan฀suatu฀daerah฀ yang฀ dikatakan฀ mandiri฀ dapat฀ meningkatkan฀ jumlah฀ belanja฀ modal฀ untuk฀ pelayanan฀ publik฀ (Ardhini฀ dan฀ Handayani,฀ 2011).฀ Semakin฀ tinggi฀ rasio฀ kemandirian฀mengandung฀arti฀bahwa฀tingkat฀ketergantungan฀daerah฀terhadap฀ bantuan฀ pihak฀ eksternal฀ pemerintah฀ pusat฀ dan฀ provinsi฀ semakin฀ rendah฀ (Mahmudi,฀2010).

(4)

jumlah฀ realisasi฀ pendapatan฀ lebih฀ tinggi฀ daripada฀ target฀ yang฀ ditetapkan฀ (Ardhini฀ dan฀ Handayani,฀ 2011).฀ Sehingga฀ kemampuan฀ dan฀ efektivitas฀ keuangan฀ daerah฀ dalam฀ merealisasikan฀ PAD฀ akan฀ memperlihatkan฀ tingkat฀ kemandirian฀ daerah฀ dalam฀ mengelola฀ potensi฀ dan฀ manajemen฀ keuangan฀ daerah฀(Sularso฀dan฀Restianto,฀2011).

Menurut฀Yustikasari฀dan฀Darwanto฀(2007),฀faktor-faktor฀fundamental฀ yang฀ mempengaruhi฀ keputusan฀ dalam฀ pengalokasian฀ belanja฀ daerah,฀ termasuk฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal฀ dibagi฀ menjadi฀ 2฀ variabel,฀ yakni฀ variabel฀ non฀ keuangan฀ dan฀ variabel฀ keuangan.฀ Variabel฀ non฀ keuangan฀ meliputi:฀ kebijakan฀ pemerintahan฀ dan฀ kondisi฀ makroekonomi,฀ sedangkan฀ variabel฀ keuangan฀ meliputi:฀ ukuran-ukuran฀ atau฀ jenis-jenis฀ penerimaan฀ pemerintah฀ daerah฀ lainnya.฀ Variabel฀ non฀ keuangan฀ yang฀ digunakan฀ adalah฀ pertumbuhan฀ekonomi฀sebagai฀cerminan฀kondisi฀makroekonomi฀daerah฀yang฀ diteliti,฀ sedangkan฀ variabel฀ keuangan฀ yang฀ digunakan฀ adalah฀ beberapa฀ ukuran฀ atau฀ jenis฀ penerimaan฀ daerah฀ meliputi฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD)฀dan฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU).

Menurut฀Yustikasari฀dan฀Darwanto฀(2007),฀faktor-faktor฀fundamental฀ yang฀ mempengaruhi฀ keputusan฀ dalam฀ pengalokasian฀ belanja฀ daerah,฀ termasuk฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal฀ dibagi฀ menjadi฀ 2฀ variabel,฀ yakni฀ variabel฀ non฀ keuangan฀ dan฀ variabel฀ keuangan.฀ Variabel฀ non฀ keuangan฀ meliputi:฀ kebijakan฀ pemerintahan฀ dan฀ kondisi฀ makroekonomi,฀ sedangkan฀ variabel฀ keuangan฀ meliputi:฀ ukuran-ukuran฀ atau฀ jenis-jenis฀ penerimaan฀ pemerintah฀ daerah฀ lainnya.฀ Variabel฀ non฀ keuangan฀ yang฀ digunakan฀ adalah฀ pertumbuhan฀ekonomi฀sebagai฀cerminan฀kondisi฀makroekonomi฀daerah฀yang฀ diteliti,฀ sedangkan฀ variabel฀ keuangan฀ yang฀ digunakan฀ adalah฀ beberapa฀ ukuran฀ atau฀ jenis฀ penerimaan฀ daerah฀ meliputi฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD)฀dan฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU).

Belanja฀ modal฀ dapat฀ menunjang฀ kesejahteraan฀ masyarakat฀ dan฀ meningkatkan฀ pelayanan฀ publik฀ dalam฀ membentuk฀ karakter฀ daerah฀ yang฀ mandiri฀(Mardiasmo,฀2009).฀Untuk฀meningkatkan฀kesejahteraan฀masyarakat฀ di฀ daerah,฀ pemerintah฀ pusat฀ terus฀ menghimbau฀ pemerintah฀ daerah฀ (pemda)฀ agar฀ persentasi฀ belanja฀ modal฀ terus฀ ditingkatkan฀ sebesar฀ 30฀ persen.฀ Persentase฀ tersebut฀ bahkan฀ lebih฀ tinggi฀ dua฀ persen฀ daripada฀ target฀ untuk฀ 2013฀ yaitu฀ 28฀ persen.฀ namun฀ masih฀ banyak฀ pemda฀ yang฀ merasa฀ kesulitan฀ untuk฀mencapai฀target฀tersebut฀(Ditjen฀Keuangan฀Daerah฀Kemendagri:2013).

(5)

per฀ masing-masing฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ masih฀ rendah.฀ Hal฀ tersebut฀ terlihat฀pada฀tabel฀berikut:

Tabel 1

฀ersentase Alokasi Belanja Modal pada ฀emerintah Kabupaten/Kota di ฀rovinsi Kalimatan Barat TA 2013

No. Nama฀Pemerintah฀Daerah Anggaran฀Belanja฀Modal฀(Rp) Anggaran฀Total฀Belanja฀(Rp) Alokasi฀Belanja฀ Modal 1. Kabupaten฀Bengkayang 152.769.830.963,14 731.889.543.130,00 20,87% 2. Kabupaten฀Landak 328.024.807.265,00 895.496.723.433,96 36,63% 3. Kabupaten฀Kapuas฀Hulu 315.391.059.920,00 1.019.977.220.152,00 30,92% 4. Kabupaten฀Ketapang 333.806.887.994,00 1.202.764.205.117,00 27,75% 5. Kabupaten฀Pontianak 135.079.481.161,00 604.421.654.450,00 22,35% 6. Kabupaten฀Sambas 256.623.065.683,38 1.046.131.049.258,70 24,35% 7. Kabupaten฀Sanggau 250.683.680.019,00 1.032.777.780.440,00 24,27% 8. Kabupaten฀Sintang 279.890.043.357,00 1.063.798.632.886,00 26,31% 9. Kota฀Pontianak 392.503.008.774,00 1.321.925.766.962,00 29,69% 10. Kota฀Singkawang 208.618.188.675,00 715.068.374.314,00 29,17% 11. Kabupaten฀Sekadau 214.492.887.493,00 584.916.319.284,50 36,67% 12. Kabupaten฀Melawi 194.169.415.509,06 690.995.266.014,49 28,10% 13. Kabupaten฀Kayong฀Utara 182.872.389.475,00 527.247.012.329,01 34,68% 14. Kabupaten฀Kubu฀Raya 274.719.498.131,00 934.478.403.892,00 29,40%

Sumber:฀Hasil฀Olahan฀data฀LRA฀Pemerintah฀Kabupaten/Kota฀tahun฀2013฀ di฀Provinsi฀Kalimantan฀Barat.

Berdasarkan฀ tabel฀ tersebut฀ di฀ atas฀ menunjukkan฀ bahwa฀ masih฀ rendahnya฀ alokasi฀ belanja฀ modal฀ dibandingkan฀ terhadap฀ keseluruhan฀ total฀ belanja฀ daerah.฀ Namun฀ berdasarkan฀ target฀ persentase฀ belanja฀ modal฀ pemerintah฀ daerah฀ yang฀ ditetapkan฀ oleh฀ Ditjen฀ Keuangan฀ Daerah฀ Kemendagri฀sebesar฀28%฀untuk฀tahun฀2013,฀masih฀terdapat฀enam฀pemerintah฀ daerah฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ yang฀ belum฀ mencapai฀ target฀ tersebut฀ diantaranya฀ Pemerintah฀ Kabupaten฀ Bengkayang,฀ Pemerintah฀ Kabupaten฀ Ketapang,฀Pemerintah฀Kabupaten฀Pontianak,฀Pemerintah฀Kabupaten฀Sambas,฀ Pemerintah฀Kabupaten฀Sanggau,฀Pemerintah฀Kabupaten฀Sintang.

(6)

Dana฀Alokasi฀Umum฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀Modal฀pada฀Kabupaten/Kota฀ di฀Provinsi฀Riau฀Tahun฀2009฀–฀2012฀dengan฀hasil฀penelitian฀menunjukkan฀ bahwa฀ Rasio฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah,฀ Rasio฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah,฀ Rasio฀ Efisiensi฀ Keuangan฀ Daerah฀ dan฀ DAU฀ tidak฀ berpengaruh฀ terhadap฀alokasi฀belanja฀modal฀di฀kabupaten/kota฀provinsi฀Riau,฀sedangkan฀ PAD฀berpengaruh฀terhadap฀alokasi฀belanja฀modal.

Penelitian฀ ini฀ mengacu฀ pada฀ penelitian฀ yang฀ dilakukan฀ oleh฀ Fitri฀ (2013),฀ Sianipar฀ (2011)฀ serta฀ Ardhini฀ dan฀ Handayani฀ (2011).฀ Fitri฀ (2013)฀ meneliti฀tentang฀Pengaruh฀Rasio฀Keuangan฀Daerah,฀Pendapatan฀Asli฀Daerah,฀ Dana฀Alokasi฀Umum฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀Modal฀pada฀Kabupaten/Kota฀ di฀Provinsi฀Riau฀Tahun฀2009฀–฀2012฀dengan฀hasil฀penelitian฀menunjukkan฀ bahwa฀ Rasio฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah,฀ Rasio฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah,฀ Rasio฀ Efisiensi฀ Keuangan฀ Daerah฀ dan฀ DAU฀ tidak฀ berpengaruh฀ terhadap฀alokasi฀belanja฀modal฀di฀kabupaten/kota฀provinsi฀Riau,฀sedangkan฀ PAD฀berpengaruh฀terhadap฀alokasi฀belanja฀modal.

Sianipar฀(2011)฀meneliti฀tentang฀Analisis฀pengaruh฀pendapatan฀Asli฀ Daerah฀dan฀Dana฀Perimbangan฀terhadap฀pengalokasian฀belanja฀modal฀pada฀ kabupaten/kota฀ di฀ Sumatera฀ Utara฀ dengan฀ hasil฀ penelitian฀ membuktikan฀ bahwa฀secara฀parsial฀variabel฀Pendapatan฀Asli฀Daerah,฀Dana฀Alokasi฀Umum฀ dan฀ Dana฀ Alokasi฀ Khusus฀ berpengaruh฀ secara฀ signifikan฀ terhadap฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal฀ di฀ kabupaten/kota฀ di฀ Sumatera฀ Utara,฀ sedangkan฀Dana฀Bagi฀Hasil฀Pajak฀dan฀Dana฀Bagi฀Hasil฀Sumber฀Daya฀Alam฀ tidak฀ berpengaruh฀ secara฀ signifikan฀ terhadap฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal.฀ Secara฀ simultan,฀ PAD฀ dan฀ Dana฀ perimbangan฀ berpengaruh฀ signifikan฀ terhadap฀pengalokasian฀belanja฀modal฀di฀kabupaten/kota฀di฀Sumatera฀Utara.

Tujuan฀ Penelitian฀ ini฀ adalah฀ untuk฀ memberikan฀ bukti฀ empiris฀ mengenai฀ pengaruh฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD),฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ (DAU),฀ Dana฀ Alokasi฀ khusus฀ (DAK),฀ Dana฀ Bagi฀ Hasil฀ (DBH),฀ Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ tahun฀ sebelumnya฀ dan฀ Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀ terhadap฀ Belanja฀ Modal฀ pada฀ Pemerintah฀Kabupaten/Kota฀di฀Provinsi฀Kalimantan฀Barat.

LANDASAN TEORI DAN ฀ENGEMBANGAN HI฀OTESIS

1. ฀engaruh ฀endapatan Asli Daerah terhadap Alokasi Belanja Modal.

(7)

mempertimbangkan฀ PAD฀ yang฀ diterima.฀ Sehingga฀ apabila฀ Pemda฀ ingin฀ meningkatkan฀ belanja฀ modal฀ untuk฀ pelayanan฀ publik฀ dan฀ kesejahteraan฀ masyarakat,฀ maka฀ Pemda฀ harus฀ menggali฀ PAD฀ yang฀ sebesar-besarnya.฀ Menurut฀ Akbar฀ (2012)฀ menyatakan฀ bahwa฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ berpengaruh฀positif฀dan฀signifikan฀terhadap฀alokasi฀belanja฀modal.฀Menurut฀ Sianipar฀ (2011)฀ variabel฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ berpengaruh฀ secara฀ signifikan฀ terhadap฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal.฀ Berdasarkan฀ hasil฀ penelitian฀ ini฀ dapat฀ mengindikasikan฀ bahwa฀ besarnya฀ PAD฀ menjadi฀ salah฀ satu฀faktor฀penentu฀dalam฀menentukan฀alokasi฀belanja฀modal.฀Semakin฀besar฀ PAD฀yang฀diterima฀maka฀akan฀meningkatkan฀alokasi฀belanja฀modal฀daerah.฀

Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ beberapa฀ hasil฀ penelitian฀ diatas,฀ maka฀peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H1 : Pendapatan฀Asli฀Daerah฀berpengaruh฀positif฀terhadap฀Alokasi฀

Belanja฀Modal

2. ฀engaruh Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Modal

Menurut฀ PP฀ No.฀ 55฀ tahun฀ 2005฀ tentang฀ Dana฀ Perimbangan฀ menyebutkan฀ bahwa฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ bertujuan฀ untuk฀ pemerataan฀ kemampuan฀ keuangan฀ antar฀ daerah฀ melalui฀ penerapan฀ formula฀ yang฀ mempertimbangkan฀ kebutuhan฀ belanja฀ pegawai,฀ kebutuhan฀ fiskal,฀ dan฀ potensi฀ daerah.฀ Kebutuhan฀ daerah฀ dicerminkan฀ dari฀ luas฀ daerah,฀ keadaan฀ geografis,฀jumlah฀penduduk,฀tingkat฀kesehatan฀dan฀kesejahteraan฀masyarakat฀ di฀daerah,฀dan฀tingkat฀pendapatan฀masyarakat฀di฀daerah.฀Sedangkan฀kapasitas฀ fiskal฀dicerminkan฀dari฀Pendapatan฀Asli฀Daerah,฀Dana฀Bagi฀Hasil฀Pajak,฀dan฀ Sumber฀Daya฀Alam.฀

Hasil฀ penelitian฀ Pradita฀ (2013)฀ menyatakan฀ bahwa฀ terdapat฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ berpengaruh฀ positif฀ terhadap฀ Belanja฀ modal.฀ Akbar฀ (2012)฀ juga฀ menyatakan฀ dalam฀ penelitiannya฀ terdapat฀ pengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀antara฀Dana฀Alokasi฀Umum฀Terhadap฀Belanja฀Modal.฀Begitu฀pun฀ dengan฀ Sianipar฀ (2009)฀ menyatakan฀ bahwa฀ Dana฀฀ Alokasi฀ Umum฀ berpengaruh฀ signifikan฀ terhadap฀ pengalokasian฀ belanja฀ modal.฀ Hasil฀ penelitian฀ tersebut฀ menunjukkan฀ bahwa฀ pertimbangan฀ untuk฀ menentukan฀ besarnya฀alokasi฀modal฀akan฀sangat฀dipengaruhi฀sumber฀penerimaan฀DAU.฀ Semakin฀tinggi฀DAU฀maka฀akan฀mempengaruhi฀peningkatan฀alokasi฀belanja฀ modal.฀ Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ hasil฀ penelitian฀ sebelumnya,฀ maka฀ peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H2 : Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ berpengaruh฀ positif฀ terhadap฀ Alokasi฀

Belanja฀Modal

(8)

Dana฀ perimbangan฀ bertujuan฀ untuk฀ menciptakan฀ keseimbangan฀ keuangan฀antara฀pemerintah฀pusat฀dan฀daerah฀serta฀antar฀pemerintah฀daerah.฀ Dana฀ Alokasi฀ Khusus฀ sebagai฀ salah฀ satu฀ bentuk฀ Dana฀ Perimbangan฀ merupakan฀ dana฀ yang฀ dimaksudkan฀ untuk฀ mendanai฀ kegiatan฀ khusus฀ yang฀ menjadi฀ urusan฀ daerah฀ dan฀ merupakan฀ prioritas฀ nasional,฀ sesuai฀ dengan฀ fungsi฀ yang฀ merupakan฀ perwujudan฀ tugas฀ pemerintahan฀ di฀ bidang฀ tertentu,฀ khususnya฀ dalam฀ upaya฀ pemenuhan฀ kebutuhan฀ sarana฀ dan฀ prasarana฀ pelayanan฀dasar฀masyarakat.฀Pemanfaatan฀DAK฀diarahkan฀kepada฀kegiatan฀ investasi฀ pembangunan,฀ pengadaan,฀ peningkatan,฀ perbaikan฀ sarana฀ dan฀ prasarana฀ fisik฀ pelayanan฀ publik฀ dengan฀ umur฀ ekonomis฀ panjang.฀ Dengan฀ diarahkannya฀ pemanfaatan฀ DAK฀ untuk฀ kegiatan฀ tersebut฀ diharapkan฀ dapat฀ meningkatkan฀pelayanan฀publik฀yang฀direalisasikan฀dalam฀belanja฀modal.

Wandira฀ (2013)฀ menyebutkan฀ dalam฀ penelitiannya฀ bahwa฀ Dana฀ Alokasi฀ Khusus฀ berpengaruh฀ signifikan฀ terhadap฀ Belanja฀ Modal.฀ Sianipar฀ (2011)฀menyatakan฀juga฀Dana฀Alokasi฀Khusus฀berpengaruh฀secara฀signifikan฀ terhadap฀pengalokasian฀belanja฀modal.

Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ hasil฀ penelitian฀ tersebut,฀ maka฀ peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H3 : Dana฀ Alokasi฀ Khusus฀ berpengaruh฀ positif฀ terhadap฀ Alokasi฀

Belanja฀Modal

4. ฀engaruh Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Alokasi Belanja Modal

Menurut฀PP฀No฀55฀tahun฀2005฀menyebutkan฀Dana฀Bagi฀Hasil฀adalah฀ dana฀ yang฀ bersumber฀ dari฀ APBN฀ yang฀ dibagihasilkan฀ kepada฀ Daerah฀ berdasarkan฀angka฀persentase฀tertentu฀dengan฀memperhatikan฀potensi฀daerah฀ penghasil.฀Pemerintah฀daerah฀akan฀mampu฀menetapkan฀belanja฀modal฀yang฀ semakin฀besar฀jika฀anggaran฀DBH฀semakin฀besar฀pula,฀begitupun฀sebaliknya฀ semakin฀ kecil฀ belanja฀ modal฀ yang฀ akan฀ ditetapkan฀ jika฀ anggaran฀ DBH฀ semakin฀ kecil.฀ Menurut฀ Wandira฀ (2013)฀ menyebutkan฀ bahwa฀ DBH฀ berpengaruh฀signifikan฀terhadap฀belanja฀modal.

Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ hasil฀ penelitian฀ tersebut,฀ maka฀ peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H4 : Dana฀Bagi฀Hasil฀berpengaruh฀positif฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀

Modal.

5. ฀engaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Tahun Sebelumnya terhadap Alokasi Belanja Modal

(9)

sebagai฀ sumber฀ pendapatan฀ yang฀ diperlukan฀ daerah.฀ Rasio฀ Kemandirian฀ Daerah฀ mencerminkan฀ keadaan฀ otonomi฀ suatu฀ daerah฀ yang฀ diukur฀ dengan฀ besarnya฀PAD฀terhadap฀jumlah฀total฀pendapatan฀daerah.

Menurut฀ Sularso฀ dan฀ Restianto฀ (2011)฀ menyebutkan฀ dalam฀ penelitiannya฀Kemandirian฀Keuangan฀berpengaruh฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀ Modal.฀

Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ hasil฀ penelitian฀ tersebut,฀ maka฀ peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H5 : Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀

berpengaruh฀positif฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀Modal

6. ฀engaruh Tingkat Efektivitas Keuangan Daerah Tahun Sebelumnya terhadap Alokasi Belanja Modal.

Menurut฀ Ardhini฀ dan฀ Handayani฀ (2011)฀ menyebutkan฀ dalam฀ penelitiannya฀ bahwa฀ Efekivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ tahun฀ sebelumnya฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ Alokasi฀ Belanja฀ Modal฀ karena฀ ada฀ indikasi฀ bila฀ suatu฀ keuangan฀ daerah฀ dikatakan฀ efektif฀ maka฀ timbul฀ asumsi฀daerah฀tersebut฀merealisasikan฀jumlah฀anggaran฀belanja฀modal฀cukup฀ tinggi฀khususnya฀untuk฀kepentingan฀publik.

Berdasarkan฀ landasan฀ teori฀ dan฀ hasil฀ penelitian฀ tersebut,฀ maka฀ peneliti฀menetapkan฀hipotesis฀sebagai฀berikut:

H6 : Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ sebelumnya฀

berpengaruh฀positif฀terhadap฀Alokasi฀Belanja฀Modal

METODE ฀ENELITIAN

Penelitian฀ini฀merupakan฀penelitian฀kausalitas฀yang฀mempunyai฀sifat฀ pengujian฀ hipotesis฀ mengenai฀ pengaruh฀ Pendapatan฀ Asli฀ daerah,฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum,฀ Dana฀ Alokasi฀ Khusus,฀ Dana฀ Bagi฀ Hasil,฀ Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ dan฀ Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ terhadap฀Belanja฀Modal.

(10)

Metode฀ pengumpulan฀ data฀ yang฀ digunakan฀ adalah฀ metode฀ dokumentasi฀ yaitu฀ dengan฀ dengan฀ cara฀ mengumpulkan,฀ mencatat฀ dan฀ mengolah฀ data฀ yang฀ berkaitan฀ dengan฀ penelitian฀ yang฀ berasal฀ dari฀ sumber฀ data฀ sekunder.฀ Data฀ yang฀ digunakan฀ dalam฀ penelitian฀ ini฀ adalah฀ data฀ sekunder฀ yang฀ bersumber฀ dari฀ dokumen฀ Laporan฀ Realisasi฀ Anggaran฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ Tahun฀ Anggaran฀ 2009฀ –฀ 2013฀ yang฀ diperoleh฀ dari฀ situs฀ Dirjen฀ Perimbangan฀ Keuangan฀ Pemerintah฀Daerah฀melalui฀www.djpk.depkeu.go.id.

Variabel฀ dependen฀ yang฀ digunakan฀ dalam฀ penelitian฀ adalah฀ belanja฀ modal.฀Sedangkan,฀Variabel฀independen฀yang฀digunakan฀dalam฀penelitian฀ini฀ adalah฀Pendapatan฀Asli฀Daerah฀(PAD),฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU),฀Dana฀ Alokasi฀ Khusus฀ (DAK),฀ Dana฀ Bagi฀ Hasil฀ (DBH),฀ Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀Daerah฀dan฀Tingkat฀Efektivitas฀Keuangan฀Daerah.

Metode฀ analisis฀ statistik฀ dengan฀ menggunakan฀ software฀ SPSS฀ 17.฀ Sebelum฀data฀dianalisis,฀terlebih฀dahulu฀dilakukan฀uji฀asumsi฀klasik:

1.฀ Uji฀Asumsi฀Klasik฀

Sebelum฀ melakukan฀ pengujian฀ hipotesis฀ dengan฀ menggunakan฀ analisis฀ regresi฀ linear฀ berganda฀ perlu฀ dilakukan฀ terlebih฀ dahulu฀ uji฀ asumsi฀ klasik฀ meliputi฀ uji฀ normalitas,฀ uji฀ multikolinearitas,฀ uji฀ autokorelasi฀dan฀uji฀heterokedastisitas.

X1฀ =฀Pendapatan฀Asli฀Daerah฀(PAD)

X2฀ =฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU)

X3 =฀Dana฀Alokasi฀Khusus฀(DAK)

X4 =฀Dana฀Bagi฀Hasil฀(DBH)

X5 =฀Tingkat฀Kemandirian฀Keuangan฀Daerah฀Tahun฀Sebelumnya

X6 =฀Tingkat฀Efektivitas฀Keuangan฀Daerah฀Tahun฀Sebelumnya

e฀ =฀error

3. Koefisien฀Determinasi฀

(11)

4.฀ Uji฀F฀

Uji฀ F฀ digunakan฀ untuk฀ mengetahui฀ pengaruh฀ variabel฀ bebas฀ (independen)฀ terhadap฀ variabel฀ terikat฀ (dependen)฀ secara฀ simultan฀ atau฀bersama-sama฀ketentuannya฀yaitu฀jika฀F฀hitung฀lebih฀besar฀atau฀ sama฀ dengan฀ F฀ tabel฀ maka฀ tidak฀ terdapat฀ pengaruh฀ antara฀ variabel฀ bebas฀secara฀keseluruhan฀terhadap฀variabel฀terikat.

HASIL ฀ENELITIAN DAN ฀EMBAHASAN

A.1.Hasil ฀enelitian

A.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Hasil฀analisis฀deskriptif฀dapat฀dilihat฀pada฀tabel฀berikut:

Tabel 2

Hasil Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean DeviationStd.฀ X1 70 1510.00 285969.50 34262.7027 42483.58778 X2 70 185529.00 898337.14 454009.3823 1.55212E5 X3 70 18468.00 132045.41 62626.6997 24955.44218 X4 70 3664.23 84145.74 37105.7381 15251.27347

X5 70 .01 .19 .0455 .03163

X6 70 .54 3.72 1.3678 .70286

Y 70 46904.72 392503.01 179205.9912 73588.05579

Berdasarkan฀tabel฀2฀diatas,฀dengan฀jumlah฀sampel฀sebanyak฀70฀yaitu฀ jumlah฀ sampel฀ yang฀ berasal฀ dari฀ data฀ Laporan฀ Realisasi฀ Anggaran฀ (LRA)฀ pada฀ 14฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ selama฀ kurun฀ 5฀ (lima)฀ tahun฀ dari฀ tahun฀ 2009฀ sampai฀ dengan฀ 2013฀ diketahui฀ nilai฀ maksimum,฀minimum,฀nilai฀rata-rata฀dan฀standar฀deviasi.฀

A.1.2 Uji Normalitas

(12)

Tabel 3

Hasil ฀engujian Normalitas Kolmogorov Smirnov

Unstandardize d฀Residual

N 70

Normal฀Parametersa,,b Mean .0000000

Std.฀Deviation 3.92769021E4 Most฀Extreme฀

Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.043

Kolmogorov-Smirnov฀Z .709

Asymp.฀Sig.฀(2-tailed) .695

A.1.3 Uji Multikolinearitas

Tabel 4

Hasil ฀engujian Multikolinearitas

Model Collinearity฀Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

X1 .181 5.521

X2 .234 4.277

X3 .328 3.046

(13)

Pada฀ tabel฀ 4฀ Hasil฀ Pengujian฀ Multikolinearitas฀ diatas,฀ diketahui฀ bahwa฀ nilai฀ VIF฀ dari฀ masing-masing฀ variabel฀ independen฀ lebih฀ kecil฀ dari฀ pada฀ 10.฀ Dengan฀ demikian฀ dapat฀ disimpulkan฀ bahwa฀ di฀ antara฀ variabel฀ independen฀ tersebut฀ tidak฀ ada฀ korelasi฀ atau฀ tidak฀ terjadi฀ Multikolinearitas฀ pada฀model฀regresi฀linier.

A.1.4 Uji Autokorelasi

Tabel 5

Hasil ฀engujian Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.620

Berdasarkan฀ tabel฀ 5฀ diatas฀ didapatkan฀ nilai฀ Durbin฀ Watson฀ sebesar฀ 1,620฀dan฀nilai฀tersebut฀terletak฀antara฀dL฀dan฀(4-DU)฀atau฀1,432<฀1,620฀<฀ 2,198฀maka฀dapat฀disimpulkan฀bahwa฀dalam฀regresi฀linier฀ini฀tidak฀terdapat฀ Autokorelasi฀atau฀bebas฀dari฀autokorelasi.

A.1.5 Uji Heteroskedastisitas

(14)

Berdasarkan฀Gambar฀1฀Grafik฀Scatter,฀menunjukkan฀bahwa฀tidak฀ada฀ pola฀ tertentu฀ karena฀ titik฀ menyebar฀ tidak฀ beraturan฀ di฀ atas฀ dan฀ di฀ bawah฀ sumbu฀ 0฀ pada฀ sumbu฀ Y.฀ Maka฀ dapat฀ disimpulkan฀ tidak฀ terdapat฀ heteroskedastisitas.

A.1.6 Hasil Analisis Regresi Berganda Tabel 6

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized฀ Coefficients

Standardize d฀

Coefficients T Sig.

B Std.฀Error Beta

1 (Constan

t) -7360.079 22115.732 -.333 .740

X1 .922 .274 .532 3.370 .001

X2 .135 .066 .284 2.042 .045

X3 1.020 .346 .346 2.948 .004

(15)

Berdasarkan฀ tabel฀ 6฀ diatas,฀ dapat฀ dibuat฀ persamaan฀ regresi฀ untuk฀ model฀penelitian฀sebagai฀berikut:

Y = -7360.079 + 0,922X1+ 0,135X2 +1,02X3 + 0,87X4 – 439338,276X5 +12945,562X6

A.1.7 Koefisien Determinasi

Berdasarkan฀ tabel฀ 7฀ hasil฀ pengolahan฀ data฀ dibawah฀ ini,฀ diketahui฀ nilai฀Adjusted R Square sebesar฀0,688฀atau฀68,8%฀yang฀menunjukkan฀bahwa฀ variabel฀ x฀ (independen)฀ yang฀ diteliti฀ memiliki฀ pengaruh฀ kontribusi฀ sebesar฀ 68,8%฀terhadap฀variabel฀Y,฀sedangkan฀sisa฀sebesar฀31,2%฀dipengaruhi฀oleh฀ faktor-faktor฀lain฀diluar฀variabel฀independen฀yang฀diteliti.

Tabel 7

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Mo

del R SquareR฀

Adjust ed฀R฀ Squar

e Std.฀Error฀of฀the฀Estimate Change฀Statistics R฀

Squar e฀ Chang

e Change df1F฀ df2 ChangeSig.฀F฀ 1 .846a .715 .688 41104.70129 .715 26.358 6 63 .000

A.1.8 Hasil Uji F

Tabel 8 Hasil Uji F

Model SquaresSum฀of฀ Df Mean฀Square F Sig.

(16)

Berdasarkan฀tabel฀8฀Hasil฀Uji฀F฀di฀atas,฀diketahui฀nilai฀signifikansi฀F฀ sebesar฀0,000฀di฀bawah฀0,05฀atau฀Fhitung฀sebesar฀26,358฀diatas฀Ftabel฀sebesar฀

2,226฀ yang฀ berarti฀ semua฀ variabel฀ independen฀ yaitu฀ PAD,฀ DAU,฀ DAK,฀ DBH,฀ Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀ dan฀ Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀ secara฀ simultan฀ berpengaruh฀secara฀signifikan฀terhadap฀variabel฀Alokasi฀Belanja฀Modal.

A.1.9 Hasil Uji t

Tabel 9 Hasil Uji t

Variabel Sig Α Keterangan

X1 0.000 0,05 H0฀Ditolak

X2 0.023 0,05 H0฀Ditolak

X3 0,002 0,05 H0฀Ditolak

X4 0,027 0,05 H0฀Ditolak

X5 0,098 0,05 H0฀Diterima

X6 0,049 0,05 H0฀Ditolak

(17)

B.2. ฀EMBAHASAN

B.2.1 ฀engaruh ฀AD terhadap Alokasi Belanja Modal

Hasil฀ pengujian฀ hipotesis฀ menunjukkan฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD)฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀ belanja฀ modal.฀ Hal฀ tersebut฀ menunjukkan฀ bahwa฀ peningkatan฀ dana฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ yang฀ berasal฀ dari฀ sumber฀ penerimaan฀asli฀daerah฀selama฀kurun฀waktu฀tahun฀2009฀sampai฀dengan฀2013฀ telah฀digunakan฀secara฀tepat฀untuk฀membiayai฀pembangunan฀daerah฀maupun฀ peningkatan฀ sarana฀ dan฀ prasarana฀ dengan฀ meningkatkan฀ alokasi฀ belanja฀ modal฀dalam฀rangka฀memberikan฀pelayanan฀kepada฀publik.฀฀฀

Hal฀tersebut฀sejalan฀dengan฀penelitian฀yang฀dilakukan฀oleh฀Sianipar฀ (2011)฀ yang฀ menyebutkan฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ berpengaruh฀ secara฀ signifikan฀dan฀positif฀terhadap฀belanja฀modal.

B.2.2 ฀engaruh DAU terhadap Alokasi Belanja Modal

Hasil฀pengujian฀hipotesis฀menunjukkan฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU)฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀ belanja฀ modal.฀ Hal฀ tersebut฀ menunjukkan฀ bahwa฀ peningkatan฀ dana฀ transfer฀ pemerintah฀ pusat฀ kepada฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ selama฀ kurun฀ waktu฀ tahun฀ 2009฀ sampai฀ dengan฀ 2013฀ dalam฀ rangka฀ mengurangi฀ kesenjangan฀ pembangunan฀ antar฀ daerah,฀ selain฀ digunakan฀ untuk฀ alokasi฀ belanja฀ pegawai฀ juga฀ dialokasikan฀ untuk฀ peningkatan฀ belanja฀ modal฀ guna฀ meningkatkan฀ sarana฀ dan฀ prasarana฀ pelayanan฀ kepada฀ publik.฀ Pemerintah฀ kabupaten/kota฀di฀provinsi฀Kalimantan฀Barat฀dalam฀hal฀ini฀masih฀memiliki฀ ketergantungan฀terhadap฀dana฀transfer฀yang฀diberikan฀oleh฀pemerintah฀pusat฀ dalam฀ rangka฀ membiayai฀ pembangunan฀ infrastruktur฀ maupun฀ sarana฀ dan฀ prasarana.฀semakin฀besar฀Dana฀Alokasi฀Umum฀(DAU)฀yang฀diberikan฀oleh฀ pemerintah฀ pusat,฀ maka฀ akan฀ semakin฀ besar฀ pula฀ meningkatkan฀ dana฀ yang฀ akan฀dialokasikan฀untuk฀belanja฀modal.฀฀

Hasil฀ penelitian฀ ini฀ sejalan฀ dengan฀ penelitian฀ yang฀ dilakukan฀ oleh฀ Sianipar฀ (2011)฀ yang฀ menyebutkan฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ (DAU)฀ berpengaruh฀signifikan฀terhadap฀Belanja฀Modal.฀Kemudian฀penelitian฀yang฀ dilakukan฀ oleh฀ Ardhani฀ (2011)฀ menyebutkan฀ juga฀ bahwa฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ (DAU)฀ berpengaruh฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀ anggaran฀ Belanja฀ Modal.฀

B.2.3 ฀engaruh DAK terhadap Alokasi Belanja Modal

(18)

tersebut฀ menunjukkan฀ bahwa฀ peningkatan฀ dana฀ transfer฀ pemerintah฀ pusat฀ kepada฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀ di฀ provinsi฀ Kalimantan฀ Barat฀ selama฀ kurun฀ waktu฀ tahun฀ 2009฀ sampai฀ dengan฀ 2013฀ dalam฀ rangka฀ membiayai฀ kegiatan฀khusus฀yang฀merupakan฀urusan฀daerah฀dan฀sesuai฀dengan฀prioritas฀ nasional฀ telah฀ digunakan฀ secara฀ tepat฀ untuk฀ peningkatan฀ sarana฀ dan฀ prasarana฀ maupun฀ pembangunan฀ infrastruktur฀ melalui฀ peningkatan฀ alokasi฀ belanja฀modal.฀Hal฀tersebut฀sejalan฀dengan฀tujuan฀pemberian฀Dana฀Alokasi฀ Khusus฀ (DAK)฀ kepada฀ pemerintah฀ daerah฀ yaitu฀ dalam฀ rangka฀ mendanai฀ kegiatan฀penyediaan฀sarana฀dan฀prasarana฀fisik฀pelayanan฀dasar฀masyarakat฀ yang฀merupakan฀urusan฀daerah,฀terutama฀infrastruktur.฀Semakin฀besar฀Dana฀ Alokasi฀ khusus฀ yang฀ diberikan฀ oleh฀ pemerintah฀ pusat฀ kepada฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀di฀provinsi฀Kalimantan฀Barat,฀maka฀akan฀dialokasikan฀untuk฀ meningkatkan฀belanja฀modal.

Hasil฀ penelitian฀ ini฀ sejalan฀ dengan฀ hasil฀ penelitian฀ Sianipar฀ (2011)฀ dan฀ Wandira฀ (2013)฀ menyebutkan฀ DAK฀ berpengaruh฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀belanja฀modal/belanja฀modal.

B.2.4 ฀engaruh DBH terhadap Alokasi Belanja Modal

Hasil฀ pengujian฀ hipotesis฀ menunjukkan฀ Dana฀ Bagi฀ Hasil฀ (DBH)฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀ belanja฀ modal.฀ Hal฀ tersebut฀menunjukkan฀bahwa฀kenaikan฀atau฀penurunan฀DBH฀yang฀diterima฀ pemerintah฀kabupaten/kota฀selama฀kurun฀waktu฀tahun฀2009฀sampai฀dengan฀ 2013฀mempengaruhi฀peningkatan฀atau฀penurunan฀belanja฀modal.฀Dana฀Bagi฀ Hasil฀ (DBH)฀ merupakan฀ sumber฀ penerimaan฀ daerah฀ yang฀ berasal฀ dari฀ pendapatan฀ pemerintah฀ pusat฀ yang฀ bersumber฀ dari฀ pajak฀ dan฀ sumber฀ daya฀ alam.฀ Dana฀ Bagi฀ Hasil฀ diberikan฀ kepada฀ pemerinah฀ daerah฀ berdasarkan฀ prosentase฀tertentu฀daerah฀penghasil.

Hasil฀ penelitian฀ ini฀ sejalan฀ dengan฀ hasil฀ penelitian฀ Wandira฀ (2013)฀ menyebutkan฀bahwa฀DBH฀berpengaruh฀signifikan฀terhadap฀belanja฀modal.

B.2.5 ฀engaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Tahun Sebelumnya terhadap Alokasi Belanja Modal

(19)

keuangan฀ daerah฀฀ menggambarkan฀ kemampuan฀ pemerintah฀ daerah฀ dalam฀ membiayai฀ sendiri฀ kegiatan฀ pemerintahan,฀ pembangunan฀ dan฀ pelayanan฀ kepada฀masyarakat.฀Semakin฀tingggi฀tingkat฀kemandirian฀suatu฀daerah,฀maka฀ tingkat฀ketergantungan฀terhadap฀bantuan฀pemerintah฀pusat฀semakin฀rendah,฀ begitupun฀ sebaliknya.฀ Tingkat฀ kemandirian฀ keuangan฀ daerah฀ yang฀ rendah฀ menunjukkan฀rendahnya฀partisipasi฀masyarakat฀dalam฀membayar฀pajak฀dan฀ retribusi฀ daerah,฀ maupun฀ kontribusi฀ BUMD/BUMN/perusahaan฀ swasta฀ dalam฀memberikan฀bagian฀laba฀kepada฀pemerintah฀daerah.

Hasil฀ penelitian฀ ini฀ sejalan฀ dengan฀ hasil฀ penelitian฀ dengan฀ Fitri฀ (2013)฀ serta฀ Ardhini฀ dan฀ Handayani฀ (2011)฀ yang฀ menyebutkan฀ Rasio฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ tidak฀ berpengaruh/signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀belanja฀modal.

B.2.6 ฀engaruh Tingkat Efektivitas Keuangan Daerah Tahun Sebelumnya terhadap Alokasi Belanja Modal

Hasil฀ pengujian฀ hipotesis฀ menunjukkan฀ Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀alokasi฀belanja฀modal.฀Hal฀tersebut฀menunjukkan฀bahwa฀kenaikan฀ atau฀ penurunan฀ Tingkat฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀ mempengaruhi฀keputusan฀pemerintah฀kabupaten/kota฀di฀provinsi฀Kalimantan฀ Barat฀ selama฀ kurun฀ waktu฀ tahun฀ 2009฀ sampai฀ dengan฀ 2013฀ untuk฀ meningkatkan฀ atau฀ menurunkan฀ alokasi฀ belanja฀ modal.฀ Hasil฀ statistik฀ deskriptif฀ menunjukkan,฀ secara฀ rata-rata฀ kemampuan฀ pemerintah฀ kabupaten/kota฀di฀provinsi฀Kalimantan฀Barat฀selama฀kurun฀waktu฀tahun฀2008฀ sampai฀ dengan฀ 2012฀ dalam฀ merealisasikan฀ PAD฀ sangat฀ efektif,฀ sehingga฀ mempengaruhi฀ peningkatan฀ atau฀ penurunan฀ alokasi฀ belanja฀ modal฀ tahun฀ berjalan.฀ Hasil฀ penelitian฀ ini฀ sejalan฀ dengan฀ hasil฀ penelitian฀ Ardhini฀ dan฀ Handayani฀ (2011)฀ yang฀ menyebutkan฀ Efektivitas฀ Keuangan฀ Daerah฀ tahun฀ sebelumnya฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ alokasi฀ belanja฀ modal.

KESIM฀ULAN DAN SARAN

Kesimpulan฀dari฀penelitian฀ini฀adalah฀lima฀variabel฀yaitu฀PAD,฀DAU,฀ DAK,฀DBH,฀dan฀Tingkat฀Efektivitas฀Keuangan฀Daerah฀Tahun฀Sebelumnya฀ secara฀ parsial฀ berpengaruh฀ positif฀ dan฀ signifikan฀ terhadap฀ Belanja฀ Modal,฀ sedangkan฀ variabel฀ Tingkat฀ Kemandirian฀ Keuangan฀ Daerah฀ Tahun฀ Sebelumnya฀secara฀parsial฀tidak฀berpengaruh฀terhadap฀Belanja฀Modal.

(20)

sehingga฀hasil฀yang฀didapatkan฀belum฀menggambarkan฀secara฀maksimal฀dan฀ masih฀ terdapat฀ variabel฀ lain฀ yang฀ tidak฀ dimasukkan฀ ke฀ dalam฀ penelitian,฀ sehingga฀ masih฀ belum฀ menggambarkan฀ faktor-faktor฀ yang฀ mempengaruhi฀ alokasi฀belanja฀modal฀secara฀lebih฀lengkap.

Berdasarkan฀ keterbatasan฀ tersebut,฀ bagi฀ peneliti฀ selanjutnya฀ diharapkan฀ agar฀ mempertimbangkan฀ variabel฀ independen฀ lain฀ seperti฀ jenis฀ penerimaan฀ daerah฀ lainnya,฀ pertumbuhan฀ ekonomi฀ dan฀ ukuran฀ pencapaian฀ kinerja฀lainnya฀yang฀dapat฀mempengaruhi฀alokasi฀Belanja฀Modal฀Pemerintah฀ Daerah,฀ sehingga฀ penelitian฀ selanjutya฀ dapat฀ menggambarkan฀ secara฀ lebih฀ lengkap฀faktor-faktor฀yang฀dapat฀mempengaruhi฀alokasi฀belanja฀modal.

DAFTAR ฀USTAKA

Ardhini฀dan฀Handayani.฀2011.฀Pengaruh฀Rasio฀Keuangan฀Daerah฀Terhadap฀ Belanja฀ Modal฀ untuk฀ Pelayanan฀ Publik฀ dalam฀ Perspektik฀ Teori฀ Keagenan.฀Jurnal฀Universitas฀Diponegoro,฀Semarang

Fitri,฀ Vella฀ Kurniasih.฀ 2013.฀ Pengaruh฀ Rasio฀ Keuangan,฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD)฀ dan฀ Dana฀ Alokasi฀ Umum฀ (DAU)฀ terhadap฀ Alokasi฀ Belanja฀Modal฀pada฀Kabupaten/Kota฀di฀Provinsi฀Riau฀Tahun฀2009฀–฀ 2012.฀Jurnal฀Universitas฀Riau,฀Pekanbaru

Ghozali,฀Imam.฀2005.฀Aplikasi฀Analisis฀Multivariate฀dengan฀program฀SPSS.฀ Edisi฀Ketiga.฀BP฀Universitas฀Diponegoro:฀Semarang.

Ghozali,฀ Imam.฀ 2006.฀Statistik Multivariat SPSS. Penerbit฀ BP฀ Universitas฀ Diponegoro:฀Semarang.

(21)

Halim,฀ Abdul.฀ 2004.฀ Akuntansi฀ Keuangan฀ Daerah.฀ Edisi฀ Revisi.฀ Jakarta:฀ Salemba฀Empat.

Halim,฀ Abdul.฀ 2008.฀ Analisis฀ Investasi฀ (Belanja฀ Modal)฀ Sektor฀ Publik-฀ Pemerintah฀Daerah.฀Yogyakarta:฀UPP฀STIM฀YKPN.

Kuncoro,฀Mudrajat฀.฀2004.฀Otonomi฀dan฀Pembangunan฀Daerah,฀Reformasi,฀ Perencanaan,฀Strategi฀dan฀Peluang.฀Jakarta:฀Airlangga.

Mahmudi.฀2010.฀Manajemen฀Keuangan฀Daerah. Jakarta:฀Erlangga. Mardiasmo.฀2009.฀Akuntansi฀Sektor฀Publik.฀Yogyakarta:฀Penerbit฀Andi. Peraturan฀Pemerintah฀Nomor฀55฀Tahun฀2005฀Tentang฀Dana฀Perimbangan. Peraturan฀ Pemerintah฀ Nomor฀ 71฀ Tahun฀ 2010฀ Tentang฀ Standar฀ Akuntansi฀

Pemerintah.

Peraturan฀Menteri฀Dalam฀Negeri฀Nomor฀13฀Tahun฀2006฀Tentang฀Pedoman฀ Pengelolaan฀Keuangan฀Daerah.

Peraturan฀ Direktur฀ Jenderal฀ Nomor฀ 33฀ Tahun฀ 2008฀ Tentang฀ Pedoman฀ Penggunaan฀Akun฀Pendapatan,฀Belanja฀Pegawai,฀Belanja฀Barang฀dan฀ Belanja฀Modal฀sesuai฀dengan฀PMK฀Nomor฀91฀Tahun฀2007฀Tentang฀ Bagan฀Akun฀Standar.

Rubin,฀ Irene฀ S.฀ 1993.฀ ฀he Politics of Public Budgeting: Getting and Spending, Borrowing and Balancing. Second฀ edition.฀ Chatam,฀ NJ:฀ Chatham฀House฀Publishers,฀Inc.

Sianipar,฀ Eva฀ Septriani.฀ 2011.฀ Analisis฀ Pengaruh฀ Pendapatan฀ Asli฀ Daerah฀ (PAD)฀ dan฀ Dana฀ Perimbangan฀ terhadap฀ Pengalokasian฀ Belanja฀ Modal฀pada฀Kabupaten/Kota฀di฀Sumatera฀Utara.฀Skripsi฀Universitas฀ Negeri฀Sumatera฀Utara,฀Medan.

Sularso,฀ Havid฀ &฀ Restianto,฀ Yanuar.฀ 2011.฀ Pengaruh฀ Kinerja฀ Keuangan฀ terhadap฀ Alokasi฀ Belanja฀ Modal฀ dan฀ Pertumbuhan฀ Ekonomi฀ Kabupaten/Kota฀ di฀ Jawa฀ Tengah.฀ Jurnal฀ Universitas฀ Jenderal฀ Soedirman,฀Purwokerto.

Undang-฀undang฀Nomor฀17฀Tahun฀2003฀Tentang฀Keuangan฀Negara. Undang-undang฀Nomor฀32฀tahun฀2004฀Tentang฀Pemerintahan฀Daerah.

Undang-undang฀ Nomor฀ 33฀ tahun฀ 2004฀ tentang฀ Perimbangan฀ Keuangan฀ Pemerintah฀Pusat฀dan฀Daerah.

Website Direktorat฀ Jenderal฀ Keuangan฀ Daerah฀ Kementerian฀ Dalam฀ Negeri฀ yang฀ diakses฀ melalui฀ http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/41-belanja-modal-pemda-harus-capai-30฀persen.

Website Infobanknews฀ yang฀ diakses฀ melalui฀

(22)

Website Direktorat฀ Jenderal฀ Perimbangan฀ Keuangan฀ yang฀ diakses฀ melalui฀

www.djpk.depkeu.go.id

Gambar

Tabel 1฀ersentase Alokasi Belanja Modal pada ฀emerintah
Tabel 2Hasil Statistik Deskriptif
Tabel 3Hasil ฀engujian Normalitas Kolmogorov Smirnov
Gambar 1Grafik Scatter
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer berupa wawancara dengan form kuisioner kepada 45 responden petani tanaman jagung di lahan kering Kecamatan

Sebuah sampel yang berubah-ubah termasuk kelas i dengan probabilitas si/s, dimana s adalah jumlah dari sampel-sampel dalam kumpulan S.. Sj berisi sij

Berdasarkan hasil dari siklus 1 dan siklus 2 yang telah dilakukan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan: (1) Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang

Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara jenis FMA dan dosis pupuk NPK yang digunakan sehingga dapat disimpulkan (1) respon bibit kelapa sawit terhadap

Tidak hanya itu, penulis juga memiliki pengeahuan yang cukup tentang Bukittinggi, dikarenakan penulis adalah keturunan asli dari masyarakat Minangkabau yang berada di

Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah tata cara untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang

lycopersicum L.) terhadap pemberian jamur Trichoderma sp dengan hasil yang tertinggi didapat pada perlakuan P4 (80 g pelet Trichoderma sp/ kg tanah) yang menghasilkan rata-rata

Terdapat empat KD yang tercantum di buku teks Matematika untuk siswa kelas VII bab II Bilangan, yaitu (1) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan dan