• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Silika Gel dari Abu Vulkanik Gunung Kelud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sintesis Silika Gel dari Abu Vulkanik Gunung Kelud"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sintesis Silika Gel dari Abu Vulkanik Gunung Kelud

Etifebriani

1

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Telah dilakukan penelitian mengenai sintesis silika gel dari abu vulkanik

Gunung Kelud. Pemilihan abu vulkanik didasarkan pada kelimpahan jumlah silika

pada abu vulkanik. Proses sintesis dilakukan dengan metode sol gel, melalui

pembentukan prekursor natrium silikat, dengan perbandingan NaOH dan abu

vulkanik adalah 1:1 dan 2:1

Karakteristik produk sintesis silika gel dipelajari dengan FTIR, SEM-EDX

dan BET. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa serapan siloksan (Si-O-Si)

diperlihatkan pada bilangan gelombang 1000-1100 cm

-1

. Hal ini diperkuat dengan

serapan siloksan deformasi pada 450-478 cm

-1

. Berdasarkan pengujian menggunakan

SEM-EDX, ukuran partikel berkisar masih pada satuan 1 – 5 mikrometer (1000 nm –

5000 nm). Luas permukaan dari silika gel hasil sintesis 1:1 yaitu 252.876 m²/g

sedangkan untuk perbandingan 1:2 yaitu 171.517 m²/g.

Kata kunci : silika gel, sol gel, karakteristik

Abstract

Synthesis of silica gel from volcanic ash of Mt. Kelud was studied. Choosing

of volcanic ash based on the number of silica compound on it. Synthesis was done by

sol gel process, passed through of making sodium silicate with ratios of destructor

sodium hidroxide were 1:1 and 2:1.

Characterization of the products was learnt by FTIR, SEM-EDX and BET.

The results show, FTIR method presents siloxane absorbance on wavenumber

1000-1100 cm-1. It was strengthened on 450-478 which is deformation absorbance of

siloxane. By Sem-EDX method, particle size of silica gel was around 1 – 5

micrometres (1000 – 5000 nm). Surface area was detected by BET method and given

by 252.876 m

2

/g for 1:1 and 171.517 m

2

/g for 1:2.

Keyword : silica gel, sol gel, characteristic

1. PENDAHULUAN

Salah satu sumber silika alam yang sudah diketahui adalah abu vulkanik, abu layang batubara, pasir kuarsa dan abu sekam padi. Sekam padi mengandung silika sebesar 94,4% (Foletto, 2006), pasir kuarsa sekitar 55,3-99,87% (Fairus, dkk., 2009), Abu layang batubara

(2)

mengandung silika dan alumina sekitar 80% (Kumalasari, 2011) dan abu vulkanik sekitar 54,56% (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Pemanfaatan dan penelitian yang kurang dari sumber silika tersebut dan masih menjadi topik yang pantas untuk dibicarakan adalah abu vulkanik.

Abu vulkanik adalah salah satu jenis material yang dikeluarkan (disemburkan) oleh gunung berapi saat terjadi erupsi (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Abu vulkanik – salah satu material yang dihempaskan ke udara – belum dapat dipecahkan permasalahannya dan cenderung memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Di sisi lingkungan, banyak biota perairan yang mati karena tempat hidupnya tertutup oleh abu vulkanik, peningkatan kekeruhan di perairan serta kerusakan ekosistem.

Silika sebagai salah satu oksida logam yang melimpah di dalam abu vulkanik dapat dimanfaatkan sebagai material dasar sintesis silika gel dengan metode simultan melalui pembentukan prekursor alkali silikat. Natrium silikat dapat diubah menjadi silika gel dengan proses kondensasi dan hidrolisis menggunakan pelarut, baik polar maupun non polar. Dengan mengekstraksi silika pada keadaan alkalis, akan terbentuk natrium silikat (Uhlmann and Kreidhl, 1980). Natrium silikat akan mengalami proses polimerisasi untuk membentuk silika gel pada beberapa perbedaan pH dan pelarut. Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan abu vulkanik telah dilaporkan sebagai bahan dasar pembuatan material adsorben. (Kusumastuti, 2012) melaporkan tentang pemanfaatan abu vulkanik sebagai bahan dasar geopolimer, yakni polimer anorganik aluminosilikat dengan pelebur NaOH. Djumat (2013) juga melaporkan tentang pemanfaatan abu vulkanik untuk sintesis nano silika gel.

Tujuan penelitian ini adalah mensintesis silika gel melalui proses sol gel (simultan) dengan variasi destruktor NaOH dan abu vulkanik serta mengetahui karakteristik produk hasil sintesis.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Material dan Reagen

Abu vulkanik Gunung Kelud, NaOH, akua demineral, HCl, etanol

2.2 Ekstraksi Silika

Abu vulkanik dibersihkan dan disaring 100 mesh lalu dioven selama 1 jam pada suhu

110oC. Abu vulkanik hasil pemanasan dicampur dengan NaOH pada perbandingan 1:1 dan

(3)

dari pemanasan dilarutkan dengan akua demineral, sehingga didapat perbandingan molar yang tepat. Larutan dipisahkan dari campuran dan didapat natrium silikat.

2.3 Sintesis Silika Gel.

Natrium silikat hasil ekstraksi silika pada abu vulkanik ditambahkan dengan HCl 1M (akua demineral : etanol = 4 :1) tetes demi tetes. Penambahan dilakukan hingga pH 7 dan didapat gel yang konstan. Agitasi dilakukan selama 18 – 24 jam untuk mendapatkan gel yang padu. Gel yang didapat dinetralkan dengan akua demineral dan dikeringkan pada suhu

110oC selama 2 jam. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan FTIR, SEM-EDX dan BET.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekstraksi Silika dan Sintesis Silika Gel

Ekstraksi silika dilakukan sekaligus sebagai jalur pembentukan prekursor natrium silikat. Tahap ekstraksi dilakukan dengan ekstraktor NaOH. Penggunaan ekstraktor basa dipercaya dapat mengambil silika dengan baik.

Transformasi natrum silikat ke silika gel melibatkan proses hidrolisis dan kondensasi yang dipengaruhi oleh salah satunya oleh pH. Pengaruh perubahan pH akan mempengaruhi besar agregat partikel silika gel. Pemilihan katalis asam untuk sintesis silika gel, didasarkan pada reaksi hidrolisis yang berlangsung secara baik pada kondisi asam. Akan tetapi proses kondensasi berlangsung lambat, sehingga menjadi tahapan penentu laju. Jika campuran pada kondisi mendekati netral, hidrolisis berlangsung lambat dan kondensasi berlangsung cepat, sedangkan bila digunakan katalis basa, hidrolisis berlangsung cepat kondensasi pun berlangsung cepat, agregat gel yang terbentuk memiliki porositas yang besar (Ishizaki dkk., 1998). Hidrolisis yang cepat akan membentuk silanol yang cukup banyak. Keadaan di bawah netral (asam) partikel kecil hasil hidrolisis akan saling terhubung dengan proses kondensasi membentuk Si-O-Si, cincin koloid. Masing-masing cincin akan saling berikatan membentuk jaringan tiga dimensi, mengubah sol ke bentuk gel. Kecepatan kondensasi menurun seiring pertambahan jumlah cincin siloksan di sekitar atom pusat Si. Akibatnya cabang berlangsung lemah, cenderung linier. Jika digunakan pH yang tinggi, partikel akan bermuatan negatif, saling tolak menolak antara sesama. (Vansant dkk., 1995; Gawel dkk., 2010)

(4)

3.2 Karakterisasi Silika Gel

Serapan pada panjang gelombang 3448 cm-1dan 3464 cm-1 merupakan serapan dari

gugus silanol O-H yang dimungkinkan bertumpang tindih dengan OH dari air. Hal ini

diperkuat oleh serapan pada panjang gelombang 1635 cm-1, yang merupakan serapan OH

tekuk silanol serta serapan khusus dan penciri silanol adalah pada panjang gelombang 3749

cm-1, yang merupakan silanol terminal.

Serapan siloksan (Si-O-Si) diperlihatkan pada panjang gelombang 1000-1100 cm-1. Hal

ini diperkuat dengan serapan siloksan deformasi pada 450-478 cm-1 (Nassar dkk., 1999;

Tshavhungwe and Coville, 2005).

Gambar 1. FTIR Silika Gel Hasil Sintesis. a) perbandingan 1:1, b) perbandingan 1:2 Berdasarkan pengujian menggunakan SEM-EDX, penampang permukaan silika gel berkisar masih pada satuan 1 – 5 mikrometer (1000 nm – 5000 nm). Besar partikel cukup besar karena dimungkinkan pembentukan agregat silika gel terlampau cepat, sehingga proses gelasi membutuhkan waktu cepat. Sedangkan profil kandungan silika gel, jumlah silika berkisar 13-15%. Lebih tinggi dicapai jumlah kadar Si dengan perbandingan 1:1, yang menandakan kandungan Si baik dalam bentuk siloksan maupun silanol lebih banyak pada perbandingan 1:1 dibanding 1:2. Akan tetapi jumlah beberapa pengotor masih cukup banyak. Proses ekstraksi dimungkinkan berjalan dengan baik untuk Si, akan tetapi belum dapat mengekstrak silika saja. Kadar karbon yang tinggi dimungkinkan berasal dari etanol pada proses sol gel.

(5)

Gambar 2. Penampang Silika Gel (Rasio 1:1) SEM-EDX

Gambar 3. Penampang Silika Gel (Rasio 1:2) SEM-EDX

Luas permukaan silika gel dipelajari melalui isoterm BET dengan adsorpsi nitrogen. Proses adsorpsi dilakukan pada nitrogen dan tidak melalui proses desorpsi sehingga tidak didapat nilai histerisis adsorpsi. Berdasarkan pengujian adsorpsi nitrogen, didapatkan nilai luas permukaan silika gel adalah 252,876 m2/g untuk perbandingan 1:1 dan 171,517 m2/g

untuk rasio 1:2.

Silika gel 1:1 Silika Gel 1:2

(6)

4. KESIMPULAN

Penelitian sintesis silika gel dari abu vulkanik Gunung Kelud menghasilkan silika gel dengan karakteristik yang baik akan tetapi kurang maksimal untuk luas permukaan. Luas permukaan yang dihasilkan adalah kisaran 170 m2/g hingga 250 m2/g dengan ukuran partikel 1 – 5 mikrometer.

5. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan variasi destruktor serta desorpsi nitrogen untuk mengetahui karakteristik global mengenai pori – pori permukaan silika gel.

DAFTAR PUSTAKA

Djumat, H. D., 2013, Sintesis Nano Silika Gel Dari Abu Gunungapi Merapi dengan

Polietilen Glikol P-(1,1,3,3-tetrametilbutil)-fenil eter (Triton X-100), Thesis, UGM,

Yogyakarta

Fairus, F., Haryono, Sugito, M. H., dan Sudrajat, A., 2009, Proses Pembuatan Waterglass dari Pasir Silika dengan Pelebur Natrium Hidroksida, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 8 (2) : 56 – 62

Foletto, E. L., Ederson, G., Leonardo, H., and Sergio, J., 2006, Conversion of Rice Hull Ash into Sodium Silicate, Material Research, 9 (3) : 335 – 338

Gawel, B., Gawel, K., and Oye, G., 2010, Sol-Gel Synthesis of Non-Silica Monolithic Materials, Materials, 3, 2815-2833.

Ishizaki, K., Komarneni, S., and Nanko, M., 1998, Porous Material: Process Technology

and Application, Kluwer Academic Publisher, Netherland.

Kumalasari, H., 2011, Sintesis Silika Gel dari Abu Layang Batubara dan Uji Adsorpsinya terhadap Ion Logam Timbal (II), Skripsi, Fakultas MIPA, UNY, Yogyakarta.

Kusumastuti, E., 2012, Pemanfaatan Abu Vulkanik Gunung Merapi sebagai Geopolimer (Suatu Polimer Anorganik Aluminosilikat), Jurnal MIPA 35 (1) : 66-76.

Nassar, E. J., Neri, C. R., Cale, P. S., and Serra, O. A., 1999, Functionalized Silica Synthesis by Sol-Gel Process, J. Non-Cryst. Solids, 247, 124-128.

Sudaryo dan Sutjipto, 2009, Identifikasi dan Penentuan Logam pada Tanah Vulkanik di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron

Cepat, Prosiding Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, Sekolah

(7)

Tshavhungwe, A. M., and Coville, N. J., 2005, In-Situ and Post Reaction Cobalt-Incorporation into Aminopropyl-Modified Periodic Mesoporous Organosilica Materials, Bull. Chem. Soc. Ethiop., 19 (2), 197-212.

Uhlmann, D. R., and Kreidhl, N. J., 1980, Glass Sciences and Technology, New York

Academic Press

Vansant, E. E., van der Voort, R., and Vrancken, K. C., 1995, Characterization and

Chemical Modification of The Silica Surface, Stu. Surf. Sci. Catal., Vol. 93,

Gambar

Gambar 1. FTIR Silika Gel Hasil Sintesis. a) perbandingan 1:1, b) perbandingan 1:2  Berdasarkan pengujian menggunakan SEM-EDX, penampang permukaan silika gel  berkisar  masih  pada  satuan  1  –  5  mikrometer  (1000  nm  –  5000  nm)
Gambar 2. Penampang Silika Gel (Rasio 1:1) SEM-EDX

Referensi

Dokumen terkait

Karakterisasi abu vulkanik Gunung Kelud dilakukan menggunakan metode difraksi sinar-X dengan alat difraktometer sinar-X Rigaku Multiflex 600 Benchtop pada daerah 2 0 ≤ 2 θ≥80

penggunaan abu vulkanik gunung kelud pada campuran beton aspal terhadap nilai. Marshall test (density, VFWA, VITM, Stability, dan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan abu vulkanik gunung kelud dalam campuran beton aspal yang dilakukan di Laboratorium Transportasi Program Studi Teknik

Proses  sintesis  silika  gel  dari  abu  sekam  padi  terdiri  dari  dua  tahap, 

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan rasio Silika dan Alumina dalam bahan awal sintesis geopolimer berbahan dasar abu vulkanik dengan menggunakan aluminium hidroksida,

PENGARUH ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN.. CABE RAWIT

Proses  sintesis  silika  gel  dari  abu  sekam  padi  terdiri  dari  dua  tahap, 

SINTESIS SILIKA GEL KADAR SILIKA TINGGI DARI ABU BAGASSE DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN Oleh..