1
PENGARUH PENAMBAHAN SUPER BOND TERHADAP
KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL
Influence of Super Bond Addition on Characteristics of Asphalt Mixture
Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
Ilna Suci Ramdhany F1A 013 071
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MATARAM
4
PENGARUH PENAMBAHAN SUPER BOND TERHADAP
KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL
INFLUENCE OF SUPER BOND ON CHARACTERISTICS OF
ASPHALT MIXTURE
Ilna Suci Ramdhany1, Ratna Yuniarti2, Hasyim2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram 2Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram
ABSTRAK
Jalan raya sebagai salah satu sarana transportasi idealnya memiliki lapis perkerasan yang berkualitas. Kenyataannya kondisi jalan raya saat ini masih belum memenuhi kriteria sebagai sarana jalan raya yang ideal. Konstruksi perkerasan jalan sering dihadapkan pada perubahan cuaca. Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim hujan dan musim panas, bila terjadi perubahan temperatur diatas normal maka aspal akan naik ke permukaan dan bila terkena air karena hujan maka daya lekat berkurang,agregat akan terlepas. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan jalan karena lapis perkerasan tidak tahan terhadap air dan dapat menurunkan kinerja jalan.
Penelitian dilakukan dengan menambahkan bahan yaitu zat aditif Super Bond yang berfungsi untuk meningkatkan daya lekat antara aspal dan agregat, dengan variasi kadar 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% dari berat aspal. Berdasarkan metode Marshall sesuai dengan spesifikasi Umum Bina Marga Rev III, ditentukan kadar aspal optimum dari masing-maing kadar aspal. Setelah mendapat kadar aspal optimum selanjutnya dibuat benda uji dengan penambahan Super Bond dengan kadar 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% untuk pengujian Marshall Standard dan Marshall Immerssion.
Hasil Pengujian menunjukkan kadar Aspal Optimum dari variasi kadar aspal adalah 6,25%. Pada pengujian Marshall Standard dengan penambahan kadar Super Bond 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% ddidapat nilai stabilitas secara berturut-turut 1262,432 kg, 1541,119 kg, 1826,633 kg, dan 1369,975 kg. Sedangkan untuk Indeks Kekuatan Sisa secara berturut-turut didapatkan 78,816%, 83,89%, 91,057 %, dan 93,404%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Super Bond dapat memperbaiki kinerja durabilitas campuran beraspal.
5
I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim hujan dan musim panas, bila terjadi
perubahan temperatur diatas normal maka aspal akan naik ke permukaan dan bila terkena
air karena hujan maka daya lekat berkurang,agregat akan terlepas. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan jalan karena lapis perkerasan tidak tahan terhadap air dan dapat
menurunkan kinerja jalan.
Anti stripping agent yang digunakan untuk mengatasi masalah pengupasan aspal.
Anti stripping agent yang dapat memperbaiki ikatan antara agregat dan pengikat, seperti
membuat agregat dan aspal lebih terikat. Hal ini membuat agregat lebih atraktif terhadap
ikatan dengan aspal. Hal ini menghasilkan ikatan yang kuat dan mengarah ke jalan yang
lebih tahan lama.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui karakteristik aspal murni dan aspal dengan penambahan
Super-Bond
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan Super-Bond terhadap nilai VIM, VMA
dan VFB pada campuran beraspal
3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan Super-Bond terhadap nilai flow,
stabilitas, Marshall quotient dan marshall immersion pada campuran beraspal
II Landasan Teori
Aspal
Aspal merupakan material organic (hydrocarbon) yang kompleks yang terbagi atas
bentuk cair, semi padat dan padat pada suhu ruangan (25). Aspal akan mencair jika
dipanaskan sampai temperature tertentu dan akan kembali membeku jika temperature turun.
Agregat
Agregat adalah suatu kombinasi dari pasir, kerikil, batu pecah atau kombinasi
6
Super-Bond
Super-bond adalah jenis anti striping yang berasal dari India. Super-Bond ini
bekerja dengan meningkatkan daya lekat dan ikatan serta mengurangi efek negative dari air
dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan yang berdaya lekat tinggi.
Sifat Volumetrik Campuran Beraspal Panas
a. Berat jenis bulk total agregat
𝛾𝑏 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑)
[ 𝑎(𝛾𝐵1) +(𝛾𝐵2) +𝑏 (𝛾𝐵3) +𝑐 (𝛾𝐵4)𝑑
Dengan :
𝛾𝑏 = berat jenis bulk total agregat
a,b,c,d = persentase masing-masing agregat (%)
𝛾𝐵1 = berat jenis bulk masing-masing agrega
b. Berat jenis efektif dari total campuran agregat
𝛾𝑐 =
(𝑎+𝑏+𝑐)2𝛾𝑐 = berat jenis efektif dari total agregat a,b,c,d = persentase masing-masing agregat
(𝛾𝐴𝑃𝑃)n = berat jenis apparent masing-masing agregat c. Berat jenis maksimum campuran beraspal
𝐺𝑚𝑚 = 100 − 𝐴100 𝐶 + 𝐴𝑇 Dengan :
Gmm = Berat jenis maksimum campuran beraspal
A = Kadar aspal (%)
C = Berat jenis efektif dari total agregat
T = Berat jenis aspal
7
𝑉𝑀𝐴 = 100 −𝐺𝑚𝑏(100 − %𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙)𝐺𝑠𝑏
Dengan :
VMA = volume pori diantara agregat dalam campuran (%)
Gsb = berat jenis bulk agregat
Gmb = berat jenis bulk campuran padat
e. Rongga pori dalam campuran beraspal (VIM)
𝑉𝐼𝑀 = 100𝑥(𝐺𝑚𝑚 − 𝐺𝑚𝑏)𝐺𝑚𝑚
Dengan :
VIM = volume pori dalam campuran beraspal (%)
Gmm = berat jenis maksimum dari campuran beraspal yang belum dipadatkan
Gmb = berat jenis campura padat
f. Rongga pori yang terisi aspal (VFB)
𝑉𝐹𝐵 = 100𝑥(𝑉𝑀𝐴 − 𝑉𝐼𝑀𝑉𝑀𝐴 )
Sifat Mekanis Campuran Beraspal Panas
a. Stabilitas
S = q x c x k
Dimana :
S = Nilai stabilitas (kg)
Q = bacaan arloji stabilitas
k = angka koreksi ketebalan
b. Flow
c. Marshall Quotient
Perbandingan antara stabilitas dan flow
8
III METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Aspal penetrasi 60/70 yang didapat dari PT. Bahagia Bina Nusa
b. Agregat kasar, agregat halus, dan filler hasil pemecah batu (stone crusher) yang
didapat dari PT. Bahagia Bina Nusa
c. Super Bond yang didapat dari PT. Energy Indotec Consultancy
Alat penelitian
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Alat uji pengujian titik nyala dengan Claveland Oven Cup
Alat uji pengujian penetrasi bahan bitumen
Alat uji pengujian daktilitas bahan bitumen
Alat uji pengujian titik lembek
Alat uji pengujian berat minyak dan aspal
Alat uji viskositas bitumen
Pemeriksaan Bahan
Pada tahap ini dilakukan pengujianterhadap material/bahan penyusun campuran beraspal.
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan karakteristik material tersebut
memenuhu persyaratan atau tidak
Penentuan Kada Aspal Optimum (KAO)
Dimulai dengan memperkirakan kadar aspal rencana dengan rumus :
Pb = 0,035(%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%FF) + konstanta
Dengan :
Pb = Kadar aspal perkiraan rencana
CA = agregat kasar
FA = agregat halus
FF = bahan pengisi
Pembuatan Benda Uji
9
Tabel 3.2 Rancangan Percobaan
Variasi Kadar Super-Bond
P(0)%
Data – data yang telahterkumpul dilakukan analisis untuk mendapatkan
10
Bagan Alir Penelitian
Tidak memenuhi spek Tidak memenuhi spek
Memenuhi Spek Mulai
Permasalahan
Sudi Pustaka
Penyediaan alat dan bahan
Pemeriksaan Agregat
Pembuatan Briket Marshal
Pengujian Campuran Dengan Metode marshall
Penentuan Kadar Aspal Optimum
Campuran dengan kadar aspal optimum K% dan kadar Super-Bond 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%
Uji Volumetrik Uji Marshall Immersion test
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai Pemeriksaan Aspal
Murni
11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Aspal sengan penambahan super bond
No Jenis Pemeriksaan
Hasil Pengujian Aspal + Super Bond Persyaratan Kadar Super Bond (%) Aspal
Tabel 3 Hasil pemeriksaan agregat kasar, halus dan filler
No. Jenis
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Agregat Persyaratan
*)
Tabel 4 Hasil pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal
No. Kadar aspal + super bond
(%)
Hasil pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal
12
Penentuan KAO
Menghitung parameter sifat volumetric dan sifat mekanis aspal.
Gambar 1 Hubungan antara aspal dengan parameter sifat volumetrik campuran
13
Gambar 2 Hubungan antara aspal dengan parameter sifat mekanis campuran
Tabel 5 Kadar aspal optimum (KAO)
Sifat Marshall Persyaratan Kadar Aspal
4.50% 5% 5.50% 6% 6.50%
Spesifikasi Umum Bina Marga, Revisi iii
Dari tabel diatas diketahui kadar aspal optimum campuran yaitu :
6 %+6,5 %
2 = 6,25 %
Nilai kadar aspal optimum sebesar 6,25% selanjutnya digunakan sebagai acuan
untuk pengujian selanjutnya.
Hasil Pengujian Benda uji dengan Penambahan Super Bond
14
Gambar 3 Hubungan penambahan sumper bond dengan parameter sifat volumetrik
campuran
15
Gambar 4 Hubungan antara penambahan super bond dengan parameter sifat mekanis
campuran
Tabel 6 Hasil perhitungan marshall immersion
No.
Kadar aspal
(%)
Kadar Super bond
(%)
Gambar 4 Hubungan antara penambahan super bond dengan Indeks kekuatan sisa
0.000
16
V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analilis data dan pembahasan yang dilakukan pada peneitian ini, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Aspal murni yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal dengan nilai
penetrasi 71,56 cm, nilai daktilitas 130,26 cm, nilai titik lembek 50,5°C, nilai
titik nyala 300, nilai berat jenis 1,04. Adapun aspal dengan penambahan super
bond kadar 0,1%, 0,3%, 0,5% nilai penetrasi berada pada rentang 85,6 mm
sampai 88 mm. Seiring bertambahnya kadar super bond maka aspal menjadi
lembek sehingga menjadi aspal yang masuk ke dalam klasifikasi aspal 80/100.
2. Penggunaan aspal yang ditambahkan dengan super bond memberikan pengaruh
sangat kuat terhadap sifat volumetrik campuran beraspal, karena nilai VMA,
VIM, VFB didapatkan nilai r secara berturut-turut 0,939, 0,966, 0,955.
3. Penambahan super bond memerikan pengaruh yang sangat kuat terhadap sifat
mekanis campuran, karena dari nilai stabilitas, dan marshall quotient didapatkan
nilai r secara berturut-turut 0,991, 0,977. Untuk nilai flow diperoleh nilai r
cukup kuat yaitu 0,556.
4. Penggunaan super bond terhadap campuran beraspal menyebabkan indeks
kekuatan sisa maksimum adalah 0,5% yang memiliki nilai 93,404%. Dimana
hubungan antara indeks kekuatan sisa dengan penambahan kadar super bond
adalah sangat kuat. Indeks kekuatan sisa (IKS) meningkat seiring dengan
penambahan super bond.
5.2 Saran
Di setiap ruas jalan yang sering tergenang oleh air akibat cuaca, sebaiknya
campuran beraspal menggunakan anti striping Super Bond karena dapat meningkatkan
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017, Modul Praktikum Perkerasan Bahan Jalan, Fakultas Teknik Unoiversitas
Matram
Desrriani Shannen Hana Natalia, 2014, Pengaruh Penambahan Derbo 101 Terhadap
karakteristik dan kinerja Campuran Beraspal
Sutrisno, Hadi, 2000, Statistika, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Kementrian Pekerjaan Umum, 2010, Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi III
L. Pradipta, Adeng. Pengaruh Penambahan Wetfix-Be Terhadap Karakteristik dan Kinerja
Campuran Beraspal
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal. (SNI 06-2441-2011)
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Daktilitas. (SNI 06-2432-2011)
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak. (SNI
06-240-2011)
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen. (SNI
06-2456-2011)
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter. (SNI
06-2434-2011)
Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar. (SNI
06-2440-2011)
Standar Nasional Indonesia, Pengujian Penyelimutan dan Pengelupasan Agregat Terhadap
Aspal. (SNI 2439-2011)
Sukirman, S., 1995 Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.