• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi kerja distributor Multilevel Marketing Synergy - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Motivasi kerja distributor Multilevel Marketing Synergy - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

MOTIVASI KERJA PADA

DISTRIBUTORMULTILEVEL MARKETING SYNERGY

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Program Studi Psikologi

Oleh:

Nugroho Setyowibowo NIM : 039114014

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv Motto

Tidak harus PANDAI, tetapi mau BELAJAR. Tidak harus SUCI, tetapi terbuka pada bimbingan ROH. Tidak harus menarik pada FISIK, tetapi mampu dan mau BEKERJA

(5)

v

Skripsi dengan Judul

MOTIVASI KERJA PADA

DISTRIBUTORMULTILEVEL MARKETING SYNERGY

Saya persembahkan kepada:

Allah Bapa di Surga

Yesus Kristus

Bunda Maria

Bapak R. Soeroso Suryoatmodjo (Alm.)

Ibu Y. Sukarti

Adik Roostiyono JN

(6)
(7)

vii ABSTRAK

Nugroho Setyowibowo (2009). Motivasi Kerja Distributor Multilevel Marketing Synergy Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana motivasi kerja distributor MLM Synergy solo, karena banyak masalah yang muncul akibat pendapat masyarakat yang umumnya negatif terhadap profesi seorang distributor MLM. Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa pekerjaan distributor tersebut merupakan pekerjaan yang dipandang dengan sebelah mata atau ada yang menganggap MLM adalah bisnis penipuan yang bisa melipatgandakan uang dalam sekejap. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey untuk pengambilan data dan metode analisis deskriptif untuk analisis data. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1-3 April 2009. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47 orang distributor MLM Synergy yang dipilih berdasarkanpurposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi kerja para distributor MLM Synergy rendah.

(8)

viii ABSTRAC

Nugroho Setyowibowo (2009). Work Motivation of Multilevel Marketing Synergy Distributor. Faculty of Psychology. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

Writer interested to study about work motivation in MLM Synergy distributor in solo, because there are alot of issues accoured because of negative oppinion from the environment from distributior profession. Generally environment thought that distributor job is a job that being inverior or bisnis that can double the money instanly. In this research writer used survey method for data sample and discriptive analysis for analysis data. Data sampling took place on 1-3 april 2009. Subjek used in this research are 47 MLM Synergy distributor that chosen by purposive sampling. The result of this research show that generally work motivation from the distributor MLM Synergy is low.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas berkat dan kasihNya untuk bimbinganNya sehingga penulis telah menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sungguh tuntunan yang luar biasa dasyat yang telah di berikanNya kepada penulis sampai dengan tahap akhir penyusunan skripsi telah penulis selesaikan dengan lancar.

Banyak sekali pelajaran hidup berharga yang penulis dapatkan melalui proses penyelesaian skripsi yang penulis lakukan. Suka duka mampu penulis jalani dan selesaikan dengan penuh syukur. Oleh sebab itu, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menyumbangkan ide pemikiran, waktu, informasi, dan dukungan baik materi ataupun spiritual dalam proses penyelesaian penyusunan skripsi ini, secara khusus kepada :

1. Allah Bapa di Surga yang telah membimbing dengan sentuhan kasihNya. 2. Papi (Alm), sebagai motivasi penulis dalam penyelasaian penyusunan skripsi

karena ini adalah awal dari sebuah amanat yang diberikannya kepada penulis. 3. Mamah tercinta, yang selalu mendoakan setiap hari, setiap waktu, tanpa

mengeluh dalam kondisi apapun.

4. Dek Roos dan dek Novi, yang secara tidak langsung membukakan pemikiran masa depan.

5. Seluruh keluarga besar kelompok doa dibawah naungan mas Ari, yang tidak bisa penulis tulis dan sebutkan.

6. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku dosen Pembimbing dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sabar dan penuh pengertian membimbing dalam proses skripsi ini.

7. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.SI selaku penguji II yang selalu memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi.

(11)

xi

9. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.SI selaku pembimbing akademik yang selalu memotivasi tiada henti.

10. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ; Ibu MB. Rohanowati, Mas Gandung Widiyantoro, Bpk Giyono, Mas P. Mujiono, Mas Doni yang dengan penuh kasih dan perhatian melayani, membantu mahasiswa-mahasiswi.

11. Teman-teman terkasih seperti Mas Ken, Bowo, dan para Karyawan perusahaan yang telah memberikan dukungan dan material dalam bentuk apapun.

12. Teman-teman seangkatan 2003, para kakak-kakak kelas, dan para adik kelas yang turut serta memberikan sumbangan dalam bentuk apapun.

13. Olif, Oki, Mita, Inung, Wedha, Tea, Ina, Gita, Indra, Reni dan seluruh teman-teman dekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, perhatian kalian sungguh luar biasa kepada penulis

14. Keluarga Bapak Bambang Wijokongko, dengan sikap kekeluargaan yang telah memberikan kasih seperti keluarga sendiri.

15. Bernadus Dhoni yang selalu memfasilitasi dalam bentuk apapun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

16. Stevanus Tomy yang membantu terselesaikannya skripsi ini. Dirimu sungguh maksimal dalam membimbing terselesainya skripsi ini.

17. Budhe Cicik solo yang selalu memberi saran dan arahan untuk terselesainya skripsi ini. Sungguh berharga yang luar biasa dengan apa yang telah beliau berikan kepada penulis.

18. Komunitas KRK yang selalu memberi motivasi secara tidak langsung kepada penulis.

19. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.Tuhan Memberkati!

Yogyakarta, 5 September 2009 Hormat saya,

(12)

xii DAFTAR ISI

JUDUL ……….. i

MOTTO ………. ii

PERSEMBAHAN………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... iv

ABSTRAK ……… v

ABSTRAC ……… vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Tujuan Penelitian ………. 5

C. Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II LANDASAN TEORI ……….. 6

A. Pengertian Motivasi Kerja………... 6

B. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi kerja………. 11

C. Karakteristik Motivasi Kerja………... 13

BAB III METODE PENELITIAN ………. 15

A. Jenis Penelitian ………... 15

(13)

xiii

C. Definisi Operasional……….… 15

D. Subyek Penelitian………. 16

E. Metode dan Alat Pengumpul Data……… 17

F. Pengujian Instrumen Penelitian……… 19

1. Uji Validitas………... 19

2. Uji Kesahihan Item... 20

3. Uji Reliabilitas………... 21

G. Teknik Anailisis Data………... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 23

A. Orientasi Kancah Penelitian………. 23

B. Pelaksanaan Penelitian………. 23

C. Hasil Penelitian……… 24

D. Pembahasan……….. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 28

A. Kesimpulan……….. 28

B. Saran……… 28

DAFTAR PUSTAKA……….. 29

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1:Distribusi item Skala Motivasi Kerja Sebelum Uji Coba…….. 27 2. Tabel 2: Sebaran Item Skala Persepsi Pengembangan Karir Sebelum

Uji Coba……….. 29

3. Tabel 3: Distribusi Item Skala Motivasi Kerja Sesudah Uji Coba……. 31 4. Tabel 4: Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Pengembangan

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A1 : Skala Motivasi Kerja

LAMPIRAN B : DATA UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS B1 : Data Motivasi Kerja

LAMPIRAN C : HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS C1 : Reliabilitas dan Validitas Motivasi Kerja

LAMPIRAN D : DATA PENELITIAN

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas dari masalah kerja atau bekerja. Kerja atau bekerja merupakan salah satu perwujudan aktivitas manusia baik aktivitas fisik atau aktivitas mental. Selama hayatnya manusia tetap melakukan kerja karena tanpa bekerja manusia akan mengalami kesulitan atau kesukaran dalam memenuhi kebutuhan psikologi maupun kebutuhan fisik. Aktivitas kerja yang didorong untuk kebutuhan disebut dengan motivasi kerja.

Dewasa ini banyak karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan, tidak hanya menggeluti satu macam bidang pekerjaan saja. Banyak diantara para karyawan atau pekerja, memerlukan alternatif usaha atau bisnis yang dapat mereka lakukan tanpa harus dibebani berbagai macam persyaratan administratif (Harefa,2000,h.22). Sebaliknya tidak banyak orang yang mampu merealisasikan keinginannya untuk memiliki bisnis sendiri. Faktor penghambat utama yang umum dihadapinya adalah modal yang cukup besar. Untuk membangun atau mendirikan suatu badan usaha guna menjalankan suatu bisnis, diperlukan modal. Selain modal, waktu yang dipergunakan untuk menjalankan bisnisnya juga harus

(17)

2

distributor multilevel marketing. Karena bentuk bisnis ini tidak memerlukan modal yang cukup besar dan resiko yang dimilikinyapun juga kecil.

Menurut Carmichael (1996,h.2)Multi Level Marketing(MLM) adalah cara yang efektif untuk memindahkan atau mendistribusikan produk atau jasa tanpa biaya yang biasanya berkaitan dengan biaya iklan, promosi, dan pemasaran. MLM merupakan suatu sistem pemasaran yang dirancang untuk dapat memberikan kesempatan kepada setiap orang agar dapat mempunyai atau menjalankan usaha sendiri. Produk yang ditawarkan tidak dijual secara umum tetapi menggunakan sistem penjualan langsung dan produk yang dijual harus memiliki kualitas yang tinggi. Selain memproduksi barang untuk dipasarkan, juga memiliki anggota-anggota yang lebih dikenal sebagai distributor.

Saat ini bisnis pemasaran jaringan sedang marak-maraknya dan banyak sekali orang yang menawarkan peluang bisnis dengan penghasilan jutaan rupiah, seperti: Amway, Tianshi, CNI, Sophie Martin dan lain sebagainya. MLM sudah mulai berkembang dan tumbuh subur di Indonesia. Setiap perusahaan MLM memiliki kekhasannya masing-masing untuk berkompetisi, dengan cara menawarkan berbagai fasilitas dan penghasilan yang menggiurkan. Dilain pihak apabila MLM tersebut tidak memiliki produk dan sistem pendidikan yang unggul, maka MLM itu akan gugur dengan sendirinya.

(18)

3

Synergy sudah meluas di Indonesia. Produk seperti Chloropill sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.

Selain itu Synergyjuga memiliki pelatihan-pelatihan yang fungsinya tidak hanya untuk membekali secara teknis dan teoritis saja namun juga pembekalan secara keseluruhan, seperti: 5 pertemuan dasar, MLK (Meeting Luar Kota), Convention, BOP (Bisness Oportunity Presentasi), serta pelatihan-pelatihan motivasi yang lain.

Pada kenyataannya banyak orang yang ikut terjun menjalani bisnis multi level marketing ini ada yang berhasil, namun tidak sedikit pula yang gagal dalam menjalankan bisnisnya. Kebanyakan dari para distributor Synergy sendiri yang tidak berhasil dalam menjalani bisnis ini setelah diamati ternyata memiliki berbagai macam alasan yang muncul ataupun persepsi negatif dari masyarakat sekitar yang mempengaruhi motivasi kerja distributor tersebut, diantaranya :

1. Adanya anggapan bahwa bisnis ini tidak memiliki masa depan dan bisnis ini bukanlah pekerjaan yang perlu ditekuni secara serius.

2. MLM adalah pekerjaan yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang pengangguran bukan profesional.

3. Masih banyak orang yang menganggap bahwa pekerjaan ini tidak memiliki gengsi yang tinggi dan tidak bisa menghasilkan uang yang banyak.

(19)

4

5. Bisnis ini hanya memberikan keuntungan bagi orang-orang yang sudah lama bergabung saja sedangkan bagi para distributor baru tidak akan mendapatkan apa-apa.

Tentunya hal ini kemudian memunculkan motivasi kerja yang rendah bagi kebanyakan distributor Synergy, yang secara spesifik terlihat pada : distributor

Synergy yang tidak mau membeli ataupun mengkonsumsi produknya sendiri, distributor Synergy yang tidak mau mengikuti pelatihannya secara serius, distributor Synergy yang tidak mau aktif dalam menjalankan bisnisnya, dan lain sebagainya. Padahal menurut As’ad (1995,h.65) berhasil atau tidaknya suatu perusahaan tergantung kepada unsur manusia yang melakukan pekerjaan tersebut

(20)

5

distributor untuk meningkatkan prestasi kerjanya dan bila prestasi kerja yang dihasilkan baik akan lebih memajukan perusahaan itu sendiri. Menurut Weiner (1982,h.203-215) ciri-ciri individu yang memiliki motivasi tinggi adalah: mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kerja, lebih tahan dalam menghadapi kegagalan, mempunyai intensitas tinggi, dan memilih tingkat resiko sedang.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti hendak mengetahui bagaimana motivasi kerja para distributor MLM Synergy?

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan atau mendeskripsikan motivasi kerja para distributorMulti Level Marketing Synergy

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan atau kepustakaan dalam bidang psikologi, khususnya yang menyangkut persepsi terhadap pengembangan karir dan motivasi kerja para distributor MLMSYNERGY. 2. Manfaat Praktis

(21)

6

b. Penelitian ini diharapkan dapat membentuk persepsi positif para distributor

(22)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain menurut Kartini Kartono adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.

Sedangkan menurut Muslimin motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.

(23)

8

a. Motif

Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive.

b. Motivasi

Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.

c. Motivasi kerja

(24)

9

dengan kata lain pendorong semangat kerja. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya. (www. http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi)

(25)

10

Weiner (1982,h.170) mendefinisikan motivasi kerja sebagai suatu kecenderungan positif dari dalam diri individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi terhadap suatu tujuan yang ingin dan harus dicapai. Reaksi tersebut muncul dalam situasi yang melibatkan kompetisi dengan patokan yang ada dan reaksi itu berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas. Kartono (1985,h.87) mengungkapkan bahwa motivasi kerja tidak terwujud dalam kebutuhan ekonomi saja, tetapi juga kebutuhan sosial seperti: nilai sosial dalam bentuk respek dan penghargaan terhadap diri. Sedangkan menurut Irwanto dkk (1993,h.139) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau dengan kata lain motivasi kerja adalah pendorong semangat.

Wexley dan Yukl (dalam As’ad,1995,h.65) mengatakan bahwa motivasi kerja yaitu sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Akibat yang ditimbulkan bila seseorang memiliki motivasi kerja adalah orang tersebut menjadi lebih semangat dalam melakukan pekerjaannya. Meningkatnya motivasi kerja dapat memberikan prestasi kerja, dengan adanya prestasi kerja yang baik maka penghasilan yang diterima akan lebih baik pula, maka dari itu motivasi kerja di tempat kerja sangat dibutuhkan.

(26)

11

kerja tinggi merupakan individu yang berambisi kuat untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik dari orang lain atau hasil kerja yang pernah diperolehnya.

Heckhausen (dalam Pranatyo, 1993 ,h.13) mengatakan bahwa motivasi kerja sebagai usaha meningkatkan kemampuan individu yang setinggi-tingginya pada segala aktivitas dan dapat mempertahankan kerja maksimal yang pernah diraih. Pendapat itu sejalan dengan Atkinson, dkk (1974,h.241) yang mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai kerja yang membanggakan dan lebih tinggi daripada kerja yang pernah dicapai sebelumnya.

Berdasarkan keterangan diatas maka yang dimaksudkan dengan motivasi kerja adalah suatu dorongan kerja ataupun semangat kerja yang timbul dari dalam diri seseorang dan bertujuan untuk memperoleh suatu prestasi kerja yang maksimal.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

Ahmad Sayadi (1996,h.44) mengatakan untuk meningkatkan motivasi positif pada karyawan, hendaknya sebuah perusahaan memiliki delapan faktor yang ikut mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu: a. Kompensasi yang cukup adil

b. Keadaan lingkungan kerja yang sehat dan aman c. Pengembangan kemampuan karyawan

(27)

12

e. Hubungan sosial dengan lingkungan kerja f. Hak karyawan

g. Ruang lingkup hidup karyawan

h. Sikap perusahaan yang bertanggung jawab

Porter dan Miles (dikutip dalam Vroom, 1995,h.16) mengatakan ada 3 faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:

a. Ciri-ciri pribadi seseorang, seperti: jenis kelamin, pendidikan, usia dan pengalaman

b. Tingkat dan jenis, seperti: pegawai, usahawan, ilmuwan

c. Lingkungan kerja, seperti: kondisi tempat kerja, hubungan interpersonal Pada sisi lain Weinner (1982,h.20) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah dorongan untuk sukses, keteguhan dalam pendirian, bobot tugas yang dilaksanakan dan yang dihadapi. Menurut Pranatyo (1982,h.14) motivasi seseorang akan banyak dipengaruhi oleh faktor sikap orang yang bersangkutan terhadap lingkungannya.

Ditambahkan menurut Anoraga dan Suryati (1995,h.44) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:

a. Kebutuhan – kebutuhan pribadi, seperti: terpenuhinya rasa aman bagi dirinya, masa depan yang cerah

b. Persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan, hubungan dengan atasan atau dengan teman sekerja

(28)

13

Berdasarkan uraian sebelumnya maka faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja diantaranya, adalah lingkungan kerja yang sehat dan aman, persepsi orang atau kelompok, adanya kompensasi yang adil, adanya pengembangan karir, ciri-ciri pribadi, tingkat dan jenis pekerjaan, serta berat atau ringannya beban tugas yang dihadapi.

3. Karakteristik Motivasi Kerja

Motivasi kerja berhubungan dengan dorongan individu untuk mencapai kerja yang tinggi. Untuk itu ada beberapa ciri seseorang yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Menurut Weinner (1982,h.203-215) individu yang mempunyai motivasi tinggi adalah:

a. Mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kerja, mencoba untuk belajar dengan cara membaca buku ataupun mempelajari dari rekan kerja sehingga dapat meningkatkan hasil kerjanya. b. Lebih tahan dalam kegagalan, jika menemui kegagalan tidak cepat

menyerah begitu saja dengan teliti mempelajari apa kesalahan yang terjadi sehingga tidak akan menemui kegagalan yang sama lagi.

c. Mempunyai intensitas tinggi, dalam rapat memiliki intensitas yang tinggi untuk mengeluarkan pendaapat.

(29)

14

Menurut Pranatyo (1986,h.126-128) karakteristik yang menonjol dari individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, antara lain:

a. Menyenangi pekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi, tidak mau hasil yang bisa dicapai maksimal diganggu dengan hasil orang lain yang mungkin malah membuat hasil kerjanya terlihat tidak sempurna.

b. Memilih tugas atau pekerjaan yang penuh tantangan tetapi bisa diselesaikan, mengetahui seberapa kemampuan diri sehingga tidak terlalu memaksakan diri tetapi tetap mendapatkan hasil yang baik.

c. Kreatif, inovatif, produktif dan selalu berusaha mencoba cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi, mencoba untuk tidak monoton dalam menyelesaikan pekerjaan yang sama.

Berdasarkan keterangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ciri-cirinya (Weinner 1982,h.203-215), antara lain:

a. Tahan dalam menghadapi kegagalan

b. Kreatif, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru c. Memiliki intensitas yang tinggi

(30)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap suatu obyek yang diteliti secara jelas, cermat, sistematis, faktual dan akurat melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 1999)

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian (Suryabrata, 1983). Variabel menjadi faktor yang memainkan peran penting dalam suatu penelitian. Dikatakan demikia karena variabel merupakan fokus dari sebuah penelitian. Variabel pada penelitian ini adalah Motivasi Kerja pada Distributor Multilevel Marketing Synergy.

C. Definisi Operasional

Motivasi kerja pada distributorMultilevel Marketing Synergy

(31)

16

memperoleh suatu prestasi kerja yang maksimal, melalui suatu jaringan orang-orang bisnis yang independen. Motivasi kerja pada Distributor MLMSynergy

diungkap melalui skala motivasi kerja yang disusun berdasarkan empat karakteristik, yaitu : tahan dalam menghadapi kegagalan; kreatif, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru; memiliki intensitas tinggi; memilih tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang (Weinner 1982,h.203-215). Semakin tinggi skor yang diperoleh seorang distributor berarti motivasi kerjanya semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seorang distributor berarti motivasi kerjanya semakin rendah pula.

D. Subjek Penelitian

(32)

17

Subjek penelitian dipilih berdasarkan teknikpurposive sampling, yaitu pengambilan subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan sesuai dengan kepentingan penelitian (Hadi, 2000). Purposive sampling dikenal juga dengan nama sampling pertimbangan yang berarti suatu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan samplenya, atau dengan kata lain penentuan sample berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Menurut Azwar (2002,h.3) sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket (questioner), daftar isian dan lain-lain. Meskipun dalam percakapan sehari-hari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrumen alat ukurnya umumnya istilah tes digunakan untuk menyebutkan alat ukur kemampuan kognitif, sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur aspek afektif.

1. Pengukuran Motivasi Kerja pada Distributor Multilevel Marketing Synergy

(33)

18

a. Tahan dalam menghadapi kegagalan

b. Memiliki kreativitas, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru c. Memiliki intensitas yang tinggi

d. Memiliki tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang

Skala ini bersifat langsung, artinya skala ini langsung diberikan pada subjek, dan subjek mengisi sendiri skala yang telah diberikan. Skala ini juga bersifat tertutup, artinya sudah disediakan empat pilihan jawaban, subjek tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Bentuk pilihan jawaban adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan pada skala motivasi kerja pada distributor

multilevel marketing Synergy ada dua macam yaitu favourable dan

unfavourable. Penilaian pada skala ini adalah : untuk Item favourable ; Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 4, Sesuai (S) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1. Sebaliknya untuk item unfavourable ; Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4.

Tabel 1 Distribusi item Skala Motivasi Kerja Sebelum Uji Coba Item

Karakteristik

Favourable Unfavourable Jumlah tahan dalam menghadapi

kegagalan 1,9,17,25 5,13,21,29 8

kreatif, inovativ, produktif

terhadap ide-ide baru 2,10,18,26 6,14,22,30 8 memiliki intensitas yang

tinggi 3,11,19,27 7,15,23,31 8

memiliki intensitas yang

tinggi 4,12,20,28 8,16,24,32 8

(34)

19

F. Pengujian Intrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validitas alat ukur menurut Azwar (1999,h.5) adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam hal ini, alat ukur hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat apabila ada sesuatu yang diukur, sehingga untuk dikatakan valid alat ukur harus mengukur sesuatu dengan melakukannya secara cermat.

Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi yang berguna untuk mengukur sejauh mana aitem-aitem yang dibuat sedah mencakup dan mempresentasikan atribut yang akan diukur. Validitas isi memiliki dua macam tipe yaituface validitydan logical validityatau sering disebut sebagai sampling validity. Face validity dapat terpenuhi apabila pemeriksaan pada tiap-tiap item pada kuesioner menunjukkan bahwa kuesioner yang dipakai mencerminkan aspek yang akan diukur. Pemeriksaan

face validitydalam penelitina ini menggunakan analisis rasional dari subyek yang mempuyai karakteristik yang sama dengan subyek penelitian terhadap kuesioner penelitian. Kuesioner ini dianggap valid karena format dari kuesioner meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap tentang motivasi kerja distributor MLM Synergy. Face validity hanya berdasarkan pada akal sehat saja maka tingkat signifikansinya rendah. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dengan tipe lain yaitu dengan logical validity atau

(35)

20

Logical validity akan terpenuhi apabila item-item yang dibuat dalam kuesioner telah representatif dan relevan dengan maksud dan tujuan dari penelitian. Dalam pengukuran validitas isi tidak menggunakan analisis statistik, namun menggunakkan suatu metode anlisis rasional terhadap item atau disebut juga dengan judgement yaitu suatu proses pemeriksaan atau evaluasi item yang dilakukan oleh orang yang dianggap ahli atau profesional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk memastikan bahwa item-item yang dibuat telah mencakup keseluruhan dari hal yang akan diungkap (2003). Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dosen pembimbing, kuesioner ini dianggap valid dan representatif dengan atribut yang akan diukur.

2. Uji Kesahihan Item

Uji kesahihan item ini bertujuan untuk memilih item-item yang baik sehingga layak digunakan dalam penelitian. Uji ini didasarkan pada daya beda item, dimana item-item yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak diikutkan menjadi bagian dari skala pengukuran. Untuk memilih item yang baik peneliti melakukan penghitungan korelasi antara distribusi skor setiap item dengan skor total skala (Azwar, 1999). Pada penelitian ini menggunakantry outterpakai.

(36)

21

kerja, sehingga tersisa 23 item yang valid. Adapun rincian item valid dan gugur dari skala motivasi kerja dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Kerja Sesudah Uji Coba Item

intensitas tinggi 11,27 31 3

Memilih

tugas/pekerjaan dengan resiko sedang

4,12,20,28 8,16,24 7

Jumlah item 13 10 23

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Ancok,1995,h.19). Lebih lanjut reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,1999,h.176).

(37)

22

G. Metode Analisis Data

(38)

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah.

Langkah pertama yang dilakukan dalam suatu penelitian adalah menentukan tempat atau kancah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kantorSynergyyang berada dijalan Dr Rajiman 289.

Synergy sendiri bergerak dalam bidang food suplement (makanan kesehatan), adapun produk-produk dari Synergy antara lain Chlorophil, Colustrum, Spirulina, Pro Argi 9, dan produk-produk kecantikan kulit. Adapun jumlah keseluruhan distributor seluruh Indonesia berkisar + 30.000 orang. Synergy berdiri sejak tahun 1999,dan kemudian berkembang secara pesat dan akhirnya masuk Indonesia tahun 2005.

B. Pelaksanaan Penelitian

(39)

24

para distributor yang kebetulan sedang berada di dalam kantor pada saat penelitian dilaksanakan dan memenuhi syarat penelitian.

C. Hasil Penelitian

Data penelitian

Teoritis Empiris

Variabel N

Mean SD Xmax Xmin Mean SD Xmax XMin

Motivasi 47 80 16 128 32 68,17 11,02 96 47

Untuk melihat lebih jelas variasi nilai skor subjek, peneliti membuat kategorisasi skor variabel tersebut. Peneliti menggunakan norma kategorisasi seperti yang disebutkan Azwar (1999) sebagai berikut :

Skor Kategori

(40)

25

Skor Kategori Jumlah Prosentase

104 < X Sangat tinggi

-

-Berdasarkan hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa distributor MLM Synergy mayoritas memiliki motivasi kerja yang rendah. Hal tersebut tampak pada hasil penelitian yang menunjukkan angka 53,2% atau 25 orang distributor yang memiliki motivasi kerja yang rendah. Sebenarnya masih ada juga distributor yang memiliki motivasi kerja yang tinggi tetapi jumlah mereka hanya 6,4% atau 3 orang. Sedangkan distributor yang memiliki motivasi kerja sedang 27,7% atau 13 orang, yang agak memprihatinkan adalah distributor yang sama sekali tidak memiliki motivasi kerja yaitu berjumlah 12,8% atau 6 orang, jumlah tersebut bahkan melebihi jumlah para distributor yang memiliki motivasi tinggi.

(41)

26

kerja yang lebih banyak dari kerja yang pernah diperoleh. Menurut Ahmad Sayadi (1996, h. 44) bahwa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang, dan salah satunya adalah pengembangan karirnya, sedangkan menurut Anoraga dan Suryati (1995, h. 44) yang mempengaruhi motivasi kerja salah satunya adalah persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan. Jadi kuat atau lemahnya motivasi yang dimiliki seorang distributor MLM Synergy juga bergantung dari bagaimana individu tersebut mempersepsikannya. Apabila seorang distributor memiliki persepsi yang negatif mengenai pengembangan karirnya, maka motivasi kerja yang tinggi tidak akan muncul, sebaliknya apabila seorang distributor memiliki persepsi positif mengenai pengembangan karirnya, maka motivasi yang kuatpun muncul. Adapun ciri-ciri seorang distributor yang memiliki motivasi kerja tinggi, antara lain : tahan dalam menghadapi kegagalan, memiliki kreativitas, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru, memiliki intensitas yang tinggi, memilih tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan digunakannya metode try out terpakai karena pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja.

(42)

27

(43)

28 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa para distributor MLM Synergy pada umumnya memiliki motivasi kerja yang rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi para distributor multilevel marketing Synergy harus dapat lebih berusaha untuk berfikir positif dengan cara : selalu bergaul dengan rekan kerja yang antusias, optimis dalam menghadapi setiap permasalahan, tidak mengatakan hal-hal yang negatif dan lain sebagainya sehingga distributor dapat lebih meningkatkan motivasi kerja.

(44)

29

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada

Anoraga, P. dan Suryati, S. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

As’ad, M. 1995.Psikologi Industri dan Organisasi.Yogyakarta: Liberty

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Atkinson, J. W. 1974.An Introuction to Motivation.New York: D. Van Nastram Azwar, S. 2002.Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Azwar, S. 1999.Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Charmichael, A. 1996. Network & Multi-level Marketing. Alih Bahasa: Dja’tor. Edisi kedua. Jakarta: Puataka Delparsta

Duncan, W. J. 1986.Organizational Behavior.2ndEdition. Boston: Hughton Flipo, E. B. 1993. Manajemen Personalia. Jilid 1. Penerjemah : Moh. Maksud.

Jakarta: Erlangga

Gibson, J. L. 1990. Organisasi Perilaku dan Strukstur Proses. Jilid 2. Penerjemah: Joerban W. Jakarta: Erlangga

Hadi, S. 2000.Statistik.Yogyakarta: Andi

Handoko, H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFG

Harefa, A. 2000.Multilevel Marketing.Jakarta: Gramedia

Hasibuan, M. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara Indrawijaya, A. T. 1983.Perilaku Organisasi.Bandung: Sinar Baru Algesindo Irwanto, dkk. 1993.Psikologi Umum.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

(45)

30

Moekijat. 1995. Perencanaan dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung: Remaja Karya

Poerwodarminto, W. J. S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Pranatyo, T. 1986.Motivasi Prestasi dan Peranannya dalam Kehidupan Manusia.

Jakarta: Arcan

Robin, W. 1990. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Alih Bahasa: Wahid, D. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga

Sarwono, S. W. 1997.Teori-Teori Psikologi Sosial.Jakarta: Rajawali

Simamora, H. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sukanto, R. dan Handoko, T. N. 1994. Teori Perilaku Organisasi Perusahaan.

Yogyakarta: BPFG

Suryabrata, S. 1983. MP: Analisis Kuantitatif. Lembaga Pendidikan dan Kebudayaan

Vroom, V. H. 1995.Work and Motivation.New York: John Wiley and son Walgito, B. 1991.Psikologi Sosial.Yogyakarta. Andi Offset

(46)

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya tidak menyerah meskipun saya sering menghadapi banyak

penolakan.

2. Saya senang menciptakan cara-cara baru agar rekan kerja saya dapat berkembang dengan cepat.

3. Saya terbiasa kerja dengan intensitas kerja yang tinggi

4. Saya akan menyerahkan pekerjaan yang penting kepada teman saya. 5. Saya sering merasa putus asa jika banyak orang menolak saat saya

menawarkan bisnis synergy ini.

6. Menurut saya, bisnis synergy ini tidak banyak membantu untuk lebih meningkatkan daya kreatifitas saya.

7. Melihat teman-teman berkumpul dan bercanda saya akan ikut bergabung dan meninggalkan pekerjaan saya.

8. Saya akan tetap menerima pekerjaan dengan resiko yang amat besar. 9. Saya tidak merasa minder meskipun banyak orang yang menghina

saat saya menawarkan peluang bisnis atau produk synergy ini. 10. Saya merasa semenjak mengenal bisnis synergy, saya banyak

menciptakan ide-ide baru yang bisa banyak membantu rekan-rekan kerja saya.

11. Saya sering pulang dari kantor synergy hingga larut malam. 12. Saya mempertimbangkan resiko pekerjaan saya.

13. Saya lebih baik menjalankan bisnis ini daripada harus menerima banyak penolakan dan hinaan dari orang lain.

14. Saya merasa bisnis ini tidak membuat saya menjadi lebih produktif. 15. Saya tidak merencanakan pekerjaan apapun yang saya lakukan

dalam buku agenda saya.

16. Saya menetapkan target setinggi-tingginya tanpa memikirkan akibatnya.

17. Saya tidak pernah putus asa meskipun banyak halangan dan rintangan yang saya hadapi saat saya menjalankan bisnis synergy. 18. Saya berusaha mengembangkan ide yang sudah ada demi kemajuan

jaringan saya.

(47)

20. Dalam menerima pekerjaan dari uoline saya memikirkan akibat yang timbul.

21. Saya merasa tidak yakin berhasil dalam menjalankan bisnis MLM ini.

22. Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya menggunakan cara yang sudah biasa digunakan.

23. Memasarkan produk bagi saya hanya untuk mengisi kesibukan saja. 24. Saya hanya memilih pekerjaan yang sangat mudah dikerjakan dan

tidak berisiko.

25. Saya tidak akan berhenti sebelum bisnis synergy saya berhasil. 26. Untuk mempermudah kerja saya, saya akan mencari cara-cara baru

untuk memperkenalkan produk saya.

27. Seluruh pekerjaan saya, saya rencanakan dalam buku agenda saya. 28. Saya tidak menyukai pekerjaan dengan resiko yang terlalu tinggi

ataupun yang terlalu rendah.

29. Saya tidak siap jika harus menghadapi banyak penolakan dari teman, saudara ataupun orang lain.

30. Bagi saya tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran dan ide membuat saya malas mengerjakannya.

(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar

Tabel 1 Distribusi item Skala Motivasi Kerja Sebelum Uji Coba
Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Kerja Sesudah Uji Coba

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan baru

Sehingga dapat diketahui bahwa pada pengukuran akhir ( posttest ) variabel melek politik siswa terdapat peningkatan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

Permasalahan yang telah diuraikan diatas menunjukkan kurang optimalnya pelaksanaan pengawasan di Disnakertrans Provinsi Banten yang apabila tidak dilakukan evaluasi

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Tahun 2020 kepada Pegawai Negeri

Atmosfer dari planet merkurius terdiri dari gas natrium dan kalium yang sangat tipis sehingga kadang-kadang dikatakan bahwa planet ini tidak memiliki atmosfer.. Jarak

The exchange of braking energy between the trains: Determinist analysis and proposal of a probabilistic one. ARTICLE · JANUARY 2010

adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi

membaca, group program yang dapat mengurangi perilaku klien yang.. tidak sesuai dan ini dapat dimodifikasi dengan melakukan terapi. kognitif untuk meningkatkan adaptasi sosialnya.