• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI BANTEN TAHUN 2016

S K R I P S I

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik

Oleh :

MOCHAMAD HAMDI NIM : 6661102892

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO :

“TANPA TAPI DAN TANPA NANTI”

PERSEMBAHAN

Untuk yang tercinta Kedua Orang tua, Kakak dan Adik

Istri, Anak dan seluruh Keluarga Besarku

(6)

Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi. Pengaruh Tingkat Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten Tahun 2016. Pembimbing I : Maulana Yusuf, S.IP., M.Si dan Pembimbing II : Rahmawati, S.Sos., M.Si

Penelitian ini berfokus kepada pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan dan tingkat kinerja pegawai serta pengaruh tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan dan kinerja pegawai serta seberapa

besar pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di

Disnakertrans Provinsi Banten. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengawasan menurut Pandoyo dan kinerja menurut Marihot. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh dengan jumlah responden sebanyak 117 pegawai. Pengolahan data menggunakan program statistik SPSS Versi 17. Permasalahan penelitian ini adalah kurang optimalnya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pekerjaannya akibat lemahnya tingkat pengawasan dari Kepala Bidang maupun Kepala Disnakertrans Provinsi Banten. Hasil pengujian hipotesis, diketahui terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten dengan persentase pengaruh sebesar 98,6 persen sedangkan sisanya 1,4 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Saran peneliti diantaranya agar pimpinan rutin melaksanakan inspeksi ke ruang kerja bawahan, melakukan kegiatan diskusi atau evaluasi pada tiap bulan untuk mengetahui hambatan serta menyediakan kotak saran untuk menyerap aspirasi pegawai.

(7)

Mochamad Hamdi. NIM. 6661102892. 2016. Study Program of Public Administration University of Sultan Ageng Tirtayasa. Thesis. Effect of Supervision of Employee Performance in the Department of Labor and Transmigration (Disnakertrans) Provinsi Banten Year 2016 Supervisor I: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si and Supervisor II: Rahmawati, S.Sos., M.Si

This research focus on implementation that to do with the leader and level the performance of employees and influence level of supervision to the performance of employees at Disnakertrans Banten Province. Goal of research is to shows of implementation to performance of employees at Disnakertrans Banten Province. The theory used theory of supervision according to Pandoyo and performance according to Marihot. The methode used methode of descriptive quantitative. The technical sample used saturated sample with a total of employees 117 respondents. Research of data processing used equipment test of statistical namely SPSS version 17. Issues of research is less than optimal performance of employees in perform task and responsibility of his job caused by weak of supervision level from head of division or head of Disnakertrans Banten Province. Result of hypothesis, is known an influence the supervision level to performance of employees at Disnakertrans Banten Province with great influence percentage of 98,6 percent while of 1,4 percent be affected the other variable in not researchers. Advice can be given by researchers is that head can do inspection to workspace of subordinate rountinely, make a discussion or evaluation of every week or every month to listen the obstacles and suggestions from subordinate and provide a suggestion box to absorb the aspiration of employees.

(8)

i

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan rasa syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat

Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Banten Tahun 2016”.

Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Dalam proses penyusunannya, penulis sangat bersyukur karena

telah memperoleh bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, Drs., M.Pd selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai

pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan saran selama

penyusunan skripsi.

4. Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

(9)

ii Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si sebagai Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

7. Riswanda, Ph.D sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

8. Maulana Yusuf, S.IP., M.Si, sebagai pembimbing I yang telah

memberikan petunjuk dan saran selama penyusunan skripsi.

9. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Seluruh Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa.

11. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten yang

telah mengizinkan melakukan observasi dan pengumpulan data

penelitian.

12. Kedua orang tua, Bapak Alm. H. Sumarta dan Ibu Hj. Aisyah yang

selalu memberikan do’a, kasih sayang dan segala hal yang tidak

terhitung satu demi satu. Semoga Hamdi dapat lebih berbakti kepada

kalian dan semoga Almarhum Bapak ditempatkan di tempat terbaik,

(10)

iii

bimbingan dan bantuannya kepada penulis selama ini. Terimakasih ku

untuk kalian semua.

14. Istriku tercinta, Nurul Hasanah yang sudah mencoba sebaik mungkin

menjadi istri yang terbaik serta menjadi teman dalam hidupku serta

anakku tersayang, Alya M. Hamdi yang menjadi penyemangat hidup

penulis.

15. Rekan mahasiswa dan mahasiswi yang setia menemani perjuangan

semasa kuliah, M. Arif Ma’arif, M. Badra Laya, Sandi Negara, Rifki

dan Mia serta rekan-rekan lainnya yang memberikan dorongan moril

kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Semoga karya kecil ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Serang, 29 Juli 2016

(11)

iii Lembar Pengesahan

Lembar Orisinalitas Motto dan Persembahan Abstrak

Abstract

Kata Pengantar………i

Daftar Isi………...iii

Daftar Tabel……….vii

Daftar Gambar………...x

Daftar Lampiran………...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...1

1.2 Identifikasi Masalah.………...10

1.3 Batasan Masalah………..…...10

1.4 Rumusan Masalah ………...10

1.5 Tujuan Penelitian………...11

1.6 Manfaat Penelitian………...11

1.6.1 Manfaat Teoritis…………...11

1.6.2 Manfaat Praktis………...12

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori………...……...………...13

2.2 Konsep Organisasi Publik…...13

2.3 Teori Pengawasan………...15

(12)

iv

2.3.4 Teknik-teknik Pengawasan………..…..………...18

2.3.5 Indikator Proses Pengawasan………..……...…...19

2.4 Teori Kinerja Pegawai…..………...20

2.4.1 Pengertian Kinerja……..………..………...20

2.4.2 Tujuan dan Sasaran Penilaian Kinerja Pegawai…...21

2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai………...………...22

2.4.4 Syarat-syarat Penilaian Kinerja Pegawai………...23

2.4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai…...23

2.5 Penelitian Terdahulu……….………...24

2.6 Kerangka Berfikir……….………...26

2.7 Hipotesis…….………...29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian………...30

3.2 Fokus Penelitian………...31

3.3 Lokasi Penelitian………...31

3.4 Variabel Penelitian………...31

3.4.1 Definisi Konsep………..………..………...31

3.4.2 Definisi Operasional………..………...32

3.5 Instrumen Penelitian………...33

3.6 Populasi dan Sampel………...35

(13)

v

3.7.3 Analisis Regresi Sederhana…………...………...37

3.7.4 Uji Koefisien Determinasi……….………...38

3.7.5 Uji Hipotesis………..………...38

3.8 Jadwal Penelitian………...………...39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian... 40

4.1.1 Profil Disnakertrans Provinsi Banten ... 40

4.1.2 Visi dan Misi Disnakertrans Provinsi Banten... 41

4.1.3 Program Kerja Disnakertrans Provinsi Banten ... 41

4.1.4 Bidang Kerja Disnakertrans Provinsi Banten ... 42

4.2 Deskripsi Data ... 43

4.2.1 Uji Instrumen Penelitian ... 43

4.2.1.1 Uji Validitas ...43

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ...48

4.2.1.3 Uji Normalitas...50

4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Pengawasan... 52

4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai ... 69

4.3 Analisis Data ... 87

4.3.1 Analisis Regresi Linear... 87

4.3.2 Uji Koefisien Determinasi ... 88

(14)

vi

Provinsi Banten... 90

4.4.2 Kinerja Pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten... 92

4.4.3 Pengaruh Tingkat Pengawasan Terhadap Kinerja di Disnakertrans

Provinsi Banten... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 99

5.2 Saran - saran ... 99

(15)

vii

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Pegawai Menurut Status di Disnakertrans Provinsi Banten ..…………...6

1.2 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan di Disnakertrans Provinsi Banten ..………….7

3.1 Kisi – kisi Instrumen Penelitian... ..………..34

3.2 Skala Likert... ..………..34

3.3 Jadwal Penelitian………….………...……….39

4.1 Uji Validitas Tingkat Pengawasan Tahap I (Variabel X)………….…………...44

4.2 Uji Validitas Tingkat Pengawasan Tahap II (Variabel X)………….…………..45

4.3 Uji Validitas Kinerja Pegawai Tahap I (Variabel Y)………….…………...46

4.4 Uji Validitas Kinerja Pegawai Tahap II (Variabel Y)………….…………...47

4.5 Uji Reliabilitas Tingkat Pengawasan (Variabel X)………….……….49

4.6 Uji Reliabilitas Kinerja Pegawai (Variabel Y)……….………...49

4.7 Uji Normalitas………….………...………..50

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Mendapatkan Jadwal atau Agenda Pekerjaan Pada Setiap Bulan………….……….52

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Mengetahui Lama Waktu Dalam Penyelesaian Pekerjaan Selambatnya 7 Hari Kerja………….………….53

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Mengerjakan Dokumen Pekerjaan Sesuai dengan Bidang Kerjanya………….………54

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Mendapatkan Pemeriksaan Dari Pimpinan Atas Dokumen Pekerjaan yang Diselesaikannya………….…...55

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Yang Diawasi oleh Pimpinan Dengan Cara Pengawasan Tidak Langsung dari Laporan Kerjanya…………...56

4.13 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Menyelesaikan Dokumen Pekerjaan Mengikuti Referensi dari RPJMD………….………..57

(16)

viii

Tupoksi dalam Kondisi tertentu………….………..60 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Mempercepat Pekerjaan

Apabila Mendapat Instruksi dari Pimpinan untuk Kondisi tertentu………61 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Dapat Memberikan Arahan

dan Petunjuk Bagi Pegawai yang Mengalami Hambatan Kerja………….…….62 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Dapat Memberikan Motivasi

Bagi Pegawai yang Mengalami Penurunan Kinerja………….………...63 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Memberikan Sanksi Sesuai

Bobot Kesalahan Pegawai………….………..64 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Memberikan Penghargaan

Baik Lisan maupun Tertulis Kepada Bawahannya………….……….65 4.22 Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Pengawasan…………...66 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Menyelesaikan

Pekerjaan Sesuai Bidang Kerjanya………….……….69 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Menyelesaikan

Pekerjaan Tepat Waktu Selambatnya Selama 7 Hari Kerja………….…………70 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Bersedia Kerja Lembur

Untuk Menyelesaikan Pekerjaan Yang Ada………….………...71 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Menyelesaikan

Pekerjaannya Sesuai Dengan Batas Waktu yang Diberikan………….………...72 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Ketelitian Dalam

Bekerja Khususnya Ketika Pemberkasan Dokumen………….…………...73 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Kerapihan Dalam

Menyelesaikan Pekerjaanya………….………74 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Latar Belakang

Pendidikan Sesuai Bidang Kerjanya………….………...75 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Memiliki Keterampilan dan

(17)

ix

Baik Sesama Rekan Kerja………….………...78 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Bekerjasama Dalam

Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Membagi Tugas Sesuai Bidang Kerja……..79 4.34 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Bertanggungjawab Dalam

Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Membagi Pekerjaannya………….………...80 4.35 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Berkomunikasi Kepada

Pimpinan, Bawahan dan Sesama Rekan Kerja………….………...81 4.36 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dapat Membuat Metode

Untuk Menyelesaikan Pekerjaan secara Individu………….………...82 4.37 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Ketika Bekerja Menggunakan

Seluruh Atribut Kepegawaian………….……….83 4.38 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Datang Tepat Waktu………….…..84 4.39 Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai………….…….84

4.40 Hasil Analisis Regresi Linear………….……….87

(18)

x

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... …………28

4.1 Kurva Normalitas... …………51

4.2 Kurva Normal PP - Plot ... …………51

4.3 Pengukuran Tingkat Pengawasan Secara Kontinum ... …………68

4.4 Pengukuran Kinerja Pegawai Secara Kontinum ... …………86

(19)

xi Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4 Struktur Organisasi Disnakertrans Provinsi Banten Lampiran 5 Daftar Pegawai Disnakertrans Provinsi Banten Lampiran 6 Kuesioner Penelitian

(20)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Birokrasi pada dasarnya merupakan suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen, tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka buruk. Subarsono (2012:14), menyatakan birokrasi dimaksudkan sebagai upaya mengorganisir secara teratur pekerjaan yang dilakukan banyak orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Umumnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governence) memerlukan keberadaan Pegawai Negeri Sipil sebagai penggerak

(21)

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan tercapainya tujuan organisasi publik atau Instansi Pemerintah diperlukan pengawasan yang baik. Pengawasan adalah kegiatan pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki (Hasibuan, 2011:154). Pelaksanaan pengawasan pada Instansi Pemerintah akan memerlukan keberadaan pimpinan sebagai subyek dalam melakukan kegiatan pengawasan kepada bawahannya.

Tindakan pengawasan oleh pimpinan pada suatu Instansi Pemerintah merupakan kegiatan pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil kerja yang dicapai sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan yang ada. Dengan diterapkannya pengawasan yang baik dari pimpinan kepada bawahannya akan mendorong pegawai untuk lebih termotivasi dalam bekerja, dapat mengarahkan pegawai untuk berorientasi kepada kualitas kerja, memanfaatkan waktu dan sumber daya seoptimal mungkin yang akhirnya akan melatih pegawai untuk berkinerja tinggi.

(22)

Kinerja pegawai umumnya mengarah kepada kemampuan dari seorang pegawai didalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya yang didasarkan kepada aturan serta indikator-indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Mangkunegara (2011:67) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam konteks organisasi publik, maka kinerja pegawai diorientasikan untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab pekerjaan secara terkoordinir sesuai bidang kerjanya untuk melaksanakan program kerja dari Instansi Pemerintah tempatnya bekerja.

(23)

Keberhasilan pelaksanaan program Disnakertrans Provinsi Banten akan sangat bergantung kepada kinerja pada masing-masing bidang yang ada. Menurut Peraturan Daerah No. 3 tahun 2008 yang telah direvisi dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah dan Peraturan Gubernur No. 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Provinsi menyatakan Disnakertrans Provinsi Banten memiliki struktur keorganisasian yang terdiri dari Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, Bidang Transmigrasi, Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (Disnakertrans Provinsi Banten, 2014).

(24)

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan memiliki tugas menyusun pedoman dan teknis penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja, melaksanakan pembinaan dan pengawasan norma keselamatan kerja yang meliputi pengendalian perusahaan atas kelengkapan dokumen ketenagakerjaan, keadaan tenaga kerja, kondisi kerja, dan objek-objek teknis atau peralatan produksi lainnya. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Norma Kerja, Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak.

Tugas Bidang Transmigrasi diantaranya seperti melakukan pendataan penduduk yang menjadi peserta program transmigrasi, memberikan pelatihan dan pembekalan program, koordinasi dengan instansi terkait lainnya dan keadministrasian lainnya yang mendukung program transmigrasi yang umumnya diarahkan ke daerah di luar Pulau Jawa. Bidang Transmigrasi dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Fasilitasi Perpindahan, Seksi Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi serta Seksi Pembinaan Pasca Penempatan.

(25)

membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Pelatihan dan Produktivitas, Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri serta Seksi Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja memiliki tugas diantaranya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja di BLKI Provinsi Banten yang terletak di Kota Tangerang. UPT BLKI dalam melaksanakan tugasnya membawahi Seksi Pelatihan BLKI serta Seksi Pengembangan dan Pemasaran BLKI Provinsi Banten.

Berkaitan dengan obyek pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan kepada bawahan atau pegawai, peneliti mendapatkan data jumlah pegawai Disnakertrans Provinsi Banten yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Pegawai Menurut Status

di Disnakertrans Provinsi Banten Tahun 2015

No Status Pegawai Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Pegawai Negeri Sipil 60 Orang 37 Orang 97 Orang 2 Tenaga Kerja Sukarela 19 Orang 7 Orang 21 Orang

Jumlah Pegawai 118 Orang

Sumber : Disnakertrans Provinsi Banten, 2015

(26)

yang memiliki jabatan sebagai Kepala Bidang maupun Kepala Seksi sebanyak 117 pegawai. Adapun Kepala Disnakertrans Provinsi Banten tidak diikutsertakan menjadi obyek pengawasan dalam penelitian ini mengingat Kepala Dinas merupakan pimpinan tertinggi di Disnakertrans Provinsi Banten yang bertanggungjawab mengawasi seluruh pegawai atau bawahannya, baik pegawai yang memegang jabatan struktural maupun pegawai lainnya.

Selain menjadi obyek pengawasan, Kepala Bidang dan Kepala Seksi di Disnakertrans Provinsi Banten juga memiliki peran ganda sebagai subyek pengawasan kepada bawahan di bidang yang dipimpinnya. Data berkaitan jumlah pegawai menurut jabatan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

di Disnakertrans Provinsi Banten Tahun 2015

No Jabatan Jumlah

1 Esselon II (Kepala Dinas) 1 Orang 2 Esselon III (Kepala Bidang) 6 Orang 3 Esselon IV (Kepala Seksi) 18 Orang

Jumlah 25 Orang

Sumber : Disnakertrans Provinsi Banten, 2015

(27)

Sedangkan Kepala Disnakertrans Provinsi Banten diawasi oleh pimpinan tertinggi yaitu Gubernur Provinsi Banten.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan beberapa fenomena permasalahan yang menunjukkan pelaksanaan pengawasan belum dilaksanakan dengan optimal. Hal ini ditunjukkan dari frekuensi Kepala Bidang yang jarang melakukan pengawasan kepada pegawai yang disebabkan oleh kepala Bidang lebih sering pergi ke luar kantor atau jarang berada di kantor sehingga tidak ada subyek yang melakukan pengawasan, tidak optimalnya teknik pengawasan yang lebih mengandalkan kepada inspeksi langsung ke ruangan kerja yang sekedar melihat-lihat apakah pegawai sedang bekerja atau tidak, pimpinan mengevaluasi hasil laporan kerja pegawai secara berkala, jarang dilaksanakannya kegiatan evaluasi atas hasil pengawasan dengan melibatkan seluruh pegawai pada setiap Bidang, tidak adanya kegiatan pembinaan dan pelatihan kepada pegawai sebagai tindakan lanjutan atas hasil pengawasan serta kurang dilaksanakannya pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan sanksi bagi pegawai yang melanggar aturan (Sumber : Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Hari Rabu, 10 Februari 2016).

(28)

tercapainya target dari program kerja Disnakertrans Provinsi Banten (Sumber : Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, Hari Rabu, 10 Februari 2016).

Permasalahan yang telah diuraikan diatas menunjukkan kurang optimalnya pelaksanaan pengawasan di Disnakertrans Provinsi Banten yang apabila tidak dilakukan evaluasi dan perbaikan maka akan berdampak kepada kinerja pegawai yang berimbas terhadap terhambatnya penyelesaian pekerjaan rutin di kantor dan dapat memperkecil peluang tercapainya target atau indikator-indikator keberhasilan dari program kerja yang telah ditetapkan oleh Disnakertrans Provinsi Banten maupun program Kementrian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

Menyadari begitu pentingnya keberadaan dari Disnakertrans Provinsi Banten dalam memberikan pelayanan publik berkaitan dengan berbagai persoalan ketenagakerjaan, maka segala bentuk masalah atau hambatan kerja yang ada harus ditangani dengan tepat agar kredibilitas Disnakertrans Provinsi Banten di mata publik tetap terjaga, terciptanya pelayanan publik yang lebih prima dan terlaksananya program ketenagakerjaan yang dapat bermanfaat luas bagi masyarakat yang tinggal di dalam lingkup wilayah administrasi Provinsi Banten.

(29)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Bidang kepada bawahannya belum dilaksanakan dengan optimal.

2. Kinerja pegawai Disnakertrans Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas pekerjaannya saat ini berada dalam kondisi kurang baik.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti memberikan batasan masalah guna memperkecil fokus pembahasan antara lain :

1. Peneliti memfokuskan obyek penelitian kepada variabel tingkat pengawasan dan kinerja pegawai.

2. Peneliti menetapkan lokasi penelitian ini di Disnakertrans Provinsi Banten.

1.4 Rumusan Masalah

Mengingat identifikasi dan batasas masalah, maka peneliti membuat rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengawasan di Disnakertrans Provinsi Banten ? 2. Bagaimana tingkat kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten ? 3. Seberapa besar pengaruh tingkat pengawasan terhadap kinerja

(30)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pengawasan di Disnakertrans Provinsi Banten.

2. Untuk mengetahui tingkat kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut :

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terkait dengan penelitian mengenai pengaruh tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten tahun 2016.

(31)

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Diharapkan dapat memberikan saran bagi Kepala Dinaskertrans Provinsi Banten dan masing-masing Kepala Bidang yang ada dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan kinerja pegawai guna memperkuat kinerja organisasi dalam mewujudkan target program kerja yang telah ditetapkan.

(32)

13

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Menurut Sugiyono (2011:55) menyatakan teori merupakan seperangkat konsep asumsi generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Deskripsi teori ini merupakan acuan dasar dalam menunjang sebuah penelitian, sebagaimana yang peneliti lakukan. Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui teori-teori apa saja yang digunakan sebagai referensi yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori organisasi publik, teori pengawasan dan kinerja pegawai.

2.2 Konsep Organisasi Publik

(33)

Publik berasal dari bahasa latin “Public” yang berarti “of people” yaitu berkenaan dengan masyarakat. Syafi’i (2008:22) mendefinisikan publik sebagai berikut :

”Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki. Dengan kata lain publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk, masyarakat, warga negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda”.

Organisasi publik sering identik dengan organisasi pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Taliziduhu (2011:14) mengemukakan organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan kemasyarakatan. Sedangkan Sutarto (2009:25) menyatakan organisasi publik adalah kerangka struktur dalam mana pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk pencapaian maksud bersama.

Selain itu, organisasi publik umumnya menjadi organisasi terbesar yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan hukum.

(34)

organisasi di masa mendatang yang salah satunya di bidang penataan organisasi, dimana organisasi publik di masa mendatang akan mempunyai sifat yang unik.

Berdasarkan para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa organisasi publik merupakan organisasi yang didirikan dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang terlegitimasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas jasa publik dan pelayanan masyarakat.

2.3 Teori Pengawasan

2.3.1 Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Siagian dalam Syafi’i (2008:60) mengatakan pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

(35)

Pada umumnya penyelenggaraan organisasi publik sangat diperlukan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan berjalan sesuai rencana dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan pengawasan pada Instansi Pemerintah akan memerlukan keberadaan dari Pimpinan atau Kepala Bidang sebagai subyek dalam melakukan kegiatan pengawasan kepada bawahannya.

Berdasarkan para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah kegiatan pimpinan pada tiap organisasi yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki dengan cara mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya.

2.3.2 Tujuan Pengawasan

(36)

Tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan supaya apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Mencari dan memberitahu kelemahan yang dihadapi. Sukarna (2008:112) mengemukakan tujuan pengawasan antara lain :

1. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak

2. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang serupa atau timbulnya kesalahan baru.

3. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam planning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan.

4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program seperti yang telah ditetapkan dalam planning atau tidak. 5. Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan

apa yang telah ditetapkan dalam rencana (standar) dan sebagai tambahan.

6. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau kebijaksanaan yang telah ditentukan

2.3.3 Tipe – tipe Pengawasan

Adanya pengawasan dapat mengeliminir atau setidak-tidaknya dapat dikurangi kebocoran-kebocoran, penyelewengan-penyelewengan yang dapat menggagalkan pembangunan. Handoko (2012:361) menyatakan terdapat beberapa tipe pengawasan yang antara lain :

1. Pengawasan Pendahuluan (Freedforward Control)

Bentuk pengawasan pra kerja ini dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan korelasi dibuat sebelum tahap tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.

2. Pengawasan selama kegiatan berlangsung (concurrent control),

(37)

3. Pengawasan umpan balik (feedback control)

Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar yang telah ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat histories, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

2.3.4 Teknik – teknik Pengawasan

Teknik pengawasan pada dasarnya menerangkan tentang cara melaksanakan pengawasan dengan terlebih dahulu menentukan titik-titik pengawasan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai keadaan keseluruhan kegiatan organisasi. Sukarna (2008:113) menyatakan teknik pengawasan antara lain :

1. Peninjauan pribadi

adalah mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi, sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan.

2. Pengawasan melalui laporan lisan

Pengawasan ini dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan, dilakukan dengan cara wawancara kepada orang-orang tertentu yang dapat memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui terutama tentang hasil yang sesungguhnya yang ingin dicapai bawahan.

3. Pengawasan melalui laporan tertulis

Merupakan suatu pertanggung jawaban bawahan kepada atasannya mengenai pekerjaan yang dilaksanakan, sesuai dengan intruksi dan tugas-tugas yang diberikan.

4. Pengawasan melalui hal-hal yang bersifat khusus, didasarkan kekecualian ataucontrol by exeption

Merupakan sistem atau teknik pengawasan dimana ini ditujukan kepada soal-soal kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa istimewa.

Siagian (2011:112) mengemukakan proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu:

1. Pengawasan Langsung

(38)

2. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan baik tertulis maupun lisan

2.3.5 Indikator Proses Pengawasan

Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan didalam melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Pandoyo (2007:109) merumuskan proses atau langkah-langkah yang dapat digunakan sebagai indikator dalam proses pengawasan meliputi :

1. Menentukan ukuran atau pedoman baku atau standar.

Standar terlebih dahulu harus ditetapkan. Ini tidak lain suatu model atau suatu ketentuan yang telah diterima bersama atau yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil.

2. Mengadakan penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan.

Penilaian yang dilakukan oleh pengawas dengan melihat hasil kerjanya dan laporan tertulisnya. Ini dapat dilakukan dengan melalui antara lain : laporan (lisan atau tertulis), buku catatan harian tentang itu tentang bagan jadwal atau grafik produksi, inspeksi atau pengawasan langsung, pertemuan/konperensi dengan petugas-petugas yang bersangkutan, survei yang dilakukan oleh tenaga staf ahli atas badan tertentu.

3. Membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan dengan standar yang ada untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi.

Ini dilakukan untuk pembandingan antara hasil pengukuran tadi dengan standar, dengan maksud untuk mengetahui apakah diantaranya terdapat suatu perbedaan dan jika ada seberapa besarnya perbedaan, kemudian menentukan perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak

4. Mengadakan perbaikan atau pembetulan atas penyimpangan yang terjadi, sehingga pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan apa yang direncanakan.

(39)

2.4 Teori Kinerja Pegawai

2.4.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kinerja pegawai yang baik pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Mangkunegara (2011:67) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab. Winardi (2010:118) mengemukakan kinerja adalah tingkatan hingga dimana tujuan-tujuan dapat dicapai.

Sedarmayanti (2012:14) mendefinisikan kinerja sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan dalam melaksanakan tugas dibandingkan standar yang telah ditetapkan. Sedangkan Pasolong (2007:176) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Adapun Irawan (2012:11) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Dengan demikian apabila hasil kerja ingin menempati nilai baik maka dalam bekerja harus benar-benar disiplin dalam segala hal yang positif.

(40)

2.4.2 Tujuan dan Sasaran Penilaian Kinerja Pegawai

Kinerja tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan evaluasi kinerja yang merupakan penilaian atas hasil kerja karyawan serta tujuan evaluasi kinerja. Tujuan evaluasi kinerja bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari sumberdaya manusia yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Sunyoto dalam Mangkunegara (2011:68) mengemukakan tujuan dari evaluasi kinerja adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kerja yang ideal.

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan.

Sunyoto dalam Mangkunegara (2011:70) menyatakan kegunaan penilaian prestasi kerja (kinerja) karyawan adalah :

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dalam perusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan dan kondisi kerja. 5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi

karyawan yang berada di dalam organisasi.

(41)

7. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya

8. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan. 9. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan

kerja dan keahlian karyawan.

10. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (job description).

Dharma (2009:14) mengemukakan tujuan pelaksanaan evaluasi kinerja antara lain :

1. Pengembangan, dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang perlu ditraining dan membantu evaluasi hasil training dan dapat membantu pelaksanaanconselingantara atasan dan bawahan sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh karyawan.

2. Pemberian reward, digunakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, intensif dan promosi.

3. Motivasi, digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan inisiatif, rasa tanggung jawab sehingga mereka terdorong untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Perencanaan SDM, dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta perencanaan SDM.

5. Kompensasi, memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang harus diberikan karyawan yang berkinerja tinggi atau rendah serta bagiamana pemberian kompensasi yang adil. 6. Komunikasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan

antara atasan dan bawahan menyangkut kinerja karyawan..

2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai

Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Veithzal Rivai (2011:55), pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi orang yang dinilai (pegawai)

Bagi pegawai yang dinilai, manfaat yang dapat diperoleh dari penilaian kinerja antara lain :

a. Meningkatkan motivasi.

(42)

2. Manfaat bagi penilai (supervisoratau pimpinan)

Bagi penilai, manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penilaian kinerja antara lain :

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kinerja pegawai untuk perbaikan manajemen selanjutnya.

b. Meningkatkan kepuasan kerja baik pimpinan maupun pegawai itu sendiri.

3. Manfaat bagi perusahaan atau organisasi

Bagi perusahaan atau organisasi, manfaat yang dapat diperoleh dari penilaian kinerja antara lain :

a. Meningkatkan motivasi dan kesadaran kerja dari setiap pegawai secara keseluruhan.

b. Meningkatkan pandangan berkaitan pentingnya melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pelayan masyarakat.

2.4.4 Syarat – syarat Penilaian Kinerja Pegawai

Rivai (2011:19) mengemukakan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Input(Potensi)

Agar penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran sesuai yang dikehendaki oleh perusahaan, maka perlu ditetapkan, disepakati dam diketahui faktor-faktor yang akan dinilai atau dievaluasi sebelumnya sehingga karyawan lebih termotivasi.

2. Proses (Pelaksanaan)

Dalam fase pelaksanaan, proses konsultasi dengan sebanyak mungkin individu dan kelompok harus dilakukan, untuk menjamin seluruh aspek dari sistem penilaian kinerja dapat dihubungkan secara menyeluruh dari pokok yang berhubungan dengan praktek.

3. Output(Hasil)

Perlu kejelasan hasil penilaian seperti, manfaat, dampak risiko dan tindak lanjut dari rekomendasi penilaian. Selain itu perlu diketahui apakah hasil penilaian ini berhasil meningkatkan kualitas kerja, motivasi kerja, etos kerja, dan kepuasan kerja karyawan.

2.4.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

(43)

1. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work).

Merupakan volume atau banyaknya beban pekerjaan atau jumlah yang harus diselesaikan oleh seseorang pegawai diukur dari kemampuan secara kuantitatif di dalam mencapai target atau hasil kerja sesuai dengan apa yang dibebankan.

2. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work).

Merupakan tingkat sejauh mana pekerjaan itu baik atau buruk buat pegawai ini dapat dilihat dari segi ketelitian, kerapian kerja, kecepatan untuk menyelesaikan pekerjaan, keterampilan dan kecekatan pegawai dalam bekerja.

3. Pengetahuan Kerja (Job Knowledge).

Merupakan proses penempatan seseorang pegawai yang disesuaikan dengan background pendidikan atau keahliannya dalam suatu pekerjaan. Hal ini dapat ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan. 4. Kerjasama Tim (Team Work)

Merupakan upaya kerjasama antar sesama pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas vertikal atau kerjasama antar pegawai, akan tetapi kerjasama secara horisontal pun merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan berorganisasi yaitu dimana pimpinan organisasi dan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif dan menghasilkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

5. Kreatifitas (Creatifity).

Merupakan kemampuan seseorang pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan cara-cara atau inisiatif sendiri dianggap efektif dan efisien serta mampu menciptakan perubahan. Perubahan guna untuk melakukan perbaikan demi kemajuan organisasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

(44)

Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan variabel dilakukan oleh Selvy Sufyany Suseno (2013) dengan judul penelitian pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai Inspektorat Kabupaten Jember. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari pengawasan terhadap kinerja pegawai Inspektorat Kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan regresi linier sederhana menggunakan program statistik SPSS versi 17. Populasi penelitian sebanyak 39 pegawai. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi lebih kecil dari 100 sehingga seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian sebanyak 39 responden. Teknik pengumpulan data cara penyebaran angket untuk memperoleh data primer. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengawasan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Inspektorat Kabupaten Jember dengan nilai persentase pengaruh sebesar 63,6 persen sedangkan sisanya 27,4 persen dipengaruhi variabel lainnya yang tidak diteliti.

(45)

dengan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data primer. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengawasan melekat memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja pegawai SMK Negeri 5 Kota Samarinda dengan nilai korelasi sebesar 0,693 yang berada dalam kategori interpretasi koefisien korelasi, yaitu memiliki hubungan yang kuat.

2.5 Kerangka Berfikir

Disnakertrans Provinsi Banten merupakan Instansi Pemerintah yang berwenang dan bertanggungjawab dalam melaksanakan proses perencanaan, pengelolaan, monitoring serta evaluasi atas kondisi-kondisi yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di Provinsi Banten dibawah koordinasi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Tugas dan tanggungjawab Disnakertrans Provinsi Banten berkaitan dengan persoalan ketenagakerjaan yang sedemikian kompleks dengan ruang lingkup yang luas maka sudah tentu kondisi dari kinerja pegawai menjadi hal yang diprioritaskan untuk selalu ditingkatkan. Hal ini mengingat keberhasilan pelaksanaan suatu program akan sangat bergantung kepada kinerja pegawainya.

(46)

Upaya meningkatkan kinerja pegawai guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan tercapainya tujuan organisasi diperlukan pengawasan yang baik. Pengawasan pada dasarnya merupakan kegiatan dari seorang Pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan bawahannya dapat terlaksana sesuai rencana atau hasil yang dikehendaki. Pandoyo (2007:109) menyatakan penilaian pengawasan menggunakan indikator yaitu penetapan standart, penilaian hasil kerja, kesesuaian hasil dan tindakan koreksi atau perbaikan.

Tindakan pengawasan oleh Pimpinan pada Disnakertrans Provinsi Banten, baik Kepala Dinas maupun Kepala Bidang merupakan kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai atau bawahannya dapat terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan atau hasil kerja yang dicapai sesuai dengan indikator keberhasilan. Adanya pengawasan yang optimal dari Pimpinan kepada bawahannya akan mendorong pegawai untuk lebih termotivasi dalam bekerja, dapat mengarahkan pegawai untuk berorientasi kepada kualitas kerja, memanfaatkan waktu dan sumberdaya seoptimal mungkin yang akan melatih dan membudayakan pegawai untuk berkinerja tinggi.

(47)

Hal ini mengingat berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan berkaitan dengan pengawasan dan kinerja pegawai Disnakertrans Provinsi Banten. Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, peneliti membuat kerangka pemikiran yang disajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.6 Hipotesis

Sugiyono (2011:64) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dapat dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

Permasalahan berkaitan dengan tingkat pengawasan dan kinerja pegawai Disnakertrans Provinsi Banten sebagai berikut :

1. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Bidang kepada bawahannya belum dilaksanakan dengan optimal.

2. Kinerja pegawai Disnakertrans Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas pekerjaannya saat ini berada dalam kondisi kurang baik

(Survey lapangan oleh Peneliti, 2016)

(48)

yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu :

Hipotesis Kerja (Ha)

“Terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten.

Hipotesis Nol (H0)

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai

di Disnakertrans Provinsi Banten tahun 2016 menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif melalui desain deskriptif, yaitu metode yang menjelaskan nilai suatu

variabel dengan mengolah data-data yang ada kedalam suatu angka dan pada

tahap analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk membuktikan hipotesis

yang telah dirumuskan dapat terbukti atau tidak.

Pendekatan statistik deskriptif memiliki berbagai macam desain penelitian

yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang ada. Desain penelitian dapat

menggambarkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti secara sistematis

sesuai kaidah penelitian yang benar agar dapat menjawab rumusan masalah

dengan tepat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Desain Deskriptif

Desain ini bertujuan melukiskan karakteristik dari suatu fenomena

tertentu (Sugiyono, 2011:44). Desain ini memberikan gambaran

mengenai hasil tanggapan responden dari kuesioner yang telah diolah.

2. Desain Kausal

Desain ini bertujuan untuk menganalisa hubungan sebab akibat antara

variabel bebas terhadap variabel tetap (Sugiyono, 2011:45). Desain

kausal umumnya dilakukan dengan pengujian secara statistik.

(50)

3.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian kepada pengaruh

tingkat pengawasan terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

Teori yang digunakan terdiri dari teori organisasi publik, teori pengawasan, teori

kinerja dan teori lainnya guna menguatkan dasar pemikiran dalam penelitian ini.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertrans Provinsi) Provinsi Banten. Disnakertrans Provinsi Banten

merupakan instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

melaksanakan proses perencanaan, pengelolaan, monitoring serta evaluasi atas

kondisi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dengan ruang

lingkup se-Provinsi Banten dibawah koordinasi dari Kemenakertrans.

Disnakertrans Provinsi Banten saat ini berlokasi di kawasan pusat pemerintahan

Provinsi Banten (KP3B) yang berada di Kota Serang.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Berdasarkan fokus penelitian serta untuk dapat mempermudah memahami

penelitian ini, peneliti membuat definisi konsep antara lain :

1. Pengawasan merupakan kegiatan pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki (Hasibuan, 2011:154) 2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

(51)

3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten merupakan instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggungjawab dalam melaksanakan proses perencanaan, pengelolaan, monitoring serta evaluasi atas kondisi-kondisi yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di Provinsi Banten dibawah koordinasi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans Provinsi Banten, 2014).

3.4.2 Definisi Operasional

Variabel penelitian dikategorikan menjadi dua variabel, yaitu Variabel

Bebas (Independent Variable) dengan simbol Variabel X dan Variabel Tetap

(Dependent Variable) dengan simbol Variabel Y diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel X adalah tingkat pengawasan, dimana variabel ini merupakan variabel bebas.

Indikator variabel tingkat pengawasan antara lain : a. Penetapan standart

Indikator penetapan standart memiliki sub indikator, yaitu penentuan waktu atau jadwal kerja dan adanya penjelasan tugas pokok pada setiap pegawai.

b. Penilaian hasil kerja

Indikator penilaian hasil kerja memiliki sub indikator, yaitu pemeriksaan hasil kerja pegawai dan tingkat kepatuhan terhadap instruksi yang diberikan

c. Kesesuaian

Indikator kesesuaian memiliki sub indikator, yaitu tingkat kesesuaian hasil pekerjaan dengan tupoksi dan kesesuaian waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan

d. Tindakan koreksi

Indikator koreksi atau tindakan perbaikan memiliki sub indikator, yaitu monitoring pelaksanaan kerja, pemberian solusi dari pimpinan atas kesalahan atau kendala dalam bekerja dan memberikan sanksi atas pegawai yang terindikasi melakukan pelanggaran aturan kerja atau disiplin.

2. Variabel Y adalah kinerja pegawai, dimana variabel ini merupakan variabel tetap.

Indikator variabel kinerja pegawai antara lain : a. Kwantitas pekerjaan

Indikator kwantitas pekerjaan memiliki sub indikator, yaitu volume pekerjaan dan lama waktu penyelesaian pekerjaan

b. Kwalitas pekerjaan

(52)

ketelitian dalam bekerja, kerapihan dalam bekerja. c. Pengetahuan kerja

Indikator pengetahuan kerja memiliki sub indikator, yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja pegawai.

d. Kerjasama tim

Indikator kerjasama tim memiliki sub indikator, yaitu hubungan kerja dan komunikasi antara sesama pegawai

e. Kreatifitas

Indikator kreatifitas memiliki sub indikator, yaitu kreatifitas pegawai dalam membuat inovasi dan tingkat kedisiplinan pegawai.

Berdasarkan uraian indikator pada masing-masing variabel diatas, peneliti

membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari kuesioner penelitian sebagai

bentuk elaborasi atau penjelasan dari indikator dan sub indikator secara lebih

mendetail guna mendapatkan data mengenai fenomena yang sedang diteliti

(variabel penelitian). Adapun kuesioner yang digunakan sebagai alat

pengumpulan data sebagaimana terlampir.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk tujuan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder,

peneliti melakukannya dengan cara yang antara lain :

1. Studi kepustakaan (library research)

Teknik pengumpulan data berdasarkan kepada buku literatur yang

berhubungan dengan teori dari masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan (field research)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di

lapangan, studi lapangan dalam penelitian ini dilakukan melakukan

(53)

Kuesioner merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data

primer, didalamnya berisikan pertanyaan atau pernyataan terkait

dengan variabel penelitian, yaitu tingkat pengawasan dan kinerja

pegawai yang akan disebarkan kepada responden untuk diisi dan

dijawab. Kisi – kisi instrumen penelitian disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Kisi – kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator No Butir pada Instrumen

Tingkat Pengawasan

Kwantitas pekerjaan 1, 2, 3, 4

Kwalitas pekerjaan 5,6,7

Pengetahuan kerja 8,9,10

Kerjasama tim 11,12,13,14,15

Kreatifitas 16,17,18,19

Adapun skala yang digunakan adalah skala Likert, yaitu dengan cara

memberi bobot nilai pada setiap jawaban responden sebagai berikut :

(54)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh pegawai Disnakertrans Provinsi Banten sebanyak 117 pegawai

diluar dari Kepala Disnakertrans Provinsi Banten. Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:116).

Mengingat jumlah populasi masih mendekati jumlah sebanyak 100

responden, yakni sebanyak 117 pegawai, maka penulis menetapkan untuk

menggunakan teknik sampling jenuh, yakni pengambilan sampel dengan cara

menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel atau sering disebut juga

sebagai penelitian populasi atau sensus (Sugiyono, 2011:122). Dengan demikian

jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 117 responden.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian ini berkaitan dengan pengujian dari kuesioner

sebagai alat pengumpulan data primer. Kuesioner yang peneliti buat akan diuji

nantinya untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah memenuhi kelayakan

sebagai instrumen penelitian atau alat pengumpulan data. Uji instrumen penelitian

terdiri dari uji validitas dan uji realibilitas dengan menggunakan program SPSS

(55)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukan tingkat kevalidan

instrument penelitian, artinya instrument dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur, yaitu variabel tingkat

pengawasan dan kinerja pegawai. Muhidin (2007:37) menyatakan

item pertanyaan dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. Uji validitas

menggunakan metode korelasi pearlson product moment dengan

program SPSS versi 17.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian ketepatan, ketelitian atau keakuratan

yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Hasil pengukuran dapat

dipercaya apabila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif yang sama.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal konsistensi

menggunakan Alpha Cronbach. Sekaran (2009:75) menyatakan

dimana nilai koefisien reliabilitas yang ditunjukkan dari nilai

cronbach alpha < 0.6 adalah kurang baik, nilaicronbach alpha > 0.7

adalah dapat diterima dan nilaicronbach alpha > 0.8 baik.

3.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

dependent variable dan independent variable keduanya mempunyai distribusi

(56)

normal (Ghozali, 2011:105). Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan

uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Asymptotic (2-tailed) > alpha

(0.05), maka data dinyatakan berasal dari populasi berdistribusi normal.

Selain itu, uji normalitas data juga dapat diketahui dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot.Adapun

pengambilan keputusan didasarkan kepada:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi normal.

3.7.3 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi nilai koefisien

regresi dari masing-masing variabel dalam penelitian, yakni kinerja pegawai

(variabel Y) jika tingkat pengawasan (variabel X) akan dinaikkan atau diturunkan.

Selain itu, analisis regresi sederhana juga digunakan untuk mengetahui nilai thitung

sebagai dasar pengujian hipotesis penelitian. Sugiyono (2010:211) menyatakan

persamaan matematis regresi sederhana menggunakan rumus sebagai berikut :

Y = a + b X +

e

Dimana :

Y = Kinerja pegawai a = Konstanta

b = Koefisien Regresi tingkat pengawasan X = Tingkat pengawasan

(57)

3.7.4 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Koefisien

determinasi dinyatakan dalam persentase yang diketahui dari nilai Adjusted R

Square yang diperoleh dari hasil pengujian statistik menggunakan program

SPSS versi 17.

3.7.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji t (uji parsial) untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja

pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten. Rancangan hipotesis sebagai berikut :

H0 ; b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan

terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

Ha ; b ≠ 0, artinya terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap

kinerja pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

Pengambilan keputusan pengujian hipotesis didasarkan kepada kriteria

pengujian hipotesis sebagai berikut :

Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja

pegawai di Disnakertrans Provinsi Banten.

Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh dari tingkat pengawasan terhadap kinerja

(58)

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Disnakertrans Provinsi Banten tahun 2016 yang

berada di kawasan pusat pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) dilaksanakan pada

bulan Januari sampai bulan Agustus, mulai dari tahapan observasi awal hingga

pengujian sidang skripsi dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No Keterangan Tahun 2016

Jan – Feb Mar – Apr Mei - Jun Jul – Agust 1 Observasi awal

2 Penyusunan proposal

3 Bimbingan Bab I – III

4 Seminar proposal

5 Revisi proposal

6 Penelitian lapangan

7 Bimbingan Bab

IV – V √ √ √

8 Sidang skripsi

9 Revisi skripsi √ √ √

(59)

40

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Disnakertrans Provinsi Banten

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2008 yang telah direvisi dengan

Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja

Perangkat Daerah dan Peraturan Gubernur No. 14 Tahun 2013 tentang Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Prov. Banten

menyatakan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)

Provinsi Banten merupakan instansi pemerintah yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam melaksanakan proses perencanaan, pengelolaan,

monitoring serta evaluasi atas kondisi-kondisi yang berkaitan dengan

ketenagakerjaan dan transmigrasi di Provinsi Banten.

Disnakertrans Provinsi Banten saat ini berlokasi di area Kawasan Pusat

Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Dalam melaksanakan tugasnya,

Disnakertrans Provinsi Banten dibawah koordinasi Kementrian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi. Disnakertrans Provinsi Banten mengkoordinir Disnakertrans pada

tingkatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan program kerja yang telah

dicanangkan dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

periode 2012 – 2017 yang menjadi program umum yang harus dilaksanakan

dengan optimal oleh seluruh pegawai yang bekerja di Disnakertrans Provinsi

(60)

4.1.2 Visi dan Misi Disnakertrans Provinsi Banten

Disnakertrans Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

program kerja yang tertuang dalam RPJMD periode 2012 – 2017 memiliki visi,

yaitu Terwujudnya Perlindungan, Produktivitas Tenaga Kerja dan Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat.

Adapun misi yang ditetapkan oleh Disnakertrans Provinsi Banten dalam

melaksanakan tugasnya antara lain :

1. Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja.

2. Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan

kesempatan kerja.

3. Peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja

4. Peningkatan dan perluasan jaringan kemitraan.

5. Pengembangan kemampuan aparatur di bidang ketenagakerjaan, dan

ketransmigrasian.

6. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam mengatur dan

melaksanakan kewenangan ketenagakerjaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota.

7. Penyiapan, Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi (Strategi dan

Program Disnakertrans Provinsi Banten, 2016:3).

4.1.3 Program Kerja Disnakertrans Provinsi Banten

Program kerja Disnakertrans Provinsi Banten sebagaimana tertuang dalam

RPJMD periode 2012 – 2017 antara lain :

1. Peningkatan sarana, prasarana perkantoran dan kapasitas aparatur

2. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan daerah

3. Penyediaan data pembangunan daerah

4. Peningkatan keterampilan tenaga kerja

5. Pengembangan kelembagaan, hubungan industrial dan perlindungan

tenaga kerja

6. Peningkatan produktivitas, perluasan, kesempatan kerja dan berusaha

7. Penyiapan, pengerahan dan pembinaan transmigrasi (Strategi dan

(61)

4.1.4 Bidang Kerja Disnakertrans Provinsi Banten

Keberhasilan pelaksanaan program Disnakertrans Provinsi Banten akan

sangat bergantung kepada kinerja pegawai pada setiap bidang. Adapun bidang

kerja di Disnakertrans Provinsi Banten terdiri dari :

1. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

Bidang ini bertugas melaksanakan kegiatan yang dapat mendukung terciptanya hubungan yang harmonis antara pelaku bisnis yaitu pengusaha, karyawan dan pemerintah, sehingga tercapai ketenagan bekerja dan kelangsungan berusaha. diantaranya seperti membuat dan melaporkan data ketenagakerjaan dengan lingkup se-Provinsi Banten berkaitan dengan pendataan jumlah angkatan kerja, upah minimum, permintaan dan penawaran tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, kerjasama dengan perusahaan mitra Disnakertrans Provinsi Banten. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Lembaga Hubungan Industrial, Penyelesaian Perselisihan, Seksi Pengupahan dan Jaminan

Sosial serta Seksi Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan

Perselisihan Kerja.

2. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang ini bertugas menyusun pedoman dan teknis penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja, melaksanakan pembinaan dan pengawasan norma keselamatan kerja yang meliputi pengendalian perusahaan atas kelengkapan dokumen ketenagakerjaan, keadaan tenaga kerja, kondisi kerja, dan objek-objek teknis atau peralatan produksi lainnya.

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Norma Kerja, Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak.

3. Bidang Transmigrasi

Bidang ini bertugas melakukan pendataan penduduk yang menjadi peserta program transmigrasi, memberikan pelatihan dan pembekalan

program, koordinasi dengan instansi terkait lainnya dan

keadministrasian lainnya yang mendukung program transmigrasi yang umumnya diarahkan ke daerah di luar Pulau Jawa.

Bidang Transmigrasi dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa Seksi yaitu Seksi Fasilitasi Perpindahan, Seksi Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi serta Seksi Pembinaan Pasca Penempatan.

4. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja

Gambar

Tabel 1.1Jumlah Pegawai Menurut Status
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.2
Tabel 3.3Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

proses penyembuhan. tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosialiasi dalam masyarakat,

Sehingga apabila perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantiy dibanding dengan Perhitungan persediaan yang dilakukan dengan

Pada makalah ini akan diuji performansi dari CSMA 802.15.4 dengan TMAC dengan parameter rasio konsumsi baterai terhadap nilai goodput.. Selain itu konsumsi baterai dari CSMA

• Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur (dalam RPJM 2009-2014) yaitu “Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan

Krim dengan ekstrak etanol tongkol jagung pada konsentrasi ekstrak yang berbeda diduga memiliki aktivitas tabir surya dengan nilai SPF yang juga berbeda. Ekstrak

Inisiasi Menyusu Dini pada ibu bersalin dapat mengaktifkan hormon oksitosin yang dapat mempercepat lama kala III dan mencegah perdarahan pada kala IV.. Tujuan: Untuk

[r]

Prinsip non-refoulement telah dianggap sebagai hukum kebiasaan internasional, yang mempunyai arti bahwa seluruh negara, baik yang telah menjadi negara pihak maupun