SAMBUTAN / PENGARAHAN
MENTERI DALAM NEGERI
PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009
Surabaya, 23-24 Juli 2009
Disampaikan oleh :
Dr. KOESNAN A. HALIM, SH
UU No. 25 Th. 2004 ttg. Sisrenbangnas dan UU No. 32
Th. 2004 ttg. Pemerintahan Daerah.
•
Menegaskan bahwa RKPD merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah tahunan, sebagai
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana strategis
satuan kerja perangkat daerah (Renstra-SKPD).
•
Bertujuan untuk mewujudkan pencapaian visi, misi dan
program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan
menjadi pedoman penyusunan rencana kerja satuan
kerja perangkat daerah (Renja-SKPD).
•
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan
bahwa
“perencanaan pembangunan daerah
merupakan
satu
kesatuan
dalam
sistem
perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan
kondisi dan karakteristik daerah”
.
•
Dengan
melibatkan
seluruh
unsur
pemangku
kepentingan dapat dipertajam capaian sasaran program
prioritas pembangunan daerah yang selaras dengan
sasaran pembangunan nasional, kebutuhan dan
aspirasi
masyarakat
berdasarkan
kondisi
riil,
kemampuan, serta kewenangan penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah.
• Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010 yang ditetapkan dengan
PP Nomor 21 Tahun 2009, memandu Rancangan RKPD Provinsi Jatim untuk memperhatikan prioritas pembangunan nasional 2010 tadi.
• Tujuh Arah Kebijakan Pemerintah :
1. Mengatasi kemungkinan pengangguran baru ; 2. Mengelola inflasi;
3. Menjaga pergerakan sektor riil, agar perusahaan tidak melakukan PHK;
4. Mempertahankan daya beli masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan masyarakat;
5. Melindungi masyarakat miskin (melanjutkan program PNPM Mandiri dan beberapa skim program pengentasan kemiskinan lainnya);
6. Memelihara kecukupan pangan dan energi; serta
7. Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
•
Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur (dalam
RPJM 2009-2014) yaitu
“Terwujudnya Jawa
Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”
yang akan dicapai tahun 2014”
.
•
Komitmen pemerintah daerah bersama masyarakat
untuk membangun masyarakat Jawa Timur yang
sejahtera, berkecukupan, berkeadilan, berkwalitas,
bermartabat, yang tidak saja berdimensi fisik atau
materi, tetapi juga rohani, dapat diwujudkan secara
bertahap mulai tahun 2010.
Modal dasar yang cukup kuat tercermin dari
kemampuan keuangan daerah (dari PAD).
Provinsi Jatim memiliki derajat desentralisasi fiskal
tertinggi yaitu berkisar 60% dari pendapatan
daerah.
Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Tahun
2007 sebesar Rp534,91 triliun (peringkat kedua
setelah Provinsi DKI sebesar Rp566,45 triliun).
Pendidikan: masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, dan
kualitas pelayanan
Kesehatan: masih beberapa jenis penyakit (polio,gizi buruk,
demam berdarah, flu burung, diare/muntaber, dan HIV/AIDS, sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai).
Ketenagakerjaan: rendahnya kualitas dan produktivitas SDM
pencari kerja dan jumlah pengangguran, dan kesempatan kerja terbatas.
Lingk. Hidup: perubahan iklim dapat menyebabkan bencana
seperti banjir, longsor, kekeringan dan semburan lumpur, dsb. dan rendahnya perhatian terhadap kelestarian LH.
Pembangunan Antar Wilayah: proses aglomerasi aktifitas
ekonomi yang cepat sehingga mendorong pesatnya pertumbuhan perkotaan dan ketidakseimbangan tersedianya infrastruktur.
Angka IPM Provinsi Jawa Timur masih sebesar
69,78 atau masih dibawah rata-rata nasional
sebesar 70,59 dan menduduki peringkat ke-19
(sembilan belas).
Berdasarkan data Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal, masih terdapat 8 kabupaten
yang masih tergolong daerah tertinggal, yaitu
Kabupaten Sampang, Pacitan, Bangkalan,
Pamekasan, Trenggalek, Bondowoso, Madiun,
dan Situbondo.
Program-program pembangunan didanai dari berbagai sumber
pendanaan. Penyelarasan agar mengedepankan prinsip-prinsip yang mendorong tercapainya keserasian, sinergitas, efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber pendanaan
Seluruh pemangku kepentingan khususnya para
bupati/walikota agar memberikan masukan konstruktif sehingga sinergik, terpadu, efektif dan efisien dalam pencapaian sasaran
Gubernur bersama DPRD menindaklanjuti program dan
kegiatan yang telah disepakati dalam musrenbang ini kedalam KUA dan PPAS dalam penyusunan RAPERDA tentang APBD Tahun Anggaran 2010.
Diharapkan mulai tanggal 1 Januari 2010 APBD Tahun
Anggaran 2010 dapat dilaksanakan