• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikroskopis bakteri lokal dengan kode isolat L II 61 pada perbesaran 1000x

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Mikroskopis bakteri lokal dengan kode isolat L II 61 pada perbesaran 1000x"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Karakteristik makroskopis koloni dan mikroskopis isolat

bakteri LII 61 (hasil

screening

dari air limbah Rumah

Pemotongan Hewan “Pegirian, Surabaya, Jawa Timur”)

Kode

isolat

bakteri

Karakteristik Parameter

Hasil

pengamatan

Jenis Genus

(pendugaan)

L II 61

Makroskopis

koloni

Bentuk

bulat

Micrococcus

Warna

Merah muda

Tepi

rata

Elevasi

rata

Mikroskopis

bakteri

Bentuk

Bulat

berpasangan

berjumlah

empat untuk

setiap

pasangnya

Gram

Positif

Mikroskopis bakteri lokal dengan kode isolat L II 61 pada perbesaran 1000x

L II 61

(2)

Lampiran 2. Data karakteristik biosurfaktan dalam supernatan kultur

Acinetobacter sp.

P2(1)

Kode

(3)

Lanjutan lampiran 2. Data karakteristik biosurfaktan dalam supernatan

kultur

Acinetobacter sp.

P2(1)

P1B19

Lampiran 3. Grafik karakteristik biosurfaktan dalam supernatan

kultur

Acinetobacter sp.

P2(1)

0 5 10 15 20

Berat kasar (g/L)

(4)

Lampiran 4.

Data perolehan produk kasar biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) dengan pengendapan ammonium sulfat jenuh 60%

No

Kode

Supernatan

Volume

Supernatan

(mL)

Berat kering

perolehan produk

kasar (g)

Berat kering

perolehan

produk kasar

(g/L)

1

P1B1

84

0,4

4,76

2

P1B2

50

0,5

10

3

P1B3

50

0,6

12

4

P1B4

50

0,2

4

5

P1B5

50

0,3

6

6

P1B6

50

0,3

6

7

P1B7

50

0,3

6

8

P1B8

50

0,5

10

9

P1B11

75

0,4

5,33

10

P1B13

75

0,4

5,33

11

P1B15

75

0,5

6,67

12

P1B17

50

0,4

8

13

P1B19

75

0,4

5,33

14

P1B21

60

0,4

6,67

15

P2B2

50

0,4

8

16

P2B3

50

0,2

4

17

P2B4

50

0,4

8

18

P2B5

50

0,3

6

Total

1044

6,9

122,10

(5)

Lampiran 5.

Data karakteristik larutan produk kasar biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) pada konsentrasi sama dengan CMC

Ulangan

Aktivitas emulsi

biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1)

pada solar (%)

Tegangan

permukaan

biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) (mN/m)

Penurunan tegangan

permukaan biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1)

(mN/m)

1 jam

24 jam

terhadap

akuades

terhadap pelarut

(Buffer fosfat pH

7)

Lampiran 6.

Data karakteristik larutan surfaktan sintetis Tween-20 pada

konsentrasi sama dengan CMC

Ulangan

Aktivitas emulsifikasi

Tween-20 pada solar

(%)

permukaan

Tegangan

Tween-20

(mN/m)

Penurunan tegangan

permukaan Tween-20

(mN/m)

1 jam

24 jam

terhadap

akuades

terhadap pelarut

(buffer fosfat

(6)

Lampiran 7.

Data nilai aktivitas emulsifikasi (%) dan tegangan

permukaan dari

crude

enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61

Supernatan

Ulangan

Aktivitas emulsifikasi pada minyak

uji solar (%) Tegangan permukaan media

produksi (mN/m)

Tegangan permukaan

crude enzyme

(mN/m)

1 jam 24 jam

Micrococcus

sp.

L II 61

Ulangan 1 20,99 17,75 60,19 43,04

Ulangan 2 19,68 15,96 64,71 40,83

Ulangan 3 20,04 18,22 64,71 41,31

Rata-rata 20,24 ± 0,68 17,31 ± 1,19 63,20 ± 2,61 41,73 ± 1,17

(7)

Lampiran 9.

Hasil uji statistik dari data persentase kelarutan

oil sludge

menggunakan

One-Way

ANOVA dan uji Duncan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual for Persentase

N 24

Normal Parametersa,,b Mean .0000

Std. Deviation 1.11835

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .134

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .654

Asymp. Sig. (2-tailed) .786

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

0,00

Kode Perlakuan

Rata-rata persentase kelarutan

oil sludge

(%)

(8)

Descriptives

Persentase

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

B 3 40.9273 .41942 .24215 39.8854 41.9692 40.49 41.33

T 3 32.1909 1.46356 .84498 28.5552 35.8266 31.22 33.87

Ea 3 27.2781 1.30401 .75287 24.0387 30.5174 26.38 28.77

Eb 3 31.9371 1.48164 .85542 28.2565 35.6176 30.53 33.48

Ec 3 37.5769 .64521 .37251 35.9741 39.1796 37.17 38.32

BEa 3 53.0758 .35384 .20429 52.1969 53.9548 52.87 53.48

BEb 3 62.0756 2.02596 1.16969 57.0428 67.1084 60.32 64.29

BEc 3 71.0904 1.87710 1.08375 66.4274 75.7534 69.01 72.65

Total 24 44.5190 15.17598 3.09778 38.1107 50.9273 26.38 72.65

Test of Homogeneity of Variances

Persentase

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.067 7 16 .109

ANOVA

Persentase

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 5268.374 7 752.625 418.616 .000

Within Groups 28.766 16 1.798

(9)

Persentase

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5 6 7

Ea 3 27.2781

Eb 3 31.9371

T 3 32.1909

Ec 3 37.5769

B 3 40.9273

BEa 3 53.0758

BEb 3 62.0756

BEc 3 71.0904

Sig. 1.000 .820 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 10. Produksi biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1)

1

(10)

Lanjutan lampiran 10. Produksi biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1)

Keterangan:

1.

Biosurfaktan dalam supernatan kultur

Acinetobacter sp.

P2(1)

2.

Produk kasar biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) dengan pengendapan

ammonium sulfat 60% jenuh

3.

Larutan produk kasar biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) konsentrasi sama

dengan CMC

Lampiran 11: Produksi

crude

enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61

Keterangan :

1.

Kultur

Micrococcus sp.

L II 61 (penghasil enzim lipase)

2.

Crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61 (kanan) dibanding media

produksi

3

(11)

Lampiran 12: Kelarutan

oil sludge

pada kontrol (surfaktan sintetis

Tween-20)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

T0: blanko

T1: ulangan 1

T2: ulangan 2

T3: ulangan 3

1

T3

T1

T0

T2

2

3

T0

T0

T1

T1

T2

T2

T3

(12)

Lampiran 13. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan B (biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1))

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

B0: blanko

B1: ulangan 1

B2: ulangan 2

B3: ulangan 3

B2

1

B1

B0

B3

2

3

B0

B0

B1

B1

B2

B2

B3

(13)

Lampiran 14. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan Ea (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

Ea0: blanko

Ea1: ulangan 1

Ea2: ulangan 2

Ea3: ulangan 3

1

Ea0 Ea1

Ea2

Ea3

2

3

Ea0

Ea0

Ea1

Ea1

Ea2

Ea2 Ea3

(14)

Lampiran 15. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan Eb (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

Eb0: blanko

Eb1: ulangan 1

Eb2: ulangan 2

Eb3: ulangan 3

1

Eb0

Eb1

Eb2

Eb3

2

3

Eb0

Eb0

Eb1

Eb1

Eb2

Eb2

Eb3

(15)

Lampiran 16. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan Ec (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

Ec0: blanko

Ec1: ulangan 1

Ec2: ulangan 2

Ec3: ulangan 3

Ec3

Ec3

Ec3

Ec2

Ec2

Ec2

Ec1

Ec1

Ec1

1

2

3

Eb0

Eb0

(16)

Lampiran 17. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan BEa, biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) dengan penambahan (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

BEa0: blanko

BEa1: ulangan 1

BEa2: ulangan 2

BEa3: ulangan 3

1

Bea1

BEa0

BEa2

Bea3

3

2

BEa0

BEa0

Bea1

Bea1

BEa2

BEa2

Bea3

(17)

Lampiran 18. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan BEb biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) dengan penambahan (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

BEb0: blanko

BEb1: ulangan 1

BEb2: ulangan 2

BEb3: ulangan 3

BEb2

BEb2

BEb2

BEb1

BEb1

BEb0

BEb0

BEb0

BEb1 BEb2

BEb3

BEb3

BEb3

1

2

(18)

Lampiran 19. Kelarutan

oil sludge

pada perlakuan BEc biosurfaktan

Acinetobacter sp.

P2(1) dengan penambahan (

crude enzyme

lipase

Micrococcus sp.

L II 61)

Keterangan:

1.

Sebelum di-vortex

2.

Setelah di-

vortex

selama 15 menit

3.

Hasil filtrasi

BEc0: blanko

BEc1: ulangan 1

BEc2: ulangan 2

BEc3: ulangan 3

BEc0

BEc1 BEc2 BEc3

1

2

3

BEc0

BEc0

BEc1

BEc1

BEc2

BEc2 BEc3

(19)

Lampiran 20. Pengamatan mikroemulsi fase cair dari masing-masing

perlakuan (perbesaran 100x)

B

Ea

Eb

(20)

BEa

BEb

(21)

Lampiran 21. Alat dan bahan (media dan bahan kimia) penelitian

Keterangan:

1.

Beaker’s glass

2.

Botol kultur

3.

Cawan Petri

4.

Mikropipet 100-1000 μl

5.

Gelas ukur

6.

Pipet

7.

Spiritus

8.

Jangka sorong

Keterangan:

9.

Magnetic stirrer

10.

Shaker

11.

Spectrofotometer

12.

Timbangan analitik

13.

Solar

14.

Oil sludge

15.

Minyak goring

16.

Molase

17.

Whatman filter paper

no.1

18.

p

-nitrofenil palmitat

(

p

-NPP)

19.

Nutrient Agar

20.

Nutrient Broth

21.

(NH

4

)

2

SO

4

36.

Alkohol

37.

Tween-20

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian secara simultan, diketahui bahwa variabel Personal Background , Pengetahuan tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, memiliki pengaruh yang signifikan

Berdasarkan indeks musim penangkapan yang dinyatakan dengan luas DPPI dan polynomial fit didapatkan bahwa musim puncak penangkapan ikan pelagis besar di Perairan Mamuju

DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BITUNG KOTA BITUNG TAHUN ANGGARAN 2016. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KETUA POKJA ( P P

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data angket akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa, baik individual maupun kelompok karena prestasi belajar tidak

menjadi propena dengan nilai selektivitas sebesar 98,95% [7].Berdasarkan penelitian yang telah dilaporkan maka dilakukan reaksi kondensasi aldol antara furfural dan aseton

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 orang responden pada tabel 1.2 diatas Peneliti memberikan kesimpulan bahwa masalah terdapat pada selalu tidaknya konsumen berbelanja

Kelemahan penelitian ini yaitu uji analisis yang digunakan tidak terlalu kuat untuk membuktikan adanya hubungan antara pemakaian jenis kosmetik dengan kejadian