• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

50

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Anisa Widya Noviana NIM : 111 09 088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN TIDAK KEBERATAN NASKAH DIPUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : ANISA WIDYA NOVIANA

NIM : 111 09 088

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan saya tidak berkeberatan apabila naskah skripsi ini dipublikasikan untuk kepentingan di dunia pendidikan.

KEMENTERIAN AGAMA

(6)
(7)
(8)
(9)

MOTTO

َّ نِا

ََّّ م

َّ ع

َّ

َّ لا

َّ ع

َّ س

َِّرَّ

َّ ي

َّ س

َّ را

(Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan Q.S Al-Insyirah:6)

(10)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup penulis

1. Skripsi ini kupersembahkan kepada ibunda tercinta Sri Widayatun, S.Pd. yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran, serta senantiasa ikhlas dan tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.

2. Suamiku tercinta Irawan Setya Adi dan anak saya Afnan Khadzik Nirwansyah yang senantiasa mengajariku dalam bersabar dalam segala hal dan senantiasa memahami motivasi dalam perjuangan ini.

3. Kedua mertuaku bapak Rochmat S.Pd dan Ibu Siti Alqomah yang telah memberikan restu dalam menuntut ilmu ,semoga dengan keridoannya mereka dapat menjadi rahmat dalam hidupku.

4. Kakak saya Refian Wahyu Ningsih, S.Pd. dan suaminya Amron Maffudin, S.Pd berserta kedua anaknya Khansa Azuma Lailatul Adha dan Akmal Rizki Goisan yang telah memberi motivasi terus menerus supaya skripsi ini selesai.

5. Adik saya si kembar Firman Maulana Budi Setiawan dan Firman Maulana Adi Kurniawan yang selalu member semangat dan doanya.

6. Kepada Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. atas arahan dan bimbingan yang tiada henti dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.

(11)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul skripsi ini adalah ―HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHIS (ROHANI ISLAM) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SISWA SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014‖.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(12)

6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 7. Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada

penulis, baik moral maupun spiritual.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.

(13)

ABSTRAK

Anisa Widya Noviana, NIM. 11109088 Tahun 2014/2015.―Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Rohis (Rohani Islam) Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa SMPN 2 Banyubiru Tahun Pelajaran 2013/2014‖ Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Kata Kunci: Rohis, Motivasi Belajar PAI

Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA yang kepengurusannya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti organisasi sekolah dapat meningkatkan skill yang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mencari hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis (rohani islam) dengan motivasi belajar pendidikan agama islam (PAI) pada siswa SMPN 2 banyubiru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014? (3) Adakah hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru. (2) untuk mengetahui motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru. (3) untuk mengetahui hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru. Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa angket serta dokumentasi. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 siswa.

(14)
(15)

A. Kajian tentang rohis ...

5. Faktor-faktor penunjang keberhasilan rohis ... ... 20

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengikuti rohis ... ... 23

B. Motivasi belajar ... ... 24

1. Pengertian motivasi belajar ... ... 24

2. Tujuan motivasi belajar ... ... 26

3. Sumber-sumber motivasi belajar ... ... 27

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ... ... 28

5. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah ... ... 31

BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian ... 34

1. Sejarah Berdirinya SMPN 2 Banyubiru …….. ... 34

2. Lokasi SMPN 2 Banyubiru ... ... 35

3. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 2 Banyubiru ... ... 35

(16)

5. Keadaan siswa ... ... 40

6. Keadaan guru dan karyawan ... ... 41

7. Sarana dan prasarana ... ... 42

B. Penyajian data ... 44

1. Daftar nama responden ... 44

2. Nilai angket mengikuti rohis ... 46

3. Nilai angket motivasi belajar ... ... 48

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis deskriptif ... 51

1. Analisis data tentang keaktifan mengikuti kegiatan rohis ... ... 51

2. Analisis data tentang motivasi belajar PAI ... ... 55

B. Analisis uji hipotesis ... 58

1. Hubungan variabel x dan y ... 60

2. Pembahasan ... 63

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 64

B. Saran ... ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... ... 66 LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(17)

Tabel 3.1 : Jumlah Siswa ... 41

Tabel 3.2 : Data Guru ... 42

Tabel 3.3 : Data Karyawan ... 42

Tabel 3.4 : Prasarana SMPN 2 Banyubiru ... 43

Tabel 3.5 : Sarana SMPN 2 Banyubiru ... 44

Tabel 3.6 : Daftar Nama Responden ... 45

Tabel 3.7 : Nilai jawaban angket mengikuti rohis ... 46

Tabel 3.8 : Nilai jawaban angket motivasi belajar . ... 48

Tabel 4.1 : Interval keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis ... 53

Tabel 4.2 : Interval motivasi belajar PAI pada siswa ... 55

Tabel 4.3 : Koefisien Korelasi variabel x dan variabel y ... 58

BAB I PENDAHULUAN

(18)

Pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia yang diharapkan.

Menurut Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003)

Ditinjau dari faktor lingkungan, bentuk pendidikan ada tiga macam, yaitu pendidikan formal yang berbentuk sekolah, pendidikan non formal yang berbentuk lingkungan masyarakat dan pendidikan non formal berbasis keterampilan. Ketiga bentuk pendidikan itu akan mengantarkan seseorang pada kepribadiannya. Menurut Ahmadi, ketiga faktor tersebut serta ditambah faktor dalam diri sendiri mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan (Ahmadi, 1992 : 90).

(19)

Pada dunia remaja yang masih dalam taraf perkembangan perlu adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar terutama pembelajaran agama Islam, agar peserta didik dapat memahami dan melaksanakan norma-norma agama Islam secara menyeluruh. Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar adalah dengan mengikuti organisasi yang diharapkan dapat memberikan nilai-nilai positif terhadap pribadi seseorang. Dalam berorganisasi peserta didik dituntut untuk dapat berinteraksi dengan teman-teman, karena hal ini dapat membantu mengembangkan ketrampilan sosial yang penting seperti menerima, berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain. Proses berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya motivasi yang kuat.

Kerohanian Islam (rohis), mempunyai tujuan untuk pembinaan diri dan pengembangan potensi diri yang berkenaan dengan agama Islam. Para pengurus beserta anggota rohis diharapkan mampu membawa perubahan yang baik bagi diri pribadi masing-masing pada khususnya dan dapat menjadikan ummat Islam menjadi lebih kuat pada umumnya.

(20)

Pendalaman ilmu agama sangat diperlukan oleh setiap orang khususnya pada siswa untuk menumbuh kembangkan semangat belajar di sekolah khususnya mata pelajaran PAI agar siswa dapat membedakan antara yang baik dan yang benar sesuai syari‘at islam.

Akhir-akhir ini banyak kasus yang terjadi pada pelajar seperti asusila, naekoba, minuman keras serta tawuran antar sekolah. Sehingga motivasi belajar peserta didik melemah.

Dari penjelasan di atas, maka dengan mengikuti organisasi sekolah dapat meningkatkan motivasi yang dimiliki peserta didik. Dalam hal ini penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa dengan melakukan penelitian di SMPN 2 Banyubiru dengan mengambil judul ―HUBUNGAN KEAKTIFAN

MENGIKUTI KEGIATAN ROHIS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014‖ .

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa masalah pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?

(21)

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014

2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014

3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014

D. HIPOTESIS

Suryabrata menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1983 : 69). Untuk membuktikan kebenaran tersebut maka penulis harus melakukan penelitian secara langsung di lapangan.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam melakukan ini penulis mengajukan hipotesis : terdapat hubungan positif antara keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014

E. KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis, kegunaan penelitian ini antara lain:

(22)

Sebagai suatu wacana untuk memperluas cakrawala pemikiran dan pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang telah dimiliki oleh siswa sehingga dapat disalurkan melalui berbagai jenis kegiatan organisasi, yang nantinya diharapkan dapat membawa dunia pendidikan di Indonesia semakin maju.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tolak ukur dalam mengetahui seberapa besar hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan rohis dngan motivaasi belajar PAI pada siswa.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada siswa bahwa mengikuti kegiatan organisasi itu sangat penting.

c. Bagi penulis lain, hasil pembahasan ini dapat menjadi tambahan informasi untuk mengadakan pembahasan-pembahasan yang terkait selanjutnya.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup pembahasan dengan penelitian ini perlu dijelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain :

1. Keaktifan mengikuti kegiatan rohis

(23)

Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA yang kepengurusannya diatur layaknya seperti OSIS.

Sedangkan rohis menurut penulis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang sangat membantu dalam pengembangan agama Islam yang di dalam pelajaran sekolah sangatlah terbatas serta menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).

2. Motivasi Belajar PAI

Motivasi adalah suatu usaha dari dalam diri siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik (Mangkunegara, 2005 : 16)

Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk menemukan aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga mereka merasakan keuntungan dari aktivitas belajar tersebut. (Esa Nur Wahyuni, 2009 : 38).

(24)

G. METODE PENELITIAN

Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang nyata dengan prosedur yang jelas dan sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk itu penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pemilihan pendekatan dalam penelitian tergantung pada jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karena datanya berbentuk angka. Pada umumnya penelitian kuantitatif ini membutuhkan hipotesis, sehingga dalam penelitiannya perlu merumuskan hipotesis. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 208)

Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan dianalisis dengan analisis statistik. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 225)

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih menekankan pada perhitungan untuk menghasilkan kesimpulan yang bersifat signifikan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

(25)

3. Populasi dan Sample

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari responden yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007 : 61).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 175 siswa, yang terdiri dari kelas VIIIa berjumlah 35, kelas VIIIb berjumlah 32, kelas VIIIc berjumlah 38, kelas VIIId 36 dan kelas VIIIe berjumlah 34 siswa.

Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diselidiki (Arikunto, 2010 : 174). Untuk mempermudah penelitian maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% (Suharsimi Arikunto, 2006 : 134). Berdasarkan acuan tersebut maka, dalam penelitian ini peneliti mengambil sample 20% dari jumlah populasi dengan rincian sebagai berikut:

Tabel. 1.1

Jumlah sampel penelitian

Kelas Populasi Prosentase sample

VIII A 35 20 % 7

VIII B 32 20 % 6

(26)

VIII D 36 20 % 7

VIII E 34 20 % 7

JUMLAH 175 20 % 35

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :

a. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Suharsismi Arikunto, 1998 : 140).

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis yang dilaksanakan di SMPN 2 Banyubiru dan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru

b. Metode Dokumentasi

(27)

5. Indikator Penelitian

Untuk melengkapi pengertian operasional dari dua variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini maka penulis uraikan indikator dari variabel tersebut di bawah ini :

a. Keaktifan mengikuti kegiatan Rohis

Untuk mengukur keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis maka ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Membantu dalam setiap kegiatan rohis 2) Aktif menghadiri rapat-rapat rohis

3) Aktif berkonsultasi dengan pembina rohis

4) Bertanggung jawab sebagai anggota maupun pengurus rohis 5) Selalu mengikuti kegiatan yang diadakan rohis

b. Motivasi belajar PAI

1) Selalu mengikuti pelajaran PAI 2) Aktif dalam pembelajaran PAI

3) Aktif dalam berdiskusi dengan teman dalam pembelajaran PAI 4) Mempunyai buku pelajaran PAI

5) Menambah jam belajar PAI di luar sekolah 6. Metode Analisis Data

a. Analisis Pendahuluan

(28)

% 100 X N F P

Keterangan:

P = Prosentase perolehan F = Frekuensi

N = Jumlah responden b. Analisis Lanjutan

Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru, dan sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut :

∑ (∑ ) (∑ )

√(∑ (∑ ) ) (∑ (∑ ) )

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x : variabel keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis y : variabel motivasi belajar PAI

(29)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untu mempermudah jalan pikiran dalam memahamai secara keseluruhan isi skripsi.

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan teori yang berkaitan dengan kegiatan rohis dan motivasi belajar PAI antara lain : pengertian rohis , tujuan organisasi rohis, pengertian motivasi belajar, sumber motivasi belajar dan peran motivasi dalam pembelajaran.

BAB III : Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan sebagainya

BAB IV : Analisis data

Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis pendahuluan dan analisis lanjutan

(30)

Pada bab ini terdiri saran dan kesimpulan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Rohis

1. Pengertian Rohis

Rohis adalah singkatan dari ―Rohani Islam‖ yang berarti sebuah

organisasi yang ada di sekolah-sekolah menengah dan atas. Rohis biasanya

dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler, yang di dalamnya terdapat struktur

kepengurusan dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing.

Menurut Koesmarwanti, kata kerohanian Islam ini sering disebut dengan

istilah ―rohis‖ yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh

siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Koesmarwanti dkk,

(31)

Pada mulanya, rohis berdiri karena berawal dari sebuah upaya dan

keinginan untuk memberikan solusi kepada pelajar muslim untuk menambah

wawasan keislaman karena jam pelajaran di sekolah sangat terbatas sehingga

rohis inilah wadah untuk memperdalam agama Islam. Seiring dengan

berkembangnya zaman, saat ini rohis menjadi salah satu program kegiatan

ekstrakurikuler yang kegiatannya terfokus pada peningkatan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap berbasis keislaman yang pada akhirnya dapat

mengantarkan siswa menjadi generasi mandiri yang berkahlak mulia.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan pengertian kerohanian

Islam adalah suatu kegiatan intrakurikuler keagamaan yang di ikuti oleh

peserta didik di sebuah sekolah. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran

dan merupakan suatu wadah besar yang dimiliki siswa untuk menjalankan

aktivitas dakwah di sekolah sebagai perwujudan pendidikan diluar sekolah

dengan program pembinaan dan sarana yang tersedia untuk mencapai satu

tujuan tertentu.

2. Dasar dan Program Kerja Rohis

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di muka bumi ini, selain

itu manusia dituntut untuk menjadi pemimpin baik bagi diri sendiri, keluarga

maupun untuk orang lain. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya :

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

(32)

Berangkat dari pemikiran mengenai filosofis tugas manusia di atas maka

mempersiapkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa sangatlah penting

dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan, pendidikan, organisasi dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Islam.

Adapun program kerja yang terdapat di rohis meliputi :

1) Mentoring

Mentoring merupakan aktifitas yang biasa dilakukan di luar sekolah

bersama seorang guru. Akitivitas mentoring berupa transformasi ilmu

dari seorang guru kepada para anggota rohis.

2) Cerhat (Cermin Hati)

Merupakan kegiatan pembelajaran rutin yang diadakan tiap hari Sabtu.

Kegiatan ini merupakan pertemuan rutin yang berbentuk kajian masalah

sosial Islam, budaya Islam, akhlak remaja dan lain-lain. Biasanya

kegiatan ini dilakukan secara outbond.

3) Mading rohis

Merupakan majalah dinding sekolah yang berisi pengetahuan tentang

keislaman.

4) Tahsin

Merupakan kegiatan yang diadakan oleh rohis untuk memperbaiki bacaan

al-Qur‘an dengan tajwid aplikatif.

5) Tahfidz

Merupakan kegiatan menghafal Qur‘an dengan sistem One Day One

(33)

6) Training Motivasi

Merupakan kegiatan yang diadakan rohis untuk mengembangkan IQ

(Intelektual Quostion), SQ (Spiritual Quastion) dan EQ (Emotional

Quoation).

3. Fungsi rohis

Fungsi rohis yang sebenarnya adalah sebagai forum, mentoring, dakwah,

dan berbagi. Susunan dalam rohis layaknya OSIS, di dalamnya terdapat

ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi- divisi yang bertugas pada

bagiannya masing-masing. Fungsi dan peran rohis digariskan dalam

dwi-fungsi rohis, yaitu :

a. Pembinaan Syakhsiyah Islamiyah.

Syakhsiyah Islamiyah adalah pribadi-pribadi yang Islami. Jadi

rohis berfungsi untuk membina muslim teladan yang menjadi

pribadi-pribadi yang unggul, baik dalam kapasitas keilmuannya maupun

keimanannya.

b. Pembentukan Jamiatul Muslimin.

Pembentukan Jamiatul Muslimin berfungsi sebagai ‘basecamp

dari siswa-siswi muslim, untuk menjadikan pribadi maupun komunitas

yang Islami. Dari sini maka tekad untuk membumisasikan Islam akan

mudah tercapai. Apalagi sekitar tahun 1990, rohis telah mempunyai

motto ‖Isyhadu Bianna Muslimun‖ (saksikanlah bahwa kami

orang-orang Islam)

(34)

Aktivitas atau kegiatan rohis diselaraskan dengan misi-nya. Beberapa

aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya adalah kegiatan-kegiatan

dakwah di sekolah, di bagi menjadi dua sifat, yakni bersifat Ammah (umum)

dan bersifat khashah (khusus), (Koesmarwanti, 2000 : 139-140)

1) Dakwah ammah (umum).

Dakwah ammah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara yang

umum. Dakwah ‗ammah dalam sekolah adalah proses penyebaran fikrah

Islamiyah dalam rangka menarik simpati, dan meraih dukungan dari

lingkungan sekolah.

Karena sifatnya demikian, dakwah ini harus di buat dalam bentuk

yang menarik, agar para siswa mempunyai keinginan untuk mengikuti

kegiatan ini. Kegiatan dakwah ammah (umum) meliputi:

a. Penyambutan Siswa Baru.

Program ini khusus diadakan untuk penyambutan adik- adik

yang menjadi siswa baru. Target program ini adalah mengenalkan

siswa baru dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh rohis,

para pengurus rohis, dan semua hal yang terkait dengan rohis.

b. Penyuluhan Problem Remaja.

Program penyuluhan problematika remaja seperti

penyuluhan tentang bahaya narkoba, tawuran, dan seks bebas.

Program ini sangat penting untuk para remaja di zaman modern

ini. Untuk itu diharapkan program ini banyak diminati oleh para

peserta didik.

2) Dakwah khashah (khusus)

(35)

pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah

khashah bersifat selektif dan terbatas dan lebih berorientasi pada proses

pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini

memiliki karakter yang khashah (khusus), harus di peroleh melalui

proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khashah meliputi:

1) Mabit. Mabit yaitu bermalam bersama, diawali dari maghrib

atau isya‘ dan diakhiri dengan sholat subuh.

2) Diskusi atau bedah buku. Diskusi atau bedah buku ini

merupakan kegiatan yang bernuansa pemikiran dan wawasan,

kegiatan ini bertujuan untuk mempertajam pemahaman,

memperluas wawasan serta meluruskan pemahaman peserta didik.

3) Pelatihan, merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan pelatihan kepada siswa tentang materi-materi

keislaman tertentu, misalnya daurah Al-Qur‘an (bertujuan untuk

membenarkan bacaan Al-Qur‘an), daurah bahasa Arab (bertujuan

untuk penguasaan bahasa Arab), dan sebagainya.

4) Penugasan. Penugasan yaitu suatu bentuk tugas mandiri yang

diberikan seorang pembina kepada anggota rohis. penugasan

tersebut dapat berupa hafalan Al-Qur‘an, Hadist, atau penugasan

lainnya yang dapat menunjang pemahaman siswa terhadap ajaran

agama Islam.

Dari beberapa kegiatan rohis yang telah penulis jabarkan di atas,

maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan rohis ini sangat dibutuhkan

oleh generasi muda-mudi yang kreatif serta agamis yang merupakan

(36)

masyarakat yang Islami di lingkungan sekolah yang benar-benar

mengetahui syari‘at Islam secara menyeluruh dan dapat

melaksanakannya.

5. Faktor-Faktor penunjang keberhasilan kerohanian Islam ( rohis )

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Rohis adalah

sebagai berikut :

a. Mempunyai tujuan yang tepat

Rohis harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat dalam

mewujudkan sistem pendidikannya, misalnya dengan mengambil

sumber-sumber belajar yang shahih.

b. Dukungan guru yang baik dalam setiap kegiatan.

Guru merupakan faktor yang sangat mendukung gerak dan

langkah dari seksi kerohanian Islam. Hal ini dikarenakan guru

memiliki peran yang besar dalam dakwah ini, guru memiliki posisi

sebagai pemimpin dalam aktifitas belajar mengajar. Beliau adalah

orang yang mendidik, mengajar dan membimbing para siswanya.

Kedudukan guru dalam hal ini akan menjadikannya sebagai

sosok yang memiliki nilai tambah dimata siswa, apalagi jika guru

tersebut memiliki kelebihan-kelebihan dan menjadi teladan yang baik.

Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh

siswa. Sehingga dengan kehadiran guru sebagai seksi pembina

kerohanian Islam sangat mendukung setiap kegiatan yang

diselenggarakan.

c. Eksistensi pengurus diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah

Adanya kerohanian Islam (rohis) yang mensosialisasikan

(37)

kegiatan-kegiatan yang riel. Diantaranya memanfaatkan sarana dan

prasarana sekolah seperti mading, masjid untuk sarana informasi

sebagai penorong dakwah dan pembentukan opini keIslaman. Serta

pengembangan kreativitas melalui seni-seni Islami. Dan juga

dengan program kerja yang lain seperti memanfaatkan momentum hari

besar Islam, pesantren kilat, festival lomba Islam, dan penyembelihan

hewan kurban.

Kemudian, upaya dari pengurus rohis dalam berinteraksi dengan

seluruh elemen sekolah yang berusaha mencerminkan nilai- nilai Islam

dalam kesehariannya. Dengan begitu, eksistensi rohis dapat diakui

sebagai kekuatan dakwah sekolah, karena memberikan nilai tambah

yang positif, yaitu meningkatnya moralitas sekaligus sikap keagamaan

rohis disekolah.

d. Adanya alumni yang memberikan kontribusi cukup tinggi

Adanya alumni yang masih aktif dalam mendorong dan

membantu eksistensi rohis memberikan kontribusi yang cukup tinggi.

Karena keberadaan alumni adalah sumber daya yang sangat vital

bagi perkembangan dakwah sekolah. Selain diandalkan sebagai

murobbi atau pembina, mereka juga bisa dijadikan sebagai konsultan

dan narasumber dari berbagai kegiatan seiring dengan meluasnya

pengalaman mereka. Dengan kontribusi dari alumni diharapkan dapat

memberikan semangat bagi para aktifis dakwah disekolah serta dapat

menyebarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

e. Adanya masjid di sekolah

(38)

masjid disekolah. Diantaranya adalah sebagai pusat kegiatan

dakwah disekolah. Seluruh kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan di

masjid sebagai sarana untuk berdakwah. Pada jaman Rasulullah,

masjid digunakan sebagai pusat pendidikan. Dalam kaitannya dengan

dakwah disekolah, menyelenggarakan sholat berjama‘ah merupakan

salah satu langkah untuk mensyi‘arkan agama Islam.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengikuti kegiatan rohis

Adapun beberapa faktor yang menjadikan siswa mengikuti kegiatan

rohis menurut Esa Nur Wahyuni (2009:56) adalah sebagai berikut:

1) Kurangnya ilmu keagamaan, sehingga mendorong siswa untuk

mengikuti kegiatan rohis yang bertujuan agar dapat memperdalam ilmu

keagamaan

2) Banyaknya problem yang dihadapi oleh siswa, hal ini mendorong

siswa untuk mengikuti kegiatan rohis agar para siswa mendapat

pengetahuan/penyuluhan tentang problematika remaja pada zaman

modern ini.

3) Adanya keinginan untuk menyalurkan kreativitas diri dalam bidang

keagamaan. Salah satu cara untuk menyalurkan kreativitas diri adalah

dengan dakwah. Dengan berdakwah siswa dapat membentuk pribadi

yang religi.

4) Mengisi waktu luang, karena dengan mengikuti kegiatan rohis akan

menambah pengalaman seseorang dalam berorganisasi yang dapat

(39)

Faktor-faktor di atas merupakan alasan beberapa siswa karena mereka

mengikuti organisasi rohis. Dengan hal ini maka dapat disimpulkan bahwa

para pelajar sangat membutuhkan organisasi untuk mengatasi beberapa

problematika yang dialami oleh para pelajar pada umumnya. Hal ini juga

menunjukkan bahwa organisasi sangat penting adanya untuk menunjang

kreativitas para pelajar.

B. Motivasi belajar

1. Pengertian motivasi belajar

Motivasi berarti suatu tenaga (dorongan, kemauan) dari dalam yang

menyebabkan seseorang berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu

diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai, (Pasaribu dan B.

Simanjuntak, 1989 : 50). Motivasi disini maksudnya adalah suatu dorongan

motif dalam diri seseorang yang mana dengan motivasi tersebut akan

menyebabkan aktif dan merasakan ada kebutuhan dalam melakukan belajar,

sehingga dengan demikian proses belajar mengajar akan berhasil secara

optimal. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat

menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa seseorang melaksanakan sesuatu

karena ada dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu. Makin kuat

(40)

dituju dapat tercapai, di mana kalau sesuatu yang diinginkan itu dapat

tercapai maka ia akan merasa berhasil dan juga akan merasa puas.

Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman AM (2005 :

75), adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar

diri siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu), yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai.

Kemudian hubungannya dalam kegiatan belajar yang penting adalah

bagaimana menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa untuk melakukan

aktivitas belajar. Dalam hal ini yang paling berpengaruh dalam

menumbuhkan rasa semangat belajar adalah guru, guru merupakan komonen

manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia (Sardiman AM, 2005 : 125).

Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti mendorong siswa

untuk melakukan sesuatu kegiatan yang dapat menghasilkan ilmu

pengetahuan. Motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa agar kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik. Adapun beberapa ciri siswa yang

mempunyai motivasi, antara lain: (1) bersungguh-sungguh dan mempunyai

rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; (2)

memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; (3) terus

bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan dengan sempurna.

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis simpulkan bahwa motivasi

belajar harus dimiliki oleh setiap siswa, karena dengan memiliki motivasi,

(41)

memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini,

faktor psikologis siswa sangat berperan penting dalam menumbuhkan

motivasi belajar. Namun semua itu juga tidak lepas dari peran seorang guru

yang merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk motivasi pada

seorang siswa.

2. Tujuan Motivasi Belajar

Dari beberapa definisi motivasi yang telah disebutkan sebelumnya

maka secara umum dapat diketahui bahwa motivasi memiliki beberapa tujuan

antara lain: (Esa Nur Wahyuni, 2009 : 14)

a) Motivasi mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia. Motivasi

sering diasosiakan sebagai pembimbing, pengarah dan berorientasi pada

tujuan. Sehingga tingkah laku yang termotivasi akan bergerak dalam

suatu arah secara spesifik, tingkah laku tersebut memiliki maksud,

ketekunan dan kegigihan.

b) Motivasi sebagai penyeleksi tingkah laku. Dengan adanya motivasi,

maka tingkah laku individu mempunyai arah kepada tujuan yang dipilih

oleh individu itu sendiri. Misalnya seorang siswa yang ingin lulus ujian,

maka ia berkonsentrasi dengan menggunakan strategi-strategi yang

dipilih untuk mencapai tujuan

c) Motivasi memberi energi dan menahan tingkah laku. Motivasi sebagai

alasan yang berarti menjadi tenaga pendorong dan peningkatan tenaga

sehingga terjadilah perbuatan yang tampak pada diri seseorang. Energi

(42)

motivasi yang dia miliki. Motivasi juga berfungsi untuk mempertahankan

agar perbuatan dapat berlangsung secara terus menerus.

Selain tujuan di atas, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasani. Seseorang melakukan suatu kegiatan karena

adanya dorongan, baik itu dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari orang

lain. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang akan dapat melahirkan

prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi.

3. Sumber-sumber Motivasi Belajar

Dalam rumusan tersebut juga diamati dari mana saja sumber-sumber

motivasi belajar siswa itu, diantaranya :

a) Motivasi Intrinsik

Yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari dalam,

tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang

didorong oleh keinginan untuk mengetahui, tanpa ada paksaan

dorongan orang lain, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan

tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan

sikap untuk menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan

kepada kelompok, dan sebagai berikut. Faktor yang dapat dikategorikan

sebagai motivasi intrinsik antara lain: kebutuhan, dorongan, minat,

nilai-nilai dan kepercayaan.

(43)

Yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang

lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu

atau belajar. Pelajar di motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan,

hadiah, medali, pertentangan, persaingan (Sardiman, 2005 : 89).

Seorang siswa yang memliki motivasi intrinsik akan mempunyai tujuan

menjadi orang yang maju, berpendidikan, dan ahli dalam bidang yang

ditekuninya, Karena keinginan itu timbul dari dalam diri seorang tanpa

adanya paksaan dari luar. Berbeda dengan motivasi intrinsik, siswa yang tidak

mempunyai motivasi intrinsik akan sangat kesulitan dalam mengembangkan

keinginannya, karena dia akan belajar dan berusaha jika ada rangsangan dari

luar. Namun dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, motivasi ekstrinsik

sangat penting dalam menghadapi keadaan dan minat siswa yang selalu

berubah-ubah. Motivasi ekstrisik juga dibutuhkan jika dalam suatu proses

belajar mengajar ada hal-hal yang kurang menarik bagi siswa.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Menurut Hamzah B Uno (2007 : 3) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Faktor sosial dalam belajar

Yang dimaksud faktor sosial disini adalah faktor manusia,

(guru, konselor, orang tua), baik manusia itu hadir pada saat terjadi

proses belajar maupun tidak hadir. Kehadiran sesorang dapat

menggangu kawannya yang sedang belajar, misalnya seorang siswa

yang menggangu kawan lainnya yang sedang mengerjakan tugas

(44)

sedang mengerjakan tugas latihan.

Proses belajar akan berlangsung dengan baik jika seorang guru

mengajar dengan cara yang menyenangkan, memberi perhatian kepada

semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Begitu pula peranan orang tua dalam menyediakan sarana

belajar di rumah akan mempermudah siswa belajar di rumah.

b) Faktor non-sosial dalam belajar

Kelompok ini banyak sekali jumlahnya, misalnya waktu, tempat,

alat-alat yang digunakan dalam belajar, keadaan udara, suhu udara,

cuaca dan sebagainya. Faktor ini mempengaruhi kegiatan belajar

seseorang.

Misalnya dengan keadaan cuaca yang ekstrim, ini bisa

berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar karena akan menjadikan

siswa malas untuk mendengarkan penjelasan guru. Sama halnya jika

sarana prasarana di sekolah kurang mendukung itu akan menjadikan

siswa kurang bersemangat dalam belajar.

c) Faktor fisiologis dalam belajar

Yang dimaksud keadaan fisiologis adalah keadaan fisik

seseorang terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan fungsi panca

indera. Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh dalam

belajar. Apabila kondisi fisik seseorang tidak fit atau kurang sehat

maka dalam belajar ia akan terganggu, baik perhatian maupun

konsentrasinya. Begitu juga apabila salah satu panca inderanya

(45)

kegiatan belajarnya.

d) Faktor psikologis dalam belajar

Faktor psikologis yang paling menonjol adalah sesuatu yang

mendorong aktivitas seseorang dalam belajar, dengan kata lain alasan

yang membuat seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.

Hal yang menonjol di dalam memaksimalkan hasil belajar adalah

mengenai faktor kepribadian. Kepribadian siswa memberikan

kontribusi yang besar terhadap hasil belajar karena komponen

kepribadian tersebut mempunyai fungsi yaitu :

1) Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif merupakan kemampuan manusia

menghadapi obyek-obyek dalam bentuk representatif

menghadirkan obyek dalam kesadarannya. Hal-hal yang terkait

dengan fungsi kognitif manusia antara lain : taraf intelegensi –

daya kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif, kemampuan

berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, tipe belajar dan tekhnik

atau cara-cara belajar secara efisiensi dan efektif

2) Fungsi kognitif – dinamis

Kognitif – dinamis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan

dan pemenuhan suatu kebutuhan yang di dasari serta dihayati.

Beberapa aspek yang termasuk dalam fungsi kognitif dinamik

antara lain adalah : karakter, hasrat, kehendak, motivasi belajar,

konsentrasi-perhatian.

(46)

termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan,

berfikir dan menilai. Peserta didik diharapkan dapat memikirkan

kemungkinan-kemungkinan masa depan yang cerah.

3) Fungsi Afektif

Fungsi Afektif membantu siswa dalam mengadakan suatu

penelitian terhadap obyek-obyek yang dihadapinya dan dihayati

apakah benda tersebut suatu peristiwa atau seseorang, bernilai

atau tidak bagi dirinya. Dalam berperasaan dapat terdiri dari

beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap

semangat belajar antara lain adalah : temperamen, perasaan, sikap

dan minat.

Fungsi afektif di sini mencakup emosi yang dimiliki oleh

peserta didik. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh

masalah psikologi seperti menghadapi kondisi baru dan berada di

bawah tekanan sosial. Namun para siswa diharapkan mampu

mengendalikan emosi agar tercipta proses belajar mengajar yang

baik.

5. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah

Di dalam kegiatan belajar—mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan

motivasi adalah bermacam-macam. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati

(47)

peserta didik. Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbukan motivasi

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah menurut Sardiman dalam

bukunya yang berjudul ―Interaksi dan Motivasi belajar mengajar‖, antara lain

:

a) Pemberian angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai

yang baik. Sehingga siswa biasanya hanya mengejar nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu

bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

b) Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut.

c) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan indicidual

maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

d) Ego-involvement

Seseorang akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai

prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas

(48)

siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi

karena harga dirinya.

e) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu

sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat

rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan

ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

f) Pujian

Apabila ada siswa yang suksesyang berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik, perlu diberikan pujian, supaya pujian ini memberikan

motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar

serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

Cara menumbuhkan motivasi bagi para pelajar memang harus

diperhatikan oleh guru, karena dengan adanya hal tersebut para siswa akan

lebih bersemangat dan lebih termotivasi untuk memperdalam pengetahuan

mereka. Namun, cara menumbuhkan motivasi hendaknya tidak hanya

dilakukan di dalam sekolah, tetapi juga dilakukan di lingkungan keluarga

(49)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian

1. Sejarah berdirinya SMPN 2 Banyubiru

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Banyubiru didirikan

oleh K.H Zuber MH pada akhir tahun 1995 di Kecamatan Banyubiru baru ada

satu SMP yang berstatus negeri, yaitu SMP Negeri 1 Banyubiru. Untuk

melayani program wajib belajar 9 tahun, khususnya bagi masyarakat

Kecamatan Banyubiru yang tinggal di daerah pelosok, maka pada tanggal 6

(50)

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pada bulan Juni 1995,

bertepatan dengan tahun ajaran baru, Juni 1995/1996, dimulailah pendaftaran

siswa baru kelas I.

Pada awal pembangunannya sekolah ini hanya memiliki 3 ruang kelas

untuk kelas I, 1 ruang guru, dan 1 ruang Tata Usaha. Seiring dengan semakin

bertambahnya jumlah siswa yang mendaftar, maka ditambahlah ruang kelas

siswa yang semula hanya 3 ruang menjadi 15 ruang (sampai sekarang),

masing-masing 5 ruang untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Dalam

rangka memperlancar kegiatan belajar mengajar, SMPN 2 Banyubiru mulai

melengkapi diri dengan pembangunan berbagai fasilitas penunjang belajar,

seperti perpustakaan, mushala, laboratorium, lapangan basket, dan lain

sebagainya.

2. Lokasi SMPN 2 Banyubiru

SMP Negeri 2 Banyubiru berlokasi di Jalan Brantas Nomor 1

Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa

Tengah.

3. Visi Misi dan Tujuan SMPN 2 Banyubiru

Perumusan sebuah lembaga pendidikan dan penyusunan program kerja

yang akan dilaksanakannya, tidak akan bisa luput dari arah dan patokan

sebagai landasan berpijak setiap tindakan di kemudian hari. Hal ini diperlukan

agar tujuan yang telah ditetapkan bisa terwujud sesuai dengan yang

(51)

ke mana kita akan pergi. Lantas, tujuan ini diterjemahkan dalam beberapa

bentuk, satu diantaranya adalah visi dan misi.

Visi diartikan sebagai imajinasi moral yang menggambarkan profil

sebuah lembaga yang diinginkan di masa yang akan datang. Imajinasi ke

depan semisal itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang

diyakini akan terjadi di masa yang akan datang, (Depdiknas, 2002 : 8-11).

Visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari seorang manajer dan

merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh sebuah lembaga

pendidikan di masa yang akan datang.

Sedangkan misi merupakan tindakan untuk menjalankan sebuah visi.

Dengan kata lain, misi merupakan penjabaran dan implementasi dari sebuah

visi. Jika visi hanya berupa wawasan ke depan akan apa yang akan diraih,

maka misi adalah langkah konkret yang harus dijalankan guna meraih visi.

Dalam prakteknya, misi harus seirama dengan visi, jangan sampai sebuah

misi melenceng jauh dari visi.

Dengan demikian, keberadaan visi dan misi teramat penting, sebagai

petunjuk lain bagi sebuah pendidikan di masa yang akan datang. Semua

kebijakan sekolah yang akan dikeluarkan menyangkut masa depan sekolah

harus selalu berpijak pada visi dan misi. Dari visi dan misi tercermin

keunggulan sebuah lembaga pendidikan dalam menatap masa depan. Kondisi

ini pada akhirnya berdampak pada tingginya kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga tersebut, (Edi Sukarno, 2002 : 21).

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, globalisasi, era informasi, dan berubahnya

(52)

untuk merespon tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki dan memperbaiki kinerja dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan, yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. SMPN 2 Banyubiru memiliki potensi untuk

mengembangkan semua hal tersebut melalui profil sekolah yang di wujudkan

dalam Visi dan Misi sekolah sebagai berikut :

a. Visi

Terwujudnya insan beriman, bertaqwa, berahlaqul karimah, berilmu

dan beramal shaleh dan terampil dalam karya.

b. Misi

1) Mewujudkan standar isi pendidikan

2) Mewujudkan standar pendidik dan tenaga kependidikan

3) Mewujudkan standar proses pembelajaran

4) Mewujudkan standar sarana dan prasarana pendidikan

5) Mewujudkan standar kompetensi lulusan

6) Mewujudkan standar pengelolaan

7) Mewujudkan standar pembiayaan

8) Mewujudkan standar penilaian

c. Dasar dan Tujuan

Adapun dasar dan tujuan pendirian lembaga pendidikan SMPN 2

Banyubiru yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu mengacu pada

tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam PP No. 32 tahun 2013

yang berbunyi: Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila

(53)

1) Ketaqwaan terhadap Allah SWT

2) Kecerdasan

3) Keterampilan

4) Mempertinggi budi pekerti

5) Memperkuat kepribadian

6) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Sementara itu tujuan secara khusus dari SMPN 2 Banyubiru yaitu:

1) Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga

lewat kejuaraan dan kompetisi.

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan saintifik (scientific approach).

3) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui

layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler

4) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 8,5

5) Memperoleh Out Put yang dapat menjadi tauladan dimana saja

berada dengan mengedepankan persaudaraan dan kekeluargaan.

4. Struktur organisasi

Struktur organisasi pada umumnya merupakan pembagian tugas kerja

dan wewenang serta tanggung jawab agar tujuan yang diharapkan dapat

dicapai. Demikian juga SMPN 2 Banyubiru mempunyai tujuan yang hendak

dicapai, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Agar pelaksanaan pendidikan tidak terjadi tumpang tindih dalam tugas

dan wewenang yang telah diberikan, maka dibuatlah pembagian kerja atau

tugas (job dicription) sesuai dengan jabatan atau peran seorang pegawai

(54)

Diknas kab Semarang Kemendiknas

Pengurus Sekolah H.Ulul Ilmi

Tata Usaha Tambah Lisniyawati

Kepala Sekolah Sri Mulyati S.Pd Komite Sekolah

Waka. Sekolah H. Fachruddin

Urs Kurikulum Karjin, S.Ag, M.Pd.I

Urs Sarpras Roqib, A.Ma

Urs Humas M.Fahruddin, S.Pd.I Urs Kesiswaan

Adib Husaini, S.Pd

Wali Kelas

BP/BK

organisasi serta tugas dan wewenang yang harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuannya, yang telah disusun sebagai berikut :

(55)

5. Keadaan siswa

Siswa adalah salah satu komponen dalam pembelajaran, di samping

faktor guru, tujuan dan strategi pembelajaran sebagai salah satu komponen

maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen yang terpenting di

antara komponen yang lainnya, tanpa ada siswa, sesungguhnya tidak akan

terjadi proses belajar mengajar.

SMPN 2 Banyubiru, dengan sarana dan prasarana yang ada serta

kurikulum pendidikan yang diperoleh cukup memadahi, setiap tahunnya telah

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan, hal ini terbukti dengan

banyak lulusannya yang diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit

atau yang sederajat. Sehingga hal ini sangat menarik perhatian masyarakat

untuk menyekolahkan anaknya untuk belajar di SMPN 2 Banyubiru.

Melihat lokasi yang berjarak dekat dengan sekolah lain yang sederajat,

karena didukung oleh pembelajaran yang mengedapankan IPTEK dan

IMTAK, memungkinkan untuk setiap tahunnya dapat menerima siswa

(56)

jumlah keseluruhan sebanyak 475-an siswa, yang terdiri dari kelas VII-IX

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan rincian dalam tabel di bawah ini

Tabel 3.1 Jumlah siswa

No Kelas Jumlah Siswa Agama

L P Jumlah Islam Kristen Katholik Hindu Budha

1.

(57)

-6. Keadaan guru dan karyawan

Peranan guru sebagaimana pembimbing siswa sangat berperan penting

dalam mendidik dan membimbing siswa. Karena itu sudah selayaknya guru

memiliki potensi lebih tinggi dari pada siswa dalam segala hal.

Guru atau tenaga pendidik SMPN 2 Banyubiru sebanyak 36 orang guru,

termasuk kepala sekolah, mereka berstatus PNS dan hanya sedikit yang

berstatus wiyata. Di samping tenaga pendidik, guna memperlancar kegiatan

pendidikan di SMPN 2 Banyubiru juga ada staf TU, pegawai perpustakaan,

bagian kebersihan dan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan

pengajar dan staf yang lainnya yang membantu jalannya proses pendidikan di

SMPN 2 Banyubiru, dapat dilihat dari hasil penelitian yang disajikan dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Data guru

No. Kualifikasi Guru Tetap Guru Tidak Tetap

(58)

1.

Jumlah 9 orang karyawan

7. Sarana dan prasarana

Dalam suatu lembaga, sarana dan prasarana merupakan alat penunjang

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, apalagi suatu

lembaga sekolah, khususnya SMPN 2 Banyubiru, sarana dan prasarana

merupakan penunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

SMPN 2 Banyubiru menempati tanah seluas 903 m3. Sarana dan

prasarana pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran

(59)
(60)

19. Meja guru 27 baik

20. Kursi guru 27 baik

21. Meja siswa 489 baik

22. Kursi siswa 604 baik

23. Meja TU 6 baik

24. Kursi TU 6 baik

B. Penyajian data

1. Daftar nama responden

Adapun jumlah siswa yang dapat dijadikan sampel sebanyk 35 siswa.

Berikut daftar nama sampel

Tabel 3.6

Daftar Nama Responden

No Nama

Jenis Kelamin

Kelas

L P

1 Cyntia Ayung S P VIII A

2 Anita T. S P VIII A

3 Prasetyo A.W L VIII A

4 Devi Nurul Arinta P VIII A

5 Yuli Rahma Sari P VIII A

6 Rini Puji A P VIII A

7 Nur Arifah P VIII A

8 Shara Agusrtin P VIII B

9 Luk Luk Baita P VIII B

10 Ichfa Lailanisa P VIII B

(61)

12 Agus Lestyawati P VIII B

13 Arga Arafan L VIII B

14 M. Ngafifudin L VIII C

15 Novrian Isna K L VIII C

16 Andya Setya P.P L VIII C

17 P.P Aji L VIII C

18 M. Wasis Wicaksono L VIII C

19 Fauzi Fachrudin L VIII C

20 Miftahul Mardika Rozak

L VIII C

21 Joko Supiyanto L VIII C

22 M. Syarif Tigom L VIII D

23 Andi S L VIII D

24 Alafi Windianet P VIII D

25 Siti Zulaikha P VIII D

26 Nina R P VIII D

27 Pratiwi Santi P VIII D

28 Sora Devina P VIII D

29 Rif'an N.R L VIII E

30 Imam B.P L VIII E

31 Luhur Widyantoro L VIII E

32 Aulia A P VIII E

33 Nurul Kholifah P VIII E

34 Septiqomah P VIII E

(62)

2. Nilai jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan rohis

Tabel 3.7

(63)
(64)

3. Nilai jawaban angket motivasi belajar PAI

Tabel 3.8

(65)

17 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2

(66)

No Hari Waktu Kegiatan Ket

1

Sabtu 12.30 wib mentoring dan mading rohis Minggu pertama

2

Sabtu 12. 30 wib Cerhat Minggu ke dua

3 Sabtu 13. 00 wib Tahsin dan tahfidz Minggu ke tiga

4 Sabtu 14.00 wib Training motivation Minggu ke empat

Mengetahui

Ketua umum Rohis Sekretaris

(67)

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, maka yang selanjutnya penulis lakukan

adalah menganalisis data. Hal ini dilakukan guna memperoleh jawaban dari

pokok permasalahan yang ditanyakan. Adapun permasalahan dalam penelitian

ini adalah

4. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di

SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?

5. Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun

pelajaran 2013/2014?

6. Adakah hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis

dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran

2013/2014?

Berdasarkan dari ketiga permasalahan penelitian diatas, maka penulis

menganalisis dari rumusan masalah pertama dan kedua dengan menggunakan

rumus prosentase sebagai berikut.

P : prosentase

F : frekuensi

(68)

Sedangkan untuk menjawab pokok permasalahan yang ke tiga, penulis

menggunakan rumus product moment sebagai berikut :

∑ (∑ ) (∑ )

√(∑ (∑ ) ) (∑ (∑ ) )

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x : variabel keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis

y : variabel motivasi belajar PAI

: product dari x

: product dari y

N : jumlah responden

Secara berturut-turut penulis menganalisis data yang terkumpul sebagai

berikut:

A. Analisis Deskriptif

1. Analisis data tentang keaktifan mengikuti kegiatan rohis

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun

pelajaran 2013/2014. Dalam hal ini, penulis menggunakan instrument

angket yang terdiri dari sepuluh item pertanyaan. Dari masing-masing

pertanyaan yang ada di dalam angket, terdapat tiga alternative jawaban

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Siswa yang menjawab A diberi skor 3

b) Siswa yang menjawab B diberi skor 2

(69)

cxviii

yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru.

Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:

( )

keterangan :

i : interval

xt : nilai tertinggi

xr : nilai terendah

ki : jumlah kelas interval

Berdasarkan nilai hasil angket tentang tingkat keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan rohis diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai

terendah 21. Dari hasil perolehan nilai itu, kemudian ditetapkan menjadi

interval sebanyak :

( )

( )

Nilai jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan rohis No

Rspnd

No item Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(70)
(71)

cxx

Interval keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2014

(72)

cxxi

kegiatan rohis, siswa yang termasuk dalam kategori tinggi adalah 57.1 %

dengan jumlah 20 siswa, tingkat keaktifan mengikuti kegiatan rohis, siswa

yang termasuk dalam karegori sedang adalah 28.6% dengan jumlah 10

siswa, dan tingkat keaktifan mengikuti kegiatan rohis, siswa yang termasuk

dalam kategori rendah adalah 14.3 % dengan jumlah 5 siswa. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan rohis di

SMPN 2 Banyubiru adalah tinggi.

2. Analisis data tentang motivasi belajar PAI

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi

belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru. Dalam hal ini, penulis

menggunakan instrument angket yang terdiri dari sepuluh item pertanyaan.

Dari masing- masing pertanyaan yang ada di dalam angket, terdapat tiga

alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Siswa yang menjawab A diberi skor 3

2) Siswa yang menjawab B diberi skor 2

3) Siswa yang menjawab C diberi skor 1

Selanjutnya untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai

yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan untuk menentukan motivasi belajar PAI pada

siswa SMPN 2 Banyubiru.

Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:

( )

keterangan :

(73)

cxxii

xr : nilai terendah

ki : jumlah kelas interval

Berdasarkan nilai hasil angket tentang motivasi belajar PAI siswa

diperoleh nilai tertinggi 26 dan nilai terendah 18. Dari hasil perolehan nilai itu,

kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak:

( )

( )

Nilai jawaban angket motivasi belajar PAI No

Rspnd

No item Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1

25

2 2 2 3 1 2 1 3 3 2 3 21

3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 26

4 3 2 3 2 1 3 3 1 3 1 23

5 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2

24

6 2 3 2 3 1 1 3 2 2 2

21

7 3 3 3 1 2 1 3 3 2 3 24

(74)

Gambar

Tabel. 1.1
Tabel 3.2 Data guru
Tabel 3.4 Prasarana SMPN 2 Banyubiru
Tabel 3.5 Sarana SMPN 2 Banyubiru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi pendidikan politik sangat penting sebab pendidikan politik meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik yang pada giliranya akan

Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pendapat-pendapat, perasaan-perasaan, hak-hak serta kebutuhan- kebutuhan tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media papan flanel untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep pola matematika pada

5 Add the marks for writing and reading and enter the total mark (out of 50) in the appropriate box on the record card (‘Total mark to be transferred to Coursework

Bagi pegawai terlebih pegawai ketatausahaan lembaga pendidikan penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan acuan dari penerapan mass education dalam meningkatkan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 255/12/L2/POKJA- BLPBJ.MKS/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, Pokja VIII Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat

S|RUP adsbh ap{k&si Sistem lnbmasi RerEana Umum Pengadeen boabesis web yang fungsinya s€bagai saram ahu alrt unluk rnengumumkan RuP1. SiRUP bertuluan