50
HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
Anisa Widya Noviana NIM : 111 09 088
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PERNYATAAN TIDAK KEBERATAN NASKAH DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : ANISA WIDYA NOVIANA
NIM : 111 09 088
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan saya tidak berkeberatan apabila naskah skripsi ini dipublikasikan untuk kepentingan di dunia pendidikan.
KEMENTERIAN AGAMA
MOTTO
َّ نِا
ََّّ م
َّ ع
َّ
َّ لا
َّ ع
َّ س
َِّرَّ
َّ ي
َّ س
َّ را
(“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” Q.S Al-Insyirah:6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup penulis
1. Skripsi ini kupersembahkan kepada ibunda tercinta Sri Widayatun, S.Pd. yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran, serta senantiasa ikhlas dan tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.
2. Suamiku tercinta Irawan Setya Adi dan anak saya Afnan Khadzik Nirwansyah yang senantiasa mengajariku dalam bersabar dalam segala hal dan senantiasa memahami motivasi dalam perjuangan ini.
3. Kedua mertuaku bapak Rochmat S.Pd dan Ibu Siti Alqomah yang telah memberikan restu dalam menuntut ilmu ,semoga dengan keridoannya mereka dapat menjadi rahmat dalam hidupku.
4. Kakak saya Refian Wahyu Ningsih, S.Pd. dan suaminya Amron Maffudin, S.Pd berserta kedua anaknya Khansa Azuma Lailatul Adha dan Akmal Rizki Goisan yang telah memberi motivasi terus menerus supaya skripsi ini selesai.
5. Adik saya si kembar Firman Maulana Budi Setiawan dan Firman Maulana Adi Kurniawan yang selalu member semangat dan doanya.
6. Kepada Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. atas arahan dan bimbingan yang tiada henti dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.
KATA PENGANTAR
ميحرلا نحمرلا الله مسب
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul skripsi ini adalah ―HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHIS (ROHANI ISLAM) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SISWA SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014‖.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 7. Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada
penulis, baik moral maupun spiritual.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.
ABSTRAK
Anisa Widya Noviana, NIM. 11109088 Tahun 2014/2015.―Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Rohis (Rohani Islam) Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa SMPN 2 Banyubiru Tahun Pelajaran 2013/2014‖ Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Kata Kunci: Rohis, Motivasi Belajar PAI
Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA yang kepengurusannya diatur layaknya seperti OSIS. Mengikuti organisasi sekolah dapat meningkatkan skill yang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mencari hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis (rohani islam) dengan motivasi belajar pendidikan agama islam (PAI) pada siswa SMPN 2 banyubiru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014? (3) Adakah hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru. (2) untuk mengetahui motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru. (3) untuk mengetahui hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru. Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa angket serta dokumentasi. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 siswa.
A. Kajian tentang rohis ...
5. Faktor-faktor penunjang keberhasilan rohis ... ... 20
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengikuti rohis ... ... 23
B. Motivasi belajar ... ... 24
1. Pengertian motivasi belajar ... ... 24
2. Tujuan motivasi belajar ... ... 26
3. Sumber-sumber motivasi belajar ... ... 27
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ... ... 28
5. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah ... ... 31
BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian ... 34
1. Sejarah Berdirinya SMPN 2 Banyubiru …….. ... 34
2. Lokasi SMPN 2 Banyubiru ... ... 35
3. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 2 Banyubiru ... ... 35
5. Keadaan siswa ... ... 40
6. Keadaan guru dan karyawan ... ... 41
7. Sarana dan prasarana ... ... 42
B. Penyajian data ... 44
1. Daftar nama responden ... 44
2. Nilai angket mengikuti rohis ... 46
3. Nilai angket motivasi belajar ... ... 48
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis deskriptif ... 51
1. Analisis data tentang keaktifan mengikuti kegiatan rohis ... ... 51
2. Analisis data tentang motivasi belajar PAI ... ... 55
B. Analisis uji hipotesis ... 58
1. Hubungan variabel x dan y ... 60
2. Pembahasan ... 63
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 64
B. Saran ... ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... ... 66 LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tabel 3.1 : Jumlah Siswa ... 41
Tabel 3.2 : Data Guru ... 42
Tabel 3.3 : Data Karyawan ... 42
Tabel 3.4 : Prasarana SMPN 2 Banyubiru ... 43
Tabel 3.5 : Sarana SMPN 2 Banyubiru ... 44
Tabel 3.6 : Daftar Nama Responden ... 45
Tabel 3.7 : Nilai jawaban angket mengikuti rohis ... 46
Tabel 3.8 : Nilai jawaban angket motivasi belajar . ... 48
Tabel 4.1 : Interval keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis ... 53
Tabel 4.2 : Interval motivasi belajar PAI pada siswa ... 55
Tabel 4.3 : Koefisien Korelasi variabel x dan variabel y ... 58
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia yang diharapkan.
Menurut Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003)
Ditinjau dari faktor lingkungan, bentuk pendidikan ada tiga macam, yaitu pendidikan formal yang berbentuk sekolah, pendidikan non formal yang berbentuk lingkungan masyarakat dan pendidikan non formal berbasis keterampilan. Ketiga bentuk pendidikan itu akan mengantarkan seseorang pada kepribadiannya. Menurut Ahmadi, ketiga faktor tersebut serta ditambah faktor dalam diri sendiri mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan (Ahmadi, 1992 : 90).
Pada dunia remaja yang masih dalam taraf perkembangan perlu adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar terutama pembelajaran agama Islam, agar peserta didik dapat memahami dan melaksanakan norma-norma agama Islam secara menyeluruh. Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar adalah dengan mengikuti organisasi yang diharapkan dapat memberikan nilai-nilai positif terhadap pribadi seseorang. Dalam berorganisasi peserta didik dituntut untuk dapat berinteraksi dengan teman-teman, karena hal ini dapat membantu mengembangkan ketrampilan sosial yang penting seperti menerima, berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain. Proses berbagi dan mendengarkan pendapat orang lain dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya motivasi yang kuat.
Kerohanian Islam (rohis), mempunyai tujuan untuk pembinaan diri dan pengembangan potensi diri yang berkenaan dengan agama Islam. Para pengurus beserta anggota rohis diharapkan mampu membawa perubahan yang baik bagi diri pribadi masing-masing pada khususnya dan dapat menjadikan ummat Islam menjadi lebih kuat pada umumnya.
Pendalaman ilmu agama sangat diperlukan oleh setiap orang khususnya pada siswa untuk menumbuh kembangkan semangat belajar di sekolah khususnya mata pelajaran PAI agar siswa dapat membedakan antara yang baik dan yang benar sesuai syari‘at islam.
Akhir-akhir ini banyak kasus yang terjadi pada pelajar seperti asusila, naekoba, minuman keras serta tawuran antar sekolah. Sehingga motivasi belajar peserta didik melemah.
Dari penjelasan di atas, maka dengan mengikuti organisasi sekolah dapat meningkatkan motivasi yang dimiliki peserta didik. Dalam hal ini penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa dengan melakukan penelitian di SMPN 2 Banyubiru dengan mengambil judul ―HUBUNGAN KEAKTIFAN
MENGIKUTI KEGIATAN ROHIS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014‖ .
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa masalah pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:
1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014
2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014
3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014
D. HIPOTESIS
Suryabrata menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1983 : 69). Untuk membuktikan kebenaran tersebut maka penulis harus melakukan penelitian secara langsung di lapangan.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam melakukan ini penulis mengajukan hipotesis : terdapat hubungan positif antara keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis, kegunaan penelitian ini antara lain:
Sebagai suatu wacana untuk memperluas cakrawala pemikiran dan pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang telah dimiliki oleh siswa sehingga dapat disalurkan melalui berbagai jenis kegiatan organisasi, yang nantinya diharapkan dapat membawa dunia pendidikan di Indonesia semakin maju.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tolak ukur dalam mengetahui seberapa besar hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan rohis dngan motivaasi belajar PAI pada siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada siswa bahwa mengikuti kegiatan organisasi itu sangat penting.
c. Bagi penulis lain, hasil pembahasan ini dapat menjadi tambahan informasi untuk mengadakan pembahasan-pembahasan yang terkait selanjutnya.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup pembahasan dengan penelitian ini perlu dijelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain :
1. Keaktifan mengikuti kegiatan rohis
Rohis adalah sebuah organisasi untuk memperdalam keislaman yang biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di SMP maupun di SMA yang kepengurusannya diatur layaknya seperti OSIS.
Sedangkan rohis menurut penulis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang sangat membantu dalam pengembangan agama Islam yang di dalam pelajaran sekolah sangatlah terbatas serta menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Motivasi Belajar PAI
Motivasi adalah suatu usaha dari dalam diri siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik (Mangkunegara, 2005 : 16)
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk menemukan aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga mereka merasakan keuntungan dari aktivitas belajar tersebut. (Esa Nur Wahyuni, 2009 : 38).
G. METODE PENELITIAN
Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang nyata dengan prosedur yang jelas dan sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk itu penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pemilihan pendekatan dalam penelitian tergantung pada jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karena datanya berbentuk angka. Pada umumnya penelitian kuantitatif ini membutuhkan hipotesis, sehingga dalam penelitiannya perlu merumuskan hipotesis. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 208)
Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan dianalisis dengan analisis statistik. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 225)
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih menekankan pada perhitungan untuk menghasilkan kesimpulan yang bersifat signifikan.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3. Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari responden yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007 : 61).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 175 siswa, yang terdiri dari kelas VIIIa berjumlah 35, kelas VIIIb berjumlah 32, kelas VIIIc berjumlah 38, kelas VIIId 36 dan kelas VIIIe berjumlah 34 siswa.
Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diselidiki (Arikunto, 2010 : 174). Untuk mempermudah penelitian maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% (Suharsimi Arikunto, 2006 : 134). Berdasarkan acuan tersebut maka, dalam penelitian ini peneliti mengambil sample 20% dari jumlah populasi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 1.1
Jumlah sampel penelitian
Kelas Populasi Prosentase sample
VIII A 35 20 % 7
VIII B 32 20 % 6
VIII D 36 20 % 7
VIII E 34 20 % 7
JUMLAH 175 20 % 35
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
a. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Suharsismi Arikunto, 1998 : 140).
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis yang dilaksanakan di SMPN 2 Banyubiru dan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru
b. Metode Dokumentasi
5. Indikator Penelitian
Untuk melengkapi pengertian operasional dari dua variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini maka penulis uraikan indikator dari variabel tersebut di bawah ini :
a. Keaktifan mengikuti kegiatan Rohis
Untuk mengukur keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis maka ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:
1) Membantu dalam setiap kegiatan rohis 2) Aktif menghadiri rapat-rapat rohis
3) Aktif berkonsultasi dengan pembina rohis
4) Bertanggung jawab sebagai anggota maupun pengurus rohis 5) Selalu mengikuti kegiatan yang diadakan rohis
b. Motivasi belajar PAI
1) Selalu mengikuti pelajaran PAI 2) Aktif dalam pembelajaran PAI
3) Aktif dalam berdiskusi dengan teman dalam pembelajaran PAI 4) Mempunyai buku pelajaran PAI
5) Menambah jam belajar PAI di luar sekolah 6. Metode Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
% 100 X N F P
Keterangan:
P = Prosentase perolehan F = Frekuensi
N = Jumlah responden b. Analisis Lanjutan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan mengikuti kegiatan rohis dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru, dan sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
∑ (∑ ) (∑ )
√(∑ (∑ ) ) (∑ (∑ ) )
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x : variabel keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis y : variabel motivasi belajar PAI
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untu mempermudah jalan pikiran dalam memahamai secara keseluruhan isi skripsi.
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan teori yang berkaitan dengan kegiatan rohis dan motivasi belajar PAI antara lain : pengertian rohis , tujuan organisasi rohis, pengertian motivasi belajar, sumber motivasi belajar dan peran motivasi dalam pembelajaran.
BAB III : Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan sebagainya
BAB IV : Analisis data
Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis pendahuluan dan analisis lanjutan
Pada bab ini terdiri saran dan kesimpulan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Rohis
1. Pengertian Rohis
Rohis adalah singkatan dari ―Rohani Islam‖ yang berarti sebuah
organisasi yang ada di sekolah-sekolah menengah dan atas. Rohis biasanya
dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler, yang di dalamnya terdapat struktur
kepengurusan dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing.
Menurut Koesmarwanti, kata kerohanian Islam ini sering disebut dengan
istilah ―rohis‖ yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh
siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Koesmarwanti dkk,
Pada mulanya, rohis berdiri karena berawal dari sebuah upaya dan
keinginan untuk memberikan solusi kepada pelajar muslim untuk menambah
wawasan keislaman karena jam pelajaran di sekolah sangat terbatas sehingga
rohis inilah wadah untuk memperdalam agama Islam. Seiring dengan
berkembangnya zaman, saat ini rohis menjadi salah satu program kegiatan
ekstrakurikuler yang kegiatannya terfokus pada peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap berbasis keislaman yang pada akhirnya dapat
mengantarkan siswa menjadi generasi mandiri yang berkahlak mulia.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan pengertian kerohanian
Islam adalah suatu kegiatan intrakurikuler keagamaan yang di ikuti oleh
peserta didik di sebuah sekolah. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran
dan merupakan suatu wadah besar yang dimiliki siswa untuk menjalankan
aktivitas dakwah di sekolah sebagai perwujudan pendidikan diluar sekolah
dengan program pembinaan dan sarana yang tersedia untuk mencapai satu
tujuan tertentu.
2. Dasar dan Program Kerja Rohis
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di muka bumi ini, selain
itu manusia dituntut untuk menjadi pemimpin baik bagi diri sendiri, keluarga
maupun untuk orang lain. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya :
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Berangkat dari pemikiran mengenai filosofis tugas manusia di atas maka
mempersiapkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa sangatlah penting
dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan, pendidikan, organisasi dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun program kerja yang terdapat di rohis meliputi :
1) Mentoring
Mentoring merupakan aktifitas yang biasa dilakukan di luar sekolah
bersama seorang guru. Akitivitas mentoring berupa transformasi ilmu
dari seorang guru kepada para anggota rohis.
2) Cerhat (Cermin Hati)
Merupakan kegiatan pembelajaran rutin yang diadakan tiap hari Sabtu.
Kegiatan ini merupakan pertemuan rutin yang berbentuk kajian masalah
sosial Islam, budaya Islam, akhlak remaja dan lain-lain. Biasanya
kegiatan ini dilakukan secara outbond.
3) Mading rohis
Merupakan majalah dinding sekolah yang berisi pengetahuan tentang
keislaman.
4) Tahsin
Merupakan kegiatan yang diadakan oleh rohis untuk memperbaiki bacaan
al-Qur‘an dengan tajwid aplikatif.
5) Tahfidz
Merupakan kegiatan menghafal Qur‘an dengan sistem One Day One
6) Training Motivasi
Merupakan kegiatan yang diadakan rohis untuk mengembangkan IQ
(Intelektual Quostion), SQ (Spiritual Quastion) dan EQ (Emotional
Quoation).
3. Fungsi rohis
Fungsi rohis yang sebenarnya adalah sebagai forum, mentoring, dakwah,
dan berbagi. Susunan dalam rohis layaknya OSIS, di dalamnya terdapat
ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi- divisi yang bertugas pada
bagiannya masing-masing. Fungsi dan peran rohis digariskan dalam
dwi-fungsi rohis, yaitu :
a. Pembinaan Syakhsiyah Islamiyah.
Syakhsiyah Islamiyah adalah pribadi-pribadi yang Islami. Jadi
rohis berfungsi untuk membina muslim teladan yang menjadi
pribadi-pribadi yang unggul, baik dalam kapasitas keilmuannya maupun
keimanannya.
b. Pembentukan Jamiatul Muslimin.
Pembentukan Jamiatul Muslimin berfungsi sebagai ‘basecamp‘
dari siswa-siswi muslim, untuk menjadikan pribadi maupun komunitas
yang Islami. Dari sini maka tekad untuk membumisasikan Islam akan
mudah tercapai. Apalagi sekitar tahun 1990, rohis telah mempunyai
motto ‖Isyhadu Bianna Muslimun‖ (saksikanlah bahwa kami
orang-orang Islam)
Aktivitas atau kegiatan rohis diselaraskan dengan misi-nya. Beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya adalah kegiatan-kegiatan
dakwah di sekolah, di bagi menjadi dua sifat, yakni bersifat Ammah (umum)
dan bersifat khashah (khusus), (Koesmarwanti, 2000 : 139-140)
1) Dakwah ammah (umum).
Dakwah ammah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara yang
umum. Dakwah ‗ammah dalam sekolah adalah proses penyebaran fikrah
Islamiyah dalam rangka menarik simpati, dan meraih dukungan dari
lingkungan sekolah.
Karena sifatnya demikian, dakwah ini harus di buat dalam bentuk
yang menarik, agar para siswa mempunyai keinginan untuk mengikuti
kegiatan ini. Kegiatan dakwah ammah (umum) meliputi:
a. Penyambutan Siswa Baru.
Program ini khusus diadakan untuk penyambutan adik- adik
yang menjadi siswa baru. Target program ini adalah mengenalkan
siswa baru dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh rohis,
para pengurus rohis, dan semua hal yang terkait dengan rohis.
b. Penyuluhan Problem Remaja.
Program penyuluhan problematika remaja seperti
penyuluhan tentang bahaya narkoba, tawuran, dan seks bebas.
Program ini sangat penting untuk para remaja di zaman modern
ini. Untuk itu diharapkan program ini banyak diminati oleh para
peserta didik.
2) Dakwah khashah (khusus)
pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah
khashah bersifat selektif dan terbatas dan lebih berorientasi pada proses
pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini
memiliki karakter yang khashah (khusus), harus di peroleh melalui
proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khashah meliputi:
1) Mabit. Mabit yaitu bermalam bersama, diawali dari maghrib
atau isya‘ dan diakhiri dengan sholat subuh.
2) Diskusi atau bedah buku. Diskusi atau bedah buku ini
merupakan kegiatan yang bernuansa pemikiran dan wawasan,
kegiatan ini bertujuan untuk mempertajam pemahaman,
memperluas wawasan serta meluruskan pemahaman peserta didik.
3) Pelatihan, merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memberikan pelatihan kepada siswa tentang materi-materi
keislaman tertentu, misalnya daurah Al-Qur‘an (bertujuan untuk
membenarkan bacaan Al-Qur‘an), daurah bahasa Arab (bertujuan
untuk penguasaan bahasa Arab), dan sebagainya.
4) Penugasan. Penugasan yaitu suatu bentuk tugas mandiri yang
diberikan seorang pembina kepada anggota rohis. penugasan
tersebut dapat berupa hafalan Al-Qur‘an, Hadist, atau penugasan
lainnya yang dapat menunjang pemahaman siswa terhadap ajaran
agama Islam.
Dari beberapa kegiatan rohis yang telah penulis jabarkan di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan rohis ini sangat dibutuhkan
oleh generasi muda-mudi yang kreatif serta agamis yang merupakan
masyarakat yang Islami di lingkungan sekolah yang benar-benar
mengetahui syari‘at Islam secara menyeluruh dan dapat
melaksanakannya.
5. Faktor-Faktor penunjang keberhasilan kerohanian Islam ( rohis )
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Rohis adalah
sebagai berikut :
a. Mempunyai tujuan yang tepat
Rohis harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat dalam
mewujudkan sistem pendidikannya, misalnya dengan mengambil
sumber-sumber belajar yang shahih.
b. Dukungan guru yang baik dalam setiap kegiatan.
Guru merupakan faktor yang sangat mendukung gerak dan
langkah dari seksi kerohanian Islam. Hal ini dikarenakan guru
memiliki peran yang besar dalam dakwah ini, guru memiliki posisi
sebagai pemimpin dalam aktifitas belajar mengajar. Beliau adalah
orang yang mendidik, mengajar dan membimbing para siswanya.
Kedudukan guru dalam hal ini akan menjadikannya sebagai
sosok yang memiliki nilai tambah dimata siswa, apalagi jika guru
tersebut memiliki kelebihan-kelebihan dan menjadi teladan yang baik.
Dengan demikian, arahan dari guru akan banyak didengar oleh
siswa. Sehingga dengan kehadiran guru sebagai seksi pembina
kerohanian Islam sangat mendukung setiap kegiatan yang
diselenggarakan.
c. Eksistensi pengurus diakui sebagai kekuatan dakwah sekolah
Adanya kerohanian Islam (rohis) yang mensosialisasikan
kegiatan-kegiatan yang riel. Diantaranya memanfaatkan sarana dan
prasarana sekolah seperti mading, masjid untuk sarana informasi
sebagai penorong dakwah dan pembentukan opini keIslaman. Serta
pengembangan kreativitas melalui seni-seni Islami. Dan juga
dengan program kerja yang lain seperti memanfaatkan momentum hari
besar Islam, pesantren kilat, festival lomba Islam, dan penyembelihan
hewan kurban.
Kemudian, upaya dari pengurus rohis dalam berinteraksi dengan
seluruh elemen sekolah yang berusaha mencerminkan nilai- nilai Islam
dalam kesehariannya. Dengan begitu, eksistensi rohis dapat diakui
sebagai kekuatan dakwah sekolah, karena memberikan nilai tambah
yang positif, yaitu meningkatnya moralitas sekaligus sikap keagamaan
rohis disekolah.
d. Adanya alumni yang memberikan kontribusi cukup tinggi
Adanya alumni yang masih aktif dalam mendorong dan
membantu eksistensi rohis memberikan kontribusi yang cukup tinggi.
Karena keberadaan alumni adalah sumber daya yang sangat vital
bagi perkembangan dakwah sekolah. Selain diandalkan sebagai
murobbi atau pembina, mereka juga bisa dijadikan sebagai konsultan
dan narasumber dari berbagai kegiatan seiring dengan meluasnya
pengalaman mereka. Dengan kontribusi dari alumni diharapkan dapat
memberikan semangat bagi para aktifis dakwah disekolah serta dapat
menyebarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
e. Adanya masjid di sekolah
masjid disekolah. Diantaranya adalah sebagai pusat kegiatan
dakwah disekolah. Seluruh kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan di
masjid sebagai sarana untuk berdakwah. Pada jaman Rasulullah,
masjid digunakan sebagai pusat pendidikan. Dalam kaitannya dengan
dakwah disekolah, menyelenggarakan sholat berjama‘ah merupakan
salah satu langkah untuk mensyi‘arkan agama Islam.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengikuti kegiatan rohis
Adapun beberapa faktor yang menjadikan siswa mengikuti kegiatan
rohis menurut Esa Nur Wahyuni (2009:56) adalah sebagai berikut:
1) Kurangnya ilmu keagamaan, sehingga mendorong siswa untuk
mengikuti kegiatan rohis yang bertujuan agar dapat memperdalam ilmu
keagamaan
2) Banyaknya problem yang dihadapi oleh siswa, hal ini mendorong
siswa untuk mengikuti kegiatan rohis agar para siswa mendapat
pengetahuan/penyuluhan tentang problematika remaja pada zaman
modern ini.
3) Adanya keinginan untuk menyalurkan kreativitas diri dalam bidang
keagamaan. Salah satu cara untuk menyalurkan kreativitas diri adalah
dengan dakwah. Dengan berdakwah siswa dapat membentuk pribadi
yang religi.
4) Mengisi waktu luang, karena dengan mengikuti kegiatan rohis akan
menambah pengalaman seseorang dalam berorganisasi yang dapat
Faktor-faktor di atas merupakan alasan beberapa siswa karena mereka
mengikuti organisasi rohis. Dengan hal ini maka dapat disimpulkan bahwa
para pelajar sangat membutuhkan organisasi untuk mengatasi beberapa
problematika yang dialami oleh para pelajar pada umumnya. Hal ini juga
menunjukkan bahwa organisasi sangat penting adanya untuk menunjang
kreativitas para pelajar.
B. Motivasi belajar
1. Pengertian motivasi belajar
Motivasi berarti suatu tenaga (dorongan, kemauan) dari dalam yang
menyebabkan seseorang berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu
diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai, (Pasaribu dan B.
Simanjuntak, 1989 : 50). Motivasi disini maksudnya adalah suatu dorongan
motif dalam diri seseorang yang mana dengan motivasi tersebut akan
menyebabkan aktif dan merasakan ada kebutuhan dalam melakukan belajar,
sehingga dengan demikian proses belajar mengajar akan berhasil secara
optimal. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa seseorang melaksanakan sesuatu
karena ada dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu. Makin kuat
dituju dapat tercapai, di mana kalau sesuatu yang diinginkan itu dapat
tercapai maka ia akan merasa berhasil dan juga akan merasa puas.
Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman AM (2005 :
75), adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar
diri siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu), yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat tercapai.
Kemudian hubungannya dalam kegiatan belajar yang penting adalah
bagaimana menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa untuk melakukan
aktivitas belajar. Dalam hal ini yang paling berpengaruh dalam
menumbuhkan rasa semangat belajar adalah guru, guru merupakan komonen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia (Sardiman AM, 2005 : 125).
Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti mendorong siswa
untuk melakukan sesuatu kegiatan yang dapat menghasilkan ilmu
pengetahuan. Motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik. Adapun beberapa ciri siswa yang
mempunyai motivasi, antara lain: (1) bersungguh-sungguh dan mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; (2)
memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; (3) terus
bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan dengan sempurna.
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis simpulkan bahwa motivasi
belajar harus dimiliki oleh setiap siswa, karena dengan memiliki motivasi,
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini,
faktor psikologis siswa sangat berperan penting dalam menumbuhkan
motivasi belajar. Namun semua itu juga tidak lepas dari peran seorang guru
yang merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk motivasi pada
seorang siswa.
2. Tujuan Motivasi Belajar
Dari beberapa definisi motivasi yang telah disebutkan sebelumnya
maka secara umum dapat diketahui bahwa motivasi memiliki beberapa tujuan
antara lain: (Esa Nur Wahyuni, 2009 : 14)
a) Motivasi mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia. Motivasi
sering diasosiakan sebagai pembimbing, pengarah dan berorientasi pada
tujuan. Sehingga tingkah laku yang termotivasi akan bergerak dalam
suatu arah secara spesifik, tingkah laku tersebut memiliki maksud,
ketekunan dan kegigihan.
b) Motivasi sebagai penyeleksi tingkah laku. Dengan adanya motivasi,
maka tingkah laku individu mempunyai arah kepada tujuan yang dipilih
oleh individu itu sendiri. Misalnya seorang siswa yang ingin lulus ujian,
maka ia berkonsentrasi dengan menggunakan strategi-strategi yang
dipilih untuk mencapai tujuan
c) Motivasi memberi energi dan menahan tingkah laku. Motivasi sebagai
alasan yang berarti menjadi tenaga pendorong dan peningkatan tenaga
sehingga terjadilah perbuatan yang tampak pada diri seseorang. Energi
motivasi yang dia miliki. Motivasi juga berfungsi untuk mempertahankan
agar perbuatan dapat berlangsung secara terus menerus.
Selain tujuan di atas, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasani. Seseorang melakukan suatu kegiatan karena
adanya dorongan, baik itu dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari orang
lain. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang akan dapat melahirkan
prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi.
3. Sumber-sumber Motivasi Belajar
Dalam rumusan tersebut juga diamati dari mana saja sumber-sumber
motivasi belajar siswa itu, diantaranya :
a) Motivasi Intrinsik
Yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari dalam,
tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang
didorong oleh keinginan untuk mengetahui, tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan
sikap untuk menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan
kepada kelompok, dan sebagai berikut. Faktor yang dapat dikategorikan
sebagai motivasi intrinsik antara lain: kebutuhan, dorongan, minat,
nilai-nilai dan kepercayaan.
Yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu
atau belajar. Pelajar di motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan,
hadiah, medali, pertentangan, persaingan (Sardiman, 2005 : 89).
Seorang siswa yang memliki motivasi intrinsik akan mempunyai tujuan
menjadi orang yang maju, berpendidikan, dan ahli dalam bidang yang
ditekuninya, Karena keinginan itu timbul dari dalam diri seorang tanpa
adanya paksaan dari luar. Berbeda dengan motivasi intrinsik, siswa yang tidak
mempunyai motivasi intrinsik akan sangat kesulitan dalam mengembangkan
keinginannya, karena dia akan belajar dan berusaha jika ada rangsangan dari
luar. Namun dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, motivasi ekstrinsik
sangat penting dalam menghadapi keadaan dan minat siswa yang selalu
berubah-ubah. Motivasi ekstrisik juga dibutuhkan jika dalam suatu proses
belajar mengajar ada hal-hal yang kurang menarik bagi siswa.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Menurut Hamzah B Uno (2007 : 3) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud faktor sosial disini adalah faktor manusia,
(guru, konselor, orang tua), baik manusia itu hadir pada saat terjadi
proses belajar maupun tidak hadir. Kehadiran sesorang dapat
menggangu kawannya yang sedang belajar, misalnya seorang siswa
yang menggangu kawan lainnya yang sedang mengerjakan tugas
sedang mengerjakan tugas latihan.
Proses belajar akan berlangsung dengan baik jika seorang guru
mengajar dengan cara yang menyenangkan, memberi perhatian kepada
semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Begitu pula peranan orang tua dalam menyediakan sarana
belajar di rumah akan mempermudah siswa belajar di rumah.
b) Faktor non-sosial dalam belajar
Kelompok ini banyak sekali jumlahnya, misalnya waktu, tempat,
alat-alat yang digunakan dalam belajar, keadaan udara, suhu udara,
cuaca dan sebagainya. Faktor ini mempengaruhi kegiatan belajar
seseorang.
Misalnya dengan keadaan cuaca yang ekstrim, ini bisa
berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar karena akan menjadikan
siswa malas untuk mendengarkan penjelasan guru. Sama halnya jika
sarana prasarana di sekolah kurang mendukung itu akan menjadikan
siswa kurang bersemangat dalam belajar.
c) Faktor fisiologis dalam belajar
Yang dimaksud keadaan fisiologis adalah keadaan fisik
seseorang terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan fungsi panca
indera. Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh dalam
belajar. Apabila kondisi fisik seseorang tidak fit atau kurang sehat
maka dalam belajar ia akan terganggu, baik perhatian maupun
konsentrasinya. Begitu juga apabila salah satu panca inderanya
kegiatan belajarnya.
d) Faktor psikologis dalam belajar
Faktor psikologis yang paling menonjol adalah sesuatu yang
mendorong aktivitas seseorang dalam belajar, dengan kata lain alasan
yang membuat seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
Hal yang menonjol di dalam memaksimalkan hasil belajar adalah
mengenai faktor kepribadian. Kepribadian siswa memberikan
kontribusi yang besar terhadap hasil belajar karena komponen
kepribadian tersebut mempunyai fungsi yaitu :
1) Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif merupakan kemampuan manusia
menghadapi obyek-obyek dalam bentuk representatif
menghadirkan obyek dalam kesadarannya. Hal-hal yang terkait
dengan fungsi kognitif manusia antara lain : taraf intelegensi –
daya kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif, kemampuan
berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, tipe belajar dan tekhnik
atau cara-cara belajar secara efisiensi dan efektif
2) Fungsi kognitif – dinamis
Kognitif – dinamis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan
dan pemenuhan suatu kebutuhan yang di dasari serta dihayati.
Beberapa aspek yang termasuk dalam fungsi kognitif dinamik
antara lain adalah : karakter, hasrat, kehendak, motivasi belajar,
konsentrasi-perhatian.
termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan,
berfikir dan menilai. Peserta didik diharapkan dapat memikirkan
kemungkinan-kemungkinan masa depan yang cerah.
3) Fungsi Afektif
Fungsi Afektif membantu siswa dalam mengadakan suatu
penelitian terhadap obyek-obyek yang dihadapinya dan dihayati
apakah benda tersebut suatu peristiwa atau seseorang, bernilai
atau tidak bagi dirinya. Dalam berperasaan dapat terdiri dari
beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap
semangat belajar antara lain adalah : temperamen, perasaan, sikap
dan minat.
Fungsi afektif di sini mencakup emosi yang dimiliki oleh
peserta didik. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh
masalah psikologi seperti menghadapi kondisi baru dan berada di
bawah tekanan sosial. Namun para siswa diharapkan mampu
mengendalikan emosi agar tercipta proses belajar mengajar yang
baik.
5. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah
Di dalam kegiatan belajar—mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan
motivasi adalah bermacam-macam. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati
peserta didik. Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbukan motivasi
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah menurut Sardiman dalam
bukunya yang berjudul ―Interaksi dan Motivasi belajar mengajar‖, antara lain
:
a) Pemberian angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga siswa biasanya hanya mengejar nilai ulangan atau
nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu
bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b) Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
sesuatu pekerjaan tersebut.
c) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan indicidual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
d) Ego-involvement
Seseorang akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas
siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi
karena harga dirinya.
e) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu
sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat
rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan
ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
f) Pujian
Apabila ada siswa yang suksesyang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian, supaya pujian ini memberikan
motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
Cara menumbuhkan motivasi bagi para pelajar memang harus
diperhatikan oleh guru, karena dengan adanya hal tersebut para siswa akan
lebih bersemangat dan lebih termotivasi untuk memperdalam pengetahuan
mereka. Namun, cara menumbuhkan motivasi hendaknya tidak hanya
dilakukan di dalam sekolah, tetapi juga dilakukan di lingkungan keluarga
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian
1. Sejarah berdirinya SMPN 2 Banyubiru
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Banyubiru didirikan
oleh K.H Zuber MH pada akhir tahun 1995 di Kecamatan Banyubiru baru ada
satu SMP yang berstatus negeri, yaitu SMP Negeri 1 Banyubiru. Untuk
melayani program wajib belajar 9 tahun, khususnya bagi masyarakat
Kecamatan Banyubiru yang tinggal di daerah pelosok, maka pada tanggal 6
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pada bulan Juni 1995,
bertepatan dengan tahun ajaran baru, Juni 1995/1996, dimulailah pendaftaran
siswa baru kelas I.
Pada awal pembangunannya sekolah ini hanya memiliki 3 ruang kelas
untuk kelas I, 1 ruang guru, dan 1 ruang Tata Usaha. Seiring dengan semakin
bertambahnya jumlah siswa yang mendaftar, maka ditambahlah ruang kelas
siswa yang semula hanya 3 ruang menjadi 15 ruang (sampai sekarang),
masing-masing 5 ruang untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Dalam
rangka memperlancar kegiatan belajar mengajar, SMPN 2 Banyubiru mulai
melengkapi diri dengan pembangunan berbagai fasilitas penunjang belajar,
seperti perpustakaan, mushala, laboratorium, lapangan basket, dan lain
sebagainya.
2. Lokasi SMPN 2 Banyubiru
SMP Negeri 2 Banyubiru berlokasi di Jalan Brantas Nomor 1
Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa
Tengah.
3. Visi Misi dan Tujuan SMPN 2 Banyubiru
Perumusan sebuah lembaga pendidikan dan penyusunan program kerja
yang akan dilaksanakannya, tidak akan bisa luput dari arah dan patokan
sebagai landasan berpijak setiap tindakan di kemudian hari. Hal ini diperlukan
agar tujuan yang telah ditetapkan bisa terwujud sesuai dengan yang
ke mana kita akan pergi. Lantas, tujuan ini diterjemahkan dalam beberapa
bentuk, satu diantaranya adalah visi dan misi.
Visi diartikan sebagai imajinasi moral yang menggambarkan profil
sebuah lembaga yang diinginkan di masa yang akan datang. Imajinasi ke
depan semisal itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang
diyakini akan terjadi di masa yang akan datang, (Depdiknas, 2002 : 8-11).
Visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari seorang manajer dan
merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh sebuah lembaga
pendidikan di masa yang akan datang.
Sedangkan misi merupakan tindakan untuk menjalankan sebuah visi.
Dengan kata lain, misi merupakan penjabaran dan implementasi dari sebuah
visi. Jika visi hanya berupa wawasan ke depan akan apa yang akan diraih,
maka misi adalah langkah konkret yang harus dijalankan guna meraih visi.
Dalam prakteknya, misi harus seirama dengan visi, jangan sampai sebuah
misi melenceng jauh dari visi.
Dengan demikian, keberadaan visi dan misi teramat penting, sebagai
petunjuk lain bagi sebuah pendidikan di masa yang akan datang. Semua
kebijakan sekolah yang akan dikeluarkan menyangkut masa depan sekolah
harus selalu berpijak pada visi dan misi. Dari visi dan misi tercermin
keunggulan sebuah lembaga pendidikan dalam menatap masa depan. Kondisi
ini pada akhirnya berdampak pada tingginya kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga tersebut, (Edi Sukarno, 2002 : 21).
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, globalisasi, era informasi, dan berubahnya
untuk merespon tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki dan memperbaiki kinerja dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. SMPN 2 Banyubiru memiliki potensi untuk
mengembangkan semua hal tersebut melalui profil sekolah yang di wujudkan
dalam Visi dan Misi sekolah sebagai berikut :
a. Visi
Terwujudnya insan beriman, bertaqwa, berahlaqul karimah, berilmu
dan beramal shaleh dan terampil dalam karya.
b. Misi
1) Mewujudkan standar isi pendidikan
2) Mewujudkan standar pendidik dan tenaga kependidikan
3) Mewujudkan standar proses pembelajaran
4) Mewujudkan standar sarana dan prasarana pendidikan
5) Mewujudkan standar kompetensi lulusan
6) Mewujudkan standar pengelolaan
7) Mewujudkan standar pembiayaan
8) Mewujudkan standar penilaian
c. Dasar dan Tujuan
Adapun dasar dan tujuan pendirian lembaga pendidikan SMPN 2
Banyubiru yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu mengacu pada
tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam PP No. 32 tahun 2013
yang berbunyi: Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila
1) Ketaqwaan terhadap Allah SWT
2) Kecerdasan
3) Keterampilan
4) Mempertinggi budi pekerti
5) Memperkuat kepribadian
6) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Sementara itu tujuan secara khusus dari SMPN 2 Banyubiru yaitu:
1) Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olah raga
lewat kejuaraan dan kompetisi.
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik (scientific approach).
3) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui
layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler
4) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 8,5
5) Memperoleh Out Put yang dapat menjadi tauladan dimana saja
berada dengan mengedepankan persaudaraan dan kekeluargaan.
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi pada umumnya merupakan pembagian tugas kerja
dan wewenang serta tanggung jawab agar tujuan yang diharapkan dapat
dicapai. Demikian juga SMPN 2 Banyubiru mempunyai tujuan yang hendak
dicapai, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Agar pelaksanaan pendidikan tidak terjadi tumpang tindih dalam tugas
dan wewenang yang telah diberikan, maka dibuatlah pembagian kerja atau
tugas (job dicription) sesuai dengan jabatan atau peran seorang pegawai
Diknas kab Semarang Kemendiknas
Pengurus Sekolah H.Ulul Ilmi
Tata Usaha Tambah Lisniyawati
Kepala Sekolah Sri Mulyati S.Pd Komite Sekolah
Waka. Sekolah H. Fachruddin
Urs Kurikulum Karjin, S.Ag, M.Pd.I
Urs Sarpras Roqib, A.Ma
Urs Humas M.Fahruddin, S.Pd.I Urs Kesiswaan
Adib Husaini, S.Pd
Wali Kelas
BP/BK
organisasi serta tugas dan wewenang yang harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuannya, yang telah disusun sebagai berikut :
5. Keadaan siswa
Siswa adalah salah satu komponen dalam pembelajaran, di samping
faktor guru, tujuan dan strategi pembelajaran sebagai salah satu komponen
maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen yang terpenting di
antara komponen yang lainnya, tanpa ada siswa, sesungguhnya tidak akan
terjadi proses belajar mengajar.
SMPN 2 Banyubiru, dengan sarana dan prasarana yang ada serta
kurikulum pendidikan yang diperoleh cukup memadahi, setiap tahunnya telah
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan, hal ini terbukti dengan
banyak lulusannya yang diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit
atau yang sederajat. Sehingga hal ini sangat menarik perhatian masyarakat
untuk menyekolahkan anaknya untuk belajar di SMPN 2 Banyubiru.
Melihat lokasi yang berjarak dekat dengan sekolah lain yang sederajat,
karena didukung oleh pembelajaran yang mengedapankan IPTEK dan
IMTAK, memungkinkan untuk setiap tahunnya dapat menerima siswa
jumlah keseluruhan sebanyak 475-an siswa, yang terdiri dari kelas VII-IX
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan rincian dalam tabel di bawah ini
Tabel 3.1 Jumlah siswa
No Kelas Jumlah Siswa Agama
L P Jumlah Islam Kristen Katholik Hindu Budha
1.
-6. Keadaan guru dan karyawan
Peranan guru sebagaimana pembimbing siswa sangat berperan penting
dalam mendidik dan membimbing siswa. Karena itu sudah selayaknya guru
memiliki potensi lebih tinggi dari pada siswa dalam segala hal.
Guru atau tenaga pendidik SMPN 2 Banyubiru sebanyak 36 orang guru,
termasuk kepala sekolah, mereka berstatus PNS dan hanya sedikit yang
berstatus wiyata. Di samping tenaga pendidik, guna memperlancar kegiatan
pendidikan di SMPN 2 Banyubiru juga ada staf TU, pegawai perpustakaan,
bagian kebersihan dan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan
pengajar dan staf yang lainnya yang membantu jalannya proses pendidikan di
SMPN 2 Banyubiru, dapat dilihat dari hasil penelitian yang disajikan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Data guru
No. Kualifikasi Guru Tetap Guru Tidak Tetap
1.
Jumlah 9 orang karyawan
7. Sarana dan prasarana
Dalam suatu lembaga, sarana dan prasarana merupakan alat penunjang
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, apalagi suatu
lembaga sekolah, khususnya SMPN 2 Banyubiru, sarana dan prasarana
merupakan penunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
SMPN 2 Banyubiru menempati tanah seluas 903 m3. Sarana dan
prasarana pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran
19. Meja guru 27 baik
20. Kursi guru 27 baik
21. Meja siswa 489 baik
22. Kursi siswa 604 baik
23. Meja TU 6 baik
24. Kursi TU 6 baik
B. Penyajian data
1. Daftar nama responden
Adapun jumlah siswa yang dapat dijadikan sampel sebanyk 35 siswa.
Berikut daftar nama sampel
Tabel 3.6
Daftar Nama Responden
No Nama
Jenis Kelamin
Kelas
L P
1 Cyntia Ayung S P VIII A
2 Anita T. S P VIII A
3 Prasetyo A.W L VIII A
4 Devi Nurul Arinta P VIII A
5 Yuli Rahma Sari P VIII A
6 Rini Puji A P VIII A
7 Nur Arifah P VIII A
8 Shara Agusrtin P VIII B
9 Luk Luk Baita P VIII B
10 Ichfa Lailanisa P VIII B
12 Agus Lestyawati P VIII B
13 Arga Arafan L VIII B
14 M. Ngafifudin L VIII C
15 Novrian Isna K L VIII C
16 Andya Setya P.P L VIII C
17 P.P Aji L VIII C
18 M. Wasis Wicaksono L VIII C
19 Fauzi Fachrudin L VIII C
20 Miftahul Mardika Rozak
L VIII C
21 Joko Supiyanto L VIII C
22 M. Syarif Tigom L VIII D
23 Andi S L VIII D
24 Alafi Windianet P VIII D
25 Siti Zulaikha P VIII D
26 Nina R P VIII D
27 Pratiwi Santi P VIII D
28 Sora Devina P VIII D
29 Rif'an N.R L VIII E
30 Imam B.P L VIII E
31 Luhur Widyantoro L VIII E
32 Aulia A P VIII E
33 Nurul Kholifah P VIII E
34 Septiqomah P VIII E
2. Nilai jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan rohis
Tabel 3.7
3. Nilai jawaban angket motivasi belajar PAI
Tabel 3.8
17 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2
No Hari Waktu Kegiatan Ket
1
Sabtu 12.30 wib mentoring dan mading rohis Minggu pertama
2
Sabtu 12. 30 wib Cerhat Minggu ke dua
3 Sabtu 13. 00 wib Tahsin dan tahfidz Minggu ke tiga
4 Sabtu 14.00 wib Training motivation Minggu ke empat
Mengetahui
Ketua umum Rohis Sekretaris
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka yang selanjutnya penulis lakukan
adalah menganalisis data. Hal ini dilakukan guna memperoleh jawaban dari
pokok permasalahan yang ditanyakan. Adapun permasalahan dalam penelitian
ini adalah
4. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di
SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2013/2014?
5. Bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa di SMPN 2 Banyubiru tahun
pelajaran 2013/2014?
6. Adakah hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis
dengan motivasi belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran
2013/2014?
Berdasarkan dari ketiga permasalahan penelitian diatas, maka penulis
menganalisis dari rumusan masalah pertama dan kedua dengan menggunakan
rumus prosentase sebagai berikut.
P : prosentase
F : frekuensi
Sedangkan untuk menjawab pokok permasalahan yang ke tiga, penulis
menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
∑ (∑ ) (∑ )
√(∑ (∑ ) ) (∑ (∑ ) )
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x : variabel keaktifan dalam mengikuti kegiatan rohis
y : variabel motivasi belajar PAI
: product dari x
: product dari y
N : jumlah responden
Secara berturut-turut penulis menganalisis data yang terkumpul sebagai
berikut:
A. Analisis Deskriptif
1. Analisis data tentang keaktifan mengikuti kegiatan rohis
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun
pelajaran 2013/2014. Dalam hal ini, penulis menggunakan instrument
angket yang terdiri dari sepuluh item pertanyaan. Dari masing-masing
pertanyaan yang ada di dalam angket, terdapat tiga alternative jawaban
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Siswa yang menjawab A diberi skor 3
b) Siswa yang menjawab B diberi skor 2
cxviii
yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru.
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:
( )
keterangan :
i : interval
xt : nilai tertinggi
xr : nilai terendah
ki : jumlah kelas interval
Berdasarkan nilai hasil angket tentang tingkat keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan rohis diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai
terendah 21. Dari hasil perolehan nilai itu, kemudian ditetapkan menjadi
interval sebanyak :
( )
( )
Nilai jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan rohis No
Rspnd
No item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
cxx
Interval keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan rohis di SMPN 2 Banyubiru tahun pelajaran 2014
cxxi
kegiatan rohis, siswa yang termasuk dalam kategori tinggi adalah 57.1 %
dengan jumlah 20 siswa, tingkat keaktifan mengikuti kegiatan rohis, siswa
yang termasuk dalam karegori sedang adalah 28.6% dengan jumlah 10
siswa, dan tingkat keaktifan mengikuti kegiatan rohis, siswa yang termasuk
dalam kategori rendah adalah 14.3 % dengan jumlah 5 siswa. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan rohis di
SMPN 2 Banyubiru adalah tinggi.
2. Analisis data tentang motivasi belajar PAI
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar PAI pada siswa SMPN 2 Banyubiru. Dalam hal ini, penulis
menggunakan instrument angket yang terdiri dari sepuluh item pertanyaan.
Dari masing- masing pertanyaan yang ada di dalam angket, terdapat tiga
alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Siswa yang menjawab A diberi skor 3
2) Siswa yang menjawab B diberi skor 2
3) Siswa yang menjawab C diberi skor 1
Selanjutnya untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai
yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk menentukan motivasi belajar PAI pada
siswa SMPN 2 Banyubiru.
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:
( )
keterangan :
cxxii
xr : nilai terendah
ki : jumlah kelas interval
Berdasarkan nilai hasil angket tentang motivasi belajar PAI siswa
diperoleh nilai tertinggi 26 dan nilai terendah 18. Dari hasil perolehan nilai itu,
kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak:
( )
( )
Nilai jawaban angket motivasi belajar PAI No
Rspnd
No item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1
25
2 2 2 3 1 2 1 3 3 2 3 21
3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 26
4 3 2 3 2 1 3 3 1 3 1 23
5 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2
24
6 2 3 2 3 1 1 3 2 2 2
21
7 3 3 3 1 2 1 3 3 2 3 24