• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI MI NGLOROG PRINGSURAT TEMANGGUNG TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI MI NGLOROG PRINGSURAT TEMANGGUNG TAHUN 2008"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

DI MI NGLOROG PRINGSURAT TEMANGGUNG

TAHUN 2008

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah

SITI ZULAIK AH

N IM : 114 06 567

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2008

SKRIPSI

Oleh :

(2)

SALATIGA

Ji. Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

DEKLARASI

B i smi 11 ahi rrohmann i rrohim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian

juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar

referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan

kembali keaslian ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 20 Agustus 2008

SITI ZULA1KAH

NIM 11406567

(3)

SALATIGA

Jl. Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

Dra. Siti Asdiqoh

Setelah kami meneliti mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini naskah

saudari:

N a m a : SITI ZULAIKAH

NIM : 11406567

Jurusan/Fakultas : PAI/Tarbiyah

Judul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III

DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH

MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI

DI MI NGLOROG, PRINGSURAT, TEMANGGUNG

TAHUN 2008

Demikian ini kami mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadi perhatian.

W assalam u’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dra. SITI ASPIOOH

(4)

SALATIGA

JL Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

PENGESAHAN SKRIPSI

JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III

DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI MI NGLOROG, PRINGSURAT, TEMANGGUNG TAHUN 2008

NAMA : SITIZULAIKAH

NIM : 11406567

V

Dewan Penguji

Salatiga, 23 Agustus 2008

Sekretaris

Suwardi, M.Pd. NIP. 150295657

Pembimbing

Dra. Siti Asdigoh NIP. 150267136

(5)

U .oA /aL M '

(6)

• Ibunda tercinta

• Suami dan anak tercinta

• Kakak dan adik tersayang

• Dosen pembimbing dan seluruh dosen dan

staf STAIN Salatiga

• Teman-temanku mahasiswa yang senasib

dan seperjuangan

• Almamater tercinta

(7)

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

berkenan melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dapat

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun telah

banyak melibatkan orang lain dalam melancarkan tugas dari awal sampai akhir.

Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan rasa terima

kasih yang setulus-tulusnya terutama yang terhormat:

1. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan tenaga

dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan tanpa kenal lelah

sehingga tersusunnya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Ekstensi.

4. Ibu Yeni Kumiawanti, selaku Kepala MI Nurul Islam yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI yang beliau pimpin.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi

dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

Oleh karena itu penyusun menghadapkan para pembaca untuk berkenan

menyampaikan kritik dan saran yang konstruktif demi baiknya hasil penyusunan

skripsi ini. Akhirnya semoga bermanfaat.

Salatiga, 20 Agustus 2008

SITIZULAIKAH

(9)

HALAMAN JUDUL,... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian... 4

E. Hipotesis Tindakan... 4

F. Definisi Istilah / Operasional... 5

G. Metode Penelitian... 6

H. Sistematika Skripsi... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat... 13

B. Pembelajaran... 21

C. IlmuFiqih... 28

D. Metode Demonstrasi... 30

(10)

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 49

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 54

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus DI... 60

E. Data Lengkap... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Meningkatkan Minat Siswa... 68

B. Meningkatkan Kemampuan dan Hasil Prestasi Siswa... 72

C. Faktor Kegiatan dan Keberhasilan... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 75

B. Saran-saran... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menuntut Ilmu adalah wajib bagi setiap kaum muslim dan muslimat. Ilmu

adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-

makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Menurut al-Qur’an,

manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan

seizin Allah.1 Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia

menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut, seperti dalam firman

Allah SWT dalam surat Al Alaq ayat 1 - 5 :

( T ) ^ c d j j j i jS i ( T ) j i u d (*)

(jLud

A rtinya:

1. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan

manusia dari segumpal darah, yang

2. Berasal dari air mani laki-laki dan sel telur manusia.

3. Bacalah dan Tuhanmu yang paling pemurah.

4. Yang mengajari dengan pena.

5. Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak ia (manusia) ketahui.2

1 M. Quraish Shihab, Wawasan a l Q ur'an, Penerbit Mizan, Jakarta, 1996, him. 435. 2 A l Jum anatul A li, Depag RI, CV Penerbit J-Art, Jakarta, 2004, him. 598.

(12)

Die ra teknologi seperti sekarang ini, kebutuhan akan ilmu pengetahuan

sangatlah tinggi, sebab manusia terlibat langsung dengan produk teknologi

sehingga harus mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman. Sedangkan

dalam dunia pendidikan, meskipun teknologi mempunyai dampak positif yang

begitu banyak, namun di satu sisi juga mempunyai dampak negatif terutama

terhadap siswa.

Karena hidup ini seakan telah dimanjakan oleh teknologi, banyak siswa

yang terpengaruh oleh hal-hal yang negatif meskipun tanpa mereka sadari,

mereka lupa akan kewajiban mereka sebagai seorang pelajar. Hal ini yang

membuat mereka menjadi tidak memperhatikan pentingnya pendidikan formal/

kurang berminat mengikuti pelajaran karena mereka merasa telah mendapatkan

berbagai pengetahuan dari luar sekolah.

Untuk membentengi moral ataupun mental anak agar tidak terpengaruh

oleh hal-hal negatif tersebut, maka dibutuhkan penanaman pendidikan agama

kepada siswa karena siswa masih labil jiwanya sehingga masih butuh bimbingan

dan tuntunan. Pendidikan agama yang sesuai dengan permasalahan tersebut yaitu

fiqih karena fiqih berhubungan langsung dengan kegiatan ibadah siswa sehari-

hari maupun perilaku dan sikap dalam masyarakat. Untuk itu, seorang guru fiqih

harus mampu menciptakan suasana kondusif di dalam kelas, sehingga siswa yang

tadinya kurang berminat menjadi lebih berminat. Dengan adanya minat tersebut,

diharapkan siswa bisa mengikuti dan memahami pelajaran tersebut.

Untuk menumbuhkan minat siswa tersebut/banyak cara yang dilakukan

oleh seorang guru, diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran yang

(13)

digunakan tentunya yang sesuai dan bisa menarik perhatian siswa, sebab materi

fiqih bukan hanya untuk dipahami, tetapi juga untuk diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Diantara metode-metode yang digunakan, metode yang

paling efektif yaitu demonstrasi. Dengan metode ini siswa bisa memahami

sekaligus mempraktekkan secara langsung. Berbeda dengan metode lain seperti

ceramah, diskusi dan dikte. Dalam metode tersebut hanya disajikan teori-teori

pembelajaran sehingga siswa kurang memahami pelaksanaannya.

Dengan metode demonstrasi, biasanya siswa merasa lebih tertantang

untuk mencoba dan untuk biasa, sehingga mereka lebih bersungguh-sungguh

dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya ketertarikan dan kesungguhan

diharapkan akan bisa mencapai hasil yang maksimal.

Karena begitu pentingnya minat dalam mengikuti pelajaran fiqih, maka

penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini melalui penelitian dengan judul

“Upaya Meningkatkan Minat Siswa Kelas III dalam Mengikuti Pembelajaran

Fiqih melalui Penerapan Metode Demonstrasi di MI Nglorog, Pringsurat,

Temanggung Tahun 2008”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana minat siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran fiqih di

MI Nglorog, Pringsurat, Temanggung tahun 2008 ?

2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan minat siswa

(14)

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan pemasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui minat siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran fiqih

di MI Nglorog, Pringsurat, Temanggung tahun 2008.

2. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan minat

siswa pada pembelajaran fiqih di MI Nglorog, Pringsurat, Temanggung

tahun 2008 ?

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis, yaitu :

1. Secara teoritis, diharapkan bisa menambah khasanah teori yang sudah ada

dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu metode

pembelajaran fiqih yang efektif dalam pengolahan pembelajaran di MI

khususnya dan di sekolah pada umumnya.

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis

dalam penelitian tindakan di kelas ini, yaitu : “akan teijadi peningkatan minat

siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran fiqih melalui penerapan metode

(15)

F. DEFINISI ISTILAH / OPERASIONAL

Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada

dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian judul,

antara lain:

1. Upaya, yaitu usaha untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud disini yaitu usaha

atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran fiqih di kelas3.

2. Meningkatkan, yaitu menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya). Dalam hal

ini yaitu menaikkan minat siswa4.

3. Minat, yaitu perhatian, kesukaan atau kecenderungan hati. Maksudnya yaiiu

apakah siswa mempunyai keinginan atau tidak dalam mengikuti

pembelajaran5.

Indikator minat terdiri d ari:

- Anak aktif di kelas.

- Anak menjalankan tugas dari guru.

- Anak aktif bertanya

- Anak dapat mempraktekkan materi sholat.

4. Pembelajaran, yaitu suatu proses/kegiatan belajar materi tertentu yang

melibatkan pengajar (guru) dan yang diajar (siswa)6 7.

5. Penerapan, yaitu pemasang pengenaan perihal mempraktekkan. Dalam hal ini

(16)

6. Metode, yaitu cara yang telah diatur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya. Yang dimaksud

yaitu cara yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa8.

7. Demonstrasi, yaitu peragaan atau praktek. Jadi siswa mengikuti pembelajaran

dengan cara mempraktekkan materi yang disampaikan guru9.

Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan minat siswa kelas III

dalam mengikuti pembelajaran fiqih melalui penerapan metode demonstrasi

dalam penelitian ini adalah usaha untuk bisa meningkatkan keinginan siswa kelas

III dalam mengikuti pembelajaran fiqih dengan cara mempraktekkan materi yang

disampaikan guru.

G. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 10 minggu mulai dari tanggal 23

April 2008 sampai dengan 23 Juni 2008. Penelitian ini dilaksanakan di MI

Nglorog, Pringsurat, Temanggung dengan sasaran siswa kelas III semester 2

dengan jumlah siswa 12 siswa. Guru yang terlibat yaitu tiga orang guru, satu

guru kelas III sebagai peneliti dan dua orang guru lainnya sebagai

kolaborator.

2. Subjek Penelitian

a. Siswa

Untuk mengukur seberapa jauh minat siswa kelas III dalam

mengikuti pembelajaran fiqih dan penerapan metode demonstrasi di MI

Nglorog, Pringsurat, Temanggung tahun 2008.

8 Ib id , him. 286.

9 Ib id , him. 117.

(17)

b. Guru

Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui metode

demonstrasi agar siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran tersebut,

c. Orang tua

Bagaimana dukungan dan dorongan orang tua terhadap siswa

dalam kegiatan belajar di rumah dan pengawasan terhadap tingkah laku

anak.

3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian

Langkah penelitian terdiri dari :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada minggu pertama dengan

menyusun:

1) Jadwal mengajar dan koordinasi dengan guru peneliti

Tahap persiapan ini meliputi:

No. H ari / Tanggal Kegiatan

1. Rabu, 23 April 2008 Koordinasi dengan kolaborator dan siswa

2. Sabtu, 26 April 2008 Pembuatan RPP

3. Minggu, 27 April 2008 Pembuatan instrumen penelitian 4. Senin, 28 April 2008 Pelaksanaan praktek ke 1 dan

perekapan hasil

5. Selasa, 29 April 2008 Koordinator dengan kolaborator 6. Senin, 5 April 2008 Penyebaran angket untuk siswa 7. Selasa, 6 April 2008 Pengumpulan angket dan

perekapan hasil

8. Senin, 26 Mei 2008 Pelaksanaan praktek ke 2 dan perekapan hasil

9. Selasa, 27 Mei 2008 Koordinator dengan kolaborator 10. Senin, 16 Juni 2008 Pelaksanaan praktek ke 3 dan

perekapan hasil

(18)

2) Persiapan bahan / materi praktek

Penelitian menggunakan pedoman Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

3) Membuat instrumen pengamatan kelas yang terdiri dari

a) Dokumen siswa

b) Lembar tes praktek

c) Lembar wawancara

d) Lembar pengamatan siswa dalam kegiatan PBM

b. Siklus-siklus penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga siklus yang setiap siklus

berlangsung selama 2 - 3 minggu, dengan uraian minggu pertama untuk

persiapan, 8 minggu untukpelaksanaan siklus I, II dan III serta satu

minggu terakhir untuk penyusunan laporan kegiatan praktek.

Pengamatan diamati dengan menggunakan instrumen-instrumen

yang telah disiapkan dan kemudian diadakan refleksi untuk menganalisis

hasilnya.

Adapun hasil dari siklus-siklus adalah sebagai berikut:

1) Siklus I

Hari Senin, 28 April 2008 hasil belum seperti yang diharapkan

oleh peneliti meskipun sudah menarik perhatian siswa, tetapi ada yang

masih kurang berminat dalam mengikuti:

a) Perencanaan pembelajaran

(1) Penjelasan materi tentang wudlu

(19)

(3) Siswa mendemonstrasikan

(4) Guru mengamati, membimbing dan menilai

b) Hasil pengamatan

(1) Perhatian dan minat siswa sudah ada meski ada yang masih

malas-malasan.

(2) Hasil yang dicapai siswa rata-rata baik.

(3) Siswa merasa senang jika mereka bisa melaksanakannya

dengan baik.

(4) Siswa lebih bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan

memahami materi.

c) Diskusi balikan / refleksi

(1) Peneliti dan kolaborator setuju untuk lebih meningkatkan

pengawasan sehingga siswa tidak ada yang bermalas-malasan.

(2) Perbaikan penyajian dan pengelolaan kegiatan sehingga siswa

tidak bosan.

(3) Memberikan penghargaan bagi siswa yang hasilnya bagus.

(4) Pemusatan konsentrasi siswa dengan kegiatan yang menarik.

2) Siklus II

Hari Senin, 26 Mei 2008 kegiatanyang dilakukan adalah

praktek sholat subuh,

a) Perencanaan pembelajaran

(1) Guru memberikan contoh cara melakukan sholat subuh

lengkap dengan bacaannya, siswa diminta memperhatikan.

(2) Membuka kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal

(20)

(3) Guru meminta siswa mempraktekkan satu persatu lengkap

dengan bacaannya.

(4) Guru mengamati dan memberikan penilaian.

b) Hasil pengamatan

(1) Perhatian dan minat siswa sudah meningkat dibuktikan

dengan keseriusan mereka dalam mengikuti kegiatan.

(2) Hasil yang dicapai sudah baik meskipun ada dua anak yang

belum menguasai bacaan sholat subuh.

(3) Siswa sudah bisa menjaga ketenangan dan konsentrasi dalam

mengikuti kegiatan.

c) Diskusi balikan / refleksi

(1) Guru membimbing siswa yang masih mempunyai

kekurangan.

(2) Guru tetap mengawasi dan memberikan pengarahan selama

kegiatan berlangsung.

(3) Pemberian penghargaan bagi siswa yang hasilnya terbaik

tetap dijalankan.

3) Siklus UI

Hari Senin, 16 Juni 2008, kegiatan yang dilakukan adalah

praktek Sholat Maghrib,

a) Perencanaan pembelajaran

(1) Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan latihan

bersama, kemudian guru meminta siswa mempraktekkan satu

persatu.

(21)

b) Hasil pengamatan

(1) Siswa mempunyai minat yang tinggi dibuktikan dengan

kesungguhan mereka untuk menguasai materi dan keseriusan

dalam praktek.

(2) Hasil yang dicapai baik.

c) Diskusi balikan / refleksi

(1) Bimbingan dan pengarahan guru harus selalu diberikan.

(2) Apabila dibutuhkan, guru bisa memberikan penghargaan

sebagai salah satu motivasi siswa disamping nilai.

(3) Karena minat siswa bagus, maka dalam pembelajaran fiqih

lebih efektif jika diterapkan metode demonstrasi.

4. Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Dokumen siswa

Berupa catatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang

dilihat setiap akhir pertemuan berupa hasil rangkuman dan pekerjaan

rumah yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya.

b. Lembar tes praktek

Berupa tes hasil praktek siswa.

c. Lembar pedoman wawancara

Untuk mewawancarai siswa dan guru.

d. Lembar pengamatan siswa dalam kegiatan PBM.

(22)

5. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga

dapat menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar

dan perhatian siswa membaik sesudah guru mengajar menggunakan metode

demonstrasi. Hal ini terbukti dari data hasil wawancara dan observasi di

kelas, yaitu dengan banyaknya anak yang bertanya secara tepat dan terarah.

Data hasil tes sesudah tindakan diberikan merupakan data kuantitatif yang

teknik analisisnya menggunakan statistik. Dari hasil prestasi belajar siswa

dapat diketahui tingkat kemajuan dalam belajar.

H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat hasil penelitian, hipotesis, definisi istilah, metode penelitian.

Bab II Kajian Pustaka

Yang meliputi penjabaran tentang minat, pembelajaran, Ilmu Fiqih dan

metode demonstrasi.

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Berisi gambaran lokasi penelitian dan deskripsi pelaksanaan siklus I,

siklus II, siklus III.

Bab IV Hasil Penelitian

Berisi meningkatkan minat siswa, meningkatkan minat siswa dan hasil

prestasi siswa.

Bab V Penutup

(23)

A. MINAT

1. Pengertian Minat

“Minat adalah perhatian, kesukaan atau kecenderungan hati.”1 Sedangkan

dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam disebutkan bahwa

“Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusaan sesuatu hal yang

berharga agi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuai

dengan kebutuhannya”. Menurut Decroly, “minat itu ialah pernyataan suatu

kebutuhan yang tidak terpenuhi”. Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak

memberi kepuasan kepada suatu instink. Minat anak terhadap benda-benda

tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink

dan hasrat, fungsi-fungsi entelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman,

kebiasaan, pendidikan dan sebagainya. Kebutuhan yang paling penting dan

umum menurut Declory yang menjadi pusat minat anak adalah :

a. Kebutuhan akan makan

b. Kebutuhan akan perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan

rumah)

c. Kebutuhan mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bencana dan

musuh. Kebutuhan akan keijasama, akan permainan dan sport.2

1 Dwi Adi, K., K am us P raktis B ahasa Indonesia, Surabaya, Penerbit Fajar Mulya, 2001, him 287. 2 M etodik K husus P engajaran A gam a Islam , Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, Cet. Ke-H, 1984/1985, him. 102-103.

(24)

Sedangkan menurut Cony Semiawan yang dimaksud dengan minat

adalah suatu keadaan mentaal yang menghasilkan respons terarah kepada

suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan

kepadanya (Satisfied). Carl Safran (1985) juga mendefinisikan minat sebagai

suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang,

pengalaman, atau benda.3

Dalam buku Pengantar Perilaku Manusia juga disebutkan bahwa minat

adalah suatu fungsi untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan

kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam

menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.

Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil

keputusan. Perbuatan minat memilih dan mengambil keputusaan disebut

keputusan kata hati.4

Menurut Winkel (1984), minat dapat diartikan sebagai kecenderungan

yang ada dan menetap pada diri subyek untuk merasa tertarik dan merasa

senang terhadap obyek tertentu. Minat merupakan suatu keinginan yang kuat

untuk merasa senang terhadap obyek tertentu. Dalam hal ini perasaan senang

atau tidak senang sangat menentukan seseorang berminat atau tidak berminat

terhadap suatu obyek. Menurut Fuyer dalam Japar dan Tawil (1998)

mengemukakan bahwa minat atau interes adalah gejala psikis yang berkaitan

dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

3 Paimun, et-al., P sikologi P erkem bangan, Diijen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, Jakarta, 1995, him. 45-46.

4 Heri Purwanto, P engantar P erilaku M anusia, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 1998, him. 60.

(25)

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa minat merupakan

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (gairah/keinginan). Minat

berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu

obyek.5

2. Proses Tumbuhnya Minat

Tumbuhnya minat berlangsung melalui empat proses, yaitu :

a. M otif (alasan, dasar, pendorong)

b. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat

beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan di sini harus dipilih.

c. Keputusan. Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-

motif yang ada dan meninggaalkan kemungkinan yang lain, sebab tak

mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu

yang sama.

d. Bertindak sesuai keputusan yang diambil6

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat dan Timbulnya Minat

a. Faktor Lingkungan

Termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga maupun

lingkungan masyarakat. Seseorang yang hidup dalam keluarga seniman

berkecenderungan memiliki minat yang tinggi dalam bidang seni.

b. Faktor intern pada diri individu

Yaitu pemahaman seseorang tentang manfaat, kegunaan pengetahuan /

ketrampilan yang ia pelajari. Seseorang yang memahami betul tentang

5 Jumeno, H ubungan A ntara P ersepsi Sisw a terhadap G uru P em bing dan Sikap Sisw a terhadap Layanan B im bingan dan K onseling dengan M inat Berkonsultasi, Skripsi, M agelang, 2003, him . 11-12.

6 Heri Purwanto, iop. C it, him. 60.

(26)

ilmu berhitung akan dengan penuh minat mempelajari bidang

matematika. Demikian juga seseorang yang bercita-cita menjadi arsitek

akan memiliki minat yang tinggi dalam bidang tekhnik pengembangan

perspektif.

Selanjutnya Tijan (1981) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat yaitu:

a. Faktor keturunan

Minat seorang anak sedikit banyak dipengaruhi oleh kedua orang tuanya.

Seorang anak yang orang tuanya sebagai seorang guru, maka minat

anaknya akan terpengaruhi. Tetapi hal ini tidak mutlak, hanya ada

kecenderungan terpengaruh terhadaap minat anak itu.

b. Faktor lingkungan

Seorang anak yang dilahiran di daeraah pedesaan akan berbeda dengan

anak yang dilahirkan di daerah perkotaan. Demikian pula seorang anak

yang dilahirkan di lingkungan masyarakat yang telah maju akan berbeda

dengan seorang anak yang dilahirkan dalam masyarakat yang terbelakang,

baik mengenai lingkungan pergaulan dengan teman sebaya maupun

dengan orang-orang yang telah dewasa juga mengenai hal minat.

Timbulnya minat menurut Tijan (1981) dibedakan dua yaitu :

a. Minat spontan yaitu minat yang timbul sendiri atau secara spontan.

b. Minat disengaja yaitu minat yang timbul karena dibangkitkan individu

secara sengaja mengarahkan minatnya yaitu dengan cara memusatkan

perhatian, kemampuan, perasaan serta pikiran pada suatu tertentu di luar

(27)

Menurut pendapat Johanes dalam Tijan (1981) timbulnya minat dapat

digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Minat ekstrinsik yaitu kecenderungan orang untuk memiliki aktivitas

tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi harapan orang tertentu

dan sebagainya.

b. Minat intrinsik adalah kecenderungan yang berhubungan dengan aktivitas

pilihan seseorang.7

4. Hal-hal Yang Berkaitan dengan Minat

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan minat, yaitu :

a. Jika pekeijaan tidak jelas dan tidak menentu

b. Makin sulit suatu tugas makin besar minat dan tenaga untuk

menyelesaikaan tugas itu.

c. Pekeijaan yang dilakukan secara cepat dan bersama-sama menimbulkan

minat.8

5. Upaya Meningkatkan Minat Siswa

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat siswa

dalam mengikuti pelajaran yaitu dengan pemberian motivasi. “Ketika berada

di ruang kelas guru memegang peranan kunci dalam memotivasi siswa. Guru

harus dapat membuat keseimbangan antara materi pelajaran yang mudah dan

yang sulit agar siswa tidak menjadi bosan atau frustasi. Untuk itu guru perlu

mengenal tingkat kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman siswa”.9

■t. 7 Jumeno, op. cit., him. 14-16.

8 Heri Purwanto, op. cit., him. 60-61.

(28)

Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu

kegiatan/pekeijaan. “Motivation is an essential condition o f learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Ada tiga fungsi otivasi,

yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikeijakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengana demikiaan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikeijakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikeijakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seseorang siswa yang akan menghadapi ujiaan dengan harapan dapat

lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,

sebab tidak serasi dengan tujuan.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanyaaa motivasi, maka seseorang

yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

seorang siswa akan sangat menentukaan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya.10

(29)

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, yaitu :

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang

baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suaatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetisi

Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi

yang cukup tinggi.

(30)

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giaat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

Tetapi yang harus dingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya

setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekeijaan, apalagi kalau teijadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan

baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang

positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement negative tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus

memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan

yang tanpa maksud.

j. Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya

dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga

(31)

Proses belajar itu akan beijalan lancar kalau disertai dengan minat.

Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara

sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar,

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.11 12

B. PEMBELAJARAN

1. Pengertian Pembelajaran

“Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam

12 lingkungannya”.

2. Kegiatan/proses pembelajaran

Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilakunya dalam

upaya memenuhi kebutuhannya. Proses pembelajaran akan teijadi apabila

11 Ibid., him. 92-95.

(32)

individu menghadapi situasi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan

insting atau kebiasaan. Secara keseluruhan proses pembelajaran akan

merupakan suatu rangkaian aktivitas sebagai berikut:

a. Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin

dicapai.

b. Kesiapan {readiness) individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan.

c. Pemahaman situasi, yaitu segala sesuatu yang ada di lingkungan individu

dan mempunyai hubung kait dengan aktivitas individu dalam memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuannya.

d. Menafsirkan situasi, yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai

aspek yang terdapat dalam situasi.

e. Tindak balas {respons). Dalam fase ini individu melakukaan ativitas

untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang

telah dirancangkannya dalam fase ketiga dan keempat.

f. Akibat/hasil pembelajaran. Dalam fase ini individu akan memperoleh

umpan balik dan apa yang telah dilakukannya.

3. Tujuan Pembelajaran

Tugas pokok guru agama adalah menanamkan ideologi Islam yang

sesungguhnya pada jiwa anak. Dalam hubungan ini Dokter Muhamad S. A.

Ibrahimmy, sarjana pendidikan Bangladesh mengatakan, “Islamic education

in true sense o f term, is a system o f education which enables a man to lead his

life according to the Islamic ideology, so that he maay e asily mould his life in 13

(33)

according with tenets o f Islam. The scope o f Islamic education has been

changing at different time. In view o f the demands o f the age and the

development o f science and technology, its scope has also widened. ” Menurut

pandangan Ibrahimmy tersebut, pendidikan Islam dalam pengertian

sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang menginginkan seseorang

dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga ia

dengan mudah dapat membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan ajaran

Islam. Ruang lingkup pendidikan Islam harus mengalami perubahan menurut

tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Ruang

lingkup pendidikan Islam itu juga makin meluas.14

Hal tersebut sesuai dengan tujuan khusus pendidikan Islam, yaitu :

1. Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam, serta

mengembangkan pemahaman rasional mengenai Islam dalam konteks

kehidupan modem.

2. Membekali anak muda dengan berbagai pengetahuan dan kebajikan, baik

pengetahuan praktis, kekuasaan, kesejahteraan, lingkungan sosial, dan

pembangunan nasional.

3. Mengembangkan kemampuan pada diri anak didik untuk menghargai dan

membenarkan superioritas komparatif kebudayaan dan peradaban Islami

di atas kebudayaan lain.

4. Memperbaiki dorongan emosi melalui pengalaman imajinatif, sehingga

kemampuan kreatif dapat berkembang dan berfungsi mengetahui norma-

norma Islam yang benar dan yang salah.

(34)

5. Membantu anak yang sedang tumbuh untuk belajar secara logis dan

membimbing proses pemikirannya dengan berpijak pada hipotesis dan

konsep-konsep tentang pengetahuan yang dituntut.

6. Mengembangkan wawasan relational dan lingkungan sebagaimana yang

dicita-citakan dalam Islam, dengan melatih kebiasaan yang baik.

7. Mengembangkan, menghaluskan dan memperdalam kemampuan

berkomunikasi dalam bahasa tulis dan bahasa lisan.15

Adapun rumusan tujuan pendidikaaan Islam yang dihasilkan dari

seminar pendidikan Islam se-dunia tahun 1980 di Islamabad adalah :

“Education aims at the balanced growth o f total personality o f man through

the training o f man's spirit, intelect, the rational self feeling and bodile

sense. Education should therefore, cater fo r the growth o f man in all it aspect,

spiritual, intelectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both

individually and collectively. And motivate all these aspects toward goodness

and attainment o f perfection. The ultimate aim o f education lies in the

realization o f complete submission to Alloh on the level o f individual, the

community and humanity at large.

Maksudnya, pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan

yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan

spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karena itu,

pendidikan seharusnyaa memberikan pelayanan bagi pertumbuhan manusia

dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi,

(35)

fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun secara kolektif

disamping memotivasi semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan pencapaian

kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan bertumpu pada realisasinya

ketundukan kepada Allah SWT baik dalam level individu, komunitas dan

manusia secara luas.16

Dalam buku lain disebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam menurut

Abdurrahman Saleh Abdullah dibangun atas tiga komponen sifat dasar

manusia yaitu tubuh, ruh, dan akal yang masing-masing harus dijaga.

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan agama Islam dapat

diklasifisikan kepada:

1. Tujuan Pendidikan Jasmani (ahdaf al-jismiyah)

Rasululloh SAW bersabda “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih

disayangi Alloh ketimbang orang mukmin yang lemah. (HR. Imam

Muslim)

2. Tujuan Pendidikan Rohani

Tujuan pendidikan Islam harus membawa daan mengembalikan ruh yang

kadang menyimpang kepada kesucian dan kebenaran

3. Tuj uan Pendidikan akal (al-ahdaf al-a 'qliyah)

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang

mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan

kebenaran yang sebenar-benarnya.

(36)

4. Tuj uan social (al-ahdaf al-ijtima 'iyah)

Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah

menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang

unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar

masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya.17

Sedangkan menurut Sardinian, A.M, menyatakan bahwa tujuan

pengajaran/pembelajaran biasanya dibagi dua yaitu :

1. Tuj uan Umum Pengaj aran (TUP)

Ada beberapa rumusan mengenai TUP/TIU, yaitu :

a. Menurut SK Menteri Pendidikan daan Kebudayaan No. 8/U/1975,

Tujuan Instruksional Umum diartikan sebagai tujuan-tujuan yang

pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang

pelajaran.

b. Menurut Gene E. Hall dan Howard L. Jones, TIU adalah pernyataan

umum mengenai hasil suatu program pengajaran.

c. Dick dan Carey mengemukakan bahwa TIU adalah suatu pernyataan

yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki

oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pengajaran.

d. Briggs mengatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum mengenai

tujuan akhir dari program pengajaran.

(37)

2. Tujuan Khusus Pengajaran (TKP)

Yang disebut tujuan pengajaran/instruksional khusus (TKP/TIK) itu

merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai

penjabaran dari tujuan umum pengajaran.18

3. Hasil Pembelajaran

Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran, maka hasil proses

pembelajaran adalah perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku

sebagai hasil pembelajaraan ialah perilaku secara keseluruhan yang

mencakup aspek kognitif, afektif, konatif, dan motorik. Beberapa pakar

menyebutkan adanya beberapa jenis perilaku sebagai hasil pembelajaran.

Lindgren (1968) menyebutkan bahwa isi pembelajaran terdiri atas : (1)

kecakapan, (2) informasi, (3) pengertian dan (4) sikap. Benyamin Bloom

(1956) menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil

pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan pakar lain

yaitu R.M Gagne (1957, 1977) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran

ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi :

(1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual yang meliputi : (a)

diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep abstrak, (d) aturan, (e) aturan

yang lebih tinggi, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan

motorik.19

(38)

C. ILMU FIQIH

1. Pengertian

“Fiqih berasal dari kata bila dilihat dari sudut bahasa secara

terminologi yang artinya yaitu memahami, mengerti”. Sedangkan “ilmu fiqih

adalah ilmu hukum yang sangat luas pembahasannya meliputi seluruh aspek

hidup manusia baik pribadi maupun masyarakat, baik dalam hubungan

manusia dengan Alloh, hubungan manusia dengan makhluk lainnya.”20

Sedangkan arti fiqih yang sering dikenal sekarang yaitu “segala peraturan

hidup yang mengatur perbuatan manusia yang mencakup lima hukum yaitu ;

halal, haram, sunah, makruh dan mubah.”21 Dalam buku lain juga disebutkan

bahwa “fiqih berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti mengerti

atau faham” Dari sinilah ditarik perkataan fiqh yang memberi pengertian

kepahaman dalam hukum syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan

Rasul-Nya. Jadi, “ilmu fiqh adalah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang

bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang

terinci dari ilmu tersebut.”22

Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu

bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan

mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan

hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

20 P engantar Ilm u F iqih, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1981, him.

10.

21 Ibid., him. 12.

(39)

penggunaan pengamalan dan pembiasaan. Mata pelajaran fiqih di Madrasah

Ibtidaiyah ini meliputi : fiqih ibadah dan fiqih muamalah, yang

menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah

SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun

lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).23

2. Obyek Fiqih

Ada pendapat yang mengemukakan bahwa yang dibahas oleh fiqih

adalah perbuatan orang-orang mukallaf, tentunya orang-orang yang telah

dibebani ketetapan-ketetapan hukum agama Islam. Berarti sesuai dengan

tujuannya. “Yang dibicarakan oleh fiqih (menurut tarif ahli ushul) atau yang

dijadikan maudhu’nya adalah segala pekeijaan pada mukallaf dari jurusan

hukum”.24 25 Pendapat lain juga mengemukakan bahwa “obyek penelitian ilmu

fiqih secara garis besarnya adalah masalah-masalah dalam kehidupan manusia

yang meliputi tiga hal yaitu; ibadah, muamalah daan uqubah”.

3. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih

Dalam buku Pengantar Ilmu Fiqih disebutkan bahwa “dengan

mempelajari ilmu fiqih akan dapat diketahui mana yang diperintahkan atau

mana yang dilarang mengerjakannya, mana yang haram dan mana yang halal

untuk dilakukannya, mana yang sah dan mana yang bathal atau fashid dari

perbuatan yang telah dilakukan”.26 Dalam buku lain juga disebutkan bahwa

23 Standar K om petensi, Departemen Agama RI, Jakarta, 2004, him. 48. 24 A. Syafi’i Karim, op. cit., him. 47.

(40)

yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat Islam untuk mempelajari fiqih

ialah:

a. Untuk mencari kebiasaan faham daan pengertian dari agama Islam.

b. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan

kehidupan manusia.

c. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan

dalam hukum-hukum agama baik dalam bidang aqaid daan akhlak

maupun dalam bidang ibadat dan muamalat.

D. METODE DEMONSTRASI

1. Pengertian metode dan jenis-jenis metode dalam pendiidkan Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwaa “Metode”

adalah “ Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan

guna mencapai tujuan yang telah ditentukan”. Seiring dengan itu, oleh

Mahmud Yunus mengatakan metode adalah “Jalan yang hendak ditempuh

oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan

perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan

lainnya”. Dalam buku membiasakan Tradisi Agama disebutkan bahwa

“metode berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan itu bermacam-macam,

begitu juga dengan metode. Metode pembelajaran merupakan cara guru

mengorganisir pembelajaran dan cara murid belajar”.27 28 29

27 A. Syafi’i Karim, op. cit., him. 53. 28 Armai Arief, op. cit., him. 87.

(41)

Adapun jenis-jenis metode pembelajaran dalam pendidikan Islam yaitu :

a. Metode Pembiasaan

b. Metode Keteladanan

c. Metode Pemberian Ganjaran

d. Metode Pemberian Hukuman

e. Metode Ceramah

f. Metode Tanya Jawab

g Metode Diskusi '

h. Metode Sorogan

i. Metode Bandongan

j. Metode Mudzakarah

k. Metode Kisah

i. Metode Pemberian Tugas

m. Metode Karya Wisata

n. Metode Eksperimen

o. Metode drill/latihan

p. Metode Sosiodrama

q. Metode Simulasi

r. Metode Keija Lapangan

s. Metode Demonstrasi

t. Metode Keija Kelompok30

(42)

Metode-metode pembelajaran PAI yang berorientasi pada nilai, menurut

Noeng Muhadjir, intinya ada empat metode, “yaitu metode dogmatik, metode

deduktif, metode induktif, dan metode reflektif’.31

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode

Guru dapat memilih metode yang paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan

tersebut banyak yang harus dipertimbangkan antara lain :

a. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,

kematangan, perbedaan individu lainnya.

b. Tujuan yang hendak dicapai; jika tujuannya pembinaan daerah kognitif

maka metode drill kurang tepat digunakan.

c. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi

lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak

sulit digunakan, apalagi bila ruangan yang tersedia kecil. Metode ceramah

harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.

d. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan

digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai maka alat-alat

untuk eksperimen harus tersedia; dipertimbangkan juga jumlah dan mutu

alat itu.

e. Kemampuan mengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik,

keahlian

f. Sifat bahan pengajaran. Disesuaikan dengan metode yang digunakan.32

Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikaan Islam menurut Omar

Muhammad Al-Toumy Al Salbany adalah sebagai berikut:

(43)

1) Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didik.

2) Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum

pelaksanaan pendidikan.

3) Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak

didik.

4) Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik

5) Mengetahui kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,

integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan

kebebasan berfikir.

6) Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

menggembirakan bagi anak didik.

7) Menegakkan nswah hasanah.32 33

3. Pengertian metode demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar

dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu kepada siswa.

Berbeda dengan metode eksperimen, metode demonstrasi titik tekannya

adalah memperagakan tentang jalannya suatu proses tertentu, sementara

metode eksperimen adalah melakukan percobaan/praktik langsung atau

dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Perbedaan lainnya

32 Ahmad Tafsir, m etodik K husus P endidikan A gam a Islam ., Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, him. 33-34.

(44)

adalah metode demonstrasi dilakukan oleh guru terlebih dahulu, baru diikuti

oleh siswa, sedangkan metode eksperimen dilakukan oleh guru dan siswa

secara bersama.

Metode demonstrasi dapat digunakan dalam penyampaian bahan

pelajaran fiqih, misaalnya bagaimana cara berwudlu’ yang benar, bagaimana

cara shalat yang benar, dan lain-lain. Sebab kata demonstrasi diambil dari

“demonstrasion ” (to show) yang artinya memperagakan atau memperlihatkan

proses kelangsungan sesuatu.34 Sedangkan menurut Dr s. M. Basyiruddin

Usman, M.Pd. mengatakan bahwa “metode demonstrasi adalah salah satu

teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang

dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan

kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya

demonstrasi tentang cara memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan

menggunakan model atau boneka, demontrasi tentang cara-cara tawaf pada

saat menunaikan ibadah haji dan sebagainya”.

Metode demonstrasi ini cocok digunakan bilamana :

a. Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa

b. Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung

mengetahui dan dapat terampil melakukannya untuk membantu siswa

dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.35

34 Ibid., him. 190.

(45)

adalah metode demonstrasi dilakukan oleh guru terlebih dahulu, baru diikuti

oleh siswa, sedangkan metode eksperimen dilakukan oleh guru dan siswa

secara bersama.

Metode demonstrasi dapat digunakan dalam penyampaian bahan

pelajaran fiqih, misaalnya bagaimana cara berwudlu’ yang benar, bagaimana

cara shalat yang benar, dan lain-lain. Sebab kata demonstrasi diambil dari

“demonstrasion(to show) yang artinya memperagakan atau memperlihatkan

proses kelangsungan sesuatu.34 Sedangkan menurut Drs. M. Basyiruddin

Usman, M.Pd. mengatakan bahwa “metode demonstrasi adalah salah satu

teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang

dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan

kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya

demonstrasi tentang cara memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan

menggunakan model atau boneka, demontrasi tentang cara-cara tawaf pada

saat menunaikan ibadah haji dan sebagainya”.

Metode demonstrasi ini cocok digunakan bilamana :

a. Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa

b. Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung

mengetahui dan dapat terampil melakukannya untuk membantu siswa

dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.35

34 Ibid., him. 190.

(46)

Pendapat lain mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah

metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada

anak didik.

Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan

oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik. Dengan metode

demonstrasi guru atau murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas

sesuatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan

ajaran/contoh Rasulullah SAW. Sebaiknya dalam mendemonstrasikan

pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-

baiknya, lalu murid ikut mempraktekkan sesuai dengan petunjuk.36

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi

Ada pendapat yang mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah :

a. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa

b. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara

teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan.

c. Persiapan-persiapan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi

dimulai, dan atur sesuai dengan skenario yang direncanakan.

d. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan

kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan.37

36 M etodik K husus Pengajaran A gam a Islam , Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1980/1981, him. 236.

(47)

Sedangkan pendapat yang lain menyatakan bahwa aspek penting dalam

metode demonstrasi adalah:

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasannya tidak jelas.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di

mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan daan menjadikan aktivitas

mereka sebagai pengalaman yang berharga.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-

alat yang terlalu besar atau berada di tempat lain yang jauh dari kelas.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian daan landasan teori yang akan

didemonstrasikan.

f. Kelemahan metode demonstrasi seperti yang telah disebutkan pada bab

sebelumnya hendaknya dicarikan jalan keluar berupa persiapaan dan

perencanaan yang matang.38

5. Kelebihan Metode Demonstrasi

Di dalam buku Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam

disebutkan bahwa metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan antara

lain :

a. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(48)

b. Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi

pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar, tetapi

juga melihat bahkan mempraktekkan secara langsung.

c. Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran dalam

waktu yang relatif singkat

d. Dapat memusatkan perhatian anak didik

e. Dapat menambah pengalaman anak didik.

f. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas

dan konkrit

g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap

siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.39

Sedangkan di dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,

disebutkan beberapa keuntungan atau kebaikan dalam metode demonstrasi,

yaitu:

a. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap

penting oleh guru dapat diamati secara tajam,

b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang

didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan

akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain

c. Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang

bersifat demonstratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang

melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.

(49)

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi, maka

dalam bidang studi agama, banyak yang dapat didemonstrasikan, terutama

dalam bidang pelaksanaan ibadat, seperti pelaksanaan shalat, pelaksanaan

zakat, beberapa pelaksanaan rukun Haji dan lain-lain. Apabila teori

menjalankan shalat yang betul dan baik telah dimiliki oleh anak didik, maka

guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan murid. Atau dapat juga

dilakukan guru memilih seorang murid yang paling terampil, kemduiaan di

bawah bimbingan guru disuruh mendemonstrasikan cara shalat yang baik di

depan teman-temanya yang lain, pada saat anak didik mendemonstrasikan,

guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap gerak-gerik murid

tersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang, guru berkewajiban

memperbaikinya. Guru memberi contoh lagi tentang pelaksanaan yang baik

dan betul pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang baik. Tindakan

mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan memberi

kesan yang dalam pada diri anak didik karena guru berarti telah memberi

pengalaman kepada anak didik, baik bagi anak didik yang menjalankan

demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya. Dengan tambahan

pengalaman ini akan menjadi dasar pengembangan kecakapan dan

ketrampilan dari anak didik yang kita asuh. Di bidang studi umum, studi olah

ragalah yang paling tepat digunakan metode demonstrasi, yaitu murid yang

dianggap terampil mendemonstrasikan loncat tinggi, loncat jauh dan

sebagainya.40

40M etodik Khusus Pengajaran Agama Islam, op. cit.,

him. 236-237.

(50)

Dalam buku yang lain disebutkan pula mengenai keunggulaan metode

demonstrasi yaitu:

a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang

didemonstrasikan atau yang dieksperimenkan.

b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang

kuat dan ketrampilan dalam berbuat.

c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat teijawab melalui eksperimen.

d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan,

karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi

atau eksperimen yang diadakan.41

6. Kelemahan metode demonstrasi

a. Memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun hal ini dapat

ditanggulangi dengan menyediakan waktu khusus yang cukup memadai

untuk melaksanakan metode demonstrasi.

b. Apabila teijadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang

efektif. Oleh karena itu, perlu melengkapi semua alat yang diperlukan

dalam menggunakan metode ini.

c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian alat.

Oleh karena itu, pihak sekolah perlu merencanakan pembelian alat-alat

tersebut.

d. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu, guru dan siswa

perlu persiapan fisik, di samping penguasaan teori.

(51)

e. Bila siswa tiadak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif,

oleh karena itu, setiap siswa harus diikutsertakan daan melarang mereka

berbuat kegaduhan.42

7. Langkah-langkah penerapan Metode Demonstrasi

a. Perencanaan.

Hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah :

1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau

kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi

berikut:

a) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan

merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan

yang telah direncanakan.

b) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa

diperoleh dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba

terlebih dahulu agar sewaktu melakukan demonstrasi tidak teijadi

sesuatu yang tidak diinginkan.

c) Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk melaksanakan

demonstrasi dengan baik.

2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan, dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi

hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang

tidak diinginkan tidak akan terjadi di saat demonstrasi berlangsung.

(52)

3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkaan. Apakah tersedia waktu

untuk memberi kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal

dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan beberapa

pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi.

4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya instropeksi

diri apakah:

a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh siswa

b) Semua media yang dipergunakan telah ditempaatkan pada posisi

yang baik sehingga setiap siswa dapat melihatnya dengan jelas.

c) Siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu.

5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.

Namun sebaiknya terlebih dahulu mengadakan diskusi dengan siswa

mencoba melakukan demonstrasi kembali agar mereka memperoleh

kecakapan-kecakapan yang lebih baik.43

b. Pelaksanaan:

Hal-hal yang mesti dilakukan adalah :

1) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

3) mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar

demonstrasi mencapai sasaran.

4) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik.

(53)

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih

lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarkannya dalam bentuk

mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, dan

mencoba melakukannya sendiri dengan bantuan guru.

6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu

mencipatakan suasana yang harmonis.44

c. Evaluasi:

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering

diimgi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya kegiatan ini dapat

berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,

mengadakan latihan lebih lanjut, apakah di sekolah ataukah di rumah.

Selain itu, guru dan siswa mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi

yang dilakukan; apakah berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, ataukah ada kelemahan-kelemahan tertentu beserta faktor

penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang terlibat

dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan,

pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya.45

Kesimpulan :

Jadi langkah-langkah penerapan metode demonstrasi harus sesuai

dengan urutan tersebut di atas. Sehingga kalau penerapan metode secara

sistematis, maka akan dapat dikurangi kelemahan-kelemahan pada metode

demonstrasi. Penerapan yang baik akan mampu meningkaatkan minat siswa

dalam proses pembelajaran khususnya pada materi fiqh.

(54)

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam bab III ini penulis ingin paparkan keadaan lokasi dilaksanakannya

penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari

persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat

berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi riil

lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian ini akan

dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga

dipertimbangkan untuk penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih

ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Profil MI Nurul Islam Nglorog

a. Nama dan Alamat : MI Nurul Islam Nglorog

b. Tahun Pendirian : 1 Maret 1964

c. Nomor Piagam Akreditasi : Mk.25/5.a/PP.00.4/2276/2000

d. Yayasan Pengelola : Ma’arif NU

e. Jumlah Lokal : 2 lokal

f. Jumlah Kelas 6 lokal

g- Kamar Mandi / WC : 2 lokal

h. Jumlah Guru : 8 orang

i. Jumlah Siswa 98 anak

(55)

j. Meja Guru 8 buah

k. Kursi Guru 8 buah

1. Meja Anak 54 buah

m. Kursi Anak 98 buah

n. Almari 6 buah

o. Status Tanah / Luas Hak milik / 1.500 m2

2. Letak Geografis

Penelitian ini dilaksanakan pada MI Nurul Islam Nglorog Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah. MI Nurul Islam

terletak di sebelah utara Desa Nglorog dan sebelah selatan Desa Piyatak dan

sebelah timur kurang lebih 350 m adalah SDN Tuksongo 2 dan Pondok

Pesantren Sabilil Huda Desa Nglorog Pringsurat Temanggung. Dari sisi

geografis MI Nurul Islam Nglorog tergolong strategis karena mudah

dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum dan hubungan

daerah, kecamatan s?tu dan lainnya cukup berdekatan tidak ada daerah

terpencil. MI Nurul Islam Nglorog jauh dari pusat keramaian dan suasana

belajar begitu khitmad dan tetap terjaga karena terhaindar dari lalu lalang

kendaraan dan kebisingan kendaraan bermotor.

(56)

Gambar Letak MI Nurul Islam Nglorog Pringsurat Temanggung

4

K eterangan :

1. Desa Nglorog

2. MI Nurul Islam

3. Desa Piyatak

4. SDNTuksongo2

5. Pondok Pesantren Sabilil Huda

3. Sejarah Singkat MI Nurul Islam Nglorog

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan tokoh masyarakat

Nglorog Bapak Tahir diperoleh keterangan, bahwa sebelumnya pada tahun

1934 berdiri sekolah diniyah yang dibimbing oleh bapak A Sarbini, karena

muridnya yang banyak dan belum ada MI, maka pada tahun 1964 para alim

ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah Desa bermusyawarah untuk merintis

mendirikan MI Nurul Islam dan tanah yang digunakan untuk bangunan

Gambar

Gambar Letak MI Nurul Islam Nglorog Pringsurat Temanggung
tabel berikut ini:
Gambar no. 2
Gambar no. 6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar penjaskes materi melempar bola ke dalam pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo

(3) Bimbingan Tehnis operasionil kelompok hamparan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman tembakau rakyat dilaksanakan oleh SAPEL BIMAS Tingkat II yang sehari-hari ditugaskan

d. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negative terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan ketentuan tersebut jelas apabila korban keberatan atas ganti kerugian yang telah

Sesuai dengan surat pernyataan pendaftaran tentang biaya Psikotes Mandiri, calon peserta dimohon mendaftar keikutsertaan Seleksi III (Psikotes) yang akan dilaksanakan oleh

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengusulkan program katekese model Shared Christian Praxis (SCP) bagi para guru PDp sebagai salah satu bentuk usaha untuk

Sementara khusus persyaratan untuk menjadi ketua umum diatur dalam ayat (3) pada pasal yang sama, yaitu: (a) Pernah menjadi Pengurus Partai Golkar tingkat Pusat dan/atau

Peneliti menyebarkan kuisoner sebanyak 60 kuisioner ke beberapa perusahaan di DKI Jakarta sebagai data primer di penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis dan Desain Sistem