• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN SANTRI, LOKASI DAN FASILITAS PERBANKAN SYARIAH TERHADAP MINAT MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN SANTRI, LOKASI DAN FASILITAS PERBANKAN SYARIAH TERHADAP MINAT MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo

Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH:

M. AMINUDIN

NIM: 21312012

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

َفَْوَْلْا

-٠٤

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (Q.S. An-Najm: 39-40)

Di bawah pemimpin yang baik. Anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir (kang Komar Preman Pensiun)

Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita (Cak Nun)

Manusia tak dapat dikalahkan oleh siapapun jika dia berpegang teguh dan setia pada hatinya (Persaudaraan Setia Hati Terate)

Kau bisa sembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu. Kau bisa saja bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu (Persaudaraan Setia Hati Terate).

Bergayalah sesuai isi dompetmu. “yang beberan punya, ngga akan banyak bicara

seperti mereka yang belaga sok punya.”(Bob Sadino)

(7)

vi

1. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat, terimakasih atas semua yang telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian menjadi orang tua yang paling bahagia.

2. Kakak saya Maryanto, Bariah dan Siti Rofiah, terima kasih atas dukungan

dan do’a sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya

3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

5. DEMA IAIN Salatiga tahun 2016, teima kasih atas dukungan dan do’anya sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya dengan baik

6. Komisariat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) IAIN Salatiaga, terima

kasih atas dukungan dan do’anya sehingga skripsi ini dapat selesai pada

(8)

vii

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

(9)

viii

6. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat yang telah memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan dukungan.

7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama kuliah.

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT, amiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.

Salatiga, 15 September 2016

(10)

ix

Boyolali). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang kuat akan nilai-nilai pendidikan dan tradisi islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat memilih produk bank syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 226 santri dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 70 santri. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Uji instrumen digunakan untuk menghasilkan penelitian yang akurat yang terdiri dari uji reliabilitas dan validitas, uji statistik yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama-sama. Sedangkan uji asumsi klasik ditujukan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran/penyimpangan dalam model regresi yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi dan uji normalitas. Pada uji statistik menunjukkan bahwa hasil uji t

menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat memilih produk sedangkan variabel lokasi dan fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih produk dan hasi luji F

menunjukkan seluruh variabel independen secara bersama-sama berpegaruh positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

(11)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ...…...………...………...

B. Kerangka Teori ………

1. Bank Syariah………...

a. Pengertian Bank Syariah ………..

b. Tujuan Bank Syariah ………

c. Peran Bank Syariah ………..

d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah …….

e. Sistem Operasional Bank Syariah ………

(12)

xi

b. Peranan Pondok Pesantren………...

c. Unsur Dasar Pondok Pesantren………...

3. Minat ………..

a. Pengertian Minat ………..

b. Unsur Minat ……….

4. Pengetahuan………....

a. Pengertian Pengetahuan ………...

b. Jenis Pengetahuan ………... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Teknik Pengumpulan Data ...

(13)

xii

1. Profil Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ………...

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ……..

3. Struktur Organisasi ………...

4. Identitas Responden ………...

B. Analisis Data ...

1. Uji Reliabilitas dan Validitas ...………...…..

a. Uji Reliabilitas ………..

b. Uji Validitas ………..………

2. Uji Statistik ………...

a. Uji t………...…

b. Uji F………..…

c. Uji (Koefesien Determinasi) ………...…

3. Uji Asumsi Klasik ………...…

a. Uji Multikolinieritas ……….

b. Uji Heteroskendastisitas ……….……..

c. Uji Normalitas ………..

4. Uji Regresi Linear Berganda ………..

5. Uji Hipotesis ………..……….

BAB V KESEMPULAN DAN SARAN

(14)

xiii

Tabel 3.1 : Variabel dan Indikator Penelitian ... Tabel 4.1 : Tabel jadwal kegiatan pondok Pesantren Al Huda ... Tabel 4.2 : Uji Statistik Diskriptif ……... Tabel 4.3 : Uji Riliabilitas ... Tabel 4.4 : Uji Validitas ... Tabel 4.5 : Uji t ... Tabel 4.6 : Uji F ... Tabel 4.7 : Uji (Koefesien Determinasi) ………..……….. Tabel 4.8 : Regresi Linear Berganda…………..……….. Tabel 4.9 : Regresi Linear Sesderhana... Tabel 4.10 : Regresi Linear Sesderhana ... Tabel 4.11 : Regresi Linear Sesderhana ... Tabel 4.12 : Perbandingan r2 dan R2 ……….

Tabel 4.13 : Korelasi Spearman’s Rho……….

Tabel 4.14 : Uji Autokorelasi ………

Tabel 4.15 : Uji Regresi Linear Berganda ………

Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis ………

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian ... Gambar 4.1 : Uji Normalitas ……….

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut sejarah, awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali muncul dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada tahun 1940 an. Di Kairo Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil (Kamsir, 2008: 216). Kemudian di negara-negara Arab lainnya yaitu di Uni Emirat Arab dengan berdirinya Dubai Islamic Bank pada tahun 1975. Sementara di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwai Finace House yang beroperasi tanpa bunga. Sedangkan di Mesir pada tahun 1978 berdiri bank syariah yang diberi nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti oleh Islamic Internastional Bank for Invesment and Development Bank.

Lahirnya Bank Syariah pertama di Indonesia yang merupakan hasil kerja tim perbankan MUI adalah dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991 (Kamsir, 2008: 215). Saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yen tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar dan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia (BMI) sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 1990 sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. Di Indonesia Bank Syariah telah diatur dalam UU No. 10 tahun 1998

(17)

tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan (Yudiana, 2014: 1).

Disamping Bank Muamalat Indonesia (BMI), saat ini juga telah lahir Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri. Kemudian berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada seperti Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank BNI, Bank IFI, Bank BPD Jabar, Bank Bukopin, Bank BTN dan bank-bank lain yang ada di Inonesia (Kasmir, 2013: 167).

Bank Syariah sebagai bank yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan opreasionalnya yang pertama di Indonesia, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini ekonomi islam berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pendirian bank-bank syariah dan juga mulai maraknya pendirian berbagai lembaga keuangan syariah non bank seperti Baitul Maal wa Tamwil, BPR Syariah, Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Reksadana Syariah, Pasar Modal Syariah serta Lembaga Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf.

(18)

Dalam sistem operasionalnya bank Islam harus mengikuti dan atau beredoman kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan al-quran dan hadis (Sumitro, 1997: 6).

Sistem Bank Syariah mempunyai prinsip yang berbeda dengan Bank Konvensional. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada bagaimana memperoleh keuntungan, dimana pada bank konvensional dikenal dengan perangkat bunga, sedangkan pada Bank Syariah melarang adanya bunga yaitu dengan menggunakan prinsip bagi hasil (Antonio, 2001: 25).

Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank Syariah memiliki fungsi yang sama dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu menyalurkan dana dari pihak surplus ke pihak defisit dalam berbagai bentuk produk jasa yang ditawarkan. Namun, karena bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah, maka sistem dan produk yang ditawarkan pun juga tidak sama dengan perbankan konvensional.

Bank Konvensional memiliki produk utama berupa kesepakatan kontrak untuk penyimpanan dan peminjaman uang, sedangkan di dalam bank syariah terdapat pula akad (perjanjian) penyertaan modal

(mudharabah/musyarakah), jual beli (murabahah), dan berbagai jasa

(19)

Sekalipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan prinsip syariah masih relatif baru, yaitu baru awal tahun 1990-an (Kamsir, 2008: 215). Artinya belum sepenuhnya setiap daerah kota di Indonesia sudah menggunakan bank syariah. Padahal di Indonesia sendiri selain mayoritas muslim, juga diperkuat dengan adanya organisasi masyarakat islam yang sangat kental sekali akan nilai-nilai islam. Termasuk di sini adalah lembaga pendidikan non formal pondok pesantren.

Pondok pesanten dikenal sebagai lembaga pendidikan non formal yang berbasis Islam yang sangat kuat. Dimana kegiatan sehari-harinya adalah mengajarkan ajaran islam kepada para santri yang sedang mondok di pondok pesantren oleh seorang ulama atau lebih dikenal dengan bapak kyai. Oleh karena itu, dengan bekal ilmu agama yang dimiliki oleh masyarakat santri maka diharapkan bisa mendukung dan memperluas jangkauan keberadaan perbankan syariah di Indonesia.

(20)

menjamur rata di pelosok-pelosok daerah beserta akses dan kemudahan bertransaksinya.

Jika melihat status santri yang banyak mempelajari ilmu agama, fiqih dan bermuamalah dengan sesuai aturan-aturan dalam islam, maka semakin besar peluang bagi Bank Syariah untuk mempromosikan beberapa produknya kepada para santri. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis ingin lebih jauh mengetahui bagaimana respon santri tentang adanya perbankan syariah dan apakah mereka berminat memilih produk Bank Syariah.

Di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dengan berdirinya Bank Syariah ini diharapkan berdampak pada masyarakat muslim untuk tertarik menggunakan produknya. Tidak terkecuali pada santri Pondok Pesantren Al Huda Cepogo Boyolali yang masih ada beberapa yang menggunakan layanan bank konvensional.

Santri Pondok Pesantren Al Huda Boyolali merupakan masyarakat berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan Islam. Selain pendidikan non formal juga ada pendidikan formal dalam bentuk yayasan yang dikelola sendiri oleh pihak podok pesantren. Para santri mendapat pelajaran tentang perbankan di pendidikan formal yaitu tingkat Madrasah Aliyah (MA). Sehingga untuk prengetahuan umum tentang Bank Syariah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat santri Pondok Pesantren Al Huda.

(21)

fasilitas Bank Syariah dan lokasi dari pondok pesantren ke Bank Syariah terhadap minat memilih produk Bank Syariah. Dan jika dilihat kondisi saat ini, masyarakat santri pada umumnya adalah masyarakat yang berpendidikan tinggi di bidang keagamaan dan sosial, maka sudah pasti paham akan hukum-hukum islam dan tentunya juga masalah keberadaan perbankan syariah.

Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul skripsi tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi

Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten

Boyolali).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat memilih produk Bank Syariah. Adapun permasalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini, dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank Syariah?

(22)

3. Bagaimanakah pengaruh fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank Syariah?

4. Bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan syariah secara bersama-sama mempengaruhi minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali memilih produk Bank Syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank Syariah

2. Menganalisis lokasi perbankan syariah terhadap minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank Syariah

3. Menganalisis fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank Syariah

(23)

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas pemahaman mengenai pengaruh pegetahuan, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat akan produk produk Bank Syariah. 2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh pegetahuan, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat akan produk produk Bank Syariah.

3. Bagi Perusahaan Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan. 4. Bagi Investor

(24)

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi beberapa sistematika pembahasan. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam penyusunan skripsi ini dan mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.

Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.

(25)

penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.

Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diintrepretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ewa Ilyasa Zulkifli (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri Yogyakarta (Studi Kasus Santri

Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F

menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Dan hasil uji parsial, variabel independen yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi, prinsip-prinsip, produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif signifikan terhadap minat santri.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kautsar Audytra Muhammad (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Muamalat (Studi

Kasus Santri Pondok Pesantren Darunnajah)”. Hasil penelitian uji F

menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan, yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Sedangakn uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah hanya variabel lokasi yang signifikan terhadap minat memilih produk bank syariah. Artinya

(27)

minat santri untuk memilih produk bank syariah hanya dipengaruhi oleh faktor lokasi.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Taufiqurahman (2014)

yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah

Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok

Pesantren Bidayatussalikin Sleman Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji parsial

menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel pengetahuan, lokasi, dan produk-produk tentang perbankan syariah tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat santri terhadap perbankan syariah. Sedangkan variabel pengetahuan tentang prinsip-prinsip perbankan syariah berpengaruh positif signifikan terhadap minat santri terhadap perbankan syariah dan. Dan untuk uji F menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan tentang perbankan syariah, pengetahuan lokasi, pengetahuan prinsip-prinsip perbankan syariah dan pengetahuan produk-produk.

Demikian halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Yayak Kusdariyati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri Yogyakarta (Studi Kasus Santri PP Nuruh Ummah Putri Kotagede

Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa model berpengaruh

(28)

syariah. Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif signifikan terhadap minat santri.

Selanjutnya dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah (2014) yang berjudul “Pemahaman dan Respon Santri Pesantren Terhadap

Perbankan Syari’ah di Ponorogo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

respon mereka terhadap bank syari’ah mayoritas adalah positif. Mereka

berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah aman dan sesuai dengan

syari’ah akan tetapi di antara mereka masih ada yang menggunakan layanan

bank konvensional karena kurangnya informasi dan fasilitas yang disediakan

Bank Syari’ah.

(29)

tidak akan menggunakan bank tersebut. Hasil penelitian pada pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis bank. Hal ini karena kebutuhan perbankan tidak dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, namun lebih dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan tersebut. Hasil penelitian pada rekan kerja akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kepada rekan bisnisnya. Pengaruh langsung seperti halnya kemudahan dalam bertransaksi, sedangkan pengaruh tidak langsung tercermin dari tindakan rekan kerja.

Penelitian tentang minat santri memilih produk pada perbankan syariah telah banyak dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain. Pertama, dari segi sampel atau responden yaitu santri putra dan putri pondok pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali. Kedua, dari segi variabel independen yaitu pengetahuan santri lebih fokus ke produk-produk bank syariah kemudian juga ada variabel lokasi dan fasilitas perbankan yang sebelumnya belum pernah ada yang menelitinya. Ketiga, dari segi objeknya yaitu Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali.

B. Kerangka Teori 1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

(30)

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI No. 21 Tahun 2008). Sedangkan Bank Syariah adalah badan usaha yang memberikan jasa dalam bentuk simpanan dan penyaluran kepada masyarakat yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah islam

(Sumari’in, 2012: 49).

Secara garis besar pengertian bank syariah adalah lembaga perbankan yang pada prinsipnya berpegang pada syariat islam (Yudiana, 2014: 1). Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan (Dendawijaya, 2009: 5), bank syariah adalah bank yang menjalankan prakteknya sesuai dengan prinsip syariah. Dimana yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut :

Menurut Kasmir (2013: 333) prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),

(31)

Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Undang-Undang RI no. 21 tahun 2008 tanggal 16 Juli tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dimana yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian dari masing-masing lembaga seperti Bank Syariah, Bank Umum Syariah, BPRS dan UUS adalah sebagai berikut :

1) Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

2) Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(32)

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah

b. Tujuan Bank Syariah

Setelah di dalam perjalanan sejarah bank-bank yang telah ada dirasakan mengalami kegagalan menjalankan fungsi utamanya menjembatani antara pemilik modal atau kelebihan dana, maka dibentuklah bank-bank syariah dengan tujuan sebagai berikut (Sumitro, 1997: 17) :

1) Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.

2) Memberdayakan ekonomi masyarkat dan beroperasi secara transaparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang transparan.

3) Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar.

(33)

5) Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah pengumpulan dana Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat. 6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank

konvensional, sehingga masyarakat islam tidak bisa menjalankan ajaran agamanya secara utuh.

c. Peran Bank Syariah

Menurut Suta (2008: 13) peran perbankan secara tradisional adalah menyediakan cadangan (reserve) dalam sistem pembayaran nasional yang mana infrastruktur dari sistem pembayaran tersebut di bawah tanggung jawab bank sentral. Peran pertama sebagai institusi penampung dana (depositories) yang menerima deposito, membayar untuk dan atas nama deposan dan menyediakan fasilitas penukaran mata uang asing. Peran kedua sebagai perusahaan yang berorientasi profit dimana perbankan menyediakan produk liabilities dan memberikan pinjaman kepada nasabah (loan).

d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah

(34)

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah No Bank Syariah Bank Non Syariah 1 Berdasarkan prinsip bagi

hasil, jual beli dan sewa

Memakai perangkat bunga

dalam kegiatan

operasionalnya 2 Melakukan kegiatan

investasi pada sektor yang halal saja

Melakukan kegiatan investasi ke sektor yang halal dan haram

3 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditor-debitor 4 Profit dan falah oriented Profit oriented

5 Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang mengawasi

Tidak terdapat dewan sejenis

Sumber : Sumitro (1997: 49)

e. Sistem Operasional Bank Syariah

Operasional Bank Syariah didasarkan pada prinsip jual beli dan bagi hasil sesuai dengan syariat Islam (Sumitro, 1997: 31). Sebagai lembaga keuangan Bank Syariah harus melaksanakan mekanisme penghimpunan dan penyaluran dana secara sehat dan seimbang yaitu harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu diperlukan kejelasan mengenai sistem operasional Bank Syariah. Secara umum konsep sistem operasional bank syariah yaitu :

(35)

kepada bank untuk disimpan dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah. Dana itu sendiri yang dimaksud adalah dana dari pihak pertama (pemodal dan pemegang sahm), dana darri pihak kedua (pinjaman dari bank dan bukan bank serta Bank Indonesia) dan dana dari pihak ketiga (nasabah) yang berupa tabungan, deposito dan pembiayaan yang diterima serta dana social berupa zakat, infaq, shadaqah, waqaf dan hibah.

2) Bank Syariah sebagai penyalur dana bagi pihak ysang membutuhkan berupa pembiayaan. Secara umum, pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah meliputi tiga kerangka yaitu pembiayaan Tijarah (jual beli), pembiayaan Syirkah (kerjamsama kongsi) dan pembiayaan Al Qardhul Hasan (kebajikan). Penyaluran dana memiliki fungsi untuk meningkatkan daya guna, peredaran barang dan lalu lintas uang, meningkatkan aktivitas investasi dan pemerataan pendapatan serta sebagai asset terbesar yang menjadi sumber pandapatan terbesar bank.

f. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah

(36)

lembaga keuangan syariah di Indonesia (Muhammad, 2006: 16) adalah:

1) Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadiah)

Prinsip simpanan murni meruapakan fasilitas yang diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan pada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dana dalam bentuk

Al-Wadi’ah. Fasilitas ini diberikan untuk tujuan investasi guna

mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan tabungan. Istilah

Al-Wadi’ah dalam dunia perbankan konvensional lebih di kenal

dengan giro.

2) Bagi Hasil (Syirkah)

Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Prinsip Mudharabah ini dapat digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan dan penyertaan.

3) Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)

(37)

yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dalam melakukan pembelian barang atas nama bank. Bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya dapat berupa: murabahah, salam, dan istishna.

4) Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama, ijarah (sewa murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya. Secara teknik bank dapat membeli dahulu barang yang dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut disewakan dalam waktu yang telah disepakati oleh nasabah. Kedua, bai al-takjiri atau ijarah muntahiya bitamlik, yang merupakan penggabungan sewa dan beli dimana penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. 5) Prinsip Jasa / Fee(Al-Ajr Walumullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain: Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer dan lain-lain. g. Produk Bank Syariah

(38)

memakai sistem bunga. Dan produk-produk inilah yang nantinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen (nasabah) dalam memilih perbankan.

Menurut Yudiana (2014: 17) “secara garis besar produk

perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian”, yaitu :

1) Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :

a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut :

b) Pembiayaan murabahah

(39)

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau

muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segra setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/ cicilan. c) Pembiayaan salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Dalam akad ini bank bertindak sebagai pembeli sementara nasabah sebagai pembeli.

d) Pembiayaan istishna

Produk istishna menyerupai salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi (Yudiana, 2016: 27).

(40)

selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari criteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditanda tangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah. e) Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namu perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Jika pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa (Yudiana, 2016: 27). Pada kahir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah.

f) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah :

(i) Pembiayaan musyarakah

(41)

modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek.

(ii)Pembiayaan mudharabah

Menurut Yudiana (2014: 19) mudharabah merupakan bentuk kerjasama dua pihak atau lebih di mana pemilik dana/modal memberikan kepercayaan kepada

pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan”.

Perbedaaan mendasar antara musyarakah dan mudharabah adalah konstribusi atas manajemen dan keuangan pada musyarakah diberikan dan dimiliki dua orang atau lebih, sedangkan pada mudharabah modal hanya dimiliki satu pihak.

(iii)Pembiayaan dengan akad pelengkap

Akad pelengkap untuk mempermudah pelaksanakan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap (Yudiana, 2016: 28) seperti : Hiwalah (alih utang piutang),

Rahn (gadai), Qardh, Wakalah (perwakilan) dan Kafalah

(garansi bank)

2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)

(42)

a) Prinsip wadiah

Penerapan prinsip wadiah memiliki implikasi hukum sama dengan qardh yaitu nasabah bertindak sebagai pihak yang meminjamkan uang sedangkan bank bertindak sebagai peminjam. Sedangkan prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah pada rekening giro.

b) Prinsip mudharabah

Dalam aplikasinya deposan/penyimpan bertindak sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib.

3) Produk Jasa (service)

Bank syariah selain menghimpun dan menyalurkan dana, juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan (Yudiana, 2014: 22). Bentuk produknya antara lain bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan lain sebagainya. Jasa tersebut antara lain :

a) Sharf (jual beli valuta asing)

Jual beli mata uang asing yang tidak sejenis namun harus dilakukan pada waktu yang sama (kurs spot). Bank dalam hal ini dapat mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut.

b) Ijarah (sewa)

(43)

Tabel 2.2

Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah

Nama Produk Skema Keuangan

Giro Ib (rupiah dan USD) Titipan Tabungan

Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal Tabungan pendidikan iB Penyertaan modal

Tabungan perencanaan iB Penyertaan modal Tabungan arisan iB Penyertaan modal

Deposit Ib

Penyertaan modal untuk proyek tertentu sesuai keinginan nasabah atau investor

Jasa iB

Jasa bank garansi iB Penjaminan

Jasa syariah card iB Pnekaminan, pinjaman uang dan perwakilan

Jasa penukaran uang Ib Penukaran dua mata uang yang berbeda

Jasa kirim uang iB (rupiag dan valas)

Perwakilan

Jasa bancassurance iB Perwakilan dengan fee

Jasa L/C Ekspor iB Perwakilan dengan fee, jual beli dan penjaminan

(44)

Gadai emas Pinjaman uang dan sewa

Sumber : Yudiana (2011)

2. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut Dhofier (1983: 18) pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut (Prasodjo, 1982: 6).

b. Peranan Pondok Pesantren

(45)

pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayahnya.

Menurut Haedari (2007: 3) pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.

c. Unsur Dasar Pondok Pesantren 1) Pondok

Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengan Kyai (Dhofir, 1982: 49). Dengan demikian akan tercipta situasi yang komunikatif di samping adanya hubungan timbal balik antara Kyai dan santri, dan antara santri dengan santri. Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan dan saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi Kyai dan ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau santri.

2) Masjid

(46)

universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di

masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat Madinah pada masa

Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam. 3) Santri

Menurut Dhofier (1982: 51) santri yaitu murid-murid yang tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri dari dua kelompok santri. Pertama, santri mukim yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di lingkungan pesantren. Kedua, santri kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan kompleks peantren tetapi setelah mengikuti pelajaran mereka pulang.

4) Kyai

(47)

dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan.

5) Kitab-kitab Klasik

Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para Kyai di pesantren. Menurut Dhofier (1982: 50) kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di pesantren digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), Fiqih (hukum), Ushul Fiqh (yurispundensi), Hadits, Tafsir, Tauhid (theologi), Tasawuf dan Etika, Cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah

3. Minat

a) Pengetian Minat

Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.

Menurut Syah (2001: 136) minat adalah " kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.

(48)

b) Unsur Minat

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abror (1993: 112) dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu :

1) Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut.

2) Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang) 3) Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur

diatas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan

Dengan unsur-unsur yang dikandung oleh minat tersebut maka minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian maka minat tidak akan berarti apa-apa.

4. Pengetahuan

a) Pengertian Pengetahuan

(49)

ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

b) Jenis Pengetahuan

Pengetahuan berdasarkan eksplisitasnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.

2) Pengetahuan Eksplisit

(50)

c) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

5. Lokasi

Menurut Swastha (2002: 24) lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.

Menurut Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani (2009: 42) lokasi berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

(51)

b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

6. Fasilitas

Menurut Sulastiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga kebutuhan-kebutuhan tamu dapat terpenuhi selama tinggal dihotel. Dengan demikian fasilitas secara umum adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen untuk menggunakan jasa suatu perusahaan.

Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

(52)

a) Mengupayakan pengadaan sarana prasarana melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama.

b) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien

c) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan pra sarana agar siap pakai apabila diperlukan

d) Membantu personil dalam memberi layanan secara profesional dalam bidang sarana dan pra sarana.

C. Kerangka Penelitian

Pengetahuan tentang perbankan syariah merupakan sesuatu yang dapat mendorongmasyarakat memiliki minat untuk memiling produk di perbankan syariah. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang produk bank syariah dan system operasionalnya. Dilihat dari organisasinya maupun sistem operasionalnya bank syariah terdapat pebedaan dengan bank konvensional lainnya.

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen untuk menggunakan jasa perusahaan. Fasilitas disini yang dimaksud adalah fasilitas yang ada di lembaga perbankan syariah. Dimana dengan adanya fasilitas yang baik dan kemudahan dalam pennggunaannya maka akan semakin memudahkan konsumen untuk memilih suatu produk tersebut.

(53)

syariah. Dimana lokasi yang strategis dan baik akan mempengaruhi minat konsumen untuk memilih produk perbankan syariah. Adapun kerangka penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 H2 H3

H4

Sumber : Data yang diolah (2016)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian D. Hipotesis

Menurut Saerozi (2008: 16) penelitian kuantitatif biasanya mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang akan dibuktikan secara empirik. Sedangkan suatu hipotesis diangggap baik apabila menyatakan keterkaitan antara dua variabel atau lebih, dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat padat dan jelas serta dapat diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka penelitian di atas, hipotesisnya adalah :

MINAT MEMILIH

PRODUK (Y) FASILITAS (X3)

(54)

1. Pengaruh pengetahuan terhadap memilih produk Bank Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2014) hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji F berpengaruh positif signifikan, yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah.

Sehingga pengetahuan mempengaruhi minat santri untuk memilih produk bank syariah karena apabila santri tidak mengetahui system bank syariah dan produk-produknya maka kemungkinan berminat menabung menjadi berkurang. Hipotesi penelitian ini adalah :

H 1 : Pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat memilih produk Bank Syariah

2. Pengaruh lokasi terhadap memilih produk Bank Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2014) hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, produk-produk berpengaruh nyata terhadap minat warga untuk memilih Bank Muamalat.

(55)

H 2 : Lokasi berpengaruh positif terhadap minat memilih produk Bank Syariah

3. Pengaruh fasilitas terhadap memilih produk Bank Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah (2014) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa respon mereka terhadap bank syariah mayoritas

adalah positif. Mereka berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah

aman dan sesuai dengan syari’ah, tetapi di antara mereka masih

menggunakan layanan bank konvensional karena kurangnya informasi dan fasilitas yang disediakan Bank Syariah.

Sehingga faktor fasilitas mempengaruhi minat memilih produk bank syariah karena pada umunya fasilitas yang lengkap dalam suatu bank syariah akan mempermudah para nasabah dalam bertransaksi baik itu fasilitas dalam kantor maupun di luar kantor. Misalnya seperti fasilitas mesin ATM, ruangan yang bersih dan ber AC, tempat parkir yang luas dan rapi, ruang tunggu yang nyaman dan lain sebagainya. Hipotesis penelitian ini adalah :

H 3 : Fasilitas berpengaruh positif terhadap minat memilih produk Bank Syariah.

4. Pengaruh pengetahuan, lokasi dan fasilitas terhadap memilih produk Bank Syariah

(56)

memilih produk akan semakin besar serta fasilitas perbankan syariah yang semakin baik dan nyaman maka minat santri memilih produk perbankan syariah semakin besar pula.

Sehingga hipotesis untuk uji secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah :

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data lapangan karena data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di kancah (lapangan) kerja penelitian (Supardi, 2005: 34). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena penelitian ini data-datanya dinyatakan dalam bentuk angka dan akan menjawab tentang konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitan ini adalah Pondok Pesantren Al Huda Doglo Candigatak Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Sedangkan objek penelitiannya adalah para santri Pondok Pesantren Al Huda. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 5 bulan yaitu bulan Mei hingga September 2016.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Bawono (2006: 28) populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri aktif Pondok Pesantren Al Huda tahun 2016, yaitu sebanyak 226 santri.

(58)

Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode probability sampling.

Dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 70 santri dari 226 total santri aktif Pondok Pesantren Al Huda. Adapun teknik dalam menetukan jumlah sampel dapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

( )

Di mana : S : Sampel P : Populasi

e : Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini

Jumlah populasi (P) pada penelitian ini adalah 226 santri yang terdiri dari santri putra dan putri aktif tahun 2016. Sedangkan tingkat kesalahan 0,1 (10%), sehingga sampel (S) adalah :

( )

( ( ) )

(59)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Bawono (2006: 29) adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

1. Sumber dan Jenis Data

Menurut Tika (2006: 57) yang disebut data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan.

2. Pengumpulan Data a. Angket (Questionare)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang akan memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna atau peneliti (Bawono, 2006: 29). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan suatu angket dimana pertanyaan dan alternatif jawabannya telah ditentukan dalam angket, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ditentukan.

b. Wawancara (Interview)

(60)

peneliti menggali dan mengumpulkan data penelitian dengan melakukan pertanyaan dan atau pernyataan secara lisan untuk dijawab oleh responden penelitian. Peneliti mencatat apa yang dijawab oleh responden penelitian sebagai data penelitian yang dapat dihimpun atau diperoleh dalam kegiatan pengumpulan data.

c. Metode Pengamatan (Observation)

Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian. Dalam penelitian, peneliti datang sendiri dan mengamati dari dekat di objek penelitian untuk mendapatkan data lapangan secara langsung. E. Skala Pengukuran Data

Setelah peneliti menetapkan rumusan masalah, variabel penelitian, maka tugas penting peneliti adalah harus menysun alat ukur variabel yang tepat. Dengan alat pengukuran yang tepat, maka akan diperoleh data lapangan yang berbobot untuk menjawab rumusan masalah penelitian maupun hipotesis yang ditetapkan (Supardi, 2005: 142). Sedangkan skala pengukuran itu sendiri merupakan aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel atau pemberian angka-angka atau simbol pada suatu variabel.

(61)

5 : Sangat setuju (SS) : Sangat tinggi skornya 4 : Setuju (S) : Tinggi skornya

3 : Ragu-ragu (R) : Netral atau sedang nilainya 2 : Tidak Setuju (TS) : Rendah skornya

1 : Sangat Tidak Setuju (STS) : Sangat rendah skornya

Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju

mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju “lebih

tinggi” dari Netral atau Ragu-ragu”.

F. Definisi Konsep dan Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas Pengetahuan (X1)

Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu atau semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

2. Variabel Bebas Lokasi (X2)

(62)

3. Variabel Bebas Fasilitas (X3)

Menurut Sulistiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk member kemudahan bagi pelanggan. Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

4. Variabel Terikat Minat Memilih Produk (Y)

Menurut Muhibbin Syah (2001: 136) minat adalah " kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu

karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.

Dalam penelitian ini, variabel dan indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengetahuan

(X1)

(63)
(64)

yang strategis

3. Saya lebih nyaman transaksi keuangan di kantor/bank yang memiliki fasilitas lengkap

4. Saya akan membuka rekening Bank Syariah, jika akan menggunakan jasa lembaga keuangan nanti

Sumber : Data yang diolah (2016)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203).

Instrumen atau alat yang digunkan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian.

H. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

(65)

menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran (Bawono, 2015: 44). Perhitungan uji reliabilitas dan validitas ini menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service

Solution) agar lebih mudah dan sederhana dalam pengujian.

a. Uji Reliabilitas

Pada prinsipnya uji reliabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andaikata jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006: 63). Pada uji raliabilitas analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau hasilnya tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat diketahui tingkat keterandalan pada alat ukur (kuesioner) (bawono, 2006).

Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach

dengan taraf signifikan (α) = 0,05 jika T hitung > T table, maka alat

pengukur yaitu kuesioner dikatakan reliabel atau handal. Nilai

Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan

(66)

b. Uji Validitas

Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji tingkat validitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut sahih atau tidak ( Bawono, 2006: 68). Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur.

Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment

dengan taraf signifikan (α) = 0,05 05 jika T hitung > T table, maka

kuesioner sebagai alat ukur dikatan valid atau ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut (Bawono, 2006).

2. Regresi Linear Berganda

Menurut Priyatno (2010: 51) analisis regresi linear adalah analisis untuk mengetahui hubungan antara varabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan persamaan linear. Jika menggunakan satu variabel independen maka disebut analisis regresi linear sederhana sedangkan jika menggunakan lebih dari satu variabel independen maka disebut analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk meramalkan atau memprediksi suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari variabel independen.

(67)

(Statistical Product and Service Solution) 16 for windows. Adapun persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+ ε

Di mana :

Y : Estimasi variabel dependen

β0 : Konstanta dari persamaan regresi

β1,2,3 : Koefisien dari variabel independen X1,2,3

X1,2,3 : Variabel independen X1,2,3

ε : Residual atau prediction error

3. Uji Statistik

Uji statistik di sini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai T hitung, F

hitung dan nilai koefisien determinasinya (Bawono, 2006: 88). Uji statistik dikatan lolos atau tidak tergantung dari tingkat signifikasi dari hasil perhitungannya. Jika hasilnya berada di daerah kritis atau yang menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk diuji selanjutnya dan juga berlaku sebaliknya, jika berada di daerah yang menerima Ho (Bawono, 2006).

(68)

a. Uji ttest (Uji Secara Individu)

Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikasi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau sendiri, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono,,2006: 89).

Menurut Bawono (2006) langkah-langkah uji statistik dengan cara manual adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

Ho : β1 = 0, = artinya variabel independen (Xi) tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y).

Ho : β1 ≠ 0 = artinya variabel independen (Xi) berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y). 2) Menentukan t tabel

Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat

signifikan α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-1-k

Dimana :

n : jumlah data

k : jumlah variabel yang dipakai 3) Rumus untuk mencari t hitung

Mencari r hitung dengan cara :

rxy = (∑ ) (∑ )(∑ )

(69)

Setelah mendapatkan r hitung berikutnya dapat mencari t hitung, dengan cara :

t hitung = √

4) Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X1,2,3 (independen) secara bersama-sama dapat

mempengaruhi variabel Y (dependen)(Bawono, 2006: 91). Langkah pengujiannya :

1) Menentukan hipotesis

Ho : β1,β2,…βn = 0, = artinya variabel independen (X1,2,3) secara

bersam-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Ho : β1,β2,…βn≠ 0, = artinya variabel independen (X1,2,3) secara

bersam-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2) Menentukan F tabel

Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikan α = 5%

(70)

3) Mencari F hitung dengan rumus

F hitung = ( )⁄

( ) ⁄

Di mana :

R2 = koefisien determinasi

K = banyaknya variabel independen n = jumlah sampel yang diteliti 4) Pengambilan keputusan

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama (X1,2,3) terhadap variabel dependen (Y).

Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama (X1,2,3) terhadap variabel dependen (Y).

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1,2,3) atau sejauh mana kontribusi variabel independen (X1,2,3)

Gambar

Tabel 2.1
Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang dalam mewujudkan tertib kepemilikan dokumen masih kurang optimal terutama dari segi kuantitas, kualitas

Pengetahuan yang merangkum tentang materi ajar, pengetahuan guru akan pendidikan atau pembelajaran serta pengetahuan guru mengenai peserta didik tersebut oleh Shulman 1986

Sedangkan untuk kecepatan arus menunjukan nilai yang tinggi ketika kondisi pasang menuju surut dan saat surut menuju pasang, saat surut nilai kecepatan arusnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Anopheles barbirostris di Tojo Una-una telah resisten terhadap insektisida Lambdacyhalothrin (0,05%) dan Etofenprox (0,5%), namun

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun bermaksud untuk mengkaji pengaruh pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah terhapap keputusan menjadi

Berdasarkan hasil penelitian hubungan diantara implementor kebijakan dalam hal ini adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta dengan Ikatan Pekerja

Hasil penelitian ini menujukan bahwa: (1) Pembinaan karakter religius dilakukan melalui pembiasan-pembiasan yang baik sejak usia dini dan melalui kegiatan keagamaan

Sebelum di terapkan perangkat pembelajaran yang kontekstual dengan sajian multi representasi hasil belajar siswa pada materi intrgral tentu fungsi aljabar