BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Paradigma
Fenomenologi sering dikenal sebagai metode deskriptif kualitatif dengan paradigm konstruktivisme. Sesuai dengan asumsi ontologis yang ada dalam paradigm konstruktivisme, peneliti yang menggunakan metode ini akan memperlakukan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks
spesifik yang dinilai relevan oleh para actor sosial.
30
Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia. Teori konstriktiv mengatakan bahwa individu mentafsir dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran. Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring melalui cara seseorang melihat sesuatu.31 Menurut teori ini, realitas tidak menunjukan dirinya dalam bentuk yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.32 Teori konstriktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya, yaitu konstruksi pribadi atau konstruksi personal,
30 Adnan Husein.2011.Mix methodology Dalam Penelitian Komunikasi.Jakarta : Mata Padi Pressindo Hal 138
31
Stephen W Little John.2009.Teori Komunikasi Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika Hal 180
Dengan strategi penelitian kualitatif fenomena sosial dalam penelitian ini dapat dipaparkan secara gamblang. Karena penelitian kualitatif dituntut memiliki
strategi penyelidikan yang handal sehingga hasil (temuannya) bisa
dipertanggungjawabkan kepercayaan dan kejituannya.33
Sesuai dengan asumsi ontologis yang ada dalam paradigma konstruktivis, peneliti memperlakukan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para aktor sosial. Secaara epistemologis, ada interaksi antara peneliti dan subjek yang diteliti. Sementara dari sisi aksiologis, peneliti akan memperlakukan nilai, etika, dan pilihan moral sebagai bagian integral dari penelitian. Konstruktivis mengklaim bahwa kebenaran bersifat relatif dan kebenaran tersebut tergantung pada suatu perspektif. Dengan pendekatan ini terdapat kolaborasi antara peneliti dengan partisipan yang memungkinkan partisipan untuk menceritakan kisahnya. Berdasarkan kisah partisipan, peneliti dapat mendeskripsikan pandangan tentang realitas dan kisah ini memungkinkan peneliti untuk memiliki pemahaman yang lebih mengenai tindakan partisipan.
3.2Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif. Studi deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan intervensi atau fenomena dan konteks kehidupan nyata yang terjadi menyertainya. Tujuannya untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.
3.3Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dengan studi fenomenologi. Ciri kualitatif dari metode ini tampak dari teknik analisis data yang sifatnya nonkualitatif dan teknik pengumpulan data berupa indepth interview atau wawancara mendalam. Sebagai metode penelitian, fenomenologi menerapkan authenticty sebagai kriteria untuk menilai kualitas penelitian. Authenticty atau keaslian berati peneliti berupaya untuk menyajikan potret tentang realitas yang ditelitinya dengan paparan kutipan-kutipan wawancara menyertai setiap interpretasi yang dibuat peneliti.
Dalam pandangan fenomenoogi pada dasarnya manusia adalah makhluk yang menciptakan makna bagi kehidupannya. Melalui aktivitas penciptaan makna, manusia sebagai subjek penelitian aktif membangun pengetahuan tentang dunianya.
3.4Subyek Penelitian
Subyek penelitian atau sumber penelitian berasal wawancara mendalam bersama orang tua mempelai, generasi muda etnis Cina Benteng, tokoh peranakan Cina Benteng. Berikut data dari subyek penelitian :
(1) Nama : Oey Tjin Eng
Profesi : Humas Perkumpulan Keagamaan Boen Tek Bio Tangerang
(2) Nama : Oen Tjuan Yan
Profesi : Tokoh Peranakan Cina Benteng Tangerang (3) Nama : Linawati
Sebegai : Pengantin Wanita
(4) Nama : Oen Cuan Rak
Sebagai : Orang Tua Pengantin Wanita (5) Nama : Yuliana
Sebagai : Generasi Muda Etnis Cina Benteng (6) Nama : Setiawan, Juli, Dharmawan, Suryadi
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Teknik pengumpulan data dalam fenomenologi adalah wawancara mendalam. Teknik ini merupakan teknik utama. Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap subyek penelitian. Pada wawancara mendalam, peneliti tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban.
3.5.2 Data Sekunder
Peneliti menggukan dokumentasi buku-buku milik perpustakaan kelenteng Boen Tek Bio di kawasan Pasar lama Tangerang untuk mencari sumber tambahan. Di dalam perpustakaan kecil tersebut banyak menyimpan buku-buku yang menceritakan sejarah awal munculnya etnis Tionghoa di Tangerang beserta perayaan tradisi etnis Tionghoa. Dokumentasi ini penting bagi peneliti karena membantu peneliti dalam verifikasi ejaan, nama, yang kemungkinan di sebut dalam wawancara.
Selain wawancara peneliti juga menggunakan metode observasi partisipan untuk mengumpulkan data. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan pada riset kualitatif. Yang diobservasi adalah interaksi (perilaku) dan
dengan responden. Dengan begitu peneliti dapat menangkap pesan lebih akurat. Karena dalam penelitian ini peneliti teribat langsung dalam prosesi Cio Tao dari awal sampai akhir.
3.6 Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan mengamati, mengkategorikan, menyusun menggabungkan data-data yang telah dikumpulkan. Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:
a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai
data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh
responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa
hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.35
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik trianggulasi peneliti menggunakan teknik triangulasi data atau sumber data. Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti
35
http://penalaran-unm.org/artikel/penelitian/132-metode-penelitian-kualitatif.html diakses tanggal 8 April 2015 pukul 07.50 WIB
Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi
b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi dengan apa yang dikatakan di depan umum.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingakat pendidikan, satatus pekerjaan misalnya.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen lainnya.36
36