ANALISIS OBLIGASI DAERAH
SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR DAERAH
Dr. Perdana Wahyu SantosaEmail: perdana.ws@gmail.com
PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI-TAHAP 3/LANJUTAN BAGI KARYAWAN BPKD PEMPROV DKI JAKARTA KERJASAMA LP3A FE UNPAD DAN PEMPROV DKI JAKARTA
JULI 2011
Selama pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah (200X-200Y) pada umumnya kapasitas fiskal
pemerintah daerah telah mengalami kenaikan relatif tinggi dibandingkan dengan kondisi sebelum pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah. Belanja rutin Pemda XYZ tahun anggaran mengalami kenaikan hampir 300% dan belanja pembangunan juga mengalami kenaikan sebanding. Tuntutan publik terhadap fasilitas pelayanan umum yang lebih baik terus meningkat. Namun dana pembangunan yang dialokasikan oleh Pemda XYZ dalam APBD-nya hanya sekitar 26,8% dari kebutuhan total untuk pembangunan infrasruktur setiap tahunnya. Bagaiman anda memecahkan masalah ini?
OBLIGASI DAERAH
Obligasi Daerah adalah surat utang (efek) yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah, salah satu
unit organisasi di lingkungan pemerintah
daerah, Badan Otoritas Daerah, Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD), atau pihak lain (swasta)
yang didukung atau disponsori dan atau dijamin
oleh pemerintah daerah.
JENIS OBLIGASI DAERAH
•
General Obligation Bond
•
Special Revenue Bond
•
Limited Tax Bond
•
Double Barrel Bond
•
Incremental Tax Bond
•
Special Assessment Bond
General Obligation Bond
General Obligation Bond adalah sejenis OD yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untukmemperoleh dana yang digunakan sebagai pembiayaan umum daerah, baik untuk pengeluaran rutin dan
pembiayaan proyek-proyek sarana umum yang dibangun oleh pemerintah daerah, misalnya pembangunan jalan, jembatan, tanggul pengendali banjir, dan fasilitas lain yang tidak mendatangkan penghasilan.
Kupon dan pengembalian general obligation bond
sepenuhnya menjadi beban APBD.
Special Revenue Bond
Special Revenue Bond adalah Obligasi Daerah yang diterbitkan secara khusus untuk financing proyek-proyek yang ditujukan menghasilkan pendapatan, sehingga pembayaran kupon dan pelunasan obligasi ini akan dibayar dari penghasilan proyek yang didanai
Contoh special revenue bond adalah pembangunan jalan tol, atau pembangunan kawasan pariwisata. Kedua proyek ini dapat menghasilkan pendapatan yang bisa digunakan untuk membayar kupon dan melunasi obligasi.
Limited Tax Bond
Limited Tax Bond
adalah obligasi daerah yang
digunakan untuk membangun proyek tertentu,
misalnya pusat perbelanjaan, pariwisata dll.
Pengembalian
pokok pinjaman dan kupon OD
tersebut dibayar melalui pajak yang dikenakan
di kawasan proyek-proyek tersebut nantinya.
Double Barrel Bond
Double Barrel Bond
adalah jenis OD yang
digunakan untuk mendanai proyek-proyek,
khususnya dalam jumlah besar. Terkait dengan
besarnya nilai proyek yang didanai oleh OD ini
maka pembayaran pokok dan kupon OD harus
dilapis dua. Misalnya OD dalam rangka proyek
pembangunan jalan tol: pungutan tol dan pajak
kendaraan dll.
Incremental Tax Bond
Incremental Tax Bond adalah sejenis OD untuk membiayai proyek-proyek yang secara langsung tidak menghasilkan pendapatan daerah, namun secara tidak langsung dapat memberikan tambahan penerimaan pemerintah daerah. Tambahan pendapatan ini yang digunakan untuk membayar kupon dan melunasi pokok pinjaman OD.Sebagai contoh, pembangunan jalan untuk membuka isolasi suatu wilayah tertentu yang dibiayai dengan incremental tax bond akan menyebabkan nilai jual tanah di wilayah tersebut naik. Kenaikan harga tanah akan mengakibatkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) meningkat (Purwoko, 2005)
Special Assessment Bond
Special assessment bond
merupakan OD yang
dimanfaatkan untuk membiayai infrastruktur
untuk kepentingan masyarakat tertentu saja.
Misalnya pebiyaan proyek untuk kawasan
pemukiman tertentu sehingga para penerima
manfaat proyek tsb dikenakan kewajiban
tertentu untuk membayar pokok dan kupon OD
tsb.
Private Activity Bond
Private Activity Bond
adalah OD yang digunakan
untuk tujuan sosial kemasyarakatan (kemanusiaan)
yang diterbitkan oleh organisasi masyarakat/swasta
dengan penjaminan penuh dari pemerintah daerah.
Misalnya dana OD tersebut digunakan untuk
pembangunan RS atau sekolah swasta tertentu.
Note: Proyek sosial yang dibangun harus feasible secara ekonomis dan hukum.
Proses Penerbitan OD
Mekanisme Obligasi Daerah
INITIATOR PENGAJUAN PERSETUJUAN
BAPPEDA DINAS BUMD GUBERNUR BUPATI WALIKOTA DPRD BAPPEPAM PASAR MODAL MENKEU
Sumber Pembiayaan Daerah
(Infrastruktur)
Kredit Investasi (Perbankan)
Development Sharing
Build Operate & Transfer (BOT)
Potensi dan Tantangan Kredit Investasi
Perbankan Nasional secara umum mempunyai
dana yang cukup besar untuk memberikan kredit
investasi pembangunan infrastruktur daerah.
Namun minatnya sangat rendah karena waktu
pengembalian (
pay back period
) yang panjang,
perubahan regulasi dan ancaman sosial politik.
DS dan BOT
Development sharing dan Built Operate
& Tranfer harus melibatkan investor
swasta berpotensi agar tertarik untuk
berinvestasi pada infrastruktur daerah.
Sebuah tantangan bagi Manajemen
Pemda?
Variabel Kredit Investasi Development Sharing BOT Obligasi Daerah Kemampuan menyediakan danaSedang Sedang Sedang Tinggi
Biaya untuk memperoleh dana
Sedang Rendah Rendah Rendah
Tingkat Bunga Tinggi Rendah Rendah Tinggi Risiko terhadap
perubahan kurs
Variabel Kredit Investasi Development Sharing BOT Obligasi Daerah Risiko perubahan kebijakan Pemerintah
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Hak penguasaan investor terhadap infrastruktur
Rendah Tinggi Tinggi Rendah
Minat investor terhadap pembiayaan infrastruktur
Rendah Sedang Sedang Tinggi
P = current price = harga sekarang F = face value = future value = nilai saat jatuh tempo
N = jumlah hari antara setelmen hingga jatuh tempo.
Strategi Penerbitan OD
Strategi untuk Menangkap Peluang
•
Memanfaatkan semangat membangun dan
potensi masyarakat daerah melalui penerbitan
obligasi daerah.
Strategi untuk Mengeliminasi Ancaman
•
Memanfaatkan semangat membangun yang
dimiliki masyarakat daerah untuk meringankan
beban APBD.
•
Mengikutsertakan masyarakat dalam
Strategi Penerbitan OD
Strategi Memperbaiki Kelemahan
•
Perlu segera dibuat aturan/aspek legal dari
penerbitan obligasi daerah
•
Perlu disiapkan infrastruktur dan outlet untuk
melayani penjualan dan pembelian obligasi
daerah
•
Agar dapat dijangkau oleh masyarakat daerah,
penerbitan obligasi daerah dibuat dalam
bentuk retail/nilai nominal kecil
Strategi Penerbitan OD
Strategi Memperbaiki Kelemahan Untuk
Mengeliminasi Ancaman
•
Upaya memperkecil kemungkinan terjadinya
moral hazard
, obligasi daerah seyogyanya tidak
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah, tetapi oleh
Badan otorita Daerah atau BUMD.
•
Pemerintah Daerah lebih tepat berfungsi sebagai
badan pengawas.
•
Pembayaran kupon dan pelunasan Obligasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penerbit
Obligasi, sehingga tidak membebani APBD
Obligasi Daerah yang baik
•
Mampu menarik minat pemilik dana (investor)
untuk berinvestasi,
•
Mampu menyediakan dana dalam jumlah besar,
•
Memiliki risiko yang rendah atas perubahan kurs.
•
Memiliki risiko yang rendah atas perubahan
kebijakan pemerintah.
Struktur Obligasi Daerah
•
Struktur OD harus dapat menjamin
investor akan terbayar melalui
desain struktur produk.
•
Struktur OD memerlukan analisis
term structure
OD yang cermat dan
komprehensif
•
Sebagian Dana OD agar dapat
diinvestasikan pada obligasi (
fixed
income
) yang aman utk membayar
pokok pinjaman
Struktur Produk OD
Pemda XYZ Bank Kustodian Pasar ObligasiInvestor
Mekanisme Transaksi
• Pemda XYZ membutuhkan pinjaman Rp1T selama 30 tahun untu pembiyaan beberapa proyek infrastruktur
• Pemda menerbitkan OD dengan bantuan investment bankers
kepada investor dan mendapatkan dana Rp1T tsb
• Sebagian dana OD yang diperoleh, yaitu sebesar Rp100M dibelikan Obligasi PP dengan kupon 8% pa
• Dalam 30 tahun nilai kupon obligasi PP sebesar Rp1T artinya pembayaran pokok OD terjamin
• Pemda XYZ tinggal membayar kupon OD melalui benefit investasi infrastruktur sebesar Rp900M tersebut
• Pembayaran kupon tepat waktu akan meningkatkan reputasi pemda dan rating OD-nya
Referensi
• Purwoko. 2005. Analisis Peluang Penerbitan Obligasi Daerah Sebagai Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Khusus.
• Manurung, Adler. 2005. Pengelolaan Obligasi Daerah, Lembaga Manajemen Universitas Indonesia.
• Santosa, Perdana Wahyu. 2009. Peluang dan Tantangan Pembiayaan Proyek Komersial melalui Obligasi Daerah, Artikel Kajian, Dokumentasi Pribadi.
• Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
• Peraturan Pemerintah No. 107 tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.
• Sidahuruk, Hotman, 2005, “Construction Bond Sebagai Alternatif Pembiayaan Sektor Infrastruktur”, Makalah diseminarkan di Jakarta, bulan Juli.