• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

32

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Wilayah dan Topografi

Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 40 Lintang Selatan (LS) dan 103.150 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sekitar 298 kilometer dari Kota Palembang (Ibu Kota Provinsi). Batas wilayah Kota Pagar Alam meliputi sebelah selatan yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah utara, timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Lahat. Kota Pagar Alam memiliki luas lebih kurang 633,66 Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 yaitu 126.181 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 199,13 jiwa/ Km2. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan di Kota Pagar Alam pada Tahun 2010

No. Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Km2 % Jiwa % 1. Dempo Selatan 217,95 34,39 11.611 9,20 53,27 2. Dempo Tengah 173,09 27,32 12.663 10,03 73,16 3. Dempo Utara 123,98 19,57 19.934 15,80 160,78 4. Pagar Alam Selatan 63,17 9,97 44.755 35,47 708,49 5. Pagar Alam Utara 55,47 8,75 37.218 29,50 670,96 Total 633,66 100,00 126,181 100,00 199,13

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam (2011)

Wilayah Kota Pagar Alam terbagi menjadi lima kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Selatan, Dempo Tengah, Dempo Utara, Pagar Alam Selatan dan Pagar Alam Utara. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Dempo Selatan (239,08 Km2) sedangkan Kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Pagar Alam Utara (55,47 Km2). Selain itu, jumlah penduduk terbanyak di Kota Pagar Alam berada di Kecamatan Pagar Alam Selatan yaitu 44.755 jiwa dan kepadatan penduduk 708,49 jiwa/Km2 sedangkan Kecamatan Dempo Selatan merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk yang terendah yaitu 11.611 jiwa dengan kepadatan penduduk 53,27 jiwa/Km2.

Penduduk Kota Pagar Alam pada tahun 2010 berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional sebagian besar bekerja di sektor pertanian, perkebunan,

(2)

33 kehutanan dan perikanan yaitu sebanyak 58,64 persen dari total penduduk usia lima belas tahun ke atas yang bekerja (63.905 jiwa). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian turut memiliki kontribusi terhadap perekonomian Kota Pagar Alam. Kontribusi tersebut dapat juga dilihat dari persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha pada Tahun 2010 pada Gambar 4.

Sektor pertanian menempati urutan pertama dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto Regional pada tahun 2010 sebesar 36 persen. Selain itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga memberikan konstribusi yang cukup besar yaitu 21 persen. Urutan terakhir ditempati oleh sektor industri pengolahan sebesar 1 persen.

Kecamatan Dempo Utara merupakan salah satu kecamatan di Kota Pagar Alam yang dijadikan sebagai sentra pengembangan pertanian berupa sayuran. Pada tahun 2009 jumlah produksi sayuran di Kecamatan Dempo Utara yaitu 377 ton dan merupakan produksi terbesar jika dibandingkan dengan produksi padi yaitu 58 ton. Kecamatan Dempo Utara terletak sekitar 14 kilometer dari pusat

Gambar 4. Persentase PDRB Kota Pagar AlamTahun 2010 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, 2010

(3)

34 Kota Pagar Alam. Sebelah Utara Kecamatan Dempo Utara berbatasan dengan Kecamatan Pagar Alam Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dempo Selatan dan Kabupaten Lahat, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat dan sebelah Timur berbatasan dengan Dempo Selatan dan Dempo Tengah. Kecamatan Dempo Utara terdiri dari tujuh kelurahan, yaitu Agung Lawangan, Bumi Agung, Pagar Wangi, Jangkar Mas, Burung Dinang, Muara Siban, dan Rebah Tinggi.

Kelurahan Agung Lawangan merupakan salah satu kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Dempo Utara. Kelurahan Agung Lawangan terdiri dari lima desa yaitu desa Kerinjing, Gunung Agung Lama, Gunung Agung Tengah, Gunung Agung Paoh, dan Suka Mulya. Terdapat lima kepala RW (Rukun Warga) dan 16 kepala RT (Rukun Tetangga) di Kelurahan tersebut.

Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Kelurahan Agung Lawangan berjumlah 4.873 jiwa atau sekitar 23,81 persen dari total penduduk keseluruhan (20.460 jiwa) (Tabel 7). Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah tebanyak jika dibandingkan dengan beberapa Kelurahan lainnya.

Tabel 7. Jumlah Penduduk dirinci Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam, Tahun 2010

No. Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. Agung Lawangan 4.873 2. Bumi agung 2.972 3. Pagar Wangi 3.094 4. Jangkar Mas 2.219 5. Burung Dinang 2.012 6. Muara Siban 3.057 7. Rebah Tinggi 2.233

Sumber: Profil Kecamatan Dempo Utara, Kantor Kecamatan Dempo Utara (2011)

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Agung Lawangan bekerja si sektor pertanian, yaitu sebanyak 1.850 jiwa pada tahun 2010 (Tabel 8). Usaha pertanian yang menjadi lapangan pekerjaan dominan bagi petani di wilayah tersebut yaitu di bidang budidaya sayuran terutama kubis. Banyaknya petani yang melakukan budidaya sayuran khususnya kubis di wilayah tersebut didukung oleh kondisi geografis wilayah tersebut yang cocok untuk budidaya kubis.

(4)

35 Tabel 8. Jumlah Penduduk Kelurahan Agung Lawangan Berdasarkan Mata

Pencarian Pokok Pada Tahun 2010

No. Mata Pencarian Pokok Jumlah (jiwa)

1. Belum Bekerja 716 2. PNS 35 3. TNI/POLRI 1 4. Wiraswasta 11 5. Pelajar/Mahasiswa 2.135 6. Tenaga Muda 20 7. Petani 1.850 8. Pensiunan 21 9. Buruh 22 10. Swasta/Dagang 58 11. Dosen 4

Sumber: Profil Kelurahan Agung Lawangan, Kantor Kelurahan Agung Lawangan (2011) 5.2. Karakteristik Petani Responden

Jumlah petani yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian yaitu 30 orang petani. Sebagian besar sebanyak 28 orang petani responden berjenis kelamin laki-laki dan dua orang petani berjenis kelamin perempuan. Petani tersebut merupakan penduduk yang tinggal di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam. Responden petani dikategorikan berdasarkan beberapa karakteristik meliputi kelompok umur, tingkat pendidikan, luas lahan yang diusahakan dan status kepemilikan lahan, serta pengalaman dalam melakukan budidaya kubis. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis frequencies yaitu pada Tabel 9 dan Gambar 5.

Petani responden berusia antara 22-52 tahun. Petani yang berumur antara 35-44 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 14 orang (46,7 persen). Sedangkan petani yang berumur 15-24 yaitu tiga orang (10,0 persen) merupakan jumlah yang paling sedikit. Sebagian besar petani responden (50,0 persen) memiliki tingkat pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) dan petani yang tidak bersekolah sebanyak 6,7 persen.

Luas lahan yang diusahakan petani responden berbeda-beda antara 0,5 hektar hingga tiga hektar. Petani paling banyak melakukan kegiatan budidaya sayuran termasuk kubis pada lahan yang memiliki luas 0,6-1 hektar (sekitar 56,7 persen petani). Status kepemilikan lahan petani sebagian besar merupakan lahan milik sendiri yaitu sebanyak 19 responden petani (63,3 persen). Pengalaman petani responden dalam melakukan budidaya kubis sangat bervariasi antara 1-13

(5)

36 tahun. Petani yang memiliki pengalaman antara 6-10 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 46,7 persen.

Tabel 9. Analisis Frequencies Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik Statistics

Umur

Tingkat

Pendidikan Luas Lahan

Kepemilikan Lahan Pengalaman N Valid 30 30 30 30 30 Missing 0 0 0 0 0 Frequency Table Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Umur (Tahun) Valid 15-24 25-34 35-44

Lebih dari atau sama dengan 45 Total 3 7 14 6 30 10.0 23.3 46.7 20.0 100.0 10.0 23.3 46.7 20.0 100.0 10.0 33.3 80.0 100.0 Tingkat Pendidikan

Valid Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Total 2 15 4 9 30 6.7 50.0 13.3 30.0 100.0 6.7 50.0 13.3 30.0 100.0 6.7 56.7 70.0 100.0

Luas Lahan yang Dimiliki (Ha)

Valid Kurang dari atau sama dengan 0,5 0,6-1,0 1,1-1,5 >2 Total 9 17 3 1 30 30.0 56.7 10.0 3.3 100.0 30.0 56.7 10.0 3.3 100.0 30.0 86.7 96.7 100.0 Kepemilikan Lahan

Valid Milik Sendiri Sewa Garapan Total 19 2 9 30 63.3 6.7 30.0 100.0 63.3 6.7 30.0 100.0 63.3 70.0 100.0 Tingkat Pengalaman (Tahun)

Valid Kurang dari atau sama dengan 5 6-10 >10 Total 11 14 5 30 36.7 46.7 16.7 100.0 36.7 46.7 16.7 100.0 36.7 83.3 100.0

(6)

37

Gambar 5. Pie Chart Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik

5.3. Karakteristik Pedagang Responden

Pedagang yang dijadikan responden yaitu sebanyak 10 orang, terdiri dari empat orang pedagang pengumpul tingkat desa, dua orang pengumpul luar kota (non-lokal), dua orang pedagang pengumpul pasar lokal, dan dua orang pedagang pengecer (lokal). Semua pedagang responden berjenis kelamin perempuan. Pedagang responden dikategorikan berdasarkan beberapa karakteristik meliputi

(7)

38 kelompok umur, tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada hasil analisis frequencies yaitu pada Tabel 10 dan Gambar 6.

Tabel 10. Analisis Frequencies Jumlah Pedagang Berdasarkan Karakteristik

Statistics

Umur Tingkat Pendidikan Tingkat Pengalaman

N Valid 10 10 10 Missing 0 0 0 Frequency Table Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Umur (Tahun) Valid 25-29 30-34 35-39 40-44

Lebih dari atau sama dengan 45 Total 1 3 1 1 4 10 10.0 30.0 10.0 10.0 40.0 100.0 10.0 30.0 10.0 10.0 40.0 100.0 10.0 40.0 50.0 60.0 100.0 Tingkat Pendidikan

Valid Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana Total 1 3 2 3 1 10 10.0 30.0 20.0 30.0 10.0 100.0 10.0 30.0 20.0 30.0 10.0 100.0 10.0 40.0 60.0 90.0 100.0 Tingkat Pengalaman (Tahun)

Valid Kurang dari atau sama dengan 5 >5 Total 4 6 10 40.0 60.0 100.0 40.0 60.0 100.0 40.0 100.0

(8)

39 Gambar 6. Pie Chart Jumlah Pedagang Berdasarkan Karakteristik

Pedagang yang menjadi responden berumur antara 29 tahun hingga 62 tahun. Responden pedagang paling banyak berumur lebih dari 45 tahun yaitu empat orang terdiri dari dua orang pedagang pengumpul luar kota (non-lokal), satu orang pedagang pengumpul tingkat desa dan satu orang pedagang pengumpul pasar lokal. Pedagang pengumpul tingkat desa paling banyak berumur antara 30-34 tahun.

Tingkat pendidikan terendah pedagang yang menjadi responden yaitu tidak tamat Sekolah Dasar (SD) dan tertinggi yaitu sarjana. Jumlah pedagang yang

(9)

40 tidak tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu satu orang dan merupakan pedagang pengumpul tingkat desa. Pedagang yang merupakan sarjana hanya satu orang, yaitu pedagang pengumpul luar kota (non-lokal).

Tingkat pengalaman pedagang yaitu antara 1-13 tahun. Pedagang responden yang memiliki pengalaman kurang dari atau sama dengan lima tahun yaitu sebanyak empat orang. Sedangkan pedagang yang memiliki pengalaman di atas lima tahun terdiri dari enam orang pedagang.

5.4. Gambaran Umum Budidaya Kubis di Kelurahan Agung Lawangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, budidaya kubis yang umumnya dilakukan oleh petani di Kelurahan Agung Lawangan terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu; (1) persemaian, (2) pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam, (3) penanaman, dan pemeliharaan, (4) panen. Varietas kubis yang banyak ditanam petani yaitu Grand-11.

1). Persemaian

Benih kubis disemaikan terlebih dahulu secara merata pada luasan lahan tertentu sebelum ditanam pada lahan tetap. Pada umur lebih kurang tiga hingga empat minggu benih yang ditanam tersebut tumbuh menjadi bibit kubis yang siap dipindahkan ke lahan tetap. Penyemaian dilakukan untuk mempermudah penyiraman. Selain itu jika benih disemaikan terlebih dahulu, pengawasan terhadap pertumbuhannya lebih mudah dilakukan. Rata-rata benih yang yang digunakan petani responden untuk budidaya kubis yaitu sekitar 10 kantong benih dengan berat 15 gram per kantong. Benih tersebut dibeli petani dengan harga yang variatif mulai dari Rp 40.000,00 hingga Rp 48.000,00.

2). Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam

Cara pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani yaitu melalui pencangkulan. Tanah dicangkul kemudian dibiarkan selama tiga sampai empat hari untuk mendapatkan sinar matahari. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah dibuat bedengan kemudian diberi pupuk kandang yang terbuat dari kotoran ayam dan selanjutnya dibuat lubang tanam untuk penanaman bibit kubis. Pupuk kandang yang digunakan yaitu rata-rata 10 karung pupuk dengan berat sekitar 35 kilogram per

(10)

41 karung. Pupuk tersebut dibeli petani dengan harga berkisar antara Rp 12.000,00 hingga Rp 16.000,00 per karung.

3). Penanaman dan pemeliharaan

Bibit yang berasal dari persemaian kemudian ditanam pada lubang tanam. Setelah bibit tersebut berumur satu bulan maka dilakukan pemupukan menggunakan pupuk urea yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan. Pupuk urea yang digunakan untuk satu hektar lahan yang ditanami kubis yaitu dua karung (100 kilogram) dengan harga beli sekitar Rp 95.000,00 hingga Rp 100.000,00 per karung. Selain itu, petani juga menggunakan pupuk phonska dan pupuk TSP. Pupuk phonska yang digunakan rata-rata petani yaitu satu karung (50 kilogram) dengan harga beli Rp 135.000,00 per karung. Pupuk TSP yang digunakan sekitar dua karung (100 kilogram) dengan harga beli Rp 135.000,00 per karung. Pada masa pemeliharaan petani juga menggunakan pestisida dan fungisida sesuai kebutuhan.

4). Panen

Tanaman kubis dapat dipanen setelah berumur sekitar 120 hari. Bobot kubis yang dipanen rata-rata berkisar antara 1-2,5 kg. Kubis yang telah dipanen dimasukkan ke dalam karung dan langsung dijual kepada pedagang. Panen dapat dilakukan sendiri oleh petani dan dapat pula dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat desa.

Kubis yang ditanam petani di Kelurahan Agung Lawangan ada yang dilakukan secara monokultur,polikultur, dan tumpang sari. Tumpang sari yang dilakukan biasanya antara kubis dengan tomat, atau kubis dengan cabai, dan jenis sayuran lainnya. Petani kubis di Kelurahan Agung Lawangan sebagian besar melibatkan anggota keluarganya dalam melakukan budidaya kubis. Anggota keluarga yang terlibat dalam budidaya tersebut antara dua hingga empat orang.

Gambar

Gambar 4.   Persentase PDRB Kota Pagar AlamTahun 2010
Tabel 9. Analisis Frequencies Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik  Statistics
Gambar 5. Pie Chart Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik
Tabel 10. Analisis Frequencies Jumlah Pedagang Berdasarkan Karakteristik

Referensi

Dokumen terkait

Memperlihatkan peran dan cita-cita RA Kartini adanya perancangan film dokumenter perjalanan hidup RA Kartini bertujuan untuk membawa sejarah bangsa Indonesia untuk

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada

Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun

Sekapur Sirih Tour dan Travel dalam melakukan pelayanan kesehatan sudah sangat baik karena ditangani oleh tenaga kesehatan yang profesional dengan bekerja sama dengan pihak

pengertian demokrasi secara kompleks adalah suatu sistem pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang partisipasi mereka dalam kehidupan

Hal ini menjadi penting karena konteks kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama

[r]