PERSETUJUAN KERANGKA ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH REPUBLIK SINGAPURA TENTANG
KERJA SAMA EKONOMI
Dl PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut sebagai "Indonesia" dan "Singapura" secara tunggal dan "Para Pihak" secara bersama);
Berhasrat untuk mempromosikan kerja sama ekonomi antara Para Pihak, atas dasar persamaan dan saling menguntungkan, terutama dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus (selanjutnya disebut sebagai "KEK"), khususnya di Pulau Batam, Bintan dan Karimun;
Menegaskan Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Fiskal yang Berkenaan dengan Pajak Penghasilan yang ditandatangani pada tanggal 8 Mei 1990;
Mengakui Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang Promosi dan Perlindungan Penanaman modal yang ditandatangani pada tanggal 16 Februari 2005;
Mengingat Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang Kerja Sama Ekonomi dalam Kerangka Pengembangan Provinsi Riau yang ditandatangani pada tanggal 28 Agustus 1990;
Telah menyetujui sebagai berikut:
Pasal1 TUJUAN
1. Para Pihak menyetujui bahwa pengembangan KEK akan mempromosikan dan meningkatkan kemajuan ekonomi dengan, antara lain, menarik penanaman modal asing, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kapasitas produksi, dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa.
2. Para Pihak dengan demikian menyetujui untuk mengembangkan kerja sama ekonomi dalam KEK di Pulau Batam, Bintan dan Karimun.
3. Tidak ada satupun dalam paragraf 2 yang dapat menghalangi Para Pihak untuk mengonsultasikan dan mengeksplorasi kerja sama serupa di wilayah Indonesia lainnya.
Pasal2
PEDOMAN DASARPara Pihak menegaskan bahwa kerja sama ekonomi dalam KEK di Pulau Batam, Bintan dan Karimun harus dilandaskan pada pedoman dasar sebagai berikut:
(a) mengembangkan sebuah kerangka institusional yang efektif yang dapat memasukkan penerapan peraturan-peraturan yang sesuai, dimana diperlukan, untuk menjadi kompetitif secara intemasional;
(b) memastikan bahwa terdapat kejelasan dan konsistensi dalam kerangka kebijakan untuk menjamin kesinambungan KEK;
(c) menyederhanakan prosedur pengaturan untuk menjamin kejelasan dan transparansi dalam penerapan kebijakan-kebijakan;
(d) menciptakan dan mempertahankan sebuah lingkungan usaha yang kompetitif dan stabil untuk meningkatkan pengembangan KEK tersebut; (e) mengembangkan dan memelihara sebuah infrastruktur industri yang
terencana dengan baik, kompetitif dan efisien;
(f) memastikan pengembangan secara berkesinambungan proyek-proyek yang diimplementasikan di bawah Persetujuan ini; dan
(g) mengakui bahwa administrasi dengan otoritas yang penuh pengabdian dan efektif akan menjamin KEK dapat menjadi kompetitif secara internasional.
Pasal3
LINGKUP KERJA SAMA
1. Di dalam KEK ini, Para Pihak harus beke~a sama untuk mengembangkan industri-industri manufaktur yang memiliki daya saing secara internasional, dan industri lain sesuai dengan kesepakatan antara Para Pihak. ·
2. Untuk menjamin keberhasilan pengembangan KEK, Para Pihak menyetujui untuk bekerja sama dalam:
Penanaman modal
(a) mempromosikan, untuk keuntungan bersama, penanaman modal internasional ke Indonesia;
Keuangan dan Perbankan
(b) mengambillangkah-langkah untuk secara aktif memfasilitasi tersedianya, dan akses kepada permodalan dan jasa perbankan;
Perpajakan
(c) memastikan kejelasan dan transparansi prosedur administrasi pajak; Bea dan Cukai
(d) menyederhanakan prosedur arus barang antara Singapura dan Indonesia, terutama barang-barang yang beredar di dalam, dan ke dalam dan ke luar KEK, termasuk pemrosesan dokumen-dokumen untuk menghasilkan arus barang yang efisien;
lmigrasi
(e) mengambil tindakan-tindakan aktif di kedua pihak untuk memfasilitasi arus para pengusaha dan spesialis serta masuknya para wisatawan antara Singapura dan Indonesia, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, kemudahan visa bagi mereka;
Tenaga Kerja
(f) mengimplementasikan hukum-hukum yang sesuai yang dapat diaplikasikan kepada orang-orang yang bekerja dalam KEK, dengan tujuan untuk mencapai dan mempertahankan sumber daya manusia yang kompetitif secara internasional dan hubungan perindustrian yang harmonis;
Pengembangan Kapabilitas
(g) meningkatkan pengembangan kapabilitas melalui, antara lain, pelatihan pekerja industri dan administrator KEK;
Lain-Lain
(h) bidang-bidang lainnya yang penting bagi kesuksesan KEK harus disetujui oleh Para Pihak.
3. Meskipun terdapat paragraf 1 dan 2 di atas, tidak ada satupun dalam Persetujuan ini yang dapat menghalangi Para Pihak untuk bekerja sama di bidang lain yang diidentifikasi bersama di luar KEK, termasuk, tapi tidak terbatas pada:
(a) turisme dan pengembangan tempat peristirahatan; (b) pertanian;
(c) budidaya laut;
(d) promosi usaha kecil dan menengah dari kedua negara;
(e) pelatihan teknis;
(f) pengembangan sumber daya manusia; dan (g) jasa-jasa pendidikan.
4. Untuk maksud-maksud dari Pasal ini,
(a) seorang pengusaha berarti seseorang dari salah satu Pihak yang: (i) berupaya masuk secara sementara untuk menegosiasikan penjualan barang atau jasa, dimana negosiasi tersebut tidak melibatkan penjualan langsung kepada publik; atau (ii) seorang penanam modal dari salah satu Pihak atau seorang pegawai dari penanam modal yang merupakan manajer, eksekutif atau spesialis yang berupaya masuk secara sementara untuk melakukan penanaman modal; dan
(b) seorang spesialis berarti seseorang di dalam sebuah organisasi yang memiliki pengetahuan yang sangat maju dalam satu keahlian tertentu dan yang mempunyai pengetahuan tentang pelayanan suatu organisasi, riset, perlengkapan, teknik atau manajemen (seorang spesialis dapat termasuk, tapi tidak terbatas pada, anggota dari sebuah profesi berlisensi).
Pasal4
KERANGKA INSTITUSIONAL
1. Dengan maksud memfasilitasi implementasi Persetujuan ini, Para Pihak harus
membentuk sebuah Komite Pengarah Bersama (selanjutnya disebut sebagai "KPB")
terdiri dari menteri-menteri yang relevan dan wakil-wakil lain dari Indonesia dan Singapura dan masing-masing harus ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia dan
2. Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Republik Singapura harus menunjuk masing-masing satu wakil untuk menjadi ketua KPB secara bersama-sama. Wakil tersebut harus memiliki senioritas yang memadai di dalam kabinet mereka masing-masing.
3. KPB harus bertanggung jawab akan kesuksesan implementasi Persetujuan ini dengan cara:
(a) mengawasi rencana kerja pengembangan KEK di Pulau Batam, Bintan dan Karimun; dan
(b) mempromosikan dan mengadopsi proposal-proposal berorientasi pasar.
4. KPB harus melakukan pertemuan sesering yang disepakati bersama antara Para Pihak, tetapi bagaimanapun juga, setidaknya sekali dalam setahun, secara bergantian diadakan di Indonesia dan Singapura.
5. KPB harus melapor langsung ke Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Republik Singapura.
Pasal5
KLAUSULA JAMINAN
1. Pemerintah Republik Indonesia akan, tunduk pada hukum nasional dan peraturan Indonesia, bertanggung jawab terhadap tuntutan pihak ketiga yang ditujukan kepada tenaga-tenaga penasihat, tenaga ahli, dan teknisi Singapura, atau orang-orang lain yang didatangkan ke Indonesia atas permintaan Pemerintah Indonesia dan melaksanakan pekerjaan secara resmi di Indonesia dan akan melindungi mereka dari tuntutan-tuntutan atau pertanggungjawaban yang timbul dari pekerjaan yang dilaksanakan dalam kerangka Persetujuan ini, kecuali pertanggungjawaban itu timbul dari kelalaian luar biasa atau kesalahan yang disengaja oleh para individu dimaksud.
2. Pemerintah Republik Singapura akan, tunduk pada hukum nasional dan peraturan Singapura, bertanggung jawab terhadap tuntutan pihak ketiga yang ditujukan kepada tenaga-tenaga penasihat, tenaga ahli, dan teknisi Indonesia, atau orang-orang lain yang didatangkan ke Singapura atas permintaan Pemerintah Singapura dan melaksanakan pekerjaan secara resmi di Singapura dan akan melindungi mereka dari tuntutan-tuntutan atau pertanggungjawaban yang timbul dari pekerjaan yang dilaksanakan dalam kerangka Persetujuan ini, kecuali pertanggungjawaban itu timbul dari kelalaian luar biasa atau kesalahan yang disengaja oleh para individu dimaksud.
Pasal6
PENGATURAN PELAKSANAAN
Dengan memperhatikan peraturan di tiap-tiap negara, Para Pihak dapat membuat pengaturan selanjutnya untuk menjamin implementasi Persetujuan.
Pasal7
KETENTUAN LAIN1. Persetujuan ini tidak akan menghalangi Republik Indonesia untuk melakukan kerja sama lain yang serupa dengan negara ketiga.
2. Pemerintah Indonesia harus mengawasi masalah-masalah keamanan di Pulau Batam, Bintan dan Karimun untuk menjamin kesuksesan pengembangan KEK.
Pasal8
PENYELESAIAN SENGKETA
Sengketa apapun antara Para Pihak mengenai penafsiran atau pelaksanaan Persetujuan ini harus diselesaikan secara damai dengan konsultasi atau negosiasi melalui saluran-saluran diplomatik.
Pasal9
PERU BAHANPersetujuan ini dapat diubah atau dimodifikasi seperti yang mungkin dibutuhkan dari waktu ke waktu atas persetujuan bersama Para Pihak secara tertulis melalui saluran-saluran diplomatik.
Pasal10
PEMBERLAKUANPERSETUJUAN
1. Persetujuan ini berlaku sejak diterimanya pemberitahuan terakhir dimana Para Pihak menginformasikan kepada satu sama lain melalui saluran diplomatik bahwa persyaratan hukum masing-masing untuk memberlakukan Persetujuan ini telah dipenuhi.
2. Persetujuan ini tetap berlaku kecuali diakhiri oleh salah satu Pihak dengan memberi pemberitahuan tertulis terlebih dahulu setidaknya 6 (enam) bulan kepada Pihak lainnya melalui saluran-saluran diplomatik.
3. Pengakhiran Persetujuan ini tidak akan mempengaruhi keabsahan atau pelaksanaan program-program, proyek-proyek atau aktivitas-aktivitas yang telah disepakati menurut Persetujuan ini. Kewajiban-kewajiban seperti itu harus tetap berlanjut sampai dipenuhi, kecuali Para Pihak memutuskan sebaliknya.
SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah, sebagaimana telah diberi kewenangan oleh Pemerintah masing-masing, telah menandatangani Persetujuan ini.
DIBUAT di Batam, Indonesia pada tanggal dua puluh lima Juni tahun 2006 dalam rangkap dua dalam bahasa lnggris dan bahasa Indonesia, dimana kedua naskah sama-sama bersifat otentik. Dalam hal perbedaan penafsiran, naskah bahasa lnggris yang berlaku. Untuk Pemerintah Republik Indonesia
Signed
Dr. Boediono Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Untuk Pemerintah Republik SingapuraSigned
Mr. Lim Hng Kiang MenteriFRAMEWORK AGREEMENT BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF SINGAPORE ON
ECONOMIC COOPERATION
IN THE ISLANDS OF BAT AM, BINT AN AND KARIMUN
The
Government of the Republic of Indonesia and the Government of
the Republic of Singapore
(hereinafter referred to as
"
Indonesia
"
and
"Singapore" singularly and "the Parties" collectively);
DESIRING
to promote economic cooperat
ion between the Parties,
on
the basis of equality and mutual benefit, particularly
in
the development
of special economic zones (hereinafter
referred
to as the
"SEZs"),
particularly in the islands of Batam, Bintan and Karimun;
AFFIRMING the Agreement between the Republic of
Indonesia
and the
Republic of Singapore for the Avoidance of Double Taxation and the
Prevention
of
Fiscal Evasion
with
respect
to Taxes on Income signed on
the 8th of May 1990;
RECOGNISING
the Agreement between the Republic of Indonesia and
the Republic of Singapore on
the
Promotion and Protection of
Investment
signed on the 16th of February 2005
;
RECALLING the Agreement between the Government
of
the Republic
of Indonesia and Government of
the
Republic of Singapore on
Economic Cooperation in the Framework of the Development of the
Riau
Province
signed on
the
28th of August 1990;
Article 1 OBJECTIVES
1
.
The Part
ies
agree that the development of SEZs will promote and
enhance
econom
ic
growth by,
inter alia
,
attracting
foreign investment
,
creating employment
.
enhancing
produ
ctive
capacity
,
and
increasing
trade in goods and services
.
2.
The
Parties
therefore agree to develop economic cooperation
in
the
SEZs in the
islands
of
Batam
,
Bintan and
Karimun.
3
.
Nothing
in
paragraph
2 shall preclude
the Parties
from consulting
and explor
ing
similar
cooperation in other
areas
of
Indonesia.
Article 2
GUIDING PRINCIPLES
The
Parties
affirm
that
the
economic cooperation in the SEZs in
the
islands
of Batam
.
Bintan and
Karimun shall be
based
on the following
key guiding
principles:
(a)
developing
an effective
institut
ional
framework which may
include
implement
i
ng appropriate
rules
,
where
necessary,
to
be
internat
ion
ally competitive;
(b)
ensuring that there
is
clarity and consistency
i
n the
policy
framework
to ensure
the
sustainability of SEZs
;
(c
)
streamlining regulatory procedures
to
ensure clarity and
transparency
in
the
imp
lementat
ion
of policies
;
(
d)
creating and sustaining a competitive and stable
bus
ines
s
environment to enhance the development of such SEZs
;
(e)
developing
and
mainta
in
ing
a well-planned. competitive
and efficient industrial
infrastructure
;
(f)
ensuring the
sustain
able
development
of
the
proje
c
ts
implemented
under this Agreement
;
and
(g)
recognising that dedicated
and effective administration(s)
with authority will ensure
that
the SEZs will be
Article 3
SCOPE OF COOPERATION
1
.
Within
these
SEZs
,
the Parties
shall cooperate in developing
internationally
competitive
manufacturing
industries
,
and
other
industries
as mutually agreed between the Parties
.
2
.
To ensure
the
successful development of the
SEZs
,
the
Parties
agree to cooperate
in
:
Investment
(a)
promoting,
for
mutual benefit
,
international
investment
into
Indonesia
;
Finance and Banking
(b)
taking steps to actively facilitate the availability of
,
and
access to capital and banking services
;
Taxation
(c)
ensuring clarity and transparency in tax administration
procedures
;
Customs & Excise
(d)
simplifying the procedures for
the flow
of goods
between
Singapore and Indonesia,
in
particular goods flowing within,
and in and out of
the
SEZs,
including
the
processing
of
documents for such efficieJlt
flow
of goods
;
Immigration
(e)
taking active measures
on
both sides to facilitate the flow of
business persons and specialists as well as the entry of
tourists
betwee
n
Singapore and
Indones
ia
,
including,
but
not limited to
,
the simplification of visas for these persons
;
Manpower
(f)
imp
lementing
appropriate
laws
applicable to persons
working
in the
SEZs
,
with the
aim
of achieving
and
maintaining
internationally
competitive
manpower
resources
and harmonious
industrial
relations
;
Capability Development
(g)
enhancing capabi
l
ity development through,
inter alia,the
tra!ning of the
industrial
workforce and SEZ administrators
;
Others
(h)
a
n
y other areas critical to the success of the SEZs agreed
upon by the Parties
.
3
.
Notwithstanding paragraphs 1 and 2 above
,
nothing in this
Agree
m
e
nt
shall preclude the Parties from cooperating
in
othe
r
mutually
identified areas outside the SEZs
,
including
,
but not
li
mited to
:
(a)
tourism and resort development;
(b)
agriculture
;
(c)
aquaculture
;
(d)
promotion of small and medium enterprises from
b
oth
count
r
ies
;
(e)
technical training
;
(f)
human resource development
;
and
(
g
)
education services
.
4
.
For the purposes
of
this Article
,
(a)
a business person means a natural person of eithe
r
Party
who is
:
(i) seeking temporary entry to negotiate the sale
of
goods or services
,
where such negotia
t
ions do not invo
l
ve
di
r
ect sales to the general public
;
or
(ii)
an investor of a
Party or an employee
of
an investor
who
is a manager,
executive or specialist seeking temporary entry
t
o estab
l
ish
an investment
;
and
(b)
a specialist mea
n
s a natural
person
within an organisation
who possesses
knowledge at
an advanced level of
expertise and who possesses proprietary knowledge of the
organisation
'
s service
,
research, equipmen
t
,
techniques or
management
(a
specialist may include
,
but is not limited to,
Article 4
INSTITUTIONAL FRAMEWORK
1
.
For
the
purpose of facilitating the implementation of this
Agreement
,
the Parties shall
establish
a
Joint
Steering Committee
(hereina
fter
referred to as the "JSC") comprising of
relevant ministers
and other
representati
ves
from
Indonesia
and Singapore and shall be
appointed by the President of the
Republic
of
Indones
ia
and the
Prime
Min
ister of the Republic of Singapore respectively
.
2
.
The President of the Republic of
Indones
ia
and
the
Prime Minister
of the Republic
of Singapore shall each also appoint one representative
to co-chair the JSC
.
This
representative
sha
ll be
of sufficient seniority
within their respective cabinets
.
3
.
The
JSC
shall be responsible for the successful implementation
of this Agreement by
:
(a)
supervtstng
th
e
action plan
f
or
the development of the
SEZs i
n the
islands of
Batam
,
Bintan and Karimun
;
and
(b)
promot
i
ng
and adopting market oriented proposals
.
4
.
The
JSC
shall
meet as frequently as is mutually agreed between
the
Parties, but in any case
,
at
least
once during each
cale
ndar
year
,
alternately
in Indonesia
and Singapore
.
5.
The JSC
shall report directly to
the Pres
iden
t of
the Republic of
Indonesia
and
the
Prime Minister of the Republic of Singapore
.
Article 5
INDEMNITY CLAUSE
1
.
The Government of the Republic of
Indonesia
shall, subject to
its
national
laws and
regulat
ions,
be
responsible for dealing with claims
which may be brought by third
parties
against
the
Singapore
ad
visors,
experts and technicians or other persons sent at the request of the
Government of
the Rep
ublic
of
Indonesia
and performing official
services
in Indone
sia
and shall hold
them
harmless in Indonesia
in
respect
of
claims
or
liabilities
arising from operations under the
Agreement
,
except
l
iab
ilities
arising
from
gross negligence or willful
misconduct of the said individuals
.
2
.
The Government of
the
Republic of Singapore shall, subject to
its
national laws and regulations
,
be
responsible
for dealing with claims
which may be brought by third parties against
the
Indonesian advisers,
experts and technicians, or other persons sent at the request of
the
Government of
the
Republic of Singapore and performing
official
services
in
Singapore and shall hold them harmless in Singapore in
respect of claims or liabilities arising from operations under the
Agreement
,
except
liabilit
ies
arising from
gross
negligence or willful
misconduct of the said individuals
.
Article 6
IMPLEMENTING ARRANGEMENTS
With due observance to the
regulations in
each country
,
the Parties may
make further arrangements to secure the
implementation
of
the
Agreement.
Article 7
OTHER PROVISIONS
1
.
This
Agreement shall not preclude
the
Republic of Indonesia from
entering
into
any other similar cooperation
agreements
with
third
countries
.
2
.
The Government of
Indonesia
shall
oversee issues
of security
in
the islands of Batam
,
Bintan and Karimun to ensure the successful
development of SEZs.
Article 8
SETILEMENT OF DISPUTES
Any dispute between the Parties
concerning
the
interpretation
or
implementation of this Agreement shall be settled amicably through
consultation
or
negotiation through diplomatic
channe
ls
.
Article 9 AMENDMENTS
This
Agreement
may be
amended
or modified as may be required from
time to time by mutual
written consent
of the Parties through diplomatic
channels.
Article 10 ENTRY INTO FORCE
1.
This Agreement shall enter into force on the receipt of the last notification by which the Parties inform each other through diplomatic channels that their respective legal requirements for giving effect of this Agreement have been fulfilled.2.
This Agreement shall remain in force unless terminated by eitherParty by giving at least
6
(six) months prior notice in writing to the other Party through diplomatic channels.3.
The termination of this Agreement will not affect the validity or execution of the programs, projects or activities that have been agreed pursuant to this Agreement. Any such obligations shall continue till they have been fulfilled, unless the Parties decide otherwise.IN WITNESS WHEREOF the undersigned, duly authorised by their
respective Governments, have signed this Agreement.
DONE at Batarn, Indonesia on the twenty fifth of June
2006
in duplicate in the English and Indonesian languages, both texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text shall:pr~vail.For the Government of the Republic of Indonesia
Signed
Dr. Boediono Coordinating Ministerfor Economic Affairs
For the Government of the Republic of Singapore