• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADANG PINGGIRAN KOTA PASCA GEMPA TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADANG PINGGIRAN KOTA PASCA GEMPA TAHUN 2009"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADANG PINGGIRAN KOTA PASCA GEMPA TAHUN 2009

Oleh Ririn Gustina Putri1

Kharles2 Refni Yulia3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This study examines how the growth and development of post-earthquake Padang suburb 2009. The development of the outskirts of Padang covers three sub-districts Pauh, District Koto Tangah, District Kuranji. The purpose of this study is to explain how the development of suburbs Padang area before the earthquake and explain how the Padang area periphery after the earthquake in 2009. The method used in this study among others. Phase (1) Heuristics, the collection of historical sources both primary and secondary. Phase (2) Source Criticism, criticism both internal and external criticism. Stage (3) Interpretation, where this stage did the understanding of the sources to be examined. Stage (4) Historiography, write in the form of scientific papers in accordance with the rules of historical research. The results showed that there was much peubahan after the earthquake in 2009 on the outskirts of Padang area, prior to the earthquake of 2009 the Padang area periphery are not so attractive to the public good it was to reside, open businesses and other-other. But after the earthquake of 2009 the Padang area suburb became a destination for people to settle, government offices and businesses. In conclusion, the earthquake that occurred in 2009 had a significant impact for rural areas, areas previously not so considered later after the earthquake in 2009 many people of the city of Padang moved to the suburbs because of the people of Padang are still traumatized by the earthquake and tsunami, the location is away from the beach makes derah outskirts of the objectives for the city of Padang resident.

Keyword: Pertumbuhan, Sosial, Ekonomi

1

Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3

(4)
(5)

GROWTH AND DEVELOPMENT PADANG SUBURBS AFTER THE EARTHQUAKE OF 2009

Oleh Ririn Gustina Putri1

Kharles2 Refni Yulia3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Padang Pinggiran kota pasca gempa 2009. Perkembangan Padang pinggiran mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pauh, Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perkembangan daerah Padang pingiran sebelum terjadinya gempa dan menjelaskan bagaimana daerah Padang pinggiran pasca gempa tahun 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya. Tahap (1) Heuristik, pengumpulan sumber-sumber sejarah baik primer maupun sekunder. Tahap (2) Kritik Sumber, baik kritik intern maupun kritik ekstern. Tahap (3) Interpretasi, dimana tahap ini melakukan pemahaman terhadap sumber-sumber yang akan di teliti. Tahap (4) Historiografi, menuliskan dalam bentuk tulisan ilmiah yang sesuai dengan kaidah penelitian sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi banyak peubahan pasca gempa tahun 2009 terhadap daerah Padang pinggiran, sebelum terjadinya gempa tahun 2009 daerah Padang pinggiran tidak begitu diminati oleh masyarakat baik itu untuk bermukim, membuka usaha dan lain-lainya. Namun setelah gempa tahun 2009 daerah Padang pinggiran menjadi tempat tujuan bagi masyarakat untuk bermukim, kantor pemerintahan dan berusaha. Kesimpulan, gempa yang terjadi pada tahun 2009 telah membawa dampak yang berarti bagi daerah pinggiran, daerah yang sebelumnya tidak begitu diperhatikan kemudian setelah terjadi gempa tahun 2009 banyak masyarakat kota Padang pindah ke daerah pinggiran karena masyarakat Kota Padang masih trauma dengan gempa dan tsunami, letaknya yang jauh dari pantai menjadikan derah pinggiran menjadi tujuan bagi masyarakat Kota Padang bermukim.

Keyword: Population Growth, Social, Economic

1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3

(6)
(7)

PENDAHULUAN

Gempa yang terjadi tanggal 30 September 2009, telah mengakibatkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan baru di daerah pinggiran kota Padang. Pertumbuhan dan perkembangan terutama di beberapa daerah kecamatan seperti, Koto Tangah, Kuranji, Pauh. Pertumbuhan dan perkembangan daerah pinggiran kota Padang itu, di dorong oleh rasa takut masyarakat akan adanya gempa disertai tsunami, seperti yang terjadi di Aceh tahun 2004.

Perkembangan kota telah menimbulkan adanya kecenderungan pergeseran fungsi-fungsi kekotaan ke daerah pinggiran kota yang disebut dengan proses perpindahan bentuk fisik kekotaan ke daerah pinggiran kota. Akibat selanjutnya di daerah pinggiran kota akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan seiring semakin besarnya fungsi daerah pinggiran.

Gempa yang terjadi tahun 2009 telah membawa dampak yang besar terhadap masyarakat kota Padang terbukti terjadinya perpindahan penduduk yang berada di daerah sepanjang pantai kota Padang ke daerah-daerah pinggiran seperti daerah Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Pauh.

Ancaman tsunami adalah penyebab utama kenapa setelah gempa 30 september 2009 penduduk kota Padang banyak yang pindah ke daerah-daerah yang relatif di anggap aman.Hal itu memberikan dampak pada daerah Padang pinggiran yang sebelum gempa 30 september 2009 terjadi adalah daerah yang masih minim akan pembangunan, baik pembangunan perkantoran maupun perumahan. Hal ini bertolak belakang setelah gempa yang melanda kota Padang pada tahun 2009 tersebut. Daerah pinggiran kini menjadi tujuan untuk membuka perkantoran, perumahan, pusat perbelanjaan dan prasarana umum karena letak daerah tersebut jauh dari garis pantai.

BATASAN MASALAH

Penelitian ini memiliki batasan temporal yaitu antara tahun 2009-2013. Tahun 2009 diambil sebagai awal penelitian karena pada tahun inilah terjadinya gempa di kota Padang tepatnya pada tanggal 30 september 2009. Tahun 2013 di jadikan sebagai batasan akhir penelitian. Peneliti ingin

melihat bagaimana pekembangan kota pinggiran setelah gempa tahun 2009, dari segi pertumbuhan penduduk, permukiman penduduk, sekolah, dan kantor pemerintahan.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan di teliti sec ara lebih terinci, penulis merumuskan sebaga i berikut:

1. Bagaimana keadaan daerah pinggiran kota Padang sebelum terjadinya gempa 2009?

2. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan daerah pinngiran kota Padang setelah terjadinya gempa 2009? TUJUAN PENELITIAN

1. Mendiskripsikan keadaan daerah pinggiran kota Padang sebelum terjadinya gempa 2009?

2. Mendeskripsikan perkembangan daerah pinggiran kota Padang setelah terjadinya gempa 2009?

MANFAAT PENELITIAN

Setelah tercapainya tujuan di atas penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis ataupun yang membacanya, yang meliputi beberapa manfaat yakni :

1. Dapat menambah wawasan keilmuan bagi penulis sendiri tentang pertumbuhan dan perkembangan Padang pinggiran kota setelah gempa tahun 2009.

2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan atau pedoman untuk melakukan penelitian bagi penulis dan masyarakat lainya serta menambah literatur tentang pertumbuhan dan perkembangan Padang pinggiran kota

setelah gempa tahun2009. KAJIAN PUSTAKA

1. Kerangka Konseptual

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini termasuk ke dalam sejarah Perkotaan. Dimana kita melihat bagaimana pertumbuhan dan perkembangan wilayah tersebut sesudah terjadinya gempa besar pada tanggal 30 september 2009 sampai sekarang ini. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dapat dilihat dengan bertumbuh besarnya kota dan

(8)

bertumbuhnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan penduduk kota yang pesat tidak diikuti dengan pertumbuhan industrialisasi kecepatan yang sebanding. Akibatnya pengangguran menumpuk di perkotaan dan menciptakan kemiskinan yang kuat. Pertumbuhan penduduk yang amat tinggi di perkotaan negara-negara dunia ketiga sebagian besar karena perpindahan penduduk dari desa-desa pinggiran kota.1

Pada dasarnya ada 3 faktor yang menpengaruhi Pertumbuhan Kota yaitu: a. Faktor penduduk, yaitu adanya

pertumbuhan penduduk baik disebabkan karena pertambahan alami maupun pertumbuhan migrasi.

b. Faktor sosial ekonomi,yaitu perkembangan kegiatang usaha masyarakat

c. Faktor sosial budaya, adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat akibat pengaruh luar, komunikasi dan sistem informasi.2

Perkembangan Kota adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan- keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Yang dapat menyangkut suatu proses yang berjalan secara alami atau dapat pula menyangkut suatu proses perubahan yang berjalan secara di rencankan, dimana campur tangan manusia mengatur arah perubahan keadaan tersebut.3 Perubahan-perubahan sosial, politik, ekonomi, dalam masyarakat berjalan secara terus-menerus maka dapat terjadi perubahan keadaan perkotaan dengan harapan tercapai keseimbangan lingkungan melalui usaha pengembangan kota. Perkembangan kota itu sendiri dapat diartikan suatu usaha yang dijalankan oleh manusia untuk mengelola proses perubahan yang terjadi didalam perkotaan agar tercapai keseimbangan lingkungan kota yang harmonis.

1

Purnawan Basundoro “Pergantar Sejarah Kota”, (Yogyakarta Ombak ). Hal

154 2

Bakaruddin, “Studi Perkembangan dan Peremajaan Kota”, ( Padang : FIPS IKIP

Padang) hal.16

3Bakaruddin, “Studi Perkembangan dan Peremajaan Kota”, ( Padang : FIPS IKIP

Padang) hal.1

Pemekaran Kota adalah memperluas areal perkotaan yang telah ada. Usaha-usaha memperluas areal perkotaan tersebut adalah ditujukan untuk memgimbangi meningkatnya kebutuhan ruang kota sebagai akibat dari pada pengembangan dan pertumbuhan kota.4

Faktor-faktor pemekeran kota yaitu : a. Pertimbangan sosial-kultural merupakan:

Sebelum diadakan usaha perluasan areal wilayah perkotaan terlebih dahulu perlu diadakan penelitian tentang nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang kemudian akan mencakup didalam areal perkotaan yang baru.

b. Perkembangan fisik yaitu : Batas-batas kota yang baru hendaknya didasarkan pada hasil analisa keadaan, kependudukan, sosilal, ekonomi, dan politik.

c. Perkembangan politik-administratif.5 2. Studi Relevan

Penulisan mengenai sejarah Kota sudah banyak yang telah melakukannya yang di ambil dari studi relevan merupakan bagaimana masyarakat tahu tentangPertumbuhan dan Perkembangan. Penulisan yang dilakukan dalam bentuk skripsi antaranya:

Skripsi Taufiq Suryadi (2015) denganJudul “Koto Tanggah Tahun 1980-2013: Dari Daerah Pinggiran Menjadi

Pusat Pemerintahan Kota Padang” yang menggambarkan pergeseran pusat pemerintahan yang sebelumnya berpusat di pasar raya ke daerah kecamatan Kota Tangah, relevannya dengan penelitian di atas bagaimana daerah Koto Tangah yang sebelumnya merupakan daerah pinggiran menjadi pusat pemerintahan. Di sebabkan berbagai faktor di antaranya pusat pemerintahan yang sebelumnya memiliki jarak yang dekat dengan pantai, dan juga adanya isu gempa.6

4Bakaruddin, “Studi Perkembangan dan Peremajaan Kota”, ( Padang : FIPS IKIP Padang) hal.30

5

Bakaruddin, “Studi Perkembangan dan Peremajaan Kota”, ( Padang : FIPS IKIP

Padang) hal.30

6Taufiq Suryadi, “Koto Tangah Tahun 1980-2013: Dari Daerah Pinggiran menjadi Pusat Pemerintahan Kota Padang” ,Skripsi.

(9)

Skripsi Dino Qadrinal (1998), “Dampak Pemekaran Kotamadya Padang Terhadap Pembangunan dan Pertanian di Kecematan Koto Tangah Tahun 1967-1994”. Dalam tulisannya mengungkapkan perkembangan di Koto Tangah terlihat semenjak tahun 1980 karena terlihat pembangunan dalam sarana perkotaan, seperti komplek pemukiman dan industri dalam berbagai skala. Sehingga menyebabkan berkurangnya tenaga kerja di bidang pertanian, karena banyak di antara mereka beralih sebagai tenaga kerja pembangunan perumahan. Dengan adanya skripsi Dino Qadrinal ini mampu memberikan informasi tentang Koto Tangah khususnya tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Pinggiran di Kota Padang.7

Skripsi Denik Ariyani (2010) denganJudul “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Muko-muko Pasca Gempa

Tahun 2000”.Dalam skripsi ini menjelaskan bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat Mukomuko Bengkulu setelah terjadinya Gempa pada tahun 2000. Relevannya dengan penelitian di atas adalah bagaimana pergeseran daerah pemukiman yang berada di pinggiran pantai ke daerah yang lebih jauh dari pinggiran pantai, hal ini di sebabkan masyarakat yang berada di daerah pinggiran pantai takut akan terjadinya gempadisertai tsunami.8

Selain skripsi, jurnal dan buku yang

berjudul “Gempa Dahsyat Sumatera

Barat”juga di jadikan sebagai studi relevan

penelitian. Buku tersebut menjelaskan, bagaimana kecamatan Kuranji, Kecamatan Koto Tangah, kecamatan Pauh termasuk daerah Padang pinggiran kota atau sering disebut dengan Papiko, karena daerah ini jauh dari pusat kota dan juga mengalami perkembangan pembangunan yang lambat. Setelah gempa 30 september 2009, kawasan

(Padang: PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat, 2015).

7Dino Qadrinal, “Dampak Pemekaran KotaMadya Padang Terhadap

Pembangunan dan Pertanian di Koto Tangah 1967-1994”, Skripsi.(Padang: Fakultas Sastra Unand, 1998).

8

Denik Ariyani, “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Muko-muko Pasca Gempa Tahun 2000”,Skripsi. (Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat, 2010).

daerah ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang relatif lebih cepat, karena daerah ini jauh dari pantai.9

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Sejarah, yang memiliki empat tahap ; yang pertamaHeuristik merupakan tahap pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai sumber yang mendukung penelitian ini, baik sumber primer maupun sekunder. Tahap Kedua, kritik sumber, bukti-bukti sejarah adalah kumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi sejarah yang sudah diuji kebenarannya melalui proses validasi yang dalam ilmu sejarah disebut Kritik Sumber. Tahap ketiga, interpretasi yang berarti menafsirkan atau memberikan makna kepada fakta-fakta (facts) atau bukti-bukti sejarah (evidences)10. Tahap keempat yaitu Historiografi yakni penyajian data dan hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi.

GAMBARAN KOTA PADANG PASCA GEMPA 2009

1. Keadaan Geografi

Kota Padang adalah kota strategis karena merupakan ibukota Propinsi Sumatera Barat mempunyai luas wilayah administratif 1.414,96 km² terletak di Pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera pada posisi astronomis

antara 00º 05’ 05’’ BT – 100º34’09’’ BT dan 00º44’00’’ LS - 01º08’35’’ LS. Wilayah

administrasi Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 104 Kelurahan. 11Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luaswilayah Kota Padang secaraa administratif adalah 694,96 km². Berdasar adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 dilakukan restrukturisasi administrasi kota, yang menyebabkan penambahan luas

9

Zuzneli Zubir, “Ancaman Gempa

Menjadi Bagian Hidup Orang Minangkabau:

Tinjauan Perspektif Sejarah” DalamSuluah Edisi juni 2010, No. 12, hlm 3.

10

SjamsudinHelius.2012. Metodologi Sejarah. Yogyajarta: Ombak

11

Badan Pusat Statistik Kota Padang, Padang Dalam angka 2013.

(10)

administrasi menjadi 1.414,96 km² 720,00 km² di antaranya adalah wilayah laut.

Berdasarkan keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01 persen berupa lautan yang dilindungi oleh pemerintah. Bangunan dan pekarangan seluas 62,88 km2, atau 9,05 persen sedangkan yang digunakan untuk lahan sawah seluas 52,25 km2 atau 7,25 persen. Selain daratan pulau Sumatera, Kota Padang juga memiliki 19 pulau yang menyebar di sisi pantai Kota Padang, dimana yang terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha, kemudian Pulau Sikuai di kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 ha dan Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas 33,67 ha.12

2. Penduduk

Kota Padang merupakan pusat perekonomian di Sumatra Barat penduduknya terdiri dari pegawai negeri, pedagang, nelayan dan hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai petani, kegiatan pertanian hanya terdapat di daerah pinggiran kota padang karena ketersedian lahan untuk bertani masih ada.

Kota Padang bukan hanya didiami oleh penduduk Minang saja tetapi juga didiami oleh etnis Cina, Jawa dan Nias, sebelum terjadinya gempa Penduduk Kota Padang terkonsentrasi pada beberapa kecamatan

yang merupakan “kawasan kota lama”,

yakni di Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Padang Timur, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, dan Kecamatan Nanggalo.

Kota Padang dihuni oleh 896.678 penduduk, Penyebaran penduduk Kota Padang tidak merata, umumnya daerah pusat kota, seperti, Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, dan Padang Selatan, berpenduduk cukup padat13. Hal ini disebabkan oleh berpusatnya perekonomian dan segala aktivitas kehidupan di daerah-daerah tersebut. Sedangkan daerah-daerah pinggir kota, seperti Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Pauh, serta sebagian daerah di Kecamatan Lubuk Buaya dan Lubuk Kilangan, kepadatan penduduknya cukup rendah.

12Badan Pusat Statistik Kota Padang, Padang Dalam angka 2013.

13

Badan Pusat Statistik Kota Padang,.

3. Mata Pencarian

Kota Padang yang terletak di pinggir Pantai Barat Sumatera dan di lembah perbukitan Bukit Barisan merupakan Kota Pesisir. Kehadiran pelabuhan laut begitu kental dalam kegiatan ekonomi kota. Angkutan laut memegang peran yang lebih besar dibandingkan angkutan darat. komoditas utama ekspor yang berlangsung di pelabuhan tersebut antara lain Batu Bara. Kehadiran pelabuhan Teluk Bayur menjadi magnit bagi pengembangan industri pengelolaan, yang saat ini masih berada di posisi kedua setelah subsektor angkutan. Komoditas yang tidak bisa dipungkiri yang merupakan kebanggaan Kota Padang adalah semen.

Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi 2010 bidang Jumlah (%) dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Pusat kota yang dulunya identik dengan daerah kawasan kegiatan usaha, industri, kantor pemerintahan, pelayanan, dan gudang, saat ini sudah mengalami pergeseran. Kemampuan pusat kota bergantung pada pusat lapangan kerja, perkembangan saat ini pusat lapangan kerja bukan lagi di area pusat kota namun lebih ke daerah pinggiran. Lahan-lahan kosong di daerah pinggiran dialih fungsikan sebagai pusat perdagangan, perumahan dan sarana penunjang perkembangan kota. Alih fungsi lahan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan fisik, ekonomi, dan sosial. Pembangunan pingiran kota diharapkan dapat mendorong peningkatan dan perkembangan kota.

PERKEMBANGAN DAERAH

PINGGIRAN KOTA PADANG PASCA GEMPATAHUN 2009

1. Kehidupan Masyarakat Daerah Pinggiran Kota Padang Sebelum Gempa Tahun 2009

Kehidupan masyarakat Daerah Pinggiran Kota Padang sebelum terjadinya gempa pada tanggal 30 September 2009, kondisi kehidupan masyarakatnya masih kurang di perhatikan oleh pemerintah, terutama pada masyarakat yang berada di pinggiran-pinggiran pantai, seperti kios-kios untuk melakukan transaksi jual beli hasil ikan tangkapannya masih terlalu minim atau tidak

(11)

layak digunakan, serta bangunan-bangunan liar di daerah tepian pantai masih banyak yang didirikan oleh masyarakat hal ini dapat mengakibatkan rusak keindahan dan kebersihan Kota Padang terutama di daerah pinggiran pantai. Begitu pula dengan pemukiman penduduk masyarakat di Kota Padang yang masih belum tertata rapi.

Pusat pemerintahan kota padang sebelum terjadinya gempa tanggal 30 september 2009 berpusat di pasar raya, selain dijadikan pusat pemerintahan pasar raya juga merupakan pusat perekonomian di kota Padang dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai sedangkan daerah pinggiran belum diminati oleh masyarakat baik untuk bermukim maupun untuk sektor ekonomi.

Lokasi pusat pemerintahan Kota Padang saat itu berada pada zona risiko bahaya tingkat tinggi dari bencana gempa bumi dan tsunami, yakni pada daerah pesisir yang memiliki kepadatan penduduk sangat tinggi dari garis pantai dengan ketinggian kurang dari 10 m di atas permukaan air laut, dan berada pada wilayah zona aktif tektonik sebagai zona subduksi yang potensial untuk terjadi gempa sebagai pemicu utama tsunami.

Kota Padang yang terletak di wilayah pantai barat Provinsi Sumatera Barat di guncang gempa bumi pada tanggal 30 september 2009. Gempa bumi tersebut telah menghancurkan sebagian sarana dan prasarana serta pemukiman penduduk di Kota Padang. Salah satu fasilitas yang mengalami kerusakan adalah kantor Balai Kota Padang yang beralamat di jalan M. Yamin Kelurahan Kampuang Jao kecamatan Padang Barat tidak dapat difungsikan lagi, karena sebagian besar bangunan ini sudah hancur. Sehingga menyebabkan pelayanan publik Kota Padang terganggu. Selain Balai Kota Padang yang hancur karena gempa, fasilitas yang lainnya juga hancur seperti fasilitas rumah sakit juga tidak dapat berfungsi dengan baik lagi, serta sekolah-sekolah juga hancur dan banyak bangunannya yang tidak dapat di pakai lagi. 2. Perkembangan Daerah Pinggiran

Kota Padang Pasca Gempa Tahun 2009

Perubahan yang terjadi setelah gempa bumi juga dapat dilihat pada daerah-daerah pinggiran yang ada di Kota Padang, seperti

Kecamatan Kuranji, Kecamatan Koto Tangah dan Kecamatan Pauh. Ketiga kecamatan ini sudah berkembang setelah terjadinya gempa pada tanggal 30 september 2009, banyak masyarakat yang pindah ke daerah-daerah ini karena mereka takut dan trauma akan terjadi lagi gempa susulan dan akan terjadinya tsunami.

a. Kecamatan Kuranji

Kecamatan Kuranji memiliki 9 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kuranji, Kelurahan Anduring, Kelurahan Gunung Sarik, Kelurahan Sungai Sapih, Kelurahan Kalumbuk, Kelurahan Pasar Ambacang, KelurahanAmpang, KelurahanLubuk Lintah danKelurahan Korong Gadang dan memiliki jumlah penduduk 135.787 jiwa14. KelurahanGunung Sarikmerupakan kelurahan terluas di kecamatan ini, luas kelurahan Gunung Sarik adalah 11,08 Km², atau sekitar 19,30 % dari seluruh luas kecamatan kuranji. Sedangkan kelurahan dengan luas wilayah terkecil adalah kelurahan Lubuk Lintah dan kelurahan Ampang, yang mempunyai luas yang sama yaitu 4,03 Km² atau masing-masing nya sekitar 7,02 % dari seluruh luas wilayah kecamatan Kuranji.15

Gempa yang terjadi tanggal 30 september 2009 telah mengakibatkan kerugian baik material maupun jiwa, tidak terkecuali di kecamatan kuranji sarana dan prasarana umum banyak yang mengalami kerusakan ringan, sedang maupun berat. Namun setelah terjadinya gempa Sarana kesehatan, sarana pendidikan, pelayanan umum dan rumah warga kembali di perbaiki secara bertahap oleh pemerintah kota padang, berikut adalah jumlah fasilitas umum yang terdapat di kecamatan kuranji pasca gempa tahun 2009.

Pada Kecamatan Kuranji perubahan dapat dilihat dari pembangunan yang ada di Kecamatan Kuranji tersebut.

Ungkapan Rio16.

14Badan Pusat Statistik Kota Padang, Tahun 2013

15Badan Pusat Statistik Daerah kecamatan Kuranji Kota Padang, Tahun 2013

16Wawancara dengan Rio 28 tahun, di kantor camat Kuranji, pada tanggal 11 Juli 2016

(12)

Penghasilan ekonomi masyarakat kuranji ini menjadi bertambah dan kehidupan masyarakat di kecamatan kuranji ini semakin membaik dari sebelumnya, masyarakat Kuranji juga dapat menyengolahkan anak-anak mereka dari hasil bergadang mereka tersebut.

Ungkapan17Nurjani : b. Kecamatan Koto Tangah

Kecamatan Koto Tangah ini sebelum terjadinya gempa daerahnya tidak begitu rami dan tidak begitu banyak penduduk masyarakatnya juga tidak begitu diminati oleh masyarakat, karena masyarakat berpikir di daerah koto tanggah ini jauh dari kota, sehinga masyarakat Kota padang tidak begitu tertarik didaerah pinggiran ini. Mata pencaharian masyarakat Koto Tangah ini bermacam-macam, seperti melaut, berdagang, bertani, dan pegawai. Setelah terjadinya gempa 30 september 2009, telah banyak masyarakat pinggiran Kota Padang yang pindah ke daerah-daerah yang lebih tinggi atau ke daerah yang lebih jauh dari pantai seperti salah satunya ke daerah kecamatan Koto Tangah ini.

Ungkapan Syahrul18.

Perpindahan yang terjadi di kecamatan Koto Tangah ini telah membawa dampak positif bagi masyarakat Koto Tangah itu sendiri, yang mana dapat lihat dari peningkatan jumlah penduduknya dan juga dapat dilihat dari jumlah pekerjaan mayarakatnya. Sebelum terjadinya gempa 30 september 2009 daerah di kecamatan Koto Tangah tidak begitu diminati namun setelah terjadinya gempa banyak warga Kota Padang yang membeli tanah di daerah kecamatan Koto Tangah dan membangun rumah di kecamatan Koto Tangah ini.

Kecamatan Koto Tangah sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan wilayah, maka yang akan menanggung dampak pengembangan

17

Wawancara dengan Nurjani 48 tahun, di rumah kediamannya, pada tanggal 11 Juli 2016

18Wawancara dengan Syarul, umur 54 tahun, pekerjaan sebagai bapak camat, di Kantor Camat Koto Tangah, Tanggal 04 Agustus 2016.

wilayah sebagai akibat relokasi pusat pemerintahan Kota Padang tidak hanya Kelurahan Aie Pacah, tetapi lebih luas dari itu yaitu Kecamatan Koto Tangah selain masyarakat dari Kota Padang itu sendiri masyarakat luar Kota Padang juga banyak yang pindah ke kecamatan Koto Tanggah. c. Kecamatan Pauh

Kehidupan masyarakat di kecamatan Pauh setelah terjadinya gempa telah banyak sekali yang berubah. Baik dari struktur pembangunanya maupun dari sistem perokonomiannya itu sendiri. Penyebaran penduduk ini telah mengubah dasar perekonomian masyarakat pauh. Masyarakat yang dahulunya hanya mengenal pertanian saat ini banyak beralih ke perdagangan.

Dari Pembangunan yang telah banyak di bangun setelah gempa seperti toko-toko, jalan, jembatan dan perumahan. Kecamatan Pauh ini merupakan salah satu kecamatan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Seperti yang diungkapakan Gusdarwan19. 3. Alasan Kepindahan Masyarakat Ke Daerah Pinggiran Kota Padang Pasca Gempa 2009

Kota Padang merasa gelisah dan tidak mau lagi untuk membangun tempat tinggal didaerah yang dekat dengan pantai. Masyarakat Kota Padang lebih memilih daerah yang lebih jauh dari Pantai seperti daerah-daerah pinggiran Kota. Mereke lebih nyaman bertempat tinggal didaerah-daerah tersebut.

Gempa pada tahun 2009 itu telah banyak merusak dan memutuskan sarana dan prasarana umum, seperti rumah sakit, jalan raya, sekolah, dan sarana vital lainnya. Hal itu menimbulkan persoalan baru bagi pemerintah dan masyarakat Kota Padang. Dampak gempa yang begitu dahsyat membawa trauma dan kecemasan tersendiri dalam diri. Warga Kota Padang masih trauma dan masih merasa ketakutan akan terjadinya gempa susulan sehingga berbondong-bondong menjual rumah mereka yang berada dikawasan pantai

19

Wawancara dengan Gusdarwan 32 tahun, Dikantor camat Pauh pada tanggal 04 Agustus 2016.

(13)

dengan harga yang sangat rendah dan lebih memilih perumahan di daerah yang dikatan aman.

Setelah terjadinya pasca gempa, masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan beradaptasi terutama masyarakat yang baru pindah kedaerah pemukiman barunya. Daerah pinggiran kota setelah pasca gempa 2009, daerah ini sudah mulai berkembang baik dari segi pekerjaan maupun dari segi pendidikannya. Daerah pinggiran kota ini sudah mulai banyak masyarakatnya mendirikan rumah-rumah ataupun pertokoan. Selain masyarakat kota padang yang tinggal di daerah pinggiran kota ini, masyarakat luar kota padang juga banyak yang tinggal di daerah papinko ini.

Ungkapan Elin sebagai berikut :

4. Dampak Gempa Tahun 2009 Terhadap Daerah Pinggiran Kota Padang

Pemerintah Kota Padang berkewajiban segera membenahi sarana dan prasarana pelayanan publik dimaksud. Sebagaimana Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa Pemerintah Kota berkewajiban mengelola sarana, prasaranan, dan/atau fasilitas pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan berkesinambungan serta bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan/atau penggantian sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik. Artinya, fasilitas pelayanan yang mengalami kerusakan dan mengancam keselamatan manusia tentu saja mesti segera diperbaiki agar pelayanan dapat segera berlangsung dengan nyaman.

Salah satu kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Padang adalah dengan merelokasi pusat pemerintahan Kota Padang 2009-2014. Daerah yang dipilih yaitu Kawasan Aie Pacah, tepatnya di lokasi Terminal Regional Bingkuang. secara eksplisitmenyebutkan bahwa relokasi pusat pemerintahan Kota Padang diarahkan keKawasan Aie Pacah Kecamatan Koto Tangah.

Kemampuan pusat kota bergantung pada pusat lapangan kerja, sedangkan yang terjadi saat ini pusat lapangan kerja bukan lagi di area pusat kota namun lebih ke daerah

pinggiran. Lahan-lahan kosong di daerah pinggiran dialih fungsikan sebagai pusat perdagangan, perumahan dan sarana penunjang perkembangan kota. Alih fungsi lahan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan fisik, ekonomi, dan sosial. Pengunaan lahan diharapkan dapat mendorong peningkatan dan kemajuan kota utamananya dalam segi ekonomi.

Dampak positifnya adalah didaerah pinggiran Kota Padang ini telah banyak yang berubah baik dari struktur pembangunan maupun dari sistem perekonomiannya. Perbaikan bukan hanya di tujukan untuk sektor ekonomi tetapi juga sektor pelayanan umum dan pendidikan seperti yang berada di daerah kecamatan Koto Tanggah telah membangun sekolah TK Raudhatul Athfal Islam Bakti 99 Nairatul Jannah yaitu Yayasan Pendidikan Bakti Wanita Islam (YPBWI) Sumatera Barat yang beralamat di Jl. Katahanan kelurahan Batipuh Panjangkecamatan Koto Tanggah Kota Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dilapangan maka hasil dari penelitian ini adalah awal pertumbuhan dan perkembangan Padang pinggiran pasca gempa hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan pengalihan fungsi lahan.

Dari segi ekonomi perpindahan penduduk ke daerah pinggiran akibat gempa telah mengakibatkan pertumbuhan dari sektor ekonomi di mana sebelumnya daerah pinggiran merupakan lahan kosong dan lahan pertanian berubah fungsi menjadi ruko dan perumahan.

Perubahan sosial masyarakat Padang pinggiran hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari sosial, banyaknya penduduk yang sebelumnya bertempat tinggal di daerah pinggiran pantai pindah kedaerah pinggiran sehingga mengakibatkan pendapatan masyarakat padang pinggiran meningkat, selain pendapatan masyarakatnya meningkat kebutuhan akan pendidikan pun juga meningkat, sehingga masyarakat padang pinggiran tidak begitu

(14)

yang di bangunan baik itu kantor pemerintah maupun perumahan dan perkantoran. Setelah terjadinya gempa masyarakat Kota Padang lebih banyak memilih untuk tinggal di daerah-daerah yang lebih jauh dari pantai, yaitu seperti daerah Padang Pinggiran. SARAN

Dari hasil peneltian yang diperoleh, maka dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, yaitu:Bagi Peneliti berikutnya diharapkan dapat menjadi masukkan sebagai bahan referensi dan penelitian lanjutan tentang pertumbuhan dan perkembangan padang pinggiran pasca gempa tahun 2009. Bagi masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan padang pinggiran pasca gempa tahun 2009 dan dampak yang ditimbulkan akibat gempa.

DAFTAR PUSTAKA ARSIP

Badan Pusat Statistik Kota Padang,

Padang Dalam angka 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Tahun 2013.

Badan Pusat Statistik Daerah kecamatan Kuranji Kota Padang, Tahun 2013 Kantor Kecamatan Pauh. “Laporan

Perkembangan Penduduk Tahun

2013”.

BUKU

Bakarudin. 1994. Studi Perkembangan Dan Peremajaan Kota Padang. Padang : IKIP Padang Press.

Purnama Basundoro.2010. Pengantar Sejarah Kota . Yogyakarta : Ombak.11

Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Suluah, Vol. 10 No 12, Juni 2010

SKRIPSI

Taufiq Suryadi. 2015. “Koto Tangah 1980-2013: Dari Daerah Pinggiran Menjadi Pusat Pemerintahan Kota

Padang”.Padang: STKIP PGRI Sum bar.

Dino Qadrinal. 1998. “Dampak Pemekaran KotaMadya Padang Terhadap Pembangunan dan Pertanian di Koto Tangah 1967-1994”. Padang: Fakultas Sastra Unand.

Denik Ariyani. 2010. ”Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Mukomuko

Pasca Gempa Tahun 2000”. Padang: STKIP PGRI Sumbar.

Zuzneli Zubir, “Ancaman Gempa Menjadi

Bagian Hidup Orang Minangkabau:

Tinjauan Perspektif Sejarah” Dalam

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Gorontalo yang ditugaskan penyelenggaraannya kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo berdasarkan asas tugas

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses terjadinya remedial, terlaksananya remedial pasti ada faktor-faktor yang dapat menggangu terjadinya remedial seperti

poligami dalam Islam itu hanya boleh (tetapi tidak dianjurkan dalam suasana normal), dan bisa menjadi solusi untuk situsi dan kondisi tertentu, seperti ketika terjadi peperangan

A  La Turquie című újság is így interpre- tálta a javaslatot: „a memoárral – jegyzi meg a török kormánylap – azt kérik a szultántól, hogy az oszmánok szultánjának

(2) penilaian autentik pada aspek proyek dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, siswa diarahkan untuk mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang dimiliki

Parathormon dilepaskan oleh kelenjar paratiroid dan berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah, sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar IPA peserta didik yang menggunakan model pembelajran kooperatif tipe TS-TS dan tipe TPS pada

Pada penelitian ini diukur dengan skala Likert dari STS (sangat tidak setuju diberi skor 1), TS (tidak setuju diberi skor 2), N (netral diberi skor 3), S (setuju