• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PENYUSUNAN

PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PENYUSUNAN RANCANGAN DAN PENGELOLAAN APBDESA

OLEH SUB BAGIAN PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANTUL

OLEH :

PESERTA

NO : 06/DIKLAT PIM IV/V/DIY/2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIKLAT PIM IV ANGKATAN V

YOGYAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Substansi undang-undang ini menegaskan tentang janji pemenuhan kebutuhan (demand complience scenario) dalam konteks pembangunan nasional di tingkat desa.

Selanjutnya Pasal 212 ayat (1-6) undang-undang di atas menyatakan bahwa pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh kepala desa yang dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa). Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban sebagaimana tersebut menimbulkan pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa.

Sumber pendapatan desa dapat berasal dari pendapatan asli desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota, bantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota,

(3)

dan hibah dan sumbangan dari pihak ketiga. Sedangkan belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pedoman pengelolaan keuangan desa tersebut ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan berpedoman pada peraturan perudang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan bahwa keuangan desa harus dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) yang terdiri dari Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya.

Proses penyusunan APBDesa dimulai dari tahapan perencanaan yaitu melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) yang disusun oleh Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kemudian Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) tentang APBDesa berdasarkan pada RKPDesa sebagai dasar penetapan APBDesa. Seluruh pendapatan dan belanja dilaksanakan melalui rekening kas desa.

Kabupaten Bantul Provinsi Jawa Tengah secara administratif terdiri dari 16 kecamatan dan 162 desa. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan kinerja pengelolaan keuangan desa di desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul maka Pemerintah Kabupaten Bantul diharapkan dapat memberikan petunjuk teknis yang komprehensif tentang pengelolaan keuangan desa sesuai ketentuan yang berlaku melalui Peraturan Bupati.

(4)

B. Isu Aktual

APBDesa merupakan bagian integral dari perangkat kebijakan pembangunan dan rumah tangga desa. Dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di desa diperlukan kepastian biaya yang berasal dari berbagai sumber baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat setempat. Oleh karena itu proses pengelolaan keuangan desa harus dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun demikian saat ini pengelolaan keuangan desa di desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul masih belum optimal. Dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth), isu aktual yang akan diangkat dalam penulisan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini adalah sebagai berikut (tabel 1):

Tabel 1.

Analisis USG Isu Aktual

Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa Setda Kab. Bantul

No Isu Aktual Kriteria Total Prioritas U S G

1. Kurang optimalnya penyusunan rancangan APBDesa oleh

Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul

5 5 5 15 I

2. Kurangnya kegiatan monitoring pemanfaatan aset desa dalam rangka meningkatkan sumber pendapatan desa

5 4 5 14 II

3. Kurangnya kualitas laporan

pertanggungjawaban APBDesa oleh perangkat desa. 5 4 4 13 III Keterangan : 5 : Sangat Tinggi 4 : Tinggi 3 : Sedang 2 : Rendah 1 : Sangat Rendah

(5)

Berdasarkan analisis USG tersebut maka isu aktual yang dipilih adalah nomor urut 1 dengan skor tertinggi 15 yaitu Kurang optimalnya penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul. Untuk memvalidasi pemilihan isu aktual tersebut maka dilakukan dengan teknik analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) sebagai berikut: 1. Aktual, karenapenyusunan rancangan APBDesa merupakan isu yang sedang

terjadi saat ini di Kabupaten Bantul dan rutin terjadi setiap tahun anggaran. 2. Problematik, karena dalam penyusunan rancangan APBDesa oleh

Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul saat ini masih banyak menemukan kendala-kendala, khususnya kendala di bidang kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai.

3. Kekhalayakan, karena penyusunan rancangan APBDesa ini menyangkut kepentingan dan hajat hidup orang banyak yaitu masyarakat desa.

4. Layak, karena penyusunan rancangan APBDesa merupakan hal yang realistis dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyusun sebagai Kepala Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa untuk meningkatkan kinerja penyusunan rancangan APBDesa melalui penyusunan petunjuk teknisnya.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi sebagai Kepala Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul serta berdasarkan tema Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2013 yaitu “Pengembangan Agropolitan dan Representasi Gender Berbasis Informasi Data Pelayanan Publik dan Komitmen Pegawai Menuju Kesejahteraan Masyarakat” maka penyusunan Kertas Kerja

(6)

Perseorangan (KKP) ini mengambil judul : Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyusunan Peraturan Bupati Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa Oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.

C. Masalah Pokok

Masalah pokok yang akan dibahas dalam Kertas Kerja Perseorangan ini adalah kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kepala Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul telah merumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu “Bagaimana cara meningkatkan kinerja penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa di Kabupaten Bantul?”

D. Pengertian dan Lingkup Bahasan

Untuk mendapatkan pengertian dan kesatuan pendapat dalam memahami Kertas Kerja Perseorangan ini penyusun memberikan batasan pengertian istilah pokok yaitu sebagai berikut:

(7)

1. Rencana Kerja adalah rancangan kerja dalam rangka pencapaian target atau tujuan yang diharapkan dengan menggunakan berbagai metode maupun analisis (LAN, 2008).

2. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, pencapaian hasil kerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

3. Penyusunan adalah proses, cara, perbuatan menyusun (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

4. Peraturan Bupati adalah peraturan yang dibuat oleh Bupati untuk melaksanakan kewenangan dan tugas sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi (Permendagri No. 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Produk Hukum Daerah).

5. Petunjuk Teknis adalah ketentuan teknis untuk memberi arah, ketentuan atau bimbingan bagaimana suatu program/kegiatan harus dilakukan (Kemendiknas, 2008).

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa (Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa).

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penyusunan Kertas Kerja Perseorangan ini terbagi ke dalam 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

(8)

1. Data Primer a. Observasi

Yaitu pengamatan langsung berdasarkan pengalaman kerja sehari-hari sebagai Kepala Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul sehingga mengetahui permasalahan yang ada terkait dengan penyusunan rancangan APBDesa.

b. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan tema penyusunan Kertas Kerja Perseorangan ini.

2. Data Sekunder

a. Metode Kepustakaan

Yaitu pengumpulan teori dan peraturan-peraturan yang terkait dengan tema dan pokok masalah dengan cara mempelajari buku-buku literatur / referensi.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu pencatatan dokumen serta arsip yang berupa sumber informasi mengenai penyusunan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul.

c. Perolehan materi di kelas, khususnya pada materi Pola Kerja Terpadu (PKT), Kertas Kerja Perseorangan (KKP), dan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan (PMPK).

(9)

F. Alur pikir

Alur pikir disusun berdasarkan prinsip Pola Kerja Terpadu agar diperoleh gambaran permasalahan yang sesungguhnya sesuai dengan tema yang diangkat. Alur pikir ini dimulai dari masalah utama yang dihadapi saat ini oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa yaitu Masih terlambatnya penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul.

Keadaan sekarang yang menggambarkan tingkat kinerja saat ini yaitu Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa, sehingga keadaan yang diinginkan di masa mendatang yaitu Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa. Untuk mewujudkan hal tersebut maka sasaran yang ingin dicapai adalah Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa melalui pelaksanaan kegiatan alternatif yang ditetapkan yaitu Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa.

Untuk lebih jelasnya alur pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (gambar 1):

KEADAAN SEKARANG

(10)

Gambar 1. Bagan Alur Pikir

G. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penulisan Kertas Kerja Perseorangan ini disusun sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah penulisan Kertas Kerja Perseorangan (KKP), isu aktual, masalah pokok, alur pikir, pengertian dan ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penyajian.

BAB II. KEADAAN SEKARANG

KEGIATAN UMPAN BALIK MASALAH UTAMA Masih terlambatnya penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul SASARAN Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa KEADAAN YANG DIINGINKAN Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

(11)

Berisi uraian tentang visi dan misi, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi serta gambaran kondisi umum obyek yang ada saat ini. BAB III. KEADAAN YANG DIINGINKAN

Berisikan uraian tentang gambaran keadaan yang diinginkan pada masa mendatang apabila sasaran terwujud.

BAB IV. MASALAH DAN PEMECAHANNYA

Berisi uraian tentang masalah-masalah yang ada dan mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah yang dijabarkan dalam matrik rincian kerja beserta paket kerja dan jadwal kegiatan serta pengendalian status kemajuan.

BAB V. KESIMPULAN

Berisi uraian hal-hal penting yang ditemukan dalam keseluruhan pembahasan Kertas Kerja Perseorangan.

(12)

12 A. Gambaran Umum

1. Visi dan Misi Organisasi

Pengertian visi menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI) adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul telah menetapkan visi organisasi yang mengacu pada visi daerah dalam RPJMD Kabupaten Bantul sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2009-2013 yaitu “Terwujudnya profesionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan administrasi menuju terwujudnya Bantul yang tentram, demokratis dan sejahtera”.

Untuk mewujudkan visi tersebut dilaksanakan melalui penetapan strategi dalam misi organisasi. Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI), misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penerapan strategi yang telah dipilih. Adapun misi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul tahun 2009-2013 yaitu sebagai berikut:

a. Mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintahan umum, desa dan kelurahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang akuntabel dan transparan;

(13)

b. Meningkatkan pembinaan dan perumusan peraturan perundang-undangan, bantuan dan pelayanan hukum, kesadaran hukum serta dokumentasi dan informasi hukum;

c. Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien serta peningkatan kinerja perangkat daerah;

d. Mengembangkan sistem informasi manajemen, jaringan komunikasi data, telekomunikasi dan informatika guna mewujudkan pelaksanaan

e-Government.

e. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan pengamalan agama, peningkatan kualitas pendidikan, pelestarian kebudayaan, pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga, pengembangan serta kemitraan, wawasan kebangsaan dan kepedulian sosial;

f. Mewujudkan tertib administrasi dan pengendalian kualitas pembangunan guna tercapainya efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan daerah;

g. Meningkatkan kemampuan perusahaan daerah, kemandirian perekonomian rakyat, pengelolaan energi dan sumber daya mineral serta daya saing produk daerah;

h. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang jelas, tertib, transparan dan akuntabel;

i. Mewujudkan pengelolaan sarana dan prasarana pemerintah daerah secara profesional, akuntabel dan transparan;

j. Meningkatkan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat (humas) dan protokol, serta dokumentasi.

(14)

Dari 10 (sepuluh) misi tersebut, yang dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah misi nomor 1 yaitu “Mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintahan umum, desa dan kelurahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang akuntabel dan transparan”.

2. Struktur Organisasi

Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul merupakan unsur staf pimpinan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul memiliki susunan organisasi sebagai berikut:

a. Sekretaris Daerah;

b. Asisten Pemerintahan, membawahi:

1) Bagian Pemerintahan Umum, membawahi: a) Sub Bagian Tata Pemerintahan Umum; b) Sub Bagian Pertanahan dan Ketertiban; c) Sub Bagian Otonomi Daerah dan Kerjasama.

2) Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan, membawahi: a) Sub Bagian Tata Pemerintahan Desa dan Kelurahan; b) Sub Bagian Perangkat dan Lembaga Desa dan Kelurahan; c) Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa.

(15)

3) Bagian Hukum, membawahi:

a) Sub Bagian Perundang-undangan;

b) Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum; dan c) Sub Bagian Pelayanan Hukum dan Hak Azasi Manusia. 4) Bagian Pengelolaan Data Elektronik, membawahi:

a) Sub Bagian Pengembangan Sistem Informasi Manajemen; b) Sub Bagian Pendayagunaan Sistem Informasi Manajemen; c) Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi.

c. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi:

1) Bagian Administrasi Pembangunan, membawahi: a) Sub Bagian Penyusunan Program;

b) Sub Bagian Pengendalian; c) Sub Bagian Pelaporan.

2) Bagian Perekonomian, membawahi: a) Sub Bagian Perekonomian Rakyat; b) Sub Bagian Sumber Daya Alam; c) Sub Bagian Perusahaan Daerah.

3) Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahi:

a) Sub Bagian Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan;

b) Sub Bagian Pemuda, Olah Raga, Peranan Wanita dan Tenaga Kerja;

c) Sub Bagian Sosial.

(16)

1) Bagian Perlengkapan dan Keuangan, membawahi: a) Sub Bagian Pengadaan;

b) Sub Bagian Pemeliharaan; c) Sub Bagian Keuangan.

2) Bagian Organisasi dan Kepegawaian, membawahi: a) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan; b) Sub Bagian Ketatalaksanaan;

c) Sub Bagian Kepegawaian. 3) Bagian Umum, membawahi:

a) Sub Bagian Tata Usaha; b) Sub Bagian Rumah Tangga;

c) Sub Bagian Protokol dan Hubungan Masyarakat. e. Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Sumber Daya Manusia

Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul mempunyai sumber daya manusia (SDM) per Agustus 2013 sebanyak 9 orang PNS. Komposisi SDM Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Setda Kabupaten Bantul untuk mendukung tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan pangkat/golongan 1) Golongan IV : 2 orang 2) Golongan III : 7 orang 3) Golongan II : - orang 4) Golongan I : - orang

(17)

b. Berdasarkan jenjang pendidikan 1) Pasca sarjana (S.2) : 3 orang 2) Sarjana (S.1) : 4 orang 3) Diploma 3/Akademi : - orang 4) SLTA : 2 orang

Sedangkan jumlah SDM yang ada di Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah sebanyak 3 orang dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan pangkat/golongan 1) Golongan IV : - orang 2) Golongan III : 3 orang 3) Golongan II : - orang 4) Golongan I : - orang b. Berdasarkan jenjang pendidikan

1) Pasca sarjana (S.2) : - orang 2) Sarjana (S.1) : 2 orang 3) Diploma 3/Akademi : - orang 4) SLTA : 1 orang

4. Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran pencapaian tujuan/hasil tidak lepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang berfungsi untuk mendukung kinerja SDM di Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian

(18)

Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:

a. Kendaraan roda dua : 1 unit b. Komputer : 2 unit

c. Laptop : 2 unit

d. Printer : 2 unit e. Mesin ketik : 1 unit f. Meja kerja : 4 buah g. Kursi kerja : 4 buah

h. Almari : 2 buah

i. Filing cabinet : 2 buah

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, disebutkan bahwa Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan di bidang pendapatan dan kekayaan desa.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa mempunyai fungsi/uraian tugas sebagai berikut:

a. menyusun program kegiatan Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

(19)

b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;

c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dan memberi petunjuk / arahan baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas;

d. menyiapkan data dan mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan kerja sama antar Desa, perselisihan antar Desa, monitoring pemanfaatan aset Desa dalam rangka meningkatkan sumber pendapatan desa;

e. menyiapkan bahan dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan dan kekayaan Desa dan bantuan keuangan kepada Kelurahan;

f. menyiapkan bahan, pembinaan dan fasilitasi penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBDesa dan Kelurahan;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan, pendapatan dan kekayaan desa;

h. melaksanakan inventarisasi dan pelelangan tanah bekas bondo Desa yang Desanya menjadi Kelurahan;

i. menyiapkan bahan dalam rangka memfasilitasi permasalahan-permasalahan yang timbul berkenaan dengan tanah kas Desa dan tanah bekas bondo Desa yang Desanya menjadi Kelurahan;

j. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

(20)

k. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;

l. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

B. Gambaran Khusus

Dalam upaya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa masih banyak dijumpai hambatan. Permasalahan utama yang dihadapi saat ini oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah masih terlambatnya penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul. Hal tersebut disebabkan oleh:

1. Kurangnya koordinasi antar Pemerintah Desa

Dalam kegiatan penyusunan rancangan APBDesa diperlukan adanya koordinasi yang baik antar pihak yang terkait sehingga terjalin kerjasama yang baik pula. Dengan terciptanya koordinasi yang baik dalam penyusunan rancangan APBDesa tersebut, maka diharapkan tercapainya tujuan penggunaan APBDesa secara tepat sasaran atau timbulnya efektivitas dalam penggunaan APBDesa. Adapun pihak-pihak terkait dalam penyusunan rancangan APBDesa adalah Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Ketua RT, Ketua RW, Kepala Dusun, dan perangkat pemerintahan desa lainnya. Pihak-pihak terkait tersebut

(21)

harus memiliki kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan, memiliki tanggung jawab dan memiliki strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan yang dalam hal ini tercapainya seluruh perencanaan dalam penyusunan APBDesa.

Saat ini pelaksanaan koordinasi antar Pemerintah Desa dalam penyusunan APBDesa tersebut belum berjalan dengan optimal sehingga mengakibatkan masih adanya penyusunan rancangan APBDesa yang belum sesuai dengan aturan atau ketentuan administrasi yang berlaku.

2. Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa

Penyusunan rancangan APBDesa harus mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Bantul tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang ditetapkan setiap tahun anggaran.

Namun karena kurangnya sosialisasi peraturan dan petunjuk teknis serta kurangnya pembinaan dalam penyusunan rancangan APBDesa kepada perangkat desa yang ada di wilayah Kabupaten Bantul sehingga menyebabkan masih banyak perangkat desa yang belum memahami dengan baik tentang tata cara penyusunan rancangan APBDesa tersebut.

3. Kurangnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa

Dalam penyusunan rancangan APBDesa dibutuhkan dukungan dan peran

(22)

Namun pada kenyataannya masih banyak Kepala Desa yang kurang memiliki kepedulian dalam proses penyusunan rancangan APBDesa dan bahkan tidak sedikit pula Kepala Desa yang kurang memahami tata cara penyusunan APBDesa.

4. Kurangnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa Disamping Kepala Desa, perangkat desa yang terdiri dari Bendahara Desa, Kepala Dusun, Kepala Urusan dan perangkat desa lainnya cenderung kurang memiliki kepedulian terhadap proses penyusunan rancangan APBDesa. Mereka pada umumnya hanya berorientasi pada besaran nilai uang/anggaran yang dapat diperoleh dari APBDesa tanpa memahami tata cara administrasi dan pelaporan pertanggungjawabannya.

Untuk memilih masalah pokok yang menjadi prioritas dari keempat masalah tersebut di atas maka dilakukan dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) sebagai berikut (tabel 2):

Tabel 2.

Masalah Pokok yang Dipilih (Model USG Skala Nilai 1-5)

No Masalah Pokok Prioritas Total Rangking

U S G 1 Kurangnya koordinasi antar

Pemerintah Desa

5 4 4 13 II

2 Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa

5 5 5 15 I

3 Kurangnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa

4 4 4 12 III

4 Kurangnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa

4 4 3 11 IV

Keterangan:

1 : Sangat Rendah 2 : Rendah

(23)

3 : Sedang 4 : Tinggi 5 : Sangat Tinggi

Berdasarkan pada tabel hasil analisis USG di atas dapat diketahui bahwa masalah pokok prioritas yang dihadapi Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa dalam upaya meningkatkan kinerja penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul adalah nomor urut 2 yaitu ”Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa”. Hal tersebut disebabkan oleh:

1. Masih rendahnya kualitas SDM di pemerintahan desa

Secara umum kualitas SDM di pemerintahan desa yang ada di Kabupaten Bantul masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan SDM di pemerintahan desa yang sebagian besar merupakan lulusan SLTA atau lebih rendah sehingga berpengaruh terhadap pemahamannya dalam proses penyusunan rancangan APBDesa.

2. Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

Dalam penyusunan rancangan APBDesa diperlukan petunjuk teknis penyusunan rancangan dan pengelolaan APBDesa dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup) Bantul. Penyusunan Perbup tersebut sudah harus ditetapkan pada tahun berjalan sebagai pedoman penyusunan rancangan APBDesa di tahun berikutnya. Namun sampai dengan saat ini Perbup tentang petunjuk teknis penyusunan rancangan dan pengelolaan APBDesa masih belum tersedia sehingga menjadi salah satu penghambat dalam penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul.

(24)

3. Kurangnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa

Untuk meningkatkan pemahaman aparatur pemerintahan desa dalam penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul dapat dilakukan melalui pembinaan dan bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa. Namun dikarenakan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia maupun anggaran maka intensitas pelaksanaan pembinaan tersebut masih sangat sedikit.

4. Kurangnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa

Hal-hal yang mempengaruhi motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa antara lain yaitu karakteristik perorangan (umur, masa kerja), karakteristik pekerjaan (tanggung jawab pekerjaan dan variasi tugas) serta karakteristik situasi pekerjaan (supervisi, hubungan antar manusia, insentif, pelatihan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan lebih lanjut). Faktor insentif, umur dan variasi tugas merupakan penyebab dominan rendahnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul.

Untuk menentukan masalah spesifik prioritas dari keempat masalah tersebut di atas digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala penilaian dari 1 sampai 5 sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 3):

(25)

Tabel 3.

Masalah Spesifik yang Dipilih (Model USG Skala Nilai 1-5)

No Masalah Spesifik Prioritas Total Rangking U S G

1 Masih rendahnya kualitas SDM di pemerintahan desa

5 4 4 13 II

2 Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan

APBDesa

5 5 4 14 I

3 Kurangnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa

4 4 4 12 III

4 Kurangnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa 4 3 4 11 IV Keterangan: 1 : Sangat Rendah 2 : Rendah 3 : Sedang 4 : Tinggi 5 : Sangat Tinggi

Berdasarkan pada tabel hasil analisis USG di atas dapat diketahui bahwa masalah spesifik prioritas adalah nomor urut 2 dengan nilai total USG 14 yaitu “Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa”.

(26)

26 A. Gambaran Umum

Kebijakan yang dilakukan Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah dengan meningkatkan program/kegiatan di bidang peningkatan kapasitas dan kesejahteraan aparatur dan perangkat desa guna mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan yang akuntabel dan transparan. Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan program/kegiatan dan merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari RPJMD. Secara umum rencana kinerja yang telah ditetapkan oleh Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Setda Kab. Bantul mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kab. Bantul, yaitu:

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan pelayanan umum. 2. Meningkatkan kesejahteraan aparat Pemerintah Desa.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi aparat Pemerintah Desa. 4. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan administrasi desa.

5. Memberikan/menyalurkan bantuan dalam rangka peningkatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan desa.

Sedangkan program/kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan rencana kinerja tersebut antara lain yaitu:

1. Penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa. 2. Pengisian perangkat desa se-Kabupaten Bantul.

(27)

3. Pembekalan perangkat desa baru.

4. Fasilitasi pelaksanaan penyaluran bantuan tunjangan dan kesejahteraan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa.

5. Penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Pemerintahan Desa.

6. Evaluasi rancangan APBDesa.

7. Fasilitasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

8. Monitoring bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa. 9. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa. 10.Inventarisasi tanah kas desa.

Berdasarkan visi dan misi dan dengan melihat kenyataan yang ada pada saat ini sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik agar terwujud hal yang diharapkan di masa yang akan datang. Adapun keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang adalah terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa sehingga diharapkan akan dapat memperlancar pendistribusian bantuan anggaran kepada desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul.

B. Gambaran Khusus

Untuk mewujudkan sasaran utama yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang yaitu Terlaksananya penyusunan rancangan APBDesa secara tepat waktu oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul maka Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa telah menganalisis faktor-faktor yang dapat mendukung pencapaian sasaran tersebut yaitu:

(28)

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan koordinasi yang baik antar Pemerintah Desa yaitu dengan melaksanakan rapat koordinasi rutin bidang pemerintahan desa yang difasilitasi oleh Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Dengan adanya rapat koordinasi rutin tersebut maka diharapkan kendala-kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan rancangan APBDesa dapat terselesaikan dengan baik.

2. Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa

Dengan meningkatnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa maka diharapkan proses penyusunan APBDesa menjadi lebih tepat waktu dan secara legal formal sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dan peraturan lainnya.

3. Terwujudnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa

Dengan adanya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa maka diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi aparatur pemerintah desa dan perangkat desa lainnya sehingga proses penyusunan rancangan APBDesa menjadi lebih lancar dan tepat waktu.

4. Terwujudnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa Dengan adanya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa maka diharapkan kinerjanya makin meningkat sehingga rancangan APBDesa yang dihasilkan juga semakin berkualitas.

(29)

Dari hal-hal yang sudah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa sasaran pokok yang ingin dicapai oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa, Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul adalah ”Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa” yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Tersedianya SDM yang berkualitas di pemerintahan desa

Dengan tersedianya SDM yang berkualitas di pemerintahan desa maka diharapkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menjadi lebih optimal, termasuk dalam penyusunan rancangan APBDesa.

2. Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

Dengan tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa maka diharapkan akan dapat dijadikan pedoman bagi Kepala Desa dan perangkat desa lainnya dalam penyusunan rancangan APBDesa sehingga rancangan APBDesa yang dihasilkan menjadi lebih tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Terwujudnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa

Dengan adanya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa maka diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparatur pemerintahan desa dalam penyusunan rancangan APBDesa.

(30)

4. Terwujudnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa

Dengan adanya motivasi yang tinggi dari perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa maka diharapkan akan dapat mewujudkan kerjasama dan koordinasi yang baik antar perangkat desa dalam proses penyusunan rancangan APBDesa.

Dari keempat sasaran tersebut, sasaran spesifik yang ingin diwujudkan oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa adalah Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa. Untuk mencapai sasaran tersebut maka alternatif kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain :

1. Melakukan identifikasi permasalahan dalam penyusunan rancangan APBDesa. 2. Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan

dan Pengelolaan APBDesa.

(31)

31 A. Identifikasi Masalah

Kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugas tentunya perlu dicari bentuk yang tepat dan sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dari beberapa masalah yang ada harus diidentifikasi secara cermat dan tidak mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan yang muncul. Dengan demikian perlu adanya perencanaan yang matang dengan mengedepankan masalah yang paling dianggap dominan dan perlu prioritas penanganan dengan mencari alternatif pemecahannya.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab ditemui beberapa masalah maupun hambatan yang terjadi dan harus segera diselesaikan demi meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa pada Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.

Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis perlu dirumuskan menjadi satu masalah utama yang dianggap paling mendesak dan diprioritaskan untuk ditindaklanjuti. Masalah utama yang dihadapi oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa adalah “Masih terlambatnya penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul.” Hal ini disebabkan oleh:

1. Kurangnya koordinasi antar Pemerintah Desa

2. Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa

(32)

3. Kurangnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa 4. Kurangnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa

Dari keempat faktor penyebab terjadinya masalah tersebut, yang paling dominan adalah ”Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa”, hal ini disebabkan oleh :

1. Masih rendahnya kualitas SDM di pemerintahan desa

2. Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

3. Kurangnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa

4. Kurangnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Dari keempat masalah spesifik tersebut, masalah yang paling dominan adalah “Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa”. Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan dalam pohon masalah seperti berikut (gambar 2):

(33)

POHON MASALAH

(Pernyataan negatif)

4 Pendistribusian bantuan anggaran kepada desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul

terlambat

AKIBAT 1 Masih terlambatnya penyusunan rancangan

APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul 2 a b c SEBAB d Kurangnya koordinasi antar Pemerintah Desa Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa Kurangnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Kurangnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa 3 a b c d Masih rendahnya kualitas SDM di pemerintahan desa Belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa Kurangnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa Kurangnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Gambar 2. Bagan Pohon Masalah

(34)

B. Sasaran

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan sasaran utama yaitu : “Terlaksananya penyusunan rancangan APBDesa secara tepat waktu oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul”. Setelah dilakukan analisis dan identifikasi sasaran, maka ditemukan 4 (empat) sasaran pokok yang dapat mewujudkan sasaran utama yaitu:

1. Terwujudnya koordinasi yang baik antar Pemerintah Desa

2. Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa

3. Terwujudnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa 4. Terwujudnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa

Dari keempat faktor di atas yang sangat dominan adalah ”Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa”. Untuk bisa mewujudkan hal di atas, perlu didukung beberapa faktor : 1. Tersedianya SDM yang berkualitas di pemerintahan desa

2. Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

3. Terwujudnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa

4. Terwujudnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Dari keempat faktor ini yang paling dominan adalah ”Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pohon sasaran sebagai berikut (Gambar 3):

(35)

POHON SASARAN

(Pernyataan Positif)

4

Terwujudnya pendistribusian bantuan anggaran yang tepat waktu kepada desa-desa

di wilayah Kabupaten Bantul

AKIBAT

1

Terlaksananya penyusunan rancangan APBDesa secara tepat waktu oleh Pemerintah

Desa di Kabupaten Bantul

2 a b c SEBAB d Terwujudnya koordinasi yang baik antar Pemerintah Desa Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai tentang penyusunan rancangan APBDesa Terwujudnya kepedulian Kepala Desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Terwujudnya kepedulian perangkat desa terhadap rancangan APBDesa 3 a b c d Tersedianya SDM yang berkualitas di pemerintahan desa Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa Terwujudnya pembinaan / bimbingan teknis tentang penyusunan rancangan APBDesa Terwujudnya motivasi perangkat desa dalam penyusunan rancangan APBDesa Gambar 3. Bagan Pohon Sasaran

(36)

C. Alternatif Kegiatan

Dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, baik tenaga, biaya, waktu yang disesuaikan dengan tugas wewenang dan tanggung-jawab, maka ditetapkan alternatif kegiatan untuk meningkatkan penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa adalah sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi permasalahan dalam penyusunan rancangan APBDesa

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang selama ini ditemukan dalam penyusunan rancangan APBDesa. Dari hasil identifikasi tersebut selanjutnya akan dirumuskan strategi dan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja penyusunan rancangan APBDesa di Kabupaten Bantul. Kelebihan alternatif kegiatan ini yaitu biaya yang dibutuhkan relatif rendah, sedangkan kelemahannya yaitu dampak / manfaat yang dihasilkan masih belum optimal untuk mewujudkan sasaran yang diinginkan.

2. Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

Penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa bertujuan untuk memberikan pedoman dan petunjuk teknis kepada aparatur pemerintahan desa se-Kabupaten Bantul dalam proses penyusunan rancangan APBDesa sehingga diharapkan rancangan APBDesa yang dihasilkan menjadi lebih tepat waktu dan tepat mutu. Kelebihan dari alternatif kegiatan ini yaitu dari segi biaya cukup rendah,

(37)

sedangkan dampak/manfaat yang diperoleh sangat tinggi dan sesuai dengan sasaran yang diinginkan dimasa yang akan datang.

3. Mengumpulkan ketentuan peraturan tentang penyusunan rancangan APBDesa

Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan referensi peraturan perundangan yang terkait dalam proses penyusunan rancangan APBDesa. Dengan adanya referensi yang memadai maka diharapkan Raperbup yang dihasilkan juga lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Kelebihan alternatif kegiatan ini yaitu biayanya yang relatif rendah, sedangkan kelemahannya yaitu dampak/manfaat yang diperoleh relatif kecil apabila dibandingkan dengan 2 (dua) alternatif kegiatan lainnya.

Dari ketiga alternatif tersebut yang dianggap paling dominan untuk dilaksanakan adalah ”Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa”. Untuk memberikan penegasan alternatif yang dipilih maka digunakan metode Cost Benefit Analysis

(CBA) sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 4): Tabel 4.

Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

No Alternatif Benefit

(Manfaat)

Cost

(Biaya) Rasio Rangking

1 Melakukan identifikasi

permasalahan dalam penyusunan rancangan APBDesa

4 2 2 II

2 Menyusun Peraturan Bupati

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

5 2 2,5 I

3 Mengumpulkan ketentuan peraturan tentang penyusunan rancangan APBDesa

3 2 1,5 III

Keterangan Skala Penilaian:

(38)

Rangking I adalah alternatif kegiatan prioritas

Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan dalam gambar pohon alternatif (gambar 4):

POHON ALTERNATIF Terwujudnya pendistribusian bantuan anggaran yang tepat waktu kepada desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul

Terlaksananya penyusunan rancangan APBDesa secara tepat waktu oleh Pemerintah

Desa di Kabupaten Bantul

Terwujudnya pemahaman perangkat desa yang memadai

tentang penyusunan rancangan APBDesa

Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan

Pengelolaan APBDesa Melakukan identifikasi permasalahan dalam penyusunan rancangan APBDesa

Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan

Pengelolaan APBDesa Mengumpulkan ketentuan peraturan tentang penyusunan rancangan APBDesa Gambar 4

Bagan Pohon Alternatif

(39)

Untuk lebih meningkatkan efektifitas serta akurasi pelaksanaan semua kegiatan yang sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan diperlukan ketepatan atau parameter berupa bagan jadwal kegiatan, apakah tepat waktu atau sebaliknya dan juga sekaligus sebagai tolok ukur untuk mengevalusi semua kegiatan yang telah menjadi program. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat langkah-langkah penyusunan sebagai berikut:

1. Matrik Rincian Kerja (MRK)

Merupakan kerangka yang menghubungkan sasaran dengan kegiatan dan sumber yang diperlukan secara sistematis, antara lain menggambarkan tentang sasaran, kegiatan pokok kerja, serta pokok akhir yang memuat seluruh fungsi manajemen bahkan termuat kejelasan siapa mengerjakan apa, bila mana, dimana dan bagaimana, yaitu:

a. Sasaran Umum

Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa melalui penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa.

b. Sasaran Khusus

Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa melalui penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 19 – 20 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 7.000.000 (tujuh juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 bertempat di ruang rapat dilaksanakan oleh Sub Bagian

(40)

Pendapatan dan Kekayaan Desa Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kab. Bantul.

c. Kegiatan

Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 19 – 20 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 7.000.000 (tujuh juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 bertempat di ruang rapat dilaksanakan oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kab. Bantul.

d. Pokok Kerja

Kegiatan ini dibagi menurut proses kerja yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengendalian:

1). Persiapan : 5 pokok akhir 2). Pelaksanaan : 2 pokok akhir 3). Pengendalian : 3 pokok akhir e. Pokok Akhir

Menguraikan secara rinci kegiatan pokok kerja dikaitkan dengan penanggung jawab yang terlibat sebagai berikut :

1) Pokok akhir dalam kegiatan ini berjumlah 10 (sepuluh) kegiatan. 2) Penanggung jawab dalam kegiatan ini sebanyak 6 (enam) orang. f. Penanggung Jawab

Adalah pelaku/pelaksana yang terlibat langsung dengan penyelesaian pokok akhir, untuk lebih jelas dapat dilihat dari Matrik Rincian Kerja. 2. Paket Kerja Penjadwalan

(41)

Paket kerja adalah matrik yang memuat rincian kerja, pokok akhir, yang memuat siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang penanggung gugat, apa yang dikerjakan, bila mana (waktunya) akan dilaksanakan, dimana pekerjaan itu akan dilaksanakan, serta biaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran khusus yang direncanakan. Adapun paket kerja yang disusun dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah terdiri dari :

a. Pembentukan tim b. Pencairan dana

c. Penyusunan draf Raperbup d. Pembuatan undangan e. Penyiapan tempat

f. Pelaksanaan FGD (Focused Group Discussion) Pembahasan Raperbup g. Penyempurnaan Raperbup

h. Pemantauan i. Penilaian j. Pelaporan 3. Penjadwalan

Langkah selanjutnya adalah membuat jadwal kegiatan yang menggambarkan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan kapan direncanakan selesai. Penjadwalan dibuat dalam bentuk peta garis, menggambarkan kapan kegiatan dimulai dan kapan direncanakan selesai.

(42)

42 N O M O R Penanggung Jawab Pokok Akhir K ab ag P D K K as u b b ag P K D Y os e f A n u n g S igi t S e ti ad i M ar ti n i N ar as u mb er Ju ml ah 1. Pembentukan tim PK 1 PK 1 PK 1 PK 1 PK 1 - 5 2. Pencairan dana PK 2 PK 2 PK 2 - - - 3 3. Penyusunan draf Raperbup PK 3 PK 3 - PK 3 - - 3 4. Pembuatan undangan PK 4 PK 4 - PK 4 PK 4 - 4 5. Penyiapan tempat - PK 5 PK 5 PK 5 PK 5 - 4 6. Pelaksanaan FGD Pembahasan Raperbup PK 6 PK 6 PK 6 PK 6 PK 6 PK 6 6 7. Penyempurnaan Raperbup PK 7 PK 7 - PK 7 - - 3 8. Pemantauan - PK 8 PK 8 - - - 2 9. Penilaian PK 9 PK 9 PK 9 - - - 3 10. Pelaporan PK 10 PK 10 PK 10 PK 10 - - 4 JUMLAH 8 10 7 7 4 1

SASARAN KEGIATAN POKOK KERJA

Gambar 5

Bagan Matrik Rincian Kerja Menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa selama 2

(dua) hari yaitu tanggal 19 – 20 Maret 2014 dengan

biaya sebesar Rp 7.000.000 yang berasal dari dana APBD tahun 2014 bertempat di ruang rapat dilaksanakan oleh Sub Bagian

PKD Bagian Pemdes dan Kelurahan Setda Kab. Bantul P E R S IA P A N P E L A K S A N A A N 41 Tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Rancangan dan Pengelolaan APBDesa melalui penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa selama

2 (dua) hari yaitu tanggal 19 – 20 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 7.000.000 yang berasal dari dana APBD tahun 2014 bertempat

di ruang rapat dilaksanakan oleh Sub Bagian PKD Bagian Pemdes dan Kelurahan Setda

Kab. Bantul P E N G E N D A L IA N

(43)

Tabel 5. Pembentukan Tim

Paket Kerja No. 1 Pokok Akhir : Pembentukan Tim Penyelesaian : 2 hari (3- 4 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengkonsep undangan rapat

pembentukan tim Kasubbag PKD 1 hari 1 hari - - - - - 10.000 - - - - - 140.000 - - 2 Mengetik undangan rapat

pembentukan tim

Sigit Setiadi 3 Meneliti dan memaraf undangan

rapat

Kasubbag PKD 4 Meneliti dan menandatangani

undangan

Kabag Pemdes dan Kelurahan 5 Mengagenda dan memberi cap

surat undangan

Sigit Setiadi 6 Menggandakan dan mengirim

undangan

Sigit Setiadi 7 Menyiapkan sarana dan tempat

rapat

Martini 8 Melaksanakan rapat

pembentukan tim

Kabag Pemdes dan Kelurahan 9 Menyusun daftar nama tim kerja

dan uraian tugasnya

Kasubbag PKD 10 Membuat SK tim pelaksana

kegiatan

Kasubbag PKD 11 Mengesahkan SK tim pelaksana

kegiatan

Kabag Pemdes dan Kelurahan 12 Menyediakan konsumsi rapat

(14 or x Rp.10.000)

Yosef Anung 13 Menotulen hasil rapat

pembentukan tim

Martini 14 Mengkaji hasil rapat untuk

ditindaklanjuti

Kasubbag PKD

(44)

Tabel 6. Pencairan Dana

Paket Kerja No. 2 Pokok Akhir : Pencairan Dana

Penyelesaian : 2 hari (5-6 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengetik nota pencairan dana

kegiatan Yosef Anung 2 hari - - - 10.000 2 Meneliti dan memaraf nota

pencairan dana kegiatan

Kasubbag PKD 3 Memeriksa dan

menanda-tangani nota pencairan dana

Kabag Pemdes dan Kelurahan 4 Mengajukan nota pencairan

dana kepada bendahara

Yosef Anung

Jumlah 3 orang 2 Hari 10.000

Tabel 7.

Penyusunan Draf Raperbup

Paket Kerja No. 3 Pokok Akhir : Penyusunan Draf Raperbup

Penyelesaian : 3 hari (7-11 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengumpulkan dasar hukum

penyusunan Raperbup Kasubbag PKD

3 hari

- 2 Mempelajari dasar hukum

penyusunan Raperbup Kasubbag PKD -

3 Mengidentifikasi permasalahan

penyusunan rancangan APBDesa Kasubbag PKD - 4 Menyusun draf Raperbup

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa

Kasubbag PKD -

5 Memeriksa dan memberi paraf draf Raperbup

Kabag Pemdes dan

Kelurahan -

6 Menggandakan draf Raperbup

untuk pembahasan Sigit Setiadi 200.000

(45)

Tabel 8.

Pembuatan undangan

Paket Kerja No. 4 Pokok Akhir : Pembuatan undangan

Penyelesaian : 3 hari (12-14 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengetik surat undangan FGD

pembahasan Raperbup

Martini

2 hari

1 hari

- 2 Meneliti dan memaraf surat

undangan

Kasubbag PKD -

3 Memeriksa dan menandata-gani surat undangan

Kabag Pemdes dan Kelurahan

- 4 Menggandakan surat undangan

FGD pembahasan Raperbup

Martini -

5 Memberi cap dinas dan mengagenda surat undangan

Martini -

6 Mengirimkan surat undangan Sigit Setiadi 50.000 Jumlah 4 orang 3 Hari 50.000

Tabel 9. Penyiapan Tempat

Paket Kerja No. 5 Pokok Akhir : Penyiapan Tempat

Penyelesaian : 2 hari (17 – 18 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD No. Uraian Kerja Penanggung

Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengkoordinir penyiapan tempat

FGD pembahasan Raperbup

Kasubbag PKD

2 hari

- 2 Menyiapkan sarana (LCD, laptop,

sound sistem)

Sigit Setiadi -

3 Menyiapkan spanduk dan dekorasi Sigit Setiadi -

4 Menyiapkan meja dan kursi Martini -

5 Menyiapkan daftar presensi FGD pembahasan Raperbup

Martini -

6 Menyiapkan daftar honor narasumber

Sigit Setiadi -

7 Memesan konsumsi kegiatan FGD pembahasan Raperbup

Yosef Anung 1.200.000

(46)

Tabel 10.

Pelaksanaan FGD Pembahasan Raperbup

Paket Kerja No. 6 Pokok Akhir : Pelaksanaan FGD

Penyelesaian : 1 hari (19 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab Waktu (Hari) Biaya (Rp) 1 Mengkoordinir pelaksanaan FGD pembahasan Raperbup Kasubbag PKD 1 hari - 2 Menyiapkan acara FGD pembahasan Raperbup Sigit Setiadi -

3 Melaksanakan presensi kepada peserta FGD

Sigit Setiadi -

4 Membagikan materi draf Raperbup

Martini -

5 Menyampaikan laporan Kasubbag PKD -

6 Membuka FGD pembahasan draf Raperbup

Kabag Pemdes dan Kelurahan

- 7 Membahas substansi draf

Raperbup

Narasumber -

8 Melaksanakan diskusi dan tanya jawab

Narasumber -

9 Menyiapkan dan membagikan konsumsi

Martini -

10 Menutup acara FGD pembahasan draf Raperbup

Kabag Pemdes dan Kelurahan

- 11 Membayar honor narasumber

dan biaya penunjang (ATK, transport dll)

Yosef Anung 4.890.000

(47)

Tabel 11.

Penyempurnaan Raperbup

Paket Kerja No. 7 Pokok Akhir : Penyempurnaan Raperbup

Penyelesaian : 1 hari (20 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mempelajari hasil pembahasan

FGD Raperbup

Kasubbag PKD

1 hari

- 2 Melakukan koordinasi dengan

Bagian Hukum Setda Kab. Bantul (biaya snack rapat)

Kasubbag PKD 200.000

3 Menyempurnakan draf Raperbup sesuai hasil pembahasan

Kasubbag PKD -

4 Mengetik hasil penyempurnaan draf Raperbup

Sigit Setiadi -

5 Memeriksa dan menyetujui draf Raperbup

Kabag Pemdes dan Kelurahan

- 6 Mengajukan draf Raperbup ke

Bagian Hukum Setda Kab. Bantul untuk pengesahan

Kasubbag PKD -

Jumlah 3 orang 1 Hari 200.000

Tabel 12. Pemantauan

Paket Kerja No. 8 Pokok Akhir : Pemantauan

Penyelesaian : 14 hari (3-20 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Mengamati kegiatan persiapan

tempat

Kasubbag PKD

14 hari

- 2 Mengamati pelaksanaan FGD

pembahasan draf Raperbup

Kasubbag PKD -

3 Mencatat hasil pemantauan Kasubbag PKD -

4 Menyimpulkan hasil pemantauan Kasubbag PKD - 5 Merekap dan mendokumentasikan

hasil pemantauan

Yosef Anung 100.000

(48)

Tabel 13. Penilaian

Paket Kerja No. 9 Pokok Akhir : Penilaian

Penyelesaian : 14 hari (3-20 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab

Waktu (Hari)

Biaya (Rp) 1 Menyiapkan format penilaian /

evaluasi kegiatan

Yosef Anung

14 hari

- 2 Mempelajari dan meneliti hasil

penilaian / evaluasi

Kasubbag PKD -

3 Mengoreksi hasil penilaian Kasubbag PKD - 4 Menandatangani hasil

penilaian

Kabag Pemdes dan Kelurahan

- 5 Merekap dan

mendokumen-tasikan hasil penilaian

Yosef Anung 100.000

Jumlah 3 orang 14 Hari 100.000

Tabel 14. Pelaporan

Paket Kerja No. 10 Pokok Akhir : Pelaporan

Penyelesaian : 15 hari (3-21 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbag PKD

No. Uraian Kerja Penanggung Jawab Waktu (Hari) Biaya (Rp) 1 Mengkoordinir penyusunan laporan kegiatan Kasubbag PKD 15 hari -

2 Menyiapkan data laporan Yosef Anung -

3 Menyusun konsep laporan Kasubbag PKD -

4 Meneliti, menyetujui dan memaraf konsep laporan

Kasubbag PKD -

5 Mengetik laporan Sigit Setiadi -

6 Meneliti, menyetujui dan menandatangani laporan

Kabag Pemdes dan Kelurahan

-

7 Menggandakan laporan Sigit Setiadi 100.000

(49)

Tabel 15.

Rekapitulasi Biaya

No. Pokok Akhir Waktu (Hari)

Paket Kerja

Biaya (Rp.)

1 Pembentukan tim 2 Paket Kerja 1 150.000

2 Pencairan dana 2 Paket Kerja 2 10.000

3 Penyusunan draf Raperbup 3 Paket Kerja 3 200.000 4 Pembuatan undangan 3 Paket Kerja 4 50.000 5 Penyiapan tempat 2 Paket Kerja 5 1.200.000 6 Pelaksanaan FGD

Pembahasan Raperbup 1

Paket Kerja 6

4.890.000 7 Penyempurnaan Raperbup 1 Paket Kerja 7 200.000

8 Pemantauan 14 Paket Kerja 8 100.000

9 Penilaian 14 Paket Kerja 9 100.000

10 Pelaporan 15 Paket Kerja 10 100.000

(50)

50 No Waktu Pokok Akhir Maret 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 Pembentukan tim S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U S A B T U M I N G G U 2 Pencairan dana

3 Penyusunan draf Raperbup 4 Pembuatan undangan 5 Penyiapan tempat 6 Pelaksanaan FGD Pembahasan Raperbup 7 Penyempurnaan Raperbup 8 Pemantauan 9 Penilaian 10 Pelaporan 49

(51)

51

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab I sampai dengan Bab IV, maka dalam upaya peningkatan kinerja penyusunan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penyusunan rancangan APBDesa oleh Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul saat ini masih sering terlambat disebabkan oleh kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa. Hal ini mengakibatkan terlambatnya pendistribusian bantuan anggaran kepada desa-desa di wilayah Kabupaten Bantul. 2. Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang penyusunan rancangan APBDesa

disebabkan oleh belum tersusunnya Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa.

3. Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu menyusun Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan dan Pengelolaan APBDesa selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 19 – 20 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 7.000.000 (tujuh juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Sub Bagian Pendapatan dan Kekayaan Desa Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kab. Bantul.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2009, Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2009-2013, Bantul.

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, Bantul.

Pitoyo, Djoenaedi Tamim, 2008, Kertas Kerja Perseorangan, Bahan Ajar Diklatpim IV LAN-RI.

Pitoyo, Djoenaedi Tamim, 2008, Pola Kerja Terpadu (PKT), Bahan Ajar Diklatpim IV LAN-RI.

---, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online dengan alamat http://kbbi.web.id (diakses tanggal 23 September 2013)

Peraturan-Peraturan :

Pemerintah RI, 2004, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Pemerintah RI, 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Produk Hukum Daerah.

Pemerintah RI, 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2009, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2009, Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.

(53)

Gambar

Gambar 1.  Bagan Alur Pikir
Tabel 5.  Pembentukan Tim
Tabel 6.  Pencairan Dana
Tabel 9.  Penyiapan Tempat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga diperlukan proses untuk mengembangkan model yang dapat secara konstruktif menjelaskan siklus perkembangan perangkat lunak dan menyediakan sebuah dasar rekayasa

Sementara itu fakta dilapangan menyatakan bahwa meskipun selama ini diberikan waktu proses pelaksanaan mediasi selama 40 hari kerja sesuai dengan Peraturan

Tuntutan terhadap kinerja beton mutu tinggi (high performance concrete) meliputi kondisi dalam pemakaian (masa layan), kondisi batas dan keawetan Saat ini

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib),

Pengaruh Perlakuan Zeolit Alam Memperhatikan konsentrasi logam besi hasil proses adsorpsi dengan zeolit alam yang tidak diaktivasi dan penyerapan oleh ad- sorben

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang rekrutmen, pendidikan dan pelatihan yang pada penelitian ini berpengaruh terhadap produktivitas

Timor Leste ingin perjanjian CMAST dibatalkan telah sesuai dengan perspektif Hukum Perjanjian Internasional menyangkut Australia sudah dari awal tidak menunjukan

Instrumen dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta tes berupa ulangan harian tiap