• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1 Kimia Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modul 1 Kimia Organik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN I

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR:Distilasi & Titik Didih

(KI-2051)

Disusun oleh : Ghine Ravena Oktazizah

10414036 Kelompok 6 SITH-S/Mikrobiologi

Asisten : Chusnul/10511101 Tanggal Praktikum : 11 September 2015 Tanggal pengumpulan : 18 September 2015

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair:distilasi & titik didihadalah sebagai berikut:

1. Menentukan titik didih dan indeks bias aseton hasil distilasi sederhana 2. Menentukan titik didih dan indeks bias aseton hasil distilasi bertingkat 3. Menentukan titik didih indeks bias methanol hasil distilasi Azeotrop Terner

II. TEORI DASAR

Distilasi adalah teknik memurnikan larutan yang melibatkan proses pemanasan larutan hingga molekul cair menguap, uap yang mengalir akan melewati kondensor yang berpendingin dialiri oleh air, setelah didinginkan, uap tersebut kembali menjadi fasa cair, dimana cairan tersebut akan ditampung (Jasperse, 2013). Distilasi adalah teknik memurnikan larutan yang melibatkan proses pemanasan larutan hingga molekul cair menguap, uap yang mengalir akan melewati kondensor yang berpendingin dialiri oleh air. Setelah didinginkan, uap tersebut kembali menjadi fasa cair, dimana cairan tersebut akan ditampung. Kemampuan utnuk memisahkan campuran tergantung pada titik didih komponen di dalam larutan tersebut. Setelah terjadinya pemisahan, uap yang terkondensasi dan terkumpul harus lebih murni daripada campuran cair asli. Destilasi dapat digunakan untuk menghilangkan pelarut yang mudah menguap dari produk non-volatil, untuk memisahkan produk yang mudah menguap atau untuk memisahkan dua atau lebih produk yang tidak stabil yang memiliki titik didih yang berbeda.

Ada berbagai jenis teknik ditilasi yang pertama adalah ditilasi sederhana, pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil, yang kedua adalah distilasi fraksionisasi dimana fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah, yang ketiga adalah distilasi uap dimana distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih, yang keempat adalah ditilasi vakum, distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat

terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C, yang kelima adalah distilasi Azeotrop, Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air (Jasperse, 2013).

(3)

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hasil sebagai berikut: a. Desilasi Sederhana

Destilasi Sederhana dengan bahan aseton-air (1:1) sebanyak 40 mL Suhu pada tetesan pertama = 38,5 C⁰

Tabel 1

Hasil pengamatan distilasi sederhana

V (mL) 5 10 15

T ( C)⁰ 38,5 53 53

Indeks bias literatur = 1,37 (Wellner, 2012)

Indeks bias percobaan ditunjukan dari data berikut 1. Saat volume 5 mL pertama, n= 1.365+0.021 2. Saat volume 5 mL kedua, n=1.356+0.017 3. Saat volume 5 mL ketiga, n=1.358+0.017 b. Destilasi Bertingkat

Destilasi bertingkat dengan bahan aseton-air(1:1) sebanyak 40 mL Tetesan pertama = 30 C⁰

Tabel 2

Hasil pengamatan distilasi bertingkat

V (mL) 5 10 15

T ( C)⁰ 30 42 41

Indeks bias literatur = 1,37 (Wellner, 2012)

Indeks bias percobaan ditunjukan dari data berikut: 1. Saat volume 5 mL pertama, n=1.356+ 0,021 2. Saat volume 5 mL kedua, n= 1,359+0.023 3. Saat volume 5 mL ketiga, n= 1.359+0.023 c. Destilasi Azeotrop Terner

Destilasi Azeotrop Terner dengan bahan methanol-air 25mL dan toluena 12.5 mL.

Tetesan pertama = 61 C⁰

Tabel 3

Hasil pengamatan distilasi Azeotrop Terner

V (mL) 5 10 15

T ( C)⁰ 61 61,5 62

(4)

Indeks bias percobaan ditunjukan dari data berikut 1. Saat volume 5 mL pertama n=1,398 + 0, 0395 2. Saat volume 5 mL kedua n=1,398 + 0, 034 3. Saat volume 5 mL ketiga n=1,393 + 0, 037

IV. PERHITUNGAN

a. Distilasi sederhana

Indeks bias senyawa murni (Koreksi) : n27 = n20-0,00045(27-20)

n27= 1,37-0,00045(7)

n27=1,37-0,00315

n27=1,36685

% galat = ⃒n distilat−n senyawa murni

n senyawa murni ×100

1. % galat 5 mL pertama

% galat = 1,386−1,37 1,37 ×100

% galat = 0,0161,36 ×100

% galat = 1,16 2. % galat 5 mL kedua

% galat = ❑´ 1,373−1,37 1,37 ×100

% galat = 0,0031,37 ×100

% galat = 0,21

3. % galat 5 mL ketiga

% galat = ❑´ 1,357−1,37 1,36 ×100

% galat = 0,013 1,37 ×100 % galat = 0,94

Indeks bias aseton rata rata =

(1,365+0,021)+ (1,356+0,017)+(1,358+0,017)

(5)

Indeks bias aseton rata rata = 1,378 b. Distilasi bertingkat

Indeks bias senyawa murni (Koreksi) : n27 = n20-0,00045(27-20)

n27= 1,37-0,00045(7)

n27=1,37-0,00315

n27=1,36685

% galat = ⃒ndestilat−n senyawa murni

n senyawa murni ×100

1. % galat 5 mL pertama % galat = 1,377−1,37

1,37 ×100 % galat = 0,51%

2. % galat 5 mL kedua % galat = 1,382−1,37

1,37 ×100 % galat = 0,875%

3. % galat 5 mL ketiga % galat = 1,382−1,37

1,37 ×100 % galat = 0,875%

Indeks bias aseton rata rata =

(1,356+0,021)+ (1,359+0,023)+(1,359+0,023)

3

Indeks bias aseton rata rata = 1,380 c. Distilasi Azeotrop Terner

Indeks bias senyawa murni (Koreksi) : n27 = n20-0,00045(27-20)

n27= 1,356-0,00045(7)

n27=1,356-0,00315

n27=1,35285

% galat = ⃒n distilat−n senyawa murni

n senyawa murni ×100

(6)

% galat = 1,43751,356−1,356 ⃒×100

Indeks bias mehanol rata rata =

(1,398+0,0395)+ (1,398+0,034)+(1,393+0,037)

3

Indeks bias methanol rata rata = 1,433

V. PEMBAHASAN

Dari percobaan dengan menggunakan distilasi sederhana dengan bahan aseton-air (1:1) sebanyak 40 mL diperoleh suhu pada saat tetesan pertama aseton jatuh yaitu pada 38,3 C sedangkan titik didih aseton berdasarkan literatur adalah ⁰

56,53 C, yang berarti titik didih aseton yang terukur berdasarkan percobaan ini ⁰

adalah pada 38,5 C, titik didih yang terukur berbeda dari titik didih literatur hal ⁰

(7)

indeks bias literatur dihitung dan pengujiannya dilakukan pada kondisi yang ideal yaitu pada suhu 20 C sedangkan pada saat percobaan destilasi sederhana ini suhu ⁰

ruangan yang terukur yaitu 27 C.⁰

Dari percobaan dengan menggunakan distilasi bertingkat dengan bahan aseton-air (1:1) sebanyak 40 mL diperoleh suhu pada saat tetesan pertama aseton jatuh yaitu pada 30 C sedangkan titik didih aseton berdasarkan literatur adalah ⁰

56,53 C, yang berarti titik didih aseton yang terukur berdasarkan percobaan ini ⁰

adalah pada 30 C, suhu yang terukur berbeda dari suhu literatur hal ini disebabkan⁰

karena praktikan yang tidak mengkalibrasi termometer sehingga besar

kemungkinan pembacaan termometer yang terukur tidak pasti. Indeks bias yang terukur yaitu 1.380 dimana indeks bias tersebut tidak sesuai dengan indeks bias aseton literatur yaitu 1,37 ada beberapa kemungkinan yang mempengaruhi perbedaan nilai ini, yang pertama yaitu adanya pengeruh zat pengotor yang menurunkan tekanan uap air murni dimana zat pengotor itu bisa berasal dari lingkungan sekitar maupun dari alat yang tidak dibersihkan oleh praktikan, adanya kebocoran pipa air yang digunakan dalam ditilasi bertingkat berpengaruh pada distilat yang dihasilkan, ditilat yang ditampung tercampur dengan air sehingga pada saat pembacaan indeks bias bukan indeks bias dari aseton yang terukur namun indeks bias campuran air dan aseton.

Dari percobaan dengan menggunakan distilasi Azeotrop Terner dengan bahan aseton-air (1:1) sebanyak 40 mL ditambah toluena 12,5 mL diperoleh suhu pada saat tetesan pertama methanol- jatuh yaitu pada suhu 61 C sedangkan titik ⁰

didih methanol berdasarkan literatur adalah 64,7 C, suhu yang terukur berbeda ⁰

dari suhu literatur hal ini disebabkan karena praktikan yang tidak mengkalibrasi termometer sehingga besar kemungkinan pembacaan termometer yang terukur tidak pasti, kesalahan praktikan pada pembacaan termometer serta faktor lain adalah suhu yang terukur pada termometer merupakan suhu uap cair yang menempel dari campuran bukan suhu titik didih. Indeks bias metanol hasil pengukuran yaitu 1,433 berbeda dengan hasil literatur yaitu 1,356 hal ini bisa disebabkan karena faktor-faktor yang sama yang telah disebutkan sebelumnya pada distilasi sederhana dan distilasi bertingkat disamping itu karena distilasi Azeotrop Terner distilat yang dihasilkan merupakan campuan methanol-toluena sehingga ada kemungkinan masih toluena masih bercampur dengan methanol sehingga pembacaan indeks bias yang terbacapun berbeda, ketidaktelitian

praktikan pada saat mengeluarkan toluena dari campuran, masih ada toluena yang bercampur dengan mehanol.

VI. SIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa :

1. Titik didih aseton hasil distilasi sederhana adalah 38,5 C sedangkan indeks bias⁰

aseton yang diperoleh dengan metode distilasi sederhana adalah 1,378

2. Titik didih aseton hasil distilasi bertingkat adalah 30 C sedangkan indeks bias⁰

(8)

3. Titik didih methanol hasil dari distilasi Azeotrop Terner adalah 61 C sedangakn⁰

indeks bias methanol yang diperoleh dengan metode distilasi Azeotrop Terner adalah 1,433

VII. DAFTAR PUSTAKA

Jespere, N. D, Brady, J. E, Hyslop, Alyson. 2012. Chemistry Sixth Edition, International Student Version. USA : WileyPLUS. Hal 565-618. Jasperse. 2013. [online]http://web.mnstate.edu/jasperse/Chem355/

Distillation.doc.pdf. Diakses pada 17 September 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Distributed Bragg Reflector Nonlinear , yaitu kristal fotonik 1D dimana material dengan indeks bias yang lebih besar dibuat dari material optik nonlinier, sehingga

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Laktosa yang merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mammalia, adalah disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan galaktosa (Heyman, 2006)..

Pemilihan pelarut yang kedua menggunakan sampel B, dimana hassil yang didapatkan dari sampel B sama dengan hasil dari sampel A, yaitu sampel B larut pada saat dicampurkan dengan

Uji asam pikrat dalam menganalisis karbohidrat yaitu untuk mengetahui karbohidrat yang bersifat gula pereduksi dengan mereduksi asam pikrat membentuk asam pikramat

Pada musim kemarau nilai Indeks Keanekaragaman rata -rata di stasiun 1 adalah 3,28, nilai Indeks Keanekaragaman rata-rata di stasiun 2 adalah 3,11, nilai Indeks

Faktor lain yang menyebabkan perbedaan dengan literatur yaitu dapat dimungkinkan produk teh yang digunakan telah dilakukan proses dekafeinasi, yaitu proses pengurangan

7 Salah satu contoh destilasi sederhana adalah pemurnian, yaitu memurnikan cairan dari senyawa menjadi unsur-unsur dimana perbedaan titik didih antara yang satu dengan