• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI2051 T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI2051 T"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) TEKNIK KIMIA PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR : Distilasi dan Titik Didih

Nama : Siti Solihah

NIM : 13012085

Kelompok : VIII

Hari/Tanggal Percobaan : Jumat, 07 Februari 2014 Hari/Tanggal Penggumpulan : Jumat, 14 Februari 2014

Asisten : Ismail dan Riska Rachmantyo (13711061)

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR : Distilasi dan Titik Didih

I. Tujuan Percobaan

- Mengkalibrasi thermometer.

- Memurnikan zat cair dengan proses distilasi biasa, distilasi bertingkat, dan distilasi azeotrop terner.

- Menentukan titik didih distilat pada proses distilasi biasa, distilasi bertingkat, dan distilasi azeotrop terner.

- Membandingkan hasil pengukuran indeks bias dan senyawa murni

II. Teori Dasar

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses

pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar

(3)

III.Data pengamatan 1. Distilasi Sederhana

Pemisahan campuran aseton-air (40 ml , aseton:air=1:1) Suhu tetesan pertama : 48,5°C

No 5 mL ke- Temperatur (oC) Indeks Bias

1 1 50 1,356

2 2 51 1.353

3 3 52 1.352

2.Distilasi Bertingkat

Pemisahan campuran aseton-air (40 ml, aseton:air=1:1) Suhu tetesan pertama : 40,5°C

No 5 mL ke- Temperatur (oC) Indeks Bias

1 1 39 1,353

2 2 39 1.354

3. Distilasi Azeotrop Terner dengan Metode Distilasi Bertingkat

Pemisahan campuran azeotrop air, metanol, dan toluena ( 25 ml metanol:air=1:1, toluena 12,5 ml)

Temperatur tetesan awal : 58oC dengan nilai indeks bias sebesar 1,308. Terbentuk 2 lapisan zat yang dibagi menjadi lapisan atas dan lapisan bawah. Hingga 2 ml menetes temperature 45 oC. setelah itu tidak menetes lagi.

IV.Pengolahan Data Rumus Perhitungan :

(4)

1. Distilasi Sederhana

Indeks bias aseton menurut literature adalah 1,360

n

t

= 1,35685

No 5 mL ke- Temperatur (oC) Indeks Bias Kesalahan

1 1 50 1,356 0,00626%

2 2 51 1.353 0,2837%

3 3 52 1.352 0,35744%

Rata-rata nilai kesalahan/galat adalah sebesar 0,2158%.

2. Distilasi Bertingkat

Indeks bias aseton menurut literature adalah 1,360.

n

t

= 1,35685

No 5 mL ke- Temperatur (oC) Indeks Bias Kesalahan

1 1 39 1,353 0,2837 %

2 2 39 1.354 0,2100 %

Rata-rata nilai kesalahan/galat adalah sebesar 0,24685%.

(5)

3. Distilasi Azeotrop

indeks bias methanol menurut literature adalah 1,328.

n

t

= 1,32485

V. Pembahasan

(6)

teliti melihat kelayakannya. Setelah itu diambil beberapa mL hasil distilat dan diukur indeks biasnya setiap 5 mL. Menurut literature yang ada, indeks bias aseton adalah sebesar 1,360 sedangkan hasil pengukuran menunjukan bahwa indeks bias aseton rata-rata adalah sebesar 1,353667. Terdapat galat atau kesalahan dalam perhitungan indeks bias ini adalah sebesar 0,2158%. Perbedaan indeks bias ini dapat terjadi akibat kesalahan paralaks yaitu kesalahan mata saat melihat nilai indeks bias saat diukur dengan alatnya. Kesalahan ini sering terjadi karena untuk melihat indeks bias tersebut seringkali angka yang ditunjukan oleh alat kurang begitu jelas, sehingga mengakibatkan adanya galat pada perhitungan indeks bias.

(7)

bias tersebut bila dibandingkan dengan indeks bias dari literature. Galat tersebut sebesar 0,24685% yang terjadi pada distilasi bertingkat.

Proses pemisahan dan pemurnian terakhir yang dilakukan adalah proses distilasi azeotrop dengan menggunakan rangkaian alat diatilasi bertingkat. Digunakannya rangkaian alat distilasi bertingkat adalah karena pada larutan azeotrop ini terdapat tiga senyawa campuran didalamnya yaitu air-metanol-toluena. Digunakannya tambahan toluene dalam proses ini adalah untuk memcahkan ikatan azeotrop yang terjadi antara air-metanol. Toluene dapat memisahkan air dan pelarut yaitu methanol sehingga pada proses distilasinya terjadi pemisahan dua fasa antara kedua zat tersebut. Saat percobaan, kami tidak mendapatkan distilat sebanyak yang seharusnya. Kami hanya mendapatkan distilat methanol sekitar 2 mL saja. Hal ini diakibatkan pada awalnya kami memasang pemanas listrik dengan temperature tinggi yaitu sekitar 145°C lalu setelah campuran terlihat mendidih, kamu menurunkannya terlalu drastic yaitu sekitar 45°C dan kamipun lupa untuk menaikan termperatur pemanasnya kembali dengan jangka waktu cukup lama. Awal dasar kami menurunkan temperature saat itu adalah karena temperature didih methanol hanya sebesar 65°C sedangkan air sebesar 100°C. Temperature yang terlalu tinggi dikhawatirkan mengakibatkan air juga ikut teruapkan sehingga kami menurunkan temperaturnya. Saat itu terdapat tetesan uap pertama yaitu sekitar 58°C. dan temperature distilat setelah 2 mL sebesar 45°C. Saat uap tidak menetes kami menaikan temperaturnya kembali menjadi 250°C,tetapi hingga 30 menit tidak terjadi perubahan yaitu uap tidak lagi muncul. Indeks bias distilat tersebut adalah sebesar 1,308 sedangkan menurut literature indeks bias methanol adalah 1,328. Sehingga terdapat galat sebesar 5,187%.

VI. Kesimpulan

(8)

VII. Daftar Pustaka

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi/ (diakses tanggal 12 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)

http://bisakimia.com/2013/02/04/pemisahan-campuran-distilasi/ (diakses tanggal 12 Februari 2014 pukul 20.00 WIB)

McCabe, Warren L., Julian C. Smith, Peter Harriot. 2005. “Unit Operating of

Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw Hill

International Edition, p: 663-736,929-966

Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., “Experiments and Techniques in Organic Chemistry”, Prentice Hall Inc., New Jersey, 1992, p. 47-55; 396-398.

VIII. LAMPIRAN

92,14 111 -93 Tidak berwarna, sangat mudah

terbakar, dan tidak larut dalam

122,12 249 122,4 Larut dalam air panas, sedikit

berbau, dan merupakan bahan

pengawet

(9)

Data Literatur indeks bias pada (20 oC)

Nama Zat Indeks bias

Relatif

Metanol 1,328

Aseton 1,360

Toluene 1,496

Referensi

Dokumen terkait

Laktosa yang merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mammalia, adalah disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan galaktosa (Heyman, 2006)..

Hipotesa dari kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini adalah pertama terletak pada konsistensi suhu yang digunakan pada proses destilasi,

Pemilihan pelarut yang kedua menggunakan sampel B, dimana hassil yang didapatkan dari sampel B sama dengan hasil dari sampel A, yaitu sampel B larut pada saat dicampurkan dengan

salisilat sangat jarang didapatkan padahal metil salisilat sangat dibutuhkan dalam pengobatan atau dalam bidang farmasi, sehingga untuk mendapatkan metil salisilat dilakukan

Berdasarkan literatur, titik leleh aspirin adalah 135 0 - 136°C sedangkan titik leleh aspirin yang diperoleh adalah 176 0 C. Nilai ini sangat berbeda dengan literatur,

Indeks bias bias sendiri dari prisma pada literatur dan hasil perhitunagn tidak sesuai, hal ini di sebabkan hal yang sama yaitu pengambilan data yang kurang teliti dan indeks

Untuk penetapan reaksi khusus golongan senyawa organik, didapatkan hasil positif pada pemeriksaan senyawa amin aromatis primer dengan terbentuknya warna merah jingga

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data PengamatanData Pengamatan Data Pengamatan Destilat Tets pertama destilat pada menit ke-18 dengan suhu 80 ̊ C Dalam waktu 1 jam 15 menit didapatkan