LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN
SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN SIFAT FISIKNYA
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik
Pendahuluan
Senyawa di alam sangat banyak dan melimpah, diperkirakan pada saat ini telah mencapai jutaan dan akan terus bertambah dengan munculnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa-senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
( Riswiyanto,2009).
Pada praktikum identifikasi gugus fungsional dan senyawa organik berdasarkan sifat fisiknya ini diketahui memerlukan pendekatan yang menyeluruh dari suatu analisis kwalitatif senyawa organik untuk mengidentifikasi senyawa organik. Secara umum identifikasi senyawa organik melibatkan 7 kegiatan,yaitu : menentukan sifat fisiknya, misalnya warna, bau, indeks refraksi, massa jenis, titik leleh, titik didih, pemurnian dan uji kemurnian, teknik pemurnian, menganalisis unsur pemyusun, menentukan kelompok kelarutan, mendapatkan data spektrokopis, melakukan uji kimia terhadap suatu gugus, membuat turunan kimia. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengindentifikasi gugus fungsional. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan adalah mengidentifikasi senyawa organik berdasarkan gugus fungsi yang menandakan sifat fisik dan kimia suatu senyawa tersebut.
Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1 set alat destilasi, pemanas listrik, gelas ukur 50 ml, termometer 0-110, polarimeter, 2 labu ukur 10 ml, 5 pipet tetes, 1 pipet volume 10 ml, piknometer, penangas air, 8 tabung reaksi, 2 batang pengaduk, neraca, refraktometer abbe, dan gelas beker 500 ml.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : terpentin, heksana, 1-propanon dan 2-1-propanon, klorobensena, etanol dan aseton, benzeldehida, fenol dan 1 propanol.
Cara Kerja Meliputi : Skema Kerja
Terpentin
Dimasukkan 4 tetes terpentin heksana kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 ml n - oktanol
Dikocok dan ditambahkan tetes demi tetes larutan borm
Dicatat jumlah tetesnya untuk sample Diulangi untuk heksana, dll
b. Oksidasi dengan KMnO4
1-propanon
Di larutkan 4 tetes 1-propanon dan 2- propanon kedalam sedikit aseton dan air di dalam tabung reaksi
Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4
sampai terjadi endapan hitam
Dicatat jumlah tetesnya
2. Ujinya adanya halogen
a. Reagen 2% KMnO4 dalam etanol 95%
Klrobenzen
Dimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam tabung reaksi
Ditambahkan 2 ml reagen AgNO3 , didiamkan
beberapa menit Hasil
Bila belum terjadi endapan tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air (50-600)
Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadi endapan untuk setiap sample
3. Uji adanya OH alkohol Etanol dan aseton
Dimasukkan 4 tetes etanol dan aseton dan 1 tetes larutan asam kromat
Dikocok dan di amati perubahan yang
terjadidimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam tabung reaksi
4. Uji aldehid dan keton a. Tes fehling
Aseton benzaldehida
Dimasukkan 1ml aseton,bensaldehida kedalam tabung reaksi
Dipanaskan tabung reaksi didalam air mendidih selama 5 menit
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi Hasil
Hasil
b. Uji fenol
Sampel
Dimasukkan 2 tetes sampel ( misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % ) kedalam tabung reaksi kering.
Dikocok kuat-kuat
Diamati dan dicatat setiap perubahan
Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan a. Reaksi dengan brom
Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air
Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan (toluena, aseton, etanol, bensaldehida) kedalam tabung reaksi bersih dam kering. Dimasukkan 2 mL n-oktanol. Dikocok campuran perlahan – lahan. Ditambahkan tetes demi tetes larutan brom sampai tidak terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah tetesnya untuk setiap sampel.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen : larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan ( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) ke dalam sesedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). Dicatat jumlah tetesnya.
a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa menit. Dimasukkan tabung reaksi ke penangas air (50-60oC) bila belum
terjadi endapan. Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk setiap sampel.
b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering
(harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan dalam botol coklat, bila berwarna coklat harap dibuang)
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) ke dalam 2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC. Dicatat waktu
yang diperlukan untuk terbentukknya endapan. 3. Uji adanya OH alkohol
a. Bahan
Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol, etanol, 2-butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5 gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat ) ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan diamati perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4. Uji aldehida dan keton
dengan pembakar spiritus. Ditest positif jika terbentuk endapan kunig-merah. Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL larutan
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon, etanol), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen : larutan 5% AgNO₃, larutan 5% NaOH, larutan NH₃ encer (pengenceran 10 kali ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida, asetofenon, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia) ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan catatlah perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Estimasi
Uji kimia ketidakjenuhan : 20 menit
Uji adanya halogen : 7 menit
Uji adanya OH alkohol : 15 menit
Uji adanya aldehida dan keton : 40 menit
Uji fenol : - menit
Data Percobaan
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom (warna reagen: Kuning Pekat) Sample + larutan brom
Terpentin 4 tetes, tidak terjadi perubahan Heksana 10 tetes, warna berubah menjadi
keputihan (putih)
a. Oksidasi dengan KMnO₄ (warna reagen : ungu )
Sampel Jumlah Tetes Sebelum reaksi Setelah reaksi 1-Propanol 3 tetes Berwarna ungu
bening
Endapan berwarna hitam (sebelum dikocok) Merah (Setelah dikocok)
2-Propanol 4 tetes Berwarna ungu bening
Endapan hitam (sebelum dikocok)
2. Uji adanya Halogen
Reagen: AgNO3 (warna reagen : bening)
Sampel Waktu
klorobenzena Terbentuk endapan (butiran putih) dalam waktu 7 menit
3. Uji adanya OH alkohol
Reagen: asam Kromat (warna: Orange)
Sampel Sebelum reaksi Setelah reaksi endapan Etanol Berrwarna kuning
bening
Hijau tua Ada
Aseton Berwarna kuning pekat
Hijau kehitaman Ada
4. Uji Aldehid dan Keton
Reagen : Fehling A (warna: biru pekat) Fehling B ( warna: biru pekat)
Sampel Sebelum reaksi Setelahreaksi
Aseton Berwarna bening Berwarna biru tua, larutan tercampur, terdapat banyak gelembung
Benzaldehid Berwarna bening Lapisan atas : bening Lapisan bawah : biru tua Sedikit gelembung
5. Uji fenol
Reagen : etanol 1 mL dan 1 tetes FeCl3
Fenol Berwarna kuning pekat Tidak ada perubahan 1-Propanol Berwarna kuning bening Tidak ada perubahan
6. Penentuan Tititk Didih
Sampel Suhu
AsamAsetat 112oC
Aseton 50oC
1-Propanol >112oC
2-Propanol 111oC
Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali pertama adalah meguji ketidakjenuhan. Identifikasi ketidakjenuhan adalah mengidentifikasi ikatan rangkap baik rangkap dua, maupun rangkap tiga yang terdapat dalam senyawa kimia. Uji ketidakjenuhan menggunakan dua metode yaitu menggunakan brom dan KMnO4. Brom bereaksi sangat cepat dengan senyawa yang mengandung ikatan rangkap. Reaksi tersebut dapat diketahui dari perubahan warna larutan. Pada percobaan uji ketidakjenuhan direaksikan larutan Terpentin dan Heksana dengan Brom, pada hasilnya tidak terjadi perubaan pada larutan terpentin. Jika disimpulkan larutan tidak terjadi perubahan warna karena sudah sama sama mencapai titik jenuhnya. Percobaan selanjutnya adalah uji ketidakjenuhan reaksi oksidasi dengan
KMnO₄. Larutan 1-propanol dan 2-propanol direaksikan dengan
KMnO₄ yang kemudian terjadi perubaan warna dari ungu bening
menjadi berwarna kehitaman dan adanya endapan sebelum dikocok. Setelah dikocok 1-propanol berubah warna menjadi merah kehitaman sedangkan 2-propanol menjadi kuning pekat.
Percobaan selanjutnya yaitu uji adanya halogen. Uji ini dilakukan dengan
AgNO3. Sampel yang digunakan yaitu klorobenzena pada percobaan ini terjadi
reaksi substitusi. Penambahan AgNO3 pada klorobenzena membuat larutan
Berikut reaksinya:
Percobaan selanjutnya yaitu uji alkohol. Uji alkohol dilakukan dengan reagen asam kromat pekat. Sampel yang tersedia yaitu etanol dan aseton. Literatur yang tersedia menunjukkan reaksi positif apabila terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan. Penambahan asam kromat pada etanol merubah larutan yang awalnya tidak berwarna menjadi larutan berwarna hijau. Endapan dari percampuran asam kromat dan etanol adalah berupa endapan hijau. Reaksi ini memberikan hasil positif karena didalam sampel mengandung gugus hidroksil (-OH). dengan, metode tes fehling. Sampel yang disediakan yaitu aseton dan bensaldehid. Metode fehling ini memberikan hasil positif untuk sampel bensaldehid. Karena uji tes fehling hanya untuk mendeteksi adanya gugus aldehid dan fehling tidak bereaksi dengan keton. Bensaldehid dengan fehling memberikan hasil larutan 3 fase yaitu larutan biru kehijauan di bagian paling atas, dibawahnya larutan biru dongker, dan paling bawah larutan tak berwarna sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan terbentuk 2 fase yaitu larutan berwarna biru dongker dibagian paling bawah
CHO larutan berwarna keruh kebiruan diatas dan larutan biru dongker dibawahnya, serta terbentuk endapan berwarna biru muda dilapisan paling bawah. Setelah dipanaskan semua fase larut menjadi larutan berwarna biru dongker. Ini termasuk reaksi negatif karena fehling tidak bereaksi dengan keton. Fehling hanya digunakan untuk mengidentifikasi aldehid.
Percobaan selanjutnya yaitu uji fenol. Uji fenol dilakukan dengan reagen
etanol dan FeCl3. Sampel yang digunakan yaitu fenol dan 1-propanol. Pada uji
fenol ini larutan fenol dan 1-propanol tidak berubah warna sama sekali.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah identifikasi senyawa organik dengan menambahkan suatu reagen yang spesifik terhadap gugus fungsi. Teknik pengukuran fisik yang digunakan adalah warna dan bau untuk menentukan senyawa organik. Sampel yang bereaksi secara positif mengandung gugus tidak jenuh adalah benzaldehid, yang mengandung halogen adalah klorobenzena, yang mengandung OH alkohol adalah metanol , etanol dan 2- butanol. Sedangkan pada uji fenol yang breaksi secara positif hanya fenol. Referensi
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Universitas Jember.
Pada praktikum selanjutnya disarankan lebih berhati hati menggunakan bahan dan alat-alat praktikum.
Nama Praktikan