• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Organik (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Organik (4)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Kimia Organik

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK BERWUJUD CAIR (DESTILASI)

Oleh:

Nama : Agung Putra

NIM : 1605105010036

Kelas : Kamis, 14.00 WIB

Kelompok : 1 (Satu)

Tanggal Praktikum : 20 April 2017

Mengetahui, Darussalam, 27 April

2016

(2)

( ) ( Agung Putra )

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batasnya di antara kedua cairan tersebut. Minyak dan air membentuk campuran heterogen. Campuran heterogen Yaitu campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa atau lebih dan membentuk campuran homogen, yaitu campurna yang serbasama di seluruh bagiannya dan membentuk satu fasa.

Distilasi atau penyulingan adalah suatu proses untuk memisahkan dan memurnikan suatu campuran homogeny tertentu dari komponen – kompoennya karena adanya perbedaan titik didih. Distilasi dilakukan dengan memanaskan suatu campuran sampai salah satu komponen yang lebih mudah menguap menjadi fase uap, dan kemudian mendinginkan uap tersebut untuk mendapatkan komponen tersebut dalam bentuk cair dengan kondensasi. Distilasi dilakukan pada tekanan atmosfer. Dari penjelasan inilah yang melatar belakangi praktikum kali ini.

B. Tujuan praktikum

(3)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut di dinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni (Lumenta, 2013).

Proses destilasi dilakukan untuk menghasilkan etanol yaitu dengan cara proses destilasi sederhana hingga proses destilasi fraksinasi. Pada setiap proses destilasi terdiri dari dua perlakuan yaitu perlakuan 1 (tanpa adanya campuran terhadap bahan baku) dan perlakuan 2 (adanya penambahan campuran arang tempurung kelapa dan kapur sebanyak 3:1 terhadap bahan baku). Hasil menunjukan bahwa dengan adanya penambahan campuran arang tempurung kelapa dan kapur (3:1) dapat memurnihkan etanol yang dihasilkan sehingga kadar etanolnya lebih tinggi bila dibandingkan tanpa adanya campuran. Dari dua proses destilasi, proses destilasi sederhana menghasilkan etanol dengan kadar 29% dan 37% sedangkan destilasi fraksinasi menghasilkan etanol dengan kadar 60% dan 72%. Dengan kadar etanol yang dihasilkan belum dapat dikatakan sebagai bahan bakar minyak jenis bensin, namun dengan kadar 60% dan 72% dapat disubtitusi sebagai pengganti bahan bakar minyak jenis minyak tanah (Delly, 2015).

(4)

menghasilkan rendemen minyak atsiri yang lebih tinggi. Pada kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii), minyak atsiri terdapat pada kulit bagian dalam (phloem). Minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau rambut granular (Anandinto, 2012).

Destilasi daun surian (T. sureni (Bl.) Merr.) dengan metoda destilasi uap air menghasilkan destilat dengan rendemen yang kecil (rata-rata 0,23%), meskipun uji kadar minyak atsiri menunjukkan angka 0,049%. Destilat minyak atsiri surian berwarna kuning kecoklatan dengan bau yang sangat menyengat. Dari analisis dengan metode GC-MS diperoleh beberapa senyawa terpenoid yang cocok dengan spektrum. Salah satu komponen utamanya adalah copaene dengan m/z = 204 dan rumus formula C15H24. Pembuatan krim yang dilakukan berdasarkan formulasi Rajin et al.,

(5)

III. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Bahan dan alat

Adapun bahan pada praktikum kali ini adalah aquadest, etanol, batu didih, tissue, es batu dan alat pada praktikum kali ini adalah labu bulat, thermometer 100° C, kondesor, gelas kimia 400 ml, labu Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 50 ml, stell head, heat mantel, ember, aerator, selang air, statif dan klem.

B. Prosedur kerja

(6)

IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.

Data hasil pengamatan

No Volume larutan (ml) Volume destilat (ml)

1 200 ml 34 ml

B.

Pembahasan

Semakin besar fraksi mol umpan etanol, maka temperatur pada dew point dan bubble point semakin menurun, hal ini disebabkan karena komponen etanol bersifat

volatile dengan titik didih 78,32°C, sebaliknya untuk komponen air yang bersifat

non-volatile dengan titik didih 100°C. Semakin besar fraksi mol umpan etanol makin besar, mendekati titik azeotropik yaitu sekitar 0,8 (fraksi mol) komposisi distilat menurun. Jika dibandingkan antara hasil penelitian dengan data literatur pada range komposisi 0,4 sampai 0,6 mengalami penyimpangan, hal ini disebabkan keterbatasan alat yang digunakan yaitu tidak digunakannya sensor temperatur pada alat (Sari, 2012).

Adapun prosedur kerjanya adalah pertama dirnagkai alat destilasi , setealah itu dimasukkan larutan campuran sebesar 200 ml dengan perbandingan 1:1 , 100 ml air dan 100 ml etanol, lalu labu bulat tersebut dimasukkan ke dalam heat mantel

(7)
(8)

V.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :

1. Etanol – air pada labu bulat terlihat menyatu (homogen) 2. Ketika destilat dipanaskan destilat menjadi uap

3. Ketika destilat didinginkan dengan air destilat tersebut menjadi cairan lagi 4. Volume larutan yang digunakan 200 ml dengan perbandingan 1:1 dengan 100

ml air dan 100 ml etanol

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anandinto. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis.

jurnalteknosains pangan. Vol 1 No 1. Hal 66-68

Delly. 2015. Pembuatan sistem destilasi untuk menghasilkan etanol dari nira aren sebagai bahan bakar alternatif. Jurnal teknik mesin oleo. Vol. 22 No.2 . Hal 7-10

Juniarti. 2011. Destilasi minyak atsiri daun surian sebagai krim pencegah gigitan nyamuk aedes aegypty l. Jurnal makara sains. Vol 15 No.1. Hal 9-15

Lumenta. 2011. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Vol. 7 No. 3 . Hal 1-6

(10)

LAMPIRAN

A. Diagram alir

Bahan

Rangkailah alat destilasi

Dimasukkan larutan campuran

Dimasukkan ke dalam labu bulat Batu didih

Dipanaskan larutan dengan heat mantel

Ditampung destilat

(11)

Diukur Volume A

Diamtiakn heat mantel

(12)

Rekristalisasi adalah teknik permurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dialrutkan dengan pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal dan udah dipisahkan dari kristalnya (agustina, 2013).

Referensi

Dokumen terkait

Proses penguapan komponen zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap

Setelah larutan tadi di netralkan dan kering sempurna, campuran tadi dicuci dengan etanol dingin ini bertujuan agar etanol bisa mengikat senyawa air pada campuran tadi atau yang

Pada percobaan satu diletakakkan 100 ml pelarut murni kedalam gelas kimia lalu diletakkan pada busen lalu dipanaskan dengan suhu 250 °C titik didih pelarut murni sebesar 91 °C

Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik bekularutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak

Membuat larutan sampel X dengan mengikuti langkah yang sama dari no.1 hingga 8 pada pengukuran titik didih NaCl... Dari kenaikan titik didih suatu larutan yang

MENENTUKAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN SERTA PENURUNAN TITIK BEKU

Dimasukkan kedalam Labu Erlenmeyer Ditambah 5 ml K2CrO7. Ditambah 0,2 gr HgSO4 Masukkan 2 batu didih Ditambah 5 ml H 2 SO

Uji Benedict Dimasukkan 2 tetes ke dalam tabung reaksi Dipanaskan di atas api bunsen Diamati perubahan yang terjadi Duplo Larutan Sampel 1 ml reagen Barfoed Hasil Larutan sampel